Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Radang
Radang atau inflamasi merupakan respon protektif setempat yang ditimbulkan
oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi,
atau mengurung baik agen pencendera maupun jaringan yang cedera itu.Tujuan
inflamasi yaitu untuk memperbaiki jaringan yang rusak sertamempertahankan diri
terhadapinfeksi. Tanda-tanda inflamasi adalah berupa kemerahan (rubor), panas
(kalor), nyeri (dolor) dan pembengkakan (tumor).25
Gambar 2. Neutrofil27
2. Eosinofil
Eosinofil berjumlah sekitar 1-4% dari jumlah leukosit darah, berukuran
diamternya 16µm. Sel ini mirip dengan neutrofil kecuali granula sitoplasmanya lebih
kasar dan berwarna lebih merah gelap (karena mengandung protein basa) dan jarang
terdapat lebih dari tiga lobus. Waktu perjalanan dalam darah untuk eosinofil lebih
lama daripada neutrofil. Eosinofil memasuki eksudat peradangan dan nyata
memainkan peranan istimewa pada respon alergi, pada pertahanan melawan parasit
dan dalam pengeluaran fibrin yang terbentuk selama peradangan.25,27
Gambar 3. Eosinofil25
4. Limfosit
Limfosit memiliki diameter 6-8um dengan jumlah 20-30% dari leukosit darah.
Inti relatif besar, bulat sedikit cekung pada satu sisi, kromatin inti padat, mengandung
granula-granula azurofilik dan sitoplasmanya yang sedikit.
Limfosit dan makrofag berinteraksi dengan cara dua arah, dan reaksi-reaksi
ini memainkan peran penting dalam peradangan kronis. Limfosit T aktif akan
mengaktifkan makrofag serta mengeluarkan mediator radang untuk mempengaruhi
sel lain, saat makrofag aktif, dia akan mengaktifkan limfosit T dan tak lupa
mengeluarkan mediator radang untuk mempengaruhi sel disekitarnya.25,28
2.4 Hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas adalah suatu reaksi yang berlebihan terhadap antigen
dan keadaan hipersensitivitas memerlukan suatu kontak yang terjadi sebelumnya
antara host dan antigen yang akan mengsentisisasikan sistem imun host.29
2.5.1 Cytobrush
Cytobrush adalah suatu metode non invasif untuk mengambil permukaan sel
epithelium pada rongga mulut.Penggunaan cytobrush merupakan suatu metode yang
modern dalam eksfoliatif sitologi rongga mulut yang khusus didesain secara
tersendiri dari bulu sikat yang berbentuk sirkuler.33
2.5.2 Imprint
Sitologi imprint adalah metode mempelajari sel dengan mengambil sel dari
potongan spesimen. Sitologi imprint dilakukan pada lesi yang letaknya ada
dipermukaan dan mudah dijangkau seperti ujung lidah dan mukosa bibir. Metode ini
sederhana, cepat, ketidaknyamanan pasien minimal, dan akurat untuk menganalisis
spesimen sel kulit ganas.31
2.6 Pewarnaan
Pewarnaan merupakan salah satu prosedur yang dilakukan pada eksfoliatif
sitologi dengan tujuan untuk mewarnai sitoplasma dan inti sel pada glass slide. Ada
banyak macam pewarnaan diantaranya adalah papanicolaou, May-Grannwald-
Giemsa (MGG), Warthin-Starry, Periodic-acid-Schiff (PAS), Gomori Grocott-
methenamine silver (GGMS), dan Haematoxiline Eosin.33
Pewarnaan papanicolaou adalah metode pewarnaan yang sering dipakai pada
laboratorium sitopatologi. Metode ini diberi nama oleh Dr. George N. Papanicolaou
yaitu bapak eksfoliatif sitologi.34
2.7Landasan Teori
Restorasi amalgam merupakan paduan logam dengan komposisi terdiri atas
merkuri, perak, timah, seng dan tembaga, serta beberapa elemen tambahan yang akan
meningkatkan sifat fisik dan mekanik bahan.1Uap merkuri dilepaskan selama
penempatan, kondensasi, dan pengukiran amalgam. Pelepasan merkuri dari tumpatan
amalgam gigi dapat langsung terjadi pada waktu dilakukan penumpatan gigi,
pemolesan tumpatan, pengurangan tumpatan dan pembuangan tumpatan, serta
pengunyahan.6
Amalgam mengandung logam yang diangap sebagai benda asing atau agen
terhadap injuri dapat menyebabkan iritasi pada mukosa oral serta salah satu
kandungan amalgam yaitu merkuri dapat menyebabkan alergi dan inflamasi.8 Sel
dominan yang berperan dalam proses inflamasi yaitu neutrofil, eosinofil, basofil dan
Restorasi Amalgam
Komposisi
Mukosa Oral
Radang
Akut Kronis
Universitas Sumatera
AmalgamUtara
Tattoo
2.9 Kerangka Konsep
Eksfoliatif Sitopatologi (Cytobrush)
Neutrofil Neutrofil
≥ Jumlah ≤ Jumlah
Limfosit Limfosit
Eusinofi Eusinofi
Basofil Basofil