Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
DITYA NURUL
PO.71.3.251.14.1.010
i
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT
KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca var sapientum)
DENGAN METODE 1,1-DIPHENIL-2-PIKRILHIDRAZIL
(DPPH)
Oleh:
DITYA NURUL
PO.71.3.251.14.1.010
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
berkat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”
Uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat kulit pisang raja (Musa paradisiaca
terselesaikan sebagai salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan tugas akhir
Penulis pun menyadari bahwa selesainya Karya Tulis Ilmiah ini tidak
lepas dari bantuan semua pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis
dengan rasa rendah hati menyampaikan terima kasih yang tak terhingga dan
Andini Nurul, dan Nenes Nurul) atas segala doa, cinta, kasih sayang, dan
penulis sampaikan kepada Ibu Ida Adhayanti, S.Si., M.Sc., Apt selaku
Ilmiah ini.
v
Pada kesempatan ini pula, ucapan terima kasih yang sama penulis
sampaikan kepada :
2. Bapak Dr. Rusli, Sp. FRS., Apt., selaku Ketua Jurusan Farmasi Politeknik
Makassar.
3. Bapak Raimundus Chaliks, S.Si., M., M.Sc., Apt selaku Ketua Program
Sinala, S.Si., M.Si., Apt dan Ibu Alfida Monica Salasa, S.Si., M.Kes, atas
penelitian.
pendidikan.
vi
6. Bapak dan Ibu Staf Tata Usaha Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes RI
7. Para penguji (Bapak Mispari, SH, S.Farm., M.Kes, Ibu Ida Adhayanti,
S.Si., M.Sc., Apt, dan Ibu St. Ratnah, S.Si., M.Kes) yang telah bersedia
menguji hasil Karya Tulis Ilmiah ini, dan juga atas kritik dan saran terhadap
perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini ataupun bagi pengembangan diri penulis
10. Kepada pihak lain yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah
bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penulisan maupun dari segi
pembahasan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
Penulis
vii
PERNYATAAN KEASLIAN
Nim : PO.713.25.114.1.010
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini
terbukti bahwa sebagian keseluruhan karya tulis ilmiah ini merupakan hasil karya
orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang seberat-beratnya atau
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan
sama sekali.
Ditya Nurul
viii
ABSTRAK
Kata Kunci : Antioksidan, Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca var sapientum),
DPPH
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... ix
x
H. Penarikan Kesimpulan ..................................................................... 28
LAMPIRAN ......................................................................................................... 40
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Hasil skrining fitokimia ekstrak steanol dan fraksi etil asetat kulit
pisang raja ....................................................................................... 30
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perubahan Warna Larutan pada Reaksi Radikal DPPH dengan
Antioksidan ................................................................................... 19
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia, terlebih lagi pada kondisi seperti sekarang ini. Berbagai macam
jantung, katarak, dll. Penyakit seperti ini merupakan contoh dari penyakit
yang disebabkan oleh radikal bebas (Alhabsyi, 2014). Radikal bebas adalah
atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan
radikal bebas menjadi senyawa yang sangat reaktif terhadap sel-sel tubuh
penurunan fungsi sel, jaringan, dan organ tubuh seiring dengan bertambahnya
usia seseorang. Penyakit degeneratif saat ini bukan saja terjadi pada usia lanjut
melainkan banyak ditemui pada usia produktif. Hal ini dapat terjadi akibat
memaksa seseorang menjalani gaya hidup yang tidak sehat dan pola makan
yang tidak tepat, seperti mengkonsumsi makanan cepat saji, merokok, dan
tidak sehat dan pola makan yang tidak tepat inilah salah satu penyebab
1
2
menetralkan radikal bebas yang masuk kedalam tubuh, terutama bila jumlah
radikal bebas tersebut berlebih. Untuk mencegah efek radikal bebas yang
antioksidan.
salah satu jenis tanaman yang paling banyak terdapat di Indonesia. Pada
sebagai limbah organik saja. Padahal kulit buah pisang masak yang berwarna
proses penangkapan radikal bebas (Dellima, 2014). Metode DPPH ini sering
digunakan karena memberikan hasil yang akurat, reliable, relative cepat, dan
praktis (Sanchez-Moreno,2002).
aktivitas antioksidan fraksi etil asetat kulit pisang raja (Musa paradisiaca var
B. Rumusan Masalah
asetat kulit pisang raja (Musa paradisiaca var sapientum) dengan metode 1,1-
diphenil-2-pikrilhidrazil (DPPH)?”
C. Tujuan Penelitian
fraksi etil asetat kulit pisang raja (Musa paradisiaca var sapientum) dengan
D. Manfaat Penelitian
etil asetat kulit pisang raja (Musa paradisiaca var sapientum) dengan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tumbuhan
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Family : Musaceae
Genus : Musa
berbatang semu yang dapat tumbuh sekitar 2,1-2,9 meter, berakar serabut
batang semu tegak yang berwarna hijau hingga merah dan memiliki noda
berlilin. Daun ini diperkuat oleh tangkai daun yang panjangnya antara 30-
satu yaitu berumah satu dalam satu tandan dan berwarna merah tua.
4
5
menghaluskan tangan dan kaki, anti nyamuk dan menjaga kesehatan retina
B. Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang
berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi tiga, yaitu
6
nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman. Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan
utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan
kimia murni, misalnya ikan dan madu. Simplisia pelikan atau mineral adalah
simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah
diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni, contoh
Tujuan dari ekstraksi adalah untuk menarik semua zat aktif dan
digunakan adalah studi pustaka dan untuk kepastian hasil yang diperoleh,
7
ekstrak diuji lebih lanjut secara kimia atau analisa kromatografi yang
air. Dalam hal ini, proses ekstraksi yang dilakukan secara tradisional
tersebut harus ditiru dan dikerjakan sedekat mungkin, apalagi jika ekstrak
tersebut akan dilakukan kajian ilmiah lebih lanjut terutama dalam hal
1. Maserasi
cara merendam simplisia dalam satu atau campuran pelarut selama waktu
2. Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian zat aktif secara dingin dengan cara
3. Refluks
Refluks merupakan proses ekstraksi dengan pelarut pada titik didih pelarut
selama waktu dan jumlah pelarut selama waktu dan jumlah pelarut tertentu
4. Soxhletasi
maserasi adalah air, etanol, etanol-air atau eter. Pilihan utama untuk pelarut
Ekstraksi zat aktif dilakukan dengan cara merendam simplisia nabati dalam
pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada suhu kamar dan terlindung dari
cahaya. Pelarut yang digunakan akan menembus dinding sel dan kemudian
masuk kedalam sel tanaman yang penuh dengan zat aktif. Pertemuan antara
zat aktif dan pelarut akan mengakibatkan terjadinya proses pelarutan dimana
zat aktif akan terlarut dalam pelarut. Pelarut yang berada didalam sel
mengandung zat aktif, sementara pelarut yang berada diluar sel belum terisi
aktif didalam dengan konsentrasi zat aktif yang ada diluar sel. Perbedaan
dengan konsentrasi tinggi akan terdesak keluar sel dan digantikan oleh pelarut
selama tiga hari sampai zat aktif yang dikehendaki larut. Kecuali dikatakan
dibiarkan selama 3-5 hari pada tempat yang terlindung dari cahaya. Diaduk
Bejana ditutup dan dibiarkan selama 2 hari di tempat sejuk dan terlindung dari
merupakan metode sederhana dan paling banyak digunakan karena metode ini
hari sambil sesekali diaduk. Pelarut yang digunakan untuk maserasi dapat
bersifat “bisa campur air” seperti air itu sendiri yang disebut dengan
pelarut polar dan dapat juga digunakan pelarut yang tidak dapat
bercampur dengan air seperti : aseton, etil asetat. Pelarut yang tidak dapat
bercampur dalam air ini disebut pelarut nonpolar atau pelarut organik.
cara penyaringan.
11
telah tercapai keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam
sel dengan luar sel. Pengocokan yang dilakukan selama maserasi akan
C. Aktivitas Antioksidan
1. Radikal bebas
banyak orang karena masalah yang ditimbulkan seperti penuaan dini dan
Target utama radikal bebas adalah protein, asam lemak tak jenuh
bebas adalah asam lemak tak jenuh (Winarsi, 2007). Radikal bebas
bebas secara terus menerus, baik melalui proses metabolisme sel normal,
tubuh, seperti polusi lingkungan, ultraviolet (UV), asap rokok, dan lain-
2. Antioksidan
satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga reaksi radikal
gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat mengakibatkan produksi
2013).
serta kerusakan fisik lain pada produk pangan karena oksidasi. Proses
bebas yang secara kontinyu dibentuk sendiri oleh tubuh. Bila jumlah
a. Antioksidan primer
b. Antioksidan sekunder
c. Antioksidan tersier
adalah sumber antioksidan yang baik dan bisa meredam reaksi berantai
radikal bebas dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat menekan proses
a. Antioksidan enzim
b. Antioksidan vitamin
c. Antioksidan fitokimia
D. Vitamin C
Rumus Bangun:
17
Pemerian : Hablur atau serbuk putih atau agak kuning. Oleh pengaruh
teroksidasi.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol,
yang terikat pada atom C2 dan atom C3 (atom-atom C pada ikatan rangkap).
timbal balik ini juga terjadi di dalam tubuh. Karena memiliki sifat mudah
Dalam semua percobaan adalah baik untuk menggunakan standar atau "kontrol
positif" di samping sampel utama yang sedang dipelajari. Sesuai standar yang
DPPH. DPPH merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan
radikal organik nitrogen yang stabil yang memberikan efek warna ungu.
sebagai petunjuk awal bahwa suatu komponen atau ekstrak memiliki aktivitas
ungu, yang merupakan kumpulan radikal-radikal bebas, yang diikat oleh ion H
Gambar 2.1 Perubahan Warna Larutan pada Reaksi Radikal DPPH dengan
Antioksidan
konsentrasi senyawa uji yang dapat meredam radikal bebas sebanyak 50%.
Semakin kecil nilai IC50 maka aktivitas peredaman radikal bebas semakin
nilai IC50 50 - 100 ppm menunjukkan kekuatan antioksidan aktif, nilai IC50
101 - 250 ppm menunjukkan kekuatan antioksidan sedang, nilai IC50 250 -
500 ppm menunjukkan kekuatan antioksidan lemah, dan nilai IC50 > 500 ppm
F. Spektrofotometer UV – VIS
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
atau blangko dan suatu alat untuk mengukur pebedaan absorpsi antara sampel
yang berupa larutan, gas, atau uap. Untuk sampel yang berupa larutan perlu
Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan
0,2 sampai 0,8. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran
minimal.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
untuk menguji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat kulit pisang raja (Musa
diphenil-2-pikrilhidrazil).
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret - Juni 2017 yang
Kemenkes Makassar.
asetat.
dibersihkan dari kotoran yang menempel dengan air yang mengalir sampai
22
23
pada suhu 600C selama 3 hari kemudian diangin-anginkan dalam suhu kamar
E. Prosedur Kerja
1. Pembuatan ekstrak
pelarut etanol 96% sebanyak 1,5 liter sampai seluruh sampel terendam
di tempat gelap pada suhu kamar tanpa terkena sinar matahari (dibiarkan
air dan 10 ml pelarut etil asetat ke dalam corong pisah, kemudian dikocok.
Setelah itu, didiamkan beberapa saat hingga terjadi pemisahan antara etil
etanol kental dan dilakukan pula perlakuan yang sama seperti dijelaskan
sebelumnya.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
% Rendamen = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 x 100 %
2. Skrining Fitokimia
1. Uji Alkaloid
2. Uji Flavonoid
3. Uji Saponin
terbentuk busa atau lebih lalu ditetesi dengan HCL 2N, Jika buih tidak
mengandung saponin.
4. Uji Tanin
terjadi perubahan warna biru tua atau hitam maka positif mengandung
tanin.
5. Uji Triterpenoid
6. Uji Polifenol
besi (III) klorida 10%, jika terjadi warna biru tua, biru kehitamanatau
volumenya dengan etanol hingga garis tanda (1000 ppm). Larutan sampel
dipipet 4,0 mL; 6,0 mL; 8,0 mL; dan 10,0 mL. Kemudian masing-masing
400 ppm, 600 ppm, 800 ppm, 1000 ppm, dicukupkan volumenya dengan
volumenya dengan etanol hingga garis tanda (100 ppm). Larutan tersebut
dipipet 0,5 ml; 1 ml; 1,5 ml; dan 2 ml. Kemudian masing-masing
larutan DPPH 40 ppm sebanyak 4,0 ml. Vial dibungkus dengan aluminium
ppm sebanyak 4,0 ml. Vial dibungkus dengan aluminium foil dan
gelombang 515 nm. Hal yang sama juga dilakukan pada larutan baku
larutan DPPH 40 ppm sebanyak 4,0 ml. Vial dibungkus dengan aluminium
F. Pengumpulan Data
antioksidannya.
G. Analisis Data
uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH adalah nilai IC50, yaitu
2004). Untuk menghitung nilai IC50 diperlukan data persen inhibisi dari
masing pada sumbu x dan y pada persamaan regresi linear. Persamaan tesebut
dinyatakan dengan nilai y sebesar 50 dan nilai x yang akan diperoleh sebagai
H. Penarikan Kesimpulan
telah diperoleh.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat kulit pisang
raja (Musa paradisiaca var sapientum) dengan metode DPPH adalah sebagai
berikut:
IC50 Rata-
Pengukuran Persen IC50
No. Kadar (ppm) Rata
Sampel Peredaman (ppm)
(ppm)
400 ppm 13.62 %
600 ppm 32.08 % 944.21
1. Pertama
800 ppm 39.78 %
1000 ppm 54.26 %
400 ppm 13.86 %
600 ppm 32.37 %
2. Kedua 938.59 939.92
800 ppm 39.82 %
1000 ppm 54.41 %
400 ppm 13.99 %
600 ppm 32.64 %
3. Ketiga 936.96
800 ppm 40.01 %
1000 ppm 54.67 %
29
30
Tabel 4.3 Hasil skrining fitokimia fraksi etil asetat kulit pisang raja
B. Pembahasan
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah kulit pisang raja
Bone. Sampel diekstraksi dengan cara maserasi yang merupakan salah satu
lebih hemat penyari. Pada maserasi ini, digunakan kulit pisang raja (Musa
ke dalam wadah kaca dan dilarutkan menggunakan pelarut etanol 96% hingga
simplisia terendam sempurna. Simplisia diaduk rata dan wadah ditutup rapat
Simplisia yang telah disaring tadi ditambahkan lagi dengan pelarut etanol 96%
yang lebih pekat, kemudian diuapkan lagi diatas waterbath dengan suhu 800.
didapatkan belum terlalu pekat serta masih banyaknya cairan penyari yang
belum menguap. Setelah didapatkan ekstrak yang agak kental, ekstrak tersebut
kental. Dari ekstrak kental tersebut kemudian difraksinasi dengan pelarut etil
metode yang sederhana, mudah, cepat, dan peka serta hanya memerlukan
sedikit sampel untuk pengujian aktivitas antioksidan dari senyawa bahan alam
(Molyneux, 2004).
DPPH dengan atom hidrogen yang dilepaskan oleh molekul senyawa sampel
Vis sehingga akan diketahui nilai aktivitas peredaman radikal bebas yang
dapat meredam radikal bebas sebanyak 50%. Semakin kecil nilai IC50 maka
IC50 < 50 ppm menunjukkan kekuatan antioksidan sangat aktif, nilai IC50 50-
100 ppm menunjukkan kekuatan antioksidan aktif, nilai IC50 101-250 ppm
menunjukkan kekuatan antioksidan lemah, dan nilai IC50 > 500 ppm
Pada penelitian ini, fraksi etil asetat kulit pisang raja dibuat dengan seri
konsentrasi yaitu 400 ppm, 600 ppm, 800 ppm, dan 1000 ppm. Masing-
setelah dilakukan inkubasi selama 30 menit agar terjadi reaksi yang optimal
C yang dibuat dengan seri konsentrasi yaitu 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, dan 20
34
potensi antioksidan yang terdapat pada fraksi etil asetat kulit pisang raja jika
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai rata-rata IC50
fraksi etil asetat kulit pisang raja adalah 939,92 ppm. Berdasarkan literature
(Jun, dkk. 2003) menunjukkan bahwa fraksi etil asetat kulit pisang raja berada
dalam kategori tidak aktif (nilai IC50 > 500 ppm). Sedangkan vitamin C
sebagai larutan baku pembanding didapatkan nilai IC50 sebesar 14.34 ppm dan
digolongkan sebagai antioksidan sangat aktif (nilai IC50 < 50 ppm). Meskipun
fraksi etil asetat kulit pisang raja tergolong dalam kategori tidak aktif, tetapi
dapat menghilangkan warna ungu pada DPPH. Berarti fraksi etil asetat kulit
pisang raja memiliki potensi antioksidan walaupun dalam jumlah yang sedikit.
didapatkan sangat tinggi yaitu 10.000 ppm baru dapat mengurangi warna
lebih rendah yaitu 1.000 ppm dapat mengurangi warna DPPH. Walaupun pada
banyak yang terdapat pada kulit pisang raja. Seharusnya, diawal setelah proses
organik non polar untuk menarik semua komponen non polarnya. Setelah
semua komponen non polar dari kulit pisang tertarik, baru kemudian
Dari hasil penelitian yang juga dilakukan oleh Jusnani dengan metode
yang sama terhadap antioksidan kulit pisang dengan spesies yang berbeda
yaitu pisang ambon, diperoleh nilai IC50 sebesar 346,84 ppm dapat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, fraksi etil asetat kulit pisang raja (Musa
paradisiaca var sapientum) memiliki nilai IC50 sebesar 939,92 ppm. Maka
dapat disimpulkan bahwa potensi aktivitas antioksidan fraksi etil asetat kulit
diklasifikasikan sebagai antioksidan dalam kategori tidak aktif (nilai IC50 >
500 ppm).
B. Saran
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Alhabsyi, D.K, dkk. (2014). “Aktivitas Antioksidan dan Tabir Surya pada
Ekstrak Kulit Buah Pisang Goroho (Musa acuminate L.)”. Jurnal Ilmiah
Farmasi valensi, 3, (2), 108.
Anies. (2009). Cepat Tua akibat Radiasi?. Jakarta: Penerbit Elex Media
Komputindo. Hal 127-128.
Ide, P. (2009). The healthy secret of dragon fruit. Jakarta: Media Elex
Komputindo.
Jun, M.H.Y., Yu. J., Fong, X., Wan, C.S., Yang, C.T., and Ho. (2003).
Comparison of Antioxidant activitiesof isoflavonoids from kudzu root
(puereria labata Ohwl). J. Food. Sci. Institute of technologist. Vol 68; p.
2117-2122.
Kosasih, E.N., dkk. (2004). Peranan Antioksidan Pada Lanjut Usia. Jakarta:
Pusat Kajian Nasional Masalah Lanjut Usia. Hal. 48-49, 56-59.
Pengumpulan Data
Analisis Data
kesimpulan
41
1. Pengukuran Pertama % Peredaman Sampel Fraksi Etil Asetat Kulit Pisang Raja
a. 400 ppm
0.69248 − 0.59813
% peredaman = ×100 %
0.69248
= 13.62 %
b. 600 ppm
0.69248 − 0.47027
% peredaman = ×100 %
0.69248
= 32.08 %
c. 800 ppm
0.69248 − 0.41700
% peredaman = ×100 %
0.69248
= 39.78 %
d. 1000 ppm
0.69248 − 0.31674
% peredaman = ×100 %
0.69248
= 54.26 %
2. Pengukuran Kedua % Peredaman Sampel Fraksi Etil Asetat Kulit Pisang Raja
a. 400 ppm
0.69248 − 0.59644
% peredaman = ×100 %
0.69248
42
= 13.86 %
b. 600 ppm
0.69248 − 0.46830
% peredaman = ×100 %
0.69248
= 32.37 %
c. 800 ppm
0.69248 − 0.41669
% peredaman = ×100 %
0.69248
= 39.82 %
d. 1000 ppm
0.69248 − 0.31565
% peredaman = ×100 %
0.69248
= 54.41 %
3. Pengukuran Ketiga % Peredaman Sampel Fraksi Etil Asetat Kulit Pisang Raja
a. 400 ppm
0.69248 − 0.59559
% peredaman = ×100 %
0.69248
= 13.99 %
b. 600 ppm
0.69248 − 0.46640
% peredaman = ×100 %
0.69248
= 32.64 %
c. 800 ppm
0.69248 − 0.41538
% peredaman = ×100 %
0.69248
43
= 40.01 %
d. 1000 ppm
0.69248 − 0.31385
% peredaman = ×100 %
0.69248
= 54.67 %
a. Vitamin C 5 ppm
0.91191 − 0.70263
% peredaman = ×100 %
0.91191
= 22.94 %
b. Vitamin C 10 ppm
0.91191 − 0.57835
% peredaman = ×100 %
0.91191
= 36.57 %
c. Vitamin C 15 ppm
0.91191 − 0.44669
% peredaman = ×100 %
0.91191
= 51.01 %
d. Vitamin C 20 ppm
0.91191 − 0.29569
% peredaman = ×100 %
0.91191
= 67.57 %
44
B. Perhitungan IC50
𝑦−𝑎
𝑥=
𝑏
1. Perhitungan IC50 fraksi etil asetat kulit pisang raja pengukuran pertama
a = -10.43
b = 0.064
50 − (−10.43)
𝑥=
0.064
= 944.21 ppm
2. Perhitungan IC50 fraksi etil asetat kulit pisang raja pengukuran kedua
a = -10.07
b = 0.064
50 − (−10.07)
𝑥=
0.064
= 938.59 ppm
3. Perhitungan IC50 fraksi etil asetat kulit pisang raja pengukuran ketiga
a = -9.966
b = 0.064
50 − (−9.966)
𝑥=
0.064
= 936.96 ppm
Jadi, nilai rata – rata IC50 fraksi etil asetat kulit pisang raja adalah:
= 939.92 ppm
a = 7.451
b = 2.966
50 + 7.451
𝑥=
2.966
= 14.34 ppm
46
50 y = 0.0648x - 10.432
R² = 0.9775
% peredaman
40
30
Series1
20 Linear (Series1)
10
0
0 200 400 600 800 1000 1200
kadar sampel (ppm)
50 y = 0.0645x - 10.07
R² = 0.9761
% peredaman
40
30
Series1
20 Linear (Series1)
10
0
0 200 400 600 800 1000 1200
kadar sampel (ppm)
50 y = 0.0647x - 9.966
R² = 0.9753
% peredaman
40
30
Series1
20 Linear (Series1)
10
0
0 200 400 600 800 1000 1200
kadar sampel (ppm)
50
40
Series1
30
20 Linear (Series1)
10
0
0 5 10 15 20 25
kadar sampel (ppm)
Gambar 11. Proses pengukuran aktivitas antioksidan pada larutan sampel yang
A. Identitas Diri
Agama : Islam
E-mail : dityanurul96@gmail.com
Ibu : Nurhayani
B. Riwayat Pendidikan
Jurusan Farmasi