You are on page 1of 2

ANALISIS PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 1960 – 2016

ORDE LAMA | Tahun 1960 - 1966


Masa pemerintahan Soekarno kebijakan ekonomi pembangunan masih sangat labil, yang
didera oleh berbagai persoalan antaranya pergejolakankan politik yang belum kondusif dan
juga system pemerintahan yang belum baik, sehingga berdampak pada proses pengambilan
kebijakan.

Selama tahun 1961-1966, perekonomian Indonesia tumbuh relatif lamban. Prestasi


ekonomi (diukur dengan pendapatan nasional bruto atau produk domestik bruto) hanya tumbuh
setingkat 2,1% rata-rata pertahun. Pertumbuhan PDB tertinggi terjadi pada tahun 1961, yakni
sebesar 6,1%.

Pada masa Orde Lama, terdapat beberapa sektor usaha, mislanya sektor pertanian,
industri, perdagangan, dan lain - lain. Masing-masing sektor menyumbang andil dalam
perekonomian. Akan tetapi sektor yang paling dominan adalah sektor pertanian, yang
merupakan penyumbang terbesar dengan andil lebih dari 50%. Sektor jasa dan lain-lain
menduduki peringkat kedua dengan persentase sekitar 35% disusul sektor industri dengan
persentase sekitar 15%. Sektor pertanian bukan saja merupakan penyumbang terbesar dalam
pembentukan produk nasional maupun produk domestik, tetapi juga pemberi lapangan kerja
yang utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

ORDE LAMA | Tahun 1969 – 1998


Pada masa pemerintahan Orde Baru, kebijakan ekonominya berorientasi kepada
pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ekonomi tersebut didukung oleh kestabilan politik yang
dijalankan oleh pemerintah. Orde baru yang identik dengan Bapak Soeharto atau biasa disebut
juga Bapak Pembangunan Indonesia (1969 – 1998) ekonomi Indonesia lebih stabil
dibandingkan Orde Lama.

Pada tahun 1970 – dekade 1990-an, ekonomi Indonesia berkembang rata-rata 5% – 10%.
Hal ini disebabkan karena berhasilnya program pemerintah kala itu seperti Repelita (Rencana
pembangunan Lima Tahun ) dan juga karena harga minyak dunia yang naik, dimana pada saat
itu Indonesia merupakan salah satu negara peng-ekspor minyak terbesar.

Pada tahun 1973-1974 sektor industri mengalami peningkatan yang tinggi sekitar 8%,
sehingga hampir setara dengan sektor jasa dan lain-lain dan melampaui peningkatan sektor
pertanian. Indonesia yang pada era orde lama sangat bergantung pada sektor pertanian, selama
orde baru perlahan-lahan sektor pertanian menurun, sebaliknya pada sektor industri meningkat.
Ini menunjukan bahwa Indonesia yang bergantung pada sektor pertanian, kini mulai bangkit
untuk meninggalkan ketergantungan dan berubah menjadi negara industri.

Puncaknya pada 1998, Indonesia mengalami krisis ekonomi. Dapat kita lihat pada tabel
diatas bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan sebesar 13%. Saat itu
perekonomian Indonesia diperkirakan akan hancur dan membuat presiden Indonesia kala itu
Bapak Soeharto mundur dari jabatannya. Kemunduran Bapak Soeharto juga menjadi pertanda
berakhirnya orde baru dan digantikan oleh era reformasi.

REFORMASI | Tahun 1998 - 2016


Pada awal era reformasi yang diawali dari krisis ekonomi pada tahun 1998 yang
menyebabkan Bapak Soeharto mundur dan diganti oleh Bapak BJ Habibie sembari menunggu
Pemilu 1999.

Dapat kita lihat pada tabel diatas pada tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia
mengalami penurunan sebesar 13%. Namun, perlahan ekonomi Indonesia semakin
menunjukan pemulihan. Pada tahun 1999 ekonomi Indonesia naik menjadi 0,7%, jauh dari
angka sebelumnya. Hal ini sebenarnya belum maksimal dikarenakan investor masih belum
percaya kepada ekonomi Indonesia.

Dari sisi konstribusi PDB sektor industri dan jasa masih mendominasi dan sektor
pertanian hanya memberikan sedikit kontribusi terhadap PDB. Dapat dilihat pada tabel diatas,
bisa dibilang ekonomi Indonesia setelah krisis yaitu sejak 2000 – 2016 stabil. Dan pemerintah
mampu mengatasi krisis dan menciptakan kondisi ekonomi yang stabil. Bahkan Indonesia
berhasil menyelenggarakan pemilu pertama yaitu pada 2004 dengan sukses yang secara tidak
langsung membuktikan kepada para investor bahwa Indonesia masih merupakan negara yang
aman dalam hal ekonomi.

You might also like