You are on page 1of 1

KEPASTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM DALAM PERJANJIAN

KERJASAMA PENGELOLAAN TANAH UNTUK PERUMAHAN


Setiawan Wicaksono, Rumi Suwardiyati, Ranitya Ganindha1

Pengembang (developer) adalah perusahaan yang berusaha dalam bidang


pembangunan perumahan. Sebagai pengembang, pekerjaan utamanya adalah
membangun perumahan di atas bidang tanah yang tersedia. Saat ini, ketersediaan
luas tanah semakin sempit dan semakin mahal sehingga pengembang seringkali
kekurangan modal untuk membeli tanah dan membangun perumahan di atasnya.
Solusi yang digunakan pengembang untuk mengatasi hal ini dengan mengadakan
perjanjian kerjasama pengelolaan tanah untuk perumahan. Melalui kerjasama ini,
pengembang dapat membangun rumah di atas tanah milik orang lain dan sebagai
kontraprestasi terhadap pemilik tanah, pengembang memberikan persentase
keuntungan kepada pemilik lahan secara bertahap dan sesuai dengan jumlah rumah
yang terjual.
Kerjasama ini memiliki kelemahan yaitu peruntukan ruang, izin pembangunan
perumahan dan kepastian pemilikan hak atas tanah yang belum jelas dan pasti namun
pengembang telah melakukan promosi dan penjualan unit. Hal ini dapat
menimbulkan kerugian bagi pembeli karena tidak adanya kepastian hukum atas
rumah yang dibeli. Kerjasama ini memiliki banyak kemiripan dengan pre project
selling yang diatur dalam UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman dan UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Isu hukum yang
diangkat adalah apakah pengembang yang mengadakan perjanjian kerjasama
pengelolaan tanah untuk perumahan dapat dikenai sanksi sesuai dengan UU No. 1
Tahun 2011 dan UU No. 20 Tahun 2011 tentang pre project selling. Analisa penulis,
perjanjian kerjasama pengelolaan tanah walaupun bentuknya kerjasama namun secara
prinsip sama dengan pre project selling.

1
Penulis adalah pengajar Hukum Perdata pada Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.

You might also like