Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Ekino Alprila (1710206031)
Wahyuni Septiana (1710206011)
Klasifikasi
1. Perdarahan Intraserebral Primer
Perdarahan yang disebabkan oleh hipertensif kronik yang
menyebabkan vaskulopati serebral dengan akibat pecahnya pembuluh
darah otak (Misbach,1999).
2. Perdarahan Intraserebral sekunder
Perdarahan sekunder (bukan hipertensif) terjadi antara lain akibat
anomali vaskuler konginetal, koagulopati, tumor otak, vaskulopati
non hipertensif (amiloid serebral), vaskulitis, moya – moya, post
stroke iskemik, obat anti koagulan (fibrinolitik atau simpatomimetik)
(Misbach,1999).
Gejala Klinis
Gejala klinis dari perdarahan intraserebral adalah kejadian progresif yang
bertahap (dalam waktu menit sampai dengan hari) atau kejadian yang
terjadi secara tiba – tiba dari defisit neurologi fokal biasanya berhubungan
dengan tanda peningkatan tekanan intrakranial seperti muntah dan
Traumatic
penurunan kesadaran (Carhuapoma, 2010).
Intracerebral
Jika perdarahan terjadi pada lobus temporal pasien akan mengalami
Hemorrhage
agitasi, Aphasia, Hemianopia (Caplan, 2000).
Diagnosis
1. CT Scan: Hasil pemeriksaan CT Scanmembuktikan reliable dalam
mendeteksi perdarahan dengan diameter 1 cm atau lebih. Pada saat
bersamaan juga ditemukan hidrosefalus, tumor, pembengkakan
otak.
2. MRI: Magnetic Resonance Imaging (MRI) sangat bermanfaat dalam
memperlihatkan perdarahan brainstem dan sisa perdarahan
Hemosiderin dan pigmen besi (Ropper,2005).
Penatalaksanaan
Mempertahankan ventilasi yang adekuat, dengan mengkontrol hiperventilasi mencapai PCO2 25 – 30
mmHg, mengawasi peningkatan tekanan intrakranial pada beberapa kasus dengan melakukan pemberian
cairan Mannitol (osmolaritas dipertahankan 295 – 305 mosmol/L, Pengurangan secara cepat tekanan darah,
pada saat hipertensi akut menggunakan obat beta blocker (esmolol, labetalol), atau ACE inhibitor
dianjurkan. Tindakan pembedahan pada hematoma serebellar, Penentuan untuk diperlukan tindakan
pembedahan berdasarkan status kesadaran penderita, efek massa yang disebabkan adanya clot yang tampak
pada gambaran CT Scan.
Pathway
Pathway Rencana Asuhan Keperawatan
Pengkajian NOC
1. Biodata ( nama, usia, TTL, jenis 1. Hambatan Mobilitas fisik
kelamin, alamat dan no tlp, Kemampuan berpindah:
suku/bangsa, status perkawinan, - Berpindah dari dari satu permukaan
agama, pekerjaan, diagnosa kepermukaan yang lain sambil berbaring
medik) - Dapat menggerakan sendi-sendi pada
2. Penanggung jawab tubuh
3. Keluhan utama 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
4. Riwayat kesehatan (Riwayat kebutuhan tubuh
kesehatan sekarang, riwayat Nutrition Status:
kesehatan lalu, riwayat kesehatan - Adanya peningkatan berat badan sesuai
keluarga dengan tujuan
5. Riwayat psikososial - Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
6. Riwayat spiritual badan
7. Pemeriksaan fisik ( keadaan - Nafsu makan bertambah
umum, tanda-tanda vital, sistem - Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
pernafasan, sistem - Tidak ada penurunan berat badan yang
kardiovaskuler, sistem berarti
pencernaan, indra, sistem saraf, 3. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
sistem muskuloskeletal, sistem Circulation status
integumen, sistem endokrin, - Tekanan sistolik dan diastolik dalam
sistem perkemihan, sistem rentang normal
reproduksi, sistem imun). - Tidak terdapat sianosis
8. Aktivitas sehari-hari (Nutrisi, Tissue prefusion: cerebral
cairan, eliminasi, istirahat tidur, - Bekomunikasi dengan jelas dan sesuai
olahraga, rokok/alkohol dan obat- dengan kemampuan
obatan, personal hygine, - Menunjukkan fungsi sensori motori
aktivitas/mobilitas fisik dan cranial yang utuh: tingkat kesadaran
rekreasi membaik, tidak ada gerakan involunter
- Tidak ada tanda-tanda tekanan
intrakranial
Adam, R.D., Victor, M. and Ropper, A.H. 2005. Principles of Neurology. 8nd. Ed.
McGraw-Hill. New York.
T. Heather Herdman & Shigemi Kamitsuru. 2015. NANDA International Inc. nursing
diagnoses: definitions & classification 2015-2017. EGC. Jakarta.
Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media
Nurarif Amin. H & Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc. Yogyakarta: Media action.
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
k. Sistem perkemihan
Klien terpasang DC, BAB pasien menggunakan pampers.
l. Sistem reproduksi
Klien sudah menopause.
m. Sistem imun
Klien memiliki tidak memiliki alergi makanan. Klien tidak memiliki penyakit yang
berhubungan dengan cuaca, klien tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan dan tidak
ada riwayat transfusi darah.
VII. AKTIVITAS SEHARI-HARI
a. Nutrisi
Sebelum dirawat di rumah sakit selera makan klien kurang baik, klien makan dalam
sehari 3x tetapi hanya sedikit dan terkadang tidak habis. Selama dirawat pasien
terpasang NGT dengan asupan diet pada saat pengkajian sudah sebanyak 500 CC yang
terdiri dari nutrisi protein dan air putih. Klien diajarkan berdoa terlebih dahulu sebelum
makan dan minum air mineral oleh petugas kesehatan.
b. Cairan
Klien mengkonsumsi air mineral, dan jus yang sudah disediakan pada saat pengkajian
pasien sudah minum sebanyak 150cc.
c. Eliminasi
Klien terpasang DC jumlah cairan urine pada saat pengkajian sudah sebanyak 1840cc,
warna urin kuning. Klien pada saat pengkajian belum BAB. Klien tidak menggunakan
obat untuk memperlancar BAB/ BAB.
d. Istirahat tidur
Sebelum masuk rumah sakit klien tidur siang selama 1-2 jam, tidur malam biasanya
sekitar jam 21.00 wib, jumlah istirahat waktu tidur klien sekitar 6-7 jam ketika masuk
rumah sakit klien banyak tidur sehari pasien bisa tidur selama 8-12 jam.
e. Olahraga
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah melakukan olahraga secara rutin,
pasien biasanya berjalan santai sambil pergi ke sawah.
f. Rokok/alkohol dan obat-obatan
Klien tidak mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan
g. Personal hygiene
Sebelum dirawat pasien mandi 2 kali sehari, alat mandi yang digunakan sabun mandi,
sampho dan pasta gigi, klien dibantu keluarga pada saat mandi. Selama rawat inap
klien jarang keramas, klien tidak menggunting kuku pada saat di rawat, klien mandi
dengan dibasuh oleh keluarganya.
h. Aktivitas/ mobilitas fisik
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/ Minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ ROM √
Keterangan:
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan alat
4 = tergantung total
i. Rekreasi
Keluarga pasien mengatakan rekreasi pada saat lebaran bersama anak cucu dan
saudara.
VIII. TEST DIAGNOSTIK
Tanggal 21 Januari 2018
Pemeriksaan Jenis Hasil Nilai Rujukan
Darah Lengkap Leukosit 8,19 4.50-11.50 10^3/μL
Eritrosit 3,70 4.00-5.40 10^6/μL
Hemoglobin 10,8 12.0-15.0 g/dL
Hematokrit 34,1 35.0-49.0 %
MCV 92,2 80.0-94.0 fL
MCH 29,2 26.0-32.0 pg
MCHC 31,7 32.0-36.0 g/dL
Trombosit 366 150-450 10^3/μL
RDW-SD 50,4 35.0-45.0 fL
RDW-CV 15,9 11.5-14.5 %
PDW 10,5 9.3-16.0 fL
MPV 10,0 7.2-10.4 fL
P-LCR 23,7 15.0-25.0 %
Plateleterit 0,4 0.0-1.0 %
NRBC# 0,0 0.0-0.0 10^3/μL
Netrofil% 86,3 50.0-70.0 %
Limfosit% 8,8 18.0-42.0 %
Monosit% 4,0 2.0-11.0 %
Eosinofil% 0,7 1.0-3.0 %
Basofil% 0,2 0.0-2.0 %
IG (immaturr 0,14 0.00-1.00 10^3/μL
granulocyte)#
NRBC% 0,00 0.00-0.00 %
Netrofil# 7,06 2.30-8.60 10^3/μL
Limfosit# 0,72 1.62-5.37 10^3/μL
Monosit# 0,32 0.30-0.80 10^3/μL
Eosinofil# 0,06 0.00-0.20 10^3/μL
Basofil# 0,02 0.00-0.10 10^3/μL
Kimia Alb 2,70 3,4-5,4 g / dL
SGOT 123 < 31 IU/L
SGPT 12 < 35 IU/L
Protein total 1,39 -
Diabetes GDS 111 80-140 mg/dL
PEMERIKSAAN CT SCAN
04 JANUARI 2018
Jenis pemeriksaan Hasil Kesan
Head CT SCAN Dilakukan pemeriksaan head CT - ICH di lobus
Scan potongan // 0ml, interval parietotemporalis
slice 10 mm tanpa dan dengan dextra yang
pemberian kontras IV pada menyebabkan
penderita dengan klinis CKR, herniasi subfalcine
hasil : ke sinistra sejauh
- Tampak penebalan soft L.K. 1,38 cm
tissue exstracranial regio - Hematom
parietotemporal dextra extracranial regio
- Pada window tulang, tak parietotemporalis
tampak diskontinuitas os dextra
cranii - Tak tampak fraktur
- Tampak lesi hiperdense os cranii
dengan perifokal edema di
lobus parietotemporalis
dextra (densitas 65 hu)
yang menyempitkan
kedua ventrikel lateralis
dan menyebabkan
pergeseran linea mediana
ke sinistra sejauh L.K 1,38
cm
- Gyri, Sulci dan fissura
sylvii di kedua hemisfer
mendatar, terutama dextra
C. ASUHAN KEPERAWATAN
Analisis Data
Data Etiologi Problem
DS: Kelemahan otot progresif Hambatan Mobilitas Fisik
- Keluarga mengatakan pasien
hanya berbaring di tempat
tidur.
- Keluarga mengatakan pasien
tidak bisa banyak bergerak,
tidak bisa miring kanan
miring kiri ataupun duduk.
DO:
- Pasien tampak lemas dan
hanya berbaring di tempat
tidur
- Kekuatan otot:
5 3
5 3
- Pasien tampak tidak bisa
bergerak, hanya tampak
tangan kanan yang dapat
digerakkan
- Pasien tampak tremor pada
tangan kanan.
DS: Mukus yang berlebihan Ketidakefektifan bersihan Jalan
- Keluarga mengatakan ; Nafas
pasien sering batuk
DO:
- Pasien tampak batuk
berdahak
- Pasien tampak sesak nafas
- RR: 24x/menit
- Suara rokhi +/+
DO: - Resiko Ketidakefektifan Perfusi
- Pasien mengalami Traumatic Jaringan Otak
Intracerebral Hemorrhage
temporal dextra post operasi
kraniotomi.
- TD: 116/55
- GCS: E4, V5, M6
DS :
- keluarga pasien mengatakan
pasien sadar ketika sudah dipindah
dibangsal cendana 3
DS: Kelemahan Defisit perawatan mandi,
- Keluarga mengatakan pasien berpakaian dan eliminasi
tidak dapat mandi atau
membasuh tubuhnya sendiri
- Keluarga mengatakan pasien
mandi dengan cara disibin
- Keluarga mengatakan pasien
tidak dapat berpakaian
sendiri.
DO:
- Pasien lemah dan hanya
berbaring dikamar tidur
- Pasien tidak dapat berjalan
dan menjangkau kamar
mandi
- Mulut kotor
- Pasien tidak bisa mengambil
dan mengenakan pakaian
sendiri
- Pasien terpasang NGT
- Pasien terpasang DC
- Makan/minum : tergantung
total
- Mandi: tergantung total
- Toileting: tergantung total
- Berpakaian: tergantung total
DO : - Risiko Infeksi
- Pasien terpasang DC
- Pasien terpasang infus RL
20 tpm
- Pasien terpasang NGT
- Pemeriksaan Sputum
Epitel: 0-1/LPT
Leukosit: 5-6/ LPF
Bakteri gram (+)
yaitu coccus
gerombol dengan
jumlah sedang
Bakteri gram (+)
basil soliter dengan
jumlah banyak
Bakteri gram (-)
basil soliter dengan
jumlah banyak
- Pemeriksaan Urine
Epithel: 0-1/ LPF
Leukosit: 0-1/LPF
Bakteri gram (+)
coccus berderet
dengan jumlah
sedang
Jamur (+) dengan
jumlah banyak
Prioritas Masalah
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Resiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak
3. Defisit perawatan mandi, berpakaian, makan dan eliminasi
4. Hambatan mobilitas fisik
5. Risiko Infeksi
Intervensi
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Airway Management: 1. Membantu pengembangan paru dan mengurangi
bersihan jalan nafas keperawatan selama 4x24 jam pasien 1. Posisikan pasien untuk tekanan dari abdomen pada diafragma, sehingga
akan menunjukan Respiratory status: memaksimalkan ventilasi, kepala dapat mengurangi ataupun mencegah sesak nafas.
Airway patency dengan kriteria hasil: lebih tinggi (semi fowler) 2. Untuk mengetahui dan memonitor bunyi nafas
1. Tidak batuk (3-4) 2. Auskultasi suara nafas. yang abnormal.
2. Frekuensi pernafasan pada rentang 3. Kelola pemberian bronkodilator 3. Untuk melebarkan otot-otot pernafasan dan untuk
normal (4-5) (nebulizer), sebagaimana mestinya. mengencerkan dahak
3. Tidak ada suara tambahan ronkhi 4. Monitor status pernafasan dan tanda 4. Untuk mengetahui status pernafasan. Pernafasan
(3-5) vital lainnya. cepat dan dangkal terjadi karena adanya obstruksi
4. Tidak ada akumulasi sputum (3-5) 5. Berikan terapi oksigen jalan nafas, peningkatan produksi sputum
5. Tidak sesak nafas (4-5) 5. Oksigen berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dalam tubuh
Resiko Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Manajemen edema serebral 1. Untuk mengetahui kondisi sirkulasi pasien
Perfusi Jaringan Otak keperawatan selama 4x24 jam pasien 1. Monitor tekanan darah 2. Untuk mengetahui edema serebral
akan menunjukan Tissue prefusion: 2. Monitor tanda-tanda peningkatan 3. Untuk melatih dan menstimulus kemampuan
cerebral dengan kriteria: tekanan intrakranial komunikasi dan pemahaman.
1. Tekanan darah sistolik dalam 3. Anjurkan kepada keluarga untuk 4. Untuk mengurangi edema serebral
rentang normal (4-5) sering berkomunikasi dengan pasien
2. Tekanan darah diastolik dalam 4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan
rentang normal (4-5) dalam pemberian obat untuk
3. Tidak terjadi penurunan mengatasi edema serebral
tingkat kesadaran (4-5)
4. Terbebas dari tanda-tanda
peningkatan tekanan
intrakranial (3-5)
5. Bekomunikasi dengan jelas
dan sesuai dengan
kemampuan (2-5)
Defiisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan Self-Care Assistance : Bathing/Hygiene Self care assistance : bathing/hygiene
mandi, berpakain makan keperawatan selama 4x24 jam 1. Menentukan jumlah dan jenis 1. Agar mengetahui seberapa banyak bantuan
dan eliminasi diharapkan dapat mencapai perawatan bantuan yang dibutuhkan yang dibutuhkan pasien
berhubungan dengan diri mandi : 2. Memfasilitasi menyikat gigi 2. Agar pasien merasa nyaman ketika perawatan
kelemahan 1. Mencuci wajah (2-4) pasien yang sesuai diri
2. Mencuci badan bagian atas (1- 3. Memantau integritas kulit pasien 3. Supaya oral hygiene lebih bersih
3) 4. Agar kulit terjaga lembab dan tidak kering
3. Mencuci badan bagian bawah 4. Memberikan bantuan sampai 5. Agar perawatan diri berlangsung secara
(1-2) pasien sepenuhnya dapat maksimal
4. Membersihkan area perineum mengasumsikan perawatan diri 6. Supaya mengerti kemampuan pasien secara
(1-2) 5. Memantau kemampuan mandiri
5. Mengeringkan badan (1-3) perawatan diri pasien
6. Membersihkan mulut (1-3)
Setelah dilakukan tindakan Self Care Assistance : Self care assistance : dressing/grooming
keperawatan selama 4x24 jam Dressing/Grooming 1. Agar mengetahui kekuatan yang dimiliki
diharapkan dapat mencapai perawatan 1. Pantau tingkat kekuatan dan pasien
diri berpakaian : toleransi aktifitas 2. Agar pasien terlihat lebih rapi dan pantas
1. Mampu melakukan tugas fisik 2. Bantu pasien memilih pakaian dilihat
yang paling mendasar dan yang mudah dilepas dan dipakai 3. Agar pasien mandiri jika tidak ada orang lain
aktivitas perawatan pribadi 3. Dukung kemandirian dalam
secara mandiri dengan atau berpakaian, berhias, dan bantu
tanpa bantuan (1-3) jika diperlukan
2. Mampu mempertahankan
kebersihan pribadi dan
penampilan yang rapi secara
mandiri dengan atau tanpa
bantuan (1-3)
3. Mampu melpas dan membuka
pakaian secara mandiri yaitu
misalnya dengan membuka
kancing baju (1-3)
Setelah dilakukan tindakan Self Care Assistance : Toileting Self care assistance : toileting
keperawatan selama 4x24 jam 1. Membersihkan bagian perineal 1. Agar pasien mampu mengontrol dan tidak
diharapkan dapat mencapai perawatan setelah eliminasi tanpa atau ngompol ditempat
diri eliminasi : dengan bantuan orang lain 2. Agar tidak terjadi kecelakaan saat eliminasi
1. Mampu melakukan ADL 2. Membantu pasien mengeluarkan dikamar mandi
secara mandiri tanpa bantuan urin yaitu dengan menggunakan 3. Agar pasien dapat menjaga kebersihan
orang lain atau alat (1-2) kateter perineal secara mandiri
2. Mampu melakukan eliminasi 4. Agar eliminasi berhasil dilakukan
secara mandiri tanpa bantuan
orang lain atau alat (1-2)
3. Mampu membersihkan diri
setelah eliminasi (1-3)
4. Mengenali dan mengetahui
kebutuhan bantuan untuk
eliminasi (1-4)
Ekino
Kedua Ketidakefektifan Shift Pagi Jam 14.00
bersihan jalan Pukul 08.00 S:
24/01/18 nafas Memposisikan pasien semi - Keluarga mengatakan pasien masih
fowler batuk
O:
Mengelola terapi nebulizer - Pasien tampak masih batuk berdahak
combivent dan pulmicort - Suara pernafasan ronkhi +/+
(2cc:2cc) - Tidak sianosis
- SPO2: 96%
Memonitor status pernafasan - Tanda-tanda vital
dan tanda vital lainnya TD: 104/48 mmHg
N: 78x/menit
Pukul 13.00 RR: 26x/menit
Memeriksa tanda-tanda vital - Pemberikan terapi nebulizer combivent
dan pulmicort sudah diberikan pukul
Mengauskultasi suara nafas 08.00
- Posisi pasien semi fowler
Memonitor terapi oksigen - Pasien terpasang oksigen 3L/menit
3L/menit A:
- Masalah Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Memberikan terapi nebulizer
combivent dan pulmicort tiap 8 jam.
Selanjutnya pukul 16.00
- Monitor respirasi dan tanda-tanda vital
Septi
Keempat Ketidakefektifan Pagi Jam 14.00
bersihan jalan Pukul 08.00 S:
26/1/18 nafas Memposisikan semi fowler - Keluarga mengatakan pasien masih
batuk
Mengelola terapi nebulizer O:
combivent dan pulmicort - Pasien tampak masih batuk berdahak
(2cc:2cc) - Suara pernafasan ronkhi +/+
- Tidak sianosis
Memonitor status pernafasan - SPO2: 98%
dan tanda vital lainnya - Tanda-tanda vital
TD: 129/66 mmHg
Pukul 13.00 N: 98x/menit
Memeriksa tanda-tanda vital RR: 20x/menit
- Pemberikan terapi nebulizer combivent
Mengauskultasi suara nafas dan pulmicort sudah diberikan pukul
08.00
Memonitor terapi oksigen - Posisi pasien semi fowler
3L/menit - Pasien terpasang oksigen 3L/menit
A:
- Masalah Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Memberikan terapi nebulizer
combivent dan pulmicort tiap 8 jam.
Selanjutnya pukul 16.00
- Monitor respirasi dan tanda-tanda vital
Ekino
Kedua Resiko Shift Pagi Pukul 14.00
Ketidakefektifan Jam 08.00 S:
24/1/18 Perfusi Jaringan Memberikan obat citicolin - Keluarga mengatakan pasien tidak
Otak 500mg muntah dan tidak kejang
- Keluarga mengatakan mengerti dan
Memberikan obat phenytoin mau sering berkomunikasi dengan
1tab pasien
O:
Jam 11.00 - Pasien tampak tidak muntah
Memonitor tekanan darah - Pasien tampak tidak kejang
- TD: 104/48 mmHg
Memonitor tanda-tanda - Obat citicolin, phenytoin sudah
peningkatan tekanan diberikan pukul 08.00
intrakranial - Keluarga tampak berkomunikasi
dengan pasien
Menganjurkan kepada A:
keluarga untuk sering - Masalah Resiko Ketidakefektifan
berkomunikasi dengan pasien Perfusi Jaringan Otak belum teratasi
P:
Memposisikan head up 30o Lanjutkan intervensi
- Monitor tekanan darah
- Monitor tanda-tanda peningkatan
tekanan intrakranial
- Memberikan obat citicolin pukul
16.00 tanggal 24/1/18
- Memberikan obat phenytoin
pukul 16.00 tanggal 24/1/18
- Menganjurkan keluarga untuk
sering berkomunikasi dengan
pasien.
Septi
Keempat Resiko Shift Pagi Pukul 13.30
26/1/18 Ketidakefektifan Jam 08.00 S:
Perfusi Jaringan Memberikan obat citicolin - Keluarga mengatakan pasien tidak
Otak 500mg muntah dan tidak kejang
- Keluarga mengatakan sering
Memberikan obat phenytoin mengajak berkomunikasi dengan
1tab pasien
O:
Memonitor tekanan darah - Pasien tampak tidak muntah
- Pasien tampak tidak kejang
Memonitor tanda-tanda - TD: 129/66 mmHg
peningkatan tekanan - Obat citicolin, phenytoin sudah
intrakranial diberikan pukul 08.00
- Keluarga tampak berkomunikasi
Menganjurkan kepada dengan pasien
keluarga untuk tetap sering - Posisi kepala head up 30o
berkomunikasi dengan pasien A:
- Masalah Resiko Ketidakefektifan
Memposisikan head up 30o Perfusi Jaringan Otak
P:
- Monitor tekanan darah
- Monitor tanda-tanda peningkatan
tekanan intrakranial
- Memberikan obat citicolin pukul
16.00 tanggal 26/1/18
- Memberikan obat phenytoin pukul
16.00 tanggal 26/1/18
Ekino
Kedua Defisit perawatan Shift pagi S:
24/1/18 diri mandi, Jam 08.00 - Keluarga mengatakan pasien
berpakain makan Memberikan curcuma 1tab hanya ditempat tidur
dan eliminasi - Keluarga mengatakan pasien
Menentukan jumlah dan jenis tidak bisa untuk mandi,
bantuan yang dibutuhkan yaitu berpakaian dan makan sendiri
menggosok gigi, membersihkan - Keluarga mengatakan pasien
badan. minum susu habis dengan
melalui selang NGT
Memfasilitasi menyikat gigi - Keluarga mengatakan mengerti
pasien yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi bagi
pasien
Membantu pasien memilih - Keluarga mengatakan mengerti
pakaian yang mudah dilepas dan cara memberikan makanan
dipakai sedikit tapi sering melalui NGT
Jam 09.00 O:
Membersihkan bagian perineal - Menggosok gigi dilakukan pukul
setelah eliminasi tanpa atau 08.00
dengan bantuan orang lain - Sudah ,engganti pakaian pasien
pada pukul 08.15
Jam 10.00 - Perineal pasien tampak kotor
Memantau integritas kulit pasien - Membersihkan perineal sudah
dilakukan pukul 08.30
Memberikan bantuan sampai - Kulit di seluruh tubuh tidak
pasien sepenuhnya dapat tampak adanya kemerahan
mengasumsikan perawatan diri - Pasien tampak hanya bisa
berbaring dikamar tidur
Jam 11.00 - Pasien terpasang kateter
Memberikan informasi tentang - Asupan nutrisi:
kebutuhan nutrisi dan pentingnya Pukul 08.30 : susu (200cc), air
nutrisi bagi tubuh putih (100cc)
Pukul 10.45: Susu (150cc), air
putih: 50cc.
Memberikan edukasi diet sonde Pukul 13.00: susu (200cc), air
yaitu memberikan susu sedikit putih (50cc).
tapi sering. Misal memberikan - curcuma 1tab sudah diberikan
setengah gelas terlebih dahulu dan pukul 09.00
dilanjutkan setelah selang 10-15 - posisi pasien semi fowler
menit. Untuk mencegah - Melatih minum menggunakan
terjadinya muntah pada pasien. sendok telah dilakukan.
- Pasien mampu menelan
Jam 12.30 walaupun dengan cara pelan-
Mengobservasi dan mencatat pelan.
asupan nutrisi yang masuk A:
- Masalah defisit perawatan diri
Memberikan bantuan dalam belum teratasi
pemberian nutrisi yaitu dengan P:
menggunakan NGT - Lanjutkan intervensi dengan
memberikan bantuan ADL
Memposisikan pasien minum mandi dan berpakaian
dengan nyaman - Memberikan bantuan dalam
memberikanan makanan
Berikan minuman dengan melalui NGT
menggunakan sendok. - Memberikan curcuma 1tab
pukul 16.00
Memonitor kemampuan pasien - Mengobservasi dan mencatat
untuk menelan asupan nutrisi yang masuk
Jam 13.00
Memantau kemampuan perawatan
diri pasien
Septi dan EKino
Pantau tingkat kekuatan dan
toleransi aktifitas
08.30 O:
Membantu pasien dalam eliminasi - Menggosok gigi dilakukan pukul
urin yaitu dengan menggunakan 08.30
kateter (ganti kateter) - Sudah ,mengganti pakaian
pasien pada pukul 08.30
Menentukan jumlah dan jenis - Perineal pasien tampak kotor
bantuan yang dibutuhkan yaitu - Membersihkan perineal sudah
menggosok gigi, membersihkan dilakukan pukul 08.30
badan. - Kulit di seluruh tubuh tidak
tampak adanya kemerahan
Memfasilitasi menyikat gigi - Pasien tampak hanya bisa
pasien yang sesuai berbaring dikamar tidur
- Pasien sudah diganti kateter
Membantu pasien memilih - Asupan nutrisi:
pakaian yang mudah dilepas dan Pukul 08.30 : susu (200cc), air
dipakai putih (100cc)
Pukul 10.30: Susu (100cc), air
Jam 10.00 putih: 50cc.
Memantau integritas kulit pasien Pukul 13.00: susu (200cc), air
putih (50cc)
Memberikan bantuan sampai - Pasien tampak kurus
pasien sepenuhnya dapat - Curcuma 1tab telah diberikan
mengasumsikan perawatan diri pukul 08.00
- posisi pasien semi fowler
Jam 13.00 A:
Memantau kemampuan perawatan - Masalah defisit perawatan diri
diri pasien belum teratasi
P:
Pantau tingkat kekuatan dan - Lanjutkan intervensi dengan
toleransi aktifitas memberikan bantuan ADL
mandi dan berpakaian
Mengobservasi dan mencatat - Mengobservasi dan mencatat
asupan nutrisi yang masuk asupan nutrisi yang masuk
- Memberikan bantuan dalam
Shift Siang memberikanan makanan
Jam 16.00 secara oral
Membersihkan badan pasien
5 3
A:
- Masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Melatih ROM pasif
- Menganjurkan dan membantu
pasien untuk miring kanan dan
miring kiri
- Menjaga kain linen tetap bersih
- Monitor kondisi kulit
Ekino
Kedua Hambatan Shift Pagi Pukul 14.00
mobilitas fisik Pukul 08.00 S:
24/1/18 Mengganti linen yang kotor - Keluarga mengatakan pasien
dengan yang bersih belum dapat miring kanan dan
miring kiri
Meninggikan pelindung - Keluarga mengatakan anggota
tempat tidur gerak tubuh pasien yang aktif
adalah tangan kanan
Membantu pasien untuk O:
miring kanan dan miring kiri - Pasien hanya dapat berbaring
selama 1 menit ditempat tidur
- Pasien tampak tidak bisa miring
kanan dan miring kiri
Jam 11.00 - Tangan pasien sebelah kanan
Membantu miring kanan dan tampak aktif
miring kiri selama 3 menit - Tangan pasien sebelah kanan
tampak tremor
Monitor kondisi kulit
Pukul 13.00 - Kulit punggung pasien tampak
Melatih ROM pasif pada tidak terdapat tanda-tanda
ekstremitas atas yaitu pada dekubitus
persendian jari-jari tangan, - Linen telah diganti dengan yang
pergelangan tangan, siku dan bersih pukul 08.00
bahu dan ekstremitas bawah - Pelindung tempat tidur terpasang
yaitu pada persendian jari-jari - ROM pasif telah dilakukan pukul
tangan, pergelangan tangan, 13.00
siku dan bahu serta diselangi - Kekuatan otot
dengan istirahat.
5 3
Melibatkan keluarga dalam
pemijatan dan ROM 5 3
sederhana
A:
- Masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Melatih ROM pasif
- Menganjurkan dan membantu
pasien untuk miring kanan dan
miring kiri
- Menjaga kain linen tetap bersih
- Monitor kondisi kulit
Shift Siang 5 3
Jam 15.00
Mengobservasi kondisi kulit A:
- Masalah hambatan mobilitas fisik
Membantu miring kanan dan belum teratasi
miring kiri
P:
Membantu pasien berlatih Lanjutkan intervensi
untuk duduk - Melatih ROM pasif
- Menganjurkan dan membantu
Jam 19.00 pasien untuk miring kanan dan
Melatih ROM pasif pada miring kiri
ekstremitas atas yaitu pada - Menjaga kain linen tetap bersih
persendian jari-jari tangan, - Monitor kondisi kulit
pergelangan tangan, siku dan
bahu dan ekstremitas bawah
yaitu pada persendian jari-jari
tangan, pergelangan tangan, Ekino
siku dan bahu serta diselangi
dengan istirahat. Shift Siang
S:
- Keluarga mengatakan pasien
belum dapat miring kanan dan
miring kiri
O:
- Pasien hanya dapat berbaring
ditempat tidur
- Pasien tampak belum dapat
duduk
- Tangan kiri sudah dapat bergerak
sedikit
- Pasien tampak tidak bisa miring
kanan dan miring kiri
- Tangan pasien sebelah kanan
tampak aktif
- Kulit punggung pasien tampak
tidak terdapat tanda-tanda
dekubitus
- ROM pasif telah dilakukan pukul
19.00
- Kekuatan otot
5 3
5 3
A:
- Masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Melatih ROM pasif
- Menganjurkan dan membantu
pasien untuk miring kanan dan
miring kiri
- Membantu pasien untuk berlatih
duduk
- Menjaga kain linen tetap bersih
- Monitor kondisi kulit
Septi
Keempat Hambatan Shift Pagi Pukul 14.00
26/1/18 mobilitas fisik Pukul 08.00 S:
Mengganti linen yang kotor - Keluarga mengatakan pasien
dengan yang bersih belum dapat miring kanan dan
miring kiri
Membantu pasien untuk O:
miring kanan dan miring kiri - Pasien hanya dapat berbaring
ditempat tidur
Jam 11.00 - Pasien tampak belum bisa duduk
Monitor kondisi kulit - Pasien tampak tidak bisa miring
kanan dan miring kiri
Pukul 13.00 - Tangan pasien sebelah kanan
Melatih ROM pasif dan aktif tampak aktif
pada ekstremitas atas yaitu - Tangan kiri sudah dapat bergerak
pada persendian jari-jari sedikit
tangan, pergelangan tangan, - Kaki kanan dapat bergerak
siku dan bahu dan ekstremitas - Kaki kiri tampak belum bisa
bawah yaitu pada persendian digerakkan
jari-jari tangan, pergelangan - Kulit punggung pasien tampak
tangan, siku dan bahu serta tidak terdapat tanda-tanda
diselangi dengan istirahat. dekubitus
- Linen telah diganti dengan yang
bersih pukul 08.00
- ROM pasif telah dilakukan pukul
13.00
- Kekuatan otot
5 3
5 3
A:
- Masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Melatih ROM pasif dan aktif
- Menganjurkan dan membantu
pasien untuk miring kanan dan
miring kiri
- Menjaga kain linen tetap bersih
Monitor kondisi kulit
Ekino
Kedua Risiko infeksi Shift pagi S:
24/01/2018 07.30 - Keluarga pasien
Menyiapkan obat oral dan IV mengatakan masih sering
lupa untuk cuci tangan
08.00 sebelum dan sesudah
Cuci tangan sebelum dan setelah menyentuh pasien
melakuakan tindakan - Keluarga pasien
mengatakan sudah
Mengganti insersi infus meminimalkan
pengunjung yang
Mempertahankan lingkungan menjenguk
aseptik selama pemasangan infus O:
- Sudah mencuci tangan
Memberikan injeksi meropenem, sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
09.00 - Pasien tepasang DC
Memonitor pemasangan alat - Pasien terpasang NGT
- Pasien terpasang infus
13.00 mulai 24/01/2018
memonitor tanda-tanda infeksi Tanda-tanda infeksi
- Redness : terdapat sedikit
Membatasi pengunjung untuk kemerahan pada lokasi
mencegah penularan penyakit lain insersi infus sebelum
diganti dengan insersi
yang baru pukul 08.00
- Edema : tidak terjadi
pembengkakan
- Eechimosis : tidak terjadi
bintik biru
- Discharge : tidak terjadi
pengeluaran cairan
- Aproximation : tidak
terjadi penyatuan
jaringan
A:
- masalah risiko infeksi
belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
dengan pemberian
antibiotik secara rutin,
memonitor pemasangan
alat dan monitor tanda-
tanda infeksi
Shift Siang
16.00 Ekino
Memberikan antibiotik
meropenem Shift Siang
Jam 20.30
17.00 S:
Memonitor tanda-tanda infeksi - Keluarga mengatakan
sudah cuci tangan
Memonitor pemasangan alat sebelum dan sesudah
sesuai prosedur hari yang menyentuh cairan pasien
ditentukan - Keluarga mengatakan
sudah membatasi
Menginstruksikan kepada pengunjung
keluarga untuk membatasi O:
pengunjung untuk mencegah - Sudah mencuci tangan
penularan penyakit lain sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien
- Pasien terpasang Cateter
urin mulai tanggal
25/1/2018
- Injeksi meropenem sudah
diberikan pukul 16.00
- Pasien terpasang NGT
- Pasien terpasang Infus
mulai tanggal 24/1/2018
- Terdapat 1 pengunjung
yang menemani pasien
- Tidak terjadi tanda-tanda
infeksi
- Redness : tidak terjadi
kemerahan
- Edema : tidak terjadi
pembengkakan
- Eechimosis : tidak terjadi
bintik biru
- Discharge : tidak terjadi
pengeluaran cairan
- Aproximation : tidak
terjadi penyatuan jaringan
A:
- Masalah risiko infeksi
belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
dengan pemberian
antibiotik secara rutin,
memonitor pemasangan
alat dan monitor tanda-
tanda infeksi
Septi
Keempat Risiko Infeksi Shift Pagi S:
26/01/2018 08.00 - Keluarga mengatakan
Cuci tangan sebelum dan setelah sudah cuci tangan
melakuakan tindakan sebelum dan sesudah
menyentuh cairan pasien
Memberikan injeksi meropenem - Keluarga mengatakan
sudah membatasi
09.00 pengunjung
Memonitor pemasangan alat O:
- Sudah mencuci tangan
13.00 sebelum dan sesudah
memonitor tanda-tanda infeksi kontak dengan pasien
- Cateter urin mulai
Membatasi pengunjung untuk tanggal 25/1/2018
mencegah penularan penyakit lain - Injeksi meropenem sudah
diberikan pukul 08.00
- Pasien terpasang NGT
- Pasien terpasang Infus
mulai tanggal 24/1/2018
- Terdapat 2 pengunjung
yang menemani pasien
- Tidak terjadi tanda-tanda
infeksi
- Redness : tidak terjadi
kemerahan
- Edema : tidak terjadi
pembengkakan
- Eechimosis : tidak terjadi
bintik biru
- Discharge : tidak terjadi
pengeluaran cairan
- Aproximation : tidak
terjadi penyatuan jaringan
A:
- Masalah risiko infeksi
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi dengan
pemberian antibiotik secara rutin,
memonitor pemasangan alat dan
monitor tanda-tanda infeksi