Professional Documents
Culture Documents
1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 Mei 2018 di Ruang ICU (Intensif
Care Unit) BLUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Sumber informasi
didapatkan dari keluarga pasien.
2.1.1 Identitas Klien
Nama : Yn. S
Umur : 56 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa/suku : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Pulang Pisau
Tanggal Masuk : 30 April 2018
Diagnosa Medis : Post Kraniotomi
2.1.2 Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama:
Tidak ada keluhan utama karena pasien mengalami penurunan
kesadaran nilai GCS E : 1, V : 1, M : 2 total 4 (Sopor)
2) Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluarga pasien mengatakan pasien keluar dengan suaminya
menggunakan motor tiba-tiba motor ditabrak motor dari belakang
sehingga bagian kepala benjol dan pasien tidak sadarkan diri tidak ada
pertolongan pertama yang keluarga pasien lakukan karena merasa
panik. Lalu pada saat itu juga pasien dibawa oleh keluarganya ke RSUD
Bhayangkara dan mendapatkan terapi inf.asering 20 tpm, Piracetam 3
gr/8 jam, inj. Citicolin 500 mg/12 jam, asam traneksamat 500mg/8 jam.
Pada tanggal 30 April 2018 pasien dirujuk ke BLUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya karena keterbatasan alat. Masuk IGD BLUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya pukul 00:10 WIB, mendapatkan
penatalaksanaan awal NaCl 29 tpm, manitol 200cc IV, antrain 1 gr IV,
Ranitidin 50 mg IV, O2 nasal kanul 3 lpm, terpasang DC, kesadaran
pasien spoor, lalu pasien dibawa ke Ruang ICU BLUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya karena keadaan pasien membutuhkan
perawatan yang intensif, hingga sampai sekarang dikaji oleh
mahasiswa.
3) Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi):
Keluarga pasien mengatakan pasien sebelumnya belum pernah dirawat
di Rumah Sakit, pasien tidak memiliki penyakit menular seperti
Hepatitis B dan tidak memiliki penyakit keturunan seperti Diabetes
Melitus.
4) Riwayat Penyakit Keluarga:
Keluarga pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami sakit
yang sama seperti pasien, keluarga cuma sering mengalami batuk, pilek
dan demam yang di bawa berobat ke puskesmas kemudian diberi obat
dan pulang.
Genogram keluarga
Ket:
: Laki-laki : Tinggal Serumah
: Perempuan : Meninggal
: Pasien
2.1.3 Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum:
Pasien tampak tirah baring dengan posisi supinasi, kesadaran pasien
sopor, terpasang cairan infus Nacl 500cc/24 jam ditangan kanan, sp.
Actapid 500 mg/50 ml/24 jam, sp. Dopamine 500 mg/50 ml/24 jam,
Terpasang O2 masker 10 TPM, tampak verban post op craniotomy di
kepala.
2) Status Mental:
Tingkat kesadaran pasien sopor, nilai GCS = 4, ekpresi wajah tampak
datar, bentuk badan pasien sedang, pasien tidur terlentang, pasien tidak
mampu berbicara karena kesadaran menurun, penampilan pasien cukup
rapi.
Fungsi Kognitif:
orientasi waktu pasien tidak mampu membedakan waktu pagi, siang,
sore dan malam, orientasi orang pasien tidak mampu membedakan
keluarga dengan perawat, orientasi tempat pasien tidak mengetahui
bahwa dia sedang berada di Rumah Sakit BLUD dr. Doris Silvanus
Palangka Raya.
3) Tanda-tanda Vital:
Saat pengkajian tanggal 14 Mei 2018, pukul 08.00 WIB Suhu tubuh
klien 38,2ºC tempat pemeriksaan axilla, nadi/HR 130 x/menit,
pernapasan/RR 29 x/menit, tekanan darah/BP 155/95 mmHg.
4) Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada simetris. Adanya suara nafas tambahan ronchi basah (+).
Pasien tampak dalam posisi semi fowler. Terpasang O2 masker 10
TPM. Masalah keperawatan pola nafas tidak efektif
5) Cardiovascular (Bleeding)
Konjungtiva tampak pucat dan capillary time 2 > detik. Denyutan nadi
radialis tidak terlalu kuat. Terdapat oedema di ekstermitas atas dan
ekstermitas bawah.
6) Persyarafan (Brain)
Nilai GCS: E: 1 (Buka mata bila dirangsang nyeri) V: 1 (Tidak ada
suara dengan rangsangan apapun) M: 2 (Timbul fleksi abnormal bila
dirangsang nyeri) Total GSC: 4 (Sopor), kesadaran sopor, pupil
anisokor, refleks cahaya kanan dan kiri positif.
Ekstermitas atas tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada
tahanan sewaktu jatuh. Ekstermitas bawah tampak kontraksi atau ada
sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh.
10) Kulit-kulit dan Rambut
Suhu kulit pasien hangat, kulit terlihat kering, warna kulit pasien coklat,
turgor kulit >2 detik. Distribusi rambut pasien dicukur plontos, tampak
balutan verban post op craniotomy dikepala, bentuk kuku simetris dan
tidak ada lesi atau perlukaan pada kulit.
11) Sistem Penginderaan
Pergerakan bola mata tidak ada, sklera normal/putih, konjungtiva
tampak pucat, kornea bening, pasien tidak menggunakan kacamata,
posisi telinga simetris, mobilitas leher bebas, bentuk hidung simetris,
tidak ada polip dan tidak ada lesi.
12) Leher Dan Kelenjar Limfe
Tidak ada massa pada leher, tidak ada jaringan parut, kelenjar limfe
tidak teraba, kelenjar tiroid tidak teraba, mobilitas leher bebas.
13) Sistem Reproduksi
Tidak ada kemerahan, tidak ada hernia
3) Pola istirahat dan tidur: Sebelum sakit siang ± 2 jam, malam ± 8 jam,
saat sakit pasien mengalami penurunan kesadaran.
4) Kognitif: Pasien dan keluarga tidak mengetahui bahwa klien
mengalami masalah pada tekanan darahnya.
5) Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran):
Gambaran diri: tidak dapat dikaji, pasien mengalami penurunan
kesadaran.
6) Aktivitas Sehari-hari: Sebelum sakit keluarga pasien mengatakan
aktivitas pasien sehari-hari yaitu berdagang. Keluarga pasien
mengatakan saat sakit seperti ini pasien dibantu penuh oleh keluarga
dan petugas kesehatan karena pasien mengalami penurunan kesadaran.
7) Koping–toleransi terhadap stress: keluarga pasien mengatakan sebelum
sakit jika pasien memiliki masalah ia akan bercerita dengan istri dan
anak-anaknya. Saat sakit tidak dapat dikaji, karena pada saat pengkajian
pasien mengalami penurunan kesadaran.
8) Nilai–Pola keyakinan: keluarga pasien mengatakan pasien beragama
islam tidak ada tindakan medis yang bertentangan dengan agama yang
dianutnya.
2.1.5 Sosial–Spritual
1) Kemampuan berkomunikasi: pasien tidak dapat berbicara, karena pada
saat pengkajian pasien mengalami penurunan kesadaran.
2) Bahasa Sehari-hari: Bahasa Banjar dan Bahasa Indonesia.
3) Hubungan dengan kelurga: keluarga pasien mengatakan hubungan
pasien dengan keluarga baik.
4) Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain: tidak dapat
dikaji, karena pada saat pengkajian pasien mengalami penurunan
kesadaran.
5) Orang berati/terdekat: keluarga pasien mengatakan pasien dekat dengan
istri.
6) Kebiasaan menggunakan waktu luang: keluarga pasien mengatakan
biasanya pasien menggunakan waktu luang untuk beristirahat,
berkumpul bersama keluarga di rumah dan berdagang.
7) Kegiatan beribadah: Keluarga pasien mengatakan pasien beragama
islam sebelum sakit ia beribadah sesuai ajaran agama Islam. Saat sakit
pasien hanya tidur terlentang diatas tempat tidur.
2.1.6 Data Penunjang (Radiologis, Laboratorium, Penunjang Lainya)
Data penunjang hasil pemeriksaan laboratorium, Tgl, 13 Mei 2018
No. Parameter Hasil Nilai Normal
1 Glukosa Sewaktu 252 mg/dl <200 mg/dl
30 April 2018
Deded Karunia
NIM: 2013.C.05a.0477
ANALISA DATA
1. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Pantau frekuensi, irama, 1. Perubahan dapat menandakan awitan
berhubungan dengan keperawatan selama 2x7 jam kedalaman pernapasan setiap komplikasi pulmonal atau menandakan
kerusakan diharapkan tidak ada sianosis, Blood 1 jam. Catat ketidakteraturan lokasi/luasnya keterlibatan otak.
neurovaskuler (cedera Gas dalam batas normal, pola nafas pernapasan. 2. Memberikan kemudahan pasien dalam
pada pusat pernapasan adekuat, dengan kriteria hasil : 2. Berikan pasien posisi yang bernafas dan memberikan rasa nyaman.
otak). nyaman, posisi semi fowler. 3. Membantu memberikan ventilasi yang
- tidak ada secret (-)
3. Lakukan penghisapan dengan adekuat bila ada gangguan pada
- ttv dalam batas normal ekstra hati-hati, jangan lebih ventilator.
Td : 120/80 mmHg dari 10-15 detik. Catat 4. Penghisapan pada trakhea dapat
karakter, warna dan menyebabkan atau meningkatkan
N : 60-80 x/menit
kekeruhan dari sekret. hipoksia yang menimbulkan
RR : 16-20 x/menit
4. Auskultasi suara napas, vasokonstriksi yang pada akhirnya akan
0
S : 36-37 C perhatikan daerah berpengaruh cukup besar pada perfusi
hipoventilasi dan adanya jaringan.
suara tambahan yang tidak 5. Adanya obstruksi dapat menimbulkan
normal misal: ronkhi, tidak adekuatnya pengaliran volume
wheezing, krekel. dan menimbulkan penyebaran udara
5. Siapkan ambu bag tetap yang tidak adekuat.
berada didekat pasien. 6. Bronkodilator sebagai pengencer dahak
6. Kolaborasi dengan dokter dan oksigen memberi kemudahan
dalam pemberian terapi pasien dalam bernafas.
bronkodilator dan ksigen.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
CATATAN PERKEMBANGAN