Professional Documents
Culture Documents
An. A umur 13 tahun diantar ibu ke poli kulit kelamin tanggal 15 Mei 2015 dengan
keluhan gatal dan kemerahan pada kaki, ketiak, dan pantat sejak 3 bulan yang lalu
terutama pada malam hari dan disertai demam untuk mengurangi keluhan, ibu
menaburi tubuh pasien dengan bedak bayi dan terkadang dengan minyak kelapa dan
keluhan dinyatakan dapat berkurang. Pasien tinggal bersama orang tua dan riwayat
orang sekitar mengalami keluhan yang sama dengan pasien, yaitu kakak pasien.
Riwayat pengobatan :ini merupakan kunjungan pasien yang kedua. Riwayat
penyakit yang sama sebelumnya disangkal ibu pasien. Riwayat alergi dan penyakit
atopic disangkal.
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
adalah identitas pasien yang meliputi; nama, umur jenis kelamin dll
b. Pengkajian Riwayat Kesehatan
Pada saat merawat pasien dengan gangguan dermatologik, perawat mendapatkan
informasi penting melalui riwayat kesehatan pasien dan observasi langsung. Dalam
banyak kasus, pasien atau keluarganya merasa lebih nyaman berbicara dengan
perawat dan menyampaikan informasi penting yang mungkin disimpannya atau
lupa disampaikan ketika berbicara dengan dokter atau petugas kesehatan yang lain.
c. Anamnesis
Pengkajian riwayat kesehatan sistem integumen dilakukan secara anamnesis oleh
perawat pada pasien untuk menemukan permasalahan yang dikeluhkan oleh pasien.
pemeriksaan fisik intigumen Secara ringkas pengkajian riwayat kesehatan
integumen, meliputi hal-hal berikut ini.
Tanyakan pada pasien tentang persepsi pola hidup sehat
Tanyakan apakah pasien mempunyai binatang peliharaan.
Tanyakan apakah pola nutrisi dan ragam diet yang digunakan dapat mengubah
kondisi kulit pasien.
Tanyakan dalam pola sehari-hari kondisi kulit tentang kekeringan atau kondisi
produksi keringat berlebih.
Tanyakan pada pasien akan adanya lesi, kemerahan, atau memar. Bisa jadi
merupakan gangguan dari panas, dingin, atau stres, keterbukaan terhadap materi
toksik, berjalan-jalan ke tempat yang terbuka, atau hasil perawatan kulit
Apakah pasien memperhatikan adanya perubahan warna kulit?
Tanyakan apakah pasien banyak bekerja atau menghabiskan1 waktu berlebihan
di luar. Bila ya, apakah menggunakan pelindung matahari dan seberapa banyak
efeknya.
Tanyakan tentang frekuensi mandi dan jenis sabun yang digunakan.
Tanyakan adakah terjadi trauma kulit akhir-akhir ini
Tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat alergi yang menyebabkan
kemerahan atau bintik-bintik merah dan gatal.
Tanyakan apakah pasien menggunakan obat-obatan topikal atau ramuan sendiri
(rendaman atau bantal pemanas) ke kulit.
Tanyakan apakah pasien pergi ke salon perawatan kulit, menggunakan lampu
pemanas, atau memakai pil perawatan kulit.
Tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat keluarga dengan gangguan kulit
yang serius seperti kanker kulit atau psoriasis.
Tanyakan kondisi psikososial pasien dengan kondisi gangguan kulit mekanisme
koping yang digunakan pada setiap ada permasalahan.
Tanyakan pola kepercayaan yang digunakan pada pasien dengan masalah yang
sedang dirasakan.
d. Pemeriksaan Fisik
Karakteristik kulit normal
Keterampilan perawat dalam pengkajian fisik dan pemahamannya terhadap
anatomi dan fungsi kulit dapat menjamin bahwa setiap penyimpangan dari
keadaan normal akan dapat dikenali, dilaporkan, dan didokumentasikan.
klik pemeriksaan fisik integumen secara rinci.
Warna
Warna kulit normal bervariasi antara orang yang satu dengan lainnya, dan
berkisar dari warna gading hingga cokelat gelap. Kulit bagian tubuh yang
terbuka, khususnya di kawasan yang beriklim panas dan banyak cahaya
matahari, cenderung lebih berpigmen dari pada bagian tubuh lainnya. Efek
vasodilatasi yang ditimbulkan oleh demam, sengatan matahari, dan inflamasi
akan menimbulkan bercak merah muda atau kemerahan pada kulit. Pucat
merupakan keadaan tidak adanya atau berkurangnya tonus, serta vaskularitas
kulit yang normal dan paling jelas terlihat pada konjungtiva. Warna kebiruan
pada sianosis menunjukkan hipoksia seluler dan mudah terlihat pada
ekstremitas, dasar kuku, bibir, serta membran mukosa. Ikterus, yaitu kulit yang
menguning, berhubungan langsung dengan kenaikan kadar bilirubin serum dan
sering kali terlihat pada sklera, serta membran mukosa.
Tekstur kulit
Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang. Pajanan matahari, proses
penuaan, dan perokok berat akan membuat kulit sedikit lembut. Normalnya
kulit adalah elastis dan dapat cepat kembali apabila dilakukan pencubitan yang
sering disebut turgor kulit baik.
Suhu
Suhu kulit normalnya hangat, walaupun pada beberapa kondisi pada bagian
perifer seperti tangan dan telapak kaki akan teraba dingin akibat suatu kondisi
vasokontriksi.
Kelembapan
Secara normal kulit akan teraba kering apabila disentuh. Pada beberapa kondisi
seperti adanya peningkatan aktivitas dan pada peningkatan kecemasan,
kelembapan akan meningkat.
Bau busuk
Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak mengenakkan. Bau yang
tajam secara normal dapat ditemukan pada peningkatan produksi keringat
terutama pada area aksila dan lipat paha.
Efloresensi
Efloresensi adalah pengkajian kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata
telanjang (secara objektif), dan bila perlu dapat diperiksa dengan perabaan.
Terdapat dua macam pengkajian efloresensi, meliputi :
1. Efloresensi primer adalah kelainan kulit yang terjadi pada permulaan
penyakit.
Lesi karakteristik
Makula Perubahan warna kulit yang tegas dengan ukuran dan bentuk
bervariasi tanpa disertai peninggian atau cekungan (bila diameter
> 1 cm disebut patch).
Papula Peninggian kulit yang solid dengan diamter <1 cm dan bagian
terbesarnya berada di atas permukaan kulit (bila papula
bergabung dengan diameter >1 cm dan permukaan datar disebut
plakat)/
Nodul Seperti papula, berbentuk kubah, ukuran >1cm dan lebih dalam.
Tumor merupakan istilah umum untuk menunjukkan adanya
suatu massa baik jinak maupun ganas yang ukurannya >2cm.
Tumor Seperti nodul tetapi lebih besar dari nodul
Vesikula Peninggian kulit berbatas tegas berisi cairan dengan ukuran <1
cm, dapat pecah menjadi erosi, dapat bergabung menjadi bula.
Bula Peninggian kulit berbatas tegas berisi cairan dengan ukuran >1
cm.
Pustula Seperti halnya vesikula, tetapi isinya pus dan berada di atas kulit
yang meradang.
Urtika Peninggian kulit yang datar oleh karena edema pada dermis
bagian atas. Bersifat gatal, timbulnya cepat, hilangnya cepat,
pori-pori melebar, warna pucat.
2. Masalah Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul sesuai dengan kasus pada skenario 3 di
atas, “Gatal” pada sistem Integumen, yaitu ;
1) Kerusakan Integritas Kulit(00046)
Domain 11 :Keamanan / Perlindungan
Kelas 2 : Cedera fisik
2) Resiko Infeksi (00004)
Domain 11 ; Keamanan / Perlindungan
Kelas 1 ; Infeksi
3) Gangguan Rasa Nyaman (00214)
Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
3. ANALISIS DATA
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
REAKSI INFLAMASI
Nyeri
Vasodilatasipembuluh darah ↑ permeabilitas kapiler
Resiko infeksi
Kerukasan integritas
kulit
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Skenario di atas masih merupakan gejala umum pada penyakit sistem integumen.
Oleh karena itu dengan berdasarkan gejala-gejala di atas dapat muncul diagnosa
banding yang masih perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik sehingga munculnya
kausa penyakit dan penegakan diagnosis yang tepat,diagnosis banding yaitu ;
Scabies, Rubella, Dermatitis dan Morbili.
2. Berdasarkan gejala di atas maka diagnosa utama yaitu penyakit Scabies, karena
manifestasi klinik semuanya menunjang pada penyakit tersebut.
3. Skabies adalah merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitasi Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya.
4. Gejala yang sering timbul pada klien dengan menderitas penyakit Scabies, yaitu ;
gatal, kemerahan pada daerah kakidan gatal yang dirasakan makin terasa pada
malam hari
5. Masalah keperawatan yang muncul sesuai dengan kasus skenario 3 “Gatal”, yaitu ;
(1) Kerusakan integritas kulit (No. Dx. 00046); (2) Resiko infeksi (No. Dx. 00004),
(3) Gangguan Kenyamanan (No. Dx. 00214).
B. Saran
1. Bagi klien yang penderita penyakit Scabies, sebaiknya tetap memperhatikan
perilaku hidup, bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi petugas medis, terutama sebagai seorang perawat melaksanakan tugas sehari-
hari dalam pelayanan kesehatan baik di rumah sakit atau puskesmas dalam
menghadapi pasien tetap memperhatikan dan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD), minimal sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu mencuci tangan
sesuai standar operasional prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. Heather. Alih Bahasa ; Made Sumarwati, dkk. 2012. Diagnosis Keperawatan,
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014,edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran,jilid1 edisi ke tiga. Jakarta: Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Nuarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda, Nic-Noc, Edisi Revisi Jilid 1. Jogyakarta :
Mediaction Publishing Jogja
Willkinson, M. Judith M. dkk. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan,edisi 9. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Willkinson, M. Judith M. dkk. Editor Anna Keliat, Budi,dkk. 2015. Diagnosis
Keperawatan, Definisi&Klasifikasi 2015-2017, edisi 10. Jakarta :Penerbit Buku
Kedokteran EGC