You are on page 1of 82

ANALISA

CEKUNGAN
Pengampu :
Herning Dyah Kusuma W., ST., M.Eng

2017
TATA TERTIB KULIAH
1. MAHASISWA DIWAJIBKAN MEMAKAI PAKAIAN YANG RAPI DAN
SOPAN ( TIDAK DIPERBOLEHKAN MEMAKAI KAOS TANPA KRAH DAN
SANDAL )

2. TIDAK DIPERKENANKAN MAKAN, MINUM ATAU MEROKOK DI DALAM


KELAS SELAMA PERKULIAHAN

3. TIDAK BOLEH MEMBUAT KEGADUHAN DI DALAM RUANGAN YANG


MENGGANGGU JALANNYA PERKULIAHAN

4. TIDAK BOLEH KELUAR MASUK RUANGAN TANPA SEIJIN DOSEN


YANG BERSANGKUTAN

5. MAHASISWA YANG TERLAMBAT LEBIH DARI 10 MENIT TIDAK


DIPERBOLEHKAN MASUK MENGIKUTI PERKULIAHAN TANPA SEIJIN
DOSEN YANG BERSANGKUTAN

2
PENILAIAN
NO. DESKRIPSI PENILAIAN BOBOT (%)

1. TERSTRUKTUR : TUGAS, KUIS, MAKALAH, DLL 30


2. UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) 20
3. UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) 50
JUMLAH 100%

Rentang Nilai
0-20,9 = E; 21-44,9 = D; 45-60,9 = C; 61-80,9 = B; 81-100 = A

Tidak Ada Ujian Susulan UTS dan UAS

3
Pengetahuan Dasar Geologi

1. Petrology : Batuan Beku, Metamorf


dan Sedimen

2. Tektonik dan Geologi Struktur

3. Stratigrafi, Sedimentologi dan


Paleontologi

4. Geomorfologi
Rekaman Stratigrafi Evolusi Cekungan
(Analisis)
Pembentukan Cekungan
• Teori Tektonik Lempeng
• Geologi Struktur
• Fisiografi dan Geomorfologi

Analisa Cekungan

Pengisian Cekungan
• Analisa Fasies
• Dinamika Sedimentasi
• Sekuen Stratigrafi
Wilson cycle
Ilustrasi mengenai bagaimana
terjadinya rifting-pembukaan
samudera (A-C), hingga proses
penutupan samudera (D-G)
Konsep Cekungan Sedimenter
•Bagian tertentuu dari Kerak kontinen (Craton) yang selalu
mengalami penurunan yang lebih besar dari daerah
paparan disekitarnya (Sloss et al, 1949)

•Bagian dari kerak bumi yang mengalami penurunan seiring


waktu, dengan terkadang terjadi pergantian adanya
kenaikan (rising) dan penenggelaman (sinking) di dalamnya.
Sedimen pada cekungan mengalami peningkatan ketebalan
semakin kearah pusat dari cekungan (Landes, 1951)

•Bagian dari Kerak Bumi dimana strata sedimen


terendapkan dengan ketebalan yang jauh lebih besar dari
daerah di sekitarnya
Pendahuluan

•Geologists mempelajari batuan sedimen untuk


mengembangkan interpretasi yang kritis terhadap
sejarah geologi atau untuk mengevaluasi potensi
ekonomisnya

•Karena sebagian besar batuan sedimen


terendapkan pada cekungan, maka diperlukan
studi yang terintegrasi  Studi Cekungan.
• Konsep Analisa Cekungan merupakan suatu program
terpadu yang melibatkan aplikasi studi sedimentologi,
stratigrafi dan tektonik, yang pada prinsipnya untuk
dapat memahami sepenuhnya tentang batuan yang
mengisi cekungan sedimenter untuk tujuan
menginterpretasikan sejarah geologi dan mengevaluasi
kepentingan ekonomisnya.

• Geologists harus memperhatikan kontrol tektonik


global/regional yang membentuk cekungan dan kontrol
geologi lainnya yang mempengaruhi pengisian cekungan
(contohnya., sea-level changes, sediment supply, basin
subsidence)
Mekanisme Pembentukan Cekungan

Dickinson, 1993; Ingersoll & Busby, 1995


Mekanisme Pembentukan
Cekungan

• Perkiraan mekanisme
subsidence untuk seluruh
jenis cekungan sedimenter

Ingersoll & Busby, 1995


KLASIFIKASI CEKUNGAN
• Beberapa sistem klasifikasi telah diajukan
• Prinsip yang mendasari :
- Posisi cekungan terhadap pinggir lempeng
- Jenis kerak : Oceanic crust/ kerak samudra
Continental crust/ kerak benua
- Tipe dari batas lempeng
• Berdasarkan prinsip tersebut cekungan dapat
dijumpai di 5 setting : Divergen, Intraplate,
Convergent, Transform, Hybrid.
Klasifikasi Cekungan

Dickinson, 1974, 1976; Ingersoll, 1988


Klasifikasi Cekungan

Dickinson, 1974, 1976; Ingersoll, 1988


Klasifikasi Cekungan

Dickinson, 1974, 1976; Ingersoll, 1988


Klasifikasi Cekungan

Dickinson, 1974, 1976; Ingersoll, 1988


Klasifikasi Cekungan
Jenis Cekungan Sedimen

• Schematic representation of
Dickinson &Yarborough, 1976; Kingston et
selected kinds of tectonically al., 1983; Mitchell & Reading, 1986; Einsele,
formed basins. 1992; Ingersoll & Busby, 1995
Jenis Cekungan Sedimen
Batas lempeng Divergen
Rifting pada kerak benua (a)
dapat memicu terbukanya
samudra dengan sebuah mid
oceanic ridge (b, c)

Cekungan rift berkembang


menjadi batas pasif (pasif
margin)

Allen & Allen, 2005


Cekungan Rift
Geometri : Memanjang, Lembah
dibatasi oleh sesar normal
• Lebar : beberapa km hingga 10 km
• Panjang : mecapai 1000 km

Dapat terbentuk di banyak setting


lempeng, namun paling sering di
setting divergen
Cekungan Rift

• Studi seismik mengindikasikan rift terletak


diatas kerak yang tipis
• Bukti adanya anomali panas pada kedalaman
⁻ Anomali negatif gravitasi bouger
⁻ Aliran Panas tinggi
⁻ Aktivitas volkanik bimodal
Cekungan Rift

• Pengisi rift umumnya merupakan endapan


“kontinental” : Fluvial, Lakustrin, Alluvial Fans.
• Endapan evaporit mungkin terbentuk apabila
lembah dari Rift atau cekungan terletak pada
daerah yang panas dan kering -> evaporasi
tinggi.
: Invasi dari laut, pola pengaliran tertutup
• Batuan volcanic dan asosiasi intrusi mungkin
hadir.
Endapan Evaporit Mesozoik Awal

Endapan evaporit
terakumulasi di
cekungan dangkal
- Rift terjadi
karena
pemecahan
Pangea selama
Mesozoik awal
- Air dari Laut
Tethys mengalir
menuju Lautan
Central Atlantik
Cekungan Rift

• Rifting yang terus berlanjut dapat menuju


pembentukan kerak samudera- pembukaan
cekungan samudera (ocean basin), contoh : Laut
merah.
• Transisi Rift – Drift
Transisi rift –drift mungkin ditandai dengan
adanya “ breakup unconformity”, apabila rift
berasosiasi dengan relief subaerial saat
perubahan menuju drifting
Cekungan Batas Pasif
Pasif margin terjadi pada saat
pemekaran (rifting) yang terjadi
pada kerak benua berlangsung
terus-menerus sehingga pada
bagian tengah pemekaran
terbentuk kerak samudera baru

Batas antara kerak benua dan kerak


samudera (transitional crust) bersifat pasif
bergerak mengikuti gaya tarikan yang
disebabkan kerak samudera yang menunjam
pada sisi lainnya
Allen & Allen, 2005
Karakteristik :

Panjang pemekaran kerak benua


yang terjadi pada daerah batas
pasif (pasive margin) mencapai
50-150 km bahkan hingga 400-500
km

Daerah batas pasif umumnya mempunyai aktifitas


seismik yang tidak aktif dan mempunyai aliran bahang
(heat flow) mendekati normal.

Terdapatnya penebalan prisma sedimen laut (post rift


sediment) ke arah cekungan di atas batuan dasar yang
terpatahkan beserta dengan sekuen sedimen syn-rift yang
umumnya adalah endapan asal darat.
Pembentukan Rift- Pasif Margin

Evolusi dari rift basin hingga passive margin. Pada Rift basin (a), peregangan kerak
diawali dengan naiknya magma dari astenosfer. Passive margin (b) terbentuk jika
proses peregangan terus berlangsung hingga menghasilkan kerak samudra baru,
akibat pemekaran ini batas antara kerak benua dan kerak samudra menjadi bersifat
pasif. Saat proses ini terus belangsung gaya tarikan akibat naiknya magma sudah
tisak dominan, digantikan oleh gaya tarikan akibat proses penunjaman di sisi lain
dari pemekaran pada bagian aktive margin (c).
Pengisian Cekungan
Sedimen post-rift dominan tersusun oleh endapan laut
dangkal. Seismik refleksi menunjukkan beberapa batas
pasif di dasari oleh sistem patahan listrik ekstensional
yang bergabung menjadi patahan dengan sudut kecil.

Struktur geologi yang sering dijumpai adalah akibat dari


deformasi yang dikontrol oleh gravitasi (salt tectonics,
mud diapirism, slumps, slides, patahan tumbuh listrik
pada sedimen yang lunak).
Pengisian Cekungan

Proses pengisian cekungan batas pasif


merupakan kemenerusan proses
pengisian dari sedimen pada rift basin.
Sedimen passive margin sering disebut
sebagai post rift sedimen, menumpang
diatas endapan syn-rift. Endapan post
rift dapat diawali dengan klastik (delta-
shoreface) dan atau endapan karbonat
pada daerah shelf. Dibagian yang lebih
dalam ke arah cekungan akan dapat
dijumpai endapan laut dalam seperti
turbidit. Proses penurunan cekungan
dipengaruhi oleh sifat dari kerak transisi
yang bersifat cukup ductile sehingga
dapat mengakomodasi pembebanan
oleh sedimen.
Depositional on Passive Margins

Syn-Rift sediments (Rift Basin) overlying by Post Rift sediment (Passive


Margin Basin)

Passive margins
(Einsele . 2002)
Depositional on Passive Margins
Proto oceanic (Early stage) :

Proto-oceanic troughs form the transitional stage to the


development of large ocean basins, and are underlain by
incipient oceanic crust. Passive margins
(Einsele . 2002)
Depositional on Passive Margins

Passive margins basin develop on continental margins along the


edges of ocean basins; subsidence is caused by lithospheric cooling
and sediment loading, and depending on the environmental setting
clastic or carbonate facies may dominate
(Einsele . 2002)
Deformasi Batas Pasif :

Deformasi dipicu oleh pengaruh Gravitasi umumnya

pada sedimen pada fase drift . Struktur tersebut tidak

disebabkan oleh tektonik pada batuan dasar, namun

oleh ketidakstabilan sedimen penutupnya.

Listric growth faults, roll-over anticline, salt and mud

diapirs.
Listric-growth fault
Roll-over anticline

Most prone to form basinward basinward

where a level of
undercompacted/over
pressure clay/ductile
salt occur at depth,
into which the grow
fault sole out and basinward
basinward
which is overlain by a
thick succesion of
more compact
sedimentary rock
Mud Diapirs
Result from movement overpressure clay

Proximal Distal
During rapid burial, sand dewater
and compat faster than shales,
impermeability of shales act to
inhibit water loss
Proximal sand dominated wedge,
overlies a more distal shale
diferential compaction
Sand, compact and become more
dense, subsude into the less
compacted shales
Mud Diapirs

Sand, compact and become more


dense, subsude into the less
compacted shales
Deformation in Passive Margin area

Passive margins
Hydrocabon Potential in Passive Margin Basin

Source Rock : Shale-coal from Fluvial, Lacustrine & Deltaic sediment


Rift – Post Rift phase sediments.

Reservoir : Sandstone, Carbonate. Rift – Post Rift sediments

Cap Rock : Shale and claystone intraformational-regional.


Rift – Post Rift sediments

Trap : Anticline. roll over anticline, salt diapir, mud diapir


Jenis Cekungan Sedimen
Batas Lempeng Konvergen

Subduksi kerak samudra (d)


Dapat menyebabkan
tertutupnya cekungan
samudra (e) dan akhirnya
menjadi kolisi kerak benua (f)

Allen & Allen, 2005


Batas Lempeng
Konvergen

Umur dari kerak samudra


akan berefek pada besarnya
sudut penunjaman.

Kerak muda (atas) – sudut


subduksi landai, kompresi
dibelakang busur

Kerak tua (bawah)- sudut


subduksi besar/ tajam, “roll
back”, ekstensi dibelakang
busur
Arc related basins - Cekungan berasosiasi dengan busur

Beberapa tipe cekungan yang dapat terbentuk akibat subduksi


adalah : Trench basin, forearc basin, backarc basin dan retroarc
foreland basin
Arc-related basins
• Cekungan Palung (Trench basins) dapat mencapai
kedalaman yang besar, sedimen pengisinya dipengaruhi
oleh konfigurasi lempeng yang mengalami subduksi,
apakah intra-oceanic atau proximal terhadap kontinen.
Dapat berasal dari busur atau dari sedimen laut di
bagian lempeng yang terkikis.
• Prisma akresi (Accretionary prisms) terbentuk dari
sedimen yang terakresi ke dalam lempeng tektonik yang
menunjam ke bawah batas lempeng konvergen.
Sebagian besar dari material di prisma akresi terdiri dari
sedimen-sedimen laut yang tergerus di bagian lempeng
samudra yang menunjam dan beberapa kasus juga
berasal dari produk erosi dari busur kepulauan vulkanik.
Arc-related basins

• Forearc basin : terbentuk karena sedimen loading


• Backrc basin : terbentuk karena ekstensi
• Forearc dan Backarc basin didominasi oleh sedimen
dari busur (gunungapi)
- Immature clastic
- Backarc basin kemungkinan juga dapat
terisi oleh material yang berasal dari
kontinen
Foreland Basin
TYPICAL FORELAND BASIN
MEKANISME SUBSIDENCE
Retro Foreland Basin
Retro Foreland Basin
Foreland basins

• Pembebanan kerak oleh sesar-sesar anjak (sesar


naik) menyebabkan subsidence (penurunan
cekungan)
• Dapat mengarah ke atau jauh dari continental
interior
• Ocean-continent or continent-continent
• Collision
• Laju subsidence semakin besar ke arah thrust
loading
Foreland Basin
Foreland basins

• Umumnya terisi oleh sedimen klastik dengan suplai


yang besar dari tinggian didekatnya
Karbonat pada beberapa setting
• Marine or non-marine sedimen
Turbidites, pelagic, deltaic, shoreface/shelf,
fluvial
Regional Tectonic Setting
: Offshore Kendari

: Onshore Kendari

(Metcalfe, 2006)

Geologically it is part of Continental Terrrain geologic


province which is bounded by Eastern Sulawesi Ophiolit
Belt to the northeast, Buton Terrain to the southeast and
Tolo Trench to the east.
(Rudyawan, 2010)
Geological Map
Geological Map of SE Selawesi
Legend :
Lasusua-Kendari Sheet

EBUNY
JSA

Kolaka Sheet

GRDC: Rusmana et al. (1993) and Simandjuntak et al. (1993)

The onshore Kendari and surrounding area are


comprise of Paleozoic to Recent sediment

: Onshore Kendari
: Offshore , Ebuny Block
Stratigraphic compilation of Study Area
(SE Sulawesi)

Uplifted coral (Buara) : Limestone


Alangga: Sandstone, Conglomerate
Boepinang: Sandy clay, Sandy marl, sandstone
Pandua: Conglomerate, sandstone, claystone
Eemoiko: Calcarenite, coralline limestone, sandstone,
marl
Langkowala: Conglomerate, sandstone, shale, locally
calcarenite
Salodik/Tampakura: Calcilutite, Oolitic limestone
Ofiolit: Ultramafic complex (dunite, serpentinite,
gabbro, basalt,
amphibolite, magnesite)
Matano: Crystalline limestone, Calcilutite, Marl, Shale
with shale and chert intercalations
Meluhu: Sandstone, Black shale, Red shale, Phyllite,
Slate, Limestone, Siltstone, Quartzite
Tokala: Clastic limestone, Marl, partly metamorphosed
Mekongga: Schist, gneiss, quartzite
Pompangeo: Mica schist, amphibolite schist, clorite
schist, gneissic schist, meta limestone
Regional Stratigraphy and Petroleum System
Regional Stratigraphy Fieldwork area

R Base
mollase
R R
R

R s
s
s Legends:
s Source rock

R Reservoir
( Pertamina and Robertson Research ,1992)
Cap rock
Langkowala Formation (Tml)
STA A 21

Interbedded conglomerate
with sandstone

The Langkowala Fm is characterized by more varieties


fragment and also much coarser fragment.

You might also like