You are on page 1of 32

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di Negara Maju terjadi kecenderungan penurunan kasus penyakit jantung(PJ) dan


penyakit pembuluh darah(PD)(contoh: antara tahun 1988-1998 di USA terjadi penurunan
sebesar 30%, sementara di swendia 42% ) yang disebabkan oleh perbaikan gaya hidup,
seperti mengurangi tembakau(rokok) dan tingkat kesadaran yang tinggi terhadap kesehatan.
Sementara di Negara berkembang terjadi hal yang sebaliknya, yaitu adanya kecenderungan
peningkatan penyakit, pembuluh darah, dan penyakit jantung yang disebabkan oleh gaya
hidup”kebarat-baratan”(yang sebenarnya di dunia barat sudah mulai di tinggalkan), dan
peningkatan jumlah usia lanjut(Depkes RI, 2007).
Di Negara berkembang keadaan tersebut telah menambah beban masalah kesehatan
yang harus di hadapi. Sementara masalah kurang gizi dan penyakit infeksi masih belum
teratasi, penyakit tidak menular termasuk di dalam penyakit jantung dan pembuluh darah
mengalami peningkatan pervalensi(Depkes RI, 2007).
Penyakit system sirkulasi menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian di
Indonesia. Proses kenaikan proporsi kematian akibat kardiovaskular nyata sekali yaitu dalam
10 tahun terjadi peningkatan dari 13% pada tahun 1980 menjadi 24 % pada tahun 1990,
beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa salah satu factor resiko terjadinya peningkatan
stroke(kardiovaskular) adalah tekanan darah tinggi(hipertensi)(woro Riyadina,dkk,2002).
Dari 10 peringkat utama penyakit system sirkulasi darah RS Indonesia rawat jalan tahun 2005,
hipertensi esensial (primer) menduduki peringkat pertama, disusul dengan penyakit jantung
lainnya(depkes RI, 2007).
Prevalensi hipertensi di Indonesia bervariasi antara 1,8%-17,6% dari survey kesehatan
rumah tangga tahun 2004, prevalensi hipertensi di Indonesia sekitar 14% dari meningkat dan
bertambahnya umur . pada kelompok umur 25-34 tahun sebesar 7% menjadi 16% pada
kelompok umur 65 tahun atau lebih menjadi 29%. Prevalensi tersebut pada perempuan (16%)
lebih tinggi di bandingkan laki-laki(12%). Hipertensi labil maupun menetap tinggkat ringan
maupun berat, hipertensi sistolik atau diastolic, timbul pada usia berapa pun(Depkes RI,2007).
Mayoritas hipertensi 90% adalah hipertensi esensial(tidak diketahui penyebabnya),
sedangkan 10% adalah hipertensi sekunder(akibat suatu penyakit). Meskipun telah banyak
dilakukan pengobatan baik secara farmakologis maupun non farmakologis, prevalensi
hipertensi tidak menunjukan adanya penurunan secara bermakna terutama untuk hipertensi
esensial(woro Riyadina,ddk,2002).
Adapun factor-faktor yang berperan dalam hipertensi esensial adalah : factor genetic,
umur, jenis kelamin, ras, asupan tinggi natrium, obesitas, stress, logam berat, dan lain-
lain(Woro Riyadina,dkk,2002).
Hipertensi berperan penting dalam perkembangan komplikasi pada berbagi organ
seperti mata, ginjal, jantung, dan otak. Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi penyakit
jantung koroner, gagal jantung, retinopati, gagal ginjal, stroke dan
sebagainya(soeparman,1996).
Mengingat besarnya pengaruh hipertensi dalam perkembangan komplikasi pada
berbagai organ, maka asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi yang efektif sangatlah
penting dalam upaya penanganan hipertensi dan mencegah timbulnya komplikasi pada
berbagai organ akibat hipertensi.
Dari uraian di atas, maka kelompok tertarik membahas tentang asuhan keperawatan
pada klien dengan hipertensi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep dasar teoritis penyakit hipertensi
b. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi,
yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, dan intervensi.
c. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi, yang meliputi
pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
BAB II
Konsep Dasar Teori Hipertensi

A. Pengertian

Hipertensi didefinisikan oleh the seventh of the joint national committee on


prevention, detection,avaluation and treatment of high blood pressure(JNC 7) sebagai
tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
keparahannya, memppunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi
maligna(aru W. sudoyo,2006).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik kurang lebih 140 mmhg dan tekanan
darah diastolic kurang lebih 90 mmHg atau bila pasien memakai obat antihipertensi(Arief
Mansjoer, 2000). Sedangkan menurut Smeltzer C. Suzanne(2005), Hipertensi adalah
tekanan darah persisten dimana tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic
di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg.

B. Klasifikasi

Menurut N. M. Kaplan (2006) memberikan batasan dengan membedakan usia


dan jenis kelamin sebagai berikut:
1. Pria, usia <45 th, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu berbasing
>130/90 mmHg.
2. Pria, usia >45 th, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya >145/95 mmHg.
3. Pada wanita tekanan darah >160/95 mmHg, dinyatakan hipertensi
C. Etiologi

Menurut penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua, yaitu:


1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
adalah hipertensi yang etiologinya tidak diketahui dan meliputi lebih kurang
90% kasus hipertensi. Hipertensi esensial kemungkinan disebabkan bersama-sama
menyebabkan meningkatnya tekanan darah (faqih Ruhyyanudin,2006).

2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dan patofisiologinya
diketahui,sehingga dapat dikendalikan dengan obat-obatan atau pembedahan(Arjatmo
Tjokronegoro,2001).

D. Faktor resiko hipertensi

1. Faktor resiko yang dapat dihindarkan atau dirubah


Menurut Arjatmo,Tjokronegoro(2001),Faktor resiko hipertensi yang dapat
dihinfarkan atau dirubah adalah:Obesitas atau kegemukannlemak dan
kolesterol,diabetes mellitus(DM),garam,rokok,kopi dan olahraga.
2. Faktor resiko yang tidak dapat dihindarkan/dirubah
Menurut Slyvia A .price(2005),Faktor resiko hipertensi yang tidak dapat
dihindarkan atau dirubah adalah:umur,genetic,lingkungan,jenis kelamin.

E. Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme terjadainya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensi II dari


angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme(ACE).ACE memegang peran
fisiologi penting dalam mengatur takanan darah.drah mengandung angiotensinogen yang
diproduksi ke hati.selanjutnya oleh hormone,renin(diproduksi oleh ginjal)akan diubah
menjadi angiotensin I.oleh ACE yang terdapat di paru-paru,angiotensin I diubah menjadi
angiotensin II.Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan
tekanan darh melalui dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatnya sekresi hormon antidiuterik(ADH) dan rasa
haus.ADh diproduksi di hipotalamus(kelenjar pituitari)dan bekerja pada ginjal untuk
mengatur osmolalitas dan volume urin.Dengan meningkatnya ADH.sangat sedikit urin
yang diekskresikan keluar tubuh(antidiuresis),sehingga menjadi pakat dan tinggi
osmolalitasnya.Untuk mengencerkannya,volume cairan ekstraselular akan ditingkatkan
dengan cara menarik cairan dari bagian intraselular.Akibatnya,volume darah meningkat
yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks
adrenal.Aldosteron merupakan hormone steroid yang memiliki peranan penting pada
ginjal. Untuk mengatur volume cairan eksteraseluler,aldosteron akan mengurangi
ekskresi NaCl(garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal.Naiknya
konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan
ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatnya volume dan tekanan darah.
Patogenesis dari hipertensi esensial merupakan multifaktorial dan sangat
komplek.faktor-faktor tersebut merubah fungsi tekanan darah terhadap perfusi jaringan
yang adekuat meliputi mediator hormone,aktivitas vaskuler,volum sirkulasi darah,caliber
vaskular,viskositas darah,curah jantung,elasitas pembuluh darah dan stimulasi
neural.patogenesis hipertensi esensial dapat dipicu oleh beberapa factor meliputi factor
genetic,asupan garam dalam diet,tingkat stress dapat berinteraksi untuk memunculkan
gejala hipertensi.
Perjalanan penyakit hipertensi esensial berkembang dari hipertensi yang kadang-
kadang muncul menjadi persisten.setelah periode asimtomatik yang lama,hipertensi
persisten berkembang menjadi hipertensi dengan komplikasi,dimana kerusakan organ
target diaorta dan arteri kecil,jantung,ginjal,retina dan susunan saraf pusat.progresifitis
hipertensi dimulai dari prehipertensi pada pasien umur 10-30 tahun(dengan
meningkatnya curah jantung)kemudian menjadi hipertensi dini pada pasien umur 20-40
tahun(dimana tahanan perifer meningkat) kemudian menjadi hipertensi pada umur30-50
tahun dan akhirnyamenjadi hipertensi degan komplikasi pada usia 40-60 tahun(Ade
dian,2009).
Menurut faqih ruhyanudin(2006),mengkatnya tekanan darah didalam arteri bisa
terjadi melalui beberapa cara:
a. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya.
b. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku,sehingga mereka todak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut,karena itu darah
pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada
biasanya dan menyebabkan naiknya tekann.inilah yang terjadi pada usia lanjut,damna
dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arterioksklerosis.Dengan cara yang
sama,tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi yaitu jika arteri
kecil(arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau
hormone didalam tubuh.
c. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah hal
ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah
garam dan air dari dalam tubuh.Volume darah dalam tubuh meningkat,sehingga tekanan
darah juga meningkat.Sebaliknya,jika aktivitas memompa jantung berkurang,arteri
mengalami pelebaran dan banyak cairan keluar dari sirkulasi mka tekanan darah akan
menurun.

F. Manifestasi klinis

Pada sebagian besar penderita,hipertensi tidak menimbulkan gejala.Gejala yang


dimaksud adalah sakit kepala,perdarahan dari hidung,pusing,wajah kemerahan dan
kelelehan,yang bisa saja terjadi pada penderita hipertensi.jika hipertensinya berat atau
menurun dan tidak diobati,bisa timbul gejala sakit kepala,kelelahan,muntah,sesak
napas,pandangan menjadi kabur,yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak,mata,jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak.Keadaan ini disebut sebagai esafalopatik
hipertensif(Medicastore,2004).Sedangkan menurut lany gunawab(2001) gejala klinis
yang dialami oleh penderita hipertensi biasanya berupa:pusing,mudah marah,sukar
tidur,rasa berat di tengkuk,mudah lelah,mata berkunang-kunang(lary Gunawan,2001).

G. Pemeriksaan penunjang

1. Hemoglobin/hematokrit:mengakaji hubungan dari sel-sel terhadap volume


cairan(viskositas).
2. BUN/Kreatinin:memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3. Glukosa: Hiperglikemia diakibatkan oleh peningkatan kadar katckolamin.
4. Kalium serum: hipokalamia dapat mengidikasikan adanya aldosteron
utama(penyebab).
5. Kolesterol dan trigliserida serum:peningkatan kadar dapat mengidikasikan adanya
pembentukan plak ateromatosa(efek kardiovaskuler),
6. Foto dada:dapat menunjukkan obstruksai kalasifikasi pada area katup.
7. EKG:dapat menunjukan pembesaran jantung,pola rengangan,gangguan konduksi.

H. Penatalaksanaan

1. Pengelolaan hipertensi primer


Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan
untuk mencegahterjadainya komplikasi.Langkah awalnya adalah merubah pola
hidup penderita:
a. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan dapat
menurunkan berat badannya sampai batas ideal.
b. Mengubah pola makan pada penderita kegemukan atau kadar kolestrol darah
tinggi.Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari2,3 gram natrium atau 6
gram natrium klorida setiap harinya(disertai dengan asupan
kalium,magnesiumdan kalium yang cukup)dan mengurangi alcohol.
c. Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat\
d. Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan
darahnya terkendali.
e. Berhenti merokok.

Pemberian obat-obatan yaitu:


1. Diuretik thiaziden
2. Penghambat adrenergic
3. Angiotension converting enzyme inhibitor(ACE-inhibitor)
4. Angiotensin-II blocker
5. Antagonis kalsium
6. Vasodilator langsung

Beberapa oabat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan
secara intravena(melalui pembuluh darah).

a. Diazoxide
b. Nitroprusside
c. Nitroglycerin
d. Labeltalol

2. Pengelolaan hipertensi sekunder

Pengobatan hipertensi sekunder tergantung penyebabnya.Mengatasi penyakit ginjal


kadang dapay mengembalikan tekanan darah.penyempitan arteri bisa diatasi dengan memasukan
selang yang pada ujungnya terpasang balon dan mengembangkan tersebut atau bisa dilakukan
pembedahan untuk membuat jalan pintas(obrasi bypass).Tumor yang menyebabkan
hipertensi(misalnya feakromositoma)biasanya diangkat melalui pembedahan.(faqih
Rahyanudi,2006).
Bab III
Proses Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Hipertensi
2.1.1.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Meliputi nama, umur(kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register dan diagnosis medis
2. Keluhan Utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah sakit kepala disertai
rasa berat di tengkuk, sakit kepala berdenyut.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala. Gejala yang dimaksud
adalah sakit di kepala, pendarahan di hidung, pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa
saja terjadi pada penderita hipertensi. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak di obati,
bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, muntah, sesak napas, pandangan menjadi kabur, yang
terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal. Kadang penderita
hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, diabetes militus, penyakit ginjal, obesitas,
hiperkolesterol, adanya riwayat merokok, penggunaan alcohol dan penggunaan obat kontrasepsi
oral, dan lain-lain.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.
6. Data dasar pengkajian pasien
a. Aktivitas/istirahat
Gejala: kelemahan, letih, sesak napas, gaya hidup monoton.
Tanda: frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala: riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner dan penyakit serebrovaskuler.
Tanda: kenaikan tekanan darah meningkat,denyutan nadi jelas dan karotis.
c. Integritas ego
Gejala: perubahan kepribadian, ansietas, euphoria, marah kronik(dapat mengindikasikan
kerusakan serebral).
Tanda: gelisah, otot muka tegang, gerakan fisik cepat, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala: gangguan saat ini atau yang lalu/obstruksi riwayat penyaki ginjal.
e. Makanan dan cairan
Gejala: makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, gula yang berwarna hitam,
kandungan tinggi kalori, mual, muntah, perubahan berat badan.
Tanda: berat badan obesitas, adanya edema, kongesti vena, glikosuria.
f. Neorosensori
Gejala: keluhan Pening/pusing, berdenyut, sakit kepala subosipital, gangguan
penglihatan(diplopia, penglihatan kabur)
Tanda: status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola bicara, proses pikiir, respon motorik:
penurunan kekuatan ganggaman tangan/reflex tendon dalam.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala: angina, nyeri tulang timbulpada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri abdomen.
h. Pernapasan
Gejala: dipsnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja, takipnea, ortopnea, noktural,
paroksimal,batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distres respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan, bunyi napas tambahan, sianosis.
i. Keamanan
Gejala: gangguan koordinasi/ cara berjalan
Tanda: episode Parestesia unilateral transient, hipotensi postural.
j. Pembelajaran/ penyuluhan
Gejala: hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM, penyakit serebrovaskular.
k. Rencana pemulangan
Bantuan dengan pemantauan ATD, perubahan dalam terapi obat.
l. Pemeriksaan penunjang
1. Hemoglobin/hemotokrit: mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskosita)
2. BUN/kreatinin:nmemberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
3. Glukosa: hiperglikemia diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin
4. Kalium serum: hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama(penyebab)
5. Kolesterol dan trigliserida serum: peningkatan kadar dapat mengindikasikan
adanyapembentukan plak ateromatosa(efek kardiovaskuler)
6. Foto dada: dapat menunjukan obstruksi kalsifikasi pada area katup
7. EKG: dapat menunjukan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi

j. prioritas keperawatan
1. mempertahankan/meningkatkan kardiovaskuler.
2. mencegah komplikasi
3. memberikan informasi tentang proses/prognosis dalam program pengobatan.
4. mendukung control aktif pasien terhadap kondisi
2.1.1.2 diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
a. resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi, dan iskemia miokardia.
b. nyeri(akut) : sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral pada
region sub oksipital
c. intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
d. perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebihan
sehubungan dengan kebutuhan metabolic pola hidup monoton.
e. ketidakefektifan koping individual berhubungan dengan krisis maturasional
f. kurang pengetahuan(kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan rencana pengobatan
berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat.

2.1.1.3 Rencana Asuhan keperawatan(Nursing care Planning/NCP)


A. Resiko Tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi dan iskemia miokardia.
Tujuan:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan , diharapkan penurunan curah jantung tidak terjadi.
Criteria Hasil:
1). Tekanan darah dalam batas normal/terkontrol(110/70-120/80 mmHg)
2). Irama dan Frekuensi Jantung stabil(HR=60-100x/i)
3). Akral hangat
4). Kulit tidak pucat
5). Pengisian kapiler(Capilarry refile) baik, kembali dalam waktu 2-3 detik
6). Oedema tidak ada

Intervensi Rasional
Mandiri:
- Pantau tekanan darah, ukur tangan/paha, -perbandingan dari tekanan memberikan
untuk evaluasi awal gambaran yang lebih lengkap tentang bidang
- Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral masalah vascular.
dan perifer - denyutan karotis, jugularis, radialis dan
- Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas femoralis mungkkin teramati/terpalpasi.
- Amati warna kulit, kelembaban suhu, dan -umum terdengar pada pasien hipertensi berat
masa pengisiaan kapiler karena adanya hipertrofi atrium
- Catat edema umum dan tertentu -adanya pucat, dingin, kulit lembab, dan masa
- Berikan lingkungan tenang, nyaman, pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan
kurangi aktivitas/keributan lingkungan dengan vasokonstriksi
- Pertahankan pembatasan aktifitas -dapat mengindikasikan gagal jantung,
- Lakukan tindakan yang nyaman kerusakan ginjal, dan vascular.
-membantu untuk menurunkan rangsangan
simpatis:meningkatkan relaksasi
-menurunkan stress dan ketegangan yang
- Anjurkan tekhnik relaksasi, panduan mempengaaruhi tekanan darah
imajinasi, aktivitas pengalihan -mengurangi ketidaknyamanan dan dapat
menurunkan rangsangan simpatis
-menurunkan rangsangan yang dapat
menimbulkan stress, sehingga dapat
- Pantau respons terhadap obat untuk menurunkan tekanan darah.
mengontrol tekanan darah. -respon terhadap terapi obat tergantung pada
individu dan efek sinergis obat
Kolaborasi:
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi
-karena efek kerja obat bervariasi waktupun
- Berikan pembatasan cairan dan diit natrium secara umum dapat menurunkan tekanan darah
sesuaii indikasi. -dapat menangani retensi cairan dengan respon
hipertensi.

b. Nyeri akut: sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular selebar

Intervensi Rasionalisasi
Mandiri:
- Pertahankan tirah baring selama fase aktif - Meminimalkan stimulus/tindakan relaksasi
- Berikan tindakan non farmokologis untuk
- Tindakan yang menurunkan tekanan
menghilangkan sakit kepala vaskuler serebal dan yang
memperlambat/memblok respon simpatis
efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan
komplikasinya.
- Hilangkan minimal aktifitas vasokontraksi
- Aktifitas yang meningkatakan
yang dapat meningkatkan sakit kepala. vasokontraksi menyebabkan skit kepala.
- Bantu pasien dalam ambulasi sesuai
- Pasien juga dapat mengalami episode
kebutuhan. impotensi postural.
- Berikan cairan,makanan lunak,perawatan
- Meningkatkan kenyamanan umum.
mulut yang teratur bila terjadi pendarahan
hidung.
Kolaborasi:
- Berikan obat sesuai dengan indikasi
- Menurunkan nyeri dan menurunkan
analgesic. rangsangan system syaraf simpatis.
- Anti ansientas. - Mengurangi tekanan dan ketidak nyamanan
yang diperberat oleh stress.

c.intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai


dan kebutuhan oksigen.
Intervensi Rasional
- Kaji respon pasien terhadap aktivitas, -menyebutkan parameter membantu dalam
perhitungan frekuensi nadi lebih dari mengkaji, respons fisiologis terhadap stress
20x/menit di atas frekuensi istirahat aktivitas dan bila ada merupakan indicator
- Instruksikan pasien tentang teknik dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan
penghematan energy tingkat aktivitas
- Berikan dorongan untuk melakukan -teknik menghemat energy mengurangi
aktifitas perawatan diri terhadap jika dapat penggunaan energy, juga membantu
di toleransi keseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
-kemajuan aktivitas terhadap menncegah
peningkatan kerja jantung tiba.

d. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebihan
berhubungan dengan kebutuhan metabolic, pola hidup monoton dan keyakinan budaya.
Intervensi Rasional
-kaji pemahaman pasien tentang -Kegemukan adalah resiko tambahan
hubungan langsung antara hipertensi dan pada tekanan darah naik
kegemukan -kesalahan kebiasaan makan dapat
-bicarakan pentinganya menurunkan menunjang terjadinya arterosklerosis dan
masukan kalori dan batasi masukan kegemukan
lemak, garam, dan gula sesuai indikasi -motivasi untuk pennurunan berat badan
-tetapkan keinginan pasien menurunkan adalah internal
berat badan -mengidentifikasi kekuatan /kelemahan
-kaji ulang masukan kalori harian dan dalam program diit terakhir
pilihan diet -penurunan masukan kalori seseorang
-tetapkan rencana penurunan berat badan sebanyak 500 kalori/hari secara teori
yang realistic dengan pasien dapat menurunkan 0,5 kg/minggu
-dorong pasien untuk mempertahankan -memberikan data dasar tentang
masukan makan harian termasuk kapan keadekuatan nutrisi yang dimakan dan
dan dimana makan dilakukan dan kondisi emosi saat makan.
lingkungan dan perasaan sekitar saat -menghindari makanan tinggi lemak
makanan di makan jenuh dan kolesterol penting dalam
-instruksikan dan bantu memilih makan menvegah perkembangan aterogenesis
yang tepat, hindari makanan dengan -memberikan konseling dan bantuan
kejenuhan lemak tinggi. dengan memenuhi kebutuhan diet
individual.
Kolaborasi:
-rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi
BAB IV
TINJAUAN KASUS

Kasus:
Tn.A (40thn) datang ke RS dr.M.Yunus Bengkulu pada tanggal 5 juni 2010 jam 09.20 WIB
dengan keluhan sakit kepala disertai rasa berat ditengkuk,sakit kepala berdenyut. Pada saat
dilakukan pengkajian oleh perawat “M”,klien mengatakan sakit kepala,sejak 5hari sebelum
masuk RS.Klien mengatakan adanya perdarahan dari hidung,sakit kepala timbul setelah
melakukan aktivitas yang berat,klien merasa pusing,dan kelelahan,lemas,gelisah,keletihan.klien
mengatakan kesulitan bernapas. Selain klien mengatakan sakit kepala dan pusing timbul
perlahan-lahan,terus menerus dan beraktivitas.klien juga mengatakan ia merasakan mual dan
muntah sehingga tidak nafsu makan,dia hanya mampu menghabiskan ¼ porsi setiap kali makan
(pagi,siang,malam). Klien mengatakan pandangannya menjadi kabur. Klien mengatakan pernah
menderita penyakit hipertensi,DM. klien mengatakan ada riwayat alergi terhadap makanan.
Riwayat merokok ±1 bungkus perhari. Klien juga mengatakan ada anggota keluarga yang
menderita penyakit keturunan. Seperti jantung,hipertensi,obesitas,dll.
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh perawat”M” didapatkan data : keadaan umum
lemah,letih,dank lien tampak gelisah.TTV : TD = 150/100mmHg. ND= 120x/i ,RR=32x/i ,S=
37,2oC, BB= 66(turun 4 kg dari 70 kg menjadi 66kg),TB = 155cm.Turgor kulit buruk (tidak
elastis),kuku pucat, dan sedikit sianosis,mukosa bibir kering dan pucat,dipsnea,adanya
epistaksis,adanya kelemahan otot. Atau perubahan mental. Pada leher terdapat bising
karotis,adanya suara napas tambahan : ronchi,wheezing. Pada abdomen terdapat bising dan
peristaltic dan adanya edema.
Hasil foto rontgen menunjukkan pembesaran jantung,vaskularisasi,atau aorta yang lebar.
Hasil EKG menunjukkan adanya pembesaran ventrikel kiri,pembesaran atrium kiri,dan adanya
penyakit jantung koroner/aritmia. Sedangkan dari hasil laboratorium fungsi ginjal terdapat urine
lengkap (urinalisa) dan asam urat. Kemudian pada pemeriksaan echocardiogram tampak adanya
penebalan dinding ventrikel,dan terjadi dilatasi dan gangguan fungsi sistolik dan diastolik.
3.1. Pengkajian
1. Data Biografi
Identitas Klien:
Nama : Tn. A No Register:
Umur : 40 tahun
Suku/bangsa : Indonesia
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jl. Basuki Rahmat
Tanggal masuk RS : 6 Juni 2010
Catatan kedatangan : Kursi roda (), Ambulans (√), Brankar (√)
2. Riwayat Kesehatan/ Keperawatan
1) Keluhan utama/ alasan masuk RS:
Tn.A (40th) dating ke RS.dr.M.Yunus Bengkulu pada tanggal 6 Juni 2010 jam 09.20 WIB dengan
keluhan sakit kepala,disertai rasa berat di tengkuk,sakit kepala berdenyut.
2) Riwayat kesehatan sekarang:
Faktor pencetus: k/ mengatakan sakit kepala muncul setelah melakukan aktivitas yang berat.
Sifat keluhan; klien mengatakan sakit kepala dan pusing muncul perlahan-lahan,terus menerus
dan bertambah dengan aktivitas.
Lokasi dan sifatnya: menyebar
Munculnya Keluhan : k/ mengatakan sakit kepala sejak 3hari sebelum masuk RS.
Keluhan saat pengkajian: klien juga mengatakan adanya perdarahan dari hidung,klien merasa
pusing,dan kelelahan,lemas,gelisah,keletihan,klien mengatakan kesulitan bernapas,klien juga
mengatakan ia merasa mual dan muntah sehingga tidak nafsu makan,dia hanya mampu
menghabiskan ¼ porsi setiap kali makan (pagi,siang,malam). Klien mengatakan pandangannya
menjadi kabur.
3) Riwayat kesehatan dahulu:
k/ mengatakan pernah menderita penyakit Hipertensi,DM
k/ mengatakan ada riwayat alergi terhadap makanan.
Riwayat merokok ±1 bungkus perhari.
4) Riwayat kesehatan keluarga:
k/ mengatakan ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti
jantung,hipertensi,obesitas,dll.
5). Pola nutrisi dan metabolism
k/ mengatakan ia merasakan mual dan muntah sehingga tidak nafsu makan,dia
hanya mampu menghabiskan ¼ porsi setiap kali makan (pagi,siang,malam).
3. Pemeriksaan Fisik
1). keadaan umum :
penampilan umum : Klien tampak lemah, klien tampak letih dan klien tampak gelisah.
BB: 66Kg(turun 4kg dari 70kg menjadi 66kg)
TB: 155cm
2). Tanda tanda vital :
TD: 150/100 mmHg
ND: 120 x/menit
RR: 32 x/menit
S :38 oC
3). Kulit
Turgor kulit: buruk(tidak elastis)
4). Mulut dan tenggorokan
Mukosa bibir : kering dan pucat.
5). Leher
Terdapat bising karotis,adanya suara napas tambahan seperti ronchi,wheezing.
6). Pernapasan :
Adanya dipsnea,epistaksis dan kelemahan otot atau perubahan mental.
7). Abdomen:
Terdapat bising dan peristaltic dan adanya edema.
4. Pemeriksaan Penunjang :
Hasil Foto rongten : menunjukan pembesaran jantung,vaskularisasi atau aorta yang lebar.
Hasil EKG : menunjukkan adanya pembesaran ventrikel kiri,pembesaran atrium kiri,dan
adanya penyakit jantung koroner/aritmia.
Hasil Laboratorium : fungsi ginjal terdapat urine lengkap (urinalisa),dan asam urat.
Echocardiogram : tampak adanya penebalan dinding ventrikel,dan terjadi dilatasi dan
gangguan fungsi sistolik dan diastolic

ANALISA DATA
Nama klien :Tn . A
Ruang Rawat ;
Diagnosa medik : Hipertensi
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Peningkatan afterload, Risiko tinggi
- Klien mengatakan adanya perdarahan vasokonstriksi, terhadap penurunan
dihidung. Hipertrofi,dan iskemia curah jantung.
- Kien mengatakan merasa pusing. miokardia
- Klien mengatakan merasa kelelahan
- Klien mengatakan merasa lemas.
- Klien mengatakan merasa gelisah.
- Klien mengatakan kesulitan bernapas.
DO :
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak letih.
- Klien tampak lemah.
- Tanda tanda vital :
TD: 150/100 mmHg
ND: 120 x/menit Peningkatan tekanan
RR: 37,2 x/menit vaskuler serebral pada
- Turgor kulit buruk (tidak elastis) region sub oksipital.
- Kuku pucat dan sedikit sianosis
- Pada leher terdapat bising karotis
- Adanya suara napas tambahan :
Ronchi,wheezing.
- Pada abdomen adanya edema.
DS:
- klien mengatakan sakit kepala sejak 3 Nyeri akut; sakit
2. hari sebelum masuk RS. kepala.
- klien mengatakan sakit kepala timbul
setelah melakukan aktivitas yang berat.
- klien mengatakan merasa pusing.
- Klien mengatakan merasa gelisah. Ketidakseimbangan
- klien mengatakan pandangannya antara suplai dan
menjadi kabur. kebutuhan
- Klien mengatakan merasakan mual dan oksigen(O2).
muntah.

DO:
- Klien tampak gelisah
- klien tampak lemah
- klien tampak letih
- TTV
TD: 150/100mmHg
RR:32x/i
ND:120x/i
- Pada pemeriksaan Echocardiogram
tampak adanya penebalan dinding
ventrikel,dan terjadi dilatasi dan gangguan
fungsi sistolik dan diastolik.

DS:
- Klien mengatakan lemas
- Klien mengatakan kelelahan
- Klien mengatakan merasa pusing. Intoleransi aktivitas
3. - Klien mengatakan gelisah.
DO:
- klien tampak gelisah
- klien tampak lemah
- klien tampak letih
- TTV
- TD : 150/100mmHg
- ND : 120 x/i
- RR : 32 x/i
- Dipsnea
- Adanya kelemahan otot
- Perubahan mental.
- hasil EKG : adanya pembesaran
ventrikel kiri,pembesaran atrium kiri,dan
adanya penyakit jantung koroner/aritmia.

3.2. Diagnosa keperawatan yang muncul


1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan
afterload,vasokontriksi,hipertrofi dan iskemia miokardia
2. Nyeri akut:sakit kepala b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral pada region sub oksipital
3. Intoleransi aktivitas b. d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen(O2)..

3.3 NCP (Nursing Care Planing)


Nama klien :Tn . A
Ruang Rawat ;
Diagnosa medik : Hipertensi

A. Resiko Tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi dan iskemia miokardia.
Tujuan:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan , diharapkan penurunan curah jantung tidak terjadi.
Criteria Hasil:
1). Tekanan darah dalam batas normal/terkontrol(110/70-120/80 mmHg)
2). Irama dan Frekuensi Jantung stabil(HR=60-100x/i)
3). Akral hangat
4). Kulit tidak pucat
5). Pengisian kapiler(Capilarry refile) baik, kembali dalam waktu 2-3 detik
6). Oedema tidak ada

Intervensi Rasional
Mandiri:
- Pantau tekanan darah, ukur tangan/paha, -perbandingan dari tekanan memberikan
untuk evaluasi awal gambaran yang lebih lengkap tentang bidang
- Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral masalah vascular.
dan perifer - denyutan karotis, jugularis, radialis dan
- Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas femoralis mungkkin teramati/terpalpasi.
- Amati warna kulit, kelembaban suhu, dan -umum terdengar pada pasien hipertensi berat
masa pengisiaan kapiler karena adanya hipertrofi atrium
- Catat edema umum dan tertentu -adanya pucat, dingin, kulit lembab, dan masa
- Berikan lingkungan tenang, nyaman, pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan
kurangi aktivitas/keributan lingkungan dengan vasokonstriksi
- Pertahankan pembatasan aktifitas -dapat mengindikasikan gagal jantung,
- Lakukan tindakan yang nyaman kerusakan ginjal, dan vascular.
-membantu untuk menurunkan rangsangan
simpatis:meningkatkan relaksasi
-menurunkan stress dan ketegangan yang
- Anjurkan tekhnik relaksasi, panduan mempengaruhi tekanan darah
imajinasi, aktivitas pengalihan -mengurangi ketidaknyamanan dan dapat
menurunkan rangsangan simpatis
-menurunkan rangsangan yang dapat
menimbulkan stress, sehingga dapat
- Pantau respons terhadap obat untuk menurunkan tekanan darah.
mengontrol tekanan darah. -respon terhadap terapi obat tergantung pada
individu dan efek sinergis obat
Kolaborasi:
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi
-karena efek kerja obat bervariasi waktupun
- Berikan pembatasan cairan dan diit natrium secara umum dapat menurunkan tekanan darah
sesuaii indikasi. -dapat menangani retensi cairan dengan respon
hipertensi.

b. Nyeri akut: sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular selebar

Intervensi Rasionalisasi
Mandiri:
- Pertahankan tirah baring selama fase aktif - Meminimalkan stimulus/tindakan relaksasi
- Berikan tindakan non farmokologis untuk
- Tindakan yang menurunkan tekanan
menghilangkan sakit kepala vaskuler serebal dan yang
memperlambat/memblok respon simpatis
efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan
komplikasinya.
- Hilangkan minimal aktifitas vasokontraksi
- Aktifitas yang meningkatakan
yang dapat meningkatkan sakit kepala. vasokontraksi menyebabkan skit kepala.
- Bantu pasien dalam ambulasi sesuai
- Pasien juga dapat mengalami episode
kebutuhan. impotensi postural.
- Berikan cairan,makanan lunak,perawatan
- Meningkatkan kenyamanan umum.
mulut yang teratur bila terjadi pendarahan
hidung.
Kolaborasi:
- Berikan obat sesuai dengan indikasi
- Menurunkan nyeri dan menurunkan
analgesic. rangsangan system syaraf simpatis.
- Anti ansientas. - Mengurangi tekanan dan ketidak nyamanan
yang diperberat oleh stress.

c.intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai


dan kebutuhan oksigen.
Intervensi Rasional
- Kaji respon pasien terhadap aktivitas, -menyebutkan parameter membantu dalam
perhitungan frekuensi nadi lebih dari mengkaji, respons fisiologis terhadap stress
20x/menit di atas frekuensi istirahat aktivitas dan bila ada merupakan indicator
- Instruksikan pasien tentang teknik dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan
penghematan energy tingkat aktivitas
- Berikan dorongan untuk melakukan -teknik menghemat energy mengurangi
aktifitas perawatan diri terhadap jika dapat penggunaan energy, juga membantu
di toleransi keseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
-kemajuan aktivitas terhadap menncegah
peningkatan kerja jantung tiba.

3. 4 implementasi dan evaluasi SOAP


No Hari/tgl Dx kep Implementasi Evaluasi
1. Senin, Risiko tinggi terhadap Pukul 08. 00 wib Pukul 10. 00 wib
28 juni penurunan curah jantung b.d Mandiri: S=
2010 peningkatan -memantau - Klien mengatakan
afterload,vasokontriksi,hipertrofi tekanan darah, tidak adanya
dan iskemia miokardia ukur tangan/paha, perdarahan dihidung.
untuk evaluasi
- Kien mengatakan
awal merasa tidak pusing
-mencatat lagi.
keberadaan, - Klien mengatakan
kualitas denyutan merasa tidak kelelahan
sentral dan perifer lagi
-mengauskultasi - Klien mengatakan
tonus jantung dan merasa tidak lemas
bunyi nafas lagi.
-mengamati - Klien mengatakan
warna kulit, merasa tidak gelisah
kelembaban suhu, lagi.
dan masa
- Klien mengatakan
pengisiaan kapiler tidak kesulitan
-mencatat edema bernapas.
umum dan O =
tertentu - Klien tampak
-memberikan tenang
lingkungan - Klien tampak tidak
tenang, nyaman, letih.
kurangi - Klien tampak tidak
aktivitas/keributan lemah.
lingkungan - Tanda tanda vital :
-mempertahankan TD:120/80 mmHg
pembatasan ND: 95 x/menit
aktifitas RR: 37,5 x/menit
-melakukan - Turgor kulit baik
tindakan yang (elastis)
nyaman - Kuku tidak pucat
-menganjurkan - Pada leher tidak
tekhnik relaksasi, terdapat bising karotis
panduan - Tidak adanya suara
imajinasi, napas tambahan :
aktivitas Ronchi,wheezing.
pengalihan - Pada abdomen
-memantau adanya edema.
respons terhadap A=
obat untuk Masalah teratasi, Klien
mengontrol jadi tenang,tidak letih
tekanan darah. dan lemahTanda tanda
Kolaborasi: vital :TD:120/80
-memberikan mmHg,ND: 95
obat-obatan sesuai x/menit,RR: 37,5
indikasi x/menit,Turgor kulit
-memberikan baik (elastis),Kuku
pembatasan cairan tidak pucat,Pada leher
dan diit natrium tidak terdapat bising
sesuai indikasi. karotis,Tidak adanya
suara napas tambahan
:Ronchi,wheezing,Pada
abdomen adanya
edema.
P=
Intervensi di hentikan.

2 Kamis, Nyeri akut:sakit kepala b.d Pukul 12. 00 wib Pukul 16. 00 wib
27 mei peningkatan tekanan vaskuler Mandiri: S:
2010 serebral pada region sub -mempertahankan- klien mengatakan
oksipital tirah baring tidak sakit kepala lagi.
selama fase aktif - klien mengatakan
-memberikan tidak sakit kepala
tindakan non setelah melakukan
farmokologis aktivitas yang berat.
untuk - klien mengatakan
menghilangkan merasa tidak pusing
sakit kepala lagi.
-menghilangkan - Klien mengatakan
minimal aktifitas merasa tidak gelisah
vasokontraksi lagi.
yang dapat
- klien mengatakan
meningkatkan pandangannya tidak
sakit kepala. kabur lagi.
-membantu pasien
- Klien mengatakan
dalam ambulasi merasakan tidak mual
sesuai kebutuhan. dan muntah lagi.
-memberikan O:
cairan,makanan - Klien tampak tidak
lunak,perawatan gelisah lagi
mulut yang
- klien tampak lemah
teratur bila terjadi lagi.
pendarahan - klien tampak tidak
hidung. letih lagi.
Kolaborasi: - TTV
-memberikan obat TD: 120/80mmHg
sesuai dengan RR:37,5x/i
indikasi analgesic. ND:95x/i
-Anti ansientas. - Pada pemeriksaan
Echocardiogram tidak
tampak adanya
penebalan dinding
ventrikel,dan tidak
terjadi dilatasi dan
gangguan fungsi
sistolik dan diastolik.
A=
- Masalah teratasi,
Klien tampak tidak
gelisah dan lemah,letih
lagi,TTV:TD:
120/80mmHg,RR:37,5
x/I,
- ND:95x/I,Pada
pemeriksaan
Echocardiogram tidak
tampak adanya
penebalan dinding
ventrikel,dan tidak
terjadi dilatasi dan
gangguan fungsi
sistolik dan diastolik.
P=
Intervensi di hentikan
3 Jumat, Intoleransi aktivitas berhubungan Pukul 09. 00 wib Pukul 13. 00 wib
28 mei dengan ketidak seimbangan Mandiri: S:
2010 antara suplai dan kebutuhan -mengkaji respon
- Klien mengatakan
oksigen(O2) pasien terhadap tidak lemas lagi.
aktivitas, - Klien mengatakan
perhitungan tidak kelelahan lagi.
frekuensi nadi
- Klien mengatakan
lebih dari merasa tidak pusing
20x/menit di atas lagi.
frekuensi istirahat- Klien mengatakan
-Instruksikan tidak gelisah lagi.
pasien tentang O:
teknik - klien tampak tidak
penghematan gelisah lagi
energy - klien tampak tidak
-memberikan lemah lagi
dorongan untuk
- klien tampak tidak
melakukan letih lagi.
aktifitas - TTV
perawatan diri
- TD :120/80mmHg
terhadap jika
- ND : 95 x/i
dapat di toleransi- RR : 37,5 x/i
- Tidak ada dipsnea
- Tidak adanya
kelemahan otot
- Tidak ada
Perubahan mental.
- hasil EKG : tidak
adanya pembesaran
ventrikel kiri,tidak
adanya pembesaran
atrium kiri,dan tidak
adanya penyakit
jantung
koroner/aritmia.

A:
Masalah teratasi, klien
tampak tidak
gelisah,lemah dan letih
lagi,TTV:TD
:120/80mmHg,ND : 95
x/I,RR : 37,5 x/I,Tidak
ada dipsnea,Tidak
adanya kelemahan
otot,hasil EKG : tidak
adanya pembesaran
ventrikel kiri,tidak
adanya pembesaran
atrium kiri,dan tidak
adanya penyakit
jantung
koroner/aritmia.
P=
intervensi di hentikan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik > 90 mmHg. Hemodinamik adalah suatu keadaan dimana tekanan darah, aliran darah
dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan tubuh.

B. Saran
Pada pasien yang menderita Hipertensi tidak bisa melakukan aktivitas yang berat
karena akan memperparah keadaan, untuk itu diharapkan agar penderita lebih banyak istirahat
dan melakukan terapi pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Suddarth & brunner. 2001. Keperawatan Medikal Bedah vol. 1. EGC:Jakarta.


2. Price, Sylvia. A. 2005. Patofisiologi. EGC:Jakarta.
3. Doengus, marilynn E. 1999. Rencana Asuhan keperawatan. EGC:Jakarta.
4. Mansjoer, Arief. 1999. Kapita Selekta. FKUI:Jakarta.

You might also like