You are on page 1of 2

Menghindari Diri dari Fitnah Internet

Ada beberapa hal yang bisa membantu seorang muslim di dalam menyelamatkan diri
dari fitnah internet dan bahaya-bahayanya, diantaranya:
1. Berhati-hati di dalam bergaul dengan internet
Jika ingin memberikan komentar atau membantah maka hendaknya
dengan ilmu, keadilan, rahmat, adab, dan ungkapan yang sopan.
2. Berhati-hati dari langkah-langkah setan
Seorang yang berakal tidak akan pernah percaya dengan musuhnya
selama-lamanya, tidak melemparkan dirinya ke dalam kubangan fitnah, dan
tidak terlalu percaya dengan dirinya betapapun dalam agama dan ilmunya.
Maka seorang yang berakal akan menjauh dari fitnah, dan tidak menampakkan
diri kepadanya.

َ‫ف َوإال إلَيْهَ يَدْعونَني مما إلَيَ أ َ َحبَ الس ْجنَ َربَ قَا َل‬ َْ ‫صر‬ْ َ‫عنَي ت‬ َ
َْ ‫ْال َجاهلينََ منََ َوأَك‬
ْ َ ‫ن إلَيْهنَ أ‬
َ‫صبَ َك ْيدَهن‬

Yusuf berkata, "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi
ajakan mereka.. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka,
niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku
termasuk orang yang bodoh.’’ (QS. Yusuf [12]: 33)

3. Membatasi waktu dan tujuan ketika masuk ke internet


Diantara perkara yang bisa menghindarkan seseorang dari fitnah internet
adalah hendaknya membatasi waktu di dunia internet dan memiliki tujuan yang
jelas ketika masuk ke dalamnya.
4. Memikirkan akibat-akibat dari segala perbuatannya
Di antara perkara yang bisa menyelamatkan diri dari fitnah internet
adalah dengan memikirkan akibat-akibat dari setiap perbuatannya, dan
hendaknya mengekang jiwanya dengan kekang ketakwaan dan muroqobah.
5. Menjauhi hal-hal yang merangsang nafsu
Seorang yang masuk ke dalam internet hendaknya menjauhi hal-hal
yang merangsang, menjauhi situs-situs porno, dan forum-forum yang banyak
menyuarakan perkataan-perkataan yang kotor, dan menjauhi pembicaraan-
pembicaraan yang merangsang hawa nafsu dan syahwat.
Hendaknya ia menjauhi gambar-gambar seronok (cabul/porno) dan
tampilan-tampilan yang merangsang, karena jiwa manusia dengan tabiat yang
Allah berikan kepadanya dari kecenderungan mengikuti hawa nafsu. Misalnya
seperti mesiu dan segala zat yang mudah terbakar. Zat-zat ini jika jauh dari hal-
hal memicu terbakarnya maka dia akan tenang dan tidak membahayakan.
Adapun jika dipicu dengan hal-hal yang menyalakannya maka akan terbakar
dengan cepat.
Demikian juga jiwa-jiwa manusia, maka ia akan tenang jika jauh dari
yang memicunya. Jika ia mendekati hal-hal yang memicunya misalnya
pemandangan-pemandangan yang merangsang, maka ia akan menggelora
hingga muncul kejelekan-kejelekannya dan memuncak hawa nafsunya.
6. Tatsabbut (memeriksa dengan teliti)
Kita wajib memperhatikan kebenaran dari suatu berita atau suatu
perkara. Jika sudah diketahui tentang kebenarannya maka hendaknya
melihat perlu tidaknya disebarluaskan. Jika hal itu dirasa akan
membawa kebaikan maka hendaknya disebarkan, dan jika tidak
membawa kebaikan maka hendaknya kita abaikan saja.
7. Berhati-hati dalam mengemukakan pendapat
8. Berucap sesuai kadarnya
Hendaknya kita berucap sesuai dengan kadarnya, dan menjauhi
mubalaghah (berlebih-lebihan) dan membesar-besarkan perkara, karena suatu
hakikat akan hilang dengan adanya pengungkapan yang berlebihan dan
meremehkan.

You might also like