Professional Documents
Culture Documents
Home
Beranda
Pendaftaran
Daftar Harga
Cara Deposit
Format Transaksi
PPOB
Voucher GAME
Diposkan oleh wahid nur hidayat di 22.50 | Jumat, 23 Maret 2012 | 0 komentar
Label: asuhan keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
1. Definisi
Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga internal atau
antara organ berongga internal dan dengan tubuh bagian luar.
Fistula vesicovaginalis :
1. Wanita merasa tidak nyaman
2. Inkontinensia urine
3. Keluarnya urine pervaginam
4. Sekunder dapat terjadi vaginitis dan eksema pada vulva
5. Dapat menimbulkan infertilitas
6. Sering menimbulkan amenorrhoe
Fistula rectovaginalis
1. Inkontinensia alvi
2. Kadang mengeluarkan cairan atau feses pervagina yang berasal dari rectum
3. Flatus keluar melalui vagina
4. Sekunder dapatterjadi infeksi jalan lahir
3. Etiologi
1. Fistel Obstetris
1. Partus lama
2. Partus dengan tindakan, seperti pada tindakan SC, kranioklasi, dekapitasi,
ekstraksidengan cunam,seksio-histerektomia
2. Fistel Ginekologis
Terjadi pada :
4. Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap
CT
BT
Golongan darah
Urium creatiumi
Protein
Albumi
5. Penatalaksanaan/ Management Terapi
1. Pada fistula yang kecil kemungkinan dapat sembuh sendiri dengan pemberian antoboitik,
peningkatan gizi, kebersihan diri dan pasang DC minimal 7 hari.
2. Pada fistula yang ditemukan segera setelah persalinan/pasca tindakan dengan cumam,
secsio caesaria, histerektomi maka fistula segera ditutup dan segera dipasang untuk
mengistirahatkan vesika.
3. Sedang fistula yang ditemukan beberapa hari setelah persalinan atau pasca pembedahan
maka dikerjakan operasi setelah 3 bulan, bila penutupan fistel gagal dilakukan reoperasi 3
bulan kemudian.
1. Pengkajian
Data Obyektif :
Adanya kelainan stuktur / anatomi alat kelamin
Terdapat cairan dan atau feses pervagina yang berasal dari rectum
Adanya urine pervaginam
Discharge berbau busuk
Feses/ urine keluar tak terkontrol pervagina
Klien menarik diri/ depresi mengalami reaksi penolakan
Gangguan tidur/ insomnia
Gangguan konsentrasi & mudah tersinggung
Ekspresi wajah tegang, menghindari tatapan mata
Aktivitas minimal
Peningkatan respirasi, nadi
Data Subyektif :
Pre Operasi : - -
1. Seorang klien umur …. P….th…..dengan Fistula
Vesicovaginalis/ Rectovaginalis
Masalah :
Resiko infeksi
Harga diri rendah
Cemas
Inkontinensia urine/ Alvi
Disfungsi seksual
Kebutuhan:
3. Standar Asuhan Kebidanan Klien dengan Post Operasi dengan Fistula Vesico
Vaginalis dan Fistula Rectovaginalis
1. Pengkajian
Data Subyektif :
Data Obyektif :
PENUTUP
I. KONSEP DASAR
Pada wanita rongga perut langsung berhubungan dengan dunia luar dengan perantara traktus
genetalia
Jarang terjadi radang atau infeksi rongga perut disebabkan oleh:
a. Sifat bactericide dari vagina yang mempunyai pH rendah.
b. Lendir yang kental dan liat pada canalis servicalis yang menghalangi naiknya kuman-kuman.
Radang alat genetalia mungkin lebih sering terjadi di negara tropis, karena:
a. Hygiene belum sempurna.
b. Perawatan persalinan dan abortus belum memenuhi syarat-syarat.
c. Infeksi veneris belum terkendali
Infeksi alat kandungan/genetalia dapat menurunkan fertilitas, mempengaruhi keadaan umum dan
mengganggu keadaan sex
Radang genetalia dapat dibagi 2, yaitu:
a. Radang genetalia rendah : dari vulva, vagina dan servixs
b. Radang genetalia tinggi : dari uterus, tuba, ovarium dan parametrium serta peritoneum
Pengertian
Peradangan pada vulva (mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, vertibulum, efisium
uretra externa, glandula bartholini dan glandula para uretra)
Penyebab
• Hygiene yang kurang seperti pada wanita gemuk dan tua.
• Gonokoccus
• Candida albicans
• Tricomonas
• Oxyuris
• Pediculi pubis
• DM
• Vulvitis dapat juga terjadi sekunder terhadap leucorrhoea dan fistel traktus genetalia
Patofisiologi
Umumnya vulvitis dapat terbagi 3 golongan:
1) Lokal
• Infeksi pada glandula bartholini sering timbul karena gonorea, infeksi streptococcus, E.Coli
• Infeksi pada orifisium uretra externa, glandula para uretralis erring disebabkan karena gonorea
• Infeksi pada kulit, rambut, glandula sebasea, glandula eksokrin keringat, bisa timbul karena
luka atau sebab lain
2) Timbul bersama-sama dengan vaginitis atau timbul akibat vaginitis
3) Permulaan atau menefestasi penyakit umum, antara lain
• Penyakit kelamin klasic, yaitu gonorea, sfilis, ulkus mole, limfogranuloma venerum
• Vulvitis yang disebabkan virus, termasuk limfogranuloma venerum, herpes genetalis dan
kandiloma
• Vulvitis pada DM
2. Vaginitis (kolpitis)
Pengertian
Vaginitis adalah peradangan pada vagina
Penyebab
a. Pada anak-anak disebabkan gonorea dan corpus allineum
b. Pada orang tua terjadi karena pertahanan terhadap infeksi pada vagina menurun sehubungan
dengan “aging process”
c. Vaginitis pada masa reproduksi sering terjadi pada martubasi, corpus allineum (pressarium,
obat atau alat kontrasepsi, kapas), dan rangsangan termis
Patofisiologi
Flora vagina terdiri atas banyak jenis kuman, antara lain: doderline yang menjadi pH vagina
rendah, streptococcus, stafilococcus, defteroid, yang dalam keadaan normal hidup dalam
simbiosis antara mereka. Jika simbiosis ini terganggu dan kuman-kuman yang berkembang biak
maka terjadilah vaginitis.
Terafi
• Antibiotik
• Obat jamur
• Derivate imidazol
• Selama pengobatan coitus dihentikan dulu.
3. Cervikalis
Pengertian
Radang dari selaput lendir canalis servikalis
Penyebab
Gonorea, Infeksi vagina, tindakan intra uteri (dilatasi), alat-alat kontrasepsi, robekan pada
serviks terutama yang menyebabkan ektropion
Patofisiologi
Karena epitel selaput cervicitis hanya terdiri dari satu lapisan sel silinder maka lebih mudah
terkena infeksi disbanding dengan selaput vagina
Walupun begitu canalis servikalis terlindung dari infeksi oleh adanya lendir yang kental
merupakan barierre terhadap kuman-kuman yang ada dalam vagina. Terjadinya cervicitis
dipermudah olah adanya robekan serviks
Terafi
• Antibiotik
• Operasi
• Rendam dengan AgNO₃ 10% dan irigasi
Disebabkan oleh :
Gonorrhoe (60%)
Streptococcus aerob dan anaerob staphylococcus
Penyebab
o Infeksi gonorhoe
o Infeksi abortus dan partus
o Memasukkan IUD
Patofisiologi
Pada postbortum dan postpartum sering terdapat luka – luka pada serviks Uteri, luka dinding
uterus bekas tempat plasenta, yang merupakan Porte d’entrée bagi kuman-kuman pathogen.
Selain itu, alat-alat yang Digunakan pada abortus dan partus tidak steril dapat membawa kuman
ke dalam uterus.
Terapi
• Uterotonika
• Istirahat, posisi fowler
• Antibiotic
• Endometritis senilis perlu dikuret untuk mengesampingkan corpus
• carcinoma. Dapat diberi estrogen.
b. ENDOMETRITIS KRONIK
Pengertian
Endometritis kronik adalah radang pada endometrium yang terjadi secara kronik
Penyebab
• Tuberculosis
• Tertinggalnya sisa-sisa abortus dan partus
• Adanya corpus alineum di kavum uteri
• Polip uterus dengan infeksi
• Tumor ganas uterus
Patofisiologi
Pada abortus inkompletus dengan sisa-sisa tertinggal dalam uterus terdapat desidua dan villi
korialis di tengah-tengah radang menahun.Pada partus dengan sisa plasenta masih tertinggal
dalam uterus, terdapat peradangan dan organisasi dari jaringan tersebut disertai dengan gumpalan
darah dan terbentuklah polip plasenta.
Terapi
Kuretase untuk DD dengan karsinoma corpus uteri, polip atau mioma submukosa.
2. Miometritis
Miometritis atau metritis adalah radang miometrium. Biasanya tidak berdiri sendiri tetapi
lanjutan dari endometritis, maka gejala-gejala dan terapinya seperti endometritis.
Etiologi
Lanjutan adneksistis
Terafi
• Antibiotik
• Terafi operatif
Etiologi
Paling sering disebabkan oleh gonococcus, disamping itu oleh stapylococus, streptococcus,
E.Coli, clostridoium welchi dan bakteri TB
Terafi
• Antibiotik
• Kortikstreorid
Penyebab
Parametritis dapat terjadi:
1). Dari endometritis dengan 3 cara :
• Per continuitatum : endometritis → metritis → parametitis
• Lymphogen
• Haematogen : phlebitis → periphlebitis → parametritis
2). Dari robekan serviks
3). Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD )
Terapi
Antibiotika-resorptif
5. Peritonitis pelvix ( Pelveoperitonitis / Perimetritis )
Pengertian
Ialah radang pada peritoneum pelvix, biasanya terjadi bersamaan dengan radang salpingo
ovoritis ( adnexitis ), ovarium dan alat-alat sekitarnya dalam rongga pelvix.
Penyebab
• Infeksi sekunder, umumnya setelah menstruasi atau abortus
• Gonorhoe
• Jarang abses tuba ovarium yang pecah
Terafi
• Infuse larutan glukosa/NaCL
• Antibiotik golongan amphicillin atau galongan kloramphenikol
• Bila ada abses cavum douglasi insisi dan drainase: hapusan dan kultur.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
• Nyeri
• Luka
• Perubahan fungsi seksual
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang
Keluhan Klien menderita infeksi alat kelamin
b. Dahulu
Riwayat keluarga mempunyai penyakit serupa, gangguan reproduksi
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Bagian Luar
Inspeksi
• Rambut pubis, distribusi, bandingkan sesuai usia perkembangan klien
• Kulit dan area pubis, adakah lesi, eritema, visura, leokoplakia dan eksoria
• Labia mayora, minora, klitoris, meatus uretra terhadap pemebengkakan ulkus, keluaran dan
nodul
2. Pemeriksaan Bagian Dalam
Inspeksi
Serviks: ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan warnanya
Palpasi
• Raba dinding vagina: Nyeri tekan dan nodula,
• Serviks: posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas dan nyeri tekan
• Uterus: ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas
• Ovarium: ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi dan nyeri tekan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada system reproduksi
Kriteria hasil:
Memperhatikan bahwa nyeri ini ada mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan dan
menurunkan nyeri dapat mengidentifikasi dan menurunan sumber-sumber nyeri
Intervensi:
• Berikan pengurang rasa nyeri yang optimal
• Meluruskan kesalahan konsep pada keluarga
• Bicarakan mengenai ketakutan, marah dan rasa frustasi klien
• Berikan privasi selama prosedur tindakan
4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan
Kriteria hasil:
Menunjukan pemahaman akan proses penyakit dan prognosis, mampu menunjukan prosedur
yang diperlukan dan menjelaskan rasional dari tindakan dan pasien ikut serta dalam program
pengobatan
Intervensi:
• Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan
• Berikan informasi mengenai terafi obat-obatan, interaksi, efek samping dan pentingnya pada
program
• Tinjau factor-faktor resiko individual dan bentuk penularan/tempat masuk infeksi
• Tinjau perlunya pribadi dan kebersihan lingkungan.
Last Updated on Monday, 04 February 2013 08:57