You are on page 1of 17

1.

Pengertian

Risiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat mengancam

kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena merupakan perilaku untuk

mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri disebabkan karena stress yang tinggi dan

berkepanjangan dimana individu gagal dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan

dalam mengatasi masalah. Beberapa alasan individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan

untuk beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat terjadi

karena kehilangan hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang berarti, perasaan

marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri, cara untuk

mengakhiri keputusasaan (Stuart, 2006).

2.4 Tanda dan Gejala (mayor dan minor)


Menurut Carpenito dan Keliat tanda dan gejalanya adalah:
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar
pada kanker.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke
rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
c. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan
tidak tahu apa-apa.
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang
lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif
tindakan.
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien
ingin mengakhiri kehidupan.

KLASIFIKASI

Perilaku bunuh diri menurut (Stuart dan Sundeen, 1995. Dikutip Fitria, Nita, 2009) dibagi

menjadi tiga kategori yang sebagai berikut.

a. Upaya bunuh diri (scucide attempt)

sengajamelakukan kegiatan menuju bunuh diri dan bila kegiatan itu sampai tuntas akan

menyebabkan kematian. Kondisi ini terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau
diabaikan. Orang yang hanya berniat melakukan upaya bunuh diri dan tidak benar-benar

ingin mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.

b. Isyarat bunuh diri (suicide gesture)

bunuh diri yang direncanakan untuk usaha mempengaruhi perilaku orang lain.

c. Ancaman bunuh diri (suicide threat)

suatu peringatan baik secara langsung verbal atau nonverbal bahwa seseorang sedang

mengupayakan bunuh diri. Orang tersebut mungkin menunjukkan secara verbal bahwa dia

tidak akan ada di sekitar kita lagi atau juga mengungkapkan secara nonverbal berupa

pemberian hadiah, wasiat, dan sebagainya. Kurangnya respon positif dari orang sekitar dapat

dipersepsikan sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.

RENTANG RESPON RESIKO BUNUH DIRI

Rentang Respon Konsep Diri


Respon Adaptif
Respon Mal Adaptif

Aktualisasi Konsep Diri Harga Diri Keracunan Depersonaisasi


Diri Positif Rendah Identitas

(Skema I. Rentang Respon Konsep Diri Stuart & Sundeen, 1991)

Pengertian :
a. Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan diterima.
b. Konsep diri : apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri.
c. Harga diri rendah : transisi antara respon konsep diri adaptif dengan konsep diri mal adaptif.
d. Keracunan identitas : kegagalan aspek individu mengintergrasikan aspek-aspek identitas
masa kanak-kanak ke dalam kematang aspek psikososial, kepribadian pada masa dewasa
yang harmonis.
e. Depersonalisasi : perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan
orang lain. (Kelliat, 1998).

Respon adaptif respon maladaptif


peningkatan pengambilan resiko perilaku pencederaan bunuh diri
diri yang meningkatkan destruktif-diri diri
pertumbuhan tidak langsung

2.3 Faktor predisposisi dan faktor presipasi bunuh diri


2.3.1 Faktor predisposisi bunuh diri
Stuart (2006) menyebutkan bahwa faktor predisposisi yang menunjang perilaku resiko
bunuh diri meliputi:
a. Diagnosis psikiatri
Tiga gangguan jiwa yang membuat pasien berisiko untuk bunuh diri yaitu gangguan alam
perasaan, penyalahgunaan obat, dan skizofrenia.
b. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan peningkatan resiko bunuh diri adalah rasa
bermusuhan, impulsif, dan depresi.
c. Lingkungan psikososial
Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian, kehilangan yang dini, dan
berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang berhubungan dengan bunuh
diri.
d. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor resiko untuk perilaku
resiko bunuh diri
e. Faktor biokimia
Proses yang dimediasi serotonin, opiat, dan dopamine dapat menimbulkan perilaku resiko
bunuh diri.

2.3.2 Faktor presipasi bunuh diri


Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan yang dialamioleh
individu. Pencetusnya seringkali berupa kejadian hidup yang memalukan. Faktor lain yang
dapat menjadi pencetus adalah melihat atau membaca media mengenai orang yang
melakukan bunuh diri ataupun percobaan bunuh diri. Bagi individu yang emosinya labil, hal
tersebut menjadi sangat rentan.

SUMBER KOPING
Klien dengan penyakit kronik atau penyakit yang mengancam kehidupan dapat melakukan
perilaku bunuh diri dan sering kali orang ini secara sadar memilih untuk melakukan tindakan
bunuh diri. Perilaku bunuh diri berhubungan dengan banyak faktor, baik faktor social
maupun budaya. Struktur social dan kehidupan bersosial dapat menolong atau bahkan
mendorong klien melakukan perilaku bunuh diri. Isolasi social dapat menyebabkan kesepian
dan meningkatkan keinginan seseorang untuk melakukan bunuh diri. Seseorang yang aktif
dalam kegiatan masyarakat lebih mampu menoleransi stress dan menurunkan angka bunuh
diri. Aktif dalam kegiatan keagamaan juga dapat mencegah seseorang melakukan tindakan
bunuh diri.
7. Mekanisme Koping
Seseorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme koping yang berhubungan
dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial, rasionalization, regression, dan magical
thinking. Mekanisme pertahanan diri yang ada seharusnya tidak ditentang tanpa memberikan
koping alternatif.

Diagnosa Keperawatan
1. Resiko bunuh diri
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
3. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Diagnosa Medis
1. Diagnosa medis resiko bunuh diri
Diagnosa medis gangguan jiwa yang beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan afektif,
penyalahgunaan zat dan schizophrenia. Lebih dari 90% orang dewasa mengakhiri hidupnya
dengan bunuh diri mengalami gangguan jiwa.
2. Depresi

DATA YANG PERLU DIKAJI

Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji


Resiko bunuh diri Subjektif :
 Mengungkapkan keinginan bunuh diri.
 Mengungkapkan keinginan untuk mati.
 Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
 Ada riwayat berulang percobaan bunuh diri
sebelumnya dari keluarga.
 Berbicara tentang kematian, menanyakan tentang
dosis obat yang mematikan.
 Mengungkapkan adanya konflik interpersonal.
 Mengungkapkan telah menjadi korban perilaku
kekeasan saat kecil.

Objektif :
 Impulsif.
 Menunujukkan perilaku yang mencurigakan
(biasanya menjadi sangat patuh).
 Ada riwayat panyakit mental (depesi, psikosis, dan
penyalahgunaan alcohol).
 Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau
penyakit terminal).
 Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan,
atau kegagalan dalam karier).
 Umur 15-19 tahun atau diatas 45 tahun.
 Status perkawinan yang tidak harmonis

Data yang perlu dikaji


Data subjektif :
a) Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya.

b) Mengungkapkatidak ada lagi yang peduli

c) Mengungkapkan tidak bisa apa-apa

d) Mengungkapkan dirinya tidak berguna

e) Mengkritik diri sendiri

b. Data objektif

a) Merusak diri sendiri

b) Merusak orang lain

c) Menarik diri dari hubungan sosial

d) Tampak mudah tersinggung

e) Tidak mau makan dan tidak tidur

3. Masalah keperawatan
a. Resiko Perilaku bunuh diri
DS : menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.
DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuhdiri.
b. Koping maladaptive
DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.

B. Diagnosa Medis dan Keperawatan


1) Diagnosa Medis
Diagnosa medis yang beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan afektif,
penyalahgunaan zat dan schizophrenia. Lebih dari90% orang dewasa mengakhiri hidupnya
dengan bunuh diri mengalami gangguan jiwa.

2) Diagnosa Keperawatan
a. Resiko bunuh diri.
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
c. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
C. Intervensi
Diagnosa 1 :Resiko bunuh diri
Tujuan umum : Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
a. Perkenalkan diri dengan klien
b. Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
c. Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.
d. Bersifat hangat dan bersahabat.
e. Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.
2. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
Tindakan :
a. Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau, silet, gunting, tali, kaca,
dan lain lain).
b. Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.
c. Awasi klien secara ketat setiap saat.
3. Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Tindakan:
a. Dengarkan keluhan yang dirasakan.
b. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan keputusasaan.
c. Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya.
d. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian, dan lain-lain.
e. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan untuk hidup.
4. Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
a. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
b. Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
c. Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan,
hal hal untuk diselesaikan).
5. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Tindakan:
a. Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang mvenyenangkan setiap hari
(misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll.)
b. Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan pentingnya terhadap
kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan.
c. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu masalah
dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi
masalah tersebut dengan koping yang efektif

Diagnosa 2 : Gangguan konsep diri: harga diri rendah


Tujuan umum : Klien tidak melakukan kekerasan
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan
tujuan interaksi.
b. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
c. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.


Tindakan:
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Hindari penilaian negatif setiap pertemuan klien
c. Utamakan pemberian pujian yang realitas
3. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri sendiri dan keluarga.
Tindakan:
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
4. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
a.Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
b.Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.
c.Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
a. Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
d. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
Diagnosa 3 :Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan umum :
a. Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
a. Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya
b. Pasien mampu mengungkapkan perasaannya
c. Pasien mampu meningkatkan harga dirinya
d. Pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah yang baik
Tindakan :
1. Mendikusikan cara mengatasi keinginan mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
2. Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :
a. Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya
b. Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan yang positif
c. Meyakinkan pasien bahawa dirinya penting
d. Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
e. Merencanakan yang dapat pasien lakukan
3. Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara :
a. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
b. Mendiskusikan dengan pasien efektfitas masing-masing cara penyelesian masalah
c. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik

Tg
l N Dx Perencanaan
o Keperawata Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
D n Evaluasi
x
Risiko Bunuh Tujuan : Klien 1. Setelah…..×1. Bina1.
Diri tidak melakukan interaksi klien hubungan Kepercayaa
percobaan bunuh menunjukan saling n dari klien
diri tanda-tanda percaya merupakan
percaya kepada dengan hal yang
SP 1 : Klien dapat perawat : menggunaka mutlak
membina  Ekspresi wajah n prinsip serta akan
hubungan saling bersahabat komunikasi memudahk
percaya  Menunjukan terapeutik : an dalam
rasa senang  Sapa klien pendekatan
 Ada kontak mata dengan dan
 Mau berjabat ramah baik tindakan
tangan verbal keperawata
 mau maupun n yang
menyebutkan nonverbal akan
nama  Perkenalkan dilakukan
 Mau menjawab nama, nama kepada
salam panggilan klien
 Mau duduk dan tujuan
berdampingan perawat
dengan perawat berkenalan
Bersedia  Tanyakan
mengungkapka nama
n masalah yang lengkap dan
dihadapi nama
penggilan
yang disukai
klien
 Buat kontrak
yang jelas
 Tunjukan
sikap jujur
dan menepati
janji setiap
kali
berinteraksi
 Tunjukan
sikap empati
dan
menerima
apa adanya
 Beri perhatian
kepada klien
dan masalah
yang
dihadapi
klien
 Dengarkan
dengan
penuh
perhatian
ekspresi
perasaan
klien
2.
SP 2 : Klien dapat Setelah…..×2. Bantu klien2. Menentukan
mengenal interaksi klien mengungkap mekanisme
penyebab resiko menceritakan kan perasaan koping
perilaku bunuh penyebab yang yang
diri perilaku bunuh menyebabka dimiliki
diri yang n klien klien dalam
dilakukannya : mempunyai menghadap
 Menceritakan ide serta i masalah
penyebab klien melakukan serta sebagi
melakukan percobaan langkah
percobaan bunuh diri : awal dalam
bunuh diri  Motivasi klien menyusun
untuk strategi
menceritakan berikutnya
penyebab
klien
mempunyai
ide bunuh
diri
 Dengarkan
tanpa
menyela atau
memberi
penilaian
setiap
ungkapan
perasaan
klien
3.
SP 3 : Klien dapat Setelah…..×3. Bantu klien3. Deteksi dini
mengidentifikasi interaksi klien mengungkap sehingga
tanda-tanda menceritakan kan tanda- dapat
perilaku bunuh tanda-tanda tanda mencegah
diri saat klien perilaku tindakan
berkeinginan bunuh diri yang dapat
untuk bunuh yang membahay
diri : dialaminya : akan klien
 Tanda Sosial : Motivasi klien
klien menceritakan
mengancam kondisi
akan emosionalny
melakukan a
bunuh diri dan  Motivasi klien
klien menceritakan
melakukan hal kondisi
yang tidak sosialnya
biasa dilakukan
klien
 Tanda Fisik :
klien mencederi
diri sendiri
seperti
menyayat nadi,
minum obat
sampai over
dosis, dlsb,
tatapan mata
klien tampak
menerawang
eperti
memikirkan
sesuatu
 Tanda Emosional
: klien menjadi
penyendiri,
pemurung, dan
pemarah
SP 4 : klien dapat4. Setelah…..×4. Diskusikan4. Melihat
mengidentifikasi interaksi klien dengan klien mekanisme
perilaku menjelaskan : percobaan koping
percobaan bunuh  Perasaan saat bunuh diri klien
diri yang pernah melakukan yang selama ini
dilakukan bunuh diri dilakukannya dalam
 Efektivitas selama ini : menyelesai
percobaan yang  Motivasi klien kan
dilakukan menceritakan masalah
 Tindakan yang tindakan apa yang
sudah pernah saja yang dihadapi
dilakkan untuk sudah pernah
mengakhiri dilakukan
hidup untuk
mengakhiri
hidup
 Motivasi klien
menceritakan
perasaan
setelah
tindakan
tersebut
 Diskusikan
apakah
dengan
tindakan
tersebut
masalah
yang dialami
klien teratasi
SP 5 : Klien dapat5. Setelah…..×5. Diskusikan5. Membantu
mengidentifikasi interaksi klien dengan klien klien
akibat tindakan menjelaskan akibat melihat
yang sudah akibat negatif cara dampak
dilakukan untuk tindakannya : yang yang
bunuh diri  Diri sendiri dilakukan ditimbulka
 Orang lain pada : n akibat
 Lingkungan  Diri sendiri tindakan
 Orang lain bunuh diri
 Lingkungan yang
dilakukan
klien
SP 6 : Klien dapat6. Setelah…..×6. Diskusikan6.
mengidentifikasi interaksi klien : dengan klien Menurunka
cara konstruktif  Menjelaskan cara : n perilaku
untuk yang  Apakah klien
sehat destruktif
menghilangkan untuk mau yang akan
keinginannya menghilangkan mempelajari mencederai
untuk bunuh diri keinginan cara baru klien
bunuh diri untuk
menghilangk
an
keinginannya
tanpa
melakukan
tindakan
destruktif
terhadap
dirinya
 Jelaskan
berbagai
alternatif
yang dapat
dilakukan
jika
keinginan
bunuh diri
muncul
 Jelaskan cara-
cara sehat
untuk
menghilangk
an keinginan
untuk bunuh
diri :
melakukan
hobi klien,
berdoa,
minta
bantuan
orang lain
jika muncul
keinginan
bunuh diri,
dan TAK
SP 7 : Klien dapat7. Setelah…..×7.1. Diskusikan
7.1 Keinginan
mendemonstrsika interaksi klien cara yang untuk
n cara mengontrol memperagakan akan dipilih bunuh diri
keinginan untuk cara dan anjurkan sangat
bunuh diri mengontrol klien rentan dan
perilaku memilih cara tidak tahu
destruktif yang kapan
terhadap diri mungkin munculnya
sendiri : sesuai 7.2 Meningkatkan
 Fisik : dengan kepercayaa
Melakukan kondisi klien n diri klien
hobi klien, ikut7.2 Bantu klien serta
TAK jika klien enghindari
 Verbal : kesulitan terjadi hal
Mengungkapka untuk yang tidak
n perasaan melakukan diinginkan
yang apa yang
membuatnya sudah
ingin bunuh dipilihnya
diri pada orang
lain tanpa
menyakiti diri
sendiri
 Spiritual : Berdoa
sesuai agama
SP 8 : Klien8. Setelah…..×8.1 Diskusikan
8. Keluarga
mendapat interaksi pentingnya adalah
dukungan keluarga : peran serta sistem
keluarga  Menjelaskan cara
untuk keluarga pendukung
mengontrol merawat klien sebagai utama bagi
perilaku bunuh dengan resiko pendukung klien
diri bunuh diri klien untuk
 Mengungkapkan mengatasi
rasa puas dalam perilaku
merawat klien bunuh diri
8.2 Diskusikan
potensi
keluarga
untuk
membantu
klien
mengatasi
perilaku
bunuh diri
8.3 Jelaskan
pengertian,
penyebab,
akibat, dan
cara merawat
klien resiko
bunuh diri
yang dapat
dilakukan
keluarga
8.4 Peragakan
cara merawat
klien
8.5 Beri
kesempatan
keluarga
untuk
memperagak
an ulang
8.6 Beri pujian
pada
keluarga
setelah
peragaan
8.7 Tanyakan
perasaan
keluarga
setelah
mencoba
cara yang
dilatih
SP 9 : KLien9.1 Setelah…..× 9. Mensukseskan
9.1 Jelaskan pada
menggunakan interaksi klien klien : program
pengobatan
obat sesuai menjelaskan :  Manfaat klien
program 
yang Manfaat minumobat
telah ditetapkan minumobat  Kerugian tidak
 Kerugian tidak minum obat
minum obat  Nama obat
 Nama obat  Bentuk dan
 Bentuk dan warna obat
warna obat  Dosis yang
 Dosis yang diberikan
diberikan  Waktu
 Waktu pemakaian
pemakaian  Cara
 Cara pemakaian pemakaian
Efek yang  Efek yang
dirasakan dirasakan
9.2 9.2 Anjurkan
Setelah…..× klien :
interaksi  Minta dan
klien menggunaka
menggunakan n obat tepat
obat sesuai waktu
program  Lapor ke
perawat/dokt
er jika
mengalami
efek yang
tidak biasa
 Beri pujian

terhadap
kedisiplinan
klien
menggunaka
n obat

DAFTAR PUSTAKA
Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor
Captain, C, ( 2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly easy, Volume 6(3), May/June 2008,
p 46–53. Philadelphia : Elsevier Mosby.
Kaplan and Saddock (2005). Comprehensive textbook of Psychiatry. St Louis: Mosby.
Stuart, GW and Laraia (2005). Principles and practice of psychiatric nursing, 8ed. Philadelphia : Elsevier
Mosby.
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

You might also like