You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

“Analisis Kandungan Logam Pb pada Sampel Tanah Pekarangan di Daerah Desa


Cipadung, Cibiru-Bandung”

Tanggal Percobaan: Rabu, 2 Mei 2018

Tanggal Pengumpulan: Senin, 21 Mei 2018

disusun oleh :

Cepi Firmansyah Muttaqin (1147040017)

Dewi Siti Aisah (1147040021)

Novia Kusumawardani (1157040042)

Risna Auliawati (1157040049)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2018
“Analisis Kandungan Logam Pb pada Sampel Tanah Pekarangan di Daerah Desa
Cipadung, Cibiru-Bandung”

Cepi Firmansyah Muttaqin (1147040017), Dewi Siti Aisah (1147040021), Novia Kusumawardani
(1157040042) dan Risna Auliawati (1157040049)

Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum tentang Analisis Kandungan logam Pb pada sampel tanah
pekarangan yang diambil di daerah desa Cipadung, Cibiru-Bandung. Analisis ini dilakukan
menggunakan metode destruksi asam terhadap sampel yang berdasarkan pada perombakan
sampel dengan asam-asam kuat baik tunggal maupun campuran, kemudian di oksidasi
menggunakan zat oksidator. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan
jernih yang menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut sempurna. Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Rabu April 2018 di Laboratorium Kimia Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung. Tujuan praktikum ini untuk mengetahui kandungan kadar logam Pb
yang terkandung dalam sampel tanah pekarangan dengan metode AAS. Dari hasil percobaan dan
perhitungan didapat kadar Pb dalam sampel tanah yang digunakan sebesar 0,2813 mg/L. Adapun
berdasarkan SNI 06-2426-1991 batas kadar logam Pb dalam tanah adalah 0,0405 mg/L pada
panjang gelombang 217 nm. Dari hasil praktikum didapatkan hasil yang tidak sesuai dengan
literatur dimana kadar Pb yang diperoleh dengan menggunakan metode AAS pada tanah
melebihi dari batas maksimum yang ditetapkan SNI 1991.

Kata kunci: logam Pb, Tanah, Destruksi, AAS.


PENDAHULUAN

Timbal (Pb) yang terlepas ke udara lama pemanasan atau pendestruksian yang
dapat masuk ke dalam tubuh manusia berbeda. (Susila, 2014)
selanjutnya akan mengendap di dalam darah. Destruksi basah adalah perombakan sampel
Akumilasi kandungan timbal (Pb) dalam dengan asam-asam kuat baik tunggal
darah akan menyebabkan berbagai dampak maupun campuran, kemudian dioksidasi
buruk. Seperti peningkatan jumlah kematian dengan menggunakan zat oksidator. Pelarut-
orang dewasa karena pemyakit jantung pelarut yang dapat digunakan untuk
koroner, peningkatan kasus hipertensi destruksi basah antara lain asam nitrat, asam
menurunnya IQ anak-anak dan dapat sulfat, asam perklorat, dan asam klorida.
menimbulkan gangguan intestinal dan Kesemua pelarut tersebut dapat digunakan
anemia. (Indra, 2004) baik tunggal maupun campuran.
Logam-logam yang mudah diuapkan Kesempurnaan destruksi ditandai dengan
seperti Cu, Pb, Zn, Cd, umumnya ditentukan diperolehnya larutan jernih pada larutan
pada suhu rendah sedangkan untuk unsur- destruksi, yang menunjukkan bahwa semua
unsur yang tak mudah diatomisasi konstituen yang ada telah larut sempurna
diperlukan suhu tinggi. Suhu tinggi dapat atau perombakan senyawa-senyawa organik
dicapai dengan menggunakan suatu telah berjalan dengan baik. Senyawa garam
oksidator bersamaan dengan gas yang terbentuk setelah destruksi merupakan
pembakaran, contohnya atomisasi unsur senyawa garam yang stabil dan disimpan
seperti Al, Ti, Be. (Khopkar, 1990) selama beberapa hari, pada umumnya
Destruksi merupakan suatu pelaksanaan kerja destruksi basah dilakukan
perlakuan pemecahan senyawa menjadi secara metode Kjeldhal, dalam usaha
unsurnya sehingga dapat dianalisis. Istilah pengembangan metode telah dilakukan
destruksi ini disebut juga perombakan, yaitu modifikasi dari peralatan yang digunakan.
dari bentuk organik logam menjadi bentuk (Susila, 2014)
logam-logam anorganik, pada dasarnya ada Destruksi kering merupakan
dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu perombakan organic logam di dalam sampel
kimia yaitu destruksi basah (oksida basah) menjadi logam-logam anorganik dengan
dan destruksi kering (oksida kering). Kedua jalan pengabuan sampel dalam muffle
destruksi ini memiliki teknik pengerjaan dan furnace dan memerlukan suhu pemanasan
tertentu. Pada umumnya dalam destruksi tidak ada keharusan untuk memisahkan
kering ini dibutuhkan suhu pemanasan unsure uji dari yang lain sehingga tidak
antara 400-800oC, tetapi suhu ini sangat hanya menghemat waktu, tetapi juga
tergantung pada jenis sampel yang akan menghilangkan berbagai sumber kesalahan
dianalisis. (Susila, 2014) yang mungkin muncul selama proses ini.
Spektroskopi atom merupakan teknik selain itu, SSA dapat juga digunakan untuk
analisis kuantitatif dari unsur-unsur, dimana menentukan larutan berair dan larutan
sekitar 70 unsur dapat dianalisis, berair. Kenyataannya, SSA bebas dari segala
pemakaianya luas pda berbagai bidang kerumitan persiapan sampel, telah terbukti
karena prosedurnya paling selektif, spesifik, sebagai alat analisis yang ideal dan
sensitivitas tinggi yaitu kisaran ppm dan serbaguna, walaupun bukan ahli kimia,
ppb, waktu yang diperlukan cepat dan misalnya ahli biologi, dokter dan insinyur
mudah dilakukan. (Maria, 2010) yang lebih berorientasi pada pentingnya
Spektroskopi absorpsi atom pada hasil. (Nursalam, 2015)
metodenya radiasinya dari suatu sumber yang
sesuai (lampu katoda cekung) dilewatkan METODE
kedalam nyala api yang berisi sampel yang telah
Bahan
teratomisasi, kemudian radiasi tersebut
diteruskan ke detektor melalui monokromator, Bahan-bahan yang digunakan dalam
untuk membedakan antara radiasi yang berasal percobaan ini adalah sampel tanah
dari sumber radiasi dan radiasi dari nyala api,
pekarangan, aquadest, HNO3, Pb(NO3)2, air
biasanya digunakan chopper yang dipasang
suling, kertas timbang, kertas saring.
sebelum radiasi dari sumber radiasi mencapai
nyala api. Detektor disini akan menolak arus Peralatan
searah (DC) dari emisi nyala dan hanya
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan
mengukur arus bolak balik (sinyal absorpsi) dari
ini adalah neraca analitik, gelas ukur 25 mL,
sumber radiasi dan sampel. Konsentrasi unsur
erlenmeyer 250 mL, labu ukur 50 mL,
berdasarkan perbedaan intensitas radiasi pada
saat ada atau tidaknya unsur yang diukur spektrofotometer serapan atom, cawan

(sampel) dalam nyala api. (Maria, 2010) porselen, batang pengaduk, gelas kimia 250
SSA dapat mengukur kadar unsure mL, pipet tetes, spatula, pipet ukur 5 mL,
tertentu dengan baik meskipun dengan filler, labu ukur 250 mL, pipet volume 25
adanya unsur-unsur yang lain, sama sekali
mL, kaca arloji, gelas kimia 500 mL, botol Kemudian diencerkan dengan HNO3 sampai
plastik, botol semprot dan corong kaca. tanda batas dan dihomogenkan.

Cara Kerja Preparasi sampel diawali dengan


sambil diambil dan dimasukkan kedalam
Pada percobaan ini dibuat larutan
botol plastik. Sampel tanah kemudian
HNO3 terlebih dahulu dengan dipipet 0,0290
dipisahkan dari benda-benda asing dan
ml HNO3 68% kemudian diencerkan dengan
dihaluskan dengan menggunakan mortar and
aquadest pada labu takar 500 mL.
alu.
Pembuatan larutan induk Pb 1000
Penentuan kadar timbal (Pb) untuk
ppm dengan ditimbang Pb(NO3)2 sebanyak
contoh uji diawali dengan ditimbangnya
0,1599 gram dan dimasukkan ke gelas kimia
sampel tanah sebanyak 3 gram dan
lalu dilarutkan dengan aquadest kemudian
dimasukkan ke gelas kimia lalu dilarutkan
diencerkan sampai tanda batas pada labu
dengan aquadest dan ditambkah juga HNO3
takar 100 mL dan dihomogenkan.
pekat. Campuran tersebut kemudian
Pembuatan larutan baku Pb 100 ppm dipanaskan diatas hotplate hingga
dengan dipipet larutan induk Pb 1000 ppm volumenya berkurang dan mencapai volume
sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke labu kurang lebih 10 ml, campuran diangkat dan
takar 100 ml lalu dilarutkan dengan HNO3 1 didinginkan. Campuran ditambahkan
N kemudian diencerkan sampai tanda batas kembali HNO3 dan dipanaskan kembali
dan dihomogenkan. diatas hotplate hingga timbul asap berwarna
Pembuatan larutan baku Pb 10 ppm putih dan pemanasan dilakukan hingga

dengan dipipet larutan induk Pb 100 ppm campuran menjadi larutan jernih. Larutan

sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke labu kemudian disaring dan filtratnya

takar 100 ml lalu dilarutkan dengan HNO3 1 dimasukkan kedalam labu takar 100 ml dan

N kemudian diencerkan sampai tanda batas diencerkan dengan aquadest hingga tanda

dan dihomogenkan. batas dan dihomogenkan.

Pembuatan larutan standar Pb Penentuan kadar timbal untuk larutan

dengan di pipet larutan baku 10 ppm blanko yaitu diawali dengan dipipetnya

sebanyak 0 mL, 2 mL, 3 ml, 4 ml, dan 5 mL aquades sebnayk 25 ml dan dimasukkan
kedalam masing-masing labu takar 25 ml. kedalam gelas kimia 250 ml kemudian
ditambahkan dengan HNO3 sebanyak 5 ml. ditentukan persamaan garisnya. Adri
Larutan kemudian dipanaskan diatas persamaan garis dapat ditetukan kadar Pb
hotplate hingga volume berkurang dan dari sampel.
mencapai volume kurang lebh 10 ml, larutan
Analisis Data
diangkat dan didinginkan. Larutan
ditambahkan dengan HNO3 dan dipanaskan
Grafik Hubungan
kembali sampai muncul asap putih dan
Konsentrasi Larutan Standar
pemanasan dilakukan selama 30 menit
Pb dengan Absorbani
hingga larutan menjadi jernih. Larutan
0.07
kemudian disaring dan filtratnya y = 0.0583x + 0.0013
0.06
dimasukkan kedalam labu takar 100 ml dan R² = 0.9975
0.05

Absorbansi
diencerkan dengan aquadest hingga tanda 0.04 absorbansi
0.03
batas dan dihomogenkan.
0.02 Linear
Penentuan kadar air dimulai dengan 0.01 (absorbansi)
0
dibersihkan dan dkeringkannya cawan 0 0.5 1 1.5
porselen kemudian ditimbang. Sampel Konsentrasi

ditimbang sebanyak 5 gram dan dimasukkan


kedalam cawan porselen yang telah Absorbansi sampel = 0,0177
ditimbang. Cawan beserta sampel
y = 0,0583x + 0,0013
dipanaskan didalam oven pada suhu 105°C
selama 2 jam, cawan porselen didinginkan 0,0177 = 0,0583x + 0,0013

didalam desikator dan ditimbang. 0,0583x = 0,0177 – 0,0013


Pemanasan dilakukan kembali hingga
0,0583x = 0,0164
massanya konstan.
x = 0,0164/0,0583
Pengukuran kadar timbal (Pb)
dengan AAS, diawali dengan x = 0,2813 ppm
dioptimalkannya alat. Kemudian diukur
absorbansi dari deret standar dan sampel
pada panjang gelombang 217,0 nm.
Absorbansi yang didapat dibuat kurva dan
HASIL DAN PEMBAHASAN tanah tersebut. Menurut standar umum kadar
Pb dan Cd yang boleh ada pada tanah adalah
Pencemaran tanah oleh logam timbal
masing-masing 150 ppm dan 2 ppm namun
(Pb) merupakan salah satu bentuk
untuk jenis tanah yang berasal dari batuan
pencemaran yang sangat berbahaya bagi
beku. Adapun berdasarkan SNI 06-2426-
mahluk hidup. Jumlah logam timbal (Pb) di
1991 batas kadar logam Pb dalam tanah
dalam tanah yang telah melebihi standar
adalah 0,0405 mg/L. Kandungan unsur-
baku mutu menyebabkan lingkungan tidak
unsur tersebut dalam tanah sangat bervariasi
dapat mengadakan pembersihan sendiri (self
tergantung sifat-sifat tanah seperti pH,
purification).
tekstur tanah, komposisi mineral, aktivitas

Tanah adalah suatu benda alami mikroorganisme di dalamnya dan

heterogen yang terdiri atas komponen- kelembaban. Tanah dengan atau tanpa

komponen padat, cairan, dan gas, disadari merupakan tempat penimbunan

mempunyai sifat serta perilaku yang akhir dari limbah yang diakibatkan oleh

dinamik. Sifat dinamik tanah tersebut karena aktivitas manusia. Secara alami tanah akan

tanah merupakan system yang terbuka menguraikan bahan kimia yang masuk

dengan terjadinya proses pertukaran bahan kedalam tanah, tetapi apabila bahan kimia

dan energy secara berkesinambungan. Tanah yang diterima tersebut berlebihan maka

merupakan suatu sistem yang kompleks, tanah tidak akan mampu menguraikannya.

berperan sebagai sumber kehidupan Setiap jenis tanah mempunyai kemampuan

tanaman, yang mengandung semua unsur yang berbeda dalam merespons bahan kimia

yang berbeda baik dalam bentuk maupun yang diterimanya.

jumlahnya. Unsur hara mikro seperti besi


Pada praktikum kali ini dilakukan
(Fe), mangan (Mn), seng (Zn) dan tembaga
analisis logam Pb dalam sampel tanah yang
(Cu) merupakan unsur hara penting bagi
diambil di daerah pekarangan. Pertama-tama
tanaman yang terdapat dalam tanah. Tanah
sampel di persiapkan terlebih dahulu dengan
secara alami telah mengandung logam berat
dihaluskan dan dibersihkan dari benda-
meskipun hanya sedikit. Tanah pun
benda asing seperti potongan plastik, daun,
memiliki kemampuan dalam menyerap
batuan dan benda asing lainnya. Tujuannya
logam berat yang berbeda untuk tiap jenis
agar sampel yang digunakan terbebas dari
tanah berdasarkan bahan induk penyusun
kontaminan sehingga akan memudahkan
pada saat melakukan analisis. Kemudian pengoksidasi utama karena HNO3
sampel yang sudah dibersihkan dihaluskan merupakan pelarut logam yang baik, Pb
menggunakan mortar. Hal ini bertujuan teroksidasi oleh HNO3 sehingga menjadi
untuk memperluas luas permukaan sampel larut. Setelah itu, larutan dipanaskan diatas
yang akan dianalisis sehingga mempercepat hot plate sampai volume kurang lebih 10
pada proses reaksi kimia yang terjadi. mL. Reaksi yang terjadi yaitu:

Pada percobaan ini dilakukan 3Pb(s) + 8HNO3 (aq) →


beberapa percobaan. Percobaan pertama
3Pb2+ (aq) + 6NO3 + 2NO (g) + 4H2O (l)
adalah penentuan kadar timbal (Pb) secara
destruksi basah atau sama. Destruksi basah Jika dalam sampel dimasukkan zat
yaitu pemanasan sampel (organik atau pengoksidasi, lalu dipanaskan pada
biologis) dengan adanya pengoksidasi kuat temperatur yang cukup tinggi dan jika
seperti asam-asam mineral baik tunggal pemanasan dilakukan secara kontinu pada
maupun campuran. Destruksi basah pada waktu yang cukup lama, maka sampel akan
prinsipnya adalah penggunaan asam nitrat teroksidasi sempurna sehingga
untuk men destruksi zat organik pada suhu meninggalkan berbagai elemen-elemen pada
rendah dengan maksud mengurangi larutan asam dalam bentuk senyawa
kehilangan mineral akibat penguapan. Pada anorganik yang sesuai untuk dianalisis.
tahap selanjutnya, proses seringkali Larutan kemudian didinginkan pada suhu
berlangsung sangat cepat akibat pengaruh kamar dan ditambahkan kembali 5 mL
asam perklorat atau hidrat peroksida. HNO3 lalu dipanaskan diatas hot plate
sampai timbul asap putih dan dilanjutkan
Pada perlakuannya sampel yang
pemanasan sampai larutan jernih selama 30
telah dihaluskan ditimbang 3 gram dan
menit. Penambahan kembali HNO3 ini
dimasukkan ke gelas kimia 250 mL. sampel
berfungsi untuk mempercepat proses
ditambahkan dengan 25 mL aquadest dan 5
oksidasi pada logam Pb. Seharusnya
mL HNO3 pekat. Penambahan aquadest ini
dilakukan penambahan laruatan HClO4 yang
berfungsi untuk melarutkan sampel,
bertindak sebagai oksidator untuk membantu
sedangkan penambahan HNO3 pekat
HNO3 mendekomposisi matriks organik.
mempunyai tujuan tersendiri. Pada metode
Akan tetapi pada percobaan ini tidak
ini digunakan HNO3 sebagai agen
dilakukan karena bahan yang dibutuhkan percobaan ini juga dibuat larutan blanko
tidak tersedia di laboratorium. Sedangkan yang berfungsi sebagai pembanding.
proses pemanasan larutan sampai jernih ini
Percobaan kedua adalah penentuan
dilakukan untuk mengetahui kesempurnaan
kadar air pada sampel tanah pekarangan.
proses destruksi dimana ditandai dengan
Sampel tanah yang sudah dihaluskan
diperolehnya larutan jernih yang
ditimbang sebanyak 5 gram dan dimasukkan
menunjukkan bahwa semua konstituen yang
ke cawan porselen kosong yang sudah
ada telah laru sempurna atau perombakan
diketahui massanya. Sampel dalam cawan
senyawa-senyawa organik telah berjalan
dipanaskan dalam oven dengan suhu 105°C
dengan baik. Setelah larutan jernih, larutan
selama 2 jam. Setelah itu, sampel dan cawan
disaring untuk memisahkan filtrat dan
didinginkan pada desikator selama 30 menit.
residunya. Filtrat yang diperoleh
Berat cawan dan sampel kemudian
dimasukkan ke labu takar 100 mL dan
ditimbang dan dilakukan pemanasan
diencerkan dengan aquadest sampai tanda
kembali. Sehingga diperoleh massa rata-rata
batas. Pengenceran ini bertujuan untuk
sampel setelah pemanasan sebesar 4,0851
mengurangi konsentrasi larutan yang terlalu
gram.
tinggi sehingga tidak mempengaruhi pada
proses analisis menggunakan Penetapan kadar air tanah merupakan
spektrofotometer. hal yang dilakukan untuk mengetahui kadar
air tanah dan menetapkannya. Kadar air
Fungsi dari destruksi adalah untuk
tanah bersifat dinamis karena tidak selalu
memutus ikatan antara senyawa organik
konstan, sehingga semua hasil analisis
dengan logam yang akan dianalisis. Dalam
dinyatakan terhadap bobot tanah kering
penelitian ini digunakan destruksi basah
mutlak. Penetapan nya dapat dilakukan
karena pada umumnya destruksi basah dapat
dengan beberapa metode tergantung dari
dipakai untuk menentukan unsur-unsur
kebutuhan kita. Penetapan kadar air dalam
dengan konsentrasi rendah. Setelah proses
sampel tanah ini dilakukan dengan
destruksi diharapkan yang tertinggal hanya
menggunakan metode oven pengering, yang
logam-logam saja dalam bentuk ion.
mana pengeringan tersebut dengan cara
Destruksi basah pada umumnya digunakan
memasukkan sampel ke dalam oven
untuk menganalisa arsen, tembaga, timah
pengering pada suhu 105˚ C selama 2 jam
hitam, timah putih, dan seng. Pada
atau sampai beratnya konstan atau tetap. regresi yang didapat dari kurva kalibrasi
Selisih berat sebelum dan sesudah larutan standar. Larutan standar yang
pengeringan adalah banyaknya air yang digunakan berkonsentrasi 0 ppm, 0,4 ppm,
diuapkan (kadar air). Dari hasil pengamatan 0,6 ppm, 0,8 ppm, dan 1 ppm. Kemudian
dan perhitungan didapat kadar air diaktifkan alat SSA dan diaktifkan aplikasi
sebesar18,3339 %. untuk memulai proses pengukuran
absorbansi larutan standar, blanko dan
Percobaan selanjutnya adalah
sampel pada panjang gelombang 217 nm.
penentuan kadar Pb dalam sampel tanah
Kemudian diukur absorbansi deret standar
dengan metode spektrofotometer Serapan
secara manual bersamaan dengan
Atom. Spektrofotometri serapan atom (SSA)
pengukuran blanko dan sampel. Setelah
adalah suatu metode analisis untuk
pengukuran, kurva kalibrasi akan segera
penentuan unsur-unsur logam dan metaloid
ditampilkan pada recorder dan dapat
yang berdasarkan pada penyerapan
diperoleh persamaan regresi nya. Setelah itu,
(absorpsi) energi radiasi oleh atom-atom
konsentrasi sampel dapat diketahui dengan
yang berada pada tingkat energi dasar
teliti. Adapun konsentrasi Pb yang diperoleh
(ground state). Transisi elektron terjadi
dalam sampel yaitu 0,2813 ppm. Dari hasil
karena atom menyerap energi. Penyerapan
praktikum didapatkan hasil yang tidak
tersebut menyebabkan tereksitasi nya atom
sesuai dengan literatur dimana kadar Pb
ke tingkat tenaga yang lebih tinggi (excited
yang diperoleh dengan menggunakan
state). Keadaan ini bersifat labil, elektron
metode AAS pada tanah melebihi dari batas
akan kembali ke tingkat energi dasar sambil
maksimum yang ditetapkan SNI 1991 yaitu
mengeluarkan energi yang berbentuk
0,0405 ppm.
radiasi. Spektrofotometri serapan atom
(SSA) dapat digunakan untuk menganalisis KESIMPULAN

logam-logam dalam sampel. Non logam Berdasarkan percobaan dan


tidak dapat digunakan, hal ini disebabkan perhitungan pada praktikum penentuan
karena sebelum jadi atom terbuang bersama kadar Pb pada sampel tanah pekarangan ini
gas buang. dapat disimpulkan bahwa kadar Pb pada
tanah pekarangan adalah 0,2813 ppm. Dan
Kadar timbal dapat ditentukan
pada kurva hubungan absorbansi dengan
dengan perhitungan melalui persamaan
konsentrasi didapatkan persamaan regresi y Kedokteran Nusantara. http://repository.
= 0,0583x + 0,0013. Nilai absorbansi pada usu.ac.id/bitstream/ 123456789/15585/
sampel yaitu 0,0177 A, sedangkan pada 1/mkn-sep2005-%20%283%29.pdf. Diakses
larutan standar dari konsenrasi terkecil 20 mei 2018
hingga terbesar secara berurutan yaitu
Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia
0,0002 A ; 0,0260 A ; 0,0373 A ; 0,0473 A ; Analitik. UI-Press, Jakarta.
dan 0,0589 A.
Maria, Bintang. 2010. Biokimia Teknik
Penelitian. Jakarta: Erlangga

DAFTAR PUSTAKA Nursalam hamzah. 2015. Analisis Kimia


Ayu, I. W., S. Prijono dan Soemarno. 2013. Metode Spektrofotometer. Jakarta: Erlangga
Evaluasi Ketersediaan Air Tanah Lahan Kering
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu
di Kecamatan Unter Iwes, Sumbawa Besar. J-
Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta:
PAL, 4(1): 18-25.
Kanisius.
Buckman, H. O., and Brady. 1982. Ilmu Tanah.
Susila Kristianingrum, 2014 “Kajian
Jakarta: Bharata Karya Aksara.
Berbagai Proses Destruksi Sampel dan
Day, R.A dan Underwood, A.L., 1986, Analisis Efeknya” Jurnal Seminar Nasional
Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta. Penelitian, h. 4.
Hakim. N. Et al. 1986. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah. Lampung: Penerbit Universitas
Lampung.

Hanafiah, K.A. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah.


Jakarta: Rajawali Pers.

Hardjowigeno, Sarwono H. 1987. Ilmu Tanah.


Jakarta: Akademik Pressindo.

Indra Chahaya, Surya Dharma dan Lenni


Simalunnang. “Kadar Timbal (Pb) dalam
Spesimen Darah Tukang Becak Mesin di
Kota Pematang Siantar dan Beberapa Faktor
yang Berhubungan” Jurnal Majalah

You might also like