You are on page 1of 4

Analisis Sintesis Tindakan Pemasangan Infus

Pada Tn. N Di Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga

Nama Mahasiswa : Roni Aria Pradipta


NIM : P27220016229
Ruang : IGD RSUD Kota Salatiga
Tanggal : 9 Oktober 2017

A. Identitas klien
Nama klien : Tn. N
Umur : 42 tahun
RM : 17-18-377xxx
Alamat : Kedungjati Grobogan
Keluhan Utama : Pasien mengatakan anaknya BAB cair 3-4 kali sehari kurang lebih sudah 2 hari,
keluarga juga mengatakan klien mual-muntah tidak nafsu makan sejak 3 hari yang
lalu.
B. Diagnosa medis
Gastroenteritis
C. Diagnosa keperawatan :
Resiko perubahan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d output cairan berlebih, evaporsi.
D. Data Pendukung Diagnosa Keperawatan
DS :
1. Pasien mengatakan diare sudah 3 hari mual muntah dan malas makan.
2. Pasien mengatakn tadi pagi BAB cair 1 kali ada lendir
DO :
1. Turgor kulit cukup elastis.
2. HR 79 x/mnt, RR 23 x/mnt , dan T 37,7 .
3. Pasien terlihat lemas.
E. Dasar Pemikiran
1. Gastroenteritis Akut (GEA) adalah keracunan makanan disertai inflamasi mukosa lambung dan usus
halus, biasanya disebabkan oleh organisme, tetapi bisa juga disebabkan oleh zat kimia, jamur beracun,
(Broker, 2009). Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri ,
virus dan parasit yang patogen. Gejala klinis dari gastroenteritis adalah diare, muntah, demam, nyeri
abdomen, membran mukosa dan bibir kering dan lemah. Diare dan muntah yang dialami penderita dapat
mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit sehingga beresiko mengalami gangguan keseimbangan
cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih.
F. Prinsip Tindakan Keperawatan dan Tujuan Injeksi
1. Prinsip Tindakan:
a. Bersih dan steril.
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar.
c. Area penusukan yaitu pada pembuluh darah vena dan sebelum dilakukan penusukan harus
dilakukan disinfeksi pada are insersi.
d. Pastikan tidak ada udara dalam selang infus.
Tujuan: Pemberian cairan intravena bertujuan untuk menggantikan kekurangan serta kehilanagn
cairan dan memperbaiki kesimbangan cairan dalam tubuh. Larutan Ringer Lctat merupakan
cairan isotonik, mempunyai osmolaroitas total yang mendekati cairan ekstraseluler. Kandungan
Ringer Laktat adalah Natrium 130mEq/L, Kalium 4 mEq/L, calsium 3 mEq/L, Cl 109 mEq/L.
Laktat dimetabolisme menjadi bikarbonat 28 mEq/L. Ringer Laktat merupakan suatu larutan
isotonis yang mengandung berbagai elektrolit dalam konsentrasi yang kurang lebih sama dengan
yang terkandung dalam plasma. Cairan isotonis meningkatakn volume cairan ekstraseluler
sehingga pada pasien dengan gastroenteritis cairan isotonik dapat efektif untuk mengganti
kehilanagan cairan dalam intravaskuler sehingga resiko terjadinya kurang cairan dapat
diminimalkan.
2. Prosedur tindakan keperawatan injeksi ketorolac
 PERALATAN
a. Standar infuse
b. Set infuse
c. Cairan sesuai program medic
d. Jarum infuse dengan ukuran yg tepat
e. Pengalas
f. Torniket
g. Kapas alcohol
h. Plester
i. Gunting Kasa steril
j. Betadin
k. Sarung tangan

 PELAKSANAAN
a. TAHAPAN PRA ORIENTASI
1) Dekatkan alat kesamping klien
2) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
3) Mencuci tangan
b. TAHAP ORIENTASI
1) Memberi salam kepada pasien dan menyapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan kesetujuan/ kesiapan klien

c. TAHAP KERJA
1) Hubungkan cairan & infus set dgn memasukkan ke bagian karet atau akses selang ke
botol infuse
2) Isi cairan ke dalam set infus dgn menekan ruang tetesan sampai terisi sebagian & buka
klem slang sampai cairan memenuhi selang & udara selang ke luar
3) Letakkan pangalas dibawah lokasi ( vena ) yg akan dilakukan penginfusan
4) Lakukan pembendungan dengan tornikut (karet pembendung) 10 sampai 12 cm di atas
tempat penusukan & anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkular
( apabila sadar )
5) Gunakan sarung tangan steril
6) Disinfeksi daerah yg akan ditusuk dengan kapas alcohol
7) Lakukan penusukan pada pembuluh intra vena dengan meletakkan ibu jari di bagian
bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas
8) Perhatikan adanya keluar darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik ke luar
bagian dalam ( jarum ) sambil melanjutkan tusukan ke dalam vena
9) Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena
dengan melakukan tekanan menggunakan jari tangan agar darah tidak ke luar. Seterusnya
bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infuse
10) Buka pengatur tetesan & atur kecepatan sesuai dengan dosis yg diberikan
11) Jalankan fiksasi dengan kasa steril
12) Tuliskan tanggal & waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
13) Lepaskan sarung tangan & cuci tangan
 TAHAP TERMINASI
a. Evaluasi klien setelah dilakukan injeksi ketorolac 1 ampul
b. Rapikan alat-alat
c. Berpamitan dengan klien
d. Mencuci tangan
 Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan.
G. Analisa sintesa tindakan keperawatan
Masuknya virus, bakteri atau toksin
Beberapa MO patogen ini menyebabakan infeksi pd sel

Memproduksi enterotoksin atau cytotoksin yg merusak sel, atau melekat pd dinding usus pd
gastroenteritis akut

Gangguuan sekresi akibat toksin di dinding usus

Sekresi air dan elektrolit meningkat

Diare

Kehilangan air dan elektrolit { dehidrasi }


Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh
Pemberian cairan intravena bertujuan untuk menggantikan kekurangan serta kehilanagn cairan dan
memperbaiki kesimbangan cairan dalam tubuh. Larutan Ringer Lctat merupakan cairan isotonik,
mempunyai osmolaroitas total yang mendekati cairan ekstraseluler. Kandungan Ringer Laktat adalah
Natrium 130mEq/L, Kalium 4 mEq/L, calsium 3 mEq/L, Cl 109 mEq/L. Laktat dimetabolisme menjadi
bikarbonat 28 mEq/L. Ringer Laktat merupakan suatu larutan isotonis yang mengandung berbagai
elektrolit dalam konsentrasi yang kurang lebih sama dengan yang terkandung dalam plasma. Cairan
isotonis meningkatakn volume cairan ekstraseluler sehingga pada pasien dengan gastroenteritis cairan
isotonik dapat efektif untuk mengganti kehilanagan cairan dalam intravaskuler sehingga resiko
terjadinya kurang cairan dapat diminimalkan
H. Bahaya yang mungkin muncul
1. Penggunaan alat yang tidak steril
2. Emboli
3. Penusukan yang tidak tepat bisa menyebabkan tromboplebitis

I. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dapat Dilakukan


1. Observasi tanda tanda vital.
2. Lanjutakan reperfusi.
3. Monitor input dan output cairan.
4. Anjurkan meningkatkan minum.
J. Hasil Yang Didapatkan Setelah melakukan Tindakan
S
a. Pasien mengatakan masih lemas dan malas makan
b. Pasien mengatakan masih sakit perut ingin BAB

O:

a. HR 80 x/mnt, RR 22 x/mnt, T 36,7 ,


b. Turgor tetap elastis, konjungtiva non anemis.
A : Tujuan tercapai
P : Lanjutkan intervensi dan monitor balance cairan.

K. Evaluasi
a. Tindakan dilakukan sesuai prosedur dan prinsip steril .
b. Mahasiswa harus lebih memahami prosedur tindakan , spuit yang sudah disiapkan obatnya sudah
dilihat sampai tidak ada udara kemudian obat dimasukkan via selang infus yang sebelumnya telah
diklem terlebih dahulu agar tidak timbul emboli .Setelah pemberian injeksi juga sudah diobservasi,
apakah terjadi tanda tanda alergi seperti kemerahan dan gatal.
L. Daftar Pustaka
Asmadi. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta :

Salemba Medika. 2008.

Aryani, Ratna. Prosedur Klinik Keperawatan Pada Mata Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :

Trans Info Media ; 2009.


Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, 1997, EGC, Jakarta
Doenges E . Marlynn. Rencana Asuhan Keperawatan, 2000, EGC, Jakarta
Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
mengetahui
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik/CI

(…………………….) (……………………….)

You might also like