You are on page 1of 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S DENGAN TICH (TRAUMATIC


INTRACEREBRAL HEMORRHAGE) TEMPORAL DEXTRA
DI RUANG CENDANA 3 RSUP Dr SARDJITO
YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
Ekino Alprila (1710206031)
Wahyuni Septiana (1710206011)

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYAYAH
2017
A. LAPORAN PENDAHULUAN
PATHWAY KONSEP TEORI
Pengertian
Perdarahan intraserebral adalah perdarahan yang terjadi secara langsung pada bagian atau
substansi otak (Caplan,2009).

Klasifikasi
1. Perdarahan Intraserebral Primer
Perdarahan yang disebabkan oleh hipertensif kronik yang
menyebabkan vaskulopati serebral dengan akibat pecahnya pembuluh
darah otak (Misbach,1999).
2. Perdarahan Intraserebral sekunder
Perdarahan sekunder (bukan hipertensif) terjadi antara lain akibat
anomali vaskuler konginetal, koagulopati, tumor otak, vaskulopati
non hipertensif (amiloid serebral), vaskulitis, moya – moya, post
stroke iskemik, obat anti koagulan (fibrinolitik atau simpatomimetik)
(Misbach,1999).

Gejala Klinis
Gejala klinis dari perdarahan intraserebral adalah kejadian progresif yang
bertahap (dalam waktu menit sampai dengan hari) atau kejadian yang
terjadi secara tiba – tiba dari defisit neurologi fokal biasanya berhubungan
dengan tanda peningkatan tekanan intrakranial seperti muntah dan
Traumatic
penurunan kesadaran (Carhuapoma, 2010).
Intracerebral
Jika perdarahan terjadi pada lobus temporal pasien akan mengalami
Hemorrhage
agitasi, Aphasia, Hemianopia (Caplan, 2000).

Diagnosis
1. CT Scan: Hasil pemeriksaan CT Scanmembuktikan reliable dalam
mendeteksi perdarahan dengan diameter 1 cm atau lebih. Pada saat
bersamaan juga ditemukan hidrosefalus, tumor, pembengkakan
otak.
2. MRI: Magnetic Resonance Imaging (MRI) sangat bermanfaat dalam
memperlihatkan perdarahan brainstem dan sisa perdarahan
Hemosiderin dan pigmen besi (Ropper,2005).

Etiologi dan Faktor Risiko


Usia, Hipertensi, Cerebral Amyloid Angiopati, Aneurisma dan
Malformasi Vaskular, Antikoagulan dan Antitrombolitik berhubungan
dengan Perdarahan Intraserebral, Antiplatelet, Cerebral Microbleeds,
Prior Cerebral Infarction, Hipokolesterolemia, Peminum Alkohol Berat,
merokok, diabetes.

Penatalaksanaan
Mempertahankan ventilasi yang adekuat, dengan mengkontrol hiperventilasi mencapai PCO2 25 – 30
mmHg, mengawasi peningkatan tekanan intrakranial pada beberapa kasus dengan melakukan pemberian
cairan Mannitol (osmolaritas dipertahankan 295 – 305 mosmol/L, Pengurangan secara cepat tekanan darah,
pada saat hipertensi akut menggunakan obat beta blocker (esmolol, labetalol), atau ACE inhibitor
dianjurkan. Tindakan pembedahan pada hematoma serebellar, Penentuan untuk diperlukan tindakan
pembedahan berdasarkan status kesadaran penderita, efek massa yang disebabkan adanya clot yang tampak
pada gambaran CT Scan.
Pathway
Pathway Rencana Asuhan Keperawatan

Pengkajian NOC
1. Biodata ( nama, usia, TTL, jenis 1. Hambatan Mobilitas fisik
kelamin, alamat dan no tlp, Kemampuan berpindah:
suku/bangsa, status perkawinan, - Berpindah dari dari satu permukaan
agama, pekerjaan, diagnosa kepermukaan yang lain sambil berbaring
medik) - Dapat menggerakan sendi-sendi pada
2. Penanggung jawab tubuh
3. Keluhan utama 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
4. Riwayat kesehatan (Riwayat kebutuhan tubuh
kesehatan sekarang, riwayat Nutrition Status:
kesehatan lalu, riwayat kesehatan - Adanya peningkatan berat badan sesuai
keluarga dengan tujuan
5. Riwayat psikososial - Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
6. Riwayat spiritual badan
7. Pemeriksaan fisik ( keadaan - Nafsu makan bertambah
umum, tanda-tanda vital, sistem - Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
pernafasan, sistem - Tidak ada penurunan berat badan yang
kardiovaskuler, sistem berarti
pencernaan, indra, sistem saraf, 3. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
sistem muskuloskeletal, sistem Circulation status
integumen, sistem endokrin, - Tekanan sistolik dan diastolik dalam
sistem perkemihan, sistem rentang normal
reproduksi, sistem imun). - Tidak terdapat sianosis
8. Aktivitas sehari-hari (Nutrisi, Tissue prefusion: cerebral
cairan, eliminasi, istirahat tidur, - Bekomunikasi dengan jelas dan sesuai
olahraga, rokok/alkohol dan obat- dengan kemampuan
obatan, personal hygine, - Menunjukkan fungsi sensori motori
aktivitas/mobilitas fisik dan cranial yang utuh: tingkat kesadaran
rekreasi membaik, tidak ada gerakan involunter
- Tidak ada tanda-tanda tekanan
intrakranial

Diagnosa yang sering muncul:


1. Hambatan mobilitas fisik
Asuhan Keperawatan 2. Defisit peawatan diri
Traumatic 3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
Intracerebral otak
Hemorrhage 4. Resiko jatuh
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
NIC
1. Hambatan Mobilitas Fisik
Perawatan Tirah baring :
- Jelaskan alasan diperlukan tirah baring
- Hindari penggunaan linen yang kasar
- Jaga linen agar tetap bersih, kering dan bebas kerutan
- Ajarkan latihan gerak ditempat tidur dengan cara yang tepat
- Balikkan pasien dengan cara yang tepat sesuai kondisi kulit paling
tidak 2 jam.
- Monitor kondisi kulit pasien
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Nutrition Management :
- Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi
kebutuhan gizi
- Identifikasi adanya alergi atau intoleransi yang dimiliki pasien
- Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
- Atur diet yang diperlukan sesuai instruksi
- Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut dan
asupan nutrisi
- Monitor kecenderungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat
badan
- Monitor kalori dan asupan makanan
3. Resiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak
Monitor TIK :
- Sesuaikan kepala tempat tidur untuk mengpotimalkan perfusi serebral
- Periksa pasien terkait ada tidaknya gejala kaku kuduk
- Monitor intake output
- Monitor status neurologis
Daftar Pustaka

Adam, R.D., Victor, M. and Ropper, A.H. 2005. Principles of Neurology. 8nd. Ed.
McGraw-Hill. New York.

T. Heather Herdman & Shigemi Kamitsuru. 2015. NANDA International Inc. nursing
diagnoses: definitions & classification 2015-2017. EGC. Jakarta.

Bulechek, Gloria M et.all. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). An imprint


of Elseivier.

Caplan,LR. 2009. Caplan’s Stroke: A Clinical Approach, Fourth Edition. Philadelphia,


Saunders Elsevier

Carhuapoma, J.R.; Mayer, S.A.; Hanley, D.F. 2010.Intracerebral


Hemorrhage.Cambridge University Press. New York.

Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media

Misbach J.1999. Stroke, Aspek Diagnostik,Patofisiologi,Manajemen,edisi pertama, BP FK


Universitas Indonesia, Jakarta

Moorhead, S et. all. 2016. Nursing Outcomes Classication. An imprint of Elseiver.

Nurarif Amin. H & Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc. Yogyakarta: Media action.

Dipiro, J.T., et.Al. (2008), Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Seventh Edition.


Mc-Graw Hill. Hal 268
B. PENGKAJIAN KASUS
I. DATA DEMOGRAFI
a. Biodata
1) Nama : Ny. S
2) Tanggal Lahir/Usia : 25 Desember 1947 (70 tahun)
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Alamat & No.telp : Klaci RT 04/RW 09, Margoluwih, Sayegan, Sleman
5) Suku/Bangsa : Jawa/WNI
6) Status Perkawinan : Menikah
7) Agama : Islam
8) Pekerjaan : Buruh
9) Diagnosa Medik : TICH, SNNT, Hipokalemia
10) No. Medical Record : 01.83.57.84
11) Tanggal Masuk RS : 06 Januari 2018
12) Tanggal Pengkajian : 23 Januari 2018
b. Penanggung Jawab
1) Nama : Tn. S
2) Usia : 72 tahun
3) Jenis Kelamin : Laki – laki
4) Pekerjaan : Buruh
5) Hubungan dengan klien : Suami
13) Alamat & No.telp : Klaci RT 04/RW 09, Margoluwih, Sayegan, Sleman
II. KELUHAN UTAMA
Pasien mengalami kecelakaan yang dialami pada tanggal 3 Januari 2018 dan dirawat di
RSU AT-Turots AL –Islamy Yogyakarta, pada tanggal 6 Januari 2018 pasien dirujuk ke
RSUP dr.Sardjito untuk dilakukan operasi dan dirawat di HCU, kemudian pasien masuk
bangsal cendana 3 pada tanggal 22 Januari 2018. Kondisi pasien saat masuk di cendana 3
dengan keadaan umum lemah, GCS : E4 V5 M6, memakai NRM, terpasang NGT,
terpasang DC, terpasang infuse RL 20tpm ditangan kiri
III. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 23 Januari 2018 pasien dengan keadaan
umum lemah, composmentis, GCS : E4 V5 M6 pasien dapat berbicara tetapi tidak
jelas, pasien dapat mendengar suara dengan jelas terbukti dengan pasien dapat
merespon. Pasien post craniotomi, terpasang DC, terpasang infuse RL 20tpm di tangan
kiri, terpasang NGT. Pasien tidak bisa mengatakan keluhan secara verbal, ADL
dibantu total oleh keluarga dan petugas kesehatan, sudah terpasang matras anti
dekubitus.
b. Riwayat kesehatan lalu
Klien mengatakan belum pernah dibawa kerumah sakit sebelumnya. Pasien
mengatakan hanya sakit pusing, flu, demam dan tidak sampai dibawa ke rumah sakit
c. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada yang mengalami sakit TICH.
Genogram

Keterangan

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal dalam satu rumah

: Pasien

IV. RIWAYAT PSIKOSOSIAL


Keluaraga pasien mengatakan kegiatan pasien dirumah yaitu pergi ke sawah. Keluarga
pasien mengatakan ketika dirumah terkadang pasien mengikuti kegiatan acara di desanya
seperti membantu orang yang sedang mempunyai acara dan mengikuti pengajian.
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki masalah dengan anak dan
saudara, hubungan pasien dengan anak dan saudara baik-baik saja. Pasien dirumah tinggal
bersama suami. Keluarga pasien mengatakan lingkungan rumah pasien merupakan
lingkungan pedesaan. Keluarga pasien mengatakan menerima kondisinya yang sekarang
dan bersedia mengikuti program pengobatan dari rumah sakit.
V. RIWAYAT SPIRITUAL
Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien melaksanakan sholat lima waktu.
Selama dirawat inap di RS klien tidak bisa melaksanakan sholat dengan alasan terdapat
hambatan mobilitas fisik.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum klien
Klien tampak lemah, klien menerima kondisinya, klien kooperatif, klien mau berbicara
dengan keluarga dan petugas kesehatan tetapi dengan suara yang kurang jelas. Klien
tampak sedikit kotor, aktivitas pasien dibantu total oleh keluarga dan petugas
kesehatan.
b. Tanda – tanda vital
1) Suhu : 36.70 C
2) Nadi : 97 x/menit
3) Pernafasaan : 24 x/menit
4) Tekanan darah : 116/55 mmHg
5) Saturasi O2 : 97 %
c. Sistem pernafasan
1) Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada secret
atau polip
2) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tumor
3) Dada :
- Inspeksi = bentuk dada pigeon chest, tidak ada retraksi otot bantu pernafasan,
frekuensi pernafasan 24x/menit
- Palpasi = tidak ada nyeri tekan, bentuk dada tidak simetris, tidak ada benjolan
disekitar dada
- Perkusi = area paru sonor
- Auskultasi = suara nafas ronchi
d. Sistem kardiovaskuler
- Inspeksi = konjungtiva tidak anemis, bibir tampak pucat
- Palpasi = pulsasi pada dinding torak teraba kuat, capillary refil time < 3 detik
- Perkusi = batas atas ICS II, batas bawah ICS V, batas kiri ICS V mid clavikula
sinistra, batas kanan ICS IV mid sternalis dextra
- Auskultasi = S1 terdengar tunggal, keras dan reguler, S2 terdengar tunggal, keras
dan reguler
e. Sistem pencernaan
- Inspeksi = bentuk abdomen simetris, datar dan tidak ada benjolan, membran
mukosa terlihat pucat, tidak ada stomatitis
- Palpasi = tidak teraba hepar dan tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran lien,
tidak ada nyeri tekan pada apendik, ginjal tidak teraba dan tidak ada nyeri tekan
- Auskultasi = Bising usus 12x/menit
- Perkusi = suara abdomen tympani, tidak ada asites
f. Indra
1) Mata = tidak ada masalah pada penglihatan klien, klien dapat melihat.
2) Hidung = tidak ada tampak mimisan maupun sekret dan indera penciuman baik
3) Telinga = fungsi pedengaran klien baik dan dapat mendengar dengan jelas.
g. Sistem saraf
Kesadaran Composmentis (Eye: 4, verbal : 5, motorik : 6), bahasa pasien tidak jelas,
pasien mampu berbahasa indonesia dan bahasa jawa.
h. Sistem muskuloskeletal
1) Kepala = bentuk kepala bulat dan tidak ada benjolan di kepala, rambut berwarna
hitam dan sedikit beruban, terdapat jahitan post craniotomy.
2) Vertebratae = bentuk tulang belakang normal tidak ada kelainan pada tulang
belakang.
3) Kaki = gerakan kaki terbatas karena pasien lemah dengan kekuatan otot pada kaki
kanan 5 dan kaki kiri 3.
4) Bahu= bentuk bahu simetris. Tidak terdapat luka.
5) Tangan= kekuatan otot pada tangan kanan 5 dan kiri 3.
5 3
5 3
i. Sistem integumen
1) Rambut = rambut berwarna hitam dan terdapat banyak uban, tidak ada ketombe
terlihat agak lembab.
2) Kulit = suhu akral teraba hangat, tidak ada perubahan warna kulit, kulit lembab,
tidak ada ruam, warna kulit pucat.
3) Kuku = kuku tampak kotor dan tidak ada perubahan warna.
j. Sistem endokrin
1) Kelenjar tiroid = tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid
2) Suhu tubuh = suhu tubuh dalam rentang normal.

k. Sistem perkemihan
Klien terpasang DC, BAB pasien menggunakan pampers.
l. Sistem reproduksi
Klien sudah menopause.
m. Sistem imun
Klien memiliki tidak memiliki alergi makanan. Klien tidak memiliki penyakit yang
berhubungan dengan cuaca, klien tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan dan tidak
ada riwayat transfusi darah.
VII. AKTIVITAS SEHARI-HARI
a. Nutrisi
Sebelum dirawat di rumah sakit selera makan klien kurang baik, klien makan dalam
sehari 3x tetapi hanya sedikit dan terkadang tidak habis. Selama dirawat pasien
terpasang NGT dengan asupan diet pada saat pengkajian sudah sebanyak 500 CC yang
terdiri dari nutrisi protein dan air putih. Klien diajarkan berdoa terlebih dahulu sebelum
makan dan minum air mineral oleh petugas kesehatan.
b. Cairan
Klien mengkonsumsi air mineral, dan jus yang sudah disediakan pada saat pengkajian
pasien sudah minum sebanyak 150cc.
c. Eliminasi
Klien terpasang DC jumlah cairan urine pada saat pengkajian sudah sebanyak 1840cc,
warna urin kuning. Klien pada saat pengkajian belum BAB. Klien tidak menggunakan
obat untuk memperlancar BAB/ BAB.
d. Istirahat tidur
Sebelum masuk rumah sakit klien tidur siang selama 1-2 jam, tidur malam biasanya
sekitar jam 21.00 wib, jumlah istirahat waktu tidur klien sekitar 6-7 jam ketika masuk
rumah sakit klien banyak tidur sehari pasien bisa tidur selama 8-12 jam.
e. Olahraga
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah melakukan olahraga secara rutin,
pasien biasanya berjalan santai sambil pergi ke sawah.
f. Rokok/alkohol dan obat-obatan
Klien tidak mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan
g. Personal hygiene
Sebelum dirawat pasien mandi 2 kali sehari, alat mandi yang digunakan sabun mandi,
sampho dan pasta gigi, klien dibantu keluarga pada saat mandi. Selama rawat inap
klien jarang keramas, klien tidak menggunting kuku pada saat di rawat, klien mandi
dengan dibasuh oleh keluarganya.
h. Aktivitas/ mobilitas fisik
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/ Minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ ROM √

Keterangan:

1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan alat
4 = tergantung total
i. Rekreasi
Keluarga pasien mengatakan rekreasi pada saat lebaran bersama anak cucu dan
saudara.
VIII. TEST DIAGNOSTIK
Tanggal 21 Januari 2018
Pemeriksaan Jenis Hasil Nilai Rujukan
Darah Lengkap Leukosit 8,19 4.50-11.50 10^3/μL
Eritrosit 3,70 4.00-5.40 10^6/μL
Hemoglobin 10,8 12.0-15.0 g/dL
Hematokrit 34,1 35.0-49.0 %
MCV 92,2 80.0-94.0 fL
MCH 29,2 26.0-32.0 pg
MCHC 31,7 32.0-36.0 g/dL
Trombosit 366 150-450 10^3/μL
RDW-SD 50,4 35.0-45.0 fL
RDW-CV 15,9 11.5-14.5 %
PDW 10,5 9.3-16.0 fL
MPV 10,0 7.2-10.4 fL
P-LCR 23,7 15.0-25.0 %
Plateleterit 0,4 0.0-1.0 %
NRBC# 0,0 0.0-0.0 10^3/μL
Netrofil% 86,3 50.0-70.0 %
Limfosit% 8,8 18.0-42.0 %
Monosit% 4,0 2.0-11.0 %
Eosinofil% 0,7 1.0-3.0 %
Basofil% 0,2 0.0-2.0 %
IG (immaturr 0,14 0.00-1.00 10^3/μL
granulocyte)#
NRBC% 0,00 0.00-0.00 %
Netrofil# 7,06 2.30-8.60 10^3/μL
Limfosit# 0,72 1.62-5.37 10^3/μL
Monosit# 0,32 0.30-0.80 10^3/μL
Eosinofil# 0,06 0.00-0.20 10^3/μL
Basofil# 0,02 0.00-0.10 10^3/μL
Kimia Alb 2,70 3,4-5,4 g / dL
SGOT 123 < 31 IU/L
SGPT 12 < 35 IU/L
Protein total 1,39 -
Diabetes GDS 111 80-140 mg/dL

PEMERIKSAAN CT SCAN
04 JANUARI 2018
Jenis pemeriksaan Hasil Kesan
Head CT SCAN Dilakukan pemeriksaan head CT - ICH di lobus
Scan potongan // 0ml, interval parietotemporalis
slice 10 mm tanpa dan dengan dextra yang
pemberian kontras IV pada menyebabkan
penderita dengan klinis CKR, herniasi subfalcine
hasil : ke sinistra sejauh
- Tampak penebalan soft L.K. 1,38 cm
tissue exstracranial regio - Hematom
parietotemporal dextra extracranial regio
- Pada window tulang, tak parietotemporalis
tampak diskontinuitas os dextra
cranii - Tak tampak fraktur
- Tampak lesi hiperdense os cranii
dengan perifokal edema di
lobus parietotemporalis
dextra (densitas 65 hu)
yang menyempitkan
kedua ventrikel lateralis
dan menyebabkan
pergeseran linea mediana
ke sinistra sejauh L.K 1,38
cm
- Gyri, Sulci dan fissura
sylvii di kedua hemisfer
mendatar, terutama dextra

Jenis Pemeriksaan Hasil Keterangan


Sputum Cytologi
- Epithel 0-1/LPT
Tanggal pemeriksaan: - Leukosit 5-6/IPF
23/01/2018 11:20:40 Hasil Pewarnaan presumptive
- Bakteri Gram (+): Coccus Sedang
Gerombol

- Bakteri Gram (+) : Basil Banyak


soliter

-Bakteri Gram (-) : Basil Banyak


Soliter
Urine Cytologi
Tanggal pemeriksaan - Epithel 0-1/LPF
23/01/2018 11:21:54 - Leukosit 0-1/LPF
Hasil Pewarnaan presumptive
- Bakteri Gram (+):Coccus Sedang
berderet

- Bakteri gram (-): tidak -


ditemukan

- Jamur: (+) Banyak

IX. THERAPY FARMAKOLOGI


No. NAMA RUTE DOSIS KEGUNAAN EFEK
OBAT SAMPING
1. Meropenem IV 1gr/8jam Antibiotik, Kemerahan dan
mengobati infeksi bengkak pada
yang terjadi karena bekas suntikan,
bakteri, pneumonia, demam, gatal-
ISK gatal, diare, sakit
kepala, sakit
perut
2. Phenytoin IV & 100mg/8jam, Mencegah kejang, Mual, muntah,
PO 1 tab/8 jam mengobati denyut sulit bernapas,
jantung yang tidak nyeri dada,
teratur tremor
3. Citicoline IV & 500mg/8jam, Luka dikepala, Insomnia, sakit
PO 1 tab/8jam stroke, ADHD, kepala, diare,
demensia. tekanan darah
tinggi,/rendah,
mual,
penglihatan
buram, sesak
napas
4. Paracetamol IV 1gr/8jam Analgesik (pereda Penurunan
nyeri), antipiretik trombosit,
(penurun demam) muncul ruam,
tekanan darah
rendah, takikardi
5. Combivent Inhalasi 2 cc/8jam Terapi pada peyakit Pusing,
Pulmicore saluran napas berdebar, mual,
obstruksi/sumbatan radang, serak
seperti penyakit
paru obstruksi
kronik (PPOK),
asma
6. Curcuma PO 1 tab/8jam Meningkatkan Apabila
nafsu makan, dikonsumsi
memelihara fungsi berlebihan
hati, menimbulkan
iritasi lambung,
mual

C. ASUHAN KEPERAWATAN
Analisis Data
Data Etiologi Problem
DS: Kelemahan otot progresif Hambatan Mobilitas Fisik
- Keluarga mengatakan pasien
hanya berbaring di tempat
tidur.
- Keluarga mengatakan pasien
tidak bisa banyak bergerak,
tidak bisa miring kanan
miring kiri ataupun duduk.
DO:
- Pasien tampak lemas dan
hanya berbaring di tempat
tidur
- Kekuatan otot:
5 3

5 3
- Pasien tampak tidak bisa
bergerak, hanya tampak
tangan kanan yang dapat
digerakkan
- Pasien tampak tremor pada
tangan kanan.
DS: Mukus yang berlebihan Ketidakefektifan bersihan Jalan
- Keluarga mengatakan ; Nafas
pasien sering batuk
DO:
- Pasien tampak batuk
berdahak
- Pasien tampak sesak nafas
- RR: 24x/menit
- Suara rokhi +/+
DO: - Resiko Ketidakefektifan Perfusi
- Pasien mengalami Traumatic Jaringan Otak
Intracerebral Hemorrhage
temporal dextra post operasi
kraniotomi.
- TD: 116/55
- GCS: E4, V5, M6
DS :
- keluarga pasien mengatakan
pasien sadar ketika sudah dipindah
dibangsal cendana 3
DS: Kelemahan Defisit perawatan mandi,
- Keluarga mengatakan pasien berpakaian dan eliminasi
tidak dapat mandi atau
membasuh tubuhnya sendiri
- Keluarga mengatakan pasien
mandi dengan cara disibin
- Keluarga mengatakan pasien
tidak dapat berpakaian
sendiri.
DO:
- Pasien lemah dan hanya
berbaring dikamar tidur
- Pasien tidak dapat berjalan
dan menjangkau kamar
mandi
- Mulut kotor
- Pasien tidak bisa mengambil
dan mengenakan pakaian
sendiri
- Pasien terpasang NGT
- Pasien terpasang DC
- Makan/minum : tergantung
total
- Mandi: tergantung total
- Toileting: tergantung total
- Berpakaian: tergantung total
DO : - Risiko Infeksi
- Pasien terpasang DC
- Pasien terpasang infus RL
20 tpm
- Pasien terpasang NGT
- Pemeriksaan Sputum
 Epitel: 0-1/LPT
 Leukosit: 5-6/ LPF
 Bakteri gram (+)
yaitu coccus
gerombol dengan
jumlah sedang
 Bakteri gram (+)
basil soliter dengan
jumlah banyak
 Bakteri gram (-)
basil soliter dengan
jumlah banyak
- Pemeriksaan Urine
 Epithel: 0-1/ LPF
 Leukosit: 0-1/LPF
 Bakteri gram (+)
coccus berderet
dengan jumlah
sedang
 Jamur (+) dengan
jumlah banyak

Prioritas Masalah
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Resiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak
3. Defisit perawatan mandi, berpakaian, makan dan eliminasi
4. Hambatan mobilitas fisik
5. Risiko Infeksi
Intervensi
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Airway Management: 1. Membantu pengembangan paru dan mengurangi
bersihan jalan nafas keperawatan selama 4x24 jam pasien 1. Posisikan pasien untuk tekanan dari abdomen pada diafragma, sehingga
akan menunjukan Respiratory status: memaksimalkan ventilasi, kepala dapat mengurangi ataupun mencegah sesak nafas.
Airway patency dengan kriteria hasil: lebih tinggi (semi fowler) 2. Untuk mengetahui dan memonitor bunyi nafas
1. Tidak batuk (3-4) 2. Auskultasi suara nafas. yang abnormal.
2. Frekuensi pernafasan pada rentang 3. Kelola pemberian bronkodilator 3. Untuk melebarkan otot-otot pernafasan dan untuk
normal (4-5) (nebulizer), sebagaimana mestinya. mengencerkan dahak
3. Tidak ada suara tambahan ronkhi 4. Monitor status pernafasan dan tanda 4. Untuk mengetahui status pernafasan. Pernafasan
(3-5) vital lainnya. cepat dan dangkal terjadi karena adanya obstruksi
4. Tidak ada akumulasi sputum (3-5) 5. Berikan terapi oksigen jalan nafas, peningkatan produksi sputum
5. Tidak sesak nafas (4-5) 5. Oksigen berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dalam tubuh
Resiko Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Manajemen edema serebral 1. Untuk mengetahui kondisi sirkulasi pasien
Perfusi Jaringan Otak keperawatan selama 4x24 jam pasien 1. Monitor tekanan darah 2. Untuk mengetahui edema serebral
akan menunjukan Tissue prefusion: 2. Monitor tanda-tanda peningkatan 3. Untuk melatih dan menstimulus kemampuan
cerebral dengan kriteria: tekanan intrakranial komunikasi dan pemahaman.
1. Tekanan darah sistolik dalam 3. Anjurkan kepada keluarga untuk 4. Untuk mengurangi edema serebral
rentang normal (4-5) sering berkomunikasi dengan pasien
2. Tekanan darah diastolik dalam 4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan
rentang normal (4-5) dalam pemberian obat untuk
3. Tidak terjadi penurunan mengatasi edema serebral
tingkat kesadaran (4-5)
4. Terbebas dari tanda-tanda
peningkatan tekanan
intrakranial (3-5)
5. Bekomunikasi dengan jelas
dan sesuai dengan
kemampuan (2-5)
Defiisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan Self-Care Assistance : Bathing/Hygiene Self care assistance : bathing/hygiene
mandi, berpakain makan keperawatan selama 4x24 jam 1. Menentukan jumlah dan jenis 1. Agar mengetahui seberapa banyak bantuan
dan eliminasi diharapkan dapat mencapai perawatan bantuan yang dibutuhkan yang dibutuhkan pasien
berhubungan dengan diri mandi : 2. Memfasilitasi menyikat gigi 2. Agar pasien merasa nyaman ketika perawatan
kelemahan 1. Mencuci wajah (2-4) pasien yang sesuai diri
2. Mencuci badan bagian atas (1- 3. Memantau integritas kulit pasien 3. Supaya oral hygiene lebih bersih
3) 4. Agar kulit terjaga lembab dan tidak kering
3. Mencuci badan bagian bawah 4. Memberikan bantuan sampai 5. Agar perawatan diri berlangsung secara
(1-2) pasien sepenuhnya dapat maksimal
4. Membersihkan area perineum mengasumsikan perawatan diri 6. Supaya mengerti kemampuan pasien secara
(1-2) 5. Memantau kemampuan mandiri
5. Mengeringkan badan (1-3) perawatan diri pasien
6. Membersihkan mulut (1-3)

Setelah dilakukan tindakan Self Care Assistance : Self care assistance : dressing/grooming
keperawatan selama 4x24 jam Dressing/Grooming 1. Agar mengetahui kekuatan yang dimiliki
diharapkan dapat mencapai perawatan 1. Pantau tingkat kekuatan dan pasien
diri berpakaian : toleransi aktifitas 2. Agar pasien terlihat lebih rapi dan pantas
1. Mampu melakukan tugas fisik 2. Bantu pasien memilih pakaian dilihat
yang paling mendasar dan yang mudah dilepas dan dipakai 3. Agar pasien mandiri jika tidak ada orang lain
aktivitas perawatan pribadi 3. Dukung kemandirian dalam
secara mandiri dengan atau berpakaian, berhias, dan bantu
tanpa bantuan (1-3) jika diperlukan
2. Mampu mempertahankan
kebersihan pribadi dan
penampilan yang rapi secara
mandiri dengan atau tanpa
bantuan (1-3)
3. Mampu melpas dan membuka
pakaian secara mandiri yaitu
misalnya dengan membuka
kancing baju (1-3)

Setelah dilakukan tindakan Self Care Assistance : Toileting Self care assistance : toileting
keperawatan selama 4x24 jam 1. Membersihkan bagian perineal 1. Agar pasien mampu mengontrol dan tidak
diharapkan dapat mencapai perawatan setelah eliminasi tanpa atau ngompol ditempat
diri eliminasi : dengan bantuan orang lain 2. Agar tidak terjadi kecelakaan saat eliminasi
1. Mampu melakukan ADL 2. Membantu pasien mengeluarkan dikamar mandi
secara mandiri tanpa bantuan urin yaitu dengan menggunakan 3. Agar pasien dapat menjaga kebersihan
orang lain atau alat (1-2) kateter perineal secara mandiri
2. Mampu melakukan eliminasi 4. Agar eliminasi berhasil dilakukan
secara mandiri tanpa bantuan
orang lain atau alat (1-2)
3. Mampu membersihkan diri
setelah eliminasi (1-3)
4. Mengenali dan mengetahui
kebutuhan bantuan untuk
eliminasi (1-4)

Setelah dilakukan tindakan Bantuan Perawatan Diri: Pemberian Nutrition Management


keperawatan selama 4x24 jam pasien Makan 1. Nutrisi penting untuk kebutuhan metabolisme sel
akan menunjukan Nutritional status: 1. Monitor kemampuan pasien untuk 2. Untuk memenuhi nutrisi secara maksimal sesuai
food and fluid intake dengan kriteria: menelan dengan kebutuhan
1. Asupan makanan secara oral 2. Berikan bantuan dalam pemberian 3. Keluarga dapat memberikan makanan secara
(1-4) makanan atau minuman mandiri
2. Asupan cairan secara oral (1- 3. Posisikan pasien dalam posisi makan 4. Vitamin untuk menambah nafsu makan
4) yang nyaman 5. Untuk memonitor perkembangan asupan nutrisi
3. Nafsu makan meningkat (1-4) 4. Berikan minuman dengan yang masuk
Swallowing Status menggunakan sendok ataupun Bantuan Perawatan Diri: Pemberian Makan
1. Penerimaan makanan (2-5) sedotan. 1. Mengetahui perkembangan kemampuan pasien
2. Peningkatan usaha menelan untuk menenlan minuman ataupun makann
(2-5) Mempetahankan 2. Untuk membantu dalam kebutuhan nutrisi dan
makanan dimulut (2-5) juga membantu melatih makan atau minum
Nutrition Management secara oral
1. Memberikan informasi tentang 3. Membantu pasien mudah dalam menelan
kebutuhan nutrisi dan pentingnya minuman ataupun makanan
nutrisi bagi tubuh 4. Membantu dan memfasilitasi pasien dalam
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk berlatih makan dan minum secara oral
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
3. Berikan edukasi diet sonde kepada
keluarga cara pemberian dan
memberikan makan sedikit tapi
sering yaitu setengan gelas terlebih
dahulu dilanjutkan setelah 10-15
menit
4. Kolaborasi untuk pemberian
obat/vitamin untuk menambah nafsu
makan.
5. Observasi dan catat asupan nutrisi
yang masuk
Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Perawatan Tirah Baring Perawatan Tirah Baring
keperawatan selama 4x24 jam pasien 1. Tempatkan matras atau kasur 1. Untuk mencegah tejadinya dekubitus
akan menunjukan kemampuan terapeutik seperti matras dekubitus 2. Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan pasien
berpindah dengan kriteria: 2. Hindari menggunakan kain linen dan menghindari keringat berlebihan akibat linen
- Berpindah dari dari satu kasur yang bertekstur kasar yang kasar.
permukaan ke permukaan yang 3. Jaga kain linen tetap bersih 3. Untuk mencegah adanya infeksi
lain sambil berbaring (1-4) 4. Tinggikan pelindung tempat tidur 4. Untuk melindungi pasien agar tidak jatuh dari
- Dapat menggerakan sendi-sendi 5. Balikkan pasien setiap 2 jam tempat tidur
pada tubuh (1-4) 6. Monitor kondisi kulit 5. Untuk mencegah terjadinya dekubitus
Terapi Latihan: Mobilitas (pergerakan 6. Untuk mengetahui terjadinya dekubitus ataupun
sendi) tidak
1. Bantu klien untuk melakukan ROM Terapi Latihan: Mobilitas (pergerakan sendi)
aktif maupun pasif 1. Untuk memelihara fungsi sendi dan kekuatan otot
2. Rencanakan program latihan setiap meningkatkan elasitias serabut- serabut otot.
hari (dapat bekerja sama dengan 2. Untuk meningkatkan fungsi gerak sendi dan
dokter dan fisioterapi). untuk mencegah kekakuan pada otot.
3. Lakukan observasi untuk setiap kali 3. Untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien.
latihan. 4. Untuk mencegah kelelahan pada pasien
4. Berikan istirahat secara periode. 5. Melatih kemampuan untuk miring kanan dan
5. Anjurkan pasien untuk miring kanan miring kiri
dan miring kiri
Risiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Infection control 1. Agar mencegah terjadinya penularan infeksi
keperawatan selama 4x24 jam 1. Cuci tangan sebelum dan setelah nosokomial
diharapkan dapat mencapai kriteria melakuakan tindakan 2. Agar tidak terjadi phlebitis pada pemasangan
hasil kontrol infeksi : 2. Inspeksi kulit dan membran infus, tidak terjadi infeksi pada pemasangan
1. Pasien bebas dari tanda dan gejala mukosa terhadap kemerahan, DC dan NGT
infeksi (2-4) panas. 3. Agar tetap steril dan bebas dari kuman
2. Dapat menunjukkan perilaku hidup 3. Pertahankan lingkungan aseptik 4. Agar tidak menambah infeksi karena
sehat (2-4) selama pemasangan alat pemasangan yang lama dan tidak diganti
Dapat menunjukkan kemampuan untuk 4. Monitor pemasangan alat sesuai 5. Obat antibiotik untuk membunuh dan
mencegah timbulnya infeksi (2-4) prosedur hari yang ditentukan menghambat pertumbuhan dan perkembangan
5. Instruksikan pasien untuk minum bakteri.
antibiotik sesuai resep 6. Untuk mengurangi terjadinya transmisi kuman
6. Batasi pengunjung untuk
mencegah penularan penyakit lain
Implementasi dan Evaluasi
Diagnosis Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Hari Diagnosa Implementasi Evaluasi


Pertama Ketidakefektifan Airway Management: Pukul 21.00
bersihan jalan Shift Siang S:
23/01/18 nafas - Keluarga mengatakan pasien masih
Jam 15.00 batuk
Auskultasi suara nafas O:
- Pasien tampak masih batuk berdahak
Jam 16.00 - Suara pernafasan ronkhi +/+
Memposisikan pasien semi - Tidak sianosis
fowler - SPO2: 98%
- Tanda-tanda vital
Mengelola terapi nebulizer TD: 108/56 mmHg
combivent dan pulmicort N: 88x/menit
(2cc:2cc) RR: 24x/menit
- Pemberikan terapi nebulizer combivent
Memonitor status pernafasan dan pulmicort sudah diberikan pukul
dan tanda vital lainnya 16.00
- Pasien terpasang nasal kanul 3 L/menit
Jam 20.00 - Posisi pasien semi fowler
Memonitor status pernafasan A:
dan tanda vital lainnya - Masalah Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas belum teratasi
Memonitor terapi oksigen nasal P:
kanul 3 L/menit Lanjutkan intervensi
- Memberikan terapi nebulizer
combivent dan pulmicort tiap 8 jam.
Selanjutnya pukul 08.00 di tanggal 24
januari 2018
- Monitor respirasi dan tanda-tanda
vital

Ekino
Kedua Ketidakefektifan Shift Pagi Jam 14.00
bersihan jalan Pukul 08.00 S:
24/01/18 nafas Memposisikan pasien semi - Keluarga mengatakan pasien masih
fowler batuk
O:
Mengelola terapi nebulizer - Pasien tampak masih batuk berdahak
combivent dan pulmicort - Suara pernafasan ronkhi +/+
(2cc:2cc) - Tidak sianosis
- SPO2: 96%
Memonitor status pernafasan - Tanda-tanda vital
dan tanda vital lainnya TD: 104/48 mmHg
N: 78x/menit
Pukul 13.00 RR: 26x/menit
Memeriksa tanda-tanda vital - Pemberikan terapi nebulizer combivent
dan pulmicort sudah diberikan pukul
Mengauskultasi suara nafas 08.00
- Posisi pasien semi fowler
Memonitor terapi oksigen - Pasien terpasang oksigen 3L/menit
3L/menit A:
- Masalah Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Memberikan terapi nebulizer
combivent dan pulmicort tiap 8 jam.
Selanjutnya pukul 16.00
- Monitor respirasi dan tanda-tanda vital

Septi dan Ekino


Ketiga Ketidakefektifan Pagi Jam 14.00
bersihan jalan Pukul 08.00 S:
25/1/18 nafas Memposisikan semi fowler - Keluarga mengatakan pasien masih
batuk
Mengelola terapi nebulizer O:
combivent dan pulmicort - Pasien tampak masih batuk berdahak
(2cc:2cc) - Suara pernafasan ronkhi +/+
- Tidak sianosis
Memonitor status pernafasan - SPO2: 97%
dan tanda vital lainnya - Tanda-tanda vital
TD: 127/86 mmHg
Pukul 13.00 N: 90x/menit
Memeriksa tanda-tanda vital RR: 22x/menit
- Pemberikan terapi nebulizer combivent
Mengauskultasi suara nafas dan pulmicort sudah diberikan pukul
08.00
Memonitor terapi oksigen - Posisi pasien semi fowler
3L/menit - Pasien terpasang oksigen 3L/menit
A:
Shift Siang - Masalah Ketidakefektifan bersihan jalan
Jam 15.00 nafas belum teratasi
Auskultasi suara nafas P:
Lanjutkan intervensi
Jam 16.00 - Memberikan terapi nebulizer
Memposisikan pasien semi combivent dan pulmicort tiap 8 jam.
fowler Selanjutnya pukul 16.00
- Monitor respirasi dan tanda-tanda vital
Mengelola terapi nebulizer
combivent dan pulmicort
(2cc:2cc)
Ekino
Memonitor status pernafasan
dan tanda vital lainnya Pukul 21.00
S:
Jam 20.00 - Keluarga mengatakan pasien masih
Memonitor status pernafasan batuk
dan tanda vital lainnya O:
- Pasien tampak masih batuk berdahak
Memonitor terapi oksigen nasal - Suara pernafasan ronkhi +/+
kanul 3 L/menit - Tidak sianosis
- SPO2: 98%
- Tanda-tanda vital
TD: 115/70 mmHg
N: 94x/menit
RR: 22x/menit
- Pemberikan terapi nebulizer combivent
dan pulmicort sudah diberikan pukul
16.00
- Pasien terpasang nasal kanul 3 L/menit
- Posisi pasien semi fowler
A:
- Masalah Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Memberikan terapi nebulizer
combivent dan pulmicort tiap 8 jam.
Selanjutnya pukul 08.00 di tanggal 24
januari 2018
- Monitor respirasi dan tanda-tanda
vital

Septi
Keempat Ketidakefektifan Pagi Jam 14.00
bersihan jalan Pukul 08.00 S:
26/1/18 nafas Memposisikan semi fowler - Keluarga mengatakan pasien masih
batuk
Mengelola terapi nebulizer O:
combivent dan pulmicort - Pasien tampak masih batuk berdahak
(2cc:2cc) - Suara pernafasan ronkhi +/+
- Tidak sianosis
Memonitor status pernafasan - SPO2: 98%
dan tanda vital lainnya - Tanda-tanda vital
TD: 129/66 mmHg
Pukul 13.00 N: 98x/menit
Memeriksa tanda-tanda vital RR: 20x/menit
- Pemberikan terapi nebulizer combivent
Mengauskultasi suara nafas dan pulmicort sudah diberikan pukul
08.00
Memonitor terapi oksigen - Posisi pasien semi fowler
3L/menit - Pasien terpasang oksigen 3L/menit
A:
- Masalah Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Memberikan terapi nebulizer
combivent dan pulmicort tiap 8 jam.
Selanjutnya pukul 16.00
- Monitor respirasi dan tanda-tanda vital

Septi dan Ekino

Resiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak


Hari Diagnosa Implementasi Evaluasi
Pertama Resiko Shift Siang Pukul 21.00
23/1/18 Ketidakefektifan Pukul 16.00 S:
Perfusi Jaringan Memberikan obat citicolin - Keluarga mengatakan pasien tidak
Otak 500mg muntah dan tidak kejang
O:
- Pasien tampak tidak muntah
Memberikan obat phenytoin - Pasien tampak tidak kejang
100mg - TD: 108/56 mmHg
- Obat citicolin, phenytoin sudah
diberikan pukul 16.00
Jam 16.30 A:
Memonitor tekanan darah - Masalah Resiko Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan Otak belum teratasi
Memonitor tanda-tanda P:
peningkatan tekanan Lanjutkan intervensi
intrakranial - Monitor tekanan darah
- Monitor tanda-tanda peningkatan
Memposisikan head up 30o tekanan intrakranial
- Memberikan obat citicolin pukul
08.00 tanggal 24/1/18
- Memberikan obat phenytoin
pukul 08.00 tanggal 24/1/18
- Memberikan obat meropenem
pukul 08.00 tanggal 24/1/18
- Menganjurkan keluarga untuk
sering berkomunikasi dengan
pasien.

Ekino
Kedua Resiko Shift Pagi Pukul 14.00
Ketidakefektifan Jam 08.00 S:
24/1/18 Perfusi Jaringan Memberikan obat citicolin - Keluarga mengatakan pasien tidak
Otak 500mg muntah dan tidak kejang
- Keluarga mengatakan mengerti dan
Memberikan obat phenytoin mau sering berkomunikasi dengan
1tab pasien
O:
Jam 11.00 - Pasien tampak tidak muntah
Memonitor tekanan darah - Pasien tampak tidak kejang
- TD: 104/48 mmHg
Memonitor tanda-tanda - Obat citicolin, phenytoin sudah
peningkatan tekanan diberikan pukul 08.00
intrakranial - Keluarga tampak berkomunikasi
dengan pasien
Menganjurkan kepada A:
keluarga untuk sering - Masalah Resiko Ketidakefektifan
berkomunikasi dengan pasien Perfusi Jaringan Otak belum teratasi
P:
Memposisikan head up 30o Lanjutkan intervensi
- Monitor tekanan darah
- Monitor tanda-tanda peningkatan
tekanan intrakranial
- Memberikan obat citicolin pukul
16.00 tanggal 24/1/18
- Memberikan obat phenytoin
pukul 16.00 tanggal 24/1/18
- Menganjurkan keluarga untuk
sering berkomunikasi dengan
pasien.

Septi dan Ekino


Ketiga Resiko Shift Pagi Jam 13.30
25/1/18 Ketidakefektifan Jam 08.00 S:
Perfusi Jaringan Memberikan obat citicolin - Keluarga mengatakan pasien tidak
Otak 500mg muntah dan tidak kejang
- Keluarga mengatakan sering
Memberikan obat phenytoin mengajak berkomunikasi dengan
1tab pasien
O:
Memonitor tekanan darah - Pasien tampak tidak muntah
- Pasien tampak tidak kejang
Memonitor tanda-tanda - TD: 115/70 mmHg
peningkatan tekanan - Obat citicolin, phenytoin sudah
intrakranial diberikan pukul 08.00
- Keluarga tampak berkomunikasi
Menganjurkan kepada dengan pasien
keluarga untuk tetap sering - Posisi kepala head up 30o
berkomunikasi dengan pasien A:
- Masalah Resiko Ketidakefektifan
Memposisikan head up 30o Perfusi Jaringan Otak
P:
Shift Siang - Monitor tekanan darah
Jam 15.00 - Monitor tanda-tanda peningkatan
Memonitor tanda-tanda tekanan intrakranial
peningkatan tekanan - Memberikan obat citicolin pukul
intrakranial 16.00 tanggal 25/1/18
- Memberikan obat phenytoin pukul
Jam 16.00 16.00 tanggal 25/1/18
Menganjurkan kepada
keluarga untuk tetap sering
berkomunikasi dengan pasien

Memonitor tekanan darah Ekino


Shift Siang
Memposisikan head up 30o Jam 20.30
S:
- Keluarga mengatakan pasien tidak
muntah dan tidak kejang
- Keluarga mengatakan sering
mengajak berkomunikasi dengan
pasien
O:
- Pasien tampak tidak muntah
- Pasien tampak tidak kejang
- TD: 129/66 mmHg
- Keluarga tampak berkomunikasi
dengan pasien
- Posisi kepala head up 30o
A:
- Masalah Resiko Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan Otak belum teratasi
P:
- Monitor tekanan darah
- Monitor tanda-tanda peningkatan
tekanan intrakranial

Septi
Keempat Resiko Shift Pagi Pukul 13.30
26/1/18 Ketidakefektifan Jam 08.00 S:
Perfusi Jaringan Memberikan obat citicolin - Keluarga mengatakan pasien tidak
Otak 500mg muntah dan tidak kejang
- Keluarga mengatakan sering
Memberikan obat phenytoin mengajak berkomunikasi dengan
1tab pasien
O:
Memonitor tekanan darah - Pasien tampak tidak muntah
- Pasien tampak tidak kejang
Memonitor tanda-tanda - TD: 129/66 mmHg
peningkatan tekanan - Obat citicolin, phenytoin sudah
intrakranial diberikan pukul 08.00
- Keluarga tampak berkomunikasi
Menganjurkan kepada dengan pasien
keluarga untuk tetap sering - Posisi kepala head up 30o
berkomunikasi dengan pasien A:
- Masalah Resiko Ketidakefektifan
Memposisikan head up 30o Perfusi Jaringan Otak
P:
- Monitor tekanan darah
- Monitor tanda-tanda peningkatan
tekanan intrakranial
- Memberikan obat citicolin pukul
16.00 tanggal 26/1/18
- Memberikan obat phenytoin pukul
16.00 tanggal 26/1/18

Septi dan Ekino

Diagnosis Defisit Perawatan Diri Mandi, Berpakaian, Makan dan Eliminasi


Hari Diagnosa Implementasi Evaluasi
Pertama Defisit perawatan Shift Siang S:
23/1/2018 diri mandi, Jam 15.30 - Keluarga mengatakan pasien
berpakain makan Menentukan jumlah dan jenis hanya ditempat tidur
dan eliminasi bantuan yang dibutuhkan yaitu - Keluarga mengatakan pasien
menggosok gigi, membersihkan tidak bisa untuk mandi,
badan. berpakaian dan makan sendiri
- Keluarga mengatakan pasien
Memfasilitasi menyikat gigi minum susu yang telah
pasien yang sesuai disediakan oleh rumah sakit
- Pasien mengatakan sudah
Jam 16.00 mengerti tentang cara
Berikan edukasi diet sonde pemberian nutrisi melalui NGT.
kepada keluarga cara pemberian
yaitu dengan diaspirasi terlebih O:
dahulu, kemudian dibilas dengan - Menggosok gigi dilakukan pukul
air putih dan masukan susu yang 15.30
telah sediakan, setelah selesai - Perineal pasien tampak kotor
bilas kembali dengan air putih. - Membersihkan perineal sudah
dilakukan pukul 17.00
Memberikan curcuma 1tab - Kulit di seluruh tubuh tidak
tampak adanya kemerahan
Mengobservasi dan mencatat - Pasien tampak hanya bisa
asupan nutrisi yang masuk berbaring dikamar tidur
- Pasien terpasang kateter
- Pasien tampak kurus
Jam 17.00 - Asupan nutrisi:
Membersihkan bagian perineal Pukul 09.00: susu (200cc), air
setelah eliminasi tanpa atau putih (100cc).
dengan bantuan orang lain
Pukul 11.00: susu (150cc), air
Jam 19.00 putih (50cc)
Memantau integritas kulit pasien Pukul 15.00: susu (150cc), air
putih (100cc)
Memberikan bantuan sampai Pukul 20.00: air putih ( 150 cc),
pasien sepenuhnya dapat susu (200cc).
mengasumsikan perawatan diri - curcuma 1tab sudah diberikan
pukul 16.00
Jam 20.00 A:
Membantu pasien dalam eliminasi - Masalah defisit perawatan diri
urin yaitu dengan menggunakan belum teratasi
kateter P:
- Lanjutkan intervensi dengan
memberikan bantuan ADL
mandi dan berpakaian
- Memberikan bantuan dalam
memberikanan makanan
melalui NGT
- Memberikan curcuma 1tab
pukul 24.00
- Mengobservasi dan mencatat
asupan nutrisi yang masuk

Ekino
Kedua Defisit perawatan Shift pagi S:
24/1/18 diri mandi, Jam 08.00 - Keluarga mengatakan pasien
berpakain makan Memberikan curcuma 1tab hanya ditempat tidur
dan eliminasi - Keluarga mengatakan pasien
Menentukan jumlah dan jenis tidak bisa untuk mandi,
bantuan yang dibutuhkan yaitu berpakaian dan makan sendiri
menggosok gigi, membersihkan - Keluarga mengatakan pasien
badan. minum susu habis dengan
melalui selang NGT
Memfasilitasi menyikat gigi - Keluarga mengatakan mengerti
pasien yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi bagi
pasien
Membantu pasien memilih - Keluarga mengatakan mengerti
pakaian yang mudah dilepas dan cara memberikan makanan
dipakai sedikit tapi sering melalui NGT

Jam 09.00 O:
Membersihkan bagian perineal - Menggosok gigi dilakukan pukul
setelah eliminasi tanpa atau 08.00
dengan bantuan orang lain - Sudah ,engganti pakaian pasien
pada pukul 08.15
Jam 10.00 - Perineal pasien tampak kotor
Memantau integritas kulit pasien - Membersihkan perineal sudah
dilakukan pukul 08.30
Memberikan bantuan sampai - Kulit di seluruh tubuh tidak
pasien sepenuhnya dapat tampak adanya kemerahan
mengasumsikan perawatan diri - Pasien tampak hanya bisa
berbaring dikamar tidur
Jam 11.00 - Pasien terpasang kateter
Memberikan informasi tentang - Asupan nutrisi:
kebutuhan nutrisi dan pentingnya Pukul 08.30 : susu (200cc), air
nutrisi bagi tubuh putih (100cc)
Pukul 10.45: Susu (150cc), air
putih: 50cc.
Memberikan edukasi diet sonde Pukul 13.00: susu (200cc), air
yaitu memberikan susu sedikit putih (50cc).
tapi sering. Misal memberikan - curcuma 1tab sudah diberikan
setengah gelas terlebih dahulu dan pukul 09.00
dilanjutkan setelah selang 10-15 - posisi pasien semi fowler
menit. Untuk mencegah - Melatih minum menggunakan
terjadinya muntah pada pasien. sendok telah dilakukan.
- Pasien mampu menelan
Jam 12.30 walaupun dengan cara pelan-
Mengobservasi dan mencatat pelan.
asupan nutrisi yang masuk A:
- Masalah defisit perawatan diri
Memberikan bantuan dalam belum teratasi
pemberian nutrisi yaitu dengan P:
menggunakan NGT - Lanjutkan intervensi dengan
memberikan bantuan ADL
Memposisikan pasien minum mandi dan berpakaian
dengan nyaman - Memberikan bantuan dalam
memberikanan makanan
Berikan minuman dengan melalui NGT
menggunakan sendok. - Memberikan curcuma 1tab
pukul 16.00
Memonitor kemampuan pasien - Mengobservasi dan mencatat
untuk menelan asupan nutrisi yang masuk

Jam 13.00
Memantau kemampuan perawatan
diri pasien
Septi dan EKino
Pantau tingkat kekuatan dan
toleransi aktifitas

Membantu pasien dalam eliminasi


urin yaitu dengan menggunakan
kateter
Ketiga Defisit perawatan Shift Pagi Shift Pagi
25/1/18 diri mandi, Jam 08.00 Jam 13.30
berpakain makan S:
dan eliminasi Memposisikan pasien makan dan - Keluarga mengatakan pasien
minum dengan nyaman hanya ditempat tidur
- Keluarga mengatakan pasien
Memberikan bantuan dalam tidak bisa untuk mandi,
pemberian makanan melalui NGT berpakaian dan makan sendiri
- Keluarga mengatakan pasien
Memberikan bantuan pemberian masing susah makan secara oral
makanan secara oral - Keluarga mengatakan pasien
tampak masih susah menelan
Memberikan curcuma 1tab makanan

08.30 O:
Membantu pasien dalam eliminasi - Menggosok gigi dilakukan pukul
urin yaitu dengan menggunakan 08.30
kateter (ganti kateter) - Sudah ,mengganti pakaian
pasien pada pukul 08.30
Menentukan jumlah dan jenis - Perineal pasien tampak kotor
bantuan yang dibutuhkan yaitu - Membersihkan perineal sudah
menggosok gigi, membersihkan dilakukan pukul 08.30
badan. - Kulit di seluruh tubuh tidak
tampak adanya kemerahan
Memfasilitasi menyikat gigi - Pasien tampak hanya bisa
pasien yang sesuai berbaring dikamar tidur
- Pasien sudah diganti kateter
Membantu pasien memilih - Asupan nutrisi:
pakaian yang mudah dilepas dan Pukul 08.30 : susu (200cc), air
dipakai putih (100cc)
Pukul 10.30: Susu (100cc), air
Jam 10.00 putih: 50cc.
Memantau integritas kulit pasien Pukul 13.00: susu (200cc), air
putih (50cc)
Memberikan bantuan sampai - Pasien tampak kurus
pasien sepenuhnya dapat - Curcuma 1tab telah diberikan
mengasumsikan perawatan diri pukul 08.00
- posisi pasien semi fowler
Jam 13.00 A:
Memantau kemampuan perawatan - Masalah defisit perawatan diri
diri pasien belum teratasi
P:
Pantau tingkat kekuatan dan - Lanjutkan intervensi dengan
toleransi aktifitas memberikan bantuan ADL
mandi dan berpakaian
Mengobservasi dan mencatat - Mengobservasi dan mencatat
asupan nutrisi yang masuk asupan nutrisi yang masuk
- Memberikan bantuan dalam
Shift Siang memberikanan makanan
Jam 16.00 secara oral
Membersihkan badan pasien

Memantau integritas kulit pasien


Ekino
Membuang urin jika sudah penuh
Shift Siang
Jam 18.00 Jam 20.30
Memposisikan pasien makan S:
dengan nyaman - Keluarga pasien belum dapat
mandi dan berpakaian sendiri
Memberikan bantuan dalam - Keluarga mengatakan pasien
pemberian makanan secara oral masing susah makan secara oral
O:
Jam 20.30 - Di seluruh kulit tidak terdapat
Mengobservasi dan mencatat kemerahan
asupan nutrisi yang masuk - Urin sudang dikosongkan pada
bag urin
- Asupan nutrisi:
Pukul 16.00 : Bubur sum sum
Pukul 18.00: Susu (200cc), air
putih: ½ gelas.
- Pasien tampak kurus
- posisi pasien semi fowler
A:
- Masalah defisit perawatan diri
belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Lakukan perawatan mandi,
berpakaian dan eliminasi
- Mengobservasi dan mencatat
asupan nutrisi yang masuk
- Memberikan bantuan dalam
memberikanan makanan
secara ora
Septi
Keempat Defisit perawatan Shift Pagi Jam 13.30
26/1/18 diri mandi, Jam 08.00 S:
berpakain makan Memposisikan pasien makan dan - Keluarga mengatakan pasien
dan eliminasi minum dengan nyaman hanya ditempat tidur
- Keluarga mengatakan pasien
Memberikan bantuan pemberian tidak bisa untuk mandi,
makanan secara oral berpakaian dan makan sendiri
- Keluarga mengatakan pasien
Menentukan jumlah dan jenis masing susah makan secara oral
bantuan yang dibutuhkan yaitu
menggosok gigi, membersihkan O:
badan. - Menggosok gigi dilakukan pukul
08.45
Jam 08.45 - Sudah ,mengganti pakaian
Memfasilitasi menyikat gigi pasien pada pukul 09.00
pasien yang sesuai - Membersihkan perineal sudah
dilakukan pukul 09.30
Membantu pasien memilih - Kulit di seluruh tubuh tidak
pakaian yang mudah dilepas dan tampak adanya kemerahan
dipakai - Pasien tampak hanya bisa
berbaring dikamar tidur
Membersihkan perineal dan - Pasien sudah dilepas kateter dan
mengganti pempers menggunakan pempers
- Pempers sudah diganti
Jam 10.00 - Asupan nutrisi:
Memantau integritas kulit pasien Pukul 08.30 :
Susu (200cc), air putih: ½ gelas.
Memberikan bantuan sampai Bubur sum sum ½ porsi
pasien sepenuhnya dapat Pukul 13.00 : bubur sum sum 1
mengasumsikan perawatan diri porsi, air putih ½ gelas
- Pasien tampak kurus
Jam 13.00 - posisi pasien semi fowler
Memantau kemampuan perawatan A:
diri pasien - Masalah defisit perawatan diri
belum teratasi
Pantau tingkat kekuatan dan P:
toleransi aktifitas - Lanjutkan intervensi dengan
memberikan bantuan ADL
Memberikan bantuan pemberian mandi dan berpakaian
makanan secara oral - Mengobservasi dan mencatat
asupan nutrisi yang masuk
Mengobservasi dan mencatat - Memberikan bantuan dalam
asupan nutrisi yang masuk memberikanan makanan
secara oral

Ekino dan Septi

Diagnosis Hambatan mobilitas fisik


Hari Diagnosis Implementasi Evaluasi
Peratama Hambatan Shift Sore Pukul 21.00
mobilitas fisik Pukul 15.00 S:
23/1/18 Meninggikan pelindung
tempat tidur
- Keluarga mengatakan pasien
Membantu miring kanan kiri belum dapat miring kanan dan
pasien selama 1 menit miring kiri
- Keluarga mengatakan anggota
Memonitor kondisi kulit gerak tubuh pasien yang aktif
pasien adalah tangan kanan
O:
Memonitor fungsi matras - Pasien hanya dapat berbaring
dekubitus ditempat tidur
- Pasien tampak tidak bisa miring
kanan dan miring kiri
- Tangan pasien sebelah kanan
tampak aktif
- Tangan pasien sebelah kanan
tampak tremor
- Kulit punggung pasien tampak
tidak terdapat tanda-tanda
dekubitus
- Matras dekubitus terpasang dan
berfungsi dengan baik
- Pelindung tempat tidur terpasang
- Kekuatan otot
5 3

5 3
A:
- Masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
- Melatih ROM pasif
- Menganjurkan dan membantu
pasien untuk miring kanan dan
miring kiri
- Menjaga kain linen tetap bersih
- Monitor kondisi kulit

Ekino
Kedua Hambatan Shift Pagi Pukul 14.00
mobilitas fisik Pukul 08.00 S:
24/1/18 Mengganti linen yang kotor - Keluarga mengatakan pasien
dengan yang bersih belum dapat miring kanan dan
miring kiri
Meninggikan pelindung - Keluarga mengatakan anggota
tempat tidur gerak tubuh pasien yang aktif
adalah tangan kanan
Membantu pasien untuk O:
miring kanan dan miring kiri - Pasien hanya dapat berbaring
selama 1 menit ditempat tidur
- Pasien tampak tidak bisa miring
kanan dan miring kiri
Jam 11.00 - Tangan pasien sebelah kanan
Membantu miring kanan dan tampak aktif
miring kiri selama 3 menit - Tangan pasien sebelah kanan
tampak tremor
Monitor kondisi kulit
Pukul 13.00 - Kulit punggung pasien tampak
Melatih ROM pasif pada tidak terdapat tanda-tanda
ekstremitas atas yaitu pada dekubitus
persendian jari-jari tangan, - Linen telah diganti dengan yang
pergelangan tangan, siku dan bersih pukul 08.00
bahu dan ekstremitas bawah - Pelindung tempat tidur terpasang
yaitu pada persendian jari-jari - ROM pasif telah dilakukan pukul
tangan, pergelangan tangan, 13.00
siku dan bahu serta diselangi - Kekuatan otot
dengan istirahat.
5 3
Melibatkan keluarga dalam
pemijatan dan ROM 5 3
sederhana
A:
- Masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
- Melatih ROM pasif
- Menganjurkan dan membantu
pasien untuk miring kanan dan
miring kiri
- Menjaga kain linen tetap bersih
- Monitor kondisi kulit

Septi dan Ekino


Ketiga Hambatan Shift Pagi Pukul 14.00
25/1/18 mobilitas fisik Pukul 08.00 S:
Mengganti linen yang kotor - Keluarga mengatakan pasien
dengan yang bersih belum dapat miring kanan dan
miring kiri
Membantu pasien untuk O:
miring kanan dan miring kiri - Pasien hanya dapat berbaring
ditempat tidur
Jam 11.00 - Pasien tampak belum bisa duduk
Monitor kondisi kulit - Pasien tampak tidak bisa miring
kanan dan miring kiri
Pukul 13.00 - Tangan pasien sebelah kanan
Melatih ROM pasif pada tampak aktif
ekstremitas atas yaitu pada - Kulit punggung pasien tampak
persendian jari-jari tangan, tidak terdapat tanda-tanda
pergelangan tangan, siku dan dekubitus
bahu dan ekstremitas bawah - Linen telah diganti dengan yang
yaitu pada persendian jari-jari bersih pukul 08.00
tangan, pergelangan tangan, - ROM pasif telah dilakukan pukul
siku dan bahu serta diselangi 13.00
dengan istirahat. - Kekuatan otot
5 3

Shift Siang 5 3
Jam 15.00
Mengobservasi kondisi kulit A:
- Masalah hambatan mobilitas fisik
Membantu miring kanan dan belum teratasi
miring kiri
P:
Membantu pasien berlatih Lanjutkan intervensi
untuk duduk - Melatih ROM pasif
- Menganjurkan dan membantu
Jam 19.00 pasien untuk miring kanan dan
Melatih ROM pasif pada miring kiri
ekstremitas atas yaitu pada - Menjaga kain linen tetap bersih
persendian jari-jari tangan, - Monitor kondisi kulit
pergelangan tangan, siku dan
bahu dan ekstremitas bawah
yaitu pada persendian jari-jari
tangan, pergelangan tangan, Ekino
siku dan bahu serta diselangi
dengan istirahat. Shift Siang
S:
- Keluarga mengatakan pasien
belum dapat miring kanan dan
miring kiri
O:
- Pasien hanya dapat berbaring
ditempat tidur
- Pasien tampak belum dapat
duduk
- Tangan kiri sudah dapat bergerak
sedikit
- Pasien tampak tidak bisa miring
kanan dan miring kiri
- Tangan pasien sebelah kanan
tampak aktif
- Kulit punggung pasien tampak
tidak terdapat tanda-tanda
dekubitus
- ROM pasif telah dilakukan pukul
19.00
- Kekuatan otot
5 3

5 3

A:
- Masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
- Melatih ROM pasif
- Menganjurkan dan membantu
pasien untuk miring kanan dan
miring kiri
- Membantu pasien untuk berlatih
duduk
- Menjaga kain linen tetap bersih
- Monitor kondisi kulit

Septi
Keempat Hambatan Shift Pagi Pukul 14.00
26/1/18 mobilitas fisik Pukul 08.00 S:
Mengganti linen yang kotor - Keluarga mengatakan pasien
dengan yang bersih belum dapat miring kanan dan
miring kiri
Membantu pasien untuk O:
miring kanan dan miring kiri - Pasien hanya dapat berbaring
ditempat tidur
Jam 11.00 - Pasien tampak belum bisa duduk
Monitor kondisi kulit - Pasien tampak tidak bisa miring
kanan dan miring kiri
Pukul 13.00 - Tangan pasien sebelah kanan
Melatih ROM pasif dan aktif tampak aktif
pada ekstremitas atas yaitu - Tangan kiri sudah dapat bergerak
pada persendian jari-jari sedikit
tangan, pergelangan tangan, - Kaki kanan dapat bergerak
siku dan bahu dan ekstremitas - Kaki kiri tampak belum bisa
bawah yaitu pada persendian digerakkan
jari-jari tangan, pergelangan - Kulit punggung pasien tampak
tangan, siku dan bahu serta tidak terdapat tanda-tanda
diselangi dengan istirahat. dekubitus
- Linen telah diganti dengan yang
bersih pukul 08.00
- ROM pasif telah dilakukan pukul
13.00
- Kekuatan otot
5 3

5 3

A:
- Masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
- Melatih ROM pasif dan aktif
- Menganjurkan dan membantu
pasien untuk miring kanan dan
miring kiri
- Menjaga kain linen tetap bersih
Monitor kondisi kulit

Septi dan Ekino

Diagnosis Risiko Infeksi


Hari Diagnosa Implementasi Evaluasi
Pertama Risiko Infeksi Shift siang S:
23/01/2018 15.30 - Keluarga mengatakan masih
Mengajarkan cara mencuci tangan belum menerapkan cuci
dengan benar tangan saat menyentuh
pasien
16.00 - Keluarga belum mengerti
Memberikan antibiotik tentang bahaya penularan
meropenem bakteri
O:
16.30 - Pasien terpasang DC
Memberikan edukasi tentang - Pasien terpasang NGT
bahaya penularan infeksi - Pasien terpasang infus
mulai 22/1/2018
17.00 - Tidak terjadi tanda-tanda
Memonitor tanda-tanda infeksi infeksi
Memonitor pemasangan alat - Redness : tidak terjadi
sesuai prosedur hari yang kemerahan
ditentukan - Edema : tidak terjadi
pembengkakan
Menginstruksikan kepada - Eechimosis : tidak terjadi
keluarga untuk membatasi bintik biru
pengunjung untuk mencegah - Discharge : tidak terjadi
penularan penyakit lain pengeluaran cairan
- Aproximation : tidak terjadi
penyatuan jaringan
- Obat meropenem sudah
diberikan pukul 15.00
- Ada 1 orang yang
menunggu pasien
A:
- masalah risiko infeksi
belum teratasi
P:
- lanjutkan intervensi dengan
memberikan antibiotik
secara rutin, memberikan
dan mengevaluasi tindakan
aseptik

Ekino
Kedua Risiko infeksi Shift pagi S:
24/01/2018 07.30 - Keluarga pasien
Menyiapkan obat oral dan IV mengatakan masih sering
lupa untuk cuci tangan
08.00 sebelum dan sesudah
Cuci tangan sebelum dan setelah menyentuh pasien
melakuakan tindakan - Keluarga pasien
mengatakan sudah
Mengganti insersi infus meminimalkan
pengunjung yang
Mempertahankan lingkungan menjenguk
aseptik selama pemasangan infus O:
- Sudah mencuci tangan
Memberikan injeksi meropenem, sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
09.00 - Pasien tepasang DC
Memonitor pemasangan alat - Pasien terpasang NGT
- Pasien terpasang infus
13.00 mulai 24/01/2018
memonitor tanda-tanda infeksi Tanda-tanda infeksi
- Redness : terdapat sedikit
Membatasi pengunjung untuk kemerahan pada lokasi
mencegah penularan penyakit lain insersi infus sebelum
diganti dengan insersi
yang baru pukul 08.00
- Edema : tidak terjadi
pembengkakan
- Eechimosis : tidak terjadi
bintik biru
- Discharge : tidak terjadi
pengeluaran cairan
- Aproximation : tidak
terjadi penyatuan
jaringan
A:
- masalah risiko infeksi
belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
dengan pemberian
antibiotik secara rutin,
memonitor pemasangan
alat dan monitor tanda-
tanda infeksi

Septi dan Ekino


Ketiga Risiko Infeksi Shift pagi S:
25/1/2018 - Keluarga mengatakan
08.00 sudah cuci tangan
Cuci tangan sebelum dan setelah sebelum dan sesudah
melakuakan tindakan menyentuh cairan pasien
- Keluarga mengatakan
Mengganti Cateter urin sudah membatasi
pengunjung
Mempertahankan lingkungan O:
aseptik selama pemasangan - Sudah mencuci tangan
cateter urin sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien
Memberikan injeksi meropenem - Cateter urin sudah
diganti mulai tangga
09.00 25/1/2018
Memonitor pemasangan alat - Injeksi meropenem sudah
diberikan pukul 08.00
13.00 - Pasien terpasang NGT
memonitor tanda-tanda infeksi - Pasien terpasang Infus
mulai tanggal 24/1/2018
Membatasi pengunjung untuk - Terdapat 2 pengunjung
mencegah penularan penyakit lain yang menemani pasien
- Tidak terjadi tanda-tanda
infeksi
- Redness : tidak terjadi
kemerahan
- Edema : tidak terjadi
pembengkakan
- Eechimosis : tidak terjadi
bintik biru
- Discharge : tidak terjadi
pengeluaran cairan
- Aproximation : tidak
terjadi penyatuan jaringan
A:
- Masalah risiko infeksi
belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
dengan pemberian
antibiotik secara rutin,
memonitor pemasangan
alat dan monitor tanda-
tanda infeksi

Shift Siang
16.00 Ekino
Memberikan antibiotik
meropenem Shift Siang
Jam 20.30
17.00 S:
Memonitor tanda-tanda infeksi - Keluarga mengatakan
sudah cuci tangan
Memonitor pemasangan alat sebelum dan sesudah
sesuai prosedur hari yang menyentuh cairan pasien
ditentukan - Keluarga mengatakan
sudah membatasi
Menginstruksikan kepada pengunjung
keluarga untuk membatasi O:
pengunjung untuk mencegah - Sudah mencuci tangan
penularan penyakit lain sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien
- Pasien terpasang Cateter
urin mulai tanggal
25/1/2018
- Injeksi meropenem sudah
diberikan pukul 16.00
- Pasien terpasang NGT
- Pasien terpasang Infus
mulai tanggal 24/1/2018
- Terdapat 1 pengunjung
yang menemani pasien
- Tidak terjadi tanda-tanda
infeksi
- Redness : tidak terjadi
kemerahan
- Edema : tidak terjadi
pembengkakan
- Eechimosis : tidak terjadi
bintik biru
- Discharge : tidak terjadi
pengeluaran cairan
- Aproximation : tidak
terjadi penyatuan jaringan
A:
- Masalah risiko infeksi
belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
dengan pemberian
antibiotik secara rutin,
memonitor pemasangan
alat dan monitor tanda-
tanda infeksi

Septi
Keempat Risiko Infeksi Shift Pagi S:
26/01/2018 08.00 - Keluarga mengatakan
Cuci tangan sebelum dan setelah sudah cuci tangan
melakuakan tindakan sebelum dan sesudah
menyentuh cairan pasien
Memberikan injeksi meropenem - Keluarga mengatakan
sudah membatasi
09.00 pengunjung
Memonitor pemasangan alat O:
- Sudah mencuci tangan
13.00 sebelum dan sesudah
memonitor tanda-tanda infeksi kontak dengan pasien
- Cateter urin mulai
Membatasi pengunjung untuk tanggal 25/1/2018
mencegah penularan penyakit lain - Injeksi meropenem sudah
diberikan pukul 08.00
- Pasien terpasang NGT
- Pasien terpasang Infus
mulai tanggal 24/1/2018
- Terdapat 2 pengunjung
yang menemani pasien
- Tidak terjadi tanda-tanda
infeksi
- Redness : tidak terjadi
kemerahan
- Edema : tidak terjadi
pembengkakan
- Eechimosis : tidak terjadi
bintik biru
- Discharge : tidak terjadi
pengeluaran cairan
- Aproximation : tidak
terjadi penyatuan jaringan
A:
- Masalah risiko infeksi
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi dengan
pemberian antibiotik secara rutin,
memonitor pemasangan alat dan
monitor tanda-tanda infeksi

Ekino dan septi

You might also like