Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
orang bukan hal yang aneh lagi karena memang Gayuisme ini sudah ada di
berbagai sektor publik hanya saja tidak ada atau belum ada tindakan serius
untuk memberantasnya.
Ternyata korupsi juga melanda Perancis. Memang perancis berada di
peringkat jauh di atas Indonesia, yaitu posisi 24. Salah satu kasus korupsi di
Perancis adalah kasus yang menimpa Mantan presiden Perancis, Jacques
Chirac. Chirac menjabat sebagai presiden Prancis dari 1995 hingga 16 Mei
2007. Pengadilan di Paris telah menyatakan bahwa mantan presiden berusia
76 tahun itu akan diadili terkait tuduhan skandal korupsi saat dia menjabat
sebagai walikota Paris dari 1977-1995. Kasus yang diselidiki hakim Simeoni
tersebut berkaitan dengan 35 kontrak kerja yang diduga dihadiahkan oleh
pemerintah kota Paris saat Chirac menjabat sebagai walikota kepada sejumlah
teman dan rekan politik Chirac. Jika terbukti bersalah, mantan pemimpin
konservatif ini terancam hukuman 10 tahun penjara, denda 150.000 euro
(US$221.800), serta didiskualifikasi dari jabatan di pemerintahan selama 10
tahun.
Demikian pula di Jerman, negara yang cukup kondang di Eropa ini juga
mengalami masalah dalam hal korupsi. Memang Jerman relatif lebih tinggi
peringkatnya daripada Perancis dan Indonesia, yaitu peringkat 14, namun
ternyata hal tersebut tidak menjamin Jerman bebas dari masalah korupsi.
Kasus yang muncul di Jerman pun bervariasi, salah satunya adalah suap-
menyuap. Siemens adalah salah satu perusahaan yang telah melakukan suap-
menyuap dan menjadi sorotan media. Siemens memperkirakan telah
menghabiskan 400 million euro atau 525$ million untuk menyuap agar
usahanya ke luar negerinya menguntungkan (Dougherty, 2007).
Korupsi melanda sebagian besar dunia termasuk sektor publik di
berbagai negara. Padahal korupsi di sektor publik dapat mengakibatkan
dampak negatif yang besar bagi masyarakat maupun negara secara
keseluiruhan bahkan sistem dunia. Korupsi, misalnya yang berbentuk
penyalahgunaan uang negara , yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan
tertentu dengan berbagai macam dalih misalnya studi banding, THR, uang
pesangon dan lain sebagainya akan mengganggu proses pembangunan akibat
2
kesalahan alokasi anggaran dan defisit anggaran akibat korupsi. Bahrin
mencoba menganalisis hubungan antara kualitas pribadi dengan akibat dari
korupsi dalam sebuah pohon analisis sebagai berikut (Bahrin, 2004):
3
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pemberantasan korupsi di Perancis?
2. Bagaimana strategi pemberantasan korupsi di Jerman?
3. Bagaimana strategi pemberantasan korupsi di Indonesia?
4. Bagaimana analisis perbadingan strategi pemberantasan korupsi antara
Perancis, Jerman, dan Indonesia?
4
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5
jumlah 64.057.792 jiwa diperkirakan tahun 2009 (Central Intelligence
Agency, 2009).
Perancis merupakan negara yang berbentuk republik.
Berdasarkan terminologi lokal dinamakan Republique Francaise atau
biasa disebut France. Perancis terdiri dari 26 region antara lain Alsace,
Aquitaine, Auvergne, Basse-Normandie (Lower Normandy),
Bourgogne (Burgundy), Bretagne (Brittany), Centre, Champagne-
Ardenne, Corse (Corsica), Franche-Comte, Guadeloupe, Guyane
(French Guiana), Haute-Normandie (Upper Normandy), Ile-de-
France, Languedoc-Roussillon, Limousin, Lorraine, Martinique, Midi-
Pyrenees, Nord-Pas-de-Calais, Pays de la Loire, Picardie, Poitou-
Charentes, Provence-Alpes-Cote d'Azur, Reunion, dan Rhone-Alpes.
Legislatif Perancis bersifat bikameral, yaitu parlemen yang
terdiri atas senate atau senat dan national assembly atau assemblee
nationale. Senate terdiri dari 343 kursi, 321 untuk metropolitan
department dan overseas department dan 2 untuk New Caledonia, 2
kursi untuk Mayotte, 1 kursi untuk Saint-Pierre dan Miquelon, 1 kursi
untuk Saint-Barthelemy, 1 kursi untuk Saint-Martin, 3 kursi untuk
overseas teritorial, dan 12 kursi untuk French National Abroad.
Sedangkan national assembly terdiri dari 577 kursi, yaitu 555 untuk
Metropolitan France, 15 kursi untuk overseas department, 7 kursi
untuk dependencies.
Sistem peradilan di Perancis melibatkan peran Supreme Court of
appelas or cour de cassation, Constitutional Council or conseil
constitutionnel, dan council of state or counseil d’etat. Supreme Court
of appelas or cour de cassation ditunjuk oleh presiden dari nominasi
yang diberikan oleh High Council. Sedangkan Constitutional Council
or conseil constitutionnel, tiga anggota ditunjuk oleh presiden, toga
anggota ditunjuk oleh presiden/ketua national assembly, dan tiga
anggota ditunjuk oleh senat (Central Intelligence Agency, 2009).
Perancis merupakan negara kesatuan dengan pemisahan antara
desentralisasi politik dan administrasi sejak 80-an. Sesuai dengan
6
prinsip rule of law dan menjunjung tinggi terhadap HAM dan
kebebasan fundamental, kinerja perancis dilakukan di tiga pelayanan
publik yaiu the central atau state administration, the local territorial
authorities, dan public health sector.
7
waktu selama delapan tahun, yakni mulai tahun 1994 sampai tahun
2002.
8
pandang internasional. Ketiga, hukum yang diambil dari perbaikan
French Criminal Code dan French Criminal Procedure Code.
Salah satu wujud aturan yang dibuat oleh Pemerintah Perancis
adalah aturan untuk pegawai sektor publik(kode etik). Salah satu
peraturan untuk public servant adalah larangan untuk menjadi anggota
sektor publik dan sektor privat sekaligus dalam waktu yang sama.
“Civil servants shall devote their professional activity
exclusively to the performance of the duties that are assigned.
They may not engage in a gainful private professional activity of
any kind. The conditions in which exceptions may be made to
this prohibition on a exceptional basis shall be established by a
decree of the Council of State.”
Peraturan ini tidak hanya untuk pegawai negeri namun untuk semua
pegawai dibawah kontrak dengan kabinet menteri. Pengecualian dari
peraturan ini ditentukan dalam peraturan tahun 1936 yaitu untuk
kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan mengajar(teaching
activities) yang berkaitan dengan kompetensi pegawai, ilmuwan dan
penelitian teknis. Namun perlu diingat bahwa dalam kegiatan ini semua
pegawai tetap membutuhkan kewenangan dari hirarki dan harus
menyampaikan uang yang didapat.
Peraturan yang kedua yaitu persyaratan atas
disinterestedness(tidak adanya unsur kepentingan tertentu). Hal ini
berarti pegawai sektor publik tidak semestinya mendapat keuntungan
dari kerja mereka.
“Public servants may not have, either directly or through a
third party, interests in a company that is subject to supervision
of the administration to which they belong, or related to this
administration which would be liable to compromise their
independence.”
Kewajiban ketiga yaitu deals with incompatibilities dalam
memnyusun public decision making. Hal ini dimaksudkan bahwa
9
pegawai sektor publik diwajibkan untuk tidak memiliki konflik
kepentingan dalam melaksanakan tugas sektor publik.
Selain ketiga kewajiban di atas terdapat metode kontrol spesifik
dalam kewenangan publik, yaitu a priori dan a posteriori. A pripori
yaitu mengontrol prosedur internal administrasi yang juga memiliki
tugas dalam mencegah konflik kepentingan dan korupsi melalui
transparansi dan akuntabilitas administratif misalnya double-key system.
Double-key misalnya memisahkan pegawai yang memiliki peran
sebagai akuntan dan pegawai dengan kewenangan dalam pengeluaran
anggaran (Soccoja, 2007). Kemudian a posteriori yaitu the court of
auditors(cour des comptes) dan chambers of auditor
regional(chambres regionales des comptes) melakukan pemeriksaan
dan kontrol terhadap akuntabilitas kewenangan publik.
Terdapat beberapa langkah prenvetif dalam mengantisipasi
terjadinya korupsi. Salah satunya adalah pemberian sanksi terhadap
pegawai yang tidak dapat menjalankan tugasnya misalnya dengan
melakukan korupsi baik korupsi pasif maupun aktif. Strategi yang
dikhususkan dalam mencegah korupsi misalnya dalam hal rekrutmen
yaitu dengan menciptakan rekrutment melalui competitive examination.
Selain itu terdapat beberapa kebijakan yang dilakukan untuk mencegah
resiko korupsi dalam melaksanakan tugas yaitu training dan mobility
mandatory.
II.1.6 Institusi Anti Korupsi di Perancis
Di Perancis, tiga badan utama yang bertanggung jawab untuk
menjadi ujung tombak memerangi korupsi antara lain:
1. Unit Intelejen Keuangan (Tracfin) yang berada di bawah
Departemen Keuangan
2. Layanan Pusat Pencegahan Korupsi (SCPC) ², berada di bawah
naungan Menteri Kehakiman. Salah satu peran utama SCPC
adalah untuk memberikan nasehat tentang tindakan yang
diusulkan untuk mencegah korupsi baik pasif dan aktif dan ini
memainkan peran internasional yang terus berkembang.
10
3. Brigade anti-penyuapan pusat (BCLC), yang didirikan pada bulan
Oktober 2004 di lingkungan Departemen Dalam Negeri. Itu
adalah sebuah tubuh multidisiplin berfokus secara khusus pada
korupsi dan memiliki kekuasaan untuk menyelidiki semua kasus
yang berhubungan dengan itu.
Namun demikian, pada dasarnya institusi dapat dikategorikan
dalam dua kategori berdasarkan fungsinya yaitu fungsi pencegahan dan
fungsi kontrol. Institusi yang memiliki tugas dalam mencegah yaitu
Traftin, SCPC dan BCLC . Sedangkan institusi yang memiliki tugas
kontrol yaitu melalui inspektorat jenderal tiap departemen yang berbeda
setiap departemennya, misalnya inspection generale des finances(IGF)
untuk ministry of finance, dan inspenction generale de
l’administration(IGA) untuk ministry of interior.
SCPC(Service Central de Prevention de la corruption) berdiri
tahun 1993 memiliki tugas dalam mencegah korupsi di Perancis. SCPC
adalah badan dalam minister of Justice and the Prime minister. SCPC
merupakan pusat informasi untuk mendeteksi dan mencegah dalam
mengatasi inter alliae, korupsi aktif maupun pasif, dan korupsi oleh
manajer atau staf perusahaan privat, keuntungan yang tidak semestinya,
ekstorsi, dan perdagangan pengaruh/kekuasaan. SCPC juga membantu
atas permintaan kewenangan peradilan dalam investigasi misalnya
mendefiniskan daftar dari berbagai kewenangan. Opini SCPC dalam isu
dan masalah melalui mengukur tanggungjawab(measures liable)
menjadi acuan dan rekomendasi pemerintah. Melalui laporan tahun
SCPC telah membuat daftar inventaris wilayah yang beresiko korupsi
dapat terjadi sehingga dapat mengusulkan analisis dan rekomendasi
untuk mencegah resiko tersebut. SCPC juga menyelenggarakan training
untuk pelayanan pemeirntah. Selain itu SCPC juga
mengimplementasikan sesi training yang biasa diberikan terkait
pelayanan pemerintah dalam sekolah untuk calon pegawai sektor publik
yaitu (Ecole Nationale d'administration (ENA), Ecole Nationale de la
Magistrature (ENM), Schools of Police, Gendarmerie, Customs, Tax
11
and Control services (Defence, Finances) dan Universities (Strasbourg,
Poitier, Aix en Provence).
Namun demikian, dalam kasus korupsi yang menyangkut
kekuasaan, pemerintah Prancis memang mengalami kesulitan dalam
melakukan investigasi, apalagi untuk membawa kasus-kasus tersebut ke
pengadilan. Oleh karena itu, khusus untuk mengatasi kasus korupsi
seperti itu, Pemerintah Prancis menggunakan jasa Financial Action
Task Force (FATF), yakni sebuah lembaga yang dibentuk negara-
negara G-8 pada 1989. Lembaga ini bertugas mengeluarkan
rekomendasi kepada bank, lembaga keuangan, dan sejumlah lembaga
lainnya. Salah satu bentuk rekomendasi penting adalah pelarangan bagi
para penyelenggara negara untuk memiliki rekening yang berisi banyak
uang. Kalaupun ternyata memang terpaksa atau sudah terlanjur
memiliki rekening dengan uang banyak, maka asal usul uang tersebut
harus ditelusuri dengan jelas. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pemerintah Prancis sudah memiliki political will yang baik
untuk memberantas korupsi.
12
II.1.8 Analisis SWOT
13
Jerman adalah negara terbesar dalam bidang ekonomi di Eropa.
Negara ini memiliki jumlah penduduk terbesar kedua setelah Rusia di
Eropa. Sumber daya dan potensi Jerman tersebut menjadikan Jerman
memiliki posisi kunci dalam area ekonomi, politik, dan organisasi
pertahanan. Semenjak Perang Dingin, dua negara di Jerman terbentuk yaitu
Western Federal Republic of Germany(FRG), dan Eastern German
Democratic Republic(GDR).
Negara dengan luas area sebesar 3.621 km dengan jumlah penduduk
sebanyak 82.329.758 pada Juli 2009(Central Intelligence Agency, 2009) ini
memiliki bentuk pemerintahan federal republik. Negara ini terdiri dari 16
state yaitu Baden-Wurttemberg, Bayern (Bavaria), Berlin, Brandenburg,
Bremen, Hamburg, Hessen, Mecklenburg-Vorpommern (Mecklenburg-
Western Pomerania), Niedersachsen (Lower Saxony), Nordrhein-Westfalen
(North Rhine-Westphalia), Rheinland-Pfalz (Rhineland-Palatinate),
Saarland, Sachsen (Saxony), Sachsen-Anhalt (Saxony-Anhalt), Schleswig-
Holstein, dan Thuringen (Thuringia) (Agency, 2010).
14
pekerjaan yang berhubungan dengan aktifitas tersebut yang tidak
direncanakan dan dipersiapkan. Sedangkan structural corruption dimana
perilaku korupsinya direncanakan sebelumnya. Situational corruption
secara particular tersebar di negara berkembang akibat sistem administrasi
dikarakteristikan dengan kurangnya monitoring dan prosedur komplain.
Sedangkan structural corruption bisa terjadi di negara berkembang
maupun negara industri. Jerman adalah negara yang dipengaruhi oleh
structural corruption yang secara prinsip dilakukan melalui peran sektor
privat dalam pemerintahan (Dedo Geinitz, 2007).
15
juga semakin tinggi indeks persepsi korupsinya mendekati poin 10, dimana
poin 10 merupakan poin sempurna tanpa adanya korupsi.
16
international coordination, yaitu koordinasi internasional yang terdiri dari
enam bentuk implementasi yaitu:
17
isntitusi pemerintah dari korupsi dan membuat administrasi publik
transparan, efektif, dan responsif terhadap kebutuhan publik.
18
peran negara sehingga tidak didirikan lembaga anti korupsi namun hanya
menekankan pada reformasi birokrasi.
19
untuk melakukan korupsi juga dapat dihindari. Seperti yang kita ketahui,
korupsi terbentuk dari ketidaktransparan dan monopli kekuasaan.
20
melakukan kegiatan bantuan di negara-negara lain. GTZ memiliki banyak
bidang kerja dan program kerja. Salah program kerjanya yaitu membentuk
good governance yang memiliki langkah yaitu dengan reformasi birokrasi
dan pemberantasan korupsi.
II.2.3.3Analisis SWOT
Strength Weakness
21
internal yang bertekad menyebabkan adanya korupsi yang
menyelesaikan korupsi dengan ternyata tidak teridentifikasi.
efisien yang diwujudkan dengan
b. Masih ada kebiasaan suap
tidak didirikannya lembaga ad
menyuap dalam memenangkan
hoc.
kontrak dari pemerintah.
b. Memiliki program kerja dan
kebijakan yang relatif menyeluruh
yaitu kebijakan di internal dalam
negeri, kerjasama regional, dan
internasional.
Opportunity Thread
22
Indonesia merupakan negara kesatuan (republik). Pemerintah Indonesia
menganut sistem presidensial, dimana pemerintah Indonesia dikepalai oleh
seorang presiden yang dibantu beberapa menteri yang tergabung dalam
suatu kabinet. Ciri-ciri sistem pemerintahan Presidensial:
Sebelum tahun 2004, sesuai dengan UUD 1945, presiden dipilih oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat. Pada Pemilu 2004, untuk pertama kalinya
Presiden Indonesia dipilih langsung oleh rakyat. Dalam kaitannya dengan
pemerintahan daerah, pemerintah Indonesia merupakan pemerintah pusat.
Kewenangan pemerintah pusat mencakup kewenangan dalam bidang politik
luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal,
agama, serta kewenangan lainnya seperti: kebijakan tentang perencanaan
nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro,
pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi strategis,
23
konservasi dan standardisasi nasional. Kewenangan lainnya diserahkan
kepada pemerintah daerah.
Korupsi di Indonesia sudah muncul sejak era orde lama, yang ditandai
dengan korupsi yang dilakukan oleh Ruslan Abdulgani pada tahun 1951-
1956. Pada era orde baru yaitu pada masa pemerintahan Soeharto, praktek
korupsi berkembang sangat pesat karena tidak ada satupun pihak yang
berani untuk menghentikan praktek korupsi tersebut. Begitu kuatnya
kekuasaan yang dimiliki oleh Soeharto menyebabkan praktek korupsi yang
dijalankan oleh keluarga besarnya yang merugikan uang negara menjadi
luput dari perhatian masyarakat. Begitu banyak alasan-alasan yang mereka
24
lontarkan untuk menutupi praktek korupsi yang mereka jalankan. Tetapi
sejak Indonesia mengalami krisis moneter pada pertengahan tahun 1997
lalu, alasan-alasan ala orde baru itu sudah tidak ada lagi gunanya. Fakta-
fakta muncul memperkuat dugaan praktek korupsi yang dilakukan pada era
orde baru tersebut.
25
meskipun perusahaan tersebut berkali-kali menghubungi terdakwa dan
menanyakan pengurusan pajak dan uang yang ditransfer.
26
d. Kepolisian
e. Kejaksaan
f. BPKP
g. Lembaga non-pemerintah: Media massa Organisasi massa (mis:
ICW)
27
e. melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
28
2. Undang-undang nomor 3 Tahun 1971 tentang pemberantasan tindak
pidana korupsi,
3. Undang-undang nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan
tindak pidana korupsi,
4. Undang-undang nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas
Undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi.
29
prosedur, mekanisme, dan kapasitas pencegahan korupsi yang terpadu di
tingkat pusat dan daerah. Visi dan misi itu dijabarkan ke dalam beberapa
fokus strategi. Fokus Stratnas PK 2010-2025 :
30
diindikasikan ketika penegakan hukum atas tindak pidana korupsi yang
melibakan kelompok elit dan nama besar akan sangat sulit dilakukan.
31
III. 4. Peran partisipasi masyarakat, partai politik, dan media massa dalam
memberantas korupsi
32
Dimana dalam konteks tanggung jawab sosial melalui adanya kesadaran
kritis yang dibentuk atas pemahaman, pengenalan dan pendalaman terhadap
sebuah realitas sosial. Kaitannya dalam upaya pemberantasan korupsi, maka
partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi tersebut tentu menjadi
relevan untuk beberapa hal. Pertama, secara filosofis, masyarakat sebagai
sebuah komunitas yang memiliki tata nilai, setiap komunitas berhak untuk
memperjuangkan hak-hak yang mereka miliki. Kedua, pada perspektif
sosiologis, peran serta masyarakat menjadi sebuah prasyarat dalam
menjalankan fungsi kontrol sosialnya (social control) dalam tata hidup
bermasyarakat. Menjadikan kontrol sosial sebagai sebuah tata nilai yang
terlembagakan setidaknya menjadi instrumen dalam meminimalisir lahirnya
praktek a moralitas dalam masyarakat.
Hal ini terkait dengar peran media massa dalam membentuk opini
publik. Contohnya adalah bagaimana publik melihat kasus korupsi yang
dilakukan oleh Gayus Tambunan. Pemberitaan di media massa sangat
terkait dengan pembentukan opini publik, karena pada dasarnya komunikasi
itu proses interaksi sosial, yang digunakan untuk menyusun makna yang
membentuk opini tersendiri. Dalam konteks tersebut, media memainkan
peranan penting untuk konstruksi realitas sosial.
33
Selain peran masyarakat dan media massa, peran parpol juga besar
dalam pemberantasan korupsi. Yaitu bagaimana parpol tersebut menyiapkan
kader yang memiliki moral yang baik, dimana moral yang baik tersebut
dapat membentengi mereka dari perbuatan tindak korupsi. Pendidikan
politik juga menjadi sangat penting dimana melalui pendidikan politik, para
birokrat menjadi lebih mengetahui tugas dan tanggung jawab yang
diembannya. Selain itu, makin banyaknya partai politik maka cenderung
praktek korupsi semakin marak karena banyaknya partai membutuhkan
sumber keuangan yang besar. Hal tersebut terlihat pada saat pemilu, dimana
partai menyiapkan kampanye mereka dan hal tersebut membutuhkan biaya
yang tidak sedikit, akibatnya memancing terjadinya praktek korupsi yang
dilakukan oleh parpol untuk membiayai partai mereka.
34
“dibohongi” oleh penguasa. Masyarakat sudah bisa menilai kinerja birokrasi
di Indonesia. Ancaman yang muncul adalah bahwa korupsi sudah menjadi
budaya yang mengakar di Indonesia, dimana pemberantasannya harus
dilakukan dari akar-akarnya
35
pemimpinanya pun didirikannta auxilary rangking Indonesia yang
menjadi tersangka body sehingga masih di posisi 111.
kasus korupsi. menunjukkan hukum
sebagai entitas
independen di Jerman
telah dapat
mengendalikan kasus
korupsi.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Korupsi di Perancis pada dasarnya berada pada tingkat korupsi yang
cenderung rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Secara umum,
pemerintah Perancis memiliki niat yang kuat untuk memberantas korupsi di
negaranya. Namun demikian, hal tersebut tidak terlepas dari kecacatan beberapa
oknum pemerintah yang memanfaatkan jabatan mereka untuk melakukan korupsi,
Disamping itu, lingkungan non pemerintah secara penuh mendukung proses
pemberantasan korupsi, hal ini terlihat dari cukup banyaknya lembaga-lembaga
yang bersedia bekerja sama dengan institusi anti korupsi milik pemerintah dalam
memberantas korupsi. Lebih dari itu, masyarakat Perancis sudah memiliki
kesadaran bahwa korupsi merupakan sebuah hal yang tidak baik.
Tidak terlalu berbeda dengan negara Perancis, korupsi di Jerman
cenderung stabil. Strategi pemberantasan korupsi yang dilaksanakan oleh
pemerintah Jerman menekankan pada reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi
dilakukan melaui kebijakan dari pemerintah dan pembentukan entitas hukum yang
independen. Pemberantasan korupsi di Jerman juga dibantu oleh peran serta civil
society, misalnya GTZ, masyarakat, misalnya aktivis anti korupsi seperti
Wolfgang Schaupensteiner; partai politik seperti Hans Seidel Stiftung.
Dibandingakan dengan dua negara sebelumnya, korupsi di Indonesia
adalah korupsi yang paling parah. Strategi pemberantasan korupsi yang dilakukan
36
di Indonesia dilakukan melalui pembentukan strategi nasioanl untuk memberantas
korupsi. Selain itu, Indonesia membentuk negara ekstra body, yaitu KPK.
Indonesia pun telah memiliki UU TIPIKOR, akan tetapi strategi pemberantasan
korupsi di Indonesia cenderung kurang efektif jika dibandingkan dengan negara
Perancis dan Jerman. Hal ini diperparah dengan kenyataan bahwa kporupsi sudah
dianggap sebagai sebuah upaya yang wajar di Indonesia.
xa.yimg.com/kq/groups/22999204/87288995/name/pan+okkk.doc
37