You are on page 1of 139

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT

PELAKSANA DI RSU BINA KASIH MEDAN TAHUN 2017

SKRIPSI

Oleh :

VERA ROINTAN NAINGGOLAN


NIM : 131000020

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT
PELAKSANA DI RSU BINA KASIH MEDAN TAHUN 2017

Skripsi ini diajukan sebagai


Salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

VERA ROINTAN NAINGGOLAN


NIM : 131000020

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “HUBUNGAN


STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSU
BINA KASIH MEDAN TAHUN 2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar
hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menangggung resiko
atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak
lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, April 2018


Yang Membuat Pernyataan

Vera Rointan Nainggolan


NIM. 131000020

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

Perawat memberikan pelayanan di rumah sakit memiliki kontak yang


konstan dengan pasien dan lingkungan kerja perawat. Pelayanan kesehatan yang
kontinu dan sistematik serta peran dan tuntutan yang banyak sering memunculkan
kondisi yang dapat memicu terjadinya stress kerja pada perawat. Perawat yang
mengalami stres kerja dapat menurunkan kinerja perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan. Tujuan utama penelitian untuk menganalisis hubungan stres
kerja berdasarkan gejala fisik, gejala psikologis dan gejala perilaku dengan kinerja
perawat pelaksana di RSU Bina Kasih Medan.
Jenis penelitian adalah survey dengan pendekatan metode explanatory
research. Populasi dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah perawat di
tiap ruangan dengan jumlah 108 orang. Sampel penelitian ini menggunakan
Proportional Stratified Random Sampling dengan jumlah 85 orang. Analisis data
dilakukan dengan uji korelasi Spearman rho.
Hasil penelitian menggunakan uji korelasi Spearman rho menunjukkan
bahwa variabel stres kerja berdasarkan gejala fisik, gejala psikologis dan gejala
perilaku memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja perawat dengan
nilai ρ = 0,0001 dengan nilai koefisien negatif (kuat).
Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit, khususnya manajemen dalam
proses rekrutmen sebaiknya perawat pernah mengikuti pelatihan sesuai
kompetensinya, memposisikan perawat di setiap ruang dinas sesuai kemampuan
dan pengalamannya, menerapkan sistem shift work dan rotasi ruangan kerja
sesuai standar yang telah ditetapkan dan mengadakan rekreasi. Kepada perawat,
agar dapat memanajemen waktu kerja, meningkatkan keterampilan dengan
pendidikan formal maupun non formal, meminimalisasi stres kerja agar kinerja
perawat menjadi lebih baik dan meningkat.

Kata Kunci : Stres Kerja, Kinerja Perawat

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT

A nurse is encouraged serve organization hospital should has a constant


contact with patient and the environmental work where nice to serve. Provide
serving health continued and systematic, and with role and under demand in such
usually then produce a condition may trigger occupational stress upon a nurse.
Nureses have stress may cause reduce their performance as a consequence in
serving the work. The objective of this study is and analyze the correlation of
occupational stress based on physical symptoms, psychological symptoms and
behavioral symptoms with their performance as nurses serving directly on room-
station working at Bina Kasih Medan Hospital.
This study is a survey with explanatory method approach research. The
population to this research is involved some nurses serving in each room-station
totally 108 respondents. The sample to this research adopted proportional
stratified random sampling totally 85 respondents. The data analysis was done
with Spearman rho correlation test.
The result of research using Spearman rho correlation test showed that
work stress variable based on physical phenomenon, psychological symptoms and
behavioral symptoms have significant relation to nurse performance with ρ =
0.0001 with negative coefficient value (strong).
It is recommended that the hospital management in the recruitment process
should nurse have followed the training according to their competence,
positioning nurses in each service space according to their ability and experience,
giving rewards, apply shift work system and rotation of the work space according
to established standards and held a joint recreation. To nurses, in order to
manage work time optimally, improve skills with formal and non-formal
education, minimize job stress for better and improved nurse performance.

Keywords : occupational stress, performance nurses.

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan berjudul “ Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana

di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017”. Skripsi ini disusun dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan,

kritik, dan saran dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes, selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan saran, dukungan,

nasihat, bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. dr. Rusmalawaty, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan masukan dan koreksi yang bermanfaat untuk perbaikan dan

penyelesaian skripsi ini.

5. dr. Fauzi, SKM, selaku Penguji I yang telah banyak memberikan masukan

dalam penyelesaian skripsi ini.

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. dr. Heldy Bz, MPH, selaku Penguji II yang telah banyak memberikan

masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis selama kuliah di

FKM USU.

8. dr.Wiyogo selaku direktur RSU Bina Kasih Medan yang telah

memberikan izin dalam penelitian yang penulis lakukan sehingga

penelitian dapat dilakukan.

9. Mizan, SKM selaku Pengawas ruangan yang telah memberikan data dan

informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

10. Seluruh Perawat RSU Bina Kasih Medan yang telah bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

11. Seluruh Dosen dan Staf di FKM USU, terutama Departemen AKK yang

telah memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.

12. Teristimewa penulis ucapkan kepada orang tua yang amat penulis cintai

Ayahanda S. Nainggolan (Alm) dan Ibunda M. Sinambela yang telah

membesarkan juga yang tak pernah habis-habisnya memberikan kasih

sayang dan yang selalu mendoakan demi keselamatan serta kesuksesan

anak-anaknya.

13. Terima kasih kepada abang dan Kakak tercinta Linra Nainggolan yang

telah banyak membantu dalam mengerjakan skripsi ini, serta memotivasi

dan doanya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14. Terima kasih kepada kakak Siti Zubaidah SKM dan dr. Sabrina Ketaren

yang telah banyak membantu dalam mengerjakan skripsi ini, serta

memotivasi dan doanya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

15. Terima kasih kepada Hunter Antony Lumbantoruan yang telah banyak

memotivasi serta mendukung dalam proses penyelesaian skripsi ini.

16. Teman - teman FKM USU Angkatan 2013 khususnya Departemen AKK

terima kasih atas dukungan, motivasi, dan doanya dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih

belum sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis

berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah

pengetahuan dalam bidang kesehatan dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu

Medan, April 2018


Penulis

Vera Rointan Nainggolan

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................... i


HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................... iii
ABSTRACT ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................. v
DAFTAR ISI................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv
DAFTAR ISTILAH ..................................................................................... xv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP. ................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 10


2.1 Kinerja ............................................................................................ 10
2.1.1 Pengertian Kinerja ................................................................ 10
2.1.2 Indikator Kinerja................................................................... 11
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja........................ 13
2.1.4 Penilaian Kinerja .................................................................. 14
2.1.5 Tujuan Penilaian Kinerja ...................................................... 14
2.16. Manfaat Penilian Kinerja...................................................... 15
2.2 Kinerja Perawat .............................................................................. 16
2.2.1 Definisi ........................................................................................ 16
2.2.2 Peran Perawat ....................................................................... 16
2.2.3 Tanggung Jawab Perawat ..................................................... 17
2.2.4 Kinerja Perawat dalam Memberikan Asuhan
Keperawatan ......................................................................... 17
2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perawat .......... 22
2.3 Stres Kerja ...................................................................................... 23
2.3.1 Pengertian Stres .................................................................... 23
2.3.2 Jenis-Jenis Stres Kerja .......................................................... 23
2.3.3 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja .................. 24
2.3.4 Tahapan Stres ....................................................................... 24
2.3.5 Gejala Stres Kerja................................................................. 25
2.3.6 Indikator – Indikator Stres Kerja .......................................... 27
2.4 Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat .......................... 28

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3.6 Indikator – Indikator Stres Kerja .......................................... 27
2.4 Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat .......................... 28
2.5 Kerangka Konsep........................................................................... 30
2.6 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 30

BAB 3. METODE PENELITIAN............................................................... 31


3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 31
3.2 Lokasi danWaktu Penelitian .......................................................... 31
3.3 Populasi Sampel Penelitian ........................................................... 31
3.4 Metode Pengumpulan Data............................................................ 33
3.5 Variabel dan Definisi Operasional................................................. 34
3.6 Aspek Pengukuran......................................................................... 35
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas......................................................... 37
3.8 Metode Analisis Data .................................................................... 39

BAB 4. HASIL PENELITIAN .................................................................... 40


4.1 Gambaran Umum RSU Bina Kasih Medan.................................... 40
4.1.1 Sejarah Singkat RSU Bina Kasih Medan............................. 40
4.1.2 Visi dan Misi ........................................................................ 41
4.1.2 Karakteristik Responden ..................................................... 41
4.3. Deskripsi Stres Kerja ..................................................................... 43
4.3.1. Stres Kerja Berdasarkan Gejala Fisik .................................. 44
4.3.2. Stres Kerja Berdasarkan Gejala Psikologis ......................... 45
4.1.3 Stres Kerja Berdasarkan Gejala Perilaku ............................ 46
4.3 Deskripsi Kinerja Perawat ............................................................. 50
4.4 Uji Normalitas Data....................................................................... 54
4.6 Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Berdasarkan Gejala Fisik di RSU Bina Kasih Medan ................... 55
4.7 Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Berdasarkan Gejala Psikologis di RSU Bina Kasih Medan .......... 56
4.8 Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Berdasarkan Gejala Perilaku di RSU Bina Kasih Medan ............. 57
4.9 Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
di RSU Bina Kasih Medan ............................................................ 58

BAB 5. PEMBAHASAN .............................................................................. 60


5.1 Hubungan Stres Kerja Berdasarkan Gejala Fisik Dengan
Kinerja Perawat Pelaksana di RSU Bina Kasih Medan ................. 60
5.2 Hubungan Stres Kerja Berdasarkan Gejala Psikologis Dengan
Kinerja Perawat Pelaksana di RSU Bina Kasih Medan ................. 61
5.3 Hubungan Stres Kerja Berdasarkan Gejala Perilaku Dengan
Kinerja Perawat Pelaksana di RSU Bina Kasih Medan ................ 64
5.4 Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017 ......................................... 68

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 71
6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 71
6.2 Saran ............................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 73

LAMPIRAN

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Hal

Tabel 2.1 Gejala Stres Kerja........................................................................ 27

Tabel 3.1 Distribusi Sampel Responden Berdasarkan Ruangan ................. 33

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Stres Kerja ...................................... 35

Tabel 3.3 Aspek Pengukuran Variabel Kinerja Perawat ............................. 37

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ............................ 42

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Besarnya Stres Kerja


Perawat Berdasarkan Gejala Fisik di RSU Bina Kasih
Medan Tahun 2017...................................................................... 45

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Besarnya Stres Kerja Perawat


Berdasarkan Gejala Psikologis di RSU Bina Kasih Medan
Tahun 2017.................................................................................. 46

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Besarnya Stres Kerja Pada


Perawat Berdasarkan Gejala Perilaku di RSU Bina Kasih
Medan Tahun 2017...................................................................... 47

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Stres Kerja Perawat Dilihat dari Ruang
Dinas Perawat di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017.............. 47

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Stres Kerja Keseluruhan


di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017 ...................................... 50

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Perawat


Pelaksana di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017 ..................... 52

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Dilihat dari Ruang


Dinas Perawat di RSU Bina kasih Medan Tahun 2017............... 52

Tabel 4.9 Uji Normalitas Data..................................................................... 55

Tabel 4.10 Tabulasi Silang dan Hasil Analisis Korelasi Spearman


Antara Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Berdasarkan Gejala Fisik di RSU Bina Kasih Medan Tahun
2017 ............................................................................................. 56

xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.11 Tabulasi Silang dan Hasil Analisis Korelasi Spearman
Antara Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Berdasarkan Gejala Psikologis di RSU Bina Kasih Medan
Tahun 2017.................................................................................. 57

Tabel 4.12 Tabulasi Silang dan Hasil Analisis Korelasi Spearman


Antara Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Berdasarkan Gejala Perilaku di RSU Bina Kasih Medan
Tahun 2017.................................................................................. 58

Tabel 4.13 Tabulasi Silang dan Hasil Analisis Korelasi Spearman


Antara Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana di
RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017 .......................................... 59

xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian.......................................................... 30

xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Kuesioner Penelitian

2 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

3 Master Tabel

4 Hasil Output SPSS

5 Surat Izin Penelitian dari FKM USU

6 Surat Izin Peneitian di RSU Bina kasih Medan

7 Surat Keterangan Telah Selesai Melaksanakan Penelitian di RSU

Bina Kasih Medan

xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISTILAH

Singkatan : Singkatan dari

BOR : Bed Occupational Rate

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

HBOT : Hiperbaric Oxygen Theraphy

ICU : Intensive Care Unit

IGD : Instalansi Gawat Darurat

IQ : Intelligence Quotient

MTKI : Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia

NICU/ PICU : Neonatal Intensive Care Unit/ Perinatal Intensive Care Unit

PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia

PPSDM : Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

SDM : Sumber Daya Manusia

SOP : Standar Operating Procedure

VIP : Very Important Person

xv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Vera Rointan Nainggolan yang dilahirkan pada tanggal

27 Mei 1995 di Sihorbo dan beragama Kristen Protestan, dengan suku bangsa

penulis adalah Batak Toba. Penulis merupakan anak ke 5 dari 7 bersaudara dari

pasangan Ayahanda Salon Nainggolan (Alm), dan Ibunda Mortianna Sinambela.

Pendidikan formal penulis dimulai dari SD 030363 Sihorbo dari tahun

2001 sampai 2007, SMP Sihorbo dari tahun 2007 sampai tahun 2010, SMA N1

Siempat Nempu Adiannangka dari tahun 2010 sampai tahun 2013. Pada tahun

2013 sampai tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan S1 di Universitas

Sumatera Utara Fakultas Kesehatan Masyarakat Departemen Administrasi dan

kebijakan Kesehatan.

xvi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit adalah institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

instalansi khusus, instalansi bedah dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai

institusi penyelenggara kesehatan masyarakat yang mampu meningkatkan

pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Undang-Undang No.44 tahun 2009

tentang Rumah Sakit).

Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan, perawat memberikan

pelayanan di rumah sakit selama 24 jam sehari serta memiliki kontak yang

konstan dengan pasien sampai pasien keluar dari rumah sakit. Perawat

bertanggung jawab untuk perawatan, perlindungan, pemulihan orang yang luka

maupun pasien yang menderita penyakit akut ataupun kronis, dan dalam keadaan

darurat yang dapat mengancam jiwa. Perawat di rumah sakit bertugas pada

pelayanan rawat inap, rawat jalan atau poliklinik, pelayanan gawat darurat, dan

pelayanan intensif. Oleh karena itu, pelayanan keperawatan di rumah sakit

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan (Hamid, 2001).

Perawat memiliki tupoksi yang harus dijalankan. Tupoksi perawat dapat

berjalan sesuai dengan harapan jika perawat memiliki kinerja yang baik, sehingga

dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit dan meningkatkan

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Budiono, 2015).

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2013).

Kinerja perawat adalah bentuk pelayanan profesional bagian dari

pelayanan kesehatan. Kinerja perawat dalam asuhan keperawatan adalah sebagai

kepatuhan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan, yang terdiri dari

pengkajian, diagnosa, rencana, implementasi, dan evaluasi (Manurung, 2011).

Penilaian asuhan keperawatan yang baik adalah terdapat catatan pada

setiap tahap dari 5 tahap asuhan keperawatan di lembar rekam medis yang

meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, intervensi dan evaluasi. Dengan

dokumentasi, dapat dilihat catatan perkembangan pasien dan evaluasi apakah

pelayanan yang diberikan sudah sesuai atau belum dengan standar yang dipakai

atau dengan kata lain, dokumentasi merupakan bukti otentik kualitas asuhan

keperawatan (Utami, 2013).

Indikator kinerja dapat dibagi menjadi tujuh yaitu tujuan, standar, umpan

balik, alat atau sarana, kompetensi, motif, peluang (Wibowo, 2014). Kinerja

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu beban kerja yang dirasakan terlalu berat

dan waktu kerja yang berat. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perawat

adalah stres kerja yang dialami perawat (Mangkunegara, 2013).

Informasi tentang kinerja perawat dari salah satu penelitian, diketahui

bahwa kinerja tenaga kesehatan masih belum optimal. Kinerja perawat di rumah

sakit swasta yakni RSU Permata Bunda Medan dalam kategori cukup sebesar

41,4%, kategori kurang sebesar 34,5% dan kategori baik sebesar 24,1% dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

karakteristik populasi: mayoritas latar belakang pendidikan adalah DIII

keperawatan (69,0%), rata-rata lama kerja di rumah sakit lebih dari 5 tahun

(65,5%), serta sebagian besar usia perawat adalah > 30 tahun (51,7%). Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata kinerja perawat di rumah sakit tersebut masih relatif

rendah meskipun dengan karakteristik individu perawat yang sudah cukup optimal

dari aspek usia, pendidikan, serta lama bekerja (Dalimunthe, 2015).

Dalam menjalankan tugas, perawat rentan terhadap stres. Perawat tidak

hanya berhubungan dengan pasien, juga dengan lingkungan kerja perawat. Hal

yang dapat menimbulkan stres adalah keterbatasan sumber daya manusia. Jumlah

perawat dengan jumlah pasien yang tidak seimbang akan menyebabkan kelelahan

dalam bekerja karena kebutuhan pasien terhadap pelayanan perawat lebih besar

dari standar kemampuan perawat. Kondisi ini yang akan berdampak pada keadaan

psikis perawat seperti lelah, emosi, bosan, perubahan mood dan dapat

menimbulkan stres pada perawat (Saam dan Wahyuni, 2012).

Berdasarkan Informasi SDM Kesehatan Kemenkes RI tahun 2016 , jumlah

SDM kesehatan di Indonesia sebanyak 1.035.803 orang dengan SDM kesehatan

yang ada di rumah sakit sebanyak 410.253 orang. Proporsi tenaga perawat yang

diregistrasi oleh MTKI (2016) sebesar 41,83%. Rasio perawat tahun 2016 secara

nasional adalah 113,40 per 100.000 penduduk dengan target tahun 2019 yaitu 180

per 100.000 penduduk. Hal ini menunjukkan belum mencapai target sebelumnya

tahun 2014 yaitu 158 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2016, kondisi tenaga

perawat di rumah sakit berjumlah 150.512 orang dengan jumlah rumah sakit

sebanyak 2490 instansi di Indonesia (Badan PPSDM, Kemenkes RI, 2017).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

Stres adalah suatu respon yang dibawa oleh berbagai peristiwa eksternal

dan dapat berbentuk pengalaman positif atau pengalaman negatif (Wincent dan

Ortqvist, 2008). Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan

dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja berdampak emosi tidak stabil, perasaan

tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, tekanan darah meningkat, dan

mengalami gangguan pencernaan (Mangkunegara, 2013).

Hasil survey yang dilakukan di Indonesia oleh Persatuan Perawat Nasional

Indonesia (PPNI) pada tahun 2006 menunjukkan sekitar 50.9 % perawat yang

bekerja di empat provinsi di Indonesia mengalami stres kerja seperti sering

merasa pusing, lelah, kurang ramah, kurang istirahat akibat beban kerja terlalu

tinggi serta penghasilan yang tidak memadai (PPNI, 2006).

Indikator-indikator stres kerja dapat dibagi dalam tiga aspek. Indikator

pada gejala psikologis seperti cepat marah, ketegangan kerja, kegelisahan kerja

dan kebosanan kerja. Indikator pada gejala fisik seperti meningkatnya detak

jantung dan tekanan darah, sakit perut dan sakit kepala. Dan indikator pada gejala

perilaku seperti merokok berlebihan, sulit tidur, absensi meningkat dan berbicara

tidak tenang (Hariandja, 2002).

Menurut Tyczkowski, dkk (2015) jika perawat mengalami stress maka

akan berdampak negatif pada sikap kerja yang kurang profesional kepada pasien

dan keluarganya. Selain itu stress mengakibatkan emosi perawat yang tidak stabil.

Ketidakseimbangan emosi dapat menyebabkan munculnya dorongan-dorongan

emosi yang tidak sehat. Dorongan emosi yang tidak sehat yang merupakan gejala

psikologis dari stres kerja inilah yang dapat menghambat karir dan kinerja seorang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

perawat karena turunnya motivasi, semangat dan ketekunan dalam bekerja.

Namun sebaliknya, orang-orang yang mampu mengelola dan mengendalikan

emosinya sehingga mampu membangun relasi yang harmonis dengan orang lain

adalah orang yang cerdas secara emosi.

Penyebab stres kerja perawat adalah indikator gejala stres berdasarkan

gejala fisik, gejala psikologis, gejala perilaku. Beban kerja yang berlebihan,

lingkungan kerja yang berisiko, shift kerja yang berlebihan, hal tersebut

menunjukan stres yang berhubungan dengan aktivitas dan lingkungan fisik.

Sedangkan hubungan dengan dokter dan teman sejawat karena komunikasi buruk

dapat menyebabkan stres yang berhubungan dengan mental (Azizpour, 2013).

Berdasarkan survei awal di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan yang

merupakan salah satu rumah sakit swasta Kelas B, terakreditasi pada tahun 2012.

Jumlah perawat pelaksana yang bertugas disetiap ruangan dengan rata rata shift

pagi 4-6 orang, shift sore 3-4 orang dan shift malam 3-4 orang. RSU Bina Kasih

memiliki jumlah tempat tidur sebanyak 313 TT dengan jumlah perawat di setiap

ruangan 108 orang, dimana rasio perawat dengan tempat tidur adalah 1: 3. Jumlah

pasien pada bulan Oktober 2017 sebanyak 1054 orang, dengan rata-rata jumlah

pasien poliklinik per hari 180-200 orang, jumlah pasien di IGD setiap hari nya 10

-20 orang per hari, jumlah pasien ICU 4-5 orang perhari. Standar nilai BOR

menurut Depkes adalah 60 – 85%. Nilai BOR di RSU Bina Kasih Medan adalah

62% pada tanggal 1-31 Oktober 2017.

Berdasarkan observasi dan survey awal yang dilakukan terhadap penilaian

kinerja perawat dimana mewakili yang bertugas masing masing di tiap ruang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

dinas perawat RSU Bina Kasih Medan yang terdiri dari ruang gawat darurat,

rawat jalan (poliklinik), ruang baby, ruang HBOT, ruang rawat inap seperti ruang

mawar, melati, cendrawasih, nuri pria, serta nuri wanita, dan ruang instalansi

khusus seperti ICU, NICU/PICU, serta ruang operasi. Dengan melihat 20 contoh

rekam medis asuhan keperawatan pada bulan oktober 2017 sebagai sampel. Pada

pengisian kelengkapan asuhan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan di

tiap ruang dinas perawat RSU Bina Kasih Medan dimana 55% perawat tidak

melengkapi format catatan pengkajian pasien, 62% perawat tidak mencatat

rencana perawatan berdasarkan kebutuhan pasien pada rekam medis, 35% tidak

mencatat implementasi dari perencanaan pada rekam medis, dan 58 % perawat

tidak mencatat keadaan pasien selama perawatan pada rekam medis.

Dari hasil observasi dan wawancara peneliti dengan perawat yang

mewakili di setiap ruang dinas perawat menemukan gejala – gejala stres kerja

yang terjadi pada perawat. Pada 10 orang perawat ditemukan 5 orang perawat

yang mengeluhkan sering merasa kelelahan saat bekerja, 3 orang perawat yang

mengeluh mudah tersinggung dan marah saat menghadapi pasien dan keluarga

pasien karena pekerjaan yang banyak dan 2 orang merasa jenuh dan bosan saat

bekerja. Hal tersebut merupakan indikator stres kerja seperti gejala fisik, gejala

psikologis dan gejala perilaku. Ditemukan juga keluarga pasien yang mengeluh

perawat kurang memperhatikan keluhan pasien, kurang komunikasi dan kurang

ramah.

Perawat juga memiliki beban kerja berlebihan dimana harus bekerja

membantu perawat di ruangan lain jika pasien bertambah banyak, membagikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

diet kepada pasien khususnya ruang rawat inap, membersihkan ruang perawatan

dan peralatan perawatan khususnya ruang instalasi khusus seperti ruang IGD,

ICU, NICU/PICU dan ruang operasi. Ada beberapa perawat yang keluar setelah

bekerja selama 2 tahun (masa kontrak kerja selesai) dan digantikan dengan

perawat yang baru, dan belum berpengalaman. Kurangnya kerja sama antar

sesama perawat dan atasan atau kepala ruangan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan, alat emergency yang kurang tersedia di setiap ruangan sehingga

harus meminjam alat ke ruangan lainnya khususnya ruang rawat inap, jadwal shift

kerja yang berlebihan dan melelahkan, sistem rotasi ruang kerja yang tidak sesuai

dengan standar yaitu terlalu cepat, tidak merata pada seluruh perawat dan tidak

konsisten seperti rotasi ruang dinas setiap 6 bulan sekali dan terkadang 3 bulan

sekali, serta jumlah pasien per hari yang tidak menentu dan tidak sesuai dengan

jumlah tenaga perawat pelaksana yang bertugas.

Berdasarkan penelitian Dalimunthe (2015) menunjukkan adanya hubungan

antara stres kerja dengan kinerja perawat di RSU Permata Bunda, besarnya stres

kerja dan kinerja perawat khususnya ruang IGD dan ICU dengan mayoritas nilai

kinerja perawat yaitu kinerja cukup sebanyak 12 orang (41,4%), dan stres kerja

sedang sebanyak 18 orang (62,1%).

Berdasarkan penelitian Nopa (2016) menunjukkan adanya hubungan

antara stres kerja dengan kinerja perawat ruang rawat inap RSUD Tanjung Pura

Langkat, adanya hubungan stres kerja berdasarkan gejala fisik, gejala psikologis,

dan gejala perilaku dengan kinerja perawat ruang rawat inap. Besarnya stres kerja

perawat ruang rawat inap dengan mayoritas nilai stres kerja yaitu stres kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

sedang sebanyak 31 orang (49,3%), dan mayoritas mempunyai kinerja sedang /

kurang baik sebanyak 49 responden (77,8%).

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di RSU Bina Kasih Medan,

untuk melihat kinerja perawat dan tingkat stres kerja berdasarkan gejala fisik,

gejala psikologis dan gejala perilaku yang dialami perawat tiap ruang dinas di

RSU Bina Kasih Medan, dimana RSU ini belum pernah dilakukan penelitian yang

berkaitan dengan stres kerja yang dialami perawat dan kinerja perawat di dalam

melakukan asuhan keperawatan yang sesuai SOP (Standar Operational Prosedur).

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Hubungan Stres Kerja

Dengan Kinerja Perawat Pelaksana di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian yaitu: Apakah ada hubungan stres kerja (gejala fisik,

gejala psikologis, dan gejala perilaku) dengan kinerja perawat pelaksana di RSU

Bina Kasih Medan tahun 2017.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan stres kerja dengan kinerja

perawat pelaksana di RSU Bina Kasih Medan tahun 2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan stres kerja berdasarkan

gejala fisik dengan kinerja perawat pelaksana di RSU Bina Kasih Medan

tahun 2017

2. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan stres kerja berdasarkan

gejala psikologis dengan kinerja perawat pelaksana di RSU Bina Kasih

Medan tahun 2017.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan stres kerja berdasarkan

gejala perilaku dengan kinerja perawat pelaksana di RSU Bina Kasih

Medan tahun 2017.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi RSU Bina Kasih Medan

tentang stres kerja dan kinerja perawat pelaksana dalam memberikan mutu

pelayanan keperawatan di tiap ruang dinas. Untuk mengevaluasi dan

mengambil kebijakan untuk memanajemen stres kerja dan kinerja perawat.

2. Sebagai bahan masukan dan informasi untuk memotivasi perawat dalam

memanajemen stres kerja secara individu maupun tim sesuai karakteristik

masing-masing.

3. Menambah pengetahuan penulis mengenai hubungan stres kerja dengan

kinerja perawat pelaksana di RSU Bina Kasin Medan.

4. Sebagai sumber informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja

2.1.1 Pengertian Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance

(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Kinerja

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya (Mangkunegara, 2013).

Menurut Mangkunegara (2013) beberapa faktor yang mempengaruhi

kinerja diantaranya beban kerja. Beban kerja yang dimaksud adalah besaran

pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan

hasil kali antar volume kerja dan normal waktu.

Standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap

staf atau suatu kondisi pada pasien atau sistem yang telah ditetapkan untuk dapat

diterima sampai pada wewenang tertentu (Suza, 2008).

Standar kinerja merupakan pernyataan tentang situasi yang terjadi ketika

sebuah pekerjaan dilakukan secara efektif. Standar kinerja dipakai apabila tidak

mungkin menetapkan target berdasarkan waktu. Standar kinerja membantu

manajer dan pekerja agar lebih mudah memonitor kinerja dan digunakan sebagai

dasar evaluasi. Sebuah organisasi harus mempunyai standar kinerja yang jelas dan

dapat diukur (Wibowo, 2014).

10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11

2.1.2 Indikator Kinerja

Menurut Wibowo (2014), kinerja memerlukan adanya dukungan sarana,

kompetensi, peluang, standar, dan umpan balik. Kaitan di antara ketujuh indikator

tersebut digambarkan oleh Hersey, Blanchard, dan Johnson dengan penjelasan

seperti berikut :

1. Tujuan

Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu atau organisasi untuk dicapai. Tujuan bukanlah merupakan

persyaratan, juga bukan merupakan sebuah keinginan. Tujuan menunjukkan

arah ke mana kinerja harus dilakukan atas dasar arah tersebut. Untuk

mencapai tujuan, diperlukan kinerja individu, kelompok, dan organisasi.

Kinerja individu maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan

yang diinginkan.

2. Standar

Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan tercapai.

Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu mencapai suatu

standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara atasan dan bawahan.

3. Umpan Balik

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan. Dengan umpan

balik dilakukan evaluasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dapat

dilakukan perbaikan kinerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

4. Alat atau sarana

Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk

membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atau sarana

merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

diselesaikan dan tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan.

5. Kompetensi

Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik. Kompetensi

memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan

pekerjaan yang diperlukan mencapai tujuan.

6. Motif

Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan

sesuatu. Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan dengan insentif

berupa uang, memberikan pengakuan, menetapkan tujuan menantang,

menetapkan standar terjangkau, meminta umpan balik, memberikan

kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu melakukan pekerjaan ,

menyediakan sumber daya yang diperlukan dan menghapuskan tindakan

yang mengakibatkan disintesif.

7. Peluang

Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi

kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan adanya kekurangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

kesempatan untuk berprestasi, yaitu ketersediaan waktu dan kemampuan

untuk memenuhi syarat.

2.1.3 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Mangkunegara (2013) dirumuskan bahwa faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi kinerja adalah : Human Performance = Ability + Motivation.

Motivation = Attitude + Situation Ability = Knowledge + Skill.

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (Ability) pegawai terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + Skill). Artinya, pegawai yang

memiliki IQ rata-rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang memadai untuk

jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia

akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh karena itu,

perawat perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the

right man on the right place, the right man on the right job).

2. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang perawat dalam menghadapi situasi

kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah

untuk mencapai tujuan kerja. Kinerja sering sekali dikaitkan dengan motivasi

(Motivation) dan kemampuan (ability). Secara sederhana, kinerja = f (ability x

motivation). Namun, faktor kesempatan (opportunity) hendaknya tidak dilupakan.

Oleh karena itu, persamaaan kinerja menjadi sebagai berikut: kinerja = f (ability x

motivation x opportunity).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

2.1.4 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah suatu proses penilaian tentang seberapa baik

pekerja telah melaksanakan tugasnya selama periode waktu tertentu (Wibowo,

2014). Penilaian kinerja perawat adalah mengevaluasi kinerja perawat sesuai

dengan standar praktik profesional dan peraturan yang berlaku. Penilaian kinerja

perawat merupakan suatu cara untuk menjamin tercapainya standar praktek

keperawatan. Penilaian kinerja merupakan alat yang paling dipercaya oleh

manajer perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan produktivitas.

Proses penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif dalam mengarahkan

perilaku pegawai, dalam rangka menghasilkan jasa keperawatan dalam kualitas

yang tinggi. Perawat manajer dapat menggunakan proses operasional kinerja

untuk mengatur arah kerja dalam memilih, melatih, membimbing perencanaan

karir serta memberi penghargaan kepada perawat yang berkompeten (Nursalam,

2007).

2.1.5 Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan penilaian kinerja menurut Nursalam (2007) adalah:

1. Meningkatkan prestasi kerja staf secara individu atau kelompok dengan

memberikan kesempatan kepada mereka untuk memenuhi kebutuhan

dalam kerangka pencapaian tujuan pelayanan di rumah sakit.

2. Peningkatan yang terjadi pada prestasi staf secara perorangan pada

gilirannya akan mempengaruhi atau mendorong sumber daya manusia

secara keseluruhannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

3. Memberikan kesempatan pada pegawai atau staf untuk mengeluarkan

perasaannya tentang pekerjaannya atau hal lain yang ada kaitannya melalui

jalur komunikasi dan dialog, sehingga dapat mempererat hubungan antara

atasan dan bawahan.

2.1.6 Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Nursalam (2007) manfaat dari penilaian kinerja adalah:

a. Meningkatkan prestasi kerja staf secara individu atau kelompok dengan

memberikan kesempatan pada mereka untuk memenuhi kebutuhan

aktualisasi diri dalam rangka pencapaian tujuan pelayanan di rumah sakit.

b. Peningkatan yang terjadi pada prestasi staf secara perorangan pada

gilirannya akan mempengaruhi atau mendorong sumber daya manusia

secara keseluruhannya.

c. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan

meningkatkan hasil karya dan prestasi dengan cara memberikan umpan

balik kepada mereka tentang prestasinya.

d. Membantu untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan

staf yang lebih tepat guna, sehingga mempunyai tenaga yang cakap dan

terampil.

e. Menyediakan alat dan sarana untuk membandingkan prestasi kerja dengan

meningkatkan gajinya atau sistem imbalan yang baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

2.2 Kinerja Perawat

2.2.1 Definisi

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan

baik didalam maupun diluar negeri yang diakui oleh pemerintah RI sesuai dengan

peraturan perundangan. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada

individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun

sehat (UU No 38 tahun 2014, tentang Keperawatan ).

Kinerja perawat adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan

sebaik–baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka

pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran unit

organisasi. Perawat ingin diukur kinerjanya berdasarkan standar obyektif yang

terbuka dan dapat dikomunikasikan. Jika perawat diperhatikan dan dihargai

sampai penghargaan superior, mereka akan lebih terpacu untuk mencapai prestasi

pada tingkat lebih tinggi (Faizin dan Winarsih, 2008).

2.2.2 Peran Perawat

Peran perawat menurut Undang-Undang Nomor 38 tahun 2014 adalah:

1. Pemberi asuhan keperawatan

2. Penyuluh dan konselor bagi klien

3. Pengelola pelayanan keperawatan

4. Peneliti keperawatan

5. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang

6. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

2.2.3 Tanggung Jawab Perawat

Berdasarkan lokarya keperawatan nasional tahun 1983 disebutkan bawah

tugas perawat yaitu :

1. Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta

sumber yang tersedia dan potensial untuk memenui kebutuhan tersebut.

2. Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat berdasarkan diagnosisi keperawatan.

3. Melaksanakan rencana keperawatan meliputi upaya peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan dan

pemeliharaan kesehatan termasuk pelayanan pasien dan keadaan terminal.

4. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.

5. Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada pasien,

keluarga, kelompok serta masyarakat (Budiono, 2015).

2.2.4 Kinerja Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh

setiap tenaga professional. Standar praktik keperawatan adalah ekpektasi/harapan-

harapan minimal dalam memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif dan

etis. Standar praktik keperawatan merupakan komitmen profesi keperawatan

dalam melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota

profesi (PPNI, 2005).

Menurut Nursalam (2007) standar pelayanan keperawatan adalah

pernyataan deskriptif mengenai kualitas pelayanan yang diinginkan untuk menilai

pelayanan keperawatan yang telah diberikan kepada pasien. Tujuan standar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

keperawatan adalah meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, mengurangi

biaya asuhan keperawatan, dan melindungi perawat dari kelalaian dalam

melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik.

Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan standar

praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan

asuhan keperawatan.

Standar asuhan keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang

diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar

asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai

pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan antara kualitas

dan standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena melalui standar dapat

dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan memburuk (Wilkinson,

2006).

Standar praktek keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (Persatuan

Perawat Nasional Indonesia), (2010) yang mengacu dalam tahapan proses

keperawatan yang meliputi: pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,

perencanaan keperawatan, implementasi, dan evaluasi keperawatan dengan

penjelasan sebagai berikut:

A. Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara

sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan. Kriteria

pengkajian keperawatan meliputi:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa, observasi,

pemeriksaan fisik serta dari pemeriksaan penunjang

2. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan,

rekam medis, dan catatan lain.

3. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi:

a. Status kesehatan klien masa lalu.

b. Status kesehatan klien saat ini.

c. Status biologis-psikologis-sosial-spiritual.

d. Respon terhadap terapi.

e. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal.

B. Diagnosa Keperawatan

Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa

keperawatan. Adapun kriteria proses:

1. Proses diagnosa terdiri dari analisa, interpretasi data, identikasi masalah

klien, dan perumusan diagnosa keperawatan.

2. Diagnosa keperawatan terdiri dari: masalah (P), penyebab (E), dan tanda

atau gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE).

3. Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi

diagnosa keperawatan.

4. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data

terbaru.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

C. Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah

dan meningkatkan kesehatan klien. Kriteria prosesnya, meliputi:

1. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan, dan rencana

tindakan keperawatan.

2. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan

keperawatan.

3. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan

klien.

4. Mendokumentasi rencana keperawatan.

D. Implementasi Keperawatan

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam

rencana asuhan keperawatan. Kriteria proses, meliputi:

1. Bekerja sama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan

2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.

3. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien.

4. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep

keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan

yang digunakan.

5. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan

berdasarkan respon klien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

E. Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan

dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan. Adapun

kriteria prosesnya:

1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif,

tepat waktu dan terus menerus.

2. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengikuti perkembangan

ke arah pencapaian tujuan.

3. Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat.

4. Bekerja sama dengan klien keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan

keperawatan.

5. Mendokumentasi hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.

Proses keperawatan merupakan suatu siklus yang terus berlanjut, proses

keperawatan diawali dengan kegiatan pengkajian saat pasien masuk rumah sakit.

Pengkajian bertujuan untuk menggali informasi yang penting (data) yang akan

digunakan untuk menyusun diagnosis keperawatan setelah melalui analisis data.

Setelah tersusun diagnosis, maka disusun suatu rencana tindakan keperawatan

sesuai kebutuhan pasien dan prioritas masalah yang ada. Implementasi adalah

langkah nyata dari perencanaan tindakan yang dilanjutkan dengan evaluasi.

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan efektif atau

tidak dalam mengatasi masalah pasien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perawat

Menurut Gibson, dkk (2003), secara teoritis ada tiga kelompok variabel

yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja, yaitu: variabel individu, variabel

organisasi dan variabel psikologis. Ketiga kelompok variabel tersebut

mempengaruhi kelompok kerja yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja

seseorang. Perilaku yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan

dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran

suatu jabatan atau tugas.

Tugas dan tanggung jawab perawat bukan hal yang ringan untuk dipikul.

Disatu sisi perawat bertanggung jawab terhadap tugas fisik, administratif dari

instansi tempat ia bekerja, menghadapi kecemasan, keluhan dan mekanisme

pertahanan diri pasien yang muncul pada pasien akibat sakitnya, ketegangan,

kejenuhan dalam menghadapi pasien dengan kondisi yang menderita sakit kritis

atau keadaan terminal, disisi lain ia di tuntut untuk harus selalu tampil sebagai

profil perawat yang baik oleh pasiennya. Berbagai situasi dan tuntutan kerja yang

dialami dapat menjadi sumber potensial terjadinya stres (Golizeck, 2005).

Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perawat di ruang

khusus. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor personal/individu

(pengetahuan, skill, kemampuan, motivasi, komitmen, psikologis), faktor

kepemimpinan (kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan

dukungan yang diberikan manajer dan team leader), faktor tim (dukungan dan

semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama

anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim), faktor sistem (sistem kerja,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan organisasi, proses organisasi dan

kultur kinerja organisasi) dan faktor kontekstual/situasional (Wirawan, 2009).

2.3 Stres Kerja

2.3.1 Pengertian Stres

Stres adalah suatu respon yang dibawa oleh berbagai peristiwa eksternal

dan dapat berbentuk pengalaman positif atau pengalaman negatif (Wincent dan

Ortqvist, 2008). Menurut Siagian (2008) stres adalah kondisi ketegangan yang

berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang.

Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam

menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini tampak dari simptom, antara lain emosi

tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang

berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan

mengalami gangguan pencernaan (Mangkunegara, 2013).

2.3.2 Jenis-Jenis Stres Kerja

Vithzal R (2011) mengkategorikan jenis stres menjadi dua yaitu :

a. Eustress, yaitu hasil respons terhadap stres yang bersifat sehat, positif dan

konstruktif (membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu

dan organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas,

kemampuan adaptasi dan tingkat performance yang tinggi.

b. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap yang bersifat tidak sehat, negatif

dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi

individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

ketidak hadiran yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit,

penurunan kinerja dan kematian.

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja

Menurut Mangkunegara (2013) penyebab stres kerja, antara lain beban

kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas

pengawasan yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat, otoritas kerja yang tidak

memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan

nilai antar karyawan dengan pimpinan yang frustasi dalam kerja.

Menurut Hasibuan (2014) faktor-faktor yang menyebabkan stres pegawai

antara lain:

1. Beban kerja yang sulit dan berlebihan.

2. Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar.

3. Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai.

4. Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja.

5. Balas jasa yang terlalu rendah.

6. Masalah- masalah keluarga seperti anak, istri, mertua, dan sebagainya.

2.3.4 Tahapan Stres

Menurut Hawari (2006) bahwa tahapan stres sebagai berikut :

1. Stres tahap pertama yaitu : stres yang disertai perasaan nafsu bekerja yang

besar dan berlebihan, mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa

memperhitungkan tenaga yang dimiliki, dan penglihatan menjadi tajam.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

2. Stres tahap kedua, yaitu stres yang disertai keluhan, seperti bangun pagi

tidak segar atau letih, lekas capek pada saat menjelang sore, lekas lelah

sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut tidak nyaman

(bowel discomfort), jantung berdebar dan otot kaku.

3. Stres tahap ketiga, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti defekasi

tidak teratur, otot kaku, emosional, insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur

kembali, bangun terlalu pagi dan sulit tidur kembali, koordinasi tubuh

terganggu, dan mau jatuh pingsan.

4. Stres tahap keempat, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti tidak

mampu bekerja sepanjang hari, aktivitas pekerjaan terasa sulit dan

menjenuhkan, respon tidak adekuat, kegiatan rutin terganggu, gangguan

pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun,

serta timbul ketakutan dan kecemasan.

5. Stres tahap kelima, yaitu tahapan stres yang ditandai dengan kelelahan fisik

dan mental, ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan

ringan, gangguan pencernaan berat, meningkatnya rasa takut dan cemas,

bingung dan panik.

6. Stres tahap keenam yaitu tahapan stres dengan tanda, seperti jantung

berdebar keras, sesak napas, badan gemetar, dingin, dan banyak keluar

keringat, pingsan atau collaps.

2.3.5 Gejala Stres Kerja

Stres kerja pada pegawai dapat berpengaruh positif maupun negatif.

Namun efek negatif lebih sering terlihat. Efek negatif tersebut dapat berupa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

kebosanan, penurunan dalam motivasi, absen, apatis, insomnia, mudah

tersinggung, kesalahan dalam pekerjaan yang meningkat, tidak dapat mengambil

keputusan. Sedangkan jika pegawai mampu mengelola stres secara optimal maka

stres tersebut mampu menghasilkan dampak positif berupa motivasi yang tinggi,

energi tinggi, persepsi yang tajam, ketenangan (Ivancevich dkk, 2009).

Menurut Arden (2005) gejala stres di golongkan menjadi tiga yaitu:

1. Gejala Fisik

Stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan

laju detak jantung dan pernapasan, meningkatkan tekanan darah,

menimbulkan sakit kepala serta menyebabkan serangan jantung.

2. Gejala Psikologis

Stres dapat menyebabkan ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan,

misalnya ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan dan suka

menunda-nunda pekerjaan.

3. Gejala Perilaku

Stres yang dikaitkan dengan perilaku mencakup perubahan dalam

produktivitas, turnover karyawan tinggi, tingkat absensi yang tinggi dan

kecelakaan kerja.

Stres adalah situasi mempersepsikan ketidaksesuaian antara tuntutan dan

sumberdayanya. Gejala stres menurut Arden (2005) dibagi menjadi tiga gejala

yakni : gejala psikologis, gejala fisik, dan perilaku. Berikut tabel gejala stres kerja

di bawah ini yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

Tabel 2.1 Gejala stres kerja


Gejala Psikologis Gejala Fisik Gejala Perilaku
Kecemasan, ketegangan Meningkatnya nadi dan Menunda,
tekanan darah menghindari
Pekerjaan
Mudah marah,sensitif Meningkatnya sekresi Produktivitas
Adrenalin menurun
Memendam perasaan Gangguan lambung Minuman keras
Komunikasi tidak efektif Mudah terluka Perilaku sabotase
Mengurung diri Mudah lelah fisik Absensi meningkat
Depresi Kematian Banyak/kurang
makan
Merasa terasing Gangguan kardiovaskuler Nafsu makan
hilang/ berlebihan
Kebosanan Gangguan pernafasan Kriminalitas
Ketidakpuasan kerja Sering berkeringat Interpersonal tidak
baik
Lelah mental Gangguan kulit Tindakan resiko
tinggi
Menurunnya intelektual Kepala pusing Cenderung bunuh
diri
Hilang daya konsentrasi Kanker Penyalahgunaan
obat
Hilang kreatifitas
Hilang semangat hidup
Sumber Arden (2005)

Stres yang dialami oleh seseorang juga akan mengubah sistem kekebalan

tubuh membuktikan bahwa stres sangat berpotensi mempertinggi peluang

seseorang untuk menderita penyakit, terkena alergi serta menurunkan sistem

kekebalan tubuhnya. Ditemukan bukti bahwa pada saat suasana hati seseorang

negatif terjadi penurunan respon antibodi, sedangkan pada saat suasana hati

positif respon antibodi meningkat pula (Arden, 2005).

2.3.6 Indikator-Indikator Stres Kerja

Menurut Hariandja (2002) Indikator-indikator stres kerja dapat dibagi

dalam tiga aspek yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

1. Indikator pada psikologis, meliputi :

a. Cepat marah.

b. Ketegangan kerja.

c. Kegelisahan kerja.

d. Kebosanan kerja.

2. Indikator pada fisik, meliputi :

a. Meningkatnya detak jantung.

b. Meningkatnya tekanan darah.

c. Sakit kepala.

d. Sakit perut.

3. Indikator pada perilaku, meliputi :

a. Merokok berlebihan.

b. Sulit Tidur.

c. Absensi Meningkat.

d. Berbicara tidak tenang.

2.4 Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat.

Menurut Gustian (2010) di RSUD Pasaman Barat tentang hubungan stres

kerja dengan pendokumentasian proses keperawatan, adanya hubungan yang

signifikan antara stres kerja dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Pasaman Barat tahun 2010.

Hasil penelitian Wahyu ( 2015 ) di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

tentang hubungan tingkat stres kerja perawat terhadap mutu pelayanan

keperawatan di ruang rawat inap menyatakan adanya hubungan yang signifikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

antara stres kerja perawat terhadap mutu pelayanan keperawatan di Ruang Rawat

Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2012.

Hal ini sejalan dengan penelitian Riza (2015) di RS Wijaya Kusuma Jawa

Timur, tentang Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat Melalui Kepuasan

Kerja sebagai Variabel Intervening, adanya hubungan yang signifikan dan

memiliki pengaruh yang signifikan antara stres kerja terhadap kinerja perawat

melalui kepuasan kerja dengan nilai korelasi negatif di RS Wijaya Kusuma tahun

2015.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian Nopa (2016), di RSUD Tanjung

Pura Langkat, tentang Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat Ruang

Inap, dimana ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara stres kerja

(variabel gejala fisik, gejala psikologis, dan gejala perilaku) dengan kinerja

perawat ruang rawat inap serta memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai

korelasi negatif.

Kinerja perawat pelaksana mengacu kepada tindakan keperawatan dalam

melaksanakan asuhan keperawatan. Stres yang dialami pegawai akan membawa

efek yang buruk bagi pegawai. Efek tersebut mencakup pengambilan keputusan

yang semakin buruk dan penurunan efektivitas. Selain itu stres juga dapat

meningkatkan ketidakpuasan kerja. Ketidakpuasan kerja dapat dihubungkan

dengan sejumlah hasil disfungsional, termasuk perputaran pegawai (turn over),

absen yang meningkat, dan kinerja pekerjaan yang menurun (Ivancevich dkk,

2009).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

2.5 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Stres Kerja
1. Gejala Fsik Kinerja Perawat
2. Gejala Psikologis Pelaksana
3. Gejala Perilaku

Gambar 2.1 Kerangka konsep penelitian

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep penelitian, maka hipotesis dalam penelitian

ini adalah ada hubungan stres kerja (gejala fisik, gejala psikologis, dan gejala

perilaku) dengan kinerja perawat pelaksana di RSU Bina Kasih Medan tahun

2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian metode survey dengan pendekatan

explanatory research atau penelitian penjelasan untuk menjelaskan hubungan

antara dua variabel atau lebih, yaitu “menjelaskan hubungan stres kerja dengan

kinerja perawat pelaksana di RSU Bina Kasih Medan tahun 2017”.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSU Bina Kasih Medan Jl. Jenderal TB.

Simatupang No. 148 Sunggal – Medan, Sumatera Utara. Adapun alasan pemilihan

lokasi ini adalah berdasarkan survei yang telah dilakukan, diketahui tempat

penelitian masih terdapat masalah yang berkaitan dengan stres kerja yang dialami

perawat dan masih kurang maksimalnya kinerja perawat di rumah sakit tersebut.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan dalam penelitian di mulai dari bulan Februari 2017

sampai dengan selesai.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang

bertugas di setiap ruang dinas seperti : ruang gawat darurat, ruang instalasi

31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32

khusus, ruang rawat inap, rawat jalan, ruang baby, ruang operasi dan Ruang

HBOT di RSU Bina Kasih Kota Medan. Adapun jumlah perawat yang bekerja di

ruangan tersebut berjumlah 108 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2009) sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek

yang diteliti yang dianggap mewakili dari seluruh populasi. Jumlah sampel

ditentukan berdasarkan pada perhitungan dari rumus Slovin dengan tingkat

kepercayaan sebesar 5% yaitu :

n= =

= 85 responden.

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N: Jumlah populasi

d : Tingkat kepercayaan 0,05 (5%)

Dari rumus di atas, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini

berjumlah 85 responden. Pada penelitian ini pengambilan sampel menggunakan

metode Proportional Stratified Random Sampling yang bertujuan agar sampel

dari masing-masing anggota kelompok dapat dibagi secara profesional sehingga

dapat memadai yaitu : perawat dengan masa kerja diatas 3 bulan (lewat training),

perawat yang bersedia menjadi responden, perawat dengan latar belakang

pendidikan keperawatan, dan perawat yang aktif bekerja atau tidak sedang masa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

cuti (Sugiyono, 2010). Besarnya sampel masing – masing perawat di tiap ruangan

dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Distribusi Sampel Responden Berdasarkan Ruangan


Jumlah Perawat Jumlah Perawat
No Ruangan
(populasi) (Sampel)
1. Nuri Pria 10 8
2. Nuri Wanita 12 9
3. IGD 9 7
4. Baby 5 4
5. Melati 10 8
6. Mawar 15 12
7. HBOT 2 2
8. OK (operasi/bedah) 10 8
9. Poliklinik Spesialis 8 6
10. NICU/PICU 10 8
11. Cendrawasih 5 4
12. ICU 12 9
Jumlah 108 85

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan wawancara

langsung dengan perawat yang mewakili dan berpedoman pada kuesioner

terstruktur dengan jawaban terbuka yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

Untuk melengkapi hasil wawancara peneliti juga melakukan observasi

(pengamatan secara langsung) kepada perawat yang berkaitan dengan pertanyaan

yang terdapat pada kuesioner penelitian, kemudian peneliti memberikan kuesioner

terbuka kepada perawat yang menjadi responden yang berisi tentang pertanyaan

mengenai stres kerja dan kinerja perawat dan peneliti melakukan studi

dokumentasi yaitu pengambilan data yang diperoleh dari bagian administrasi /

personalia meliputi jumlah perawat pelaksana tiap ruangan, profil rumah sakit,

jumlah pasien dan data rekam medis di RSU Bina Kasih Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Independen (Variabel Bebas)

Stres kerja adalah reaksi fisik, psikologi, dan perilaku yang timbul sebagai

respon adaptif terhadap tuntutan kerja. Stres kerja diukur melalui indikator gejala

psikologis, gejala fisik dan perilaku yaitu:

a. Gejala psikologis adalah perubahan proses mental dan kejiwaan yang

timbul akibat stres kerja seperti ketegangan, kecemasan, mudah marah,

kebosanan dan suka menunda-nunda pekerjaan

b. Gejala fisik adalah adalah perubahan pada jasmani atau badan yang timbul

akibat stres kerja seperti meningkatnya detak jantung dan pernapasan,

meningkatnya tekanan darah, dan sakit kepala

c. Gejala perilaku adalah perubahan reaksi seseorang terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar akibat stres kerja seperti perubahan pola tidur, pola

makan dan produktivitas kerja.

3.5.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Kinerja perawat adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perawat

pelaksana tiap ruangan dinas di RSU Bina Kasih Medan dalam melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya untuk memberikan asuhan keperawatan

kepada pasien. Asuhan keperawatan yang diberikan meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

3.6 Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran penelitian ini adalah mengukur hasil jawaban

responden yaitu variabel stres kerja (gejala fisik, psikologis dan perilaku) dan

kinerja perawat pelaksana.

3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas

Untuk melihat metode pengukuran variabel stres kerja diukur melalui 24

pernyataan kuesioner yaitu 9 pernyataan gejala fisik, 8 pernyataan gejala

psikologis dan 7 pernyataan gejala perilaku menggunakan skala Likert dengan

jawaban tidak pernah diberi skor (1), jarang skor (2), sering skor (3), selalu skor

(4). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Aspek pengukuran Variabel Stres Kerja


No Variabel Bobot nilai Bobot nilai
Stres Kerja 1 variabel = 1 Indikator 1 variabel = 24 indikator
Bobot nilai
1 variabel = 8 indikator
1. Gejala Fisik
Selalu 4 32
Sering 3 24
Jarang 2 16
Tidak Pernah 1 8
1 variabel = 9 indikator
2. Gejala
Psikologis
Selalu 4 36
Sering 3 27
Jarang 2 18
Tidak Pernah 1 9

1 variabel = 7 indikator
3. Gejala Perilaku
Selalu 4 28
Sering 3 21
Jarang 2 14
Tidak Pernah 1 7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

Untuk mengetahui stres kerja diukur melalui 24 pernyataan yang terdiri

dari sub variabel stres kerja yaitu gejala fisik (8 pernyataan), gejala psikologis (9

pernyataan) dan gejala perilaku stres kerja (7 pernyataan) dan diuraikan sebagai

berikut:

Untuk mengetahui variabel stres kerja diukur melalui 24 pernyataan, stres

kerja menggunakan skala interval dengan kategori:

a. Stres kerja kategori berat jika rentang skor 72-96

b. Stres kerja kategori sedang jika rentang skor 48-71

c. Stres kerja kategori ringan jika rentang skor 24-47

Untuk mengetahui sub variabel gejala fisik stres kerja diukur melalui 8

pernyataan, menggunakan skala ukur interval dengan kategori :

a. Stres kerja kategori berat jika rentang skor 24-32

b. Stres kerja kategori sedang jika rentang skor 16-23

c. Stres kerja kategori ringan jika rentang skor 8-15

Untuk mengetahui sub variabel gejala psikologis stres kerja diukur melalui

9 pernyataan, menggunakan skala ukur interval dengan kategori :

a. Stres kerja kategori berat jika rentang skor 27-36

b. Stres kerja kategori sedang jika rentang skor 18-26

c. Stres kerja kategori ringan jika rentang skor 9-17

Untuk mengetahui sub variabel gejala psikologis stres kerja diukur melalui

7 pernyataan, menggunakan skala ukur interval dengan kategori :

a. Stres kerja kategori berat jika rentang skor 21-28

b. Stres kerja kategori sedang jika rentang skor 14-20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

c. Stres kerja kategori ringan jika rentang skor 7-13

3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat

Untuk melihat metode pengukuran variabel kinerja perawat pelaksana

diukur melalui 30 pernyataan kuesioner menggunakan skala Likert dengan

jawaban tidak pernah diberi skor (1), jarang diberi skor (2), sering diberi skor (3),

selalu diberi skor (4). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.3 Aspek pengukuran Variabel Kinerja Perawat Pelaksana


No Variabel Bobot nilai Bobot nilai
1variabel = 1 Indikator 1 variabel = 30 indikator
1 Kinerja Perawat
Selalu 4 120
Sering 3 90
Jarang 2 60
Tidak Pernah 1 30

Untuk mengetahui tingkat variabel kinerja perawat diukur melalui 30

pernyataan, kinerja perawat menggunakan skala interval dengan kategori:

a. Kinerja perawat kategori baik jika rentang skor 90-120

b. Kinerja perawat kategori sedang jika rentang skor 60-89

c. Kinerja perawat kategori ringan jika rentang skor 30-59

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum penyebaran kuesioner pada sampel penelitian, butir-butir

pertanyaan pada kuesioner diuji coba untuk melihat validitas dan reliabilitasnya.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar

(konstruk) pertanyaan dalam mendefenisikan suatu variabel. Validitas konstruk

ialah ketepatan pengukuran dalam menilai ciri atau keadaan subyek yang diukur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

sehubungan dengan teori yang melatar belakanginya. Pengujian reliabilitas

dimulai dengan menguji validitas terlebih dahulu. Pertanyaan - pertanyaan yang

sudah valid secara bersama-sama diukur reliabilitasnya. Reliabilitas dilihat dari

nilai Alpha Cronbach, jika nilai Alpha Cronbach > 0,60 maka butir soal

dinyatakan reliabel (Budiman dan Riyanto, 2013).

Uji coba validitas instrument penelitian dilakukan di RSU Imelda Pekerja

Indonesia Medan dengan jumlah responden sebanyak 30 responden yaitu perawat

yang memiliki karakteristik sama dengan subyek penelitian namun selain

responden yang akan dijadikan subyek penelitian. Kemudian mengkorelasikan

pada masing – masing skor yang diperoleh pada masing- masing item pernyataan

dengan skor dan teknik korelasi yang dipakai adalah korelasi product moment.

Validitas butir pertanyaan dinyatakan valid jika nilai Corrected Item-Total

Correlation lebih besar dari r-tabel (0.361) pada taraf signifikansi 95% dengan

jumlah responden sebanyak 30 responden.

Pelaksanaan uji validitas dan reliabilitas kuesioner stres kerja dengan

kinerja perawat dilakukan terhadap 30 responden dengan standar nilai tabel

sebesar 0,361 (r-tabel), dengan hasil sebagai berikut:

1. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner stres kerja menunjukkan seluruh

item pertanyaan (24 item) yang terdiri dari 8 pertanyaan gejala fisik, 9

pertanyaan gejala psikologis dan 7 pertanyaan gejala perilaku dinyatakan valid,

dengan nilai rh > rt. Dimana nilai r berada pada rentang 0,375- 0,879 dan nilai

reliabilitas adalah 0,945 (cronbach alpha > 0,60).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

2. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner kinerja perawat menunjukkan

seluruh item pertanyaan (30 item) dinyatakan valid. Dimana nilai r berada pada

rentang 0,377- 0,823 dan nilai reliabilitas adalah 0,954 (cronbach alpha >

0,60).

Hasil diatas disimpulkan bahwa variabel kinerja pada responden telah

memenuhi persyaratan validitas dan reabilitas. Uji Validitas dan reliabilitas dapat

dilihat pada (Lampiran 3).

3.8 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik korelasi

spearman rho. Sebelum dilakukan uji korelasi tersebut, maka peneliti terlebih

dahulu mendeskripsikan variabel – variabel penelitian dan melakukan tabulasi

silang antara variabel independen dengan variabel dependen. Kemudian dilakukan

uji kenormalan data (kolmogorov smearnov), jika semua variabel penelitian

berdistribusi normal maka dilakukan uji korelasi pearson product moment, jika

semua variabel penelitian berdistribusi tidak normal maka dilakukan uji korelasi

Spearman Rho sebagai uji alternatif. Uji ini dilakukan untuk mengetahui

hubungan stres kerja (gejala fisik, gejala psikologis dan gejala perilaku) dengan

kinerja perawat di RSU Bina Kasih Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat RSU Bina Kasih Medan

RSU Bina Kasih diresmikan pada tanggal 17 September 2005 oleh kepala

Dinas Kesehatan Dr. Hj. Linda Wardani pada Tanggal 26 Maret 2012. RSU Bina

Kasih berlokasi di JL. Jend. TB Simatupang No. 148 Sunggal-Medan. RSU Bina

Kasih terus berinovasi untuk pengembangan setiap segi, baik sarana maupun

prasarana, serta pelayanan kesehatan yang didukung oleh dokter-dokter yang ahli,

tenaga-tenaga kesehatan yang profesional pada bidangnya serta didukung oleh

peralatan medis dengan teknologi yang canggih.

Gedung RSU Bina Kasih pada awal berdirinya hanya berkapasitas 75

tempat tidur di bangunan gedung 5 lantai. Dengan kemajuan dan perkembangan

layanan kesehatan, pada Tahun 2009 RSU Bina Kasih menambah kapasitas

tempat tidur menjadi 150 TT. RSU Bina Kasih kembali menambah kapasitas

tempat tidur menjadi 258 TT pada tahun 2012 dan pada tahun 2017 kapasitas

tempat tidur RSU Bina Kasih Medan bertambah menjadi 313 TT, bersamaan

dengan ditetapkannya RSU Bina Kasih sebagai Rumah Sakit Umum Kelas – B,

dengan Akreditasi Paripurna bintang empat pada tahun 2017.

RSU Bina Kasih Medan memiliki pelayanan administrasi umum, BPJS

Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Asuransi Kesehatan, Pelayanan Kesehatan

yang terdiri dari : Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Farmasi, Instlalasi Rawat

Jalan/Poliklinik, Poliklinik Spesialis, Rawat Inap, R Bersalin, Ruang Baby,

40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41

Instalasi Bedah/Operasi, Instalasi Trauma Center, ICU, NICU/PICU,

Hemodialisa, Unit BDRS, (Bank Darah Rumah Sakit, Endoscopy, Fertilitas,

Radiologi, CT Scan, Laboratorium, Fisioterapi, HBOT, Fasilitas Kamar Jenazah,

Fasilitas Ambulance.

RSU Bina Kasih memiliki pelayanan medis yaitu dokter umum sebanyak

13 orang, dokter spesialis sebanyak 33 orang, dokter spesialis Gigi sebanyak 2

orang, perawat pelaksana sebanyak 108 orang, dan bidan sebanyak 82 orang.

4.1.2 Visi dan Misi

4.1.2.1 Visi

“Menjadikan RSU Bina Kasih Medan menjadi rumah sakit yang

mengedepankan pelayanan profesional dengan mengutamakan mutu dan

keselamatan”.

4.1.2.2 Misi

Misi RSU Bina Kasih Medan adalah sebagai berikut :

1. Mendukung program Pemerintah dalam bidang kesehatan.

2. Pengolahan rumah sakit secara profesional sehingga secara bisnis

tumbuh secara sehat, kompetitif dan berkesinambungan.

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin,

pendidikan, status menikah, ruang tugas dan lama kerja di RSU Bina Kasih

Medan tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


No Karakteristik Responden f %
1 Umur
21 – 25 tahun 64 75,3
26 – 30 tahun 20 23,5
31 – 35 tahun 1 1,2
Jumlah 85 100
2 Jenis Kelamin
Laki – laki 26 30,6
Perempuan 59 69,4
Jumlah 85 100
3 Status Perkawinan
Belum menikah 76 89,4
Menikah 9 10,6
Janda / Duda 0 0,0
Jumlah 85 100
4 Pendidikan Terakhir
D3 Keperawatan 69 81,2
S1 Keperawatan 5 5,9
S1/Ners 11 12,9
Jumlah 85 100
5 Lama Bekerja/ Masa Kerja
< 1 Tahun 36 42,4
1-5 Tahun 46 54,1
> 5 Tahun 3 3,5
Jumlah 85 100
6 Bertugas di Ruang
Ruang IGD 7 8,2
Ruang Poliklinik 6 7,1
Ruang Mawar 12 14,1
Ruang Melati 8 9,4
Ruang Cendrawasih 4 4,7
Ruang ICU 9 10,6
Ruang NICU / PICU 8 9,4
Ruang Baby 4 4,7
Ruang Nuri Pria 8 9,4
Ruang Nuri Wanita 9 10,6
Ruang Operasi 8 9,4
Ruang HBOT 2 2,4
Jumlah 85 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat distribusi frekuensi karakteristik

responden menunjukkan bahwa dari 85 responden yaitu berdasarkan karakteristik

umur yang tertinggi pada kelompok umur 21-25 tahun sebanyak 64 responden

(75,3%), dan klasifikasi umur terendah pada kelompok umur 31-35 tahun

sebanyak 1 responden (1,2%). Berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden

berjenis kelamin perempuan sebanyak 59 responden (69,4%), sedangkan jumlah

laki-laki sebanyak 26 responden (30,6%). Berdasarkan status perkawinan,

mayoritas responden yang berstatus belum menikah sebanyak 76 responden

(89,4%), dan responden yang berstatus sudah menikah sebanyak 9 responden

(10,6%). Berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas pendidikan responden adalah

tingkat Diploma (D3) sebanyak 69 responden (81,2%), yang berpendidikan

Sarjana (S1) sebanyak 5 responden (5,9%), dan yang berpendidikan S1/Ners

sebanyak 11 responden (12,9%). Berdasarkan lama kerja/masa kerja, mayoritas

lama kerja responden pada kelompok 1 – 5 tahun sebanyak 46 perawat (54,1%)

dan minoritas lama bekerja responden pada kelompok > 5 tahun sebanyak 3

perawat (3,5%). Berdasarkan ruang tugas yaitu: mayoritas bekerja di ruang

Mawar sebanyak 12 responden (14,1%) dan minoritas perawat yang bekerja di

ruang HBOT sebanyak 2 perawat (2.4%).

4.3 Deskripsi Stres Kerja

Stres kerja pada perawat di RSU Bina Kasih Medan diukur melalui

indikator stres kerja. Indikator stres kerja perawat dapat dilihat pada item-item

pertanyaan tentang stres kerja pada perawat berdasarkan gejala fisik, psikologis,

dan perilaku yang terdiri dari 24 pernyataan (8 pernyataan gejala fisik, 9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

pernyataan gejala psikologis, dan 7 pernyataan gejala perilaku) yang merupakan

indikator untuk mengukur stres kerja perawat.

4.3.1 Stres Kerja Berdasarkan Gejala Fisik

Berdasarkan hasil penelitian mengenai stres kerja pada perawat dilihat dari

distribusi frekuensi pernyataan responden berdasarkan gejala fisik terdiri dari 8

pernyataan yang mengalami stres kerja berdasarkan gejala fisik menunjukkan

bahwa mayoritas responden sebanyak 15 orang (17,6%) menyatakan tidak pernah

mengalami sakit kepala/pusing ketika menghadapi banyak pekerjaan yang harus

diselesaikan saat itu juga. Mayoritas responden sebanyak 42 orang (49,4%)

menyatakan jarang mengalami atau merasakan jantung berdebar saat menerima

atau merawat pasien kritis saat bekerja di rumah sakit. Mayoritas responden

sebanyak 52 orang (61,2%) menyatakan sering mengalami lelah (capek) dan tak

berdaya setelah merawat atau menghadapi pasien terutama pasien dengan kondisi

kritis. Mayoritas responden sebanyak 19 orang (22,4%) menyatakan selalu

mengalami gejala fisik dari stres kerja yaitu selalu mengalami sesak pada dada

hingga sulit bernafas saat bekerja di rumah sakit dan merasa perut mulas, tegang,

kembung serta nyeri ulu hati saat merawat pasien di rumah sakit. Hal ini secara

rinci dapat dilihat pada (Lampiran 5).

Berdasarkan hasil penelitian distribusi frekuensi pernyataan responden

diatas maka dapat disimpulkan bahwa distribusi frekuensi stres kerja pada perawat

berdasarkan gejala fisik dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Besarnya Stres Kerja Pada


Perawat Berdasarkan Gejala Fisik di RSU Bina Kasih
Medan Tahun 2017
Gejala Fisik f %
Berat 24 28,2
Sedang 52 61.2
Ringan 9 10,6
Total 85 100

Hasil tabel 4.2 menunjukkan bahwa, mayoritas responden yang mengalami

stres kerja berdasarkan gejala fisik yaitu dengan kategori sedang sebanyak 52

orang (61,2%), kategori berat sebanyak 24 orang (28,2%), dan kategori ringan

sebanyak 9 orang (10,6%).

4.3.2 Stres Kerja Berdasarkan Gejala Psikologis

Berdasarkan hasil penelitian mengenai stres kerja pada perawat dilihat dari

distribusi frekuensi pernyataan responden tentang stres kerja berdasarkan gejala

psikologis yang terdiri dari 9 pernyataan yang mengalami stres kerja berdasarkan

gejala psikologis menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 27 orang

(31,8%) menyatakan tidak pernah mudah putus asa terhadap permasalahan

pekerjaan yang saya hadapi. Mayoritas responden sebanyak 42 orang (52,9%)

menyatakan jarang mengalami merasa jenuh dan bosan dengan pekerjaan saya di

rumah sakit. Mayoritas responden sebanyak 34 orang (40,0%) menyatakan sering

mudah marah dan cepat tersinggung saat bekerja di rumah sakit tanpa sebab yang

berarti. Mayoritas responden sebanyak 19 orang (22,4%) menyatakan selalu

kurang berkonsentrasi dan mudah lupa saat bekerja. Hal ini secara rinci dapat

dilihat pada (Lampiran 5).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

Berdasarkan hasil penelitian distribusi frekuensi pernyataan responden

maka dapat disimpulkan bahwa distribusi frekuensi stres kerja pada perawat

berdasarkan gejala psikologis dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Besarnya Stres Kerja Pada


Perawat Berdasarkan Gejala Psikologis di RSU Bina Kasih
Medan Tahun 2017
Gejala Psikologis f %
Berat 13 15,3
Sedang 49 57,6
Ringan 23 27,1
Total 85 100

Hasil tabel 4.3 menunjukkan bahwa, mayoritas responden yang mengalami

stres kerja berdasarkan gejala psikologis yaitu kategori sedang sebanyak 49 orang

(49%), kategori ringan sebanyak 23 orang (27,1%) dan kategori berat sebanyak 13

orang (15,3%).

4.3.3 Stres Kerja Berdasarkan Gejala Perilaku

Berdasarkan hasil penelitian mengenai stres kerja pada perawat dilihat dari

distribusi frekuensi pernyataan responden tentang stres kerja berdasarkan gejala

perilaku terdiri dari 7 pernyataan yang mengalami stres kerja berdasarkan gejala

perilaku menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 29 orang (34,1%)

menyatakan tidak pernah menunda pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakaan

saat ini. Mayoritas responden sebanyak 46 orang (54,1%) menyatakan jarang

mengkonsumsi obat-obatan seperti obat penenang atau obat-obat pemulih stamina

saat saya tidak bisa tidur, lelah dan pusing. Mayoritas responden sebanyak 59

orang (69,4%) menyatakan sering mengalami gangguan makan (bertambah porsi

atau kehilangan nafsu makan) saat banyak masalah dalam pekerjaan. Mayoritas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

responden sebanyak 31 orang (36,5%) menyatakan selalu menghindari pekerjaan

yang diberikan atasan karena tidak mampu mengerjakan pekerjaan tersebut. Hal

ini secara rinci dapat dilihat pada (Lampiran 5).

Berdasarkan hasil penelitian distribusi frekuensi pernyataan responden

maka dapat disimpulkan bahwa distribusi frekuensi stres kerja pada perawat

berdasarkan gejala perilaku dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Besarnya Stres Kerja Pada


Perawat Berdasarkan Gejala Perilaku di RSU Bina Kasih
Medan Tahun 2017
Gejala Perilaku f %
Berat 31 36,5
Sedang 36 42,4
Ringan 18 21,2
Total 85 100

Hasil tabel 4.4 menunjukkan bahwa, mayoritas responden yang mengalami

stres kerja berdasarkan gejala perilaku yaitu dengan kategori sedang sebanyak 36

orang (42,4%), kategori berat sebanyak 31 orang (36,5%), dan kategori ringan

sebanyak 18 orang (21,2%).

Deskripsi distribusi frekuensi stres kerja perawat berdasarkan stres kerja

pada perawat yang dilihat dari ruang dinas perawat dijelaskan pada tabel 4.5

berikut:

Tabel. 4.5 Distribusi Frekuensi Stres Kerja Perawat Dilihat dari


Ruang Dinas Perawat di RSU Bina Kasih Medan Thn 2017
No Ruangan f %
1 Ruang IGD
Stres Berat 5 71,4
Stres Sedang 2 28,6
Stres Ringan 0 0,0
Jumlah 7 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

Tabel 4. 5 Lanjutan
2 Ruang Poliklinik
Stres Berat 0 0,0
Stres Sedang 3 50,0
Stres Ringan 3 50,0
Jumlah 6 100
3 Ruang Mawar
Stres Berat 3 25,0
Stres Sedang 5 41,7
Stres Ringan 4 33,3
Jumlah 12 100
4 Ruang Melati
Stres Berat 1 12,5
Stres Sedang 4 50,0
Stres Ringan 3 37,5
Jumlah 8 100
5 Ruang Cendrawasih
Stres Berat 0 0,0
Stres Sedang 2 50,0
Stres Ringan 2 50,0
Jumlah 4 100
6 Ruang ICU
Stres Berat 6 66,7
Stres Sedang 3 33,3
Stres Ringan 0 0,0
Jumlah 9 100
7 Ruang NICU/PICU
Stres Berat 2 25,0
Stres Sedang 5 62,5
Stres Ringan 1 12,5
Jumlah 8 100
8 Ruang Baby
Stres Berat 0 0,0
Stres Sedang 3 75,0
Stres Ringan 1 25,0
Jumlah 4 100
9 Ruang Nuri Pria
Stres Berat 2 25,0
Stres Sedang 5 62,5
Stres Ringan 1 12,5
Jumlah 8 100
10 Ruang Nuri Wanita
Stres Berat 4 44,4
Stres Sedang 4 44,4
Stres Ringan 1 11,1
Jumlah 9 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

Tabel 4.5 Lanjutan


11 Ruang Operasi
Stres Berat 2 25,0
Stres Sedang 5 62,5
Stres Ringan 1 12,5
Jumlah 8 100
12 Ruang HBOT
Stres Berat 0 0,0
Stres Sedang 1 50,0
Stres Ringan 1 50,0
Jumlah 2 100

Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa mayoritas responden dengan stres

kerja perawat di ruang IGD terdapat 5 responden (71,4%) mengalami stres kerja

kategori berat, di ruang poliklinik sebanyak 3 responden (50,0%) masing masing

mengalami stres kerja kategori sedang dan ringan, di ruang mawar sebanyak 5

responden (41,7%) mengalami stres kerja kategori sedang, di ruang melati

sebanyak 4 responden (50,0%) mengalami stres kerja kategori sedang, di ruang

cendrawasih sebanyak 2 responden (50,0%) masing- masing mengalami stres

kerja kategori sedang dan ringan, di ruang ICU sebanyak 6 responden (66,7%)

mengalami stres kerja kategori berat, di ruang NICU/PICU sebanyak 5 responden

(62,5%) mengalami stres kerja kategori sedang, di ruang baby sebanyak 3

responden (75,0%) mengalami stres kerja kategori sedang, di ruang nuri pria

sebanyak 5 responden (62,5%) mengalami stres kerja kategori sedang, di ruang

nuri wanita masing-masing sebanyak 4 responden (44,4%) mengalami stres kerja

kategori berat dan sedang, di ruang operasi sebanyak 5 responden (62,5%)

mengalami stres kerja kategori sedang, dan di ruang HBOT masing-masing

sebanyak 1 responden (50,0%) mengalami stres kerja kategori sedang dan ringan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

Hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas perawat yang mengalami stres

kerja kategori berat adalah perawat yang bekerja di ruang ICU dan IGD,

mayoritas perawat yang mengalami stres kerja kategori sedang adalah perawat

yang bekerja di ruang operasi, NICU/PICU, dan nuri pria, dan mayoritas perawat

yang mengalami stres kerja kategori ringan adalah ruang mawar.

Berdasarkan hasil distribusi variabel stres kerja pada responden secara

keseluruhan maka dapat disimpulkan bahwa stres kerja pada perawat secara

keseluruhan di RSU Bina Kasih Medan terbagi dalam tiga kategori indikator

gejala fisik, gejaik psikologis dan gejala perilaku yang dapat dilihat pada tabel 4.6

berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Stres Kerja Keseluruhan


di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017
Stres Kerja f %
Berat 25 29,4
Sedang 42 49,4
Ringan 18 21,2
Total 85 100

Berdasarkan hasil tabel 4.6 menunjukkan bahwa besarnya stres kerja pada

perawat pelaksana di RSU Bina Kasih Medan mayoritas stres kerja kategori

sedang sebanyak 42 orang (49,4%), stres kerja kategori ringan sebanyak 18 orang

(21,2%), dan stres kerja kategori berat sebanyak 25 orang (29,4%).

4.4 Deskripsi Kinerja Perawat

Kinerja perawat diukur melalui standar asuhan keperawatan yang terdiri

dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

implementasi dan evaluasi keperawatan yang terdiri dari 30 item pernyataan

dengan kategori baik, cukup dan kurang baik.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dilihat bahwa kinerja perawat

pelaksana di RSU Bina Kasih Medan pada tahun 2017 sesuai dengan jawaban

penyataan responden berdasarkan kinerja perawat pelaksana dari 85 responden

yang terdiri dari 30 pernyataan menunjukkan bahwa mayoritas perawat jarang

mendokumentasikan hasil pengkajian keperawatan pasien sebanyak 50 orang

(58,8%), hal ini bagian dari standar kinerja yaitu standart I tentang Pengkajian

keperawatan. Mayoritas perawat jarang mendokumentasikan diagnosa

keperawatan pasien sebanyak 49 orang (57,6%), hal ini bagian dari standar kinerja

yaitu standart II tentang Diagnosa keperawatan. Mayoritas perawat jarang

menetapkan prioritas masalah keperawatan dengan melibatkan pasien sebanyak

36 orang (62,4%), hal ini bagian dari standar kinerja yaitu standart III tentang

Perencanaan keperawatan. Mayoritas perawat sering melakukan pertolongan

pertama pada pasien yang membutuhkan sebanyak 55 orang (64,7%), hal ini

bagian dari standar kinerja yaitu standart IV tentang Implementasi keperawatan.

Mayoritas perawat jarang mengevaluasi respon tubuh pasien terhadap asuhan

keperawatan yang telah dilakukan sebanyak 63 orang (74,1%), hal ini bagian dari

standar kinerja yaitu standart V tentang Evaluasi keperawatan.

Berdasarkan hasil penelitian distribusi frekuensi pernyataan responden

maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perawat pelaksana di RSU Bina Kasih

Medan pada tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Perawat


Pelaksana di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017
Kinerja Perawat f %
Baik 18 21,2
Cukup 38 44,7
Kurang Baik 29 34,1
Total 85 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 85 responden mayoritas

memiliki kinerja cukup sebanyak 38 orang (44,7%). Distribusi responden yang

memiliki kinerja kurang baik sebanyak 29 orang (34,1%) dan distribusi responden

yang memiliki kinerja baik sebanyak 18 orang (21,2%).

Deskripsi distribusi frekuensi kinerja perawat pelaksana dilihat dari ruang

dinas perawat di RSU Bina Kasih Medan dijelaskan pada tabel 4.8 berikut:

Tabel. 4.8 Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Dilihat dari Ruang


Dinas Perawat di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017
No Ruangan f %
1 Ruang IGD
Kinerja Baik 0 0,0
Kinerja Cukup 2 28,6
Kinerja Kurang 5 71,4
Jumlah 7 100
2 Ruang Poliklinik
Kinerja Baik 3 50,0
Kinerja Cukup 3 50,0
Kinerja Kurang 0 0,0
Jumlah 6 100
3 Ruang Mawar
Kinerja Baik 3 25,0
Kinerja Cukup 4 33,3
Kinerja Kurang 5 41,7
Jumlah 12 100
4 Ruang Melati
Kinerja Baik 4 50,0
Kinerja Cukup 3 37,5
Kinerja Kurang 1 12,5
Jumlah 8 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

Tabel 4.8 Lanjutan


5 Ruang Cendrawasih
Kinerja Baik 2 50,0
Kinerja Cukup 2 50,0
Kinerja Kurang 0 0,0
Jumlah 4 100
6 Ruang ICU
Kinerja Baik 0 0,0
Kinerja Cukup 2 22,2
Kinerja Kurang 7 77,8
Jumlah 9 100
7 Ruang NICU/PICU
Kinerja Baik 1 12,5
Kinerja Cukup 5 52,5
Kinerja Kurang 2 25,0
Jumlah 8 100
8 Ruang Baby
Kinerja Baik 1 25,0
Kinerja Cukup 3 75,0
Kinerja Kurang 0 0,0
Jumlah 4 100
9 Ruang Nuri Pria
Kinerja Baik 1 12,5
Kinerja Cukup 5 62,5
Kinerja Kurang 2 25,0
Jumlah 8 100
10 Ruang Nuri Wanita
Kinerja Baik 1 11,1
Kinerja Cukup 4 44,4
Kinerja Kurang 4 44,4
Jumlah 9 100
11 Ruang Operasi
Kinerja Baik 1 12,5
Kinerja Cukup 4 50,0
Kinerja Kurang 3 37,5
Jumlah 8 100
12 Ruang HBOT
Kinerja Baik 1 50,0
Kinerja Cukup 1 50,0
Kinerja Kurang 0 0,0
Jumlah 2 100

Hasil penelitian tabel 4.8 menunjukkan distribusi perawat berdasarkan

ruangan dinas perawat dengan kinerja perawat di RSU Bina Kasih Medan adalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

mayoritas terdapat 5 orang (71,4%) di ruang IGD mempunyai kinerja kurang, di

ruang poliklinik masing – masing sebanyak 3 orang (50,0%) mempunyai kinerja

cukup dan baik, di ruang mawar sebanyak 5 orang (41,7%) mempunyai kinerja

kurang, di ruang melati sebanyak 4 orang (50,0%) mempunyai kinerja baik, di

ruang cendrawasih sebanyak 2 orang (50,0%) mempunyai kinerja cukup dan baik,

di ruang ICU sebanyak 7 orang (77,8%) mempunyai kinerja kurang, di ruang

NICU/PICU sebanyak 5 orang (62,5%) mempunyai kinerja cukup, di ruang baby

sebanyak 3 orang (75,0%) mempunyai kinerja cukup, di ruang nuri pria sebanyak

5 orang (62,5%) mempunyai kinerja cukup, di ruang nuri wanita sebanyak 4 orang

(44,4%) mempunyai kinerja cukup dan kurang, di ruang operasi sebanyak 4 orang

(50,0%) mempunyai kinerja cukup, dan di ruang HBOT masing-masing sebanyak

1 orang (50,0%) mempunyai kinerja cukup dan baik.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas perawat yang mempunyai

kinerja kategori kurang adalah perawat yang bekerja di ruang ICU, mayoritas

perawat yang mempunyai kinerja cukup adalah perawat yang bekerja di ruangan

NICU/PICU dan ruang nuri pria, mayoritas perawat yang mempunyai kinerja baik

adalah perawat yang bekerja ruang melati dan poliklinik.

4.5 Uji Normalitas Data

Berdasarkan uji normalitas data di bawah ini, menggunakan uji

kolmogorov smearnov dapat dilihat bahwa data berdistribusi tidak normal,

sehingga uji Pearson Product Moment tidak dapat digunakan maka uji alternatif

yang digunakan adalah uji korelasi Spearman. Secara rinci dapat dilihat pada

tabel 4.9 berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

Tabel 4.9 Uji Normalitas Data


No Variabel p
1. Stres Gejala Fisik 0,0001
2. Stres Gejala Psikologis 0,0001
3. Stres Gejala Perilaku 0,0001
4 Stres Kerja 0,0001
5. Kinerja Perawat 0,0001
.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa kelima

variabel berdistribusi tidak normal dengan masing masing variabel memiliki nilai

ρ - value = 0,0001. Oleh karena itu, kelima variabel data tersebut berdistribusi

tidak normal maka digunakan uji korelasi Spearman Rho untuk melihat hubungan

antara stres kerja terhadap kinerja perawat.

4.6 Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana


Berdasarkan Gejala Fisik di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017.

Berdasarkan hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa dari 9 orang

(10,6%) perawat yang mempunyai stres kerja ringan berdasarkan gejala fisik

diperoleh kinerja perawat kategori kurang tidak ada, cukup tidak ada, baik

sebanyak 9 orang (10,6%). Dari 52 orang (61,2%) perawat yang mempunyai stres

kerja sedang berdasarkan gejala fisik dengan kinerja perawat kategori kurang

sebanyak 7 orang (8,2%), cukup sebanyak 36 orang (42,4%), baik sebayak 9

orang (10,6%). Dan dari 24 orang (28,2%) perawat yang mempunyai stres kerja

gejala berat berdasarkan gejala fisik dengan kinerja perawat kategori kurang

sebanyak 22 orang (25,9%), cukup sebanyak 2 orang (2,4%), dan baik tidak ada.

Berdasarkan hasil uji bivariat dengan menggunakan uji korelasi Spearman

rho antara stres kerja berdasarkan gejala fisik dengan kinerja perawat pelaksana

dapat diperoleh nilai korelasi rs = - 0,784, berarti korelasi stres kerja dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

kinerja perawat mempunyai hubungan yang kuat. Nilai ρ - value sebesar 0,0001 <

0,05 (signifikan). Hal ini menunjukkan bahwa yang artinya ada hubungan yang

signifikan antara stres kerja berdasarkan gejala fisik dengan kinerja perawat

pelaksana di RSU Bina Kasih Medan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.10

berikut:

Tabel 4.10 Tabulasi Silang dan Hasil Analisis Korelasi Spearman Antara
Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Berdasarkan
Gejala Fisik di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017
Stres Kinerja Perawat
Kerja Jumlah
Kurang Cukup Baik Rs Sig.(ρ)
Gejala
Fisik f % f % f % f %
Ringan 0 0,0 0 0,0 9 10,6 9 10,6
Sedang 7 8,2 36 42,4 9 10,6 52 61,2 -0,784 0,0001
Berat 22 25,9 2 2,4 0 0,0 24 28,2
Jumlah 29 34,1 38 44,7 18 21,2 85 100

4.7 Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana


Berdasarkan Gejala Psikologis di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017.

Berdasarkan hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa dari 23 orang

(27,1%) perawat yang mempunyai stres kerja ringan berdasarkan gejala psikologis

diperoleh kinerja perawat kategori kurang tidak ada, cukup sebanyak 11 orang

(12,9%), baik sebanyak 12 orang (14,1%). Dari 49 orang (57,6%) perawat yang

mempunyai stres kerja sedang berdasarkan gejala psikologis dengan kinerja

perawat kategori kurang sebanyak 18 orang (21,2%), cukup sebanyak 25 orang

(29,4%), baik sebayak 6 orang (7,1%). Dan dari 13 orang (15,3%) perawat yang

mempunyai stres kerja gejala berat berdasarkan gejala psikologis dengan kinerja

perawat kategori kurang sebanyak 11 orang (12,9%), cukup sebanyak 2 orang

(2,4%), dan baik tidak ada.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

Berdasarkan hasil uji bivariat dengan menggunakan uji korelasi Spearman

rho antara stres kerja berdasarkan gejala psikologis dengan kinerja perawat

pelaksana diperoleh nilai korelasi rs = - 0,614, berarti korelasi mempunyai

hubungan yang kuat. Nilai ρ - value sebesar 0,0001 < 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara stres kerja berdasarkan gejala

psikologis dengan kinerja perawat pelaksana di RSU Bina Kasih Medan. Secara

rinci dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11 Tabulasi Silang dan Hasil Analisis Korelasi Spearman Antara
Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Berdasarkan
Gejala Psikologis di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017
Stres Kinerja Perawat
Kerja Jumlah
Kurang Cukup Baik Rs Sig.(ρ)
Gejala
Psikologis f % f % f % f %
Ringan 0 0,0 11 12,9 12 14,1 23 27,1
Sedang 18 21,2 25 29,4 6 7,1 49 57,6 -0,614 0,0001
Berat 11 12,9 2 2,4 0 0,0 13 15,3
Jumlah 29 34,1 38 44,7 18 21,2 85 100

4.8 Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana


Berdasarkan Gejala Perilaku di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017.

Berdasarkan hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa dari 18 orang

(21,2%) perawat yang mempunyai stres kerja ringan berdasarkan gejala perilaku

diperoleh kinerja perawat kategori kurang sebanyak 1 orang (1,2%), cukup

sebanyak 5 orang (5,9%), baik sebanyak 12 orang (14,1%). Dari 36 orang (42,4%)

perawat yang mempunyai stres kerja sedang berdasarkan gejala perilaku dengan

kinerja perawat kategori kurang sebanyak 2 orang (2,4%), cukup sebanyak 28

orang (32,9%), baik sebayak 6 orang (7,1%). Dan dari 31 orang (36,5%) perawat

yang mempunyai stres kerja gejala berat berdasarkan gejala perilaku dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

kinerja perawat kategori kurang sebanyak 26 orang (30,6%), cukup sebanyak 5

orang (5,9%), dan baik tidak ada.

Berdasarkan hasil uji bivariat dengan menggunakan uji korelasi Spearman

rho antara stres kerja berdasarkan gejala perilaku dengan kinerja perawat

pelaksana diperoleh nilai korelasi rs = - 0,776, berarti korelasi mempunyai

hubungan yang kuat. Nilai ρ - value sebesar 0,0001 < 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara stres kerja berdasarkan perilaku

dengan kinerja perawat pelaksana di RSU Bina Kasih Medan. Secara rinci dapat

dilihat pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Tabulasi Silang dan Hasil Analisis Korelasi Spearman Antara
Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Berdasarkan
Gejala Perilaku di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017
Stres Kinerja Perawat
Kerja Jumlah
Kurang Cukup Baik Rs Sig.(ρ)
Gejala
Perilaku f % f % f % f %
Ringan 1 1,2 5 5,9 12 14,1 18 21,2
Sedang 2 2,4 28 32,9 6 7,1 36 42,4 -0,776 0,0001
Berat 26 30,6 5 5,9 0 0,0 31 36,5
Jumlah 29 34,1 38 44,7 18 21,2 85 100

4.9 Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana di RSU


Bina Kasih Medan Tahun 2017

Berdasarkan hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa dari 18 orang

(21,2%) perawat yang mempunyai stres kerja ringan diperoleh kinerja perawat

kategori kurang tidak ada, kategori cukup sebanyak 1 orang (1,2%), baik

sebanyak 17 orang (20,0%). Dari 42 orang (49,4%) perawat yang mempunyai

stres kerja sedang berdasarkan gejala perilaku dengan kinerja perawat kategori

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

kurang sebanyak 4 orang (4,7%), cukup sebanyak 37 orang (43,5%), baik

sebanyak 1orang (1,2%). Dan dari 25 orang (36,5%) perawat yang mempunyai

stres kerja gejala berat berdasarkan gejala perilaku dengan kinerja perawat

kategori kurang sebanyak 25 orang (29,4%), cukup dan baik tidak ada.

Berdasarkan hasil uji bivariat dengan menggunakan uji korelasi Spearman

rho antara stres kerja berdasarkan gejala perilaku dengan kinerja perawat

pelaksana diperoleh nilai korelasi rs = - 0,932, berarti korelasi mempunyai

hubungan yang sangat kuat. Nilai ρ - value sebesar 0,0001 < 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan

kinerja perawat pelaksana di RSU Bina Kasih Medan. Secara rinci dapat dilihat

pada tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13 Tabulasi Silang dan Hasil Analisis Korelasi Spearman Antara
Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana di RSU Bina
Kasih Medan Tahun 2017
Kinerja Perawat
Stres
Kurang Cukup Baik Jumlah Rs Sig.(ρ)
Kerja
f % f % f % f %
Ringan 0 0,0 1 1,2 17 20,0 18 21,2
Sedang 4 4,7 37 43,5 1 1,2 42 49,4 -0,932 0,0001
Berat 25 29,4 0 0,0 0 0,0 25 29,4
Jumlah 29 34,1 38 44,7 18 21,2 85 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Stres Kerja Berdasarkan Gejala Fisik Dengan Kinerja


Perawat Pelaksana di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel stres kerja

berdasarkan gejala fisik diketahui bahwa mayoritas responden sebagian besar stres

kategori sedang dengan kinerja perawat kategori cukup. Hal ini disebabkan karena

perawat sering mengalami lelah (capek) dan tak berdaya setelah merawat atau

menghadapi pasien terutama pasien dengan kondisi kritis hal ini merupakan gejala

fisik dari stres kerja. Hasil uji korelasi Spearman diperoleh nilai koefisien negatif,

terdapat hubungan yang signifikan antara stres kerja berdasarkan gejala fisik

dengan kinerja perawat pelaksana di RSU Bina Kasih Medan.

Hal ini juga dapat dilihat berdasarkan ruang dinas perawat bahwa

mayoritas perawat yang mengalami stres kerja dengan kategori berat adalah

perawat yang bekerja di ruang ICU dan IGD. Menurut peneliti, RSU Bina Kasih

dalam menempatkan perawat di IGD dan ICU kekurangan SDM hal ini dilihat

dari jumlah perawat yang bertugas di ruangan tersebut sehingga menyebabkan

gangguan stres kerja berdasarkan gejala fisik.

Perawat di ruangan tersebut berbeda dengan perawat unit lainnya, dimana

perawat IGD dan ICU membutuhkan kondisi fisik yang lebih kuat, terampil dan

terdidik, beban pekerjaan dan pengetahuan perawat lebih kompleks dan

mempunyai kemampuan khusus, cepat dan tanggap, harus memiliki pengalaman

pelatihan seperti pelatihan ICU untuk perawat yang bekerja di ruang ICU dan

pelatihan ACLS, ATLS dan BTCLS untuk perawat yang bekerja di ruang IGD.

60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
61

Stres kerja gejala fisik pada perawat di ruang ICU dan IGD semakin tinggi yang

menyebabkan kelelahan kerja dan menurunkan kinerja perawat di ruangan

tersebut dibandingkan ruang dinas lainnya.

Sedangkan, perawat yang bekerja di ruangan lainnya seperti ruang

cendrawasih, mawar, melati, nuri pria, nuri wanita, ruang operasi, NICU/PICU,

HBOT, ruang baby dan poliklinik hanya merawat pada sekelompok pasien yang

kondisinya belum mencapai kondisi kritis, sehingga perawat tidak terlalu tertekan

oleh beban kerjanya.

Hal ini sejalan dengan penelitian Nopa (2016), menyatakan perawat yang

bekerja di Ruang Rawat Inap RSUD Tanjung Pura Langkat, mayoritas perawat

yang mengalami stres kerja sedang dengan kinerja cukup adalah gejala fisik dari

stres kerja yaitu sering merasa otot kaku/kaku leher saat atau setelah bekerja,

kelelahan saat bekerja dan mengalami sakit kepala saat bekerja di rumah sakit.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian Dalimunthe (2015), perawat yang

bekerja di ruang IGD dan ICU mempunyai stres kerja yang lebih membutuhkan

ketelitian dan kecermatan dibanding di ruang lainnya. Kondisi prosedur kerja

yang ketat dan kondisi pasien yang membutuhkan penanganan yang lebih ekstra

dibanding pasien lainnya, dan terjadinya stres kerja pada perawat.

5.2 Hubungan Stres Kerja Berdasarkan Gejala Psikologis dengan Kinerja


Perawat Pelaksana di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel stres kerja

berdasarkan gejala psikologis diketahui bahwa responden memiliki stres kerja

berdasarkan gejala psikologis mayoritas stres kerja kategori sedang dengan kinerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

perawat kategori cukup. Hal ini disebabkan karena perawat sering marah dan

cepat tersinggung saat bekerja di rumah sakit dan selalu kurang berkonsentrasi

dan mudah lupa saat bekerja, hal ini merupakan gejala psikologis dari stres kerja.

Hasil uji korelasi Spearman di peroleh nilai koefisien negatif, dan terdapat

hubungan yang signifikan antara stres kerja berdasarkan gejala psikologis dengan

kinerja perawat pelaksana di RSU Bina Kasih Medan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Prihatini (2016), perawat yang bekerja di

tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang, mayoritas perawat mengalami stres

kerja kategori sedang dan mengalami stres kerja berdasarkan gejala psikologis

yaitu perawat sering berkeringat, gangguan pada kulit, kepala pusing, migrain,

dan mengalami ketegangan otot.

Hasil penelitian juga menunjukan stres kerja berdasarkan gejala

psikologis, mayoritas responden yang mengalami stres kerja kategori sedang yaitu

responden dengan jenis kelamin perempuan.

Hal ini berkaitan dengan penelitian Muthmainah (2012), perawat

perempuan lebih banyak mengalami stres kerja berdasarkan gejala psikologis

dikarenakan dalam menjalankan profesinya selain bertugas di rumah sakit juga

memiliki tuntutan peran dalam keluarga.

Berkaitan dengan pendapat Munandar (2008), bahwa stres ditentukan oleh

individunya sendiri, dan tuntutan peran ganda pada umumnya dialami perempuan.

Stres ditentukan oleh individunya sendiri, reaksi-reaksi psikologis, fisiologis dan

bentuk perilaku terhadap stres adalah hasil interaksi situasi individunya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

Menurut peneliti, hal ini disebabkan jumlah perawat di RSU Bina Kasih

Medan dalam proses penerimaan perawat, perawat perempuan lebih banyak

diterima dibandingkan perawat laki-laki. Berdasarkan observasi peneliti, perawat

perempuan sering mengalami gejala psikologis seperti mudah marah, mudah

tersinggung saat bekerja, mudah lupa, serta merasa bosan dan jenuh saat bekerja

khususnya perawat perempuan yang bekerja di ICU dan IGD selalu berhadapan

dengan pasien kritis dan fase terminal dan juga harus menghadapi keluhan

keluarga pasien. Ada faktor-faktor lain yang mendukung stres kerja pada wanita

salah satu contohnya peran dalam keluarga sehingga kinerja perawat laki – laki

lebih baik dibandingkan perempuan. Hal ini juga terjadi karena dunia keperawatan

identik dengan perempuan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden yang mengalami

stres kerja berdasarkan gejala psikologis yaitu responden berumur 21-25 tahun.

Menurut peneliti, hal ini dikarenakan di RSU Bina Kasih dalam menempatkan

perawat di tiap ruang dinas khususnya ruang ICU dan IGD sebagian besar perawat

dengan kategori umur 21-25 tahun, tergolong perawat yang berusia muda secara

psikologis, baru selesai dari pendidikan pada saat masuk bekerja, belum memiliki

pengalaman yang banyak, belum cepat dan tanggap dalam menangani kasus-kasus

kegawatdaruratan tinggi, sukar beradaptasi, belum berani dalam mengambil

keputusan serta kurangnya tanggung jawab, sehingga membutuhkan perawat yang

berpengalaman, cepat dan tanggap menghadapi situasi kondisi pekerjaan dan

mempunyai kemampuan khusus sesuai bidangnya dibandingkan perawat yang

bekerja di ruangan lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

Hal ini berkaitan dengan penelitian Wijono (2006), faktor perbedaan usia

pegawai akan menyebabkan perbedaan dalam cara berkomunikasi dan kecepatan

beradaptasi terhadap lingkungan kerja, stres kerja berdasarkan gejala psikologis

sering dialami oleh pekerja yang berusia < 30 tahun, sedangkan pekerja dengan

usia di atas 30 tahun memiliki tingkat stres rendah berdasarkan gejala psikologis.

Menurut Robbins (2011), mengungkapkan bahwa jika penelitian

memisahkan antara profesional dan nonprofesional, maka akan didapatkan bahwa

tingkat kinerja cenderung meningkat pada profesional dengan bertambahnya usia,

sedangkan pada nonprofesional kinerja menurun seiring dengan pertambahan usia.

Semakin bertambahnya usia seseorang semakin berkualitas kinerjanya dengan

bertindak lebih hati-hati dan memiliki rasa tanggung jawab yang lebih tinggi

dalam melaksanakan tugasnya.

5.3 Hubungan Stres Kerja Berdasarkan Gejala Perilaku Dengan Kinerja


Perawat Pelaksana di RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel stres kerja

berdasarkan gejala perilaku diketahui bahwa mayoritas responden memiliki stres

kerja kategori sedang dengan kinerja perawat kategori cukup. Hal ini disebabkan

karena perawat sering mengalami gangguan makan (bertambah porsi atau

kehilangan nafsu makan) saat banyak masalah dalam pekerjaan dan selalu

menghindari pekerjaan yang diberikan atasan karena tidak mampu

mengerjakannya, hal ini merupakan gejala perilaku dari stres kerja. Hasil uji

korelasi Spearman diperoleh nilai koefisien negatif dan terdapat hubungan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

signifikan antara stres kerja berdasarkan gejala perilaku dengan kinerja perawat

pelaksana di RSU Bina Kasih Medan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nopa (2016) yang

menyatakan perawat yang bekerja di Ruang Rawat Inap RSUD Tanjung Pura

Langkat, menyatakan mayoritas perawat yang mengalami stres kerja kategori

sedang berdasarkan gejala perilaku yaitu perawat sering mengalami kesulitan tidur

setelah bekerja.

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa mayoritas responden yang

mengalami stres kerja berdasarkan gejala psikologis yaitu mayoritas responden

berpendidikan D3 keperawatan.

Menurut penelitian Wijono (2006) menemukan bahwa subjek dengan

tingkat pendidikan Sarjana mengalami stres kerja rendah, sedangkan subjek

dengan tingkat pendidikan Diploma 3 mengalami stres kerja sedang.

Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo (2005), menyatakan orang-orang yang

memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih

tinggi pula jika dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki pendidikan yang

rendah, melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kematangan intelektual

sehingga dapat membuat keputusan dalam bertindak dan berperilaku lebih baik.

Menurut wawancara peneliti di RSU Bina Kasih Medan, mayoritas

perawat mengalami stres kerja berdasarkan gejala perilaku yaitu perawat dengan

pendidikan (D3) khususnya perawat yang bekerja di ruang ICU dan IGD,

mayoritas perawat belum semua mengikuti pelatihan seperti pelatihan ICU dan

pelatihan ACLS, ATLS dan BTCLS. Peneliti berpendapat semakin tinggi tingkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

pendidikan seperti pendidikan formal dan non formal, semakin luas wawasan dan

pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien yang sesuai

standar, dan kemampuan berperilaku atau bertindak dalam melaksanakan tindakan

dan asuhan keperawatan lebih baik sehingga akan meningkatkan kinerja perawat.

Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung dengan

pelaksanaan tugas, tetapi juga landasan untuk mengembangkan diri serta

kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada di sekitar untuk kelancaran

tugas, dan kemampuan berperilaku atau bertindak dalam melaksanakan tindakan

dan asuhan keperawatan lebih baik. Tenaga keperawatan yang berpendidikan

tinggi motivasinya akan lebih baik karena telah memiliki pengetahuan dan

wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan perawat yang berpendidikan

rendah sehingga akan meningkatkan kinerja.

Hal ini juga berkaitan dengan mayoritas responden yang mengalami stres

kerja gejala perilaku yaitu responden yang berstatus belum kawin. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian Mulyono, dkk (2013) menunjukan bahwa perawat di

Rumah Sakit Tingkat III 16.06.01 Ambon yang menikah sebanyak 12 orang

(18,8%) dan yang belum menikah sebanyak 52 orang (81,2%). Mayoritas perawat

mengalami stres kerja berdasarkan gejala perilaku yaitu perawat yang berstatus

belum kawin.

Menurut hasil wawancara, hal ini disebabkan di RSU Bina Kasih Medan

saat menerima pegawai baru tergolong masih usia muda dengan status belum

kawin, belum dewasa dalam berperilaku. Perawat selalu menunda pekerjaan, ada

beberapa perawat yang kurang berkonsentrasi sehingga sering menimbulkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

kesalahan, dan ada ada beberapa perawat setelah bekerja menjalani kontrak kerja

selama 2 tahun mereka keluar, dikarenakan gaji ataupun insentif yang tidak sesuai

dan belum merata mendapatkan reward berupa materi maupun peningkatan karir,

hal ini menunjukkan gejala perilaku dari stres kerja.

Hasil penelitian juga berkaitan dengan mayoritas responden yang

mengalami stres kerja berdasarkan gejala perilaku yaitu mayoritas responden

dengan lama bekerja 1-5 tahun.

Menurut Wijono (2006), pengalaman kerja menunjukkan ukuran tentang

lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami

tugas – tugas yang harus dilaksanakan. Menurut Nursalam (2007), semakin lama

masa kerja perawat, semakin banyak pengalaman perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan yang sesuai SOP sehingga gejala perilaku dari stres kerja

dapat lebih diatasi dan kinerja perawat menjadi lebih baik.

Hal ini juga disebabkan di RSU Bina Kasih dalam menempatkan perawat

ditiap ruang dinas khususnya ruang ICU dan IGD, mayoritas perawat bekerja

dengan masa kerja 1- 5 tahun diikuti dengan lama / masa kerja < 1 tahun, dapat

dilihat bahwa mayoritas perawat masih belum lama bekerja sehingga dalam

bekerja perawat sering menunda dan jarang mengerjakan standar asuhan

keperawatan secara keseluruhan dalam. Semakin lama masa kerja perawat stres

kerja berdasarkan gejala perilaku akan berkurang karena seiring lamanya masa

kerja semakin meningkat keterampilan, sikap, pengetahuan dan perilakunya

semakin baik dalam bekerja sehingga kinerja perawat menjadi lebih baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

5.4 Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana di RSU


Bina Kasih Medan Tahun 2017

Berdasarkan hasil penelitian di RSU Bina Kasih Medan, menunjukkan

bahwa stres kerja yang dialami perawat meliputi gejala fisik, psikologis dan

perilaku, mayoritas responden mengalami stres kerja kategori sedang. Sedangkan

kinerja perawat pelaksana meliputi standar asuhan keperawatan, dimana mayoritas

responden memiliki kinerja perawat kategori cukup. Hasil uji korelasi spearman

rho, nilai  = 0,0001 dan r = - 0,932, menunjukkan nilai korelasi yang negatif dan

memiliki hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan kinerja perawat di

RSU Bina Kasih Medan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dalimunthe (2015), dimana

hasil penelitian pada perawat pelaksana di RSU Permata Bunda Medan sebagian

besar mengalami stres kerja sedang dan kinerja perawat sebagian besar pada

kategori cukup. Hasil penelitian ini juga menunjukkan ada hubungan yang

bermakna antara stres kerja perawat dengan kinerja perawat pelaksana dalam

melaksanakan asuhan keperawatan di RSU Pemata Bunda Medan tahun 2015 dan

juga memiliki nilai koefisien negatif, r = - 0,511 artinya stres kerja memiliki

hubungan yang kuat dengan kinerja perawat.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Rahman (2013)

menunjukkan mayoritas perawat mengalami stres kerja dalam kategori sedang dan

kinerja perawat mayoritas dalam kategori cukup. Hasil uji korelasi Spearman Rho

menyatakan ada hubungan yang bermakna antara stres kerja dengan kinerja

perawat (p = 0,001 dan r = - 0,831).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

Stres kerja yang dialami perawat di RSU Bina Kasih mayoritas pada

perawat yang bekerja di ruang ICU dan IGD. Mayoritas berumur 21-25 tahun,

berjenis kelamin perempuan, berstatus belum kawin dan lama kerja 1-5 tahun.

Pada penelitian ini, perawat mengalami stres kerja berdasarkan gejala fisik, gejala

psikologis dan gejala perilaku.

Perawat juga mempunyai kesibukan mengurus administrasi pasien yang

menyebabkan mereka tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan asuhan

keperawatan yang optimal. Hal tersebut terjadi karena banyaknya dokumentasi

keperawatan yang harus ditulis dan perawat hanya menulis apa yang menurut

mereka penting seperti pada lembar rekam medis diagnosis dan implementasi

asuhan keperawatan. Terdapat juga beberapa perawat yang belum memiliki

komunikasi yang efektif dan team work yang baik

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti, penyebab stres kerja

pada perawat di RSU Bina Kasih Medan juga disebabkan oleh shift work dan

rotasi ruang dinas. Idealnya seorang perawat bekerja selama 40 jam/minggu.

Namun sistem shift work di RS tersebut, rata-rata perawat bekerja selama 48

jam/minggu dengan pengkategorian 3 shift kerja dalam sehari.

Perawat juga mengalami Overload jam kerja dari yang ditentukan,

mendapat jadwal off atau istirahat 1 minggu sekali setelah selesai shift malam.

Idealnya rotasi ruang dinas perawat sesuai standar setelah bekerja 2-3 tahun,

namun kenyataannya perawat mengalami rotasi kerja setiap 6 bulan sekali hal ini

menunjukkan perawat belum memiliki kinerja yang maksimal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

Tingkat stres yang tinggi akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis

seseorang dan perilaku perawat. Menurut peneliti bila tidak ada stres, tantangan

kerja juga tidak ada dan kinerja cenderung menurun. Meningkatnya stres, kinerja

cenderung naik, karena stres membantu perawat untuk mengarahkan segala

sumber daya dalam memenuhi kebutuhan kerja. Bila stres menjadi terlalu besar,

kinerja akan mulai menurun karena stres mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

Perawat yang memiliki stres ringan justru dapat melakukan tanggungjawab yang

diembannya, dan sebaliknya perawat yang memiliki stres berat dan sedang

cenderung dalam bekerja mengalami penurunan kemampuan dan kinerjanya

kurang baik, sebaliknya bila stres nya ringan maka kinerja cenderung baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan kinerja

perawat pelaksana di RSU Bina Kasih Medan dengan nilai korelasi negatif

yang kuat yang menunjukkan semakin tinggi stres kerja dapat menurunkan

kinerja perawat.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara stres kerja berdasarkan variabel

gejala fisik, gejala psikologis dan gejala perilaku dengan kinerja perawat

pelaksana di RSU Bina Kasih Medan dengan nilai korelasi negatif yang kuat

yang menunjukkan semakin tinggi stres kerja dapat menurunkan kinerja

perawat.

6.2 Saran

1. Diharapkan pihak Rumah Sakit khususnya manajemen agar dalam proses

rekrutmen perawat, khususnya perawat yang bekerja diruang ICU dan IGD

memilih perawat yang sudah mengikuti pelatihan sesuai kompetensi

bidangnya dan pengalaman kerja minimal 1 tahun sebelumnya seperti

pelatihan ICU serta pelatihan ACLS, ATLS dan BTCLS dan pelatihan

komunikasi efektif untuk seluruh perawat. Menambah SDM perawat secara

merata sesuai kebutuhan di tiap ruangan dan menempatkan perawat di ruang

dinas kerja sesuai dengan kemampuan dan pengalamannya.

71
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
72

2. Perlu adanya pengembangan diri dalam bentuk pelatihan dan seminar serta

memberikan reward yang jelas berupa materi ataupun peningkatan karir

secara merata. Menerapkan sistem shift work dan sistem rotasi ruangan

dinas yang sesuai standart yang berlaku dan mengadakan rekreasi bersama

para perawat tiap instansi Rumah Sakit secara bergiliran untuk membina

hubungan Interpersonal yang lebih baik dan menghilangkan kejenuhan serta

mencegah stres kerja.

3. Agar perawat dapat memanajemen waktu dalam mengerjakan pekerjaan,

meningkatkan keterampilan dengan pendidikan formal danmnon formal

seperti pelatihan, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan

meningkatkan hubungan team work yang lebih baik .

4. Tingkat stres kerja yang sedang dan berat agar diminimalisasi dan

diturunkan dengan meningkatkan kemampuan perawat, untuk

menyeimbangkan masalah internal dan eksternal sehingga kinerja perawat

menjadi lebih baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Arden, Jhon B, 2005. Bekerja Tanpa Stres, Bhuana Ilmu Populer Kelompok
Gramedia, Jakarta.

Azizpour, Y, 2013. A Survey the Associated Factors of Stress Among Operating


Room Personnel. Thrita journal Of Medical Science.Vol. 2. No.3. 19-23.
diakses pada tanggal 12 Desember 2017.

Badan PPSDM Informasi Kesehatan Indonesia, Pusdatin, Tentang Pemetaan


SDMK tahun 2017. Kemenkes RI.

Budiman dan Riyanto, 2013. Kuesioner Dalam Penelitian Kesehatan, Salemba


Medika, Jakarta.

Budiono, S, 2015. Konsep Dasar Keperawatan, Bumi Medika, Jakarta.

Dalimunthe, H, A, 2015. Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Dalam


Memberikan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Permata Bunda
Medan tahun 2015. Skripsi Sarjana Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.

Faizin, A dan Winarsih, 2008. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja
Perawat dengan Kinerja Perawat di RSU Pandan Arang Kabupaten
Boyolali. Berita Ilmu Keperawatan ISSN. 1979-2397.vol. I No. 3
Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukit
tinggi: S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan dan MIPA, UMSB.
http://jurnal.umsb.ac.id/wpcontent/uploads/2014/09/ jurnal.emi.pdf.

Gibson,J,L., Ivancevich., James Jr., and Robert K. 2003. Organization : Behavior,


Structure, and Processes, 11th Ed., New York: McGraw-Hill.

Golizeck, A, 2005. 60 Second Manajemen Stres. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.

Gustian, Y, 2010. Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana


Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD
Pasaman Barat Tahun 2010. Skripsi, Universitas Andalas, Padang.

Hamid, A,Y, 2001. Pengenalan Konsep Komite Keperawatan Dan Kedudukannya


di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit
Indonesia, Vol. 2 No.2. 79-87.

Hariandja, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia : pengadaan, pengembangan,


pengkompensasian, dan peningkatan produktivitas pegawai, Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta.

73
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
74

Hasibuan, M, S, P, 2014. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Bumi


Aksara, Jakarta.

Hawari, D, 2006. Manajemen Stres, Cermat dan Depresi, Gaya Baru, Jakarta.

Ivancevich, John M, Konopaske Robert & Matteson Michael T, 2009. Perilaku


Dan Manajemen Organisasi, Edisi Tujuh, Erlangga, Jakarta.

Mangkunegara, A, P, 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT


Remaja Rodakarya Offset, Bandung.

Manurung, S, 2011. Keperawatan profesional, Trans Info Media, Jakarta.

Mulyono, M.H., Hamzah, A & Abdullah, A.Z, 2013. Faktor – Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Tingkat
III16.16.06.01 Ambon. Jurnal AKK, Vol. 2 No. 1. FKM, Unhas,
Makassar.

Munandar, 2008. Psikologi Industri dan Organisasi, Universitas Indonesia,


Jakarta.

Muthmainah, 2012. Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja Di Ruangan ICU


Pelayanan Jantung Terpadu Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Tahun
2012. Skripsi Universitas Indonesia. Jakarta.

Nopa, 2016. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat Ruang Rawat Inap
RSUD Tanjung Pura Langkat Tahun 2016. Tesis Universitas Sumatera
Utara.

Notoatmodjo, S. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan,Rineka Cipta, Jakarta

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

PPNI, 2005. Standar Praktik Keperawatan Indonesia. Jakarta.

, 2006. Riset Kondisi Kerja Perawat Indonesia Tahun 2006.


http://www.inna_ppni.or-id. Diakses Tanggal 12 Februari 2018

, 2010. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta.

Prihatini, L,D, 2007. Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stres Kerja Perawat
Di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang Tahun 2007. Tesis,
Universitas Sumatera Utara .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

Rahman, H, 2013. Hubungan Faktor Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Di


Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Primer Surabaya Tahun 2013,
Skripsi Universitas Airlangga.

Riza, 2015. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerja
Sebagai Variabel Intervening di Rumah Sakit Wijaya Kusuma Kabupaten
Lumajang, Jawa Timut Tahun 2015. Skripsi, Universitas Brawijaya,
Malang.

Robbins,S,P, 2011. Perilaku Organisasi. Edisi Dua belas, Salemba Empat, Jakarta.

Saam, Z dan Wahyuni, S, 2012. Psikologi Keperawatan. Cetakan I, Raja Grafindo


Persada, Jakarta.

Siagian, Sondang, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,


Jakarta.

Sugiyono, 2009. Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

, 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R & D. Alfabeta, Bandung.

Suza, S, 2008. Standart Praktik Keperawatan. htttp://library.usu.ac.id.

Tyczkowski, Brenda; Christine Vandenhouten; Janet Reilly; Gaurav Bansal;


Sylvia M. Kubsch; and Raelynn Jakkola. 2015, Emotional Intelligence
(EI) and Nursing Leadership Styles Among Nurse Managers. Nurs Admin
Q Vol. 39, No. 2, pp. 172–180.

Undang – Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta.

38 tahun 2014 tentang Keperawatan. Jakarta.

Utami, P, 2013. Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Proses Keperawatan,


http://www.digilib.unimus.ac.id. Diakses tanggal 12 Oktober 2017.

Vithzal, R, 2011. Manajemen SDM Dalam Organisasi Publik dan Bisnis, CV


Alfabeta, Bandung. .

Wahyu, 2015. Hubungan Tingkat Stres Kerja Perawat Terhadap Mutu Pelayanan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap RS PKU Muhammdiyah Yogyakarta
Tahun 2015. Skripsi STIKES Aisyiyah Yogyakarta.

Wibowo, 2014. Manajemen Kinerja, Raja Gravindo Persada, Jakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

Wijono, 2006. Pengaruh Kepribadian Type A dan Peran terhadap Stres Kerja
Perawat Jurnal Kesehatan Insan Vol 8 No. 3 Desember 2006. Surakarta.

Wilkinson, 2006. Manajemen dalam Penerapan Asuhan Keperawatan, Salemba


Medika, Jakarta.

Wincent, Joakim, dan Daniel Ortqvist, 2008. A Conceptualization if


Entrepreneuers Role Stressor, Lulea University of Technology, Vol 2, No
2, pp 87-103.

Wirawan, 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori, Aplikasi, dan
Penelitian, Salemba Empat, Jakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 1

Penjelasan Penelitian

Kepada Yth : Bapak/ ibu /saudara/i perawat :

Di RSU Bina Kasih

Perkenalkan nama saya Vera Rointan Nainggolan, mahasiswi program

Reguler Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Saat

ini saya sedang melakukan penelitian tentang Hubungan Stres Kerja dengan

Kinerja Perawat Pelaksana di RSU Bina Kasih Medan. Penelitian ini merupakan

bagian dari persyaratan untuk memenuhi tugas akhir pada program reguler sarjana

FKM USU.

Penelitian ini melibatkan perawat yang bertugas di seluruh ruangan RSU

Bina Kasih Medan. Bagi perawat penelitian ini diharapkan dapat memotivasi

perawat dalam memanajemen stres kerja secara pribadi sesuai karakteristik

masing masing. Demi peningkatan kualitas kinerja perawat pelaksana di RSU

Bina Kasih Medan, kami mohon bantuan Bapak/Ibu untuk memberikan informasi

dibawah ini. Semua keterangan dan jawaban yang diperoleh semata-mata hanya

untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya. Oleh sebab itu jawaban

Bapak/Ibu berikan besar sekali artinya bagi kelancaran penelitian ini. Atas

bantuan Bapak/Ibu, peneliti mengucapkan terima kasih.

Medan, 2017

(Vera Rointan Nainggolan)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Saya telah membaca dan memahami penjelasan peneliti mengenai tujuan

dan manfaat penelitian Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat

Pelaksana di RSU Bina Kasih Medan. Saya mengerti bahwa peneliti tidak

memaksa keikutsertaan saya dan menjaga kerahasiaan saya sebagai responden.

Saya mengerti bahwa keterlibatan saya pada penelitian ini tidak mempunyai

resiko terhadap pekerjaan saya dan mengerti bahwa penelitian ini bermafaat

sebagai masukan untuk perkembangan ilmu keperawatan dan dapat memotivasi

perawat dalam memanajemen stres kerja secara pribadi. Untuk itu saya

memberikan persetujuan untuk turut serta dalam penelitian ini dan bersedia

memberikan informasi yang sejujur jujurnya.

Medan, 2017

Responden

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT


PELAKSANA DI RSU BINA KASIH MEDAN PADA TAHUN 2017

Petunjuk Pengisian

1. Isilah identitas responden dengan jawaban singkat dan jelas

2. Berikan jawaban anda dengan memberikan tanda ( ) pada kuesioner stres

kerja beserta penjelasan alasan dan pada kuesioner kinerja perawat pada

kolom yang tertera yang ada di sebelah kanan pada masing-masingbutir

pertanyaan dengan pilihan sesuai dengan yang anda alami.

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

a. Laki-Laki b. Perempuan

4. Status Perkawinan :

a. Belum Kawin b. Kawin

5. Pendidikan :

a. D3 Keperawatan b. S1 Keperawatan c. S1 / Ners

6. Lama kerja di RSU Bina Kasih Medan :

a. <1 Tahun b. 1-5 Tahun c. > 5 Tahun

7. Bertugas di Ruang :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KUESIONER PENGUKURAN STRES KERJA

Penilaian :

1. TP = Jawaban tidak pernah apabila Bapak/Ibu dalam bekerja , Tidak pernah

mengalami / merasakan peristiwa seperti dalam pernyataan

2. J= Jawaban jarang apabila bapak/ibu dalam bekerja mengalami/merasakan

minimal 1 kali dalam sebulan peristiwa seperti dalam pernyataan.

3. S = Jawaban sering apabila bapak/ibu dalam bekerja mengalami/merasakan

minimal 1 kali dalam satu minggu peristiwa seperti dalam pernyataan.

4. SL = Jawaban selalu apabila bapak/ibu dalam bekerja mengalami/merasakan

setiap hari peristiwa seperti dalam pernyataan.

No Pernyataan TP J S SL

Gejala Fisik

1 Ketika saya menghadapi banyak pekerjaan yang


harus diselesaikan membuat saya merasa sakit
kepala/pusing
Alasan :

2 Saya merasa tegang dan berkeringat dingin saat


menghadapi / setelah merawat pasien dengan kondisi
kritis

Alasan :

3 Saya merasa jantung berdebar saat menerima atau


merawat pasien kritis

Alasan :

4 Saya mengalami sesak pada dada hingga sulit


bernafas saat bekerja di rumah sakit

Alasan :

5 Saya merasa otot leher, bahu atau punggung kaku


saat/setelah bekerja.leher) di rumah sakit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Alasan :

6 Saya merasa perut mulas, tegang, kembung dan nyeri


ulu hati saat merawat pasien di rumah sakit

Alasan :

7 Saya mengalami lelah (capek) dan tak berdaya


setelah merawat atau menghadapi pasien terutama
pasien dengan kondisi kritis
Alasan :

8 Saya terluka ketika melakukan tindakan medis pada


pasien (seperti tercucuk jarum, tekena patahan obat
ampul, dan lain lain)

Alasan :

Gejala Psikologis

1 Saya merasa tidak puas dengan hasil pekerjaan yang


saya lakukan di rumah sakit

Alasan :

2 Saya kurang berkonsentrasi dan mudah lupa saat


bekerja

Alasan :

3 Saya merasa jenuh dan bosan dengan pekerjaan saya


di rumah sakit

Alasan :

4 Saya mudah marah dan cepat tersinggung saat


bekerja di rumah sakit tanpa sebab yang berarti

Alasan :

5 Saya mudah putus asa terhadap permasalahan


pekerjaan yang saya hadapi

Alasan :

6 Saya merasa tidak bersemangat (malas bekerja)ketika


banyak pasien di rumah sakit

Alasan :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7 Saya suka absen/tidak masuk kerja (absen karena
sakit).

Alasan :

8 Saya mengalami kesulitan berkomunikasi dengan


sejawat dan atau keluarga pasien
Alasan :

9 Saya mengalami gangguan tidur, misalnya sukar


untuk memulai tidur dan sering terbangun di malam
hari saat tidak bekerja.
Alasan :

Gejala Perilaku

1 Saya menunda pekerjaan yang seharusnya dapat


dikerjakaan saat ini
Alasan :

2 Saya terlibat suatu masalah dengan teman sejawat


atau rekan kerja

Alasan :

3 Saya lambat dalam bertindak jika menghadapi situasi


yang membahayakan atau menghadapi pasien kritis

Alasan :

4 Saya merasa kesulitan untuk memberikan ide yang


inovatif dan kreatif mengenai masalah pekerjaan
Alasan :

5 Saya menghindari pekerjaan yang diberikan atasan


karena tidak mampu mengerjakan pekerjaan tersebut
Alasan :

6 Saya mengalami gangguan makan (bertambah porsi


atau kehilangan nafsu makan) saat banyak masalah
dalam pekerjaan.
Alasan :

7 Saya mengkonsumsi obat-obatan seperti obat


penenang atau obat-obat pemulih stamina saat saya
tidak bisa tidur, lelah dan pusing.
Alasan :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KUESIONER TENTANG KINERJA PERAWAT

Penilaian :

1. TP = Jawaban tidak pernah apabila Bapak/Ibu dalam bekerja , tidak pernah

dilakukan seperti dalam pernyataan

2. J= Jawaban jarang apabila bapak/ibu dalam bekerja, minimal 1 kali dalam

sebulan dilakukan seperti dalam pernyataan.

3. S = Jawaban sering apabila bapak/ibu dalam bekerja, melakukan minimal 1

kali dilakukan dalam satu minggu seperti dalam pernyataan.

4. SL = Jawaban selalu apabila bapak/ibu dalam bekerja setiap hari dilakukan

seperti dalam pernyataan.

No Pernyataan TP J S SL
Standart I : Pengkajian keperawatan
1. Saya mengucapkan salam dan memperkenalkan
diri sebelum melakukan pengkajian asuhan
keperawatan kepada pasien

2. Saya mengkaji status psikososial spritual pasien

3. Saya menggunakan hasil pemeriksaan


laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya untuk data dasar pengkajian pasien

4. Saya melakukan pemeriksaan fisik untuk


mengumpulkan data pasien

5. Saya memberikan penjelasan kepada keluarga


agar mengikuti prosedur

6. Saya melakukan anamnesis dan observasi untuk


mengumpulkan data pasien

7. Saya mendokumentasikan hasil pengkajian

Standart II : Diagnosa Keperawatan


8 Diagnos dibuat berdasarkan pada data pasien
yang telah dikaji

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9 Diagnosa keperwatan yang saya tentukan
berfokus pada respon actual atau resiko

10 Diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas


masalah pasien pada saat itu

11 Saya mendokumentasikan diagnosa keperawatan


pasien

Standart III : Perencanaan Keperawatan

12 Saya menetapkan prioritas masalah keperawatan


dengan melibatkan pasien

13 Saya merencanakan tindakan keperawatan


berdasarkan evaluasi diagnosa keperawatan
pasien
14 Rencana asuhan keperawatan yang saya buat
berdasarkan pada kolaborasi

15 Saya melibatkan pasien dan keluarganya saat


menetapkan tujuan rencana keperawatan

16 Saya merencanakan tindakan keperawatan


berdasarkan kegawatan masalah pasien

17 Saya mendokumentasikan rencana keperawatan


yang saya tentukan

Standart III : Implementasi Keperawatan

18 Saya berkolaborasi dengan tim kesehatan lain


dalam melakukan tindakan keperawatan

19 Saya melakukan tindakan keperawatan


berdasarkan pada standart prosedur

20 Saya melakukan inform consent dengan pasien


dan keluarga pasien

21 Saya menggunakan kemampuan kognitif dalam


pengambilan keputusan klinis

22 Saya menyampaikan masalah pasien secara jelas


dalam memberikan asuhan keperawatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23 Saya melakukan pertolongan pertama pada
pasien yang membutuhkan

24 Saya melakukan pendidikan kesehatan kepada


pasien

25 Saya mendokumentasikan implementasi


keperawatan

Standart V : Evaluasi Keperawatan

26 Saya mengevaluasi respon pasien terhadap


asuhan keperawatan yang telah dilakukan.

27 Evaluasi yang saya tentukan berdasarkan pada


tujuan yang diharapkan/kriteria hasil

28 Evaluasi yang saya tentukan berdasarkan data


subjektif dan objektif.

29 Saya menginterpretasi dan menyimpulkan


kondisi pasien berdasarkan pada analisa saya

30 Saya mendokumentasikan evaluasi keperawatan


pasien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER

Reliability
Variabel : Dependent
Scale : Stres Kerja

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure

Reliability Statistic
Cronbach's Alpha N of Items
.945 24

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


soal stres kerja no 1 2.00 .910 30
soal stres kerja no 2 2.23 .728 30
soal stres kerja no 3 1.33 .479 30
soal stres kerja no 4 1.60 .770 30
soal stres kerja no 5 2.13 .681 30
soal stres kerja no 6 2.27 .691 30
soal stres kerja no 7 1.50 .509 30
soal stres kerja no 8 1.60 .724 30
soal stres kerja no 9 1.73 .828 30
soal stres kerja no 10 1.87 .730 30
soal stres kerja no 11 2.23 .728 30
soal stres kerja no 12 2.27 .691 30
soal stres kerja no 13 2.27 .640 30
soal stres kerja no 14 1.27 .450 30
soal stres kerja no 15 2.27 .640 30
soal stres kerja no 16 1.43 .504 30
soal stres kerja no 17 2.27 .691 30
soal stres kerja no 18 2.27 .691 30
soal stres kerja no 19 1.87 .730 30
soal stres kerja no 20 2.23 .728 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


soal stres kerja no 21 1.40 .498 30
soal stres kerja no 22 1.67 .479 30
soal stres kerja no 23 1.40 .498 30
soal stres kerja no 24 1.50 .509 30

Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
soal stres kerja no 1 42.60 96.938 .697 .942
soal stres kerja no 2 42.37 100.171 .655 .942
soal stres kerja no 3 43.27 103.995 .616 .943
soal stres kerja no 4 43.00 100.621 .585 .943
soal stres kerja no 5 42.47 102.740 .510 .944
soal stres kerja no 6 42.33 97.747 .879 .939
soal stres kerja no 7 43.10 104.024 .575 .943
soal stres kerja no 8 43.00 102.276 .509 .944
soal stres kerja no 9 42.87 101.982 .454 .946
soal stres kerja no 10 42.73 99.168 .725 .941
soal stres kerja no 11 42.37 100.171 .655 .942
soal stres kerja no 12 42.33 97.747 .879 .939
soal stres kerja no 13 42.33 104.920 .375 .946
soal stres kerja no 14 43.33 104.644 .587 .943
soal stres kerja no 15 42.33 104.920 .375 .946
soal stres kerja no 16 43.17 103.178 .666 .943
soal stres kerja no 17 42.33 97.747 .879 .939
soal stres kerja no 18 42.33 97.747 .879 .939
soal stres kerja no 19 42.73 99.168 .725 .941
soal stres kerja no 20 42.37 100.171 .655 .942
soal stres kerja no 21 43.20 104.993 .490 .944
soal stres kerja no 22 42.93 104.754 .536 .944
soal stres kerja no 23 43.20 102.648 .728 .942
soal stres kerja no 24 43.10 103.403 .637 .943

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
44.60 110.248 10.500 24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Reliability
Variabel : Independent
Scale: Kinerja Perawat

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure

Reliability Statistic

Cronbach's Alpha N of Items


.954 30

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

soal kinerja kerja no 1 3.10 .481 30


soal kinerja kerja no 2 3.00 .587 30
soal kinerja kerja no 3 2.60 .770 30
soal kinerja kerja no 4 3.13 .507 30
soal kinerja kerja no 5 2.53 .776 30
soal kinerja kerja no 6 3.07 .521 30
soal kinerja kerja no 7 3.07 .521 30
soal kinerja kerja no 8 2.57 .817 30
soal kinerja kerja no 9 3.00 .587 30
soal kinerja kerja no 10 3.20 .610 30
soal kinerja kerja no 11 3.17 .747 30
soal kinerja kerja no 12 2.90 .845 30
soal kinerja kerja no 13 3.00 .643 30
soal kinerja kerja no 14 2.97 .850 30
soal kinerja kerja no 15 3.13 .629 30
soal kinerja kerja no 16 3.13 .730 30
soal kinerja kerja no 17 2.80 .761 30
soal kinerja kerja no 18 3.23 .568 30
soal kinerja kerja no 19 2.83 .834 30
soal kinerja kerja no 20 3.13 .571 30
soal kinerja kerja no 21 3.37 .556 30
soal kinerja kerja no 22 2.90 .845 30
soal kinerja kerja no 23 3.13 .507 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


soal kinerja kerja no 24 3.33 .547 30
soal kinerja kerja no 25 3.20 .761 30
soal kinerja kerja no 26 2.90 .759 30
soal kinerja kerja no 27 3.07 .450 30
soal kinerja kerja no 28 2.90 .759 30
soal kinerja kerja no 29 3.13 .507 30
soal kinerja kerja no 30 3.17 .461 30

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item
Correlation Deleted
soal kinerja no 1 87.57 160.530 .783 .952
soal kinerja no 2 87.67 161.402 .573 .953
soal kinerja no 3 88.07 154.685 .784 .951
soal kinerja no 4 87.53 159.982 .784 .952
soal kinerja no 5 88.13 156.464 .682 .952
soal kinerja no 6 87.60 159.214 .823 .952
soal kinerja no 7 87.60 159.214 .823 .952
soal kinerja no 8 88.10 154.507 .744 .952
soal kinerja no 9 87.67 163.195 .450 .954
soal kinerja no 10 87.47 162.395 .484 .954
soal kinerja no 11 87.50 159.362 .551 .954
soal kinerja no 12 87.77 155.840 .652 .953
soal kinerja no 13 87.67 163.678 .377 .955
soal kinerja no 14 87.70 155.390 .669 .953
soal kinerja no 15 87.53 160.878 .566 .953
soal kinerja no 16 87.53 160.326 .510 .954
soal kinerja no 17 87.87 154.533 .803 .951
soal kinerja no 18 87.43 159.357 .740 .952
soal kinerja no 19 87.83 154.764 .715 .952
soal kinerja no 20 87.53 158.602 .790 .952
soal kinerja no 21 87.30 160.286 .689 .952
soal kinerja no 22 87.77 153.771 .755 .952
soal kinerja no 23 87.53 163.085 .537 .954
soal kinerja no 24 87.33 163.057 .497 .954
soal kinerja no 25 87.47 161.016 .451 .955
Soal kinerja no 26 87.77 157.013 .668 .952
Soal kinerja no 27 87.60 163.490 .574 .953
Soal kinerja no 28 87.77 156.323 .706 .952
Soal kinerja no 29 87.53 164.671 .412 .954
Soal kinerja no 30 87.50 164.534 .469 .954

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
90.67 170.299 13.050 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 4

Master Data Penelitian

Status Bertugas di
No Umur U_kat Jns_klamin Pendidikan Lama Kerja Lmkrj_kat
Perkawinan ruang

1 28 2 Perempuan D3 Menikah 7 Tahun 3 Poly


2 27 2 Perempuan D3 Menikah 4 Tahun 2 Poly
3 30 2 Perempuan D3 Belum Menikah 4 Tahun 2 Poly
4 25 1 Perempuan D3 Belum Menikah 3 Tahun 2 Poly
5 25 1 Perempuan D3 Belum Menikah 2,5 Tahun 2 Poly
6 24 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 2 Tahun 2 Poly
7 24 1 Perempuan D3 Belum Menikah 2 Tahun 2 NICU/PICU
8 26 2 Perempuan D3 Belum Menikah 3 Tahun 2 NICU/PICU
9 25 1 Perempuan D3 Belum Menikah 2 Tahun 2 NICU/PICU
10 27 2 Perempuan D3 Menikah 3 Tahun 2 NICU/PICU
11 25 1 Perempuan D3 Belum Menikah 1,5 Tahun 2 NICU/PICU
12 25 1 Perempuan D3 Belum Menikah 1,5 Tahun 2 NICU/PICU
13 26 2 Perempuan D3 Belum Menikah 1 Tahun 2 NICU/PICU
14 24 1 Perempuan D3 Belum Menikah 9 Bulan 1 NICU/PICU
15 25 1 Perempuan D3 Belum Menikah 2,6 Tahun 2 Cendrawasih
16 26 2 Perempuan D3 Menikah 2 Tahun 2 Cendrawasih
17 24 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 2 Tahun 2 Cendrawasih
18 25 1 Perempuan D3 Belum Menikah 4 Tahun 2 Cendrawasih
19 23 1 Perempuan D3 Belum Menikah 1,5 Tahun 2 Nuri Pria
20 28 2 Perempuan D3 Belum Menikah 3 Tahun 2 Nuri Pria
21 27 2 Perempuan D3 Belum Menikah 2 Tahun 2 Nuri Pria
22 25 1 Perempuan D3 Belum Menikah 1,2 Tahun 2 Nuri Pria
23 30 2 Perempuan D3 Belum Menikah 1,2 Tahun 2 Nuri Pria
24 23 1 Laki-laki S1/Ners Belum Menikah 5 Bulan 1 Nuri Pria
25 22 1 Perempuan D3 Belum Menikah 4 Bulan 1 Nuri Pria
26 22 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 4 Bulan 1 Nuri Pria
27 25 1 Perempuan D3 Belum Menikah 2,4 Tahun 2 Nuri Wanita
28 24 1 Perempuan D3 Belum Menikah 1,6 Tahun 2 Nuri Wanita
29 24 1 Perempuan D3 Belum Menikah 1,5 Tahun 2 Nuri Wanita
30 25 1 Perempuan D3 Belum Menikah 1,3 Tahun 2 Nuri Wanita
31 24 1 Perempuan D3 Belum Menikah 9 Bulan 1 Nuri Wanita
32 24 1 Perempuan D3 Belum Menikah 5 Bulan 1 Nuri Wanita
33 23 1 Perempuan D3 Belum Menikah 4 Bulan 1 Nuri Wanita
34 22 1 Perempuan D3 Belum Menikah 4 Bulan 1 Nuri Wanita

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35 22 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 4 Bulan 1 Nuri Wanita
36 24 1 Laki-laki S1/Ners Belum Menikah 6 Bulan 1 IGD
37 23 1 Perempuan D3 Belum Menikah 10 Bulan 1 IGD
38 25 1 Perempuan D3 Belum Menikah 9 Bulan 1 IGD
39 24 1 Perempuan D3 Belum Menikah 5 Bulan 1 IGD
40 24 1 Perempuan S1 Belum Menikah 5 Bulan 1 IGD
41 23 1 Perempuan D3 Belum Menikah 5 Bulan 1 IGD
42 24 1 Perempuan S1 Belum Menikah 5 bulan 1 IGD
43 25 1 Perempuan D3 Belum Menikah 3,5 Tahun 2 Baby
44 24 1 Perempuan D3 Belum Menikah 3 Tahun 2 Baby
45 26 2 Perempuan D3 Belum Menikah 3 Tahun 2 Baby
46 25 1 Perempuan D3 Belum Menikah 2 Tahun 2 Baby
47 29 2 Laki-laki D3 Belum Menikah 2 Tahun 2 ICU
48 25 1 Perempuan S1/Ners Menikah 8 Bulan 1 ICU
49 24 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 6 Bulan 1 ICU
50 23 1 Laki-laki S1/Ners Belum Menikah 7 Bulan 1 ICU
51 23 1 Laki-laki S1/Ners Belum Menikah 6 Bulan 1 ICU
52 23 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 1,2 Tahun 2 ICU
53 23 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 1,3 Tahun 2 ICU
54 23 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 1,3 Tahun 2 ICU
55 24 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 6 Bulan 1 ICU
56 24 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 6 Tahun 3 Mawar
57 25 1 Perempuan D3 Belum Menikah 4,3 Tahun 2 Mawar
58 25 1 Perempuan D3 Menikah 2 Tahun 2 Mawar
59 24 1 Perempuan S1 Belum Menikah 1,5 Tahun 2 Mawar
60 24 1 Perempuan D3 Belum Menikah 11 Bulan 1 Mawar
61 24 1 Perempuan S1/Ners Belum Menikah 7 Bulan 1 Mawar
62 24 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 6 Bulan 1 Mawar
63 28 2 Laki-laki S1/Ners Belum Menikah 1, 2 Tahun 2 Mawar
64 24 1 Perempuan S1 Belum Menikah 5 Bulan 1 Mawar
65 24 1 Perempuan S1/Ners Belum Menikah 5 Bulan 1 Mawar
66 23 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 4 Bulan 1 Mawar
67 23 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 4 Bulan 1 Mawar
68 24 1 Perempuan S1/Ners Belum Menikah 10 Bulan 1 Melati
69 24 1 Perempuan S1/Ners Belum Menikah 10 Bulan 1 Melati
70 28 2 Perempuan D3 Belum Menikah 9 Bulan 1 Melati
71 24 1 Laki-laki S1/Ners Belum Menikah 5 Bulan 1 Melati
72 27 2 Laki-laki D3 Belum Menikah 3 Tahun 2 Melati
73 25 1 Perempuan D3 Belum Menikah 6 tahun 3 Melati
74 28 2 Perempuan D3 Belum Menikah 4 Tahun 2 Melati
75 26 2 Perempuan D3 Belum Menikah 3,5 tahun 2 Melati

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


OK/ Ruang
76 24 1 Perempuan S1 Belum Menikah 1,5 tahun 2
Operasi
OK/ Ruang
77 24 1 Perempuan D3 Belum Menikah 1,5 tahun 2
Operasi
OK/ Ruang
78 24 1 Perempuan D3 Belum Menikah 5 Bulan 1
Operasi
OK/ Ruang
79 24 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 5 Bulan 1
Operasi
OK/ Ruang
80 25 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 5 Bulan 1
Operasi
OK/ Ruang
81 26 2 Laki-laki D3 Menikah 3 Tahun 2
Operasi
OK/ Ruang
82 31 3 Perempuan D3 Menikah 3 Tahun 2
Operasi
OK/ Ruang
83 28 2 Perempuan D3 Belum Menikah 4 Tahun 2
Operasi
84 26 2 Laki-laki D3 Menikah 3 Tahun 2 HBOT
85 25 1 Laki-laki D3 Belum Menikah 9 Bulan 1 HBOT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pernyataan Stres kerja
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Tot S_Fisik 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Tot S_psikologis 18 19 20 21 22 23 24 Tot S_Perilaku Total Stres_kat

1 2 3 2 3 2 1 3 2 18 Sedang 1 2 2 1 1 3 1 1 2 14 Ringan 1 1 1 3 2 3 2 13 Ringan 45 Ringan


2 3 3 2 3 2 3 2 3 21 Sedang 2 3 2 3 2 3 3 2 2 22 Sedang 3 1 3 2 4 3 2 18 Sedang 61 Sedang
3 1 2 1 2 1 1 3 1 12 Ringan 3 1 2 1 1 3 1 2 4 18 Sedang 2 1 1 3 2 3 2 14 Sedang 44 Ringan
4 2 2 1 1 3 3 3 3 18 Sedang 1 1 2 2 1 1 1 3 1 13 Ringan 2 1 1 1 2 1 2 10 Ringan 41 Ringan
5 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Sedang 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 Sedang 2 3 2 3 2 3 1 16 Sedang 50 Sedang
6 2 2 2 2 3 2 2 2 17 Sedang 2 2 3 2 1 2 2 2 2 18 Sedang 2 1 2 3 3 3 3 17 Sedang 52 Sedang
7 3 2 2 3 3 2 3 2 20 Sedang 2 3 3 2 3 2 1 3 2 21 Sedang 1 2 3 3 2 3 2 16 Sedang 57 Sedang
8 3 2 1 2 2 3 2 2 17 Sedang 1 2 2 2 1 2 3 2 1 16 Ringan 2 2 1 2 2 2 2 13 Ringan 46 Ringan
9 2 2 2 2 3 2 1 2 16 Sedang 3 2 1 2 4 2 2 3 2 21 Sedang 1 2 1 3 4 4 3 18 Sedang 55 Sedang
10 2 3 4 3 4 2 1 2 21 Sedang 2 2 2 3 2 2 2 2 2 19 Sedang 2 2 2 3 2 3 1 15 Sedang 55 Sedang
11 3 3 2 3 3 3 3 2 22 Sedang 2 2 3 2 1 2 2 1 2 17 Ringan 1 1 1 3 2 2 1 11 Ringan 50 Sedang
12 2 3 3 3 3 2 2 2 20 Sedang 1 2 2 2 2 2 1 1 1 14 Ringan 1 1 1 4 4 4 3 18 Ringan 52 Sedang
13 3 3 3 4 3 4 3 3 26 Berat 3 4 2 3 2 3 2 3 3 25 Sedang 4 3 4 3 4 3 1 22 Berat 73 Berat
14 4 3 3 4 3 4 3 3 27 Berat 2 4 2 3 2 4 2 3 4 26 Sedang 4 3 4 3 4 3 4 25 Berat 78 Berat
15 1 2 1 2 1 1 3 1 12 Ringan 3 1 2 1 1 3 1 2 4 18 Sedang 2 1 1 3 2 3 2 14 Sedang 44 Ringan
16 2 2 2 3 3 2 2 2 18 Sedang 3 3 3 3 1 1 3 3 3 23 Sedang 1 3 3 4 4 3 2 20 Sedang 61 Sedang
17 2 3 4 3 4 2 1 2 21 Sedang 2 2 2 3 2 2 2 2 2 19 Sedang 2 2 2 3 2 3 2 16 Sedang 56 Sedang
18 2 3 2 3 2 1 3 2 18 Sedang 1 2 2 1 1 3 1 1 2 14 Ringan 1 1 1 3 2 3 2 13 Ringan 45 Ringan
19 3 3 2 3 3 3 3 2 22 Sedang 2 2 3 2 1 2 2 1 2 17 Ringan 1 1 1 3 2 1 1 10 Ringan 49 Sedang
20 1 2 1 2 1 1 3 1 12 Ringan 3 1 2 1 1 3 1 2 4 18 Sedang 2 1 1 3 2 3 2 14 Sedang 44 Ringan
21 2 2 1 3 3 2 1 2 16 Sedang 2 1 2 2 1 2 3 2 2 17 Ringan 2 2 2 3 2 3 2 16 Sedang 49 Sedang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22 2 2 2 3 3 2 2 2 18 Sedang 3 3 3 3 1 1 3 3 3 23 Sedang 1 3 3 4 4 3 2 20 Sedang 61 Sedang
23 2 3 3 3 3 2 2 2 20 Sedang 1 2 2 2 2 2 1 1 1 14 Ringan 1 1 1 3 3 4 2 15 Sedang 49 Sedang
24 3 3 3 4 3 3 3 3 25 Berat 1 4 2 3 2 3 2 3 3 23 Sedang 4 3 4 3 4 3 2 23 Berat 71 Sedang
25 2 3 3 4 3 4 3 3 25 Berat 2 4 2 3 2 4 2 3 4 26 Sedang 4 3 4 3 4 3 2 23 Berat 74 Berat
26 2 3 3 4 3 4 3 3 25 Berat 2 4 2 3 2 4 2 3 4 26 Sedang 4 3 4 3 4 3 2 23 Berat 74 Berat
27 2 3 2 3 2 1 3 2 18 Sedang 1 2 2 1 1 3 1 1 2 14 Ringan 1 1 1 3 2 3 2 13 Ringan 45 Ringan
28 2 2 2 3 3 2 3 3 20 Sedang 2 2 3 3 1 2 3 1 3 20 Sedang 3 3 3 4 3 3 1 20 Sedang 60 Sedang
29 2 2 2 3 3 2 2 2 18 Sedang 3 3 3 3 1 1 3 3 3 23 Sedang 1 3 3 4 4 3 2 20 Sedang 61 Sedang
30 2 3 3 3 3 2 2 2 20 Sedang 1 2 2 2 2 2 1 1 1 14 Ringan 1 1 1 3 3 4 2 15 Sedang 49 Sedang
31 2 2 2 3 3 2 3 3 20 Sedang 2 2 3 3 1 2 3 1 3 20 Ringan 3 3 3 4 3 3 1 20 Sedang 60 Sedang
32 3 4 3 3 4 2 3 3 25 Berat 3 4 3 2 3 3 3 3 3 27 Berat 3 3 3 4 3 4 1 21 Berat 73 Berat
33 3 2 3 4 2 4 3 3 24 Berat 4 3 4 3 2 2 3 4 3 28 Berat 3 4 4 3 3 4 1 22 Berat 74 Berat
34 3 3 3 4 3 4 3 3 26 Berat 3 4 2 3 2 3 2 3 3 25 Sedang 4 3 4 3 4 3 1 22 Berat 73 Berat
35 2 3 3 4 3 4 3 3 25 Berat 2 4 2 3 2 4 2 3 4 26 Sedang 4 3 4 3 4 3 4 25 Berat 76 Berat
36 2 2 1 1 3 3 3 3 18 Sedang 1 1 2 2 1 2 1 3 1 14 Ringan 2 2 2 2 4 3 2 17 Sedang 49 Sedang
37 1 2 2 2 3 2 3 2 17 Sedang 3 1 2 3 2 2 1 2 2 18 Sedang 1 1 2 4 2 3 2 15 Sedang 50 Sedang
38 3 3 3 4 3 4 3 3 26 Berat 3 4 2 3 3 3 3 3 3 27 Berat 4 3 4 3 4 3 1 22 Berat 75 Berat
39 3 2 3 4 2 4 3 3 24 Berat 4 3 4 3 2 2 3 4 3 28 Berat 3 3 4 3 3 4 1 21 Berat 73 Berat
40 3 3 2 4 4 2 4 3 25 Berat 4 4 4 4 2 2 4 3 4 31 Berat 2 4 3 3 4 4 3 23 Berat 79 Berat
41 2 3 3 4 3 4 3 3 25 Berat 2 4 3 3 2 4 2 3 4 27 Berat 4 3 4 3 4 3 1 22 Berat 74 Berat
42 3 3 3 4 3 4 3 3 26 Berat 3 4 2 3 2 3 2 3 3 25 Sedang 4 3 4 3 4 3 1 22 Berat 73 Berat
43 1 2 1 2 1 1 3 1 12 Ringan 3 1 2 1 1 3 1 2 4 18 Sedang 2 1 1 3 2 3 2 14 Sedang 44 Ringan
44 2 2 1 1 3 3 3 3 18 Sedang 2 2 2 2 2 3 2 3 2 20 Sedang 2 2 2 3 2 1 2 14 Sedang 52 Sedang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Sedang 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 Sedang 2 2 2 3 2 3 1 15 Sedang 49 Sedang
46 3 3 2 3 3 2 3 2 21 Sedang 3 3 2 3 1 1 3 1 3 20 Sedang 1 3 2 3 4 3 3 19 Sedang 60 Sedang
47 3 2 3 3 2 2 3 3 21 Sedang 2 3 3 3 2 1 2 1 3 20 Sedang 3 3 3 2 3 2 2 18 Sedang 59 Sedang
48 3 3 3 4 3 4 3 3 26 Berat 1 4 2 3 2 4 2 3 3 24 Sedang 4 3 4 3 4 3 2 23 Berat 73 Berat
49 2 3 3 4 3 4 3 3 25 Berat 2 4 2 3 2 4 2 3 4 26 Sedang 4 3 4 3 4 3 2 23 Berat 74 Berat
50 2 3 3 4 3 4 3 3 25 Berat 2 4 2 3 2 4 2 3 4 26 Sedang 4 3 4 3 4 3 2 23 Berat 74 Berat
51 3 2 3 4 2 4 3 3 24 Berat 4 3 4 3 2 2 3 4 3 28 Berat 3 2 4 3 3 4 1 20 Sedang 72 Berat
52 3 3 3 3 3 3 3 3 24 Berat 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26 Sedang 3 3 3 3 4 4 2 22 Berat 72 Berat
53 2 2 1 1 3 3 3 3 18 Sedang 1 1 2 2 1 2 1 3 1 14 Ringan 2 2 2 2 4 3 2 17 Sedang 49 Sedang
54 1 2 2 3 2 3 2 3 18 Sedang 3 3 4 4 2 2 3 2 3 26 Sedang 2 3 4 4 4 3 2 22 Berat 66 Sedang
55 3 3 3 3 3 3 3 3 24 Sedang 3 3 3 3 3 2 3 4 3 27 Berat 4 3 3 3 4 4 1 22 Berat 73 Berat
56 1 1 1 1 1 2 2 2 11 Ringan 1 2 1 2 2 2 1 2 1 14 Ringan 2 1 1 2 2 3 1 12 Ringan 37 Ringan
57 1 1 1 1 1 2 2 2 11 Ringan 1 1 1 2 2 2 1 2 1 13 Ringan 1 1 1 2 2 3 1 11 Ringan 35 Ringan
58 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Sedang 2 2 2 2 1 2 2 1 2 16 Ringan 2 2 2 2 2 2 1 13 Ringan 45 Ringan
59 2 2 2 3 3 3 3 3 21 Sedang 2 3 3 3 2 2 3 2 2 22 Sedang 1 1 1 3 2 2 3 13 Ringan 56 Sedang
60 2 2 2 3 3 3 3 3 21 Sedang 2 3 3 3 2 2 3 2 2 22 Sedang 1 1 1 3 2 2 3 13 Ringan 56 Sedang
61 3 3 2 2 3 3 3 3 22 Sedang 2 3 2 4 2 2 2 3 4 24 Sedang 3 3 3 3 3 3 2 20 Sedang 66 Sedang
62 3 3 2 4 3 2 4 3 24 Berat 2 2 2 3 2 2 2 3 2 20 Ringan 2 2 3 3 4 3 2 19 Sedang 63 Sedang
63 2 2 2 1 3 2 3 2 17 Ringan 2 1 3 3 1 2 2 1 3 18 Ringan 1 2 2 2 1 2 1 11 Ringan 46 Ringan
64 4 3 2 2 4 4 4 3 26 Berat 2 4 2 4 2 2 2 3 4 25 Sedang 3 3 4 3 4 4 1 22 Berat 73 Berat
65 3 3 2 3 2 3 3 2 21 Sedang 2 3 4 4 3 3 4 1 3 27 Berat 4 4 4 4 3 3 2 24 Berat 72 Berat
66 3 2 2 3 3 2 3 3 21 Sedang 3 2 4 4 3 3 4 3 3 29 Berat 1 4 4 4 3 3 2 21 Berat 71 Sedang
67 4 3 2 2 4 4 4 3 26 Berat 2 4 2 4 2 2 2 3 4 25 Sedang 3 3 4 3 3 4 3 23 Berat 74 Berat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68 2 3 3 3 3 2 2 2 20 Sedang 1 2 2 2 2 2 1 1 1 14 Ringan 1 2 2 2 3 3 3 16 Sedang 50 Sedang
69 1 2 2 3 2 3 2 3 18 Sedang 3 3 4 4 2 2 3 2 3 26 Sedang 2 3 4 4 4 3 2 22 Berat 66 Sedang
70 4 2 3 1 3 4 3 3 23 Sedang 2 1 3 3 1 2 3 1 3 19 Ringan 1 2 2 3 1 3 1 13 Ringan 55 Sedang
71 3 3 2 3 2 3 3 2 21 Sedang 2 3 4 4 3 3 4 1 3 27 Berat 4 4 4 4 3 3 2 24 Berat 72 Berat
72 1 2 2 4 2 2 4 2 19 Sedang 2 2 3 2 3 3 2 1 2 20 Sedang 3 2 2 2 2 3 2 16 Sedang 55 Sedang
73 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Sedang 2 2 2 2 1 1 2 2 2 16 Ringan 1 2 2 2 3 2 2 14 Sedang 46 Ringan
74 1 1 1 1 1 2 2 2 11 Ringan 1 2 1 2 2 2 1 2 1 14 Ringan 2 1 1 2 2 3 1 12 Ringan 37 Ringan
75 1 1 1 1 1 2 2 2 11 Ringan 1 1 1 2 2 2 1 2 1 13 Ringan 1 1 1 2 2 3 1 11 Ringan 35 Ringan
76 3 2 2 3 3 3 3 3 22 Sedang 3 4 2 4 3 1 3 1 2 23 Sedang 1 3 4 3 2 3 1 17 Sedang 62 Sedang
77 3 3 2 3 2 3 3 2 21 Sedang 3 3 3 2 3 2 3 3 2 24 Sedang 3 2 4 3 2 3 1 18 Sedang 63 Sedang
78 4 3 2 2 4 4 4 3 26 Berat 2 4 2 4 2 2 2 3 4 25 Sedang 3 3 4 3 4 4 1 22 Berat 73 Berat
79 3 3 2 3 2 3 3 2 21 Sedang 2 3 4 4 3 3 4 1 3 27 Berat 4 4 4 4 3 3 2 24 Berat 72 Berat
80 3 2 2 3 3 2 3 3 21 Sedang 3 2 4 4 3 3 4 3 3 29 Berat 1 4 4 4 3 3 2 21 Berat 71 Sedang
81 1 2 2 3 2 3 2 3 18 Sedang 3 3 4 4 2 2 3 2 3 26 Sedang 2 3 4 4 4 3 2 22 Berat 66 Sedang
82 3 3 2 3 2 3 3 2 21 Sedang 2 3 4 4 1 1 1 1 3 20 Sedang 1 4 4 4 3 3 2 21 Berat 62 Sedang
83 2 2 2 3 2 2 2 2 17 Sedang 3 2 2 2 1 1 2 1 2 16 Ringan 1 2 2 2 2 2 2 13 Ringan 46 Ringan
84 1 1 1 1 1 2 2 2 11 Ringan 1 1 1 2 2 2 1 2 1 13 Ringan 1 1 1 2 2 3 2 12 Ringan 36 Ringan
85 1 2 3 2 1 2 3 2 16 Sedang 1 2 1 2 2 3 2 2 1 16 Ringan 3 2 3 2 2 3 2 17 Sedang 49 Sedang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pernyataan Kinerja Perawat
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 JLH K_kat
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1 3 2 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 2 2 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 91 Baik
2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 1 3 2 4 3 3 3 2 2 2 2 2 75 Cukup
3 4 2 4 3 4 3 4 3 2 4 2 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 92 Baik
4 2 3 3 4 3 4 3 3 2 4 2 3 2 4 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 96 Baik
5 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 1 1 1 3 2 1 1 3 2 2 2 2 2 62 Cukup
6 2 2 1 3 2 3 1 2 1 2 3 2 2 3 2 3 2 1 4 1 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 69 Cukup
7 2 3 4 3 4 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 72 Cukup
8 3 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 2 2 2 4 2 4 94 Baik
9 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 1 2 4 2 2 3 2 1 2 1 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 67 Cukup
10 2 2 2 1 2 1 2 3 3 1 2 2 2 4 4 2 3 3 2 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 69 Cukup
11 3 3 2 3 3 3 3 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 69 Cukup
12 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 4 4 4 3 3 2 2 2 2 2 65 Cukup
13 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 4 2 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 55 Kurang
14 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 4 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 57 Kurang
15 3 3 3 2 3 2 3 4 4 2 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 94 Baik
16 3 2 3 1 2 1 2 1 2 4 1 2 2 3 1 3 2 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 71 Cukup

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17 2 3 4 3 4 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 72 Cukup
18 3 3 3 2 3 2 3 4 4 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 92 Baik
19 2 3 2 3 2 1 3 2 1 2 2 1 1 3 1 1 2 1 1 1 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 63 Cukup
20 4 4 4 4 3 2 3 2 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 97 Baik
21 2 2 1 3 3 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 67 Cukup
22 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 4 2 1 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 63 Cukup
23 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 1 3 3 3 1 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 81 Cukup
24 3 2 1 2 2 3 2 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 2 2 1 4 3 4 4 3 3 2 2 3 2 69 Cukup
25 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 4 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 57 Kurang
26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 58 Kurang
27 2 3 3 4 3 4 3 3 1 4 2 3 2 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 95 Baik
28 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 1 2 3 1 3 3 3 3 4 3 3 4 2 2 2 2 2 2 75 Cukup
29 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 1 3 3 3 1 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 81 Cukup
30 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 1 3 2 1 2 3 3 2 3 4 3 2 3 4 4 4 79 Cukup
31 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 1 3 2 1 2 3 3 2 3 4 3 2 3 4 4 4 79 Cukup
32 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 58 Kurang
33 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 4 2 1 3 3 3 3 1 2 1 2 1 2 54 Kurang
34 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 58 Kurang
35 1 2 2 1 2 1 1 3 1 1 2 2 2 1 1 2 1 3 2 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 54 Kurang
36 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 1 1 1 3 1 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 75 Cukup
37 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 1 1 1 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 69 Cukup
38 1 2 2 1 2 1 1 3 1 1 2 2 2 1 1 2 1 3 2 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 54 Kurang
39 2 3 2 1 2 1 1 2 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 59 Kurang
40 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 55 Kurang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41 2 3 2 1 2 1 1 2 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 59 Kurang
42 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 4 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 57 Kurang
43 4 4 4 4 3 2 3 2 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 97 Baik
44 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 1 2 1 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 75 Cukup
45 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 1 1 3 1 3 1 3 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 73 Cukup
46 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 65 Cukup
47 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 1 1 1 1 3 1 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 65 Cukup
48 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 55 Kurang
49 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 4 2 1 3 3 3 3 1 2 1 2 1 2 54 Kurang
50 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 4 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 57 Kurang
51 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 55 Kurang
52 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 58 Kurang
53 2 2 1 1 3 3 3 3 1 1 2 2 1 2 1 3 1 1 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2 2 2 61 Cukup
54 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 54 Kurang
55 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 55 Kurang
56 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 2 3 2 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 2 4 4 3 95 Baik
57 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 1 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 91 Baik
58 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 1 1 1 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 70 Cukup
59 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 51 Kurang
60 2 2 1 1 3 3 3 3 1 1 2 2 1 1 1 3 1 1 1 1 3 4 3 4 1 2 2 3 3 3 62 Cukup
61 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 4 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 57 Kurang
62 4 2 3 1 3 4 3 3 2 1 3 3 1 2 3 1 3 1 2 2 3 1 3 1 2 2 2 2 2 2 67 Cukup
63 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 2 2 2 2 93 Baik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 4 2 1 3 3 3 3 1 2 1 2 1 2 54 Kurang
65 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 4 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 57 Kurang
66 1 3 1 3 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 1 1 2 1 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 61 Cukup
67 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 54 Kurang
68 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 64 Cukup
69 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 1 3 3 1 3 2 3 2 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 78 Cukup
70 1 2 2 2 2 3 2 3 1 2 1 2 2 2 3 1 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 63 Cukup
71 1 2 2 1 2 1 1 3 1 1 2 2 2 1 1 2 1 3 2 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 54 Kurang
72 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 2 2 2 2 93 Baik
73 3 2 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 2 2 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 91 Baik
74 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 2 3 2 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 2 4 4 3 95 Baik
75 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 2 2 2 2 93 Baik
76 4 1 4 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 63 Cukup
77 1 2 3 2 1 2 3 2 1 2 1 2 2 3 2 2 1 3 2 3 2 2 3 4 2 3 2 3 3 3 67 Cukup
78 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 4 2 1 3 3 3 3 1 2 1 2 1 2 54 Kurang
79 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 49 Kurang
80 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 4 1 1 1 2 4 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 70 Cukup
81 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 4 4 1 1 1 1 3 1 4 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 3 80 Cukup
82 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 55 Kurang
83 3 4 2 4 3 2 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 96 Baik
84 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 95 Baik
85 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 4 1 1 3 1 3 1 3 2 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 81 Cukup

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 5

OUTPUT SPSS

1. ANALISIS UNIVARIAT

Frequency Table

jenis kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid Laki-laki 26 30,6 30,6 30,6
Perempuan 59 69,4 69,4 100,0
Total 85 100,0 100,0

umur_kategori responden
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid 21-25 tahun 64 75,3 75,3 75,3
26-30 tahun 20 23,5 23,5 98,8
31-35 tahun 1 1,2 1,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

pendidikan responden
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid D3 69 81,2 81,2 81,2
S1 5 5,9 5,9 87,1
S1/Ners 11 12,9 12,9 100,0
Total 85 100,0 100,0

status perkawinan
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid BelumMenikah 76 89,4 89,4 89,4
Menikah 9 10,6 10,6 100,0
Total 85 100,0 100,0

lama kerja kategori


Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid < 1 tahun 36 42,4 42,4 42,4
1-5 tahun 46 54,1 54,1 96,5
>5 tahun 3 3,5 3,5 100,0
Total 85 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Ruang Tugas
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid UGD 7 8,2 8,2 8,2
Polikliinik 6 7,1 7,1 15,3
Mawar 12 14,1 14,1 29,4
Melati 8 9,4 9,4 38,8
Cendrawasih 4 4,7 4,7 43,5
ICU 9 10,6 10,6 54,1
NICU 8 9,4 9,4 63,5
R.Baby 4 4,7 4,7 68,2
Nuri Pria 8 9,4 9,4 77,6
Nuri Wanita 9 10,6 10,6 88,2
Ruang Operasi 8 9,4 9,4 97,6
HBOT 2 2,4 2,4 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Tidak Pernah 15 17,6 17,6 17,6
Jarang 35 41,2 41,2 58,8
Sering 30 35,3 35,3 94,1
Selalu 5 5,9 5,9 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 2
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 5 5,9 5,9 5,9
Jarang 40 47,1 47,1 52,9
Sering 39 45,9 45,9 98,8
Selalu 1 1,2 1,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 3
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 15 17,6 17,6 17,6
Jarang 42 49,4 49,4 67,1
Sering 26 30,6 30,6 97,6
Selalu 2 2,4 2,4 100,0
Total 85 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


stres kerja no 4
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 11 12,9 12,9 12,9
Jarang 17 20,0 20,0 32,9
Sering 38 44,7 44,7 77,6
Selalu 19 22,4 22,4 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 5
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 10 11,8 11,8 11,8
Jarang 23 27,1 27,1 38,8
Sering 45 52,9 52,9 91,8
Selalu 7 8,2 8,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 6
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 8,2 8,2 8,2
Jarang 36 42,4 42,4 50,6
Sering 23 27,1 27,1 77,6
Selalu 19 22,4 22,4 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 7
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 4 4,7 4,7 4,7
Jarang 23 27,1 27,1 31,8
Sering 52 61,2 61,2 92,9
Selalu 6 7,1 7,1 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 8
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 4 4,7 4,7 4,7
Jarang 39 45,9 45,9 50,6
Sering 42 49,4 49,4 100,0
Total 85 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Stres_gejalafisik_kat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 9 10,6 10,6 10,6
Sedang 52 61,2 61,2 71,8
Berat 24 28,2 28,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 9
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 19 22,4 22,4 22,4
Jarang 37 43,5 43,5 65,9
Sering 25 29,4 29,4 95,3
Selalu 4 4,7 4,7 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 10
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 14 16,5 16,5 16,5
Jarang 29 34,1 34,1 50,6
Sering 23 27,1 27,1 77,6
Selalu 19 22,4 22,4 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 11
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 8,2 8,2 8,2
Jarang 45 52,9 52,9 61,2
Sering 20 23,5 23,5 84,7
Selalu 13 15,3 15,3 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 12
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 8,2 8,2 8,2
Jarang 29 34,1 34,1 42,4
Sering 34 40,0 40,0 82,4
Selalu 15 17,6 17,6 100,0
Total 85 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


stres kerja no 13
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 27 31,8 31,8 31,8
Jarang 44 51,8 51,8 83,5
Sering 13 15,3 15,3 98,8
Selalu 1 1,2 1,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 14
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 10 11,8 11,8 11,8
Jarang 44 51,8 51,8 63,5
Sering 23 27,1 27,1 90,6
Selalu 8 9,4 9,4 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 15
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 22 25,9 25,9 25,9
Jarang 33 38,8 38,8 64,7
Sering 24 28,2 28,2 92,9
Selalu 6 7,1 7,1 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 16
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 23 27,1 27,1 27,1
Jarang 25 29,4 29,4 56,5
Sering 33 38,8 38,8 95,3
Selalu 4 4,7 4,7 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 17
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 14 16,5 16,5 16,5
Jarang 26 30,6 30,6 47,1
Sering 29 34,1 34,1 81,2
Selalu 16 18,8 18,8 100,0
Total 85 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Stres_gej_psikologis_kat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 23 27,1 27,1 27,1
Sedang 49 57,6 57,6 84,7
Berat 13 15,3 15,3 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 18
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 29 34,1 34,1 34,1
Jarang 23 27,1 27,1 61,2
Sering 16 18,8 18,8 80,0
Selalu 17 20,0 20,0 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 19
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 23 27,1 27,1 27,1
Jarang 21 24,7 24,7 51,8
Sering 33 38,8 38,8 90,6
Selalu 8 9,4 9,4 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 20
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 22 25,9 25,9 25,9
Jarang 18 21,2 21,2 47,1
Sering 15 17,6 17,6 64,7
Selalu 30 35,3 35,3 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 21
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 1 1,2 1,2 1,2
Jarang 17 20,0 20,0 21,2
Sering 50 58,8 58,8 80,0
Selalu 17 20,0 20,0 100,0
Total 85 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


stres kerja no 22
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 2 2,4 2,4 2,4
Jarang 32 37,6 37,6 40,0
Sering 20 23,5 23,5 63,5
Selalu 31 36,5 36,5 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 23
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 3 3,5 3,5 3,5
Jarang 9 10,6 10,6 14,1
Sering 59 69,4 69,4 83,5
Selalu 14 16,5 16,5 100,0
Total 85 100,0 100,0

stres kerja no 24
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 28 32,9 32,9 32,9
Jarang 46 54,1 54,1 87,1
Sering 9 10,6 10,6 97,6
Selalu 2 2,4 2,4 100,0
Total 85 100,0 100,0

Stres_gej_perilaku_kat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 18 21,2 21,2 21,2
Sedang 36 42,4 42,4 63,5
Berat 31 36,5 36,5 100,0
Total 85 100,0 100,0

Stres kerja kategori


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Stres Ringan 18 21,2 21,2 21,2
Stres Sedang 42 49,4 49,4 70,6
Stres Berat 25 29,4 29,4 100,0
Total 85 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Bertugas di ruang * Stres kerja kategori Crosstabulation

Crosstab
Stres kerja kategori Total

Stres
Stres Ringan Stres Sedang Stres Berat Ringan
Bertugas UGD Count
0 2 5 7
di ruang
Expected Count 1,5 3,5 2,1 7,0
% within
,0% 28,6% 71,4% 100,0%
Bertugas di ruang
Polikliinik Count 3 3 0 6
Expected Count 1,3 3,0 1,8 6,0
% within
50,0% 50,0% ,0% 100,0%
Bertugas di ruang
Mawar Count 4 5 3 12
Expected Count 2,5 5,9 3,5 12,0
% within
33,3% 41,7% 25,0% 100,0%
Bertugas di ruang
Melati Count 3 4 1 8
Expected Count 1,7 4,0 2,4 8,0
% within
37,5% 50,0% 12,5% 100,0%
Bertugas di ruang
Cendrawasih Count 2 2 0 4
Expected Count ,8 2,0 1,2 4,0
% within
50,0% 50,0% ,0% 100,0%
Bertugas di ruang
ICU Count 0 3 6 9
Expected Count 1,9 4,4 2,6 9,0
% within
,0% 33,3% 66,7% 100,0%
Bertugas di ruang
NICU Count 1 5 2 8
Expected Count 1,7 4,0 2,4 8,0
% within
12,5% 62,5% 25,0% 100,0%
Bertugas di ruang
R.Baby Count 1 3 0 4
Expected Count ,8 2,0 1,2 4,0
% within
25,0% 75,0% ,0% 100,0%
Bertugas di ruang
Nuri Pria Count 1 5 2 8
Expected Count 1,7 4,0 2,4 8,0
% within
12,5% 62,5% 25,0% 100,0%
Bertugas di ruang
Nuri Wanita Count 1 4 4 9
Expected Count 1,9 4,4 2,6 9,0
% within
11,1% 44,4% 44,4% 100,0%
Bertugas di ruang
Ruang Operasi Count 1 5 2 8
Expected Count 1,7 4,0 2,4 8,0
% within 12,5% 62,5% 25,0% 100,0%
Bertugas di ruang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HBOT Count 1 1 0 2
Expected Count ,4 1,0 ,6 2,0
% within
50,0% 50,0% ,0% 100,0%
Bertugas di ruang
Total Count 18 42 25 85
Expected Count 18,0 42,0 25,0 85,0
% within
21,2% 49,4% 29,4% 100,0%
Bertugas di ruang

kinerja no 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 8,2 8,2 8,2
Jarang 46 54,1 54,1 62,4
Sering 22 25,9 25,9 88,2
Selalu 10 11,8 11,8 100,0
Total 85 100,0 100,0
kinerja no 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 5 5,9 5,9 5,9
Jarang 48 56,5 56,5 62,4
Sering 28 32,9 32,9 95,3
Selalu 4 4,7 4,7 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 8,2 8,2 8,2
Jarang 50 58,8 58,8 67,1
Sering 19 22,4 22,4 89,4
Selalu 9 10,6 10,6 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 25 29,4 29,4 29,4
Jarang 20 23,5 23,5 52,9
Sering 27 31,8 31,8 84,7
Selalu 13 15,3 15,3 100,0
Total 85 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kinerja no 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 7,1 7,1 7,1
Jarang 28 32,9 32,9 40,0
Sering 48 56,5 56,5 96,5
Selalu 3 3,5 3,5 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 6
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 20 23,5 23,5 23,5
Jarang 41 48,2 48,2 71,8
Sering 13 15,3 15,3 87,1
Selalu 11 12,9 12,9 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 7
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 22 25,9 25,9 25,9
Jarang 27 31,8 31,8 57,6
Sering 98,
35 41,2 41,2
8
Selalu 1 1,2 1,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 8
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 16 18,8 18,8 18,8
Jarang 38 44,7 44,7 63,5
Sering 24 28,2 28,2 91,8
Selalu 7 8,2 8,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 9
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 35 41,2 41,2 41,2
Jarang 29 34,1 34,1 75,3
Sering 12 14,1 14,1 89,4
Selalu 9 10,6 10,6 100,0
Total 85 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kinerja no 10
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 22 25,9 25,9 25,9
Jarang 34 40,0 40,0 65,9
Sering 18 21,2 21,2 87,1
Selalu 11 12,9 12,9 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 11
Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
Valid Tidak Pernah 10 11,8 11,8 11,8
Jarang 49 57,6 57,6 69,4
Sering 19 22,4 22,4 91,8
Selalu 7 8,2 8,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 2 2,4 2,4 2,4
Jarang 53 62,4 62,4 64,7
Sering 24 28,2 28,2 92,9
Selalu 6 7,1 7,1 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 22 25,9 25,9 25,9
Jarang 46 54,1 54,1 80,0
Sering 16 18,8 18,8 98,8
Selalu 1 1,2 1,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 27 31,8 31,8 31,8
Jarang 37 43,5 43,5 75,3
Sering 13 15,3 15,3 90,6
Selalu 8 9,4 9,4 100,0
Total 85 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kinerja no 15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 36 42,4 42,4 42,4
Jarang 25 29,4 29,4 71,8
Sering 20 23,5 23,5 95,3
Selalu 4 4,7 4,7 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 16 18,8 18,8 18,8
Jarang 40 47,1 47,1 65,9
Sering 26 30,6 30,6 96,5
Selalu 3 3,5 3,5 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 17
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 25 29,4 29,4 29,4
Jarang 29 34,1 34,1 63,5
Sering 26 30,6 30,6 94,1
Selalu 5 5,9 5,9 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 25 29,4 29,4 29,4
Jarang 18 21,2 21,2 50,6
Sering 23 27,1 27,1 77,6
Selalu 19 22,4 22,4 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 19
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 16 18,8 18,8 18,8
Jarang 42 49,4 49,4 68,2
Sering 20 23,5 23,5 91,8
Selalu 7 8,2 8,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kinerja no 20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 27 31,8 31,8 31,8
Jarang 32 37,6 37,6 69,4
Sering 12 14,1 14,1 83,5
Selalu 14 16,5 16,5 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 21
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 2 2,4 2,4 2,4
Jarang 22 25,9 25,9 28,2
Sering 49 57,6 57,6 85,9
Selalu 12 14,1 14,1 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 22
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 2 2,4 2,4 2,4
Jarang 35 41,2 41,2 43,5
Sering 32 37,6 37,6 81,2
Selalu 16 18,8 18,8 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 23
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 10,6 10,6 10,6
Jarang 11 12,9 12,9 23,5
Sering 55 64,7 64,7 88,2
Selalu 10 11,8 11,8 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 24
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 2 2,4 2,4 2,4
Jarang 24 28,2 28,2 30,6
Sering 41 48,2 48,2 78,8
Selalu 18 21,2 21,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kinerja no 25
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 17 20,0 20,0 20,0
Jarang 33 38,8 38,8 58,8
Sering 31 36,5 36,5 95,3
Selalu 4 4,7 4,7 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 26
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Jarang 63 74,1 74,1 74,1
Sering 14 16,5 16,5 90,6
Selalu 8 9,4 9,4 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 27
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 7,1 7,1 7,1
Jarang 50 58,8 58,8 65,9
Sering 26 30,6 30,6 96,5
Selalu 3 3,5 3,5 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 28
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Jarang 51 60,0 60,0 60,0
Sering 22 25,9 25,9 85,9
Selalu 12 14,1 14,1 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja no 29
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 4 4,7 4,7 4,7
Jarang 52 61,2 61,2 65,9
Sering 19 22,4 22,4 88,2
Selalu 10 11,8 11,8 100,0
Total 85 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kinerja no 30
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 7,1 7,1 7,1
Jarang 43 50,6 50,6 57,6
Sering 22 25,9 25,9 83,5
Selalu 14 16,5 16,5 100,0
Total 85 100,0 100,0

kinerja_perawat Kategori
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 29 34,1 34,1 34,1
Cukup 38 44,7 44,7 78,8
Baik 18 21,2 21,2 100,0
Total 85 100,0 100,0

Bertugas di ruang * kinerja_ Kategori


Crosstab

kinerja_kerja Kategori Total


Kurang Cukup Baik Kurang
Bertugas UGD Count 5 2 0 7
di ruang Expected Count 2,4 3,1 1,5 7,0
% within
Bertugas di 71,4% 28,6% ,0% 100,0%
ruang
Polikliinik Count 0 3 3 6
Expected Count 2,0 2,7 1,3 6,0
% within
Bertugas di ,0% 50,0% 50,0% 100,0%
ruang
Mawar Count 5 4 3 12
Expected Count 4,1 5,4 2,5 12,0
% within
Bertugas di 41,7% 33,3% 25,0% 100,0%
ruang
Melati Count 1 3 4 8
Expected Count 2,7 3,6 1,7 8,0
% within
Bertugas di 12,5% 37,5% 50,0% 100,0%
ruang
Cendrawasih Count 0 2 2 4
Expected Count 1,4 1,8 ,8 4,0
% within
Bertugas di ,0% 50,0% 50,0% 100,0%
ruang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ICU Count 7 2 0 9
Expected Count 3,1 4,0 1,9 9,0
% within
Bertugas di 77,8% 22,2% ,0% 100,0%
ruang
NICU Count 2 5 1 8
Expected Count 2,7 3,6 1,7 8,0
% within
Bertugas di 25,0% 62,5% 12,5% 100,0%
ruang
R.Baby Count 0 3 1 4
Expected Count 1,4 1,8 ,8 4,0
% within ,0% 75,0% 25,0% 100,0%
Bertugas di
ruang
Nuri Pria Count 2 5 1 8
Expected Count 2,7 3,6 1,7 8,0
% within
Bertugas di 25,0% 62,5% 12,5% 100,0%
ruang
Nuri Wanita Count 4 4 1 9
Expected Count 3,1 4,0 1,9 9,0
% within
Bertugas di 44,4% 44,4% 11,1% 100,0%
ruang
Ruang Count 3 4 1 8
Operasi Expected Count 2,7 3,6 1,7 8,0
% within
Bertugas di 37,5% 50,0% 12,5% 100,0%
ruang
HBOT Count 0 1 1 2
Expected Count ,7 ,9 ,4 2,0
% within
Bertugas di ,0% 50,0% 50,0% 100,0%
ruang
Total Count 29 38 18 85
Expected Count 29,0 38,0 18,0 85,0
% within
34,1% 44,7% 21,2% 100,0%
Ruang Tugas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Analisis Bivariat

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Stres_gejalafisik_
kat * kinerja_kerja 85 100,0% 0 ,0% 85 100,0%
Kategori

Stres_gejala fisik_kat * kinerja_kerja Kategori Crosstabulation

kinerja_kerja Kategori Total


Kurang Cukup Baik Kurang
Stres_gejala Ringan Count 0 0 9 9
fisik_kat % of
,0% ,0% 10,6% 10,6%
Total
Sedang Count 7 36 9 52
% of
8,2% 42,4% 10,6% 61,2%
Total
Berat Count 22 2 0 24
% of
25,9% 2,4% ,0% 28,2%
Total
Total Count 29 38 18 85
% of
34,1% 44,7% 21,2% 100,0%
Total

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Stres_gej_psikologis_
kat * kinerja_kerja 85 100,0% 0 ,0% 85 100,0%
Kategori

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Stres_gej_psikologis_kat * kinerja_kerja Kategori Crosstabulation

kinerja_kerja Kategori Total


Kurang Cukup Baik Kurang
Stres_gej_ Ringan Count 0 11 12 23
psikologis_kat % of
,0% 12,9% 14,1% 27,1%
Total
Sedang Count 18 25 6 49
% of
21,2% 29,4% 7,1% 57,6%
Total
Berat Count 11 2 0 13
% of
12,9% 2,4% ,0% 15,3%
Total
Total Count 29 38 18 85
% of
34,1% 44,7% 21,2% 100,0%
Total

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Stres_gej_perilaku_kat
* kinerja_kerja 85 100,0% 0 ,0% 85 100,0%
Kategori

Stres_gej_perilaku_kat * kinerja_kerja Kategori Crosstabulation

kinerja_kerja Kategori Total


Kurang Cukup Baik Kurang
Stres_gej_ Ringan Count 1 5 12 18
perilaku_kat % of
1,2% 5,9% 14,1% 21,2%
Total
Sedang Count 2 28 6 36
% of
2,4% 32,9% 7,1% 42,4%
Total
Berat Count 26 5 0 31
% of
30,6% 5,9% ,0% 36,5%
Total
Total Count 29 38 18 85
% of
34,1% 44,7% 21,2% 100,0%
Total

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Stres kerja kategori
* kinerja_kerja 85 100,0% 0 ,0% 85 100,0%
Kategori

Stres kerja kategori * kinerja_kerja Kategori Crosstabulation

kinerja_kerja Kategori Total


Kurang Cukup Baik Kurang
Stres kerja Ringan Count 0 1 17 18
kategori % of
,0% 1,2% 20,0% 21,2%
Total
Sedang Count 4 37 1 42
% of
4,7% 43,5% 1,2% 49,4%
Total
Berat Count 25 0 0 25
% of
29,4% ,0% ,0% 29,4%
Total
Total Count 29 38 18 85
% of
34,1% 44,7% 21,2% 100,0%
Total

NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Stres_gej_p Stres_gej Stres kinerja_


Stres_geja sikologis_ perilaku_ kerja kerja
lafisik_kat kat kat kategori Kategori
N 85 85 85 85 85
Normal Mean
2,18 1,88 2,15 2,08 1,87
Parameters(a,b)
Std.
,601 ,644 ,748 ,711 ,737
Deviation
Most Extreme Absolute
,333 ,302 ,236 ,252 ,229
Differences
Positive ,333 ,275 ,216 ,252 ,223
Negative -,279 -,302 -,236 -,242 -,229
Kolmogorov-Smirnov Z 3,071 2,783 2,175 2,323 2,107
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Nonparametric Correlations
Correlations

Stres_gejala kinerja_kerja
fisik_kat Kategori
Spearman's Stres_gejalafisik_ Correlation
1,000 -,784(**)
rho Kat Coefficient
Sig. (2-tailed) . ,000
N 85 85
kinerja_kerja Correlation
-,784(**) 1,000
Kategori Coefficient
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 85 85
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Nonparametric Correlations

Correlations

kinerja_kerja Stres_gej_psikolo
Kategori gis_kat
Spearman's kinerja_kerja Kategori Correlation
1,000 -,614(**)
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . ,000
N 85 85
Stres_gej_psikologis_ Correlation
-,614(**) 1,000
kat Coefficient
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 85 85
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Nonparametric Correlations

Correlations

kinerja_kerja Stres_gej_
Kategori perilaku_kat
Spearman's kinerja_kerja Correlation
1,000 -,776(**)
rho Kategori Coefficient
Sig. (2-tailed) . ,000
N 85 85
Stres_gej_perilaku_ Correlation
-,776(**) 1,000
Kat Coefficient
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 85 85
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Nonparametric Correlations

Correlations

kinerja_kerja Stres kerja


Kategori kategori
Spearman's rho kinerja_kerja Correlation
1,000 -,932(**)
Kategori Coefficient
Sig. (2-tailed) . ,000
N 85 85
Stres kerja kategori Correlation
-,932(**) 1,000
Coefficient
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 85 85
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

You might also like