Professional Documents
Culture Documents
Pengertian
Risiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat mengancam
kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena merupakan perilaku untuk
mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri disebabkan karena stress yang tinggi dan
berkepanjangan dimana individu gagal dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan
dalam mengatasi masalah. Beberapa alasan individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan
untuk beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat terjadi
karena kehilangan hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang berarti, perasaan
marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri, cara untuk
KLASIFIKASI
Perilaku bunuh diri menurut (Stuart dan Sundeen, 1995. Dikutip Fitria, Nita, 2009) dibagi
sengajamelakukan kegiatan menuju bunuh diri dan bila kegiatan itu sampai tuntas akan
menyebabkan kematian. Kondisi ini terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau
diabaikan. Orang yang hanya berniat melakukan upaya bunuh diri dan tidak benar-benar
ingin mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.
bunuh diri yang direncanakan untuk usaha mempengaruhi perilaku orang lain.
suatu peringatan baik secara langsung verbal atau nonverbal bahwa seseorang sedang
mengupayakan bunuh diri. Orang tersebut mungkin menunjukkan secara verbal bahwa dia
tidak akan ada di sekitar kita lagi atau juga mengungkapkan secara nonverbal berupa
pemberian hadiah, wasiat, dan sebagainya. Kurangnya respon positif dari orang sekitar dapat
Pengertian :
a. Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan diterima.
b. Konsep diri : apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri.
c. Harga diri rendah : transisi antara respon konsep diri adaptif dengan konsep diri mal adaptif.
d. Keracunan identitas : kegagalan aspek individu mengintergrasikan aspek-aspek identitas
masa kanak-kanak ke dalam kematang aspek psikososial, kepribadian pada masa dewasa
yang harmonis.
e. Depersonalisasi : perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan
orang lain. (Kelliat, 1998).
SUMBER KOPING
Klien dengan penyakit kronik atau penyakit yang mengancam kehidupan dapat melakukan
perilaku bunuh diri dan sering kali orang ini secara sadar memilih untuk melakukan tindakan
bunuh diri. Perilaku bunuh diri berhubungan dengan banyak faktor, baik faktor social
maupun budaya. Struktur social dan kehidupan bersosial dapat menolong atau bahkan
mendorong klien melakukan perilaku bunuh diri. Isolasi social dapat menyebabkan kesepian
dan meningkatkan keinginan seseorang untuk melakukan bunuh diri. Seseorang yang aktif
dalam kegiatan masyarakat lebih mampu menoleransi stress dan menurunkan angka bunuh
diri. Aktif dalam kegiatan keagamaan juga dapat mencegah seseorang melakukan tindakan
bunuh diri.
7. Mekanisme Koping
Seseorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme koping yang berhubungan
dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial, rasionalization, regression, dan magical
thinking. Mekanisme pertahanan diri yang ada seharusnya tidak ditentang tanpa memberikan
koping alternatif.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko bunuh diri
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
3. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Diagnosa Medis
1. Diagnosa medis resiko bunuh diri
Diagnosa medis gangguan jiwa yang beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan afektif,
penyalahgunaan zat dan schizophrenia. Lebih dari 90% orang dewasa mengakhiri hidupnya
dengan bunuh diri mengalami gangguan jiwa.
2. Depresi
Objektif :
Impulsif.
Menunujukkan perilaku yang mencurigakan
(biasanya menjadi sangat patuh).
Ada riwayat panyakit mental (depesi, psikosis, dan
penyalahgunaan alcohol).
Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau
penyakit terminal).
Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan,
atau kegagalan dalam karier).
Umur 15-19 tahun atau diatas 45 tahun.
Status perkawinan yang tidak harmonis
b. Data objektif
3. Masalah keperawatan
a. Resiko Perilaku bunuh diri
DS : menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.
DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuhdiri.
b. Koping maladaptive
DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.
2) Diagnosa Keperawatan
a. Resiko bunuh diri.
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
c. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
C. Intervensi
Diagnosa 1 :Resiko bunuh diri
Tujuan umum : Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
a. Perkenalkan diri dengan klien
b. Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
c. Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.
d. Bersifat hangat dan bersahabat.
e. Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.
2. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
Tindakan :
a. Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau, silet, gunting, tali, kaca,
dan lain lain).
b. Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.
c. Awasi klien secara ketat setiap saat.
3. Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Tindakan:
a. Dengarkan keluhan yang dirasakan.
b. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan keputusasaan.
c. Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya.
d. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian, dan lain-lain.
e. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan untuk hidup.
4. Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
a. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
b. Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
c. Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan,
hal hal untuk diselesaikan).
5. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Tindakan:
a. Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang mvenyenangkan setiap hari
(misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll.)
b. Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan pentingnya terhadap
kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan.
c. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu masalah
dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi
masalah tersebut dengan koping yang efektif
Tg
l N Dx Perencanaan
o Keperawata Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
D n Evaluasi
x
Risiko Bunuh Tujuan : Klien 1. Setelah…..×1. Bina1.
Diri tidak melakukan interaksi klien hubungan Kepercayaa
percobaan bunuh menunjukan saling n dari klien
diri tanda-tanda percaya merupakan
percaya kepada dengan hal yang
SP 1 : Klien dapat perawat : menggunaka mutlak
membina Ekspresi wajah n prinsip serta akan
hubungan saling bersahabat komunikasi memudahk
percaya Menunjukan terapeutik : an dalam
rasa senang Sapa klien pendekatan
Ada kontak mata dengan dan
Mau berjabat ramah baik tindakan
tangan verbal keperawata
mau maupun n yang
menyebutkan nonverbal akan
nama Perkenalkan dilakukan
Mau menjawab nama, nama kepada
salam panggilan klien
Mau duduk dan tujuan
berdampingan perawat
dengan perawat berkenalan
Bersedia Tanyakan
mengungkapka nama
n masalah yang lengkap dan
dihadapi nama
penggilan
yang disukai
klien
Buat kontrak
yang jelas
Tunjukan
sikap jujur
dan menepati
janji setiap
kali
berinteraksi
Tunjukan
sikap empati
dan
menerima
apa adanya
Beri perhatian
kepada klien
dan masalah
yang
dihadapi
klien
Dengarkan
dengan
penuh
perhatian
ekspresi
perasaan
klien
2.
SP 2 : Klien dapat Setelah…..×2. Bantu klien2. Menentukan
mengenal interaksi klien mengungkap mekanisme
penyebab resiko menceritakan kan perasaan koping
perilaku bunuh penyebab yang yang
diri perilaku bunuh menyebabka dimiliki
diri yang n klien klien dalam
dilakukannya : mempunyai menghadap
Menceritakan ide serta i masalah
penyebab klien melakukan serta sebagi
melakukan percobaan langkah
percobaan bunuh diri : awal dalam
bunuh diri Motivasi klien menyusun
untuk strategi
menceritakan berikutnya
penyebab
klien
mempunyai
ide bunuh
diri
Dengarkan
tanpa
menyela atau
memberi
penilaian
setiap
ungkapan
perasaan
klien
3.
SP 3 : Klien dapat Setelah…..×3. Bantu klien3. Deteksi dini
mengidentifikasi interaksi klien mengungkap sehingga
tanda-tanda menceritakan kan tanda- dapat
perilaku bunuh tanda-tanda tanda mencegah
diri saat klien perilaku tindakan
berkeinginan bunuh diri yang dapat
untuk bunuh yang membahay
diri : dialaminya : akan klien
Tanda Sosial : Motivasi klien
klien menceritakan
mengancam kondisi
akan emosionalny
melakukan a
bunuh diri dan Motivasi klien
klien menceritakan
melakukan hal kondisi
yang tidak sosialnya
biasa dilakukan
klien
Tanda Fisik :
klien mencederi
diri sendiri
seperti
menyayat nadi,
minum obat
sampai over
dosis, dlsb,
tatapan mata
klien tampak
menerawang
eperti
memikirkan
sesuatu
Tanda Emosional
: klien menjadi
penyendiri,
pemurung, dan
pemarah
SP 4 : klien dapat4. Setelah…..×4. Diskusikan4. Melihat
mengidentifikasi interaksi klien dengan klien mekanisme
perilaku menjelaskan : percobaan koping
percobaan bunuh Perasaan saat bunuh diri klien
diri yang pernah melakukan yang selama ini
dilakukan bunuh diri dilakukannya dalam
Efektivitas selama ini : menyelesai
percobaan yang Motivasi klien kan
dilakukan menceritakan masalah
Tindakan yang tindakan apa yang
sudah pernah saja yang dihadapi
dilakkan untuk sudah pernah
mengakhiri dilakukan
hidup untuk
mengakhiri
hidup
Motivasi klien
menceritakan
perasaan
setelah
tindakan
tersebut
Diskusikan
apakah
dengan
tindakan
tersebut
masalah
yang dialami
klien teratasi
SP 5 : Klien dapat5. Setelah…..×5. Diskusikan5. Membantu
mengidentifikasi interaksi klien dengan klien klien
akibat tindakan menjelaskan akibat melihat
yang sudah akibat negatif cara dampak
dilakukan untuk tindakannya : yang yang
bunuh diri Diri sendiri dilakukan ditimbulka
Orang lain pada : n akibat
Lingkungan Diri sendiri tindakan
Orang lain bunuh diri
Lingkungan yang
dilakukan
klien
SP 6 : Klien dapat6. Setelah…..×6. Diskusikan6.
mengidentifikasi interaksi klien : dengan klien Menurunka
cara konstruktif Menjelaskan cara : n perilaku
untuk yang Apakah klien
sehat destruktif
menghilangkan untuk mau yang akan
keinginannya menghilangkan mempelajari mencederai
untuk bunuh diri keinginan cara baru klien
bunuh diri untuk
menghilangk
an
keinginannya
tanpa
melakukan
tindakan
destruktif
terhadap
dirinya
Jelaskan
berbagai
alternatif
yang dapat
dilakukan
jika
keinginan
bunuh diri
muncul
Jelaskan cara-
cara sehat
untuk
menghilangk
an keinginan
untuk bunuh
diri :
melakukan
hobi klien,
berdoa,
minta
bantuan
orang lain
jika muncul
keinginan
bunuh diri,
dan TAK
SP 7 : Klien dapat7. Setelah…..×7.1. Diskusikan
7.1 Keinginan
mendemonstrsika interaksi klien cara yang untuk
n cara mengontrol memperagakan akan dipilih bunuh diri
keinginan untuk cara dan anjurkan sangat
bunuh diri mengontrol klien rentan dan
perilaku memilih cara tidak tahu
destruktif yang kapan
terhadap diri mungkin munculnya
sendiri : sesuai 7.2 Meningkatkan
Fisik : dengan kepercayaa
Melakukan kondisi klien n diri klien
hobi klien, ikut7.2 Bantu klien serta
TAK jika klien enghindari
Verbal : kesulitan terjadi hal
Mengungkapka untuk yang tidak
n perasaan melakukan diinginkan
yang apa yang
membuatnya sudah
ingin bunuh dipilihnya
diri pada orang
lain tanpa
menyakiti diri
sendiri
Spiritual : Berdoa
sesuai agama
SP 8 : Klien8. Setelah…..×8.1 Diskusikan
8. Keluarga
mendapat interaksi pentingnya adalah
dukungan keluarga : peran serta sistem
keluarga Menjelaskan cara
untuk keluarga pendukung
mengontrol merawat klien sebagai utama bagi
perilaku bunuh dengan resiko pendukung klien
diri bunuh diri klien untuk
Mengungkapkan mengatasi
rasa puas dalam perilaku
merawat klien bunuh diri
8.2 Diskusikan
potensi
keluarga
untuk
membantu
klien
mengatasi
perilaku
bunuh diri
8.3 Jelaskan
pengertian,
penyebab,
akibat, dan
cara merawat
klien resiko
bunuh diri
yang dapat
dilakukan
keluarga
8.4 Peragakan
cara merawat
klien
8.5 Beri
kesempatan
keluarga
untuk
memperagak
an ulang
8.6 Beri pujian
pada
keluarga
setelah
peragaan
8.7 Tanyakan
perasaan
keluarga
setelah
mencoba
cara yang
dilatih
SP 9 : KLien9.1 Setelah…..× 9. Mensukseskan
9.1 Jelaskan pada
menggunakan interaksi klien klien : program
pengobatan
obat sesuai menjelaskan : Manfaat klien
program
yang Manfaat minumobat
telah ditetapkan minumobat Kerugian tidak
Kerugian tidak minum obat
minum obat Nama obat
Nama obat Bentuk dan
Bentuk dan warna obat
warna obat Dosis yang
Dosis yang diberikan
diberikan Waktu
Waktu pemakaian
pemakaian Cara
Cara pemakaian pemakaian
Efek yang Efek yang
dirasakan dirasakan
9.2 9.2 Anjurkan
Setelah…..× klien :
interaksi Minta dan
klien menggunaka
menggunakan n obat tepat
obat sesuai waktu
program Lapor ke
perawat/dokt
er jika
mengalami
efek yang
tidak biasa
Beri pujian
terhadap
kedisiplinan
klien
menggunaka
n obat
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor
Captain, C, ( 2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly easy, Volume 6(3), May/June 2008,
p 46–53. Philadelphia : Elsevier Mosby.
Kaplan and Saddock (2005). Comprehensive textbook of Psychiatry. St Louis: Mosby.
Stuart, GW and Laraia (2005). Principles and practice of psychiatric nursing, 8ed. Philadelphia : Elsevier
Mosby.
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.