You are on page 1of 2

Penting untuk membedakan antara biomarker yang beredar dan di jaringan.

Konsentrasi
serum biomarker yang beredar dapat bervariasi secara substansial sesuai dengan resiko
dimana individu tepapar. Namun beberapa fakotr dapat mempengaruhi dan mengacaukan
level serum mereka, dan artikel baru-baru ini menanyakan nilai tambah penggunaan
multiple serum marker untuk memperbaiki resika dan prediksi outcome

Sebaliknya biomarker jaringan seperti kalsifikasi vaskular atau kekakuan arteri


merupakan tanda kerusangan jaringan yang sebenarnya dan bukan faktor resiko. Dengan
kata lainn, mereka menggambarkan keterpaparan kumulatif terhadap faktor-faktor yang
membahayakan sistem kardiovaskular.khususnya sejumlah bukti menunjukkan bahwa
biomarker jaringan dapat berguna dalam kombinasi dengan faktor resiko CV tradisional
untuk menilai resiko CV pada satu individu. Memang, kekakuan arteri atau kalsifikasi
kardiovaskular menambah kontribusi signifikan dan independent dalam memprediksi
kerusakan mikrovaskular pada jantung, otak, retina dan ginjal, juga outcome CV.

Vascular remodeling and arterial stiffness

Large central artery memainkan peran dalam mengubah pulsatile cardiac outflow menjadi
continous blodd flow ke seluruh arterial tree. Pada sistolik, jantung mendorong darah
kedalam aorta thorakalis. Karena caira tidak terkompresi, stroke volume akan meningkat
pada aorta thorakalis. Karena regangan dinding arteri mengakumulasi energi elastisitas
yang mempertahankan aliran darah selama diastol saat fase ejeksi berakhir. Dengan
demikian aliran pulsatif berubah menjadi continuous flow oleh cyclic distention dan
pengulangan central arteri.

Sel vaskular dan endotelial merupakan komponen dinding arteri harus menyesuaikan diri
dengan berbagai stimulus untuk mempertahankan perfusi darah selama diastol. Namun
penuaan, peningkatan mean arterial pressure, diabetes, atau faktor berbahaya lainnya
menyebabkan perubahan struktur dan fungsi vaskular,yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kekakuan dinding arteri.

Dalam hal ini, beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan resiko CV tradisional
maupun non tradisional menyebabkan remodeling dinding arteri dan mengurangi arterial
compliance. Seluruh perubahan ini mempengaruhi proses perubahan pulsatif pada
continous blood flow yang mengganggu supply oksigen ke jaringan perifer.

Dengan demikian, kekakuan arteri dapat dianggap sebagai alat ukur kerusakan arteri
karena cumulative exposure dari penuaan, dan faktor resiko CV tradisional maupun non
tradisional lainnya

Banyak penelitian klinis dan epidemiologi telah mendokumentasikan bahwa pada pasien
dengan gangguan fungsi ginjal terjadi peningkatan resiko kejadian CV dan mortalitas.
Khususnya, hubungan CKD dan kejadian CV secara signifikan dengan penurunan fungsi
ginjal ringan yang tidak cukup perah untuk menghasilkan peningkatan serum kreatinin.

Mekanisme yang bertanggung jawab untuk hubunfan ini tidak diketahui dengan jelas.
Namun beberap bukti menunjukkan kekakuan arteria meningkat secara progresif seiring
kerusakan fungsi ginjal. Penelitian oleh wang dkk menunjukkan bahwa peningkatan
aortic PWV bermakna secara klinis, parameter kekakuan arteri yang akurat dan dapat
diulang, dengan estimasi penuruna GFR. Pada penelitian ini PWV sebanding antara
kontroldan CKD 1-2, terdapat kecenderungan signifikan peningkatan PWV pada CKD
tahap lanjut. Analisa mutlivariat mengkonfirmasi hubungan antara eGFR dan PWV

Sebagai marker gangguan kardiovaskular, peningkatan kekakuan arteri berhubungan


dengan beberapa marker gangguan CV lainnya seperti mikroalbuminuria dan proteinuria,
kalsifikasi vascular dan left ventrike hipertropi

Low arterial compliance telah berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas pada
populasi umum dan pasien CKD. Penelitian oleh blacher dkk menunjukkan bahwa
kekakuan arteri ditentukan dengan mengukur aortic PWV yang berhubungan dengan
seluruh penybab dan mortalitas CV pada penelitian cohort yang melibatkan 241 pasien
yang menjalani hemodialis. Hasil yang sama juga pada penelitian CORD terhadap 1084
pasien yang menjalani hemodialisis. Selain itu setiap peningkatan 1 m/s PWV
berhubungan signifikan dengan peningkatan resiko kematian 15% dalam 24 bulan follow
up. Usia, diabetes dan serium albumin tidak mengurahi hasil ini

You might also like