You are on page 1of 14

MANUSIA DAN PERADABAN

Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya

Disusun Oleh:

Kelompok V

1. Elvi Andani 21020115060015

2. Agatha Vania 21020115060016

3. Chandra Widyasari 21020115060017

JURUSAN D-III DESAIN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2016
PENDAHULUAN

Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian


atau unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan
adalah perkembagan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin
dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada
masyarakatnya. Kebudayaan bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami
perubahan atau pergeseran. Faktor utama dalam perubahan ini adalah adanya
globalisasi.

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak
terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi
proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baruyang harus
dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan
kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia
secara mendasar.

Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat


dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat
perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian
tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan
berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita
merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga
kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini,
kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam,
yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita.
Dengan televisi, masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang
bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Hal ini menyebabkan
terpinggirkannya kesenian asli Indonesia.

Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya


suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah “terkontaminasi”
oleh pengaruh globalisasi. Contoh kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera
Barat. Di daerah ini sering kali kita temukan percampuran bahasa (code mixing) yang
biasanya dituturkan oleh anak muda di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa
Betawi dan Minang dalam percakapan sehari-hari (kama lu?, gak tau gua do, dan
lain-lain). Hal ini jelas mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.

http://one.indoskripsi.com/artikel-skripsi-tentang/problematika-peradaban

PEMBAHASAN

I. Kemajuan Media Komunikasi Bagi Adab dan Peradaban Manusia

Muncul dan berkembangnya media baru dalam dunia komunikasi membawa dampak
besar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Para ahli pun mengemukakan
berbagai teori yang dapat mengakomodasi dan menjelaskan dampak yang terjadi
akibat perkembangan media baru tersebut.

Teori Uses and Gratification telah mencoba menjelaskan penggunaan media


elektronik bagi komunikasi interpersonal. Sejumlah studi yang sama dicoba untuk
diterapkan pada skala organisasi, di mana jaringan komputer digunakan sebagai
jaringan komunikasi elektronik, yang kemudian disebut sebagai computer mediated
communication. Dalam studi ini disertakan pula alat-alat baik yang berhubungan
langsung maupun tidak berhubungan secara langsung dengan komputer.

Sebuah hal terpenting yang diperhatikan di sini adalah konsep kehadiran (presence),
di mana sesuatu yang maya dirasakan seolah sebagai objek yang benar/nyata adanya.
Sedangkan social presence di sini diartikan sebagai pengalaman yang dirasakan oleh
seseorang melalui isyarat atau tanda-tanda yang ada pada berbagai media komunikasi.

Email dikatakan memiliki tingkat “presensi” yang rendah, karena hanya digunakan
untuk bertukat informasi searah, feedback dari penerima email tidak langsung
diberikan saat itu juga atau sering ditunda. Sedangkan videoconferences dikatakan
memiliki tingkat presensi sosial yang tinggi, karena proses komunikasi berlangsung
dua arah, dan kedua komunikator mampu merasakan kehadiran komunikator yang
lain dengan melihat mimik wajah, gesture, notasi suara, dsb.

(Straubhaar, Joseph & La Rose, Robert: 2004)


Dampak Media Komputer

Selama ini, penyebaran internet telah mengubah perhatian masyarakat terhadap


pengaruh media baru. Salah satunya mengubah persepsi masyarakat tentang media-
media baru. Lahirlah beberapa studi yang meneliti mengenai dampak penggunaan
media baru ini, hingga pada akhirnya disimpulkan beberapa dampak yang dibawa
oleh kemajuan teknologi komunikasi.

o Perilaku Antisosial (Antisocial Behavior)

Perkembangan komunikasi bermediakan komputer berjalan seiring dengan tumbuh


suburnya nilai-nilai menyimpang yang dihasilkan oleh tangan-tangan tidak
bertanggung jawab. Sejauh ini, para ilmuwan menyimpulkan bahwa kekerasan
pada games di komputer memiliki pengaruh yang sama kuatnya dengan tayangan
kekerasan di televisi. Bahkan studi tertentu mengatakan bahwa video
games mempunyai kemampuan lebih kuat untuk mempengaruhi anak-anak jika
dibandingkan dengan tayangan TV atau tindakan kekerasan yang sebenarnya
disaksikan oleh anak-anak.

Selain itu, pornografi yang marak di internet juga ikut meracuni otak anak-anak.
Pelakunya dengan sengaja memberi link dari situs-situs yang biasanya dikunjungi
oleh anak-anak ke situs-situs yang seharusnya tak pantas dikunjungi anak-anak
dibawah umur. Sedangkan pada orang dewasa, pornografi tidak menunjukkan hasil
penyimpangan yang signifikan seperti pada anak-anak apabila dilihat dari sisi
agresivitas dan perilakunya.

o Kecemasan Berlebih Terhadap Komputer (Computer Anxiety)

Hal ini biasa disebut sebagai cyberphobia atau computerphobia, yakni rasa takut,
cemas, khawatir pada saat menggunakan komputer. Biasanya ditunjukkan dengan
gejala-gejala mual, pusing, dan keringat dingin pada saat menggunakan komputer. Si
pengguna biasanya merasa takut untuk menggunakan komputer atau alat-alat canggih
lain karena takut salah menekan tombol, takut terjadi hal-hal yang tidak dinginkan
jika salah mengoperasikan suatu alat, dsb.
Hal ini sering terjadi pada orang-orang yang umumnya tidak memiliki bekal
pengetahuan yang cukup tentang alat tertentu, atau pada orang-orang yang
kemampuan perhitungannya kurang baik.

Orang-orang semacam ini akan menggunakan komputer dengan porsi sesedikit


mungkin. Murid yang jarang memakai komputer di kelas atau pekerja yang
menghindari pekerjaan yang berhubungan dengan komputer mungkin merupakan
tanda-tanda daricomputerphobia.

Berbeda halnya dengan computerphobia, internet self-efficacy adalah mereka yang


sudah merasa mantap menggunakan teknologi yang ada dan lebih banyak berinteraksi
dengan komputer dalam penyelsaian pekerjaannya.

o Ketagihan (Addicted)

Media komputer memiliki kualitas interaksi yang mampu merespon tiap gerak
penggunanya. Kadang kala, komputer mampu mewujudkan apa yang menjadi
harapan penggunanya, namun kadang tidak, hasilnya pun bervariasi pada tiap
pengguna.

Kemampuan ini yang akhirnya menuntut kita untuk “datang lagi” dan merasakan hal
yang berbeda – prinsip ketagihan yang sama seperti pada judi.

Yang menjadi bahan diskusi di antara para orang tua adalah anak-anak mereka yang
kecanduan untuk terus bermain di depan layar komputer tanpa henti. Brenner dalam
bukunya mengatakan bahwa heavy internet user menunjukkan gejala-gejala yang
mengarah pada ketagihan, antara lain kecanduan dan menarik diri dari lingkungan
sosial.

Hal yang sama juga terjadi pada orang dewasa. Bahkan yang lebih parah, mereka
merelakan sejumlah uang yang keluar untuk bermain game di komputer atau di
internet. Mereka rela menghabiskan uang untuk gambling, fantasy sport league, dan
permainan virtual lainnya.

Menurut seorang psikolog, Sherry Turkle, kekuatan komputer bukan datang dari hal-
hal di luarnya/eksternal layaknya pada obat-obatan, tapi dari apa yang ada pada
orang-orang yang menggunakan, dari apa yang mereka pelajari tentang ketergila-
gilaan mereka pada komputer.
Suatu hal yang menarik adalah kemampuan komputer untuk mendorong /
memprovokasi pencerminan diri penggunanya serta memperluas pikiran ke dalam
dunia maya yang seakan-akan sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Dalam hal ini,
kebiasaan pengguna komputer disamakan dengan kemampuan mereka untuk
mengontrol dunia di dalam komputer, mereka merasakan hubungan yang sangat erat
dan keterkaitan dengan komputer. Orang-orang ini juga ingin mengekspresikan diri
mereka melalui komputer dan menciptakan gaya sesuai dengan kepribadian masing-
masing.

Tumbuh kembang internet di dunia di dukung oleh beberapa faktor, hal pertama
adalah karena karena internet menyediakan layanan yang familiar dan bersifat
memudahkan penggunanya. Selain itu, pertimbangan waktu yang digunakan untuk
mencari informasi lewat internet dari berbagai belahan bumi lebih efisien daripada
jika kita mencari informasi lewat media cetak atau media lainnya. Lewat internet kita
bisa mencari data dalam berbagai bentuk, mulai dari sekedar tulisan, sampai video
klip yang bergerak.

Bagaimanapun, perkembangan media informasi memiliki dua sisi yang mutlak ada,
yakni segi positif dan negatif. Di atas, para psikolog menguraikan dampak-dampak
negatif yang diusung oleh media baru. Di sisi lain, media baru membuka mata
negara-negara berkembang untuk memandang ekonomi global dari sebuah alat
bernama komputer.

Internet juga memiliki peran dalam bidang ekonomi, hal ini terlihat dari adanya e-
commerce atau e-business. Internet berperan sebagai infrastruktur yang membantu
transaksi perdagangan dari penjual pada pembeli. Internet juga bisa disebut sebagai
pasar belanja terbesar dengan jaringan informasi dan komunikasi terluas.

(Mirabito, M.A.M & Morgenstern, B.L: 2004)

II. Kemajuan IPEK Bagi Adab dan Peradaban Manusia

Dari zaman ke zaman, perubahan yang terjadi di dunia ini amatlah sangat pesat,
apalagi dari segi Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Bila kita ingat zaman
dahulu, banyak para ilmuwan menemukan berbagai hasil percobaannya, dan
kemudian diluncurkan lalu dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, seperti adanya ilmu
fisika, ilmu matematika, ilmu kimia, ilmu biologi, juga ilmu sosial. Semua ilmu
itupun masih diterapkan hingga saat ini oleh kita semua.
Tak dapat kita bayangkan apabila para ilmuwan tidak menemukan berbagai
penemuan luar biasa untuk peradaban manusia, kita bahkan mungkin tak dapat untuk
bertahan hidup, karena kita akui bahwa kita sangatlah butuh akan keberadaan ilmu
pengetahuan dunia untuk menjalankan kehidupan di dunia fana ini.

Namun, di balik semua itu kita patut, wajib, dan haruslah untuk bersyukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena keagungan-Nya lah ilmu pengetahuan itu dapat kita
rasakan dan manfaatkan selama kita hidup. Setelah itu, kita patut untuk menjaga dan
mengaplikasikan ilmu pengetahuan tersebut sampai saat nanti untuk masa depan dan
peradaban manusia.

IPTEK di satu sisi sungguh sangat membantu kita selaku manusia dalam
mengerjakan berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

1. Mengetik laporan kerja dengan komputer

2. Menelepon orang lain dengan handphone

3. Mendengarkan musik dengan mp3 player

4. Mengetahui berita dengan televisi

5. Mengetahui waktu dengan jam

6. Bepergian ke manapun dengan sepeda motor, mobil, dan kendaraan lainnya

7. Mendinginkan ruangan dengan ac

8. Dan masih banyak lagi contohnya

Bahkan saat ini telah diciptakan robot menyerupai manusia yang bertujuan untuk
menggantikan manusia dalam mengerjakan tugas sehari-sehari. Kita jadi sangat
tertolong dengan adanya teknologi yang kian lama kian maju.

Namun, di sisi lainnya, kita jadi dimanjakan oleh teknologi. Manusia jadi malas,
bahkan sangat tergantung oleh teknologi yang membantu mengerjakan pekerjaan
sehari-hari kita selaku manusia. Jadinya, manusia tidak ada usaha sekuat tenaga untuk
mengerjakan pekerjaannya dengan tangan sendiri. Padahal sungguh bangganya kita
bila suatu pekerjaan dapat dilakukan dan diusahakan sendiri.

Kemajuan IPTEK menunjukkan kemampuan intelektual (intelligence) manusia juga


berkembang. Jadi teknologi selalu membutuhkan manusia supaya dapat diciptakan
untuk peradaban manusia. Tetapi manusia tidak sepenuhnya selalu membutuhkan
adanya teknologi untuk kehidupannya, karena manusia memiliki intelektual,
sedangkan teknologi tidak memiliki intelektual.

(Prayudi: 2009)

Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi
sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman
dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah,
sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.

Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-


ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk
memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the
art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1)
merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga
seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota
tubuh, panca indera, dan otak manusia.

Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas
dari adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang
secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.

Seseorang menggunakan teknologi, karena menusia berakal. Dengan akalnya ia ingin


keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih mudah, lebih aman, dan lebih-lebih
yang lain.

Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan
pendapat pakar teknologi “dunia” terhadap pengembangan teknologi. Menurut B.J.
Habiebie (1983: 14) ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas
pengembangan teknologi, terutama teknologi industri, yaitu : (1) pesawat terbang, (2)
maritim dan perkapalan, (3) alat transportasi, (4) elektronika dan komunikasi, (5)
energi, (6) rekayasa , (7) alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan (8) pertahanan
dan keamanan.

Pada satu sisi, perkembangan dunia iptek yang demikian mengagumkan itu memang
telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-
jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif
sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis
telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan
yang menakjubkan. Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru
aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak
manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan
iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan
memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Namun, pada sisi lain, pesatnya kemajuan iptek ternyata juga cukup banyak
membawa pengaruh negatif. Semakin kuatnya gejala “dehumanisasi”, tergerusnya
nilai-nilai kemanusiaan dewasa ini, merupakan salah satu oleh-oleh yang dibawa
kemajuan iptek tersebut. Bahkan, sampai tataran tertentu, dampak negatif dari
peradaban yang tinggi itu dapat melahirkan kecenderungan pengingkaran manusia
sebagai homo-religousus atau makhluk teomorfis.

Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan


iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan
memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan
kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagian
dan imortalitas.

Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat


dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek
mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern
yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek
terhadap kehidupan umat manusia.

Perbudakan dan penjajahan di North America, Asia dan Afrika hanya memungkinkan
melalui dukungan iptek. Perkembangan iptek di Eropa Barat membuahkan revolusi
industri yang menindas kelas pekerja dan yang melahirkan komunisme. Produksi
weapons of mass destruction, baik kimia, biologi ataupun nuklir tentu saja tidak bisa
dipisahkan dari iptek; belum lagi menyebut kerusakan ekosistem alam akibat dari
kemajuan iptek.

Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak
berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan
kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan
obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak
mengenal moral kemanusiaan,oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar
kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.

Dari segala dampak terburuk dari perkembangan iptek adalah dampak terhadap
perilaku dari manusia penciptanya. Iptek telah membuat sang penciptanya dihinggapi
sikap over confidence dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan
pula terhadap sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat
(negara Barat) terhadap pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang
melekat sejak lahirnya revolusi industri.

III. Pertumbuhan dan Perkembangan Demografi Terhadap Adab dan


Peradaban Manusia

Johan Sussmilch (1762): “Demografi mempelajari hukum Tuhan yang berhubungan


dengan perubahan-perubahan pada umat manusia yang terlihat pada kelahiran,
kematian, dan pertumbuhannya.”

Achille Guillard (1855): “Demografi sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu
dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur yaitu meliputi perubahan secara
umum, fisik, peradaban, intelektualitas, dan kondisi moral.”

David V. Glass (1953): “Demografi terbatas pada studi penduduk sebagai akibat
pengaruh dari proses demografi, yaitu: fertilitas, mortalitas, dan migrasi.”

UN (1958); IUSSP (1982): “Demografi adalah studi ilmiah mengenai masalah


penduduk yang berkaitan dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya. Masalah
demografi lebih ditekankan pada segi kuantitatif dari berbagai
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu: fertilitas, mortalitas dan
migrasi.”
Donald J. Bogue (1973): “Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik
dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan-
perubahannya sepanjang perubahan masa melalui bekerjanya lima komponen
demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan
mobilitas sosial.”

Bapak demografi: John Graunt menganalisis data kelahiran dan kematian yang
diperoleh dari catatan kematian (bills of mortality) yang setiap minggu diterbitkan
oleh petugas gereja-gereja. John Graunt mencetuskan hukum-hukum tentang
pertumbuhan penduduk.

Demografi (Kependudukan) adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan


manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta
bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian,
migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara
keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan,
kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

Problematik demiografi dalam meningkatkan kesejahteraan sudah berada di wilayah


terapan ilmu demografi. Pertanyaan mendasarnya adalah upaya mencari
keseimbangan struktur penduduk di wilayah tertentu pada periode tertentu dan
kesejahteraan optimal yang dapat dicapai.

Contoh kasus, pemerintah RRC melarang pasangan suami isteri memiliki lebih dari
satu anak sejak akhir 1970-an (1978 atau 1979). Alasannya untuk mengurangi angka
pertumbuhan penduduk sehingga beban sosial ekonomi berkurang. Implikasi
kebijakan ini sangat banyak, antara lain budaya Cina yang menginginkan anak laki-
laki tidak jarang memicu aborsi ketika bayi dalam kandungan diketahui berkelamin
perempuan. Cina berhasil mencegah kelahiran 400 juta bayi selama 1978-2008, 30
tahun. Namun, bersamaan dengan peningkatan keseejahteraan Cina, akan sering
terjadi beban sepasang suami-isteri adalah empat orang tua yang panjang umur dan
satu anak hasil perkawinan.

Kasus Indonesia, sejak reformasi 1998, intensitas program Keluarga Berencana


tampak menurun. (Coba perhatikan semakin banyak pasangan suami-isteri di
sekeliling kita memiliki lebih dari dua anak antara 1998-2008). Belakangan Kepala
BKKBN mengingatkan akan terjadi ledakan jumlah penduduk dan segala
implikasinya di Indonesia jika program KB ditinggalkan. Kampanye KB pun dimulai
lagi, namun belum seintensif di masa Presiden Soeharto.

Sejak tumbangnya Orde Baru, perkembangan masyarakat di Indonesia ditandai oleh


perbedaan pendapat yang akhir-akhir ini menjurus kepada ketidakserasian bangsa.
Dampak dari rasa muak terhadap friksi yang tidak berkesudahan, mulai muncul di
kalangan awam kerinduan atas keadaan masa lalu yang dianggap relatif stabil, aman,
dan mudah mencari makan.

Konflik yang berkepanjangan tidak perlu terjadi apabila kekuatan politik yang ada
memahami keadaan dan perkembangan struktur demografi Indonesia. Secara
demografis, konflik di Indonesia sebenarnya dapat dijelaskan dari sisi perbedaan
antargenerasi (inter-generational gap). Struktur penduduk sebenarnya
menggambarkan pengalaman anggota masyarakat di mana setiap orang yang ada di
dalamnya telah melalui siklus kehidupan, dari sejak lahir, bayi, anak, akil balik,
dewasa, tua dan akhirnya mati. Perjalanan kehidupan setiap orang dengan latar
belakang yang mempengaruhi tata kehidupannya ini akan membentuk sikap,
pandangan dan perilaku.

Dinamika penduduk akan melahirkan push and pull theory, yaitu Pertumbuhan
penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang
menambah dan mengurangi. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke
tahun selalu bertambah. Perubahan jumlah penduduk ini disebut sebaagi pertumbuhan
penduduk. Pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah
penduduk di suatu daerah atau negara dalam kurun waktu tertentu. Tingkat
pertumbuhan penduduk di negara kita masih termasuk tinggi.

Idealnya, struktur penduduk membentuk urutan generasi yang teratur. Kenyataannya,


keberhasilan usaha menurunkan kelahiran dan kematian selama ini telah membentuk
struktur penduduk Indonesia di mana generasi yang dilahirkan tahun-tahun 1980-an
dan 1990-an jatuh berhimpitan di antara generasi-generasi yang dilahirkan di tahun-
tahun sebelumnya.

Generasi 1920-1930

Akibat dari perkembangan status ekonomi dan teknologi kesehatan yang lebih baik
menyebabkan generasi kelompok lanjut usia (generasi 1920-30) masih signifikan
dalam struktur penduduk Indonesia. Keberadaan mereka dalam masyarakat mulai
mendorong permintaan pada sarana dan pelayanan geriatri. Mereka adalah kelompok
yang mampu melalui Perang Dunia II dan depresi ekonomi di tahun 30-an dan perlu
diperhitungkan keberadaan mereka. Latar belakang kehidupan mereka membentuk
kepribadian konservatif, dan hemat. Oleh karena mereka merasa ikut menanamkan
dasar kebangsaan di masa remaja, mereka mengharapkan generasi selanjutnya
menjadi kuat, loyal, hemat, dan mempertahankan kekerabatan dalam arti luas.
Penolakan terhadap pandangan generasi ini dianggap sebagai penolakan dari generasi
muda dalam melestarikan tata nilai moral.

Generasi 1940-1950

Generasi ini dilatarbelakangi oleh kehidupan yang serba kurang akibat lemahnya
ekonomi Indonesia. Latar belakang keras dengan suasana perang kemerdekaan dan
pemberontakan membentuk sikap dan kepribadian yang hampir sama dengan generasi
sebelumnya yaitu sederhana dan kerja keras. Mereka mendambakan kehidupan yang
aman, nyaman dan damai. Kecenderungan dari elite generasi ini adalah pekerja keras
untuk menghadapi persaingan akibat dari mobilitas sosial yang dibuka untuk semua
warga. Memasuki usia tua, mereka cenderung membentuk kepribadian yang
konservatif.

Generasi 1960-1970

Generasi dewasa muda mengalami masa pertumbuhan di saat kondisi perekonomian


Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang tumbuh cepat. Pengaruh dari
keadaan yang penuh dengan kemudahan menyebabkan terbentuknya kepribadian
kurang peka dengan lingkungan mereka. Secara umum, tata nilai generasi ini
bermuara pada diri mereka sendiri sebagai pusat keberhasilan. Ambisius. Mereka
yang kurang peka dengan pentingnya keluarga besar (extended family). Mereka tidak
bersedia kehilangan kenyamanan yang mereka peroleh pada waktu mereka tumbuh
dalam keluarga. Sukses ditandai oleh gaya hidup kosmopolitan. Elite dari generasi ini
menghasilkan sub-kultur yuppies dengan pola pengeluaran boros. Krisis yang
berkepanjangan dapat menumbuhkan perasaan pahit terhadap mereka yang
menyebabkannya kesejahteraan mereka terganggu. Jumlah mereka secara absolut
sangat besar dan dapat membentuk kekuatan politik yang perlu dipertimbangkan.
Ketidakpekaan pada kepentingan mereka dapat mengganggu efektivitas kerja
pemimpin di masa mendatang.
Generasi 1980-1990

Anggota yang paling muda dalam masyarakat Indonesia tidak membentuk kesamaan
pandangan. Generasi 1980 tumbuh dalam masa yang terbaik dalam kemakmuran
ekonomi. Pengaruh dari orang tua mereka pada pekerjaan yang semakin kompetitif
mendorong permintaan pada sarana pendidikan yang lebih baik agar mampu bersaing
di dalam dan luar negeri. Sebagai anak muda, mereka penuh dengan idealisme dan
aktif. Seperti yang lainnya, mereka adalah kelompok yang dapat dikatakan radikal
daripada generasi yang di atasnya. Namun, dengan krisis ekonomi yang
berkepanjangan, hal ini dapat mengubah kepribadian yang liberal menjadi ultra-
konservatif di saat mereka memasuki ke usia lanjut usia.

You might also like