You are on page 1of 5

Mata Kuliah : Epidemiologi

Dosen : Nurhayati, Ns.,M.Kep., Sp.Kep.Kom

ANALISIS ARTIKEL
HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN, KONTAINER , DAN PERILAKU
MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES
AEGYPTI DI DAERAH ENDEMIS DEMAM BERDARAH DENGUE
SURABAYA

Disusun Oleh:
Kelompok I
Kelas II C Komunitas

Andriyanto Dai 20017980060


Asriadi 20017980063
Bayu Dwisetyo 20017980064
Nurlela Hi Baco 20017980060

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
ANALISIS ARTIKEL
HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN, KONTAINER , DAN PERILAKU
MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES
AEGYPTI DI DAERAH ENDEMIS DEMAM BERDARAH DENGUE
SURABAYA

A. Judul

Hubungan kondisi lingkungan, kontainer, dan perilaku masyarakat

dengan keberadaan jentik nyamuk aedes aegypti di daerah endemis demam

berdarah dengue Surabaya.

B. Identitas Jurnal

Ririh Yudhastuti dan Anny Vidiyani, 2004. JURNAL KESLING

Volume 1 No. 2

C. Tujuan penulisan Jurnal

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kondisi

lingkungan, kontainer, dan perilaku masyarakat dengan keberadaan jentik

nyamuk aedes aegypti di daerah endemis demam berdarah dengue Surabaya.

D. Fakta unik jurnal

a) Hasil uji statistik Chi -Square didapatkan p = 0,000 (p< α), berarti ada

hubungan yang bermakna antara kelembaban udara dengan keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Wonokusumo, hal ini disebabkan

kelembaban udara merupakan salah satu kondisi lingkungan yang dapat

mempengaruhi perkembangan jentik nyamuk Aedes aegypti. Hal ini juga

didukung oleh Mardihusodo (1988) disebutkan bahwa kelembaban udara


yang berkisar 81,5 - 89,5% merupakan kelembaban yang optimal untuk

proses embriosasi dan ketahanan hidup embrio nyamuk.

b) Hasil uji statistik Frisher`s Exact Test menunjukkan p = 0,004 (p< α),

berarti ada hubungan yang bermakna antara jenis kontainer dengan

keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Wonokusumo. Hal

ini disebabkan Tempat Penampungan Air (TPA ) yang bukan untuk

keperluan sehari -hari ditemukan sebanyak 16 kontainer yang berupa vas

bunga yang positif jentik dan untuk tempat minum hewan piaraan, tidak

satupun dari TPA ini yang ditemukan jentik. Ini dikarenakan kontainer dari

jenis ini setiap harinya selalu diganti dengan air yang baru. Hal ini didukung

oleh penelitian yang dilakukan oleh Yuwono dalam Yotopranoto (1998)

yang menyatakan bahwa dari beberapa survei yang dilakukan di beberapa

kota di Indonesia menunjukkan tempat perindukan yang paling potensial

adalah di kontainer yang digunakan untuk keperluan sehari - hari seperti

drum, tempayan, bak mandi, bak WC, ember, dan sejenisnya.

E. Pembahasan jurnal

Desa Wonokusumo merupakan daerah endemis Demam Berdarah

Dengue (DBD) di Kota Surabaya. Tingginya angka kejadian DBD terkait

erat dengan banyak habitat nyamuk Aedes aegypti. Tujuan penelitian ini

adalah untuk menganalisis hubungan antara kondisi lingkungan, kontainer

dan perilaku masyarakat terhadap keberadaan nyamuk Aedes aegypti. Ini

adalah penelitian observasional, ini termasuk penelitian cross-sectional,

dengan populasi rumah penduduk yang ditempati sebagai rumah. Ukuran


sampel adalah 100 rumah, diambil dengan cara sampling acak sederhana.

Wawancara, pengukuran dan observasi mendalam dilakukan untuk

mengetahui variabel yang diteliti. Data dianalisis dengan uji statistik Chi-

square dan uji Fisher untuk mengetahui hubungan kondisi lingkungan

(suhu udara, kelembaban udara), kontainer (tipe kontainer) dan perilaku

(pengetahuan, sikap dan tindakan) dengan keberadaan larva Aedes

aegypti.

Penelitian ini menemukan hasil bahwa ada hubungan yang

signifikan antara kelembaban udara (p = 0,000), jenis kontainer (p =

0,004), pengetahuan (p = 0,001) dan praktek (p = 0,001) dengan adanya

Larva nyamuk Aedes aegypti. Sedangkan, suhu udara dan sikap responden

tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan keberadaan larva Aedes

aegypti. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kondisi lingkungan,

kontainer dan perilaku tidak mendukung PSN (eradiasi habitat nyamuk).

dan tindakan pengurangan dapat meningkatkan kepadatan larva nyamuk

Aedes aegypti dengan tingkat kepadatan larva yang menunjukkan

penyebaran tinggi, yaitu HI = 68%, CI = 30,6%, BI = 82%, dan DF = 8.

Disarankan bahwa masyarakat berpartisipasi dalam pemberantasan

penyakit DBD dengan membasmi sarang nyamuk Aedes aegypti dengan

melakukan 3M.
F. Kesimpulan jurnal

a) Kepadatan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Wonokusumo yang

diukur dengan parameter HI = 58 %, CI = 30,6 %, BI = 82 % dan DF = 7,

hal ini menunjukkan transmisi nyamuk Aedes aegypti tinggi sehingga

penyebaran nyamuk semakin cepat dan semakin mudah penularan

penyakit DBD.

b) Kondisi lingkungan di Kelurahan Wonokusumo yang mempuny ai

hubungan dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti adalah

kelembaban udara. Sedangkan suhu udara tidak ada hubungan dengan

keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti.

c) Jenis kontainer yang digunakan oleh masyarakat di Kelurahan

Wonokusumo mempunyai hubungan dengan keberadaan jentik nyamuk

Aedes aegypti.

d) Perilaku masyarakat yaitu pengetahuan dan tindakan dalam mengurangi

atau menekan kepadatan jentik nyamuk Aedes aegypti mempunyai

hubungan dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Sedangkan

sikap responden tidak ada hubungan dengan keberadaan jentik nyamuk

Aedes aegypti di Kelurahan Wonokusumo.

You might also like