You are on page 1of 4

Nama :Aprila Citra Dara

NIM : 1713020043
KEPANITERAN KLINIK BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUD DR SOESELO SLAWI

REFLEKSI KASUS

1. Rangkuman Pengalaman
Seorang wanita G1P0A0 hamil 30 minggu datang ke Ponek RSDS Slawi tanggal
18/05/2018 jam 15.00 melalui rujukan dari Klinik dengan keluhan Sakit kepala sejak 1
hari yang lalu, disertai tekanan darah 180/100 mmHg. OS tidak merasakan Mulas,
penglihatan kabur disangkal , nyeri epigastrium disangkal . Os mengatakan tidak ada
keluar ketuban dan tidak ada perdarahan. Riwayat hipertensi sebelum kehamilan
disangkal, DM dan hepatitis disangkal. Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, DM, dan
Asma. OS Tidak merokok dan minuman beralkohol. Tidak mengkonsumsi obat apapun
sebelum MRS. Pemeriksaan selama kehamilan (ANC) sebanyak 3 kali dilakukan di
puskesmas. Pertama kali haid saat berusia 12 tahun, teratur, sering terasa sakit saat haid
namun setelah menikah sudah jarang sakit saat haid, durasi haid 5 hari, siklus 28 hari,
HPHT Agustus 2017. Tidak memiliki alergi terhadap suhu, makanan, minuman, obat, dll.
Pasien belum pernah operasi dan belum pernah mengikuti program KB
2. Perasaan terhadap pengalaman
Saya merasa ketika bertemu pasien dengan keluhan gelisah dan susah tidur ialah
sangat mungkin mengalami gangguan jiwa. Ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya keluhan tersebut, yang paling banyak berupa faktor keluarga,
ekonomi dan lingkungan pasien. Disini masalah pasien yang menjadi titik berat timbulnya
gejala tersebut ialah bertengkar dengan istri pasien sehingga timbul keluhan pasien sulit
tidur. Adapun untuk menilai pasien dengan keluhan gelisah dan susah tidur yaitu dengan
anamnesis dan pemeriksaan status mental. Kemudian pada saat awal bertemu pasien
pemeriksa menenangkan perasaan pasien terlebih dahulu agar tidak nampak gelisah.
Untuk pasien dengan keluhan ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dan
sarana saya sebagai melatih ketrampilam pemeriksa dalam anamnesis. Pemeriksa
berusaha menggali informasi lengkap mengenai pasien agar saat dilakukan tatalaksana
dapat ditangani dengan komprehensif.
3. Evaluasi
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pemeriksa terhadap pasien bahwa
diperlukannya penyuluhan bagi para ibu dengan kehamilan untuk melakukan Ante Natal
Care secara teratur di RS atau Bidan. Kemudian pada ibu hamil sebaiknya dilakukan
pemeriksaan USG minimal 3x selama kehamilan, 1x pada setiap trimester untuk
mendeteksi dini adanya kelainan pada kehamilannya dan untuk pemantauan kesejahteraan
janin. Penyuluhan pada para ibu dengan kehamilan untuk dapat melakukan pemantauan
kesejahteraan janinnya sendiri dengan cara yang sederhana, misalnya menghitung
gerakan janin dengan cara Cardif count, sehingga bila terjadi penurunan kesejahteraan
janin dapat di deteksi dini.

4. Analisis
Preeklampsia adalah kelainan malafungsi endotel pembuluh darah atau vaskular yang
menyebar luas sehingga terjadi vasospasme setelah usia kehamilan 20 minggu,
mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi organ dan pengaktifan endotel yang
menimbulkan terjadinya hipertensi, edema nondependen, dan dijumpai proteinuria 300mg
per 24 jam atau 30mg/dl (+1 pada dipstick) dengan nilai sangat fluktuatif saat
pengambilan urin sewaktu (Brooks MD, 2011). Kriteria preeklampsia berat :
a. Tekanan darah sistolik/diastolik > 160/110 mmHg sedikitnya enam jam pada dua
kali pemeriksaan. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah
dirawat di rumah sakit dan telah menjalani tirah baring.
b. Proteinuria > 5 gram/24 jam atau > 3 + dipstik pada sampel urin sewaktu yang
dikumpulkan paling sedikit empat jam sekali.
c. Oliguria < 400 ml / 24 jam.
d. Kenaikan kadar kreatinin plasma > 1,2 mg/dl.
e. Gangguan visus dan serebral : penurunan kesadaran, nyeri kepala persisten,
skotoma, dan pandangan kabur.
f. Nyeri epigastrium pada kuadran kanan atas abdomen akibat teregangnya kapsula
glisson.
g. Edema paru dan sianosis.
h. Hemolisis mikroangipatik karena meningkatnya enzim laktat dehidrogenase.
i. Trombositopenia ( trombosit < 100.000 mm3)
j. Oligohidroamnion, pertumbuhan janin terhambat, dan abrupsio plasenta.
k. Gangguan fungsi hepar karena peningkatan kadar enzim ALT dan AST.
1. Penanganan Umum
 Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan
diastolik antara 90-100 mmHg
 Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar no.16 atau lebih
 Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
 Kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan pemeriksaan proteinuria
 Infus cairan dipertahankan 1,5 - 2 liter/24 jam
 Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat
mengakibatkan kematian ibu dan janin
 Observasi tanda vital, refleks dan denyut jantung janin setiap 1 jam
 Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Adanya krepitasi merupakan
tanda adanya edema paru. Jika ada edema paru, hentikan pemberian cairan dan
berikan diuretik (mis. Furosemide 40 mg IV)
 Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan. Jika pembekuan tidak terjadi
setelah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati
2. Anti Konvulsan (MgSO4)
3. Anti Hipertensi
 Obat pilihan adalah Nifedipin, yang diberikan 5-10 mg oral yang dapat
diulang sampai 8 kali/24 jam
 Jika respons tidak membaik setelah 10 menit, berikan tambahan 5 mg
sublingual Nifedipin 10 mg sublingual.

preeklamsia

Ringan Berat Eklamsia

Rawat RS: Rawat RS:


istirahat
 MgSO4 Anti konvulsan

 Oksigen MgSO4

 Anti hipertensif Oksigen

 Anti hipertensif
Gejala berkurang progresif

KU stabil
Induksi Persalinan
Rawat jalan
Pertimbangkan
persalinan pervaginam
Stabil

Pervaginam Berhasil Gagal SC

5. Kesimpulan
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis preeklamsia berat dimana tekanan darah pasien
180/100mmHg dengan adanya proteinuria +1 . Penatalaksanaan preeklamsia diberikan
langsung setelah dilakukan penegakan diagnosis.Pada pasien ini masih dilakukan
pemantauan untuk menentukan janin di pertahankan sampai aterm atau di terminasi pada
usia kehamilan saat ini. Jika kondisi membaik perlu pemantauan secara rutin kondisi ibu.
Rencana terminasi kehamilan perlu di pertimbangkan untuk menyelamatkan kondisi ibu
dari komplikasi preeklamsia yang bisa menyebabkan kematian. Evaluasi TTV dan
produksi urin menjadi tolak ukur dan alat evaluasi keadaan pasien. Penyebab preeklamsia
dewasa ini masih belum ditemukan secara pasti.

Daftar pustaka
1. Winknjosastro H. Ilmu Kebidanan Edisi III,cetakan lima. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Balai Penerbit FK UI. Jakarta. 1999. 357-8, 785-790.
st
2. Cunningham, FG. Williams Obstetrics 21 Edition. McGraw Hill.USA. 1073-1078,
1390-94, 1475-77
3. De Cherney, Alan. Nathan,Lauren. Current. Obstetry & Gynecology.LANGE.
Diagnosis and Treatment. Page 173-4, 201
4. Scott, James. Disaia, Philip. Hammond, B. charles, Danforth Buku Saku Obstetri dan
Ginekologi. Cetakan pertama, Jakarta ; Widya Medika, 2002.
5. Ultrasonography in Obstetry and Gynecology. Fifth Edition. Saunders Elsevier. Page
747.

You might also like