You are on page 1of 48

dari redaksi

perubahan pola hidup termasuk


diet harus dilakukan.
Pada leading article yang kedua
daftar isi
membahas tentang terapi citicoline
pada penderita Stroke. Citicoline
yang berperan dalam mening- 45 Dari Redaksi
katkan fosfatidilkholin yang dibu-
tuhkan mempertahankan keutu-
46 Petunjuk Penulisan
han fosfolipid membran sel dan Leading Article
glutamin telah teruji melalui ber-
bagai penelitian baik pada hewan 47 Gout dan Hiperurisemia
maupun pada manusia dalam
penanganan stroke. 55 Efek Terapi Citicoline terhadap Perbaikan
Kami tetap menyajikan ber-
Pada edisi kali ini, kami me- bagai article case report dan medical Struktur dan Fungsi Membran Sel Otak pada
nampilkan 2 buah rubrik leading review yang bisa menambah wa-
article yang pertama mengenai Penderita Stroke
wasan untuk kalangan dokter.
Gout dan Hiperurisemia. Gout Kami juga menampilkan be-
dengan latar belakang masalah
Original Article (Case Report)
berapa liputan acara simposium
gangguan metabolik yaitu hiper-
urisemia, masih menjadi masa-
antara lain Citicoline in Vascular 58 Ekstraksi Benda Asing Laring (Rotan)
Disease: An Overview dan Com-
lah yang serius. Hal ini karena dengan Neuroleptik
prehensive Management of Cardio-
manifestasinya yang tidak terba-
vascular Disease in Daily Practice.
tas pada sendi, namun juga bisa 61 Systemic Mastocytosis
menimbulkan gangguan fungsi
ginjal hingga kondisi gagal ginjal Selamat membaca!!!! Medical Review

MEDICINUS
kronik, jantung dan mata. Dengan
adanya edukasi yang baik dan REDAKSI 65 Peran Adiponektin terhadap Kejadian
Resistensi Insulin pada Sindrom Metabolik

Ketua Pengarah/Pemimpin Redaksi Dr. Raymond R. Tjandrawinata


71 Nyeri dan Sistem Imun: Sejauh Mana 45
Redaktur Pelaksana Dwi Nofiarny, Pharm., Msc.
Staf Redaksi dr. Della Manik Worowerdi Cintakaweni, dr. Lydia Fransisca Hermina Keterkaitannya - Suatu Tinjauan Molekuler
Tiurmauli Tambunan, Liana W Susanto, M biomed., dr. Lubbi Ilmiawan, dr. Novita
Pangindo Manoppo, dr. Prihatini, Puji Rahayu, Apt., dr. Ratna Kumalasari, Tri Galih 74 Calender Events
Arviyani, SKom.
Peer Review Prof.Arini Setiawati, Ph.D, Jan Sudir Purba, M.D., Ph.D, Prof.Dr.Med.
Puruhito,M.D.,F.I.C.S., F.C.T.S, Prof DR. Dr. Rianto Setiabudy, SpFK
Meet the Expert
Redaksi/Tata Usaha Jl. RS Fatmawati Kav 33, Cilandak, Jakarta Selatan
Tel. (021) 7509575, Fax. (021) 75816588, Email: medical@dexa-medica.com 76 dr. Salim M. Harris, SpS(K)
79 Symposium Events
86 Literatur Services
87 Events

Radang Sendi

SUMBANGAN TULISAN
Redaksi menerima partisipasi berupa tulisan, foto dan materi
lainnya sesuai dengan misi majalah ini. Redaksi berhak menge-
dit atau mengubah tulisan/susunan bahasa tanpa mengubah isi
yang dimuat apabila dipandang perlu.

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


instructions for authors

Petunjuk Penulisan
Redaksi menerima tulisan asli/tinjauan pustaka, penelitian atau laporan kasus the effects of blood transfusion on antitumor responses. Curr Opin Gen Surg
dengan foto-foto asli dalam bidang Kedokteran dan Farmasi. 1993;325-33
1. Tulisan yang dikirimkan kepada Redaksi adalah tulisan yang belum pernah 11. Nomor halaman dalam angka romawi
dipublikasikan di tempat lain dalam bentuk cetakan. Fischer GA, Sikic BI. Drug resistance in clinical oncology and hematology. Intro-
Keaslian dan keakuratan informasi dalam tulisan menjadi tanggungjawab pe- duction Hematol Oncol Clin North Am 1995; Apr; 9(2):xi-xii
nulis
2. Tulisan berupa ketikan dan diserahkan dalam bentuk disket, diketik di pro- BUKU DAN MONOGRAF LAIN
gram MS Word dan print-out dan dikirimkan ke alamat redaksi atau melalui 12. Penulis perseorangan
e-mail kami. Ringsven MK, Bond D. Gerontology and leadership skills for nurses. 2nd ed.
3. Pengetikan dengan point 12 spasi ganda pada kertas ukuran kuarto (A4) dan Albany (NY):Delmar Publishers; 1996
tidak timbal balik. 13. Editor sebagai penulis
4. Semua tulisan disertai abstrak dan kata kunci (key words). Abstrak hendaknya Norman IJ, Redfern SJ, editors. Mental health care for eldery people. New
tidak melebihi 200 kata. York:Churchill Livingstone; 1996
5. Judul tulisan tidak melebihi 16 kata, bila panjang harap di pecah menjadi anak 14. Organisasi sebagai penulis
judul. Institute of Medicine (US). Looking at the future of the medicaid program.
6. Nama penulis harap di sertai alamat kerja yang jelas. Washington:The Institute; 1992
7. Harap menghindari penggunaan singkatan-singkatan 15. Bab dalam buku
8. Penulisan rujukan memakai sistem nomor (Vancouver style), lihat contoh pe- Catatan: menurut pola Vancouver ini untuk halaman diberi tanda p, bukan
nulisan daftar pustaka. tanda baca titik dua seperti pola sebelumnya).
9. Bila ada tabel atau gambar harap diberi judul dan keterangan yang cukup. Phillips SJ, Whisnant JP. Hypertension and stroke. In: Laragh JH, Brenner BM,
10. Untuk foto, harap jangan ditempel atau di jepit di kertas tetapi dimasukkan ke editors. Hypertension: Patophysiology, Diagnosis and Management. 2nded.
dalam sampul khusus. Beri judul dan keterangan yang lengkap pada tulisan. New York:Raven Press; 1995.p.465-78
11. Tulisan yang sudah diedit apabila perlu akan kami konsultasikan kepada peer 16. Prosiding konferensi
reviewer. Kimura J, Shibasaki H, editors. Recent Advances in clinical neurophysiology.
12. Tulisan disertai data penulis/curriculum vitae, juga alamat email (jika ada), Proceedings of the 10th International Congress of EMG and Clinical Neuro-
MEDICINUS

no. telp/fax yang dapat dihubungi dengan cepat. physiology; 1995 Oct 15-19; Kyoto, Japan. Amsterdam:Elsevier; 1996
17. Makalah dalam konferensi
CONTOH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Bengstsson S, Solheim BG. Enforcement of data protection, privacy and secu-
Daftar pustaka di tulis sesuai aturan Vancouver, diberi nomor sesuai urutan pemu- rity in medical information. In: Lun KC, Degoulet P, Piemme TE, editors. MED-
nculan dalam keseluruhan tulisan, bukan menurut abjad. Bila nama penulis lebih INFO 92. Proceedings of the 7th World Congress on Medical Informatics; 1992
46 dari 6 orang, tulis nama 6 orang pertama diikuti et al. Jumlah daftar pustaka di- Sep 6-10; Geneva, Switzerland. Amsterdam:North-Hollan; 1992.p.1561-5
batasi tidak lebih dari 25 buah dan terbitan satu dekade terakhir. 18. Laporan ilmiah atau laporan teknis
Diterbitkan oleh badan penyandang dana/sponsor:
ARTIKEL DALAM JURNAL Smith P, Golladay K. Payment for durable medi-cal equipment billed during
1. Artikel standar skilled nursing facility stays. Final report. Dallas(TX):Dept.of Health and Hu-
Vega KJ,Pina I, Krevsky B. Heart transplantation is associated with an increased man Services (US), Office of Evaluation and Inspections; 1994 Oct. Report No.:
risk for pancreatobiliary disease. Ann Intern Med 1996; 124(11):980-3. Lebih HHSIGOEI69200860
dari 6 penulis: Parkin DM, Clayton D, Black RJ, Masuyer E, Freidl HP, Ivanov E, Diterbitkan oleh unit pelaksana:
et al. Childhood leukaemia in Europe after Chernobyl: 5 years follow-up. Br J Field MJ, Tranquada RE, Feasley JC, editors. Health Services Research: Work
Cancer 1996; 73:1006-12 Force and Education Issues. Washington:National Academy Press; 1995. Con-
2. Suatu organisasi sebagai penulis tract No.: AHCPR282942008. Sponsored by the Agency for Health Care Policy
The Cardiac Society of Australia and New Zealand. Clinical Exercise Stress and Research
Testing. Safety and performance guidelines. Med J Aust 1996; 164:282-4 19. Disertasi
3. Tanpa nama penulis Kaplan SJ. Post-hospital home health care: The eldery’s access and utilization
Cancer in South Africa (editorial). S Afr Med J 1994; 84:15 [dissertation]. St. Louis (MO): Washington Univ.; 1995
4. Artikel tidak dalam bahasa Inggris 20. Artikel dalam koran
Ryder TE, Haukeland EA, Solhaug JH. Bilateral infrapatellar seneruptur hos Lee G. Hospitalizations tied to ozone pollution: study estimates 50,000 ad-
tidligere frisk kvinne. Tidsskr Nor Laegeforen 1996; 116:41-2 missions annually. The Washington Post 1996 Jun 21; Sept A:3 (col.5)
5. Volum dengan suplemen 21. Materi audio visual
Shen HM, Zhang QE. Risk assessment of nickel carcinogenicity and occupa- HIV + AIDS: The facts and the future [videocassette]. St. Louis (MO): Mosby-
tional lung cancer. Environ Health Perspect 1994; 102 Suppl 1:275-82 Year Book; 1995
6. Edisi dengan suplemen
Payne DK, Sullivan MD, Massie MJ. Women’s psychological reactions to breast MATERI ELEKTRONIK
cancer. Semin Oncol 1996; 23(1 Suppl 2):89-97 22. Artikel jurnal dalam format elektronik
7. Volum dengan bagian Morse SS. Factors in the emergence of infection diseases. Emerg Infect Dis [se-
Ozben T, Nacitarhan S, Tuncer N. Plasma and urine sialic acid in non-insulin rial online] 1995 jan-Mar [cited 1996 Jun 5];1(1):[24 screens]. Available from:
dependent diabetes mellitus. Ann Clin Biochem 1995;32(Pt 3):303-6 URL:HYPERLINK
8. Edisi dengan bagian 23. Monograf dalam format elektronik
Poole GH, Mills SM. One hundred consecutive cases of flap lacerations of the CDI, Clinical dermatology illustrated [monograph on CD-ROM]. Reeves JRT,
leg in ageing patients. N Z Med J 1990; 107(986 Pt 1):377-8 maibach H. CMEA Multimedia Group, producers. 2nd ed. Version 2.0. San
9. Edisi tanpa volum Diego: CMEA; 1995
Turan I, Wredmark T, Fellander-Tsai L. Arthroscopic ankle arthrodesis in rheu- 24. Arsip komputer
matoid arthritis. Clin Orthop 1995; (320):110-4 Hemodynamics III: The ups and downs of hemodynamics [computer pro-
10. Tanpa edisi atau volum gram]. Version 2.2. Orlando [FL]: Computerized Educational Systems
Browell DA, Lennard TW. Immunologic status of the cancer patient and

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


leading article

Rudy Hidayat
Divisi Reumatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
RSUPNCM Jakarta

Abstrak. Hiperurisemia dapat menimbulkan manifestasi gout di berbagai jaringan, mulai dari sendi, ginjal, jantung , mata dan organ
lain. Artritis gout merupakan manifestasi yang paling banyak, dan perlu penanganan yang komprehensif dan jangka panjang. Upaya
mengatasi serangan akut, mencegah serangan berulang dan mencegah berbagai komplikasi lainnya hingga kecacatan menjadi fokus
perhatian. Dalam upaya pencegahan komplikasi, selain edukasi yang tepat serta mengubah pola hidup, diperlukan beberapa urate-
lowering agent seperti allopurinol atau probenesid.

Kata kunci: hiperurisemia, gout, artritis, urate-lowering agent

MEDICINUS
Pendahuluan undersecretion pada 80-90% kasus dan overproduction pada 10-20% ka-
Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar sus.1,3,4,6
asam urat darah diatas normal. Secara biokomiawi akan terjadi hiper- Sedangkan kelompok hiperurisemia dan gout sekunder, bisa
saturasi yaitu kelarutan asam urat di serum yang melewati ambang melalui mekanisme overproduction, seperti ganguan metabolism pu-
47
51
batasnya. Batasan hiperurisemia secara ideal yaitu kadar asam urat rin pada defisiensi enzim gucose-6-phosphatase atau fructose-1-phospate
diatas 2 standar deviasi hasil laboratorium pada populasi normal.1,2 aldolase. Hal yang sama juga terjadi pada keadaan infark miokard,
Namun secara pragmatis dapat digunakan patokan kadar asam urat status epileptikus, penyakit hemolisis kronis, polisitemia, psoria-
>7 mg% pada laki-laki, dan >6 mg% pada perempuan, berdasarkan sis, keganasan mieloproliferatif dan limfoproliferatif; yang mening-
berbagai studi epidemologi selama ini. Keadaan hiperurisemia akan katkan pemecahan ATP dan asam nukleat dari inti sel. Sedangkan
beresiko timbulnya arthritis gout, nefropati gout, atau batu ginjal. mekanisme undersecretion bisa ditemukan pada keadaan penyakit
Hiperurisemia dapat terjadi bisa terjadi akibat peningkatan metabo- ginjal kronik, dehidrasi, diabetes insipidus, peminum alkohol, myxo-
lisme asam urat (overproduction), penurunan ekskresi asam urat urin dema, hiperparatiroid, ketoasidosis dan keracunan berilium. Selain
(underexcretion), atau gabungan keduanya.1,3 itu juga dapat terjadi pada pemakaian obat seperti diuretik, salisilat
Sedangkan gout (pirai) adalah penyakit yang sering ditemukan, dosis rendah, pirazinamid, etambutol dan siklosporin.1,3,4,6
merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi Hiperurisemia diketahui juga berkaitan dengan adanya berbagai
kristal monosodium urat pada jaringan, akibat gangguan metabolism keadaan gangguan metabolik seperti diabetes melitus, hipertrigliseri-
berupa hiperurisemia. Manifestasi klinik deposisi urat meliputi ar- demia, obesitas, sindrom metabolik, dan hipotiridism.1 Dan sebalik-
thritis gout, akumulasi kristal di jaringan yang merusak tulang (to- nya hiperurisemia diduga menjadi faktor risiko hipertensi, ateroskle-
fus), batu urat, dan nefropati gout.1,4,5 rosis dan penyakit jantung koroner.1,6

Epidemiologi Patogenesis Gout


Prevalensi hiperurisemia kira-kira 2,6-47,2% yang bervariasi pada Kadar asam urat dalam serum merupakan hasil keseimbangan antara
berbagai populasi. Sedangkan prevalensi gout juga bervariasi antara produksi dan sekresi. Dan ketika terjadi ketidakseimbangan dua
1-15,3%. Pada suatu studi didapatkan insidensi gout 4,9% pada kadar proses tersebut maka terjadi keadaan hiperurisemia, yang menim-
asam urat darah >9 mg/dL, 0,5% pada kadar 7-8,9%, dan 0,1% pada bulkan hipersaturasi asam urat yaitu kelarutan asam urat di serum
kadar <7 mg/dL. Insidensi kumulatif gout mencapai angka 22% sete- yang telah melewati ambang batasnya, sehingga merangsang tim-
lah 5 tahun, pada kadar asam urat >9 mg/dL.1,4 bunan urat dalam bentuk garamnya terutama monosodium urat di
berbagai tempat/jaringan.1,5 Menurunnya kelarutan sodium urat
Penyebab Hiperurisemia dan Gout pada temperatur yang lebih rendah seperti pada sendi perifer tan-
Penyebab hiperurisemia sebagai suatu proses metabolik yang bisa gan dan kaki, dapat menjelaskan kenapa kristal MSU (monosodium
menimbulkan manifestasi gout, dibedakan menjadi penyebab urat) mudah diendapkan di pada kedua tempat tersebut. Predileksi
primer pada sebagian besar kasus, penyebab sekunder dan idiopa- untuk pengendapan kristal MSU pada metatarsofalangeal-1 (MTP-1)
tik. Penyebab primer berarti tidak penyakit atau sebab lain, berbeda berhubungan juga dengan trauma ringan yang berulang-ulang pada
dengan kelompok sekunder yang didapatkan adanya penyebab yang daerah tersebut.5
lain, baik genetik maupun metabolik. Pada 99% kasus gout dan hiper- Awal serangan gout akut berhubungan dengan perubahan kadar
urisemia dengan penyebab primer, ditemukan kelainan molekuler asam urat serum, meninggi atau menurun. Pada kadar asam urat yang
yang tidak jelas (undefined) meskipun diketahui adanya mekanisme stabil jarang muncul serangan. Pengobatan dengan allopurinol pada

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


awalnya juga da- yang lebih singkat, dan masa penyembuhan yang lama. Fak-
pat menjadi faktor Penyebab hiperurisemia tor pencetus serangan akut antara lain trauma lokal, diet
yang mempresipi-
tasi serangan gout
sebagai suatu proses tinggi purin, minum alkohol, kelelahan fisik, stress, tindakan
operasi, pemakaian diuretik, pemakaian obat yang mening-
akut. Penurunan
asam urat serum
metabolik yang bisa katkan atau menurunkan asam urat. Diagnosis yang defini-
tif/gold standard, yaitu ditemukannya kristal urat (MSU) di
dapat mencetuskan
pelepasan kristal
menimbulkan manifestasi cairan sendi atau tofus.1,2,5
Untuk memudahkan penegakan diagnosis arthritis gout
monosodium urat
dari depositnya di
gout, dibedakan menjadi akut, dapat digunakan kriteria dari ACR (American College of
Rheumatology) tahun 1977:1
sinovium atau tofi
(crystals shedding).
penyebab primer pada A. Ditemukannya kristal urat di cairan sendi, atau
B. Adanya tofus yang berisi kristal urat, atau
Pelepasan
MSU akan merang-
kristal sebagian besar kasus, C. Terdapat 6 dari 12 kriteria klinis, laboratoris dan radiologis
berikut:
sang proses inflama-
si dengan mengak-
penyebab sekunder dan 1. Terdapat lebih dari satu kali serangan arthritis akut
2. Inflamasi maksimal terjadi dalam waktu satu hari
tifkan kompleman
melalui jalur klasik
idiopatik. Penyebab primer 3. Arthritis monoartikuler
4. Kemerahan pada sendi
maupun alternatif. berarti tidak penyakit atau 5. Bengkak dan nyeri pada MTP-1
Sel makrofag (pa- 6. Artritis unilateral yang melibatkan MTP-1
ling penting), ne- sebab lain, berbeda 7. Artritis unilateral yang melibatkan sendi tarsal
trofil dan sel radang 8. Kecurigaan adanya tofus
lain juga teraktivasi, dengan kelompok sekunder 9. Pembengkakan sendi yang asimetris (radiologis)
yang akan meng- 10. Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)
hasilkan mediator- yang didapatkan adanya 11. Kultur mikroorganisme negative pada cairan sendi
mediator kimiawi Yang harus menjadi catatan, adalah diagnosis gout tidak bisa
yang juga berperan penyebab yang lain, baik digugurkan meskipun kadar asam urat darah normal.2,5,7
pada proses infla- 2.2. Stadium interkritikal
MEDICINUS

masi.1,5 genetik maupun metabolik. Stadium ini merupakan kelanjutan stadium gout akut, dima-
na secara klinik tidak muncul tanda-tanda radang akut, mes-
Gambaran Klinik kipun pada aspirasi cairan sendi masih ditemukan kristal
Gout dan Hiperurisemia urat, yang menunjukkan proses kerusakan sendi yang terus
Gambaran klinik dapat berupa:1,5 berlangsung progresif. Stadium ini bisa berlangsung bebe-
48
1. Hiperurisemia asimptomatik rapa tahun sampai 10 tahun tanpa serangan akut. Dan tanpa
Hiperurisemia asimptomatik adalah keadaan hiperurisemia tata laksana yang adekuat akan berlanjut ke stadium gout
(kadar asam urat serum tinggi) tanpa adanya manifestasi klinik kronik.5
gout. Fase ini akan berakhir ketika muncul serangan akut arthri- 2.3. Artritis gout kronik = kronik tofaseus gout
tis gout, atau urolitiasis, dan biasanya setelah 20 tahun keadaan Stadium ini ditandai dengan adanya tofi dan terdapat di
hiperurisemia asimptomatik. Terdapat 10-40% subyek dengan poliartikuler, dengan predileksi cuping telinga, MTP-1, ole-
gout mengalami sekali atau lebih serangan kolik renal, sebelum kranon, tendon Achilles dan jari tangan. Tofi sendiri tidak
adanya serangan arthritis.1,2 menimbulkan nyeri, tapi mudah terjadi inflamasi di seki-
2. Arthritis gout, meliputi 3 stadium: tarnya, dan menyebabkan destruksi yang progresif pada
2.1. Artritis gout akut sendi serta menimbulkan deformitas. Selain itu tofi juga se-
Serangan pertama biasanya terjadi antara umur 40-60 tahun ring pecah dan sulit sembuh, serta terjadi infeksi sekunder.
pada laki-laki, dan setelah 60 tahun pada perempuan. Onset Kecepatan pembentukan deposit tofus tergantung beratnya
sebelum 25 tahun merupakan bentuk tidak lazim arthritis dan lamanya hiperurisemia, dan akan diperberat dengan
gout, yang mungkin merupakan manifestasi adanya gang- gangguan fungsi ginjal dan penggunaan diuretik.1,2 Pada
guan enzimatik spesifik, penyakit ginjal atau penggunaan beberapa studi didapatkan data bahwa durasi dari serang-
siklosporin. Pada 85-90% kasus, serangan berupa arthritis an akut pertama kali sampai masuk stadium gout kronik
monoartikuler dengan predileksi MTP-1 yang biasa disebut berkisar 3-42 tahun, dengan rata-rata 11,6 tahun.1,2 Pada sta-
podagra.2 Gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang sen- dium ini sering disertai batu saluran kemih sampai penyakit
di yang sangat akut dan timbul sangat cepat dalam waktu ginjal menahun/gagal ginjal kronik.5 Timbunan tofi bisa
singkat. Pasien tidur tanpa ada gejala apapun, kemudian ditemukan juga pada miokardium, katub jantung, system
bangun tidur terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berja- konduksi,beberapa struktur di organ mata terutama sklera,
lan. Keluhan monoartikuler berupa nyeri, bengkak, merah dan laring.1,2
dan hangat, disertai keluhan sistemik berupa demam, meng- Pada analisa cairan sendi atau isi tofi akan didapatkan Kristal
gigil dan merasa lelah, disertai lekositosis dan peningkatan MSU, sebagai kriteria diagnostik pasti. Gambaran radiologis
laju endap darah. Sedangkan gambaran radiologis hanya di- didapatkan erosi pada tulang dan sendi dengan batas sklero-
dapatkan pembengkakan pada jaringan lunak periartikuler. tik dan overhanging edge.1,2
Keluhan cepat membaik setelah beberapa jam bahkan tanpa
terapi sekalipun.1,2,5
Pada perjalanan penyakit selanjutnya, terutama jika tanpa
terapi yang adekuat, serangan dapat mengenai sendi-sendi
yang lain seperti pergelangan tangan/kaki, jari tangan/kaki,
lutut dan siku, atau bahkan beberapa sendi sekaligus. Serang-
an menjadi lebih lama durasinya, dengan interval serangan

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


jangka panjang. Perlu compliance yang baik dari pasien untuk
mencapai tujuan terapi di atas, dan hal itu hanya didapat dengan
edukasi yang baik. Pengendalian diet rendah purin juga menjadi
bagian tata laksana yang penting.1,5
2. Terapi serangan akut: kompres dingan, kolkisin, OAINS, ster-
oid, ACTH
Pada keadaan serangan akut pemberian kompres dingin dapat
membantu mengurangi keluhan nyeri. Semua yang mening-
katkan dan menurunkan asam urat harus dikendalikan. Tidak
diperbolehkan minum alkohol. Penggunakan obat penurun asam
urat dihindari, kecuali sebelumnya sudah mengkonsumsinya se-
cara rutin, maka harus diteruskan dan tidak boleh dihentikan.1
Kolkisin mempunyai efek anti inflamasi yang kuat, namun batas
amannya sangat sempit, dan sering menimbulkan efek samping.
Secara tradisional dulu kolkisin digunakan pada serangan akut
arthritis dengan dosis 0,5-0,6 mg tiap jam peroral sampai terjadi
tiga hal yaitu keluhan arthritis membaik; muncul efek samping
mual, muntah, diare; atau sudah mencapai dosis maksimal seba-
nyak 10 dosis. Saat ini para ahli lebih menganjurkan pemberian
tiap 2-6 jam sehingga tidak menimbulkan banyak efek samping,
Gambar 1. Terbentuknya tofi di berbagai tempat (Sumber: www.goutpal. dan lebih berharap pada efek prevensi serangan berikutnya. Pem-
com/tophi.html. cited at May 5th 2009) berian kolkisin intravena menjadi alternatif, namun dengan risiko
efek samping yang lebih besar. Hati-hati pada gangguan fungsi
ginjal.1,8
Terapi dengan obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) menjadi
pilihan utama untuk diberikan pada serangan akut dengan dosis
yang optimal, dengan syarat fungsi ginjal yang masih baik.6 Jenis
OAINS termasuk yang selektif COX-2 tidak terlalu berpengaruh

MEDICINUS
terhadap respon klinik, tapi sebaiknya digunakan yang jenis deng-
an onset kerja cepat, dan dengan pertimbangan efek samping-
nya.1,8
Pemakaian kortikosteroid intrartikuler cukup bermanfaat pada
arthritis monoartikuler atau yang melibatkan bursa. Sedangkan
49
kortikosteroid
sistemik da-
Sebagian besar kasus gout pat digunakan
terutama pada
Gambar 2. Kristal MSU pada cairan sendi, dengan mikroskop terpolarisasi dan hiperurisemia (termasuk gangguan
(Sumber: www.answer.com/topic/gout. cited at May 5th 2009) fungsi ginjal,
hiperurisemia asimptomatik) atau intoleran
3. Penyakit ginjal dengan kolki-
Sekitar 20-40% penderita gout minimal mengalamai albuminuri mempunyai latar belakang sin dan OAINS.
sebagai akibat gangguan fungsi ginjal. Terdapat tiga bentuk ke- Dosis steroid
lainan ginjal yang diakibatkan hiperurisemia dan gout:1 penyebab primer, sehingga yang diperlu-
1. Nefropati urat, yaitu deposisi kristal urat di interstitial medulla kan sesuai de-
dan pyramid ginjal, merupakan proses yang kronik, ditandai memerlukan pengendalian ngan prednisone
dengan adanya reaksi sel giant di sekitarnya. 20-60 mg per-
2. Nefropati asam urat, yaitu presipitasi asam urat dalam jumlah kadar asam urat jangka hari.1,8 Adreno-
yang besar pada duktur kolektivus dan ureter, sehingga me- corticotropic
nimbulkan keadaan gagal ginjal akut. Disebut juga sindrom panjang. Perlu compliance (ACTH) injeksi
lisis tumor, dan sering didapatkan pada pasien leukemia dan intramuskuler
limfoma pasca kemoterapi. yang baik dari pasien untuk dapat menga-
3. Nefrolitiasis, yaitu batu ginjal yang didapatkan pada 10-25% tasi serangan
dengan gout primer. mencapai tujuan terapi di akut pada pem-
berian pertama
Penatalaksanaan atas, dan hal itu hanya kali, meskipun
Tujuan terapi gout adalah: kadang-kadang
1. Menghentikan serangan akut secepat mungkin didapat dengan edukasi diperlukan pe-
2. Mencegah serangan akut berulang ngulangan 24-48
3. Mencegah komplikasi akibat timbunan Kristal urat di sendi, gin- yang baik. Pengendalian diet jam kemudian.1
jal atau tempat lain 3. Kontrol hi-
Modalitas yang tersedia untuk terapi gout dan hiperurisemia: rendah purin juga menjadi perurisemia:
1. Edukasi xanthine oxi-
Sebagian besar kasus gout dan hiperurisemia (termasuk hipe- bagian tata laksana yang dase inhibitors,
urikosurik
rurisemia asimptomatik) mempunyai latar belakang penyebab
primer, sehingga memerlukan pengendalian kadar asam urat
penting. 1,5
agent

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


kan.9,11,12
Gout dengan latar belakang Sedangkan jenis urate lowering agent yang kedua yaitu golongan
uricosuric agent, bekerja dengan cara menghambat reabsorsi urat
masalah gangguan metabolik di tubulus renalis. Yang paling sering dipakai adalah probenesid
dan sulfinpirazon. Probenesid dengan dosis 0,5-3 gram dibagi
yaitu hiperurisemia, masih 2-3 kali perhari. Sedangkan sulfinpirazon diberikan dengan do-
sis 300-400 mg dibagi 3-4 kali perhari. Pemakaian obat urikosurik
menjadi masalah yang serius. ini lebih diindikasikan pada keadaan dengan ekskresi asam urat
di urin <800 mg perhari, dan dengan fungsi ginjal yang masih
Hal ini karena manifestasi- baik (creatinine clearance >80ml/menit). Risiko batu ginjal semakin
besar pada kadar asam urat di urin yang tinggi. Pada beberapa
nya yang tidak hanya terba- kasus yang sulit dikendalikan dengan obat tunggal, kombinasi
uricosuric agent dan xanthine oxidase inhibitor dapat dibenarkan.1,8,9
tas pada sendi, namun juga Kesimpulan
bisa menimbulkan gangguan Gout dengan latar belakang masalah gangguan metabolik yaitu hi-
perurisemia, masih menjadi masalah yang serius. Hal ini karena
fungsi ginjal hingga kondisi manifestasinya yang tidak hanya terbatas pada sendi, namun juga
bisa menimbulkan gangguan fungsi ginjal hingga kondisi gagal gin-
gagal ginjal kronik, jantung jal kronik, jantung dan mata. Penegakkan diagnosis dan penanganan
yang tepat diperlukan untuk meminimalisir berbagai komplikasi
dan mata. Penegakan diag- akibat keadaan ini. Edukasi yang baik dan perubahan pola hidup ter-
masuk diet harus dilakukan. Selanjutnya diperlukan juga terapi far-
nosis dan penanganan yang makologis untuk serangan akut, terapi pencegahan, dan terapi jangka
panjang berupa urate-lowering agent, baik golongan xanthine oxidase
tepat diperlukan untuk me- inhibitor maupun uricosuric agent.

minimalisir berbagai kompli- Daftar Pustaka


MEDICINUS

1. Wortmann RL. Gout and hyperuricemia. In: Firestein GS, Budd RC, Harris
kasi akibat keadaan ini. ED, Rudy S, Sergen JS, editors. Kelley’s Textbook of Rheumatology. 8thed.
Philadelphia:Saunders; 2009.p.1481-506
2. Edward NL. Gout: Clinical features. In: Klippel JH, Stone JH, Crofford LJ, White
PH, Editors. 3thed. New York:Springer; 2008.p.241-9
Kontrol hiperurisemia dilakukan dengan diet rendah purin, serta 3. Putra TR. Hiperurisemia. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata
50 menghindari obat-obatan yang meningkatkan kadar asam urat M, Setiati S, Editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4. Jakarta:Pusat
serum terutama diuretik.1,8 Selanjutkan diperlukan urate lowering Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006.hal.1213-17
4. Poor G, Mituszova M. History, Classification and epidemology of crystal-
agent seperti golongan xanthine oxidase inhibitor, maupun uricosuric related artropathies. In: Hochberg MC, Silman AJ, Smolen JS, Weinblatt ME,
agent, dengan catatan tidak boleh dimulai pada saat serangan akut. Weisman MH, Editors. Rheumatology. 3rded. Edinburg: Elsevier; 2003.p.1893-
Pada hiperurisemia asimptomatik terapi farmakologik dimulai 1901
jika kadar asam urat serum >9 mg/dL. Sedangkan pada penderi- 5. Tehupeiroy ES. Artrtritis pirai (artritis gout). Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
ta gout telah diketahui bahwa pemberian urate lowering agent juga ke-4. Jakarta:Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006.hal.1218-20
menjadi faktor pencetus serangan akut, sehingga diberikan juga 6. Choi HK. Gout : Epidemology, pathology and pathogenesis. In: Klippel
kolkisin dosis prevensi 0,6 mg 1-3 kali perhari, atau OAINS dosis JH, Stone JH, Crofford LJ, White PH, Editors. 13thed. New York:Springer;
2008.p.250-7
rendah, dan dimulai setelah tidak adanya tanda-tanda inflamasi
7. Gibson T. Clinical features of gout. In: Hochberg MC, Silman AJ, Smolen JS,
akut.1,8,9 Rilonacept, suatu inhibitor IL-1 sedang dikembangkan se- Weinblatt ME, Weisman MH, Editors. Rheumatology. 3rded. Edinburg: Else-
bagai obat pencegah serangan akut pada awal terapi penurun vier; 2003.p.1919-28
asam urat.10 Target terapi adalah menurunkan kadar asam urat 8. Terkeltaub RA. Gout: treatment. In: Klippel JH, Stone JH, Crofford LJ, White
PH, Editors. 13thed. New York:Springer;2008.p.258-262
serum sampai di bawah 6,8 mg/dL (lebih baik sampai 5-6 mg/ 9. Emmerson BT. The Management of gout. In: Hochberg MC, Silman AJ, Smo-
dL).1,8,9 len JS, Weinblatt ME, Weisman MH, Editors. Rheumatology. 3rded. Edinburg:
Jenis urate lowering agent yang pertama yaitu golongan xanthine Elsevier; 2003.p.1925-36
oxidase inhibitor dengan cara kerja penghambatan oksidasi hipo- 10. Terkeltaub R, Schumacher H, Sundy J, Murphy F, Bookbinder S, Biedermann
S, et al. Placebo-controlled pilot study of rilonacept (IL-1 Trap), A long acting
xantin menjadi xantin, dan xantin menjadi asam urat. Obat yang IL-1 inhibitor, in refractory chronic active gouty arthritis. Annual Scientific
termasuk golongan ini adalah allopurinol. Diberikan mulai do- Meeting 2007; American College of Rheumatology
sis 100 mg/hari dan dinaikkan tiap minggu sampai tercapai tar- 11. Becker MA, Schumache HR, Wortmann RL, MacDonald PA, Eustace D, Palo
get (rata-rata diperlukan minimal 300 mg/hari). Pada gangguan WA, et al. Febuxostat compared with Allopurinol in Patients with Hyperuri-
cemia and Gout. NEJM 2005; 353(23):2450-61
fungsi ginjal dosis harus disesuaikan.1 Jenis obat yang lain seperti 12. Chohan S, Becker MA. Update on emerging urate-lowering therapies. Current
febuxostat, non-purine xanthine oxidase inhibitor yang juga cukup Opinion in Rheumatology 2009; 21(2):143-9
poten, maupun pegylated recombinant uricase, masih dikembang-

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


IKLAN PROBENID

MEDICINUS
7

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


MEDICINUS

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


profil product

Citicoline ORAL

Citicoline citicoline menunjukkan bahwa pada orang dewasa yang sehat, citicoline
diserap secara cepat dan tidak lebih dari 1% yang dapat ditemukan
dalam feces. Kadar citicoline dalam darah akan meningkat dengan ka-
rakteristik bifasik, yakni 1 jam setelah ingesti secara oral dan 24 jam
setelah dosis tersebut diberikan.2

Mekanisme Aksi Citicoline


Prekursor phospholipid
Mekanisme dari peranan citicoline sebagai prekursor membran sel telah

MEDICINUS
banyak dipelajari dalam percobaan dengan hewan. Otak menggunakan
citicholine lebih banyak untuk sintesa asetilkolin daripada untuk pem-
bentukan phosphatidylcholine. Bahkan dalam keadaan tingkat choline
yang rendah di otak, phospatidylcholine dapat dihidrolisa untuk menda-
patkan tambahan choline. Tambahan choline eksogen dapat melindungi 53
struktur dan integritas membran sel.1
Pengantar
Citicoline adalah suatu molekul organik kompleks yang merupakan Perbaikan membran sel neuron
molekul pengantara dalam biosintesis phosphatidylcholine, suatu kompo- Citicoline telah banyak diteliti sebagai terapi untuk pasien stroke. Ter-
nen utama membran sel saraf. Percobaan pemberian citicoline eksogen dapat 3 teori yang dipostulatkan mengenai bagaimana citicoline dapat
pada hewan dan pada percobaan klinis pada manusia menunjukkan membantu penderita stroke.
bahwa citicoline dapat memberikan efek kolinergik dan neuroprotektif. 1. Perbaikan membran sel saraf melalui peningkatan sintesis phos-
Sebagai suatu suplemen makanan, citicoline menunjukkan kegunaan phatidylcholine.
untuk meningkatkan integritas struktural dan fungsional membran sel 2. Perbaikan neuron kolinergik yang rusak melalui potensiasi dari
saraf dan membantu perbaikan membran sel. Beberapa percobaan klinis produksi asetilkolin.
pada hewan dan manusia mengindikasikan bahwa potensi ini dapat 3. Pengurangan dari penumpukan asam lemak bebas pada fokus-
membantu pemulihan difisiensi kognitif, rehabilitasi stroke, pemulihan fokus kerusakan akibat stroke.1
dari lesi pada otak dan sumsum tulang belakang, penyakit neurologis,
dan beberapa kondisi mata.1 Selain phosphatidylcholine, citicoline juga merupakan molekul
penengah pada sintesis sphingomyelin, suatu molekul struktural mem-
Biokimia bran sel saraf lainnya. Pada suatu studi, citicoline menunjukkan ke-
Citicoline tergolong dalam kelompok vitamin B. Molekul ini dapat mampuan untuk memulihkan kerusakan spinghomyelin setelah suatu
menjalani 3 jalur yang berbeda dalam metabolismenya dalam tubuh. keadaan ischemia.1
1. Sintesa membran sel fosfolipid melalui pembentukan phosphatidyl-
choline. Pengaruh pada Neurotransmitter
2. Sintesis asetilkolin. Pada manusia, citicoline diduga dapat meningkatkan kadar neurotrans-
3. Oksidasi menjadi "betaine", yang berfungsi sebagai donor metil.1 mitter norepinefrin. Pada suatu studi, metabolit dari norepinefrin me-
ningkat setelah seorang subjek menerima citicoline.1 Pada tikus, citicoline
Pada proses sintesa membran sel fosfolipid, pembentukan citicoline meningkatkan norepinefrin pada cortex cerebri dan hipocampus, dopamin
dari choline adalah "rate limiting step". Artinya seluruh sintesa mem- pada corpus striatum, serotonin meningkat pada cortex cerebri, striatum dan
bran sel akan segera terhambat apabila proses ini lambat atau terhenti. hipothalamus, dan diduga juga meningkatkan pelepasan acetylcholine.4
Citicoline yang diabsorbsi dalam pencernaan akan diserap dalam ben-
tuk choline dan cystidine. Choline yang diserap akan menjadi cadangan Penggunaan Klinis
choline tubuh untuk mempertahankan membran sel dan juga mence- Rehabilitasi Pasca Stroke
gah disintegrasinya.1 Pada keadaan stroke dan dalam pemulihannya, seringkali sintesis
membran sel terganggu, termasuk pembentukan phosphatidylcholine.
Farmakokinetik Citicoline agaknya membantu dengan meningkatkan pembentukan
Bioavaibilitas citicoline oral lebih dari 90%.1 Studi pada farmakokinetik phosphatidylcholine dengan menyediakan choline.3

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


Citicoline ORAL

Stroke Iskemia Penelitian hewan menunjukkan pemulihan dari kerusakan saraf


Terdapat beberapa uji klinis yang membuktikan bahwa citicoline dapat tulang belakang akibat trauma yang lebih baik apabila hewan tersebut
memberikan manfaat pada pasien stroke iskemik. Citicoline dapat me- diberikan citicoline.1
ningkatkan pemulihan kesadaran dan tingkat kesadaran pada pasien
pasca stroke pada 2 minggu masa pemulihan.4 Kelainan Bipolar dan pemakaian Napza
Uji klinis lainnya mendapatkan hasil serupa, yakni peningkatan fungsi Citicoline dapat memperbaiki memori dan mengurangi pengunaan
saraf pada pasien pasca stroke berupa peningkatan kekuatan otot, ambula- kokain pada pasien yang menderita kelainan bipolar (bipolar disorder)
si dan kognisi. Pada studi ini disimpulkan bahwa pemberian citicoline pada akibat pemakaian kokain. Dosis yang digunakan bertingkat dari 500
MEDICINUS

24 jam pasca stroke dapat meningkatkan pemulihan setelah 3 bulan.5 mg pada minggu pertama, 1.000 mg pada minggu kedua, 1.500 mg
Studi lainnya juga mendapatkan hasil bahwa terapi dengan citico- pada minggu ketiga dan 2.000 mg pada minggu ke 6 hingga 12.1
line dapat membantu kemungkinan penyembuhan dan pemulihan pa-
sien pasca stroke hingga hampir 2 kali lipat dalam waktu 12 minggu.1 Kondisi Lainnya
Suatu studi klinis menunjukkan bahwa citicoline dapat mengurangi ge-
54
Stroke Hemoragis jala bradykinesia dan kekakuan pada pasien penderita Parkinson’s disease
Keamanan dan efektivitas citicoline diperiksa pada suatu uji klinis yang diberikan citicoline setiap harinya.1 Citicoline juga dapat mening-
terhadap stroke hemoragis. Pasien yang diberikan citicoline tidak me- katkan fungsi retina dan fungsi penglihatan pada pasien dengan glau-
nunjukkan adanya efek samping yang berarti dibandingkan dengan coma.1 Percobaan pada hewan menunjukkan efek perlindungan citico-
placebo. Pada studi ini, citicoline dapat membantu pasien memperoleh line terhadap neuropati berupa hipersensitivitas dan hiposensitivitas
kemandiriannya pasca stroke.1 yang disebabkan diabetes.6

Defisiensi Kognitif Toksisitas


Pada uji klinis, beberapa pasien manula yang mengalami gangguan Citicoline merupakan molekul yang relatif aman untuk dikonsumsi. Pada
ingatan ringan hingga sedang mengalami perbaikan dalam kemam- manusia, gejala-gejala yang pernah dilaporkan hanya berkaitan dengan
puan kognitifnya, terutama dalam kemampuan untuk memperhatikan. pencernaan seperti diare dan beberapa gangguan vaskular ringan se-
Efek ini diduga berkaitan dengan neurotransmitter dopamine. Citicoline perti sakit kepala. Pada kasus yang diteliti, tidak ada perubahan yang
juga menunjukkan potensi untuk meningkatkan kemampuan verbal berarti dalam hematologi, biokimia, ataupun uji neurologi.
pada pasien usia lanjut dengan dosis sekitar 2.000 mg citicoline per hari Pada percobaan dengan hewan, tidak dapat ditemukan gejala sakit
dan terbukti bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan mengingat yang dapat diamati setelah penggunaan citicoline melalui rute oral, mes-
pasien lanjut usia apabila diberikan secara oral selama 1 bulan. Secara kipun dengan dosis terbanyak yang masih mungkin.1
umum dikatakan bahwa citicoline meningkatkan ingatan dan perilaku
yang berkenaan dengan ingatan.1 Dosis
Dosis yang dianjurkan untuk penggunaan secara klinis adalah antara
Alzheimer's Disease 500 mg hingga 2.000 mg tiap hari.
Citicoline menunjukkan kemampuan untuk meningkatkan kemam-
puan kognitif, terutama kemampuan orientasi spasial temporal pada Referensi
penderita Alzheimer's Disease. Pada uji klinis lainnya, citicoline menu- 1. Anonim. Citicoline monograph. Alternative Medicine Review 2008; 13:50-7
2. Rao AM, Hatcher JF, Dempsey RJ. CDP-choline: neuroprotection in transient
runkan kadar IL 1 beta pada penderita AD setelah penggunaan citico-
forebrain ischemia of gerbils. J Neurosci Res 1999; 58:697-705
line selama 3 bulan.1 3. Adibhatla RM, Hatcher JF, Dempsey RJ. Cytidine-5’-disphosphocholine affects
CTP-phosphocholine cytidylyltransferase and lyso-phosphatidylcholine after
Terapi pada Kerusakan Sistem Saraf transient brain ischemia. J Neurosci Res 2004; 76:390-6
4. Tazaki Y, Sakai F, Otomo E, et al. Treatment of 21. Acute cerebral infarc-
Citicoline diharapkan mampu membantu rehabilitasi memori pada pasi- tion with a choline precursor in a multicenter double-blind placebo-controlled
en dengan luka pada kepala dengan cara membantu dalam pemulihan study. Stroke 1988; 19:211-6
darah ke otak. Studi klinis menunjukkan peningkatan kemampuan kog- 5. Davalos A, Castillo J, Alvarez-Sabin J, et al. Oral 22. Citicoline in acute ischemic stroke:
nitif dan motorik yang lebih baik pada pasien yang terluka di kepala an individualpatient data pooling analysis of clinical trials. Stroke 2002; 33:2850-7
6. Kamei J, Ohsawa M, Miyata S, Endo K, Hayakawa H. Effects of cytidine 5'-di-
dan mendapatkan citicoline. Citicoline juga meningkatkan pemulihan phosphocholine (CDP-choline) on the thermal nociceptive threshold in strepto-
ingatan pada pasien yang mengalami gegar otak.1 zotocin-induced diabetic mice. Eur J Pharmacol. 2008 Nov 19; 598(1-3):32-6

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


leading article

Jan S Purba
Departemen Neurologi, RSUPNCM/FKUI
Jkarta

Abstract. Strokes lead to death or permanent disabilities for millions of people every year when an interruption of the flow of blood
to brain cells deprives them of vital oxygen and nutrients. Deprivation of oxygen and nutrients results in a series of biochemical
events, leading eventually to cell death and often devastating functional neurological disturbances. Damaging and dying brain cells
are very actively using an internal communications network. Most drugs work by interfering with molecules that play important roles
within these networks. Citicoline is an essential intermediate in the biosynthesis of phosphatidylcholine, an important component of
the neural cell membrane as a part of internal communication network. Produced endogenously, citicoline serves as a choline donor

MEDICINUS
in the metabolic pathways for biosynthesis of acetylcholine and neuronal membrane phospholipids, chiefly phosphatidylcholine. The
principal components of citicoline, choline and cytidine, are readily absorbed in the GI tract and easily cross the blood-brain barrier.
Exogenous citicoline, has been researched in animal experiments and human clinical trials that provide evidence of its cholinergic and
neuroprotective actions.

55
11
57
Abstrak. Stroke yang diakibatkan oleh interupsi aliran darah ke otak menyebabkan angka kematian dan kecacatan dari jutaan manu-
sia. Interupsi aliran darah ini kecuali mengakibatkan kekurangan oksigen dan nutrisi akan mengakibatkan berjenis reaksi biokimiawi
sebagai penyebab kematian sel. Kematian sel ini mengakibatkan tanda-tanda klinis berupa gangguan neurologik.
Citicoline yang merupakan bahan dasar yang essensial dibutuhkan untuk biosintesis fosfatidilkholine, komponen dari struktur mem-
bran neuron untuk dapat berfungsi dalam komunikasi internal dari sistem susunan saraf pusat. Citicoline berperan terhadap pem-
bentukan kholin berguna sebagai biosintesis asetilkholin dan fosfolipid membran neuron dalam hal ini fosfotidilkholine. Citicoline
di absorsi di saluran pencernaan dan bisa melewati sawar darah otak. Pemberian citicoline pada penelitian hewan maupun manusia
terbukti berperan sebagai kholinergi dan neuroprotektor yang efektif.

Pendahuluan dibedakan atas dua bagian yakni core daerah yang infark, serta dae-
Stroke merupakan tanda klinis yang disebabkan oleh terhambatnya rah disekitar core yang disebut sebagai penumbra.3 Kematian sel pada
atau terputusnya aliran darah ke otak sehingga kebutuhan nutrisi core dan penumbra mempunyai karakteristik yang berbeda yang bisa
serta oksigen terganggu atau terputus. Stroke bisa diakibatkan oleh akibat nekrosis atau apoptosis.1 Secara fisiologik akibat perfusi yang
penyumbatan pembuluh darah di otak yang disebut sebagai stroke defisit di daerah core menyebabkan gagalnya proses metabolisme
iskemik atau bisa akibat pecahnya pembuluh darah di otak yang dike- serta keseimbangan ion yang berawal dari gangguan suplai energi sel
nal sebagai stroke hemorhagik. Akibat terputusnya suplai ini maka otak. Kesemuanya ini mengakibatkan kehilangan integritas sel dalam
sel saraf akan menjadi mati apakah dalam bentuk nekrosis ataupun beberapa menit setelah onset stroke. Pada penumbra beberapa residu
juga apoptosis.1 Kematian sel ini mengakibatkan tanda-tanda klinis perfusi masih berfungsi melalui sirkulasi kolateral akan tetapi juga
berupa gangguan neurologik. tidak memungkinkan mempertahankan metabolisme secara penuh.
Menurut statistik stroke menyebabkan angka kematian diurutan Hal ini mengakibatkan bertambahnya volume infark dalam kurun
nomor tiga di dunia setelah penyakit jantung dan kanker. Dari per- waktu yang lama.3
hitungan statistik angka kecacatan yang permanen mencapai 70%
mengalami kecacatan yang ringan dan sisanya sekitar 30% hidup Peran Eksitatorik pada Patologi Kematian Neuron
penderita tergantung dari bantuan pihak kedua.2 Walaupun berat Gangguan potensial elektris berupa depolarisasi dari neuron dan glia
otak hanya sekitar 2% dari berat keseluruhan tubuh akan tetapi otak sebagai akibat dari defisit enegi secara local, menyebabkan terjadinya
membutuhkan bahan energi sekitar 20% dari kebutuhan tubuh ke- aktivasi dari voltage-gated kanal Ca++ di neuron serta diiringi oleh
seluruhan. sekresi asam amino eksitatorik ke ekstra seluler dalam hal ini ke si-
Secara neuro anatomik daerah otak yang diakibatkan iskemik napsis. Akibatnya reseptor glutamat N-metil-D-aspartat (NMDA) dan

Vol. 21, No.4, Edisi November - Desember 2008


A-amino-3-hidroksi-5-metil-4-isoksasolproprionat (AMPA) menjadi dilkholin,
aktif memacu Ca++ masuk ke dalam sel. Selanjutnya reseptor metabo- 2) terjadi pemecahan asam lemak bebas di sekitar trauma yang
tropik glutamat juga menjadi aktif dengan memblok induksi fosfoli- nantinya sebagai penyebab edema dan inflamasi,
pase C dan inositol trifosfat menyebabkan mobilisasi Ca++ yang telah 3) kehilangan asetilkholin yang berperan sebagai neurotransmisi
tersimpan di dalam sel. Untuk seterusnya aktivasi reseptor AMPA antar sel di SSP.21,22
yang berlebihan juga mengakibatkan gangguan homeostasis diiringi Terbentuknya asam arakhidonik serta terjadinya kerusakan fosfo-
masuknya cairan H2O ke dalam sel sebagai penyebab edema toksik. lipid yang disebabkan oleh aktivasi enzim fosfolipase yang ditemu-
Kesemuanya ini merupakan faktor penyebab sel lisis yang disebut kan pada iskemik mengakibatkan kerusakan yang berlanjut dari sel
sebagai nekrosis. Selain itu secara molekuler aktivasi dari fosfolipase, neuron.22-24
hidroksil fosfolipid skresi asam arakhidonik serta peroksidase lipid
berperan juga sebagai penyebab dari kematian sel pada stroke.4,5 Ke- Peran Citicoline sebagai Neuroprotektif
beradaan asam arakhidonik serta metabolismenya akan menyebab- Salah satu tindakan untuk mencegah kerusakan sel otak akibat
kan terbentuknya oksidan reactive species (ROS) beserta jajarannya4,5,6 iskemik selain memperbaiki sirkulasi ke daerah yang infark juga den-
memicu terjadinya apoptosis.7 gan menjaga keutuhan dan memperbaiki komponen membran sel itu
Kejadian ini terjadi pada sel-sel di core sementara sel di penumbra sendiri, mencegah enzim fosfolipase yang berperan dalam pemeca-
kondisinya agak berbeda dengan yang ditemukan di core di mana ke- han fosfolipid dan pembentukan asam arakhidonat serta mencegah
matian sel di penumbra sering akibat terjadinya apoptosis dan infla- pembentukan radikal bebas. Memperbaiki komponen membran be-
masi.8,9 rarti juga menurunkan kegiatan aktivitas fosfolipase dengan demi-
kian menjaga keutuhan fosfolipid dan meningkatkan pembentukan
Peran Oksigen dan Radikal Bebas fosfotidilkholin sebagai komponen dari sel membran. Seperti disebut
Konsekuensi dari iskemik dan gangguan reperfusi ini mengakibatkan di atas iskemik mengakibatkan kerusakan fosfolipid pada membran
terbentuknya radikal bebas seperti superoksida, hidrogen peroksida, sel atau kehilangan fosfatidilkholin, terbentuknya asam arakhidonik
dan radikal hidroksil. Nitric oxide (NO) akibat pemecahan asam lemak bebas di
sendiri terbentuk melalui aktivasi NOS. sekitar trauma yang nantinya sebagai
Sumber lain akibat pemecahan produksi Citicoline merupakan bahan penyebab edema dan inflamasi. Selain itu
adenosine diphosphate (ADP) melalui oksi- terjadi kehilangan asetilkholin yang ber-
dasi xantine dan reaksi iron-catalysed Ha- dasar dari biosintese turunan peran sebagai neurotransmisi antar sel di
ber-Weiss. Radikal bebas yang beragam ini SSP. Pemberian citicoline pada hewan per-
fosfotidilkholine dari
MEDICINUS

akan bereaksi dengan komponen seluler cobaan mengurangi edema serta memini-
seperti karbohidrat, asam amino, DNA, malkan pemecahan fosfolipid yang berarti
fosfolipid mengakibatkan percepatan ke- fosfolipid di sel membrane. 25
menekan pemecahan asam lemak bebas
matian sel-sel tersebut.10 Selanjutnya aki- terutama asam arakhidonik.21,22 Dengan
56 bat hipoksia dan keseimbangan ion Ca++ Citicoline berfungsi untuk mencegah pelepasan asam arakhidonik
yang terganggu serta keberadaan radikal berarti juga mencegah proses inflamasi.
bebas akan merusak fungsi mitokhon- menekan pelepasan asam Citicoline merupakan bahan dasar dari bi-
dria di neuron. Insufisiensi adenosine three
phosphate (ATP) sebagai sumber energi
arakhidonik dan mencegah osintese turunan fosfotidilkholine dari fosfo-
lipid di sel membran.25 Citicoline berfungsi
juga akan mengakibatkan pembengkakan
mitokhondria yang selanjutnya akan
kerusakan fosfolipid setelah untuk menekan pelepasan asam arakhi-
donik dan mencegah kerusakan fosfolipid
menyebabkan terbentuknya radikal bebas
sebagai pemicu terjadinya apoptosis.8,11,12
terjadi iskhemik. Citi- 5,22a setelah terjadi iskhemik.5,22a Citicholine bisa
meningkatkan sintese fosfatidilkholin26

Inflamasi pada Insufisiensi Energi


choline bisa meningkatkan dan sfingomielin pada sel dengan kondisi
iskhemik22a,23,24 serta menekan aktivitas
dan Oksigen
Tingkat awal dari inflamasi dimulai be-
sintese fosfatidilkholin dan 26 fosfolipase A2.27 Aktivitas dari fosfolipase
yang meningkat saat iskemik diakibatkan
berapa jam sesudah onset iskemik mela- sfingomielin pada sel dengan oleh lepasnya gutamat yang menstimu-
lasi reseptor NMDA di post sinaptik men-
lui ekspresi adesi molekul di endotelium
pembuluh darah. Hal ini ditandai dengan kondisi iskhemik serta 22a,23,24 gakibatkan peningkatan intraseluler Ca++
sehingga terjadi hidrolisis dari fosfolipid
keberadaan leukosit di sirkulasi darah.
Leukosit bergerak melewati endotelium menekan aktivitas fosfolipase serta lepasnya asam lemak bebas.28
Selanjutnya citicoline dalam proses me-
keluar dari sirkulasi dan penetrasi ke-
jaringan parenkhim otak yang men- A2. 27 tabolismenya akan membentuk kolin, di
gakibatkan reaksi inflamasi.13-15 Bagian mana kolin nantinya akan dirubah men-
mayoritas dari inflamasi ditentukan oleh jadi glutation. Glutation adalah salah satu
populasi dari sel mikroglia yang disebut antioksidan endogen primer dalam tubuh
juga sebagai efektor imun dari susunan saraf pusat (SSP). Mikroglia yang berperan sebagai sistem pertahanan sel otak terhadap serangan
adalah fagositik aktif yang mensekresi proinflamasi serta bermacam radikal bebas. Reduksi jumlah antioksidan glutation ternyata me-
enzim. Inhibisi terhadap aktivitas mikroglia berefek protektif pada mang ditemukan pada serebral iskemik.29
stroke eksperimental16 dan pemberian sitokin antagonis bisa mengu- Proses metabolisme asam arakhidonat pada kondisi iskemik men-
rangi volume infark pada hewan percobaan.17 Kelompok sitokin yang stimulasi pembentukan radikal bebas serta menekan kegiatan dari
bersifat sebagai antiinflamasi seperti tumor growth factor-1 beta (TGF-1 antioksidan endogen. Pemberian citicoline berguna sebagai neuropro-
beta), IL-10 sebagai neuroprotektif juga menjadi aktif terhadap stimu- teksi pada iskemik karena bersifat sebagai bahan pengadaan kardioli-
lasi mikroglia.18-20 pin dan sfingomielin, sumber fosfatidilkholin serta stimulasi sintesis
Di pihak lain secara molekuler patologis akibat iskemik maka ter- glutation sebagai endogen antioksidan, dan menjamin keseimbangan
jadi: aktivitas Na+K+-ATPase.30
1). kerusakan fosfolipid pada membran sel atau kehilangan fosfati- Dari penjelasan di atas dan dari hasil beberapa penelitian mem-

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


buktikan bahwa penggunaan citicoline pada penderita stroke men- ebral Blood Flow Metab 2002; 22: 1399-1419.
15. Del Zoppo G, Ginis I, Hallenbeck JM, Iadecola C, Wang X, and Feuerstein GZ.
dasar pada efek sebagai neuroprotektor serta radikal bebas yang di- Inflammation and stroke: putative role for cytokines, adhesion molecules
akibatkan oleh iskemik.31-34 and iNOS in brain response to ischemia. Brain Pathol 10: 95-112, 2000.
16. Yrjänheikki J, Tikkat, Keinänen R, Goldsteins G, Chan PH and Koistinaho K.
A tetracycline derivative, minocycline, reduces inflammation and protects
Kesimpulan against focal cerebral ischemia with a wide therapeutic window. Proc Natl
Proses kematian sel saraf akibat terhambatnya aliran darah ke otak Acad Sci U S A. 1999; 96: 13496-13500.
untuk suplai nutrisi dan oksigen berefek pada terjadinya proses bio- 17. Nawashiro H, Tasaki K, Ruetzler CA, Hallenbeck JM. TNF- pretreatment in-
kimiawi di sel otak. Proses biokimiawi ini berupa terjadinya pemeca- duces protective effects against focal cerebral ischemia in mice. J Cereb
Blood Flow Metab 1997; 17: 483-490
han fosfolipid, aktivasi enzim serta terbentuknya aksidan. Tanpa 18. Bogdan C., Paik, J., Vodovotz, Y., and Nathan, C. IL-10 reduces rat brain
penanggulangan yang cepat dan tepat akan proses biokimiawi ini injury following focal stroke J Biol Chem1992; 267: 23301-23308
akan berjlanjut secara berantai sehingga kematian sel berupa nekrosis 19. Strle K, Zhou J H, Shen W H, et al. Interleukin-10 in the brain. Crit Rev Im-
dan apoptosis akan berlanjut. munol 2001;21:427-449
20. Prehn JH. Transforming growth factor beta 1 prevents glutamate neurotoxic-
Citicoline yang berperan dalam meningkatkan fosfatidilkholin ity in rat neocortical cultures and protects mouse neocortex from ischaemic
yang dibutuhkan mempertahankan keutuhan fosfolipid membran injury in vivo. J Cereb Blood Flow Metab 1993;13:521-525.
sel dan glutamin telah teruji melalui berbagai penelitian baik pada 21. Weiss GB. Metabolism and actions of CDP-choline as an exogenous com-
pound and administered exogenously as citicoline. Life Sciences 1995; 56;
hewan maupun pada manusia dalam penanganan stroke. 637-660.
22. Rao AM, Hatcher JF, Dempsey RJ. CDP-choline: neuroprotection in transient
Daftar Pustaka forebrain ischemia of gerbils. J Neurosci Res 1999; 58: 697-705.
1. Kristal BS and Brown AM. Apoptogenic Ganglioside GD3 Directly Induces 22a.Rao AM, Hatcher JF, Dempsey RJ. Lipid metabolism in ischemic neuronal
the Mitochondrial Permeability Transition. Biol Chem, 1999; 274: 23169- death. Recent Res Devel Neurochem. 1999; 2: 533–549.
23175. 23. Stoffel W, Melzner I. Studies in vitro on the biosynthesis of ceramide and
2. Asia Pacific Consensus Forum on Stroke Management. Organizing Commit- sphingomyelin: a reevaluation of proposed pathways. Hoppe Seylers Z Phys-
tees (Program, Advisory, and Local). Stroke 29:1730-1736, 1998. iol Chem 1980; 361: 755–771.
3. Astrup J, Siesjo BK, Symon L. Thresholds of ischemia; the ischemic penum- 24. Vos JP, Dehaas CGM, Vangolde LMG, Lopescardozo M. Relationships between
bra. Stroke 1981; 12: 723-725. phosphatidylcholine, phosphatidylethanolamine, and sphingomyelin metab-
4. Rao AM, Hatcher JF, Kindy MS, Dempsey RJ. Arachidonic acid and leukotriene olism in cultured oligodendrocytes. J Neurochem 1997; 68: 1252–1260.
C4: role in transient cerebral ischemia of gerbils. Neurochem Res 1999; 25. de la Morena E. Efficacy of CDP-choline in the treatment of senile alterations
24:1225–1232. in memory. Ann N Y Acad Sci 1991; 640: 233-236.
5. Rao AM, Hatcher JF, Dempsey RJ. Neuroprotection by group I metabotropic 26. Cui Z, Houweling M, Chen MH, et al. A genetic defect in phosphatidylcholine
glutamate receptor antagonists in forebrain ischemia of gerbil. Neurosci biosynthesis triggers apoptosis in Chinese hamster ovary cells. J Biol Chem

MEDICINUS
Lett. 2000; 293: 1–4. 1996; 271: 14668–14671.
6. Katsuki H, Okuda S. Arachidonic acid as a neurotoxic and neurotrophic sub- 27. Arrigoni E, Averet N, Cohadon F. Effects of CDP-choline on phospholipase A2
stance. Prog Neurobiol. 1995; 46: 607–636. and cholinephosphotransferase activities following a cryogenic brain injury
7. Urabe T, Yamasaki Y, Hattori N, Yoshikawa M, Uchida K, Mizuno Y. Accumu- in the rabbit. Biochem Pharmacol 1987; 36: 3697–3700.
lation of 4-hydroxynonenal-modified proteins in hippocampal CA1 pyrami- 28. Hofmann K, Dixit VM. Ceramide in apoptosis: does it really matter? Trends
dal neurons precedes delayed neuronal damage in the gerbil brain. Neuro- Biochem Sci 1998; 23: 374–377.
science. 2000; 100: 241–250. 29. Shivakumar BR, Kolluri SV, Ravindranath V. Glutathione and protein thiol
57
8. Dirnagl U, Iadecola C, Moskowitz MA. Pathobiology of ischaemic stroke: an homeostasis in brain during reperfusion after cerebral ischemia. J Pharmacol
integrated view. Trends Neurosci 1999;22:391-397. Exp Ther 1995; 274: 1167–1173.
9. Lo EH, Dalkara T, Moskowitz MA. Mechanisms, challenges and opportunities 30. Adibhatla RM, Hatcher JF. Citicoline Mechanisms and Clinical Efficacy in Cer-
in stroke. Nat Rev Neurosci. 2003;4:399-414. ebral Ischemia. J Neurosci Res 2002; 70:133–139.
10. Adibhatla RM, Hatcher JF, Larsen EC, Chen X, Sun D, Tsao FH. CDP-choline 31. Adibhatla RM, Hatcher JF, Dempsey RJ. Effects of citicoline on phospholipids
significantly restores phosphatidylcholine levels by differentially affect- and glutathione levels in transient cerebral ischemia. Stroke 2001; 32: 2376-
ing phospholipase A2 and CTP: phosphocholine cytidylyltransferase after 2381.
stroke. J Biol Chem. 2006;281:6718-6725 32. Adibhatla RM, Hatcher JF, Dempsey RJ. Citicolone : neuroprotective mecha-
11. Sims NR and Anderson MF. Mitochondrial contributions to tissue damage in nisms in cerebral ischemia. J Neurochem 2002; 80: 12-23.
stroke. Neurochem Int 2002; 40: 511-526 33. Davalos A, Castillo J, Alvarez-Sabin J et al. Oral citicoline in acute ischemic
12. Kamiya T, Jacewicz M, Nowak TS, Jr, and Pulsinelli WA. Cerebral Blood Flow stroke. An individual patient data pooling analysis of clinical trials. Stroke
Thresholds for mRNA Synthesis After Focal Ischemia and the Effect of MK- 2002; 33: 2850-2857.
801. Stroke 2005; 36: 2463 - 2467 34. Conant R and Schauss AG. Therapeutic applications of citicoline for stroke
13. Becker KJ. Targeting the central nervous system inflammatory response in and cognitive dysfunction in the elderly: A Review of the Literature. Alterna-
ischemic stroke. Curr Opin Neurol. 2001;14:349-353 tive Med Rev 2004; 9: 17-31
14. Emsley HC, Tyrrell PJ. Inflammation and infection in clinical stroke. J Cer-

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


original article
case report

M. Fadjar Perkasa
Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran UNHAS /
RS. dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar

Abstrak. Dilaporkan satu kasus benda asing supraglotis (rotan) yang berhasil di ekstraksi dengan cunam/forceps lurus deng-
an neuroleptic anesthesia. Penderita mengeluh suara parau (disfonia), namun tidak sesak sejak tertelan rotan yang secara
tidak sengaja masuk melalui rongga hidung kemudian tertelan.
Pada pemeriksaan laringoskopi indirek tampak benda asing yaitu rotan tertancap pada commissura anterior yang arahnya
sejajar dengan plica vocalis kanan.
Evaluasi nasoendoskopi memperlihatkan bahwa plica vocalis dapat bergerak baik dan menutup rapat dengan keluhan disfoni
berkurang tanpa komplikasi. Penderita dipulangkan disfonia berkurang tanpa komplikasi. Penderita dipulangkan pada hari
kedua pascaoperasi dalam keadaan baik.
Kata kunci : benda asing rotan, neuroleptic anesthesia, nasoendoskopi
MEDICINUS

Pendahuluan traksi gigi, belum tumbuhnya gigi molar pada anak usia kurang
Benda asing jalan napas merupakan masalah klinis yang memiliki dari 4 tahun
58
tantangan tersendiri, meskipun belakangan ini telah terjadi kemajuan • Faktor kejiwaan, antara lain; emosi, gangguan psikis
besar dalam teknik anestesi dan instrumentasi, ekstraksi benda asing • Ukuran, bentuk dan sifat benda asing
jalan napas bukanlah merupakan suatu prosedur yang mudah dan • Faktor kecerobohan, antara lain; meletakkan benda asing di mu-
tetap memerlukan keterampilan serta pengalaman dari dokter yang lut, persiapan makanan yang kurang baik, makan atau minum
melakukannya.1 tergesa-gesa, makan sambil bermain, memberikan kacang atau
Benda asing dalam suatu organ dapat terbagi atas benda asing ek- permen pada anak yang gigi molarnya belum tumbuh.
sogen (dari luar tubuh) dan benda asing endogen (dari dalam tubuh)
yang dalam keadaan normal benda tersebut tidak ada.2 Patogenesis3
Secara statistik, persentase aspirasi benda asing berdasarkan Setelah benda asing teraspirasi, maka benda asing tersebut dapat ter-
letaknya masing-masing adalah; hipofaring 5%, laring/trakea 12%, sangkut pada 3 tempat anatomis yaitu, laring, trakea atau bronkus.
dan bronkus sebanyak 83%. Kebanyakan kasus aspirasi benda asing • Dari semua aspirasi benda asing, 80–90% diantaranya terpe-
terjadi pada anak usia <15 tahun; sekitar 75% aspirasi benda asing ter- rangkap di bronkus dan cabang-cabangnya.
jadi pada anak usia 1–3 tahun. Rasio laki-laki banding wanita adalah • Pada orang dewasa, benda asing bronkus cenderung tersangkut
1,4 : 1.3-5 di bronkus utama kanan, karena sudut konvergensinya yang
Pada benda asing laring, dapat dipergunakan kateter insuflasi lebih kecil dibandingkan bronkus utama kiri.
yang dipasang melalui hidung dengan bagian ujung di dalam hipofa- • Benda asing yang lebih besar lebih banyak tersangkut di laring
ring untuk mempertahankan keadaan anestesia dan oksigenasi. Ujung atau trakea.
laringoskop kemudian ditempatkan pada vallecula untuk melihat se-
luruh struktur laring dan untuk melihat benda asing di dalam laring, Gejala Klinis1-4,6
sehingga dapat dikeluarkan dengan menggunakan forceps yang sesuai. Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung
Setelah tindakan ekstraksi benda asing, laring dievaluasi kembali un- pada lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat,
tuk mencari kemungkinan adanya benda asing lainnya.3 bentuk dan ukuran benda asing. Benda asing yang masuk melalui
hidung dapat tersangkut di hidung, nasofaring, laring, trakea dan
Faktor-Faktor Predisposisi2 bronkus. Benda yang masuk melalui mulut dapat tersangkut di oro-
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke faring, hipofaring, tonsil, dasar lidah, sinus piriformis, esofagus atau
dalam saluran napas, antara lain: dapat juga tersedak masuk ke dalam laring, trakea dan bronkus. Ge-
• Faktor individual; umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, jala yang timbul bervariasi, dari tanpa gejala hingga kematian sebe-
tempat tinggal. lum diberikan pertolongan akibat sumbatan total.
• Kegagalan mekanisme proteksi yang normal, antara lain; kea- Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing saluran napas
daan tidur, kesadaran menurun, alkoholisme dan epilepsi. akan mengalami 3 stadium. Stadium pertama merupakan gejala per-
• Faktor fisik; kelainan dan penyakit neurologik. mulaan yaitu batuk-batuk hebat secara tiba-tiba (violent paroxysms of
• Proses menelan yang belum sempurna pada anak. coughing), rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gag-
• Faktor dental, medical dan surgical, misalnya tindakan bedah, eks- ging) dan obstruksi jalan napas yang terjadi dengan segera. Pada sta-

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


dium kedua, gejala stadium permulaan diikuti oleh interval asimto- Laporan Kasus
matis. Hal ini karena benda asing tersebut tersangkut, refleks-refleks Nama : Tn. S
akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang. Stadium Umur : 27 tahun
ini berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan diagnosis atau Jenis kelamin : laki-laki
cenderung mengabaikan kemungkinan aspirasi benda asing karena Alamat : Kendari
gejala dan tanda yang tidak jelas. Pada stadium ketiga, telah terjadi MRS tanggal : 18 Desember 2007
gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau infeksi sebagai akibat
reaksi terhadap benda asing, sehingga timbul batuk-batuk, hemopti- Seorang pria 27 tahun, datang dengan suara serak yang dialami
sis, pneumonia dan abses paru. sejak ± 1 bulan lalu setelah tertelan rotan saat menebang dahan rotan.
Benda asing di laring dapat menutup laring, tersangkut di antara Pada awalnya rotan masuk ke dalam rongga hidung kanan, kemu-
pita suara atau berada di subglotis. Gejala sumbatan laring tergan- dian penderita mencoba mengeluarkan dahan rotan tersebut dengan
tung pada besar, bentuk dan letak (posisi) benda asing. cara memotong hingga sependek mungkin, akibatnya terjadi perda-
Sumbatan total di laring akan menimbulkan keadaan yang gawat rahan hidung di mana masih ada sisa potongan dahan rotan dalam
biasanya kematian mendadak karena terjadi asfiksia dalam waktu rongga hidung kanan. Beberapa saat kemudian penderita menelan
singkat. Hal ini disebabkan oleh timbulnya spasme laring dengan ge- bekuan darah, dan sejak saat itu suaranya menjadi serak, batuk tidak
jala antara lain disfonia sampai afonia, apnea dan sianosis. ada, sesak tidak ada, nyeri saat berbicara hanya pada awalnya, na-
Sumbatan tidak total di laring dapat menyebabkan disfonia sampai mun perlahan menghilang.
afonia, batuk yang disertai serak (croupy cough), odinofagia, mengi, sia- Keluhan hidung dan telinga tidak ada.
nosis, hemoptisis, dan rasa subjektif dari benda asing (penderita akan
menunjuk lehernya sesuai dengan letak benda asing tersebut tersang- Pemeriksaan Fisis
kut) dan dispnea dengan derajat bervariasi. Gejala ini jelas bila benda Keadaan umum : baik/gizi cukup/ sadar
asing masih tersangkut di laring, dapat juga benda asing sudah turun stridor (-); sesak (-);
ke trakea, tetapi masih menyisakan reaksi laring oleh karena adanya Otoskopi : kesan normal tidak ada kelainan
edema. Rhinoskopi anterior : kesan normal
Faringoskopi : kesan normal
Pemeriksaan Penunjang1-4,6 Laringoskopi indirek :
Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan • Epiglottis; Plica ariepiglotica; vallecula; arytenoid: kesan normal.
radiologis dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis. • Plica vocalis: tampak benda asing (rotan) tertancap pada komisura

MEDICINUS
Benda asing yang bersifat radioopak dapat dibuat rongent foto segera anterior yang arahnya sejajar plica vocalis dengan tepi bebas be-
setelah kejadian, benda asing radiolusen dibuatkan rongent foto setelah rada di rima glottis.
24 jam kejadian, karena sebelum 24 jam kejadian belum menunjukkan • Plica ventricularis: udem (+), hiperemis (+)
gambaran radiologis yang berarti. Biasanya setelah 24 jam baru tam-
pak tanda-tanda atelektasis atau emfisema. Fiber endoskopi
59
Video fluoroskopi merupakan cara terbaik untuk melihat saluran • Epiglottis : edema (-), hiperemis (-).
napas secara keseluruhan, dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi • Plica ariepiglotica : edema (-), hiperemis (-).
dan inspirasi dan adanya obstruksi parsial. • Arytenoid : edema (-) hiperemis (-).
Pemeriksaan laboratorium darah diperlukan untuk mengetahui • Plica vocalis : tampak benda asing (rotan) tertancap pada
adanya gangguan keseimbangan asam basa, serta tanda-tanda infeksi komisura anterior sejajar dengan plica vocalis kanan, posisinya di
saluran napas. antara plica vocalis dan plica ventricularis dan tepi bebas berada di
glotis, rotan tersebut menghambat pergerakan plica vocalis seh-
Penatalaksanaan2,3,6 ingga tidak dapat menutup dengan rapat.
Untuk dapat menanggulangi kasus aspirasi benda asing dengan ce- • Plica ventricularis : edema (+), hiperemis (+)
pat dan tepat, perlu diketahui dengan baik lokasi tersangkutnya ben-
da asing tersebut. Secara prinsip benda asing di saluran napas dapat
ditangani dengan pengangkatan segera secara endoskopik dengan
trauma minimum. Umumnya penderita dengan aspirasi benda asing
datang ke rumah sakit setelah melalui fase akut, sehingga pengangka-
tan secara endoskopik harus dipersiapkan seoptimal mungkin, baik
dari segi alat maupun personal yang telah terlatih. Penderita dengan
benda asing di laring harus mendapat pertolongan segera, karena as-
fiksia dapat terjadi dalam waktu hanya beberapa menit.
Cara lain untuk mengeluarkan benda asing yang menyumbat
laring secara total ialah dengan cara perasat dari Heimlich (Heimlich
maneuver), dapat dilakukan pada anak maupun dewasa. Menurut te-
ori Heimlich, benda asing yang masuk ke dalam laring ialah pada saat
inspirasi. Dengan demikian paru penuh dengan udara, diibaratkan
sebagai botol plastik yang tertutup, dengan menekan botol itu, maka
sumbatnya akan terlempar keluar. Benda Asing Supraglottik (rotan)
Komplikasi perasat Heimlich adalah kemungkinan terjadinya
ruptur lambung atau hati dan fraktur kosta. Oleh karena itu pada Gambar: Skematis posisi benda asing dengan pemeriksaan laring-oskopi indi-
anak sebaiknya cara menolongnya tidak dengan menggunakan kepa- rek (kanan) dan penampang sagital laring (kiri).
lan tangan tetapi cukup dengan dua buah jari kiri dan kanan.
Pada sumbatan benda asing tidak total di laring perasat Heim- Pemeriksaan Penunjang
lich tidak dapat digunakan. Dalam hal ini penderita dapat dibawa Laboratorium: dalam batas normal, kecuali leukosit 21.000/mm3.
ke rumah sakit terdekat yang memiliki fasilitas endoskopik berupa Pemeriksaan radiologis: foto polos posisi PA dan lateral.
laringoskop dan bronkoskop. Kesimpulan: tidak tampak bayangan benda asing.

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


Diagnosis Post Op hari II Instruksi Perawatan
Benda asing supraglotik (rotan)
Tanggal: 20 Desember 2007
Penatalaksanaan
Ku: Baik, sadar • Af infus
Tensi: 110/70 mmHg; Nadi: 82 Ganti obat oral
Ekstraksi benda asing supraglotik dengan bantuan endoskop rigid x/menit • Cefadroxyl 3x500 mg
dengan neuroleptic anesthesia. P: 20 x/menit; S: 37ºC • Methylprednisolone 3x4 mg
Perdarahan (-), batuk (-), lendir • Asam Mefenamat 3x500
Jalannya Operasi (-) mg
• Penderita baring terlentang dalam anestesi neuroleptik dan pe- Disfoni minimal, sesak (-)
ngawasan jalan napas oleh anastesi.
• Disinfeksi lapangan operasi dengan betadine dan alkohol 70%.
• Pasang laringoskop suspensi trans oral hingga tampak daerah Diskusi
supraglotik. Dilaporkan satu kasus benda asing supraglotik yang berhasil diek-
• Tampak benda asing berupa dahan rotan berwarna kecoklatan, straksi dengan cunam/forceps lurus dengan anestesi neuroleptik.
panjang sekitar 2,5 cm, beruas-ruas (3 ruas) dari masing-masing Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis ter-
ruas terdapat duri-duri kecil, benda asing tampak di superior dapat riwayat aspirasi benda asing berupa rotan yang secara tidak
plica vocalis tertancap pada comissura anterior sejajar dengan plica sengaja masuk melalui rongga hidung, kemudian tertelan dan sejak
vocalis kanan dengan salah tepi bebasnya berada pada rima glot- itu penderita mengeluh disfoni, namun tidak sesak. Pada pemerik-
tis. saan laringoskopi indirek tampak benda asing (rotan) tertancap pada
• Plica ventricularis tampak sedikit edema dan hiperemis, perdara- komisura anterior yang arahnya sejajar plica vocalis kanan dengan tepi
han tidak ada. bebas berada di rima glottis, rotan tersebut menghambat pergerakan
• Forceps dimasukkan lalu benda asing dijepit dan dicoba ditarik plica vocalis sehingga tidak dapat menutup dengan rapat, plica ven-
keluar, pada percobaan pertama benda asing tidak berhasil dita- tricularis mengalami udem dan hiperemis. Pada pemeriksaan foto
rik keluar, dicoba lagi, benda asing dijepit dan ditarik ke arah ba- cervicothoracal baik posisi PA dan Lateral yang dilakukan sebelum
wah, benda asing patah, dengan bagian sisanya masih tertancap operasi, tidak terlihat bayangan benda asing (rotan) karena sifatnya
pada comissura anterior, akhirnya benda asing dapat dikeluarkan yang radiolusen.
seluruhnya. Dilakukan laringoskopi direk dan ekstraksi benda asing menggu-
• Evaluasi ulang m tidak tampak lagi benda asing, plica ventricula-
MEDICINUS

nakan cunam/forceps lurus dengan anestesi neurolepsis, dengan per-


ris; laserai (-), perdarahan (-) timbangan bahwa benda asing tersebut dikhawatirkan dapat terlepas
• Operasi selesai. dan masuk ke subglotik bahkan akibat insersi ETT apabila dilakukan
general anestesi, disamping itu anestesi neurolepsis membuat pend-
Post Op Ekstraksi Instruksi Post Op erita masih memberikan respon terhadap nyeri dan dapat mengikuti
60 perintah, setelah penderita pulih dari neurolepsis, keluhan disfonia
KU: baik, sadar • Awasi tanda vital & perdara-
sudah berkurang.
Tensi: 110/70 mmHg; Nadi: 80x/ han (-)
Sehari setelah tindakan ekstraksi, keluhan disfoni penderita su-
menit • IVFD RL: D5% m 20 tts/mnt
dah jauh berkurang tanpa adanya komplikasi, hal ini ditunjukkan
P: 20 x/menit; S: 37,2ºC • Inj. Cefotaxim 1 g/8 jam/IV
Perdarahan (-), batuk (-), lendir • Inj. Dexamethazone 1 melalui evaluasi nasoendoskopi yang memperlihatkan bahwa plica
(-) amp/8 jam / IV vocalis dapat bergerak dengan baik dan menutup rapat, meskipun
Disfonia berkurang, sesak (-) • Inj. Tragesic 1 amp/8 jam/IV plica ventricularis masih sedikit udem dan hiperemis. Penderita dipu-
• Inj. Ulsicur 1 amp/8 jam/IV langkan pada hari kedua pasca operasi, dalam keadaan baik.
• Vocal rest
• Diet biasa TKTP DAFTAR PUSTAKA
1. Merchant SN, Kirtane MV, Shah KL, Karnk PP. Foreign bodies in the bron-
Post Op hari I Instruksi Perawatan chi (a 10 years review of 132 cases). Journal of Postgraduate Medicine
1984; 30(4):219-23 or Available at http://www.jpgmonline.com/article.
Tanggal 19 Desember 2007 asp?issn=0022-3859;year=1984;volume=30;issue=4;spage=219;epage=23;
KU: baik, sadar • Rencana evaluasi nasoen- aulast=Merchant;type=0
Tensi: 110/70 mmHg; Nadi: 82 doskopi 2. Junizaf MH. Benda asing di saluran napas. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N,
x/menit • IVFD RL: D5% m 20 tts/mnt editors. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT–KL. Jakarta:FKUI, 2004.h.213–31
3. Murray AD. Foreign bodies of airway. 2006. Available at http://emedicine.
P: 18 x/menit; S: 36,8ºC • Inj. Cefotaxime 1 g/8 jam/IV medscape.com/article/872498-overview
perdarahan (-), batuk (-), lendir • Inj. Dexamethazone 1 4. Callender T. Laryngo-tracheo-bronchial foreign bodies, 1992. Available at
(-) amp/8 jam/IV http://www.bcm.edu/oto/grand/2192.html
Disfonia berkurang, sesak (-) • Inj. Tragesic 1 amp/8 jam/IV 5. Giannoni CM. Foreign bodies aspiration. 1994. Available at http://www.bcm.
• Inj. Ulsicur 1 amp/8 jam/IV edu/oto/grand/31094.html
6. Stewart C. Foreign bodies of the airway: recognition and emergency manage-
• Vocal rest ment. 2002. Available at http://www.strosmith.netcom
• Diet biasa TKTP
Nasoendoskopi
Epiglottis : hiperemis (-); udem (-)
Arytenoid : hiperemis (-); udem (-), gerakan baik
Rima glottis : celah ± 3 mm
Plica vocalis : hiperemis (-); udem (-); gerakan baik (-)
Plica ventricularis : hiperemis (+); udem (-)

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


original article

case report
Anik Widijanti*, Sri Sulistyandari**, Hani Susianti*, Siti Fatonah**
* Staff Medik Laboratorium Patologi Klinik RS Saiful Anwar/FK Unibraw Malang
** PPDS Laboratorium Patologi Klinik RS Saiful Anwar/FK Unibraw Malang

Abstract. A 49 year-old woman suffered hematemesis, abdominal discomfort, nausea, bloating, ascites permagna, and weight
loss. Also found retracted papilla mamma, left axilla limphadenopathy diagnosed as chronic fibrosis by anatomic pathologist,
and abdominal cutaneus mastocytosis. Radiology examinations show osteolytic bone lesions in 11th and 12th costae, both
clavicles, corpus vertebrae and pelvic. Laboratory examination presented increased erythrocyte sedimentation rate, blood
urea nitrogen, increased alfa-1, alfa-2 and gamma globulin, decreased in blood albumin. Endoscopic examinations presented
fluid accumulation in gastrointestinal tract, failed to gastrointestinal tract biopsy.
Laboratory examination, radiologic examination, abdomen ultrasonograph, and anatomy pathologic examination was ex-
cluded bone malignancy and/or metastatic, also multiple myeloma. These data highly indicated the diagnosis of systemic
mastocytosis.

Abstrak. Seorang wanita 49 tahun mengalami muntah darah, rasa tidak enak diperut, mual, perut sebah dan membesar, asites
permagna dan penurunan berat badan. Retraksi mamma kiri sekitar puting susu dan pembesaran kelenjar limfe ketiak kiri
yang pada pemeriksaan patologi anatomi didiagnosis sebagai fibrosis menahun, mastocytosis kulit di abdomen (cutaneus

MEDICINUS
MEDICINUS
mastocytosis). Pemeriksaan radiologi menunjukkan lesi osteolisis tulang pada kosta 11 dan 12, klavikula, korpus vertebra,
dan pelvis. Kelainan laboratorium adalah peningkatan laju endap darah, globulin dan ureum darah, penurunan ringan albumin
darah. Pada endoskopi gastrointestinal penuh cairan sehingga tidak dapat dibiopsi.
Gambaran radiologi, patologi anatomi, laboratorium dan sumsum tulang menunjukkan tidak ada keganasan atau metastase
tulang maupun mieloma multipel. Dari data-data tersebut mengindikasikan bahwa pasien menderita systemic mastocytosis. 61
17

Pendahuluan asimptomatik. Organ yang paling sering terkena SM adalah kulit, sum-
Mastocytosis adalah suatu penyakit heterogenus yang ditandai dengan sum tulang, kelenjar limfe, lien, hati, dan gastrointestinal. Prognosis
pertumbuhan abnormal dan akumulasi sel mast pada satu atau banyak mastocytosis tergantung pada luasnya penyakit dan hubungannya den-
organ tubuh, seperti kulit, sumsum tulang, organ internal misalnya gan kelainan hematologi.1
hati, gastrointestinal, limfa dan kelenjar limfe.1-8 Mastocytosis merupa- Klasifikasi mastocytosis menurut WHO yaitu: 1. cutaneus mastocyto-
kan kasus yang jarang terjadi, sekitar 80% adalah cutaneus mastocytosis, sis, 2. indolent systemic mastocytosis (ISM), 3. systemic mastocytosis with an
biasanya pada anak di mana 80% terjadi pada usia kurang dari 6 bulan. associated clonal hematologic nonmast cell lineage disease (SM-AHNMD), 4.
Pada orang dewasa biasanya terjadi pada usia dekade 3 atau 4, sedang- aggresive systemic mastocytosis (ASM), 5. mast cell leukemia (MCL), 6. mast
kan systemic mastocytosis (SM) umumnya melibatkan banyak organ dan cell sarcoma (MCS), 7. extracutaneous mastocytoma.1,3,4,9
terjadi pada usia dekade tiga. Ekstra cutaneus mastocytoma tanpa SM Diagnosis SM ditegakkan berdasarkan kriteria WHO, yaitu adanya
dan tanpa lesi kulit, tumor sel mast unifokal dengan pertumbuhan non- 1 kriteria mayor dan 1 kriteria minor atau 3 kriteria minor.1,4,9 Kriteria
destruktif dan low grade cytology, merupakan kasus yang sangat jarang mayor adalah ditemukannya akumulasi sel mast multipel pada sum-
dan ini banyak terjadi pada paru.3,8 sum tulang atau jaringan lain selain kulit pada pemeriksaan biopsi.
Gambaran klinik mastocytosis sangat bervariasi, dibagi menjadi sis- Terdapat multifocal dense agregates (15 atau lebih sel mast) pada sections
temik atau lokal. Efek sistemik dari kelainan ini adalah pelepasan me- tulang atau jaringan extracutaneus. Yang dapat juga dikonfirmasi den-
diator sel mast ke dalam sirkulasi. Gejala klinik dari pelepasan media- gan pengukuran enzim tryptase dengan pemeriksaan imunohistokimia
tor antara lain adalah anafilaksis, flushing, pruritus, hipotensi, syncope, pada jaringan yang terkena. Sedangkan kriteria minor adalah sebagai
palpitasi, takikardia, dan urtikaria. Gejala gastrointestinal meliputi berikut:1,4,9
mual, muntah, cramp abdominal, kembung dengan/atau tanpa diare. 1. Pada biopsi sumsum tulang didapatkan sel mast lebih dari 25%
Penyakit tukak peptik yang disebabkan sekresi asam lambung akibat spindle shape (elongated) atau pada hapusan sumsum tulang lebih
hiperhistamin dapat terjadi pada 50% penyakit SM. Malabsorbsi lebih dari 25% sel mast atipikal.
jarang terjadi, kalaupun ada biasanya ringan. Kelainan lokal biasanya 2. Deteksi mutasi Kit dari kodon 816 pada gen receptor. Dapat ditemu-
karena pengumpulan sel mast pada organ spesifik dan menyebabkan kan pada darah tepi, sumsum tulang atau organ internal yang
disfungsi organ tersebut, jika berat dapat diikuti fibrosis dan kegagal- lain.
an sumsum tulang dengan segala akibatnya.1 Kekambuhan dipicu 3. Sel mast pada sumsum tulang, darah atau organ internal mengeks-
oleh berbagai rangsangan seperti panas, dingin, tekanan, alkohol dan presikan CD 117 dengan CD2 atau CD25.
obat-obatan seperti opiat, antiinflamasi nonsteroid dan estrogen. Pen- 4. Total tryptase serum >20 ng/ml (tidak bisa dipakai pada penderita
derita yang penyakitnya agresif sering mengalami limfadenopati yang SM yang berhubungan dengan penyakit clonal hematologic nonmast
tidak diketahui sebabnya, pembesaran lien atau hepar yang dapat juga cell lineage).

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


Pada laporan kasus ini akan dibahas penderita yang mengindi- Gambar 3. Jaringan fibro-
kasikan systemic mastocytosis, penegakkan diagnosisnya berdasarkan sis berwarna coklat pada
kondisi klinis dan pemeriksaan penunjang terkait. kulit dinding perut

Kasus
Wanita 49 tahun berobat dengan keluhan perut tidak enak, membesar,
sebah, mual, muntah sejak 2 bulan, sudah berobat ke poliklinik rumah
sakit beberapa kali, diberi obat namun keluhan tetap ada. Dua minggu
sebelum masuk rumah sakit yang terakhir penderita mengeluh mun-
tah darah berwarna merah kehitaman satu kali dan perut membesar
serta sebah dan mual. Penderita juga mengeluh berat badannya menu-
run akhir-akhir ini. Pemeriksaan fisik pada penderita didapatkan ke-
sadaran kompos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi
84 kali/menit, frekuensi napas 38 kali/menit dan suhu tubuh 37,5°C.
Pada pemeriksaan mata, konjungtiva tidak anemis, tidak ikterus, tidak
sianosis. Pemeriksaan leher tidak ada kelainan, pada dada didapatkan
pembesaran kelenjar ketiak kiri dengan fibrosis, mamma kiri terdapat
retraksi pada puting susu. Pemeriksaan fisik (auskultasi dan palpasi
serta perkusi) paru dan jantung dalam batas normal.

Thorax Foto PA
Trachea ditengah, Cor tidak
membesar
Pulmo tidak ada infiltrat
MEDICINUS

Kedua sinus phrenicus tajam


Tulang: tampak lesi osteoli-
tik multipel merata di costae
11,12 dan ujung lateral kla-
vikula kanan dan kiri
62 Kesimpulan:
Suspect malignancy
DD multiple myeloma

Gambar 1. Pembesaran kelenjar ketiak kiri dengan fibrosis

Hasil foto lumbosakral AP, lateral


dan pelvis AP:
Tampak lesi osteolisis multipel,
kecil-kecil, bulat, tersebar di korpus
vertebra, tulang pelvis dan costae
11,12. Alignment, pedicle, trabeku-
lasi: baik, intervertebra space tidak
menyempit, sehingga disimpulkan
sebagai menyokong gambaran mul-
tiple myeloma.

Gambar 2. Retraksi pada papilla mammae kiri

Pemeriksaan abdomen didapatkan beberapa jaringan fibrosis kulit


dengan warna kecoklatan. Pemeriksaan hepar dan lien tidak teraba, Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar hemoglobin
didapatkan juga asites, bising usus normal. 12.3 mg/dl, leukosit 7430 per cmm, trombosit 359.000 per cmm, laju
endap darah 110 mm/jam, retikulosit 0.79%, hematokrit 38.2%. Hi-
tung jenis 1/1/0/82/10/6, dengan evaluasi hapusan darah eritrosit
normokrom normositer, leukosit kesan jumlah normal dengan limfosit

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


atipikal dan hipersegmentasi, trombosit dalam jumlah normal dengan an kulit daerah fibrosis dan biopsi tulang. Dari usulan tersebut ternyata
ditemukan trombosit besar. Pada pemeriksaan urinalisis didapatkan baru dilakukan biopsi kulit dengan hasil sebagai berikut.
urine warna kuning jernih, berat jenis 1.020, derajat keasaman 6.0, al- Hasil biopsi jaringan kulit di daerah abdomen didapatkan jaringan ku-
buminuria negatif, reduksi negatif, urobilinuria negatif, bilirubinuria lit fibrosis, epidermis utuh, di bagian dermis dan subkutis terdapat kelom-
negatif. Pada pemeriksaan sedimen didapatkan leukosit 4-6 per lapang pok-kelompok longgar sel radang mononuklear, di antaranya terdapat sel
pandang besar, eritrosit 1-2 per lapang pandang besar, ditemukan epi- ukuran sedang-besar, inti di tepi dengan sitoplasma luar bergranula keme-
tel dan bakteri. rahan. Sebagai kesimpulan nodul kulit abdomen yang dibiopsi adalah mas-
Pada pemeriksaan kimia klinik didapatkan kadar gula darah nor- tocytosis, diusulkan evaluasi hapusan darah dan sumsum tulang.
mal, ureum 76 mg/dl, kreatinin 0.94 mg/dl, asam urat 8.5 mg/dl, Penderita kemudian dirujuk ke rumah sakit Saiful Anwar untuk
protein total 7.34 g/dl, albumin 3.36 g/dl, globulin 4.18 g/dl, alkali perawatan lebih lanjut. Untuk menetapkan diagnosis pasti, direncana-
fosfatase 196 mU/ml, SGOT 26 U/L, SGPT 23 U/L, gamma glutamyl kan biopsi pada gastrointestinal dengan bantuan endoskopi, atau bi-
transferase 14 U/L, bilirubin total 0.46 mg/dl, bilirubin direct 0.18 mg/ opsi tulang dan aspirasi sumsum tulang. Waktu dilakukan endoskopi
dl, bilirubin indirect 0.28 mg/dl, kalsium total 8.63 mg/dl. Pemerik- pada gastrointestinal untuk mengambil jaringan biopsi, ternyata peng-
saan alfa feto protein 8.74 IU/ml. Pada analisa cairan asites didapatkan ambilan biopsi gagal, di mana gaster penuh cairan (diduga akibat ada-
cairan jernih berwarna kuning, dengan hitung eritrosit 250 per cmm, nya fibrosis yang menyebabkan obstruksi gastrointestinal). Rencana-
leukosit 120 per cmm, sel polinuklear 4% dan sel mononuklear 96%, nya sesudah dilakukan dekompresi dan sesudah cairan gastrointestinal
protein 4230 mg/dl, glukosa 118 mg/dl, trigliserida 22 mg/dl, koles- dikeluarkan, akan dilakukan endoskopi ulang untuk mengambil biopsi
terol 79 mg/dl, LDH 324 ML, tes rivalta positif. jaringan. Pemeriksaan yang sudah dilakukan adalah aspirasi sumsum
Dari hasil pemeriksaan radiologi ditemukan lesi osteolitik pada tu- tulang dengan hasil normal. Sebelum dilakukan biopsi ulang saluran
lang dan adanya peningkatan ringan kadar globulin darah, penurun-an gastrointestinal dengan endoskopi maupun biopsi tulang, ternyata
ringan kadar albumin darah, laju endap darah meningkat, maka dilaku- penderita sudah meninggal dunia, sehingga diagnosis ystemic masto-
kan elektroforesis protein. Hasil elektroforesis protein menunjukkan cytosis secara pasti belum bisa ditegakkan, jadi masih suspek diagnosis
penurunan albumin dengan peningkatan alfa 1, alfa 2, dan gamma saja.
globulin, sehingga menggambarkan suatu inflamasi menahun.

MEDICINUS
63
Gambar 3,4: Aspirasi sumsum tulang, normoselular dan tidak ditemukan mastosit

Pembahasan
Pada awalnya diagnosis pada pasien ini sangat membingungkan kare-
na terdapat ketidaksesuaian antara gejala klinik, keluhan penderita
dengan hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, patologi
anatomi dan radiologi. Setelah dikonsultasikan ke bagian patologi
klinik maka dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan perhatian
khusus, hasilnya menunjukkan gambaran seperti di atas, jadi kemung-
kinan kesalahan pemeriksaan laboratorium dapat disingkirkan.
Penderita dengan klinis gambaran radiologi osteolitik tulang deng-
an laju endap darah meningkat, maka dicurigai mieloma multipel atau
keganasan mammae yang metastase ke tulang, lalu dilakukan elektro-
foresis protein dan juga diikuti aspirasi sumsum tulang. Elektroforesis
protein menunjukkan penurunan albumin, peningkatan alfa 1, alfa 2,
Hasil USG abdomen didapatkan hepar tidak membesar, sudut tajam, gamma globulin, sehingga menggambarkan suatu inflamasi mena-
permukaan rata, intensitas echo tidak meningkat, homogen, tidak tampak hun. Tidak menunjukkan adanya gammopati monoklonal, selain itu
nodul, kista, kalsifikasi, sistem porta, vaskular tidak melebar. Gall Bladder pemeriksaan aspirasi sumsum tulang juga normal, sehingga kemung-
tidak membesar, dinding tidak menebal, tidak tampak nodul dan batu. kinan mieloma multipel dan metastase tulang dapat disingkirkan.
Lien maupun pankreas tidak membesar, permukaan rata, intensitas echo Kelainan tulang pada SM dapat berupa osteosklerosis maupun
tidak meningkat, homogen, tidak tampak nodul, kista, kalsifikasi. Ginjal osteoporosis, bahkan dapat juga sampai patah tulang, kelainan tulang
kanan dan kiri tidak membesar, tepi reguler, intensitas echo tidak mening- terjadi pada sekitar 10% SM. Sel mast melepaskan bahan vasoaktif se-
kat, batas korteks dengan medula jelas, tidak nampak nodul, kista, batu, si- perti histamin yang akan merangsang osteoblas. Osteoporosis merupa-
nus renalis tidak melebar. Uterus tidak nampak nodul, anteversi centroposisi. kan akibat sekunder dari pelepasan heparin dan prostaglandin D2
Cavum Douglas terisi cairan. Tampak cairan bebas dalam cavum abdomen dari sel mast, yang akan menginduksi resorpsi tulang oleh osteoklas.
permagna, sehingga disimpulkan sebagai ascites permagna. Pemeriksaan kelainan tulang dapat dilakukan dengan bone scan, mag-
Hasil FNAB mammae kanan kiri dan aksila kiri didapatkan fragmen netic resonance imaging (MRI), foto rontgen, penanda tulang.10-13 Pada
jaringan fibrosis bercampur dengan kelompok jaringan lemak matur penderita ini terdapat gambaran lisis tulang pada kosta 11,12, clavicula
dan sel radang mononuklear. Tidak didapatkan sel ganas, disimpulkan dan pelvis, gambarannya lebih ke osteoporosis.
sebagai fibrosis beradang menahun, diusulkan biopsi terbuka pada Penderita mengalami muntah darah dengan asites, maka dicari
kedua mammae. kemungkinan penyakit hati dan saluran empedu. Namun ternyata
Setelah pemeriksaan laboratorium, hasil konsultasi, melihat klinis hasil pemeriksaan laboratorium dan USG abdomen tidak mendukung
serta radiologis penderita, kami usulkan untuk dilakukan biopsi jaring- ke arah sana. Kelainan penderita berupa fibrosis di gastrointestinal,

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


yang dibuktikan dengan adanya muntah darah, asites, dan obstruksi gastrointestinal.
gastrointestinal. Obstruksi gastrointestinal dapat dilihat sewaktu en- Pasien didiagnosis indolent SM jika tidak ada B atau C finding dan tidak
doskopi di mana lambung penuh cairan, sehingga gagal untuk melaku- ada hubungan dengan kelainan clonal hematologi. Smoldering SM jika SM
kan biopsi jaringan guna pemeriksaan patologi anatomi. Hal ini sesuai dengan 2 atau lebih B finding tetapi tidak ada C finding. Aggressive SM jika
dengan kepustakaan di mana gejala gastrointestinal untuk SM meli- SM dengan 1 atau lebih C finding tetapi tidak ada hubungannya dengan
puti mual, muntah, rasa penuh di perut, tukak lambung. Bahkan ke- kelainan hematologi dan tidak ada mast cell leucaemia.1,3 Pada kasus ini
lainan dapat juga menyebabkan sclerosing cholangitis. Tukak lambung memenuhi 1 atau lebih C finding tetapi tidak ada kelainan hematologi.
dapat terjadi pada lebih dari 50% kasus SM. Tukak lambung dapat ter- Penderita terdapat fibrosis kelenjar limfe, kulit, osteolisis tulang, fi-
jadi karena pelepasan histamin oleh mastosit, selain histamin mastosit brosis gastrointestinal, muntah darah yang kemungkinan karena tukak
juga melepaskan berbagai mediator seperti prostaglandin, leukotrien, lambung dengan atau fibrosis gastrointestinal, fibrosis daerah portal
triptase, plasminogen aktivator jaringan, heparin, TNF-A (tumor necro- atau infiltrasi sel mast pada vena porta karena adanya asites permagna
sing factor alfa). SM dapat juga terjadi malabsorbsi meskipun jarang, dan kelainan faal hatinya sendiri ringan. Jadi kemungkinan terdapat
terutama jika penyakit menjadi progresif.1,2,9 SM dapat terjadi fibrosis infiltrasi sel mast di berbagai organ kelenjar limfe, kulit, tulang, daerah
hati, namun jarang sampai keseluruhan sel hati menjadi sirosis.3 Hal ini hati dan vena porta serta gastrointestinal, mengindikasikan suatu SM
sesuai dengan kasus kami di mana hanya terdapat sedikit kelainan faal meskipun yang sudah dibuktikan di kulit dan kemungkinan jaringan
hati meskipun sudah terjadi asites permagna. Asites ini mungkin karena limfe ketiak serta mammae.
fibrosis pada pembuluh darah vena porta (portal fibrosis) dan venopati Pada kelenjar di ketiak dan mammae kiri didapatkan gambaran
yang diikuti obstruksi vena akibat infiltrat sel mast.1 SM dapat juga fibrosis menahun dengan infiltrasi sel mononuklear yang kemung-
memberi manifestasi pada paru, ovarium dan organ lain, meskipun ka- kinan besar adalah sel mast, namun sayang pada waktu FNAB tidak
sus pada paru dan ovarium merupakan kasus yang sangat jarang.3,15,16 dilakukan pengecatan khusus untuk sel mast. Pada pembesaran kelen-
Penderita mengalami pembesaran kelenjar limfe ketiak kiri deng- jar limfe biasanya terdapat infiltrat menyeluruh atau para kortikal. Ini
an mammae kiri retraksi pada puting susu, gambaran osteolitik tulang, disebabkan karena hiperplasia dari germinal centers dan pembuluh da-
maka dicurigai suatu karsinoma mammae yang sudah metastase, namun rah, eosinofilia, plasmasitosis dan fibrosis.3 Pengecatan sel mast hanya
ternyata hasil pemeriksaan FNAB menunjukkan fibrosis menahun, se- dilakukan sesudah permintaan khusus pada biopsi kulit. Biopsi tulang
hingga tidak mendukung sebagai karsinoma mammae, tetapi lebih men- dan endoskopi ulang untuk pengambilan jaringan dan pemeriksaan sel
dukung ke arah mastositosis. Meskipun diusulkan untuk biopsi mammae mast di kedua tempat tersebut belum sempat dilakukan karena pend-
langsung dari potongan jaringan, tetapi belum sempat dilaksanakan. erita meninggal dunia.
Diagnosa SM menurut WHO harus memenuhi satu kriteria mayor Pada tulang biasanya terjadi osteosklerosis, tetapi dapat juga kom-
MEDICINUS

dan 1 kriteria minor atau 3 kriteria minor.1,4,9 Kriteria mayor adalah binasi dengan lesi osteolisis,3 hal tersebut sesuai dengan kasus ini di
pe-nemuan akumulasi sel mast multipel pada sumsum tulang atau ja- mana terdapat lisis tulang pada kosta 11,12, klavikula, korpus verte-
ringan lain selain kulit pada biopsi. Terdapat multifocal dense agregates bra dan pelvis. Pada penderita tidak terdapat kelainan gambaran da-
(15 atau lebih sel mast) pada sections tulang atau jaringan extracutaneus. rah tepi dan ini sesuai dengan hasil aspirasi sumsum tulang di mana
Yang dikonfirmasi pemeriksaan tryptase jaringan dengan imunohis- sumsum tulang masih normal. Serum tryptase, deteksi mutasi, maupun
64
tokimia. Sedangkan kriteria minor adalah sebagai berikut:1,4,9,14 penanda resorpsi dan pembentukan tulang, MRI belum dilakukan,
1. Pada biopsi sumsum tulang didapatkan sel mast lebih dari 25% karena alasan/keterbatasan tertentu.
spindle shape (elongated) atau pada hapusan sumsum tulang lebih
dari 25% sel mast atipikal. Daftar Pustaka
2. Deteksi mutasi Kit dari kodon 816 pada gen reseptor. Dapat ditemu- 1. Worobec AS, Metcalfe DD. Systemic mastocytosis. In: Greer JP, Foerster J,
Lukens JN, Rodgers GM, Paraskevas F, Glader B, 11th eds. Wintrobe’s Clinical
kan pada darah tepi, sumsum tulang atau organ internal yang lain.
Hematology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2004.p. 2285-2300
3. Sel mast pada sumsum tulang, darah atau organ internal mengeks- 2. Marbello L, Anghilieri M, Nosari A, Minola E, Cairoli R, Ricci F, et al. Aggressive
presikan CD 117 dengan CD2 atau CD25. systemic mastocytosis mimicking sclerosing cholangitis. Haematologia 2004;
4. Total tryptase serum >20 ng/ml (tidak bisa dipakai pada penderita 89(10):e119-e123
3. WHO classification of tumours, tumours of haematopoietic and lymphoid tis-
dengan systemic mastocytosis yang berhubungan dengan penyakit sues. IARC Press, 2001
clonal hematologic nonmast cell lineage. 4. Gould N. Diagnosis and classification of mastocytosis. 2006-2008 The Masto-
cytosis Society, Inc. Available from http://www.tmsforacure.org
Terdapat juga kriteria diagnosis berdasar pada B atau C finding 5. Zettinig G, Becherer A, Szabo M, et al. FDG positron emission tomography in
patients with systemic mastocytosis. ARJ 2002; 179:1235-7
yaitu:1,3 6. Metcalfe DD. The liver, spleen, and lymph nodes in mastocytosis. Mast Cell
B findings: Physiology Section, Laboratory of Clinical Investigation, National Institute of
1. Sumsum tulang menunjukkan infiltrasi sel mast lebih dari 30% Allergy and Infectious Diseases, National Institutes of Health, Bethesda, Mary-
land, USA. J Invest Dermatol 1991; 96:455-65
atau serum tryptase total lebih dari 200 ng/ml.
7. Pardanani A, Jin-Young Baek, Chin-Yang Li, Butterfield JH, Tefferi A. Systemic
2. Gejala displasia/mieloproliferasi pada non-mast cell lineage tetapi ti- mast cell dissease without associated hematologic disorder: a combined ret-
dak cukup untuk diagnosis neoplasma hematopoiesis sesuai kriteria rospective and prospective study. Mayo Clin Proc 2002; 77:1169-75
WHO. 8. Viegas M, Horwitz M, Awan S, Chatoo M. Systemic mastocytosis diagnosed
following bone biopsy during total knee replacement: a case report. Journal
3. Hematomegali tanpa kegagalan fungsi hati, atau splenomegali tan- of Orthopedic Surgery 2005; 2(2). Available from http://www.ispub.com
pa hipersplenisme atau limfadenopati. 9. Ray S. Final diagnosis—systemic mastocytosis. Available from: http://path.
C findings: upcm.edu/cases/case409/dx.html
1. Disfungsi sumsum tulang dengan manifestasi sitopenia (ANC 10. Yohansson C, Roupe G, Lindstedt, Mellstrom D. Bone density, bone markers
and bone radiological features in mastocytosis. Age and Ageing 1996; 25:1-7
kurang dari 1.0 cmm atau kadar hemoglobin kurang dari 10 g/dl 11. Cook JV and Chandy J. Systemic mastocytosis affecting the skeleletal system.
atau trombosit kurang dari 100.000 cmm) tetapi tidak ada non-mast The Journal of Bone and Joint Surgery 1989; 71-B:536
cell yang sesungguhnya. 12. Deb A, Tefferi A. Systemic mastocytosis. N Eng J Med 2003; 349:7
2. Hepatomegali palpable dengan kegagalan fungsi hati, asites atau hi- 13. Chen CC, Andrich MP, Mican JAM, Metcalfe DD. A retrospective analysis of
bone scan abnormalities in mastocytosis: correlation with disease category
pertensi portal. and prognosis. The Journal of Nuclear Medicine 1994; 35:1471-4
3. Kelainan tulang dengan foci besar dari osteolisis atau patah tulang 14. Akin C. Molecular diagnosis of mast cell disorders. JMD 2006; 8(4):412-8
patologis. 15. Avila NA, Worobec AS, Ling A, Hijazi Y, Metcalfe DD. Pulmonary and ovarian
manifestations of system in mastocytosis. ARJ 1996; 166:969-70
4. Splenomegali palpable dengan hipersplenisme.
16. Schmidt M, Dercken C, Loke O, Reimann S, Diederich S, Blasius S, et al. Pulmo-
5. Malabsorbsi dengan penurunan berat badan karena mastocytosis nary manifestation of systemic mast cell disease. Eur Respir J 2000; 15:623-5

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


medical review

Olly Renaldi
Divisi Metabolik Endokrin Bagian Ilmu Penyakit Dalam
FK UGM/ RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Abstrak. Adiposit menghasilkan dan mensekresi beberapa protein yang berperan sebagai hormon. Hormon yang dikenal
sebagai adiponektin, berperan penting dalam proses radang, dan aterosklerotik. Adiponektin merupakan salah satu dari
banyak faktor spesifik jaringan adiposa. Adiponektin berperan memperbaiki sensitivitas insulin dan menghambat peradangan
vaskuler. Kadar adiponektin di dalam plasma secara bermakna menurun pada subyek yang mengalami obesitas, resistensi
insulin, dan pengidap diabetes melitus tipe 2. Adiponektin berperan dalam memodulasi sensitivitas insulin dengan menstimu-
lasi peningkatan penggunaan glukosa dan oksidasi asam lemak melalui posforilasi dan aktivasi AMPK di otot dan hati

MEDICINUS
Pendahuluan dari sindrom metabolik.4,5 Penelitian terbaru juga menyimpulkan
Sindrom metabolik adalah kondisi yang dicirikan dengan obesitas peran adiponektin dalam regulasi aksi insulin, homeostasis energi,
sentral, hipertensi, resistensi insulin dan dislipidemia aterogenik. obesitas dan resistensi insulin.
Sindrom ini merupakan gangguan mayor dan prevalensinya se-
makin meningkat di dunia berkembang. Dua faktor risiko utama Pembahasan 65
perkembangan sindrom metabolik terlepas dari faktor genetik
adalah kelebihan berat badan atau obesitas dan tidak adanya ak- A. Resistensi Insulin
tivitas.1 Resistensi insulin dikenali sebagai kerusakan mendasar yang ter-
Obesitas adalah faktor risiko utama resistensi insulin, diabetes jadi pada obesitas, sindrom metabolik dan diabetes melitus tipe 2.
melitus tipe 2, penyakit jantung, masalah ortopedik, dan banyak Studi terbaru menunjukkan bahwa jaringan adiposa dan hormon
penyakit kronik lainnya. Kejadian obesitas secara dramatis me- yang dihasilkan dari jaringan adiposa dan sitokin inflamasi ber-
ningkat dan telah menjadi epidemik di dunia barat. Penyebab sin- peran penting pada sensitivitas insulin in vitro. Disfungsi jaringan
drom ini multifaktor. Faktor tersebut meliputi genetik, lingkungan, adiposa dapat menyebabkan resistensi insulin sistemik.6
sosial ekonomi, dan pengaruh kebiasaan kurang aktivitas. Hal ini Telah diketahui bahwa resistensi insulin merupakan dasar ab-
berkaitan dengan peningkatan terhadap morbiditas dan mortalitas. normalitas primer yang memulai dan berkontribusi pada sebagian
Obesitas merupakan akibat dari gangguan keseimbangan energi besar gangguan metabolik dan gangguan lainnya yang terlihat
positif kronik. Keseimbangan ini diatur oleh hubungan yang kom- pada sindrom metabolik. Resistensi insulin dan sindrom metabo-
pleks antara jaringan endokrin dan sistim saraf pusat. Jaringan lik juga ditemukan sebagai hasil lipotoksisitas di berbagai organ,
lemak bertambah, sebagai organ endokrin aktif dengan aktivitas termasuk pankreas, otot skeletal dan miokardium. Terdapat bukti
metabolik tinggi. yang mengatakan bahwa adiposit mensekresi dan atau mempeng-
Adiposit menghasilkan dan mensekresi beberapa protein yang aruhi aksi beberapa sitokin, termasuk adiponektin, leptin, tissue
berperan sebagai hormon. Hormon tersebut bertanggung jawab factor, angiotensinogen, lipoprotein lipase (LPL), IL-6, plasminogen
terhadap pengaturan asupan dan pengeluaran energi. Hormon activator inhibitor factor 1 (PAI-1) dan lain-lain. Oleh karena itu, ada
yang dikenal sebagai adiponektin, berperan penting dalam proses kemungkinan bahwa peningkatan adiposit visceral (obesitas viscer-
radang, dan aterosklerotik. Adiponektin merupakan salah satu al) bertanggung jawab pada resistensi insulin melalui lipotoksisitas
dari banyak faktor spesifik jaringan adiposa. Adiponektin berpe- dan dilepaskannya asam lemak bebas sirkulasi portal. Begitu juga
ran memperbaiki sensitivitas insulin dan menghambat peradang- dengan aksi sejumlah sitokin yang dilepaskan atau yang dimodu-
an vaskuler. Adiponektin berhubungan terbalik dengan leptin. lasi oleh adiposit. Bukti lain menunjukkan terdapat peningkatan
Kadar adiponektin di dalam plasma secara bermakna menurun pada stres oksidatif vaskular secara signifikan pada sindrom metabolik
subyek yang mengalami obesitas, resistensi insulin, dan pengidap dan sejumlah subjek dengan sindrom metabolik mengalami dis-
diabetes melitus tipe 2. Kadar hormon ini meningkat setelah penu- fungsi endotel pada tahap awal proses tersebut. Sejumlah abnor-
runan berat badan. Dua penelitian kasus-kontrol terhadap Indian malitas yang berkaitan dengan sindrom metabolik dengan sendiri-
Pima dan Kaukasia sehat menyimpulkan bahwa kadar adiponek- nya dapat menyebabkan reaksi inflamasi di tingkat vaskular. Hal
tin plasma yang rendah berhubungan dengan peningkatan risiko ini menimbulkan efek tidak langsung atau mungkin bahwa resis-
diabetes melitus tipe 2.2-4 Hipoadiponektinemia berperan terha- tensi insulin dan sindrom metabolik sendiri merupakan hasil reaksi
dap resistensi insulin dan mempercepat aterogenesis. Penurunan inflamasi. Resistensi insulin memegang peranan penting pada sin-
kadarnya diyakini berperan dalam patogenesis penyakit kardio- drom metabolik.7
vaskuler yang berhubungan dengan obesitas dan komponen lain

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


digunakan untuk mendeteksi resistensi insulin secara klinis. Yang pa-
ling banyak dipakai dalam penelitian dengan pengukuran yang spesi-
fik adalah cara klem euglikemik hiperinsulinemik. Cara kedua yang
kurang invasif adalah dengan metode frequently sampled intravenous
glucose tolerance test (FSIVGTT). Cara ketiga merupakan cara yang pa-
ling mudah secara klinis adalah pengukuran insulin puasa.9
Metode lain yang sering digunakan adalah metode homeostasis
model assesment (HOMA) yang menggunakan insulin puasa dan glu-
kosa puasa dalam menetapkan resistensi insulin dan sekresi insulin.
Cara ini lebih sederhana, berdasarkan kadar glukosa dan insulin pua-
sa, berkorelasi kuat dengan klem glukosa baik pada pengidap diabetes
melitus tipe 2 (r = 0,83) maupun non diabetes (r=0,92).10
Rumus HOMA untuk menentukan resistensi insulin adalah yang
berikut:
HOMA IR = Insulin puasa (µU/ml) x glukosa puasa (mmol/l)
22,5

Rumus HOMA untuk menentukan fungsi sel B:11


HOMA B sel = 20 x insulin puasa (µU/ml)
Glukosa puasa (mmol/l) -3,5

Batas nilai HOMA IR setelah divalidasi dengan metode klem eu-


glikemik hiperinsulinemik pada orang normal tanpa gangguan me-
tabolik dan tidak obesitas sebesar 2,77. Metode HOMA IR juga dapat
digunakan untuk penetapan resistensi insulin dalam skala besar atau
penelitian epidemiologik.10

Gambar 1. Patogenesis resistensi insulin dan toleransi glukosa.8 B. Adiponektin


MEDICINUS

Adiponektin merupakan produk gen adiposa yang sebagian besar


Mekanisme utama untuk terjadinya resistensi insulin belum merupakan gen transkripsi 1 (ap M1) yang secara khusus dan dieks-
sepenuhnya diketahui tapi telah banyak dipelajari akhir-akhir ini. presikan secara berlebihan oleh jaringan adiposa putih, yang terdiri
Melihat jalurnya mulai dari sel B sampai ambilan glukosa faktor- dari 244 protein asam amino dengan struktur kolagen VIII, X dan kom-
66 faktor yang berperan untuk terjadinya resistensi insulin adalah : plemen C1q. Protein ini dapat diidentifikasi kedalam tiga kelompok
A.1. Perubahan pada pemecahan proinsulin melalui pendekatan yang berbeda, dikenal sebagai gelatin-binding pro-
Di dalam sel B pulau Langerhans proinsulin dibentuk sebagai tein (GBP28), adipocyte complement-related protein 30 kDa (Acrp30) atau
peptida rantai panjang. Sebelum insulin disekresikan, C-peptide AdipoQ pada tikus.12
berhubungan dengan rantai-A dan rantai-B dari insulin, yang Sirkulasi adiponektin dalam darah berupa low molecular weight
terpisah dari proinsulin. Insulin dengan struktur yang terdiri (LMW) dan high molecular weight (HMW), full length protein dan glo-
dari dua rantai peptida dihubungkan oleh jembatan sulfur. Saat bular C terminal domain. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa
sekresi insulin distimulasi oleh peningkatan kadar gula darah, adiponektin HMW berpartisipasi aktif dalam perbaikan sensitivitas
insulin dan C-peptide disekresikan. Pada diabetes melitus tipe 2 insulin dalam metabolisme lipid dan glukosa, sebagai globular domain
selalu hanya satu dari dua tempat ikatan C-peptide yang lepas, adiponektin terlibat dalam stimulasi oksidasi asam lemak bebas otot
C-peptida yang tersisa berhubungan dengan rantai-A atau ran- skelet. Mutasi residu glisin yang jarang dalam collagenous domain gen
tai-B. Produk yang terbentuk kurang efektif ikatannya dengan adiponektin dan kekurangan sekresi adiponektin HMW berhubungan
reseptor insulin. Dibutuhkan peningkatan jumlah insulin untuk dengan risiko mengalami diabetes melitus tipe 2.13-16
mendapatkan efek yang sama dari insulin.8 Terdapat 2 reseptor adiponektin yaitu AdipoR1 yang diekspresikan
A.2. Perubahan pada tempat ikatan insulin di otot skeletal, memiliki afinitas yang tinggi terhadap adiponektin
Insulin berikatan dengan reseptor in- globular dan afinitas yang rendah terha-
sulin yang menyebabkan peningkatan dap adiponektin full length. AdipoR2 diek-
transpor glukosa ke dalam sel. Pada Pemberian adiponektin pada spresikan di hati dan memiliki afinitas
beberapa keadaan seperti pada acan- yang sedang terhadap ke 2 bentuk adi-
thosis nigricans terdapat antibodi yang percobaan binatang dapat ponektin. Kerja adiponektin terhadap me-
menempati reseptor insulin sehingga tabolisme glukosa dimediasi oleh stimula-
terjadi resistensi insulin.8 meningkatkan oksidasi asam si AMP activated kinase (AMPK), yang akan
A.3. Perubahan pada reseptor insulin meningkatkan oksidasi asam lemak bebas
Perubahan struktur dari reseptor in- lemak, menurunkan penyim- dan ambilan glukosa. Kadar adiponek-
sulin yang menginduksi resistensi tin yang rendah pada penderita obesitas
insulin sangat jarang. Pada beberapa panan trigliserida dalam hati dan diabetes, mungkin karena kegagalan
keadaan metabolik fosforilasi serin
meningkat, menyebabkan hambatan
dan otot, menurunkan kadar respon perifer terhadap adiponektin. Pe-
nurunan AdipoR1 dan AdipoR2 pada otot
atau penurunan fosforilasi tyrosine
dan mengurangi transfer pesan insulin
trigliserida serum dan kadar skelet tikus, berhubungan dengan pe-
nurunan ikatan adiponektin globular dan
yang diekspresikan sebagai resistensi
insulin.8
asam lemak bebas serta mem- penurunan aktivasi AMPK.13,16,17
Kadar adiponektin plasma ditemukan

Banyak sekali variasi prosedur yang


perbaiki hiperglikemia. 19 menurun pada penderita diabetes diban-
dingkan penderita nondiabetes. Kadar

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


adiponektin juga mengalami penurunan pada subyek obesitas nondia- dan inhibisi ACC. Proses aktivasi AMPK ini juga ikut terlibat
betes. Kadar adiponektin yang rendah merupakan faktor risiko inde- dalam proses ambilan glukosa yang distimulasi oleh domain glo-
penden menjadi diabetes melitus tipe 2. Kadar adiponektin yang ren- bular adiponektin pada adiposit primer pada tikus percobaan.23
dah ini ditemukan sebelum manifestasi diabetes melitus tipe 2 terjadi.
Ekspresi reseptor adiponektin di otot pada penderita diabetes
melitus tipe 2 tidak mengalami perubahan, tetapi terjadi gang-
guan oksidasi asam lemak bebas yang disebabkan adanya
kerusakan pada AMPK downstream signalling yang dapat men-
urunkan sensitivitas adiponektin. Penurunan ekspresi AdipoR1
disebabkan akibat kegagalan respon adiponektin globular.16,18
Pemberian adiponektin pada hewan coba dapat mening-
katkan oksidasi asam lemak, menurunkan penyimpanan
trigliserida dalam hati dan otot, menurunkan kadar trigli-
serida serum dan kadar asam lemak bebas serta memperbaiki
hiperglikemia.19 Pengobatan dengan PPARG agonis reseptor
seperti thiazolidinedione dapat meningkatkan sirkulasi kadar
adiponektin pada pengidap diabetes melitus tipe 2 dan khu-
susnya bentuk high molecular weight, yang berhubungan den-
gan penekanan produksi glukosa hati dan memperbaiki sen-
sitivitas insulin. Penurunan berat badan akan meningkatkan
kadar adiponektin HMW. Pemberian thiazolidinedione juga
dapat menurunkan lipid intramyoseluler pada tikus diabetes
obesitas. Thiazolidinedione juga meregulasi oksidasi asam lemak
bebas di jaringan adiposit (bukan di otot skelet) penderita dia-
betes melitus tipe 2. Polimorfisme adiponektin dipengaruhi oleh kadar Gambar 2. Aktivasi adiponektin terhadap AMPK dan PPARG di dalam hati dan
adiponektin dan respon glikemik pada penderita diabetes melitus tipe otot skelet. Adiponektin globular dan bentuk utuh akan mengaktivasi AMPK,
2. Single nucloeotide polymorphism (SNP) gen adiponektin berhubungan kemudian menstimulasi fosforilasi ACC, oksidasi asam lemak dan ambilan glu-
dengan beberapa penderita diabetes melitus tipe 2. Penelitian sebelum-

MEDICINUS
kosa. Adiponektin juga mengaktivasi PPARG, menstimulasi oksidasi asam le-
nya menunjukkan SNP45 dan SNP276 berhubungan dengan penderita mak dan menurunkan kandungan trigliserida di otot. Di dalam hati, adiponek-
diabetes melitus tipe 2 di Jepang.13,16,20,21 tin bentuk utuh mengaktivasi AMPK, mereduksi molekul-molekul yang terlibat
Adiponektin akan terakumulasi pada dinding pembuluh darah dalam proses glukoneogenesis dan meningkatkan fosforilasi ACC serta oksi-
yang luka dan kadarnya bergantung pada besarnya hambatan TNFA dasi asam lemak. Adiponektin juga mengaktivasi PPARG, menstimulasi oksidasi
pada sel endotelial aorta dan penurunan produksi TNFA di dalam asam lemak dan menurunkan kadar trigliserida dalam hati. Hal ini menyebab- 67
makrofag, adiponektin diperkirakan memiliki efek anti aterogenik dan kan peningkatan sensitivitas insulin.23
anti inflamasi. Kadar plasma adiponektin ditemukan menurun pada
subyek obesitas, penderita non-insulin-dependent diabetes mellitus, resist- Pengaruh adiponektin pada metabolisme trigliserida adalah deng-
ensi insulin, dislipidemia dan penyakit kardiovaskular.12 an melibatkan perubahan intrinsik pada metabolisme lemak di otot
Ekspresi adiponektin yang rendah disebabkan oleh TNFA dan glu- skelet dan berpengaruh terhadap aktivitas lipoprotein lipase di
kokortikoid yang kadarnya meningkat pada subyek obesitas dan dia- otot skelet dan adiposit. Adiponektin dapat menurunkan akumu-
betes melitus tipe 2. Ekspresi adiponektin yang berlebihan ditemukan lasi trigliserida di otot skelet dengan meningkatkan oksidasi asam
pada subyek dengan sensitivitas insulin yang meningkat.13 lemak melalui aktivasi acetyl coA oxidase, Carnitine Palmytoyl Trans-
ferase-1 (CPT-1) dan AMP kinase. Adiponektin juga dapat mensti-
B.1. Mekanisme Kerja Adiponektin mulasi Lipoprotein Lipase (LPL), yang merupakan enzim lipolitik
B.1.a. Terhadap Metabolisme Lemak dan Karbohidrat yang dapat mengkatabolis VLDL melalui peningkatan ekspresi
Di samping memiliki pengaruh terhadap metabolisme glukosa Peroxisome Proliferators Activator Receptor G (PPARG) di hati dan
dan sensitivitas insulin, adiponektin dapat memodulasi kadar adiposit. Pada tingkat hepatik, adiponektin dapat menurunkan
lipid dalam plasma. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa suplai Non Esterified Fatty Acid (NEFA) ke hati pada proses gluko-
adanya korelasi negatif antara adiponektin dengan trigliserida neogenesis, sehingga terjadi penurunan sintesis trigliserida. Kadar
dan small dense LDL (sdLDL) dan memiliki korelasi positif dengan adiponektin yang rendah dan dislipidemia pada penderita diabetes
kolesterol HDL (HDL-C). Adiponektin juga mengatur metabo- melitus tipe 2 berhubungan dengan kadar LPL.22, 24
lisme lipoprotein kaya trigliserida. Adiponektin meningkatkan Efek adiponektin berpengaruh terhadap pengaturan aktivi-
oksidasi asam lemak dalam sirkulasi dan di otot skelet melalui tas lipase hepatik pada penderita diabetes melitus tipe 2. Efek
aktivasi AMP kinase, sehingga pada kadar adiponektin yang ren- adiponektin pada aktivitas lipase hepatik inilah yang menjelaskan
dah akan terjadi akumulasi trigliserida.22 kerja adiponektin dalam meningkatkan kadar kolesterol HDL.25
Adiponektin globular dan adiponektin yang utuh akan men- Familial Combined Hyperlipidemia (FCH) merupakan hiperlipi-
stimulasi fosforilasi dan aktivasi AMPK di otot skelet, sementara demia genetik yang paling banyak dijumpai pada manusia. Seki-
adiponektin yang utuh melakukannya di hati. Selain mengakti- tar 20% penderita penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan
vasi AMPK, adiponektin menstimulasi fosforilasi Acetyl Coenzyme FCH. Pada FCH ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol to-
Carboxylase (ACC), pembakaran asam lemak, ambilan glukosa, tal, trigliserida dan atau apolipoprotein B (apoB). Fenotip lain FCH
produksi laktat di miosit dan juga menstimulasi fosforilasi ACC menunjukkan adanya penurunan kadar HDL kolesterol, yang ber-
serta menyebabkan reduksi molekul-molekul yang terlibat dalam hubungan dengan obesitas dan resistensi insulin.26
proses glukoneogenesis di hati. Stimulasi pemakaian glukosa dan B.1.b. Terhadap Sensitivitas Insulin
pembakaran asam lemak oleh adiponektin terjadi melalui aktivasi Penelitian pada binatang menunjukkan bahwa adiponektin ber-
AMPK.23 fungsi sebagai insulin sensitizer dengan menurunkan kadar glu-
Domain globular adiponektin akan meningkatkan oksidasi kosa hepatik. Kadar adiponektin berkorelasi dengan basal dan
asam lemak di otot dan transpor glukosa melalui aktivasi AMPK penekanan produksi glukosa endogen oleh insulin. Pada hipoadi-

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


ponektinemia menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Kadar
adiponektin yang rendah pada pengidap yang mengalami resis-
Hipertrigliseridemia merupakan
tensi insulin, terlepas apakah termasuk kategori obesitas atau tidak.
Temuan ini menunjukkan bahwa hipoadiponektinemia memberi-
ciri klinis utama dari sindrom
kan kontribusi secara langsung terhadap perubahan pengaturan
homeostasis glukosa dan penurunan sensitivitas insulin hepatik
resistensi insulin dan seringkali
pada pengidap diabetes.27
Sel yang memiliki kadar peroxisome proliferator activated receptor G
disertai peningkatan kadar
(PPARG) tertinggi adalah adiposit, sehingga adiposit merupakan sel
kandidat yang baik dalam pencarian mediator untuk kerja agonis
Plasminogen Activator Inhibi-
PPARG. Adiponektin adalah protein yang disekresikan secara spesi-
fik oleh adiposit. Kadarnya akan meningkat sebagai respon terha-
tion 1 (PAI-1) plasma. Hipertrigli-
dap adanya paparan agonis PPARG sehingga kadar adiponektin
dalam serum akan meningkat secara signifikan.28
seridemia merupakan bagian pada
proses perkembangan aterosklerosis
bersama-sama dengan disregulasi
protein yang berasal dari adiposit
seperti peningkatan PAI-1 dan
hipoadiponektinemia.30

kerusakan vaskular aterosklerotik.30


Hipertrigliseridemia merupakan ciri klinis utama dari sindrom
MEDICINUS

resistensi insulin dan seringkali disertai peningkatan kadar Plas-


minogen Activator Inhibition 1 (PAI-1) plasma. Hipertrigliseridemia
merupakan bagian pada proses perkembangan aterosklerosis ber-
sama-sama dengan disregulasi protein yang berasal dari adiposit
68 seperti peningkatan PAI-1 dan hipoadiponektinemia.30 Pening-
katan kadar adiponektin berkaitan dengan kontrol glikemik dan
profil lipid yang baik serta mengurangi inflamasi pada penderita
diabetes.31

C. Peran Adiponektin terhadap Resistensi Insulin


Gambar 3. Mekanisme kerja adiponektin. Dalam otot skelet, adiponektin me- C.1. Efek Farmakologis Adiponektin pada Resistensi Insulin
ningkatkan fosforilasi reseptor insulin, sehingga dapat meningkatkan sensi- Adanya bukti klinis yang menunjukkan hubungan penurunan ka-
tivitas insulin. Efek ini juga dapat meningkatkan oksidasi asam lemak melalui dar adiponektin dengan obesitas dan resistensi insulin. Hal ini men-
aktivasi 5 AMP Kinase. Penurunan asam lemak bebas di dalam hati dan pening- dorong para klinisi melakukan percobaan pemberian adiponektin
katan oksidasi asam lemak menyebabkan penurunan keluaran glukosa hepatik pada tikus guna melihat efek penurunan berat badan, penurunan
dan sintesis trigliserida VLDL. Pada endotel vaskular, adiponektin menurunkan kadar glukosa, penurunan kadar asam lemak bebas dan trigliseri-
adesi monosit terhadap endotel, menekan pembentukan sel busa oleh makro- da. Tikus tersebut mengkonsumsi lemak atau sukrosa yang tinggi.
fag dan menghambat proliferasi dan migrasi sel otot polos.29 Pemberian rekombinan adiponektin dapat mengurangi kadar glu-
kosa serum pada tikus tanpa disertai stimulasi sekresi insulin dan
B.2. Adiponektin dan Diabetes melitus tipe 2 peningkatan insulin untuk menekan produksi glukosa. Adiponek-
Pada penderita diabetes melitus tipe 2 terjadi penurunan kadar adi- tin juga menstimulasi 5 AMP activated protein kinase di dalam otot
ponektin yang bermakna dalam plasma. Meskipun kadar adiponek- dan hati. Aksi kerja adiponektin pada metabolisme glukosa dime-
tin dalam plasma berkorelasi negatif dengan Indeks Massa Tubuh diasi oleh peningkatan 5 AMP activated protein kinase yang akan
(IMT). Penderita diabetes memiliki kadar adiponektin plasma yang oksidasi asam lemak dan ambilan glukosa.19,32
lebih rendah dibandingkan dengan non diabetes, terlepas adanya Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ekspresi mRNA
faktor IMT. Insulin mengatur pengeluaran berbagai macam protein adiponektin adiposa dan kadar adiponektin plasma menurun pada
dari jaringan adiposa. Peningkatan insulin plasma pada penderita tikus dan monyet yang gemuk. Kadar adiponektin yang rendah
diabetes ini bertanggung jawab terhadap penurunan konsentrasi ini didahului oleh penurunan sensitivitas insulin dan berkembang
adiponektin plasma. Resistensi insulin kronik pada penderita dia- menjadi diabetes melitus tipe 2.32
betes melitus tipe 2 bisa berkaitan dengan penurunan adiponektin C.2. Hubungan Adiponektinemia dengan Resistensi Insulin
dalam plasma. Produksi TNF A yang berlebihan oleh jaringan adi- Kadar adiponektin berhubungan negatif dengan indeks massa tu-
posa menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Penurunan kadar buh. Hubungan negatif ini lebih kuat pada adiposit visceral diban-
adiponektin plasma berperan kausatif terhadap perkembangan re- dingkan adiposit subkutan. Mekanisme ini mungkin berhubungan
sistensi insulin.30 dengan sekresi TNFA jaringan adiposa visceral yang berlebihan yang
Pada penelitian sebelumnya kadar adiponektin plasma ditemu- menghambat aktivitas adiponektin dan menyebabkan berkurang-
kan lebih rendah pada penderita diabetes dengan penyakit arteri nya produksi adiponektin. Kadar adiponektin yang rendah juga
koroner. Penelitian ini menunjukkan bahwa adiponektin memiliki terjadi pada penderita dengan resistensi insulin, toleransi glukosa
sifat anti-aterogenik yang memegang peranan pada perkembangan terganggu, diabetes melitus tipe 2, hipertensi dan dislipidemia. Pen-

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


derita diabetes dengan makroangiopati memiliki kadar adiponektin aorta pada tikus yang mengalami defisiensi apolipoprotein E sete-
yang rendah dan ditemukan lebih rendah pada populasi Pima Indi- lah 2 minggu pemberian injeksi adiponektin. Adiponektin adalah
ans dengan prevalensi obesitas dan diabetes melitus tipe 2. Kadar mediator terjadinya resistensi insulin dan aterosklerosis.33
adiponektin yang rendah juga berhubungan dengan penyakit jan- Mekanisme adiponektin memperbaiki sensitivitas insulin
tung koroner dan infark miokard.22 sangatlah kompleks. Data penelitian menunjukkan, pada bi-
Penelitian pada binatang roden menghasilkan hipotesis bahwa natang penurunan resistensi insulin oleh adiponektin disebab-
adiponektin memiliki fungsi sebagai insulin sensitizer dengan me- kan asam lemak bebas dan perubahan kandungan trigliserida
nurunkan glukosa hepar dan memiliki peranan pada pengaturan otot. Tikus yang mendapat injeksi adiponektin menghasilkan
homeostasis glukosa. Data ini didukung oleh penelitian pada manu- penurunan kadar asam lemak bebas melalui peningkatan oksi-
sia bahwa kadar adiponektin berhubungan dengan penekanan dasi asam lemak bebas dalam sel otot. Adiponektin juga men-
produksi glukosa. Hipoadiponektinemia berhubungan dengan re- urunkan kadar trigliserida hati dan otot melalui peningkatan
sistensi insulin seperti yang telah terbukti pada diabetes gestasional, ekspresi gen peroxisome proliferator activated receptor (PPAR) G
lipodistropi diabetes dan pada diabetes melitus tipe 2. Kadar adi- dan G. Peningkatan kadar trigliserida mempengaruhi aktivasi
ponektin yang rendah ditemukan pada orang obesitas. Temuan ini stimulasi insulin terhadap phosphatidylinositol 3 kinase dan
menunjukkan bahwa hipoadiponektinemia menimbulkan perubah- translokasi glucosa transporter protein 4 (GLUT 4) dan ambilan
an pada regulasi homeostasis glukosa dan penurunan sensitivitas glukosa, yang menyebabkan terjadinya resistensi insulin, se-
insulin pada penderita diabetes.27 hingga terjadi penurunan kadar asam lemak bebas dan trigli-
Pada studi genetik penderita diabetes dengan kadar adiponektin serida jaringan. Dalam hal ini adiponektin akan memperbaiki
yang rendah dan mengalami resistensi insulin telah dianalisis oleh sensitivitas insulin. Adiponektin juga meningkatkan stimulasi
Trujillo dan Scherer (2005), ditemukannya lokus pada kromosom molekul tyrosine phosphorylation of signaling, reseptor insulin, in-
3 (3q27, gen kode pada adiponektin) sebagai lokus pada penderita sulin receptor substrate 1 dan aktin otot skelet.22
diabetes dan sindrom metabolik. Sehingga kadar adiponektin yang Adiposit merupakan organ endokrin yang aktif mensekresi
rendah merupakan prediktor diabetes melitus tipe 2.27 asam lemak bebas dan menghasilkan sitokin dan hormon di-
Studi lain menunjukkan bahwa adiponektin dapat memodulasi antaranya TNFA, interleukin, plasminogen activator inhibitor type
sensitivitas insulin dengan menstimulasi peningkatan penggunaan 1, leptin, adiponektin dan resistin. Adiposit memegang peranan
glukosa dan oksidasi asam lemak melalui fosforilasi dan aktivasi penting dalam pengaturan nafsu makan, pelepasan energi, re-
AMPK di otot dan hati.33 sistensi insulin dan proses aterogenik. Adiponektin bersifat se-
Penurunan kadar plasma adiponektin pada obesitas visceral bagai insulin sensitizing dan antiaterogenik.33

MEDICINUS
menyebabkan peningkatan produksi TNFA, yang menimbulkan ham- Beberapa penelitian menunjukkan bahwa adiponektin me-
batan aktivasi adiponektin dan menurunkan kadar adiponektin.33 megang peranan penting pada subyek obesitas yang mengala-
mi resistensi insulin. Kadar adiponektin berhubungan dengan
C.3. Mekanisme Adiponektin terhadap Peningkatan Sensitivitas In- sensitivitas insulin. Percobaan pemberian adiponektin globular
sulin pada tikus memperbaiki sensitivitas terhadap insulin, penuru-
69
Terdapat perbaikan resistensi insulin setelah pemberian adiponek- nan asam lemak bebas dan trigliserida di otot dan hati serta
tin. Hal ini ditunjukkan dengan dengan hambatan formasi plak menyebabkan penurunan berat badan.33
Adiponektin globular dan full length meningkatkan fosfori-
lasi AMP activated kinase, merupakan enzim yang memegang
Penurunan kadar peranan terhadap insulin sensitizing dan penurunan kadar glu-
kosa. Adiponektin dapat meningkatkan aktivitas peroxisome
adiponektin dalam plasma proliferator activated receptor A, sehingga menurunkan produksi
glukosa hati, meningkatkan ambilan glukosa dan oksidasi asam
(“hipoadiponektinemia”) lemak bebas di otot.34

berkaitan dengan peningkatan


Indeks Massa Tubuh (IMT),
penurunan sensitivitas insulin,
profil lemak dalam plasma yang
aterogenik, peningkatan kadar
penanda inflamasi, dan
peningkatan risiko untuk
penyakit kardiovaskular. Oleh
karena itu, kadar adiponektin
dapat digunakan sebagai suatu
indikator yang menjanjikan
untuk sindrom metabolik.27 Gambar 4. Peranan reseptor adiponektin34

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


Sekresi adiponektin menurun pada subyek obesitas. Kadar yang 10. Bonora E, Targher G, Alberiche M. Homeostasis model assessment closely mir-
rors the glucose clamp technique in the assessment of insulin sensitivity. Stud-
rendah ini berhubungan dengan resistensi insulin dan berkembang ies in subjects with various degrees of glucose tolerance and insulin sensitivity.
menjadi diabetes. Sekresi adiponektin yang menurun disebabkan Diabetes Care 2000; 23:57-63
oleh adipositokin pro inflamatori seperti IL-6.35 11. Mattew DR, Hosker JP, Rudenski AS, Naylor BA. Homeostasis model assess-
ment: insulin resistance and B-cell function from fasting plasma glukose and
Kadar adiponektin plasma menurun secara bermakna pada
insulin concentration in man. Diabetologia 1985; 28:412-9
subjek diabetes dengan penyakit arteri koroner (CAD). Berbeda 12. Matsubara M, Maruoka S, and Katayose S. Inverse relationship between plasma
dengan ini, kadar plasma leptin tidak berbeda pada subjek diabe- adiponectin and leptin concentrations in normal weight and obese women. Eur
tes dengan dan tanpa CAD.30 Penurunan kadar adiponektin dalam J Endocrinology 2002; 147:173–80
13. Dyck DJ, Heigenhauser GJF, and Bruce CR. The role of adipokines as regulators
plasma (“hipoadiponektinemia”) berkaitan dengan peningkatan of skeletal muscle fatty acid metabolism and insulin sensitivity. Acta Physiol;
Indeks Massa Tubuh (IMT), penurunan sensitivitas insulin, profil 2006; 186:5-16
lemak dalam plasma yang aterogenik, peningkatan kadar penanda 14. Fisher FFM, Trujillo ME, Hanif W. Serum high Molecular Weight Complex of Adi-
inflamasi, dan peningkatan risiko untuk penyakit kardiovaskular. ponectin Correlates Better With Glucose Tolerance than Total Serum Adiponec-
tin in Indo-Asian Males. Diabetologia 2005; 48:1084–7
Oleh karena itu, kadar adiponektin dapat digunakan sebagai suatu 15. Peake PW, Kriketos AD, Campbell LV, Shen Y, and Charlesworth JA. The me-
indikator yang menjanjikan untuk sindrom metabolik.27 tabolism of isoforms of human adiponectin: studies in human subjects and in
Konsentrasi adiponektin plasma berkolerasi negatif dengan ka- experimental animals. Eur J Endocrinol 2005; 153:409–17
dar insulin puasa dalam plasma. Profil kadar adiponektin plasma 16. Rattarasarn C. Physiological and pathophysiological regulation of regional adi-
pose tissue in the development of insulin resistance and type 2 diabetes. Acta
harian menyatakan bahwa kadar adiponektin tidak terpengaruh Physiol. 2006; 186:87–10
oleh asupan makanan, berbeda dengan peningkatan kadar insulin 17. Vettor R, Milan G, Rossato M and Federspil G. Adipocytokines and insulin resist-
plasma.30 Adiponektin memiliki sifat antiaterogenik yang poten- ance. Aliment Pharmacol Ther 2005; 22(2):3-10
18. Arner P. Insulin resistance in type 2 diabetes – role of the adipokines. Current
sial, sehingga penurunan adiponektin plasma pada subjek diabetes Molecular Medicine 2005; 5:333-9
dapat memainkan peran pada perkembangan kerusakan vaskular 19. Yamauchi T, Komon J, Waki H. The fat derived hormone adiponectin reverses
aterosklerotik. insulin resistance associated with both lipoatrophy and obesity. Nat Med 2001;
Kadar adiponektin plasma berkolerasi secara bebas dengan ka- 7: 941–6
20. Boden G, Homko C, Mozzoli M, Showe LC, Nichols C and Cheung P. Thiazolidin-
dar trigliserida melalui analisis regresi ganda. Hipertrigliseridemia ediones upregulate fatty acid uptake and oxidation in adipose tissue of diabetic
merupakan satu ciri klinis utama dari sindrom resistensi insulin patients. Diabetes 2005; 54: 880–5
dan seringkali disertai dengan peningkatan kadar PAI-1 plasma. 21. Hara K, Boutin P, Mori Y. Genetic variation in the gene encoding adiponectin is
Hipertrigliseridemia dapat mengambil bagian pada perkembangan associated with an increased risk of type 2 diabetes in the Japanese population.
Diabetes 2002; 51:536–40
aterosklerosis bersama-sama dengan disregulasi protein-protein
MEDICINUS

22. Chan DC, Watts GF, Uchida Y, Sakai N, Yamashita S. Adiponectin and other
yang berasal dari adiposit, seperti peningkatan PAI-1 dan hipoadi- adipocytokines as predictors of markers of triglyseride rich lipoprotein metabo-
ponektinemia.30 lism. Clin Chem 2005; 51: 578-85
23. Kadowaki T and Yamauchi T. Adiponectin and adiponectin receptors. Endocr
Rev 2005; 26:439-51
Kesimpulan 24. Eynatten VM, Schneider JG, Humpert PM, Rudofsky G, Schmidt N, Barosch P.
70 Adiponektin berperan dalam memodulasi sensitivitas insulin dengan Decreased plasma lipoprotein lipase in hypoadiponectinemia. Diabetes Care
menstimulasi peningkatan penggunaan glukosa dan oksidasi asam le- 2004; 27:2925-9
25. Schneider JG, Eynatten VM, Schiekofer S, Nawroth PP, Dugi KA. Low plasma
mak melalui fosforilasi dan aktivasi AMPK di otot dan hati. adiponectin levels are associated with increased hepatic lipase activity in vivo.
Diabetes Care 2005; 28: 2181-6
Daftar Pustaka 26. van der Vleuten GM, van Tits LJH, den Heijer M, Lemmers H, Stalenhoef AFH,
1. Martin B, Watkins III JB, Ramsey JW. Evaluating metabolic syndrome in a medical and de Graaf J. Decreased adiponectin levels in familial combined hyperlipi-
physiology laboratory. Adv Physiolo Educ 2004; 28:195-8 demia patients contribute to the atherogenic lipid profile. J Lipid Res 2005; 46:
2. Alice SR, Dora MB, Barbara JN, Madhur S, Ronald LG, Grady SM, et al. Plasma adi- 2398-404
ponectin and leptin levels, body compositions and glucose utilization in adult 27. Trujillo ME, Scherer PE. Adiponectin - journey from an adipocyte secretory pro-
women with wide ranges of age and obesity. Diabetes Care 2003; 26:2383-8 tein to bio marker of the metabotic syndrome. J Intern Med 2005; 257:167-75
3. Roberto B, Sabrina A, Claudia D, Maria GF, Giovanni P, Riccardo V and Lucia 28. Bouskila M, Pajvani UB and Scherer PE. Adiponectin: a relevant player in PPARG
F. Adiponectin Relationship with Lipid Metabolism Is Independent of Body Fat agonist mediated improvements in hepatic insulin sensitivity? Int J Obesity
Mass: Evidence from Both Cross-Sectional and Intervention Studies. J Clin Endo- 2005; 29:S17-S23
crinol Metab. 2004; 89(6):2665-71 29. Chandran M, Philips SA, Ciaraldi T, Henry RR. Adiponectin: more than just an-
4. Vendrell J, Broch M, Vilarrasa N, Molina A, Gómez JM , Gutiérrez C, et al. Resis- other fat cell hormone? Diabetes Care 2003; 26:2442-50
tin, adiponectin, ghrelin, leptin, and proinflammatory cytokines: relationships 30. Hotta K, Funahashi T, Arita Y, Takahashi M, Matsuda M, Okamoto Y, et al. Plas-
in obesity. Obes Res. 2004; 12:962-71 ma concentrations of a novel, adipose-specific protein, adiponectin, in type 2
5. Wasim H, Al-Daghri NM, Chetty R, Mc Teran PG, Barnett AH, Kumar S. Relation- diabetic patients. Arterioscler Thromb & Vasc Biol. 2000; 20(6):1595-9
ship of serum adiponectin and resistin to glucose intolerance and fat topogra- 31. Schulze MB, Rimm EB, Shai I, Rifai N, Hu FB. Relationship between adiponectin
phy in South Asians. Cardiovascular Diabetology 2006; 5:10 and glicemic control, blood lipids, and inflammatory penandas in men with type
6. Ruan H and Lodish HF. Regulation of insulin sensitifity by adipose tissue de- 2 diabetes. Diabetes Care 2004; 27:1680-7
rived hormones and inflammatory cytokines. Cur Opion Lipidol. 2004; 15: 297- 32. Haluzik M, Parizkova J, Haluzik MM. Adiponectin and its role in the obesity
302 induced insulin resistance and related complications. Physiol Res 2004; 123-9
7. Kern PA, Gina B Di G, Tong Lu, Rassouli N, and Ranganathan G. Adiponectin 33. Okamoto Y, Kihara S, Funahashi T, Matsuzawa Y, Libby P. Adiponectin: a key
expression from human adipose tissue: relation to obesity, insulin resistance, adipocytokine in metabolic syndrome. Clin Scien. 2006; 110:267-78
and tumor necrosis factor- expression. Diabetes 2003; 52:1779-85 34. Goldfine AB and Kahn CR. Adiponectin: linking the fat cell to insulin sensitivity.
8. Krans HM. Insulin resistance and metabolic syndrome. In: Adi S, Tjokro- The Lancet 2003; 362:1431-2
prawiro A, Hendromartono, Sutjahjo A, Pranoto A, Murtiwi S, Wibisono, ed. 35. Kopp HP, Krzyzanowska K, Mohlig M, Spranger J, Pfeiffer AFH and Schernthaner
Naskah Lengkap The Mets-The 3rd Stage of Obesity:Prevention and Treatment. G. Effects of marked weight loss on plasma levels of adiponectin, markers of
Surabaya:Perkeni, 2007.p.126-134 chronic subclinical inflammation and insulin resistance in morbidly obese wom-
9. Cefalu WT. Insulin resistance: cellular and clinical concepts. EBM 2001; 266:13- en. Int J Obes 2005; 29:766-71
26

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


medical review

Jan S Purba
Departemen Neurologi RSCM/FKUI
Jakarta

Abstract. Pain, as defined by International Association for Study of Pain (IASP), can be defined as an unpleasant sensory and
emotional experience associated with actual or potential tissue damage or described in terms of such damage. Pain can be
clinically classified as either nociceptive or neuropathic, although in practice these may coexist. Pain was classically viewed
as being mediated solely by neurons. However, it is now recognized that pain and its modulation are not solely mediated by
neurons but also involved in neuroimmune interaction. The immune system is involved especially when nerve damage is due to
an infectious process or an autoimmune condition. Non-neuronal cells include immune cells in the periphery and glia (astrocyte
and microglia) within the brain and spinal cord. Astrocytes and microglia have not only generally been viewed as cells with
the major function of activation in response to centrifugal hyperalgesia circuitry but they are also immunocompetent cells
and thus can respond like immune cells within the central nervous system. Many of the substances that can be released from
astrocytes and microglia are known to be key mediators of hyperalgesia, including nitric oxide (NO), excitatory amino acids

MEDICINUS
(both N-methyl-D-aspartate and non-NMDA agonists), interleukin (IL)-1, IL-6, tumor necrosis factor (TNF), prostaglandins, and
nerve growth factor (NGF). The current pharmacological mainstays of clinical management for neuropathic pain are tricyclic
antidepressants and certain anticonvulsants. Opioids are still the drugs of choice although they are generally considered to be
less effective in neuropathic pain than in inflammatory pain. Drugs that target the glia and its released chemical substances
are predicted to be powerful remedies for pain problems.
71
27

Abstrak. Nyeri, seperti yang didefinisikan oleh International Association for Study of Pain (IASP), adalah suatu pengalaman
sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang di-
gambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Nyeri diartikan hanya berhubungan secara langsung dengan neuron. Dalam
penemuan akhir-akhir ini dinyatakan adanya keterlibatan sistem imun dengan neuron. Hal ini diakibatkan peran glia yang
mensekresi mediator inflamasi serta asam amino eksitatorik sebagai mediator hiperalgesia seperti NO, asam amino eksita-
torik, NMDA dan agonist non-NMDA, IL-1, IL-6, TNFA, prostaglandins, and NGF. Penanggulangan nyeri terutama nyeri neuropa-
tik adalah dengan antidepresan trisiklik dan kelompok antikonvulsan. Terapi dengan opioids juga dilakukan walaupun secara
umum kurang efektif terutama untuk nyeri neuropatik. Obat-obat yang targetnya adalah glia dengan mediator proinflamasi
diperkirakan sangat bermanfaat.

Pendahuluan jika terjadi kerusakan jaringan baik dalam keadaan yang steril maupun
Nyeri, seperti yang didefinisikan oleh IASP, adalah suatu pengala- akibat adanya infeksi seperti herpes zoster, atau juga penyakit-penyak-
man sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat keru- it autoimun seperti Guillain-Barre Syndrome (GBS). Sistem imun juga
sakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan menjadi aktif jika terjadi kerusakan jaringan karena materi kerusakan
dalam bentuk kerusakan tersebut. sel ini juga dianggap sebagai imunostimulus. Komponen yang bukan
Secara klinik, nyeri dapat diklasifikasikan kedalam nyeri nosiseptif bagian dari jaringan saraf di perifer seperti makrofag berperan sebagai
dan nyeri neuropatik atau bisa juga kombinasi.1 Secara patologik, nyeri sistem imun di perifer sementara di jaringan saraf yang berperan se-
nosiseptif terjadi akibat kerusakan atau cedera jaringan misalnya pada bagai sistem adalah adalah sel glia.6
pasca bedah ataupun cedera, akibat kemikalien, termal, osteoartritis
sehingga menyebabkan iritasi pada ujung saraf sensorik di perifer, di Reaksi Imun terhadap Kerusakan Jaringan
mana lokasi nyeri yang jelas. Berbeda dengan nyeri neuropatik yang Peran sel glia dan glutamate pada patologi nyeri kronik neuropatik te-
diakibatkan oleh lesi, jaringan saraf memperlihatkan tanda-tanda lah terbukti. Sel glia disamping sel pendukung neuron juga berperan
gangguan sensorik berupa alodinia atau juga hiperalgesia dengan sebagai sel yang menyekresi neurotransmiter asam amino eksitatorik
lokasi yang kurang jelas.2 Kornu dorsalis di medula spinalis merupa- misalnya glutamat.7 Glutamat ini akan berpasangan dengan resep-
kan lokasi dimana modulasi nyeri dari perifer ditransmisikan menuju tor N-metil-D-aspartat (NMDA) dan A-amino-3-hidroksi-5-metil-4-
otak. Sebagaimana diketahui bahwa timbulnya nyeri bukan hanya isoksasolproprionat (AMPA) pada postsynaptic yang mengakibatkan
dimediasi oleh neuron akan tetapi juga melibatkan sistem imun yang tanda-tanda patologi spesifik dari nyeri neuropatik. Selain itu sel glia
disebut dengan interaksi neuroimun.3-5 Sistem imun akan menjadi aktif merupakan komponen sel imun di otak yang memproduksi mediator

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


inflamasi sebagai reaksi terhadap adanya antigen baik yang berasal sakan jaringan atau cedera, inflamasi, yang bisa mengakibatkan nyeri
dari eksternal maupun internal otak sebagai akibat kerusakan jarig- neuropatik. Mekanisme nyeri neuropatik di perifer muncul berupa a)
an saraf.8-10 Di daerah dimana terjadinya kerusakan jaringan sistem ectopic discharges dan ephatic condition, b) pertumbuhan sprouting kola-
imun disekitarnya akan menjadi aktif dan terjadinya proses regenerasi teral, c) coupling antara sistem saraf sensorik dengan saraf simpatetik.
non-neuronal element seperti sel Schwann, histamin neutrofil dan Coupling ke saraf simpatetik diakibatkan oleh kerusakan jaringan saraf
makrofag serta sel T yang sekaligus menyekresi mediator proinflamasi di mana dalam proses regenerasi bertumbuh menyimpang dari jalur
(TNF-{alpha}, IL-1{beta}, IL-6, CCL2, histamin, PGE2, dan NGF).11 Nye- anatomik aslinya. Pada bagian sentral ditemukan beberapa perubahan
ri patologik merupakan reaksi tubuh terhadap kerusakan jaringan tu- antara lain a) terjadinya reorganisasi secara anatomik dari sumsum tu-
buh atau jaringan saraf baik di perifer maupun di sentral yang bisa lang belakang, b) hipereksitabilitas dari sumsum tulang serta c) peru-
dimediasi oleh sistem imun. Reaksi imun akan muncul jika jaringan bahan pada sistem opioid endogen.2
secara langsung kontak atau terpapar dengan antigen berupa mikroor-
ganisme, toksin, bahan kimia, termal yang mengakibatkan terjadinya Sistem Imun dengan Susunan Saraf Pusat
inflamasi.12 Kejadian ini memberikan reaksi berupa peningkatan suhu Imunosit akan bermigrasi dari sistem sirkulasi ke jaringan yang men-
tubuh, perubahan kadar ion-ion di plasma, perobahan komposisi da- galami inflamasi melalui beberapa tahapan seperti rolling, adhesion, dan
rah seperti peningkatan jumlah leukosit, menjadi sakit atau merasa transmigrasi lewat dinding pembuluh darah. Proses ini berjalan atas
nyeri. Reaksi selanjutnya bisa terjadi perubahan perilaku, perubahan keberadaan intracellular adhesion molecule–1 (ICAM-1) pada leukosit dan
reaksi hormonal misalnya meningkatnya aktivitas aksis HPA serta lapisan endotelium pembuluh darah. ICAM-1 merupakan perantara
hormon-hormon simpatetik.13,14 Reaksi nyeri terhadap aksis sistem atau stimulasi produksi opioid yang seterusnya mengakibatkan anal-
imun–otak akan menginisiasi mediator proinflamasi melalui sel-sel gesia terhadap nyeri yang diakibatkan oleh inflamasi.19 Ada beberapa
imun yang teraktivasi.15 Pada proses inflamasi, akibat kerusakan jar- mekanisme masuknya sitokin ke jaringan otak untuk mencapai resep-
ingan maka leukosit akan bermigrasi ke jaringan tersebut. Leukosit tornya di otak antara lain 1) transport secara aktif, 2) masuk ke dalam
ini bisa menyekresi peptida opioid yang selanjutnya berikatan dengan otak di mana tidak ditemukan sawar darah otak, 3) melalui ikatan den-
reseptor opioid pada ujung saraf terminal di daerah yang terinflamasi gan reseptor di dinding pembuluh darah yang kesemuanya ini akan
tersebut. Tujuannya adalah untuk menghilangkan nyeri inflamasi. Mi- mengubah aktivitas neuron.19
grasi leukosit ini dikontrol oleh kemokin dan molekul adesi. Kelompok
neurokin seperti substansi P (SP) juga berperan dalam distribusi nyeri Sistem Imun sebagai Induksi Nyeri
karena sinyal nyeri akan menyebabkan sekresi SP serta asam amino Beberapa penelitian yang berkembang terakhir ini terutama mengenai
eksitatorik. Aktivitas reseptor natural killer-1 (NK-1) oleh SP dan resep- hubungan nyeri dan sistem imun yakni dengan ditemukannya media-
MEDICINUS

tor AMPA oleh asam amino eksitatorik menyebabkan terrjadinya de- tor inflamasi seperti TNF, IL-1, IL-6, NGF dan prostaglandin E2 pada
polarisasi pada elektrik potensial.9,10 Timbulnya rasa sakit merupakan eksudat inflamasi.20 Mediator ini bisa mengakibatkan nyeri berupa hi-
respons dari komunikasi antara sistem imun dengan otak ditandai oleh peralgesia. Pada hewan percobaan, hiperalgesia dapat dipicu dengan
sekresi mediator proinflamasi sitokin akibat sel imun yang teraktivasi. penyuntikan lipopolisakarida ke peritoneum yang selanjutnya dike-
72
Beberapa diantara mediator proinflamasi antara lain NGF, NO, pros- tahui bahwa lipopolisakarida ini akan menstimulasi makrofag untuk
66
tanoid, bradikinin, IL-1, IL-6 dan TNF dan histamin. Neutrofil adalah menyekresi proinflamasi sitokin.15, 21
sel inflamasi yang paling cepat memasuki jaringan yang mengalami Seperti telah disebutkan di atas beberapa mediator proinflamasi
cedera.16 Kerusakan jaringan saraf perifer ataupun kerusakan jaringan seperti NGF, NO, IL-1, IL-6 dan TNF akan disekresi oleh sistem imun
lainnya mengakibatkan makrofag teraktivasi dengan demikian akan sebagai reaksi akibat kerusakan atau cedera sel.6,8, 22 Mediasi proin-
menyekresi sitokin proinflamasi (lihat gambar). Inilah yang terjadi flamasi ini akan menimbulkan nyeri. Pada hewan percobaan dengan
sepanjang proses degenerasi Walerian oleh sel Schwann.17 Selain itu sel pemberian NGF secara sistemik akan mengakibatkan hiperalgesia dan
T dan sel B juga menyekresi mediator inflamasi sitokin yang berkontri- sebaliknya dengan memberikan antagonist akan menghilangkan hipe-
busi untuk innate imunity.15 ralgesia tersebut.6,23 Ditemukan juga bahwa sekitar 50% afinitas resep-
tor NGF (reseptor tirosin kinase A, TrkA) merupakan gen ekspresi no-
siseptor seperti brain-derived neurotrophic factor (BDNF) dan substansi P
yang kesemuanya akan berperan dalam terjadinya nyeri.24 NO merupa-
kan mediator penting atas terjadinya hiperalgesia yang diinduksi oleh
jaringan yang terinflamasi.25, 26 Hal ini dibuktikan dengan memberikan
antagonis NO akan menghilangkan hiperalgesia.27 Demikian juga IL-1
berpotensi sebagai mediator proinflamasi pada nyeri neuropatik. Pem-
berian antagonist IL-1 akan menurunkan perilakun nyeri neuropatik
pada hewan percobaan tersebut.20 Walaupun demikian mekanisme
aksi dari IL-1 di perifer masih belum jelas. Kemungkinan mekanisme-
nya adalah adanya sinyal kaskade yang kompleks yang akan menga-
rah pada produksi komponen pronosiseptif atau sel Schwann.21, 22 TNF
juga merupakan mediator proinflamasi yang diduga berperan dalam
terjadinya nyeri neuropatik. Hal ini dibuktikan adanya korelasi antara
ekspresi TNF dengan alodinia atau hiperalgesia pada nyeri neuropa-
tik.11,12 Terjadinya alodinia atau hiperalgesia bisa diperberat dengan
menambahkan TNF sementara dengan memberikan antagonis TNF
akan memperingan alodinia dan hiperalgesia.27-29

Glia sebagai Modulasi Nyeri


Gambar. Reaksi sel glia terhadap patogen (diambil dari Clifford J. Woolf, MD Neuron bukanlah satu-satunya jenis sel yang bertanggungjawab terha-
Pain: Moving from Symptom Control toward Mechanism-Specific Pharmacolog- dap terjadinya nyeri akan tetapi sel glia pada sumsum tulang belakang
ic Management. Ann Intern Med. 2004;140:441-451) juga sangat penting sebagai transmisi menuju sentral di mana stimulus
diterjemahkan sebagai nyeri.9,10 Astrosit dan mikroglia bukan hanya
Susunan saraf pusat dan saraf perifer termodulasi akibat keru- berfungsi sebagai sel yang mengatur respons terhadap sirkuit secara

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


sentrifugal penyebab hiperalgesia akan tetapi juga berperan sebagai tivation in persistent pain. Pain 2001; 90:1-6
6. McMahon SB, Cafferty WB, Marchand F. Immune and glial cell factors as pain
sel-sel imun di otak. Mikroglia berperan sebagai makrofag di mana mediators and modulators. Exp Neurol 2005; 192:444-62
p38 sebagian dari kinase dari kelompok mitogen activated protein (MAP) 7. Watkins LR, Milligan ED, Maier SF. Glial proinflammatory cytokines mediate
akan menjadi aktif di kornu dorsalis jika terjadi cedera pada jaringan exaggerated pain states: implications for clinical pain. Adv Exp Med Biol
2003; 521:1-21
saraf. Jika glia diaktivasi mengakibatkan p38 menjadi aktif sehingga
8. Zielasek J, Hartung HP. Molecular mechanisms of microglial activation. Adv
berbagai substansi kimia akan tersekresi serta memperberat nyeri.27,29,30 Neuroimmunol 1996; 6:191-22
Mikroglia ini bisa juga teraktivasi tidak hanya oleh kerusakan jaringan 9. Watkins LR, Milligan ED, Maier SF. Glial activation: a driving force for patho-
saraf sentral akan tetapi juga akibat, invasi mikrobilia dan dalam ber- logical pain. Trends Neurosci 2001; 24:450-5
10. Watkins LR, Linda R, Maier SF: Beyond neurons: Evidence that immune and glial
bagai kondisi nyeri, yang disebabkan meningkatnya sekresi mediator cells contribute to pathological pain states. Physiol. Rev 2002; 82:981-1011
inflamasi. Dikenal berbagai jenis substansi yang disekresi astrosit dan 11. Watkins LR, Wiertelak EP, Goehler LE, Smith KP, Martin D, Maier SF. Characteri-
mikroglia sebagai mediator penyebab hiperalgesia seperti disebut di zation of cytokine-induced hyperalgesia. Brain Res 1994; 654:15-26
atas. Astrosit dan mikroglia di medula spinalis berperan sebagai me- 12. Zuo Y, Perkins NM, Tracey DJ, Geczy CL. Inflammation and hyperalgesia in-
duced by nerve injury in the rat: a key role of mast cells. Pain 2003; 105:
diator terjadinya hiperalgesia. Astrosit dan mikroglia ini mempunyai 467-79
reseptor spesifik terhadap beberapa jenis antigen seperti beberapa jenis 13. Moalem G, Xu K, Yu L. T lymphocytes play a role in neuropathic pain following
bakteria dan virus.31 Infasi dari virus atau bakteri akan mengaktifkan peripheral nerve injury in rats. Neuroscience 2004; 129:767-77
astrosit dan mikroglia.32 14. Maier SF, Watkins LR. Cytokines for psychologists: implications of bidirec-
tional immune-to-brain communication for understanding behavior, mood,
and cognition. Psychol Rev 1998; 105:83-107
Strategi Penanggulangan 15. Mason P. Lipopolysaccharide induces fever and decreases tail flick latency in
Meregulasi aktivitas sel glia merupakan terapi yang efektif terhadap awake rats. Neurosci Lett 1993; 154:134-6
16. Perkins NM, Tracey DJ. Hyperalgesia due to nerve injury: role of neutrophils.
nyeri neuropatik. Hal ini akibat aktivasi glia pada kornu dorsalis, bagi- Neuroscience 2000; 101:745-57
an dari medula spinalis, yang berperan dalam kegiatannya menyekresi 17. Perrin FE, Lacroix S, Aviles-Trigueros M, David S. Involvement of mono-
mediator proinflamasi sitokin sebagai penyebab terjadinya nyeri neu- cyte chemoattractant protein-1, macrophage inflammatory protein-1A and
ropatik. Sampai sekarang obat-obat analgesik terfokus pada saraf peri- interleukin-1B in Wallerian degeneration. Brain 2005; 128:854-66
18. Fundytus ME, Schiller PW, Shapiro M, Weltrowska G, Cod-
fer dan kornu dorsalis. Akan tetapi efek analgesik untuk nyeri kronik erre TJ. Attenuation of morphine tolerance and dependence
juga berefek terhadap susunan saraf pusat seperti opioid, antidepresan with the highly selective delta-opioid receptor antagonist TIPPY.
dan antikonvulsan.1,33 Walaupun terapi nyeri tidak dikembangkan atas Eur J Pharmacol 1995; 286:105-8
19. Maier SF, Watkins LR. Immune-to-central nervous system communication and
dasar pendekatan mekanisme yang rasional namun jenis obat-obat sep-
its role in modulating pain and cognition: Implications for cancer and cancer
erti disebutkan di atas secara umum digunakan untuk terapi nyeri kro-

MEDICINUS
treatment. Brain Behav Immun 2003; 17:S125-S31
nik. Penggunaan opioid tetap mempunyai efek yang tidak diketahui 20. Bennett GJ. Does a neuroimmune interaction contribute to the genesis of pain-
dengan jelas dari subtipe yang mana yang berperan sebagai terapeutik ful peripheral neuropathies? Proc Natl Acad Sci USA 1999; 96:7737-8
21. Watkins LR, Deak T, Silbert L, et al. Evidence for involvement of spinal cord
karena mempunyai multipel subtipe dari reseptor yang dikenal seperti glia in diverse models of hyperalgesia. Soc Neurosci Abstr 1995; 21:897
µ1, µ2 and µ3.18,34,35 Penggunaan obat antidepresan utamanya karena 22. Vitkovic L, Bockaert J, Jacque C. “Inflammatory” cytokine: neuromodulators in
obat ini berperan untuk inhibisi pembentukan monoamine oxidase normal brain? J Neurochem 2000; 74:457-71
23. Shu XQ, Mendell LM. Neurotrophins and hyperalgesia. Proc Natl Acad Sci USA 73
(MAO) yang diduga berperan dalam kanal natrium (Na+).36 Sementara
1999; 96:7693-6
pengguaan antikonvulsan terutama untuk nyeri kronik seperti nyeri 24. Thompson SW, Bennett DL, Kerr BJ, Bradbury EJ, McMahon SB. Brain-derived
neuropatik yang berfokus pada reseptor NMDA dengan pengaturan neurotrophic factor is an endogenous modulator of nociceptive responses in
kanal kalsium (Ca++).37 the spinal cord. Proc Natl Acad Sci USA 1999; 96:7714-8
25. Omote K, Hazama K, Kawamata T, et al. Peripheral nitric oxide in carrageenan-
induced inflammation. Brain Res 2001; 912:171-5
Kesimpulan 26. Thomsen LL, Olesen J. Nitric oxide in primary headaches. Curr Opin Neurol
Nyeri secara umum baik nosiseptif, neuropatik maupun yang berkai- 2001; 14:315-21
tan dengan psikologik mencakup proses patologis yang sangat luas. 27. Schafers M, Svensson CI, Sommer C, Sorkin LS. Tumor necrosis factor-A in-
duces mechanical allodynia after spinal nerve ligation by activation of p38
Oleh sebab itu dalam penanggulangannya membutuhkan pengeta- MAPK in primary sensory neurons. J Neurosci 2003; 23:2517-21
huan yang mencakup areal tadi. Berkembangnya penelitian tentang 28. Sommer C, Lindenlaub T, Teuteberg P, Schafers M, Hartung T, Toyka KV. An-
nyeri membutuhkan keterlibatan secara multidisipilin dalam penang- ti-TNF-neutralizing antibodies reduce pain-related behavior in two different
anannya. Pendalaman tentang peran imun terhadap nyeri membuat mouse models of painful mononeuropathy. Brain Res 2001; 913:86-9
29. Schafers M, Brinkhoff J, Neukirchen S, Marziniak M, Sommer C. Combined
berkembangnya penelitian tentang sel glia yang merupakan sel imun epineurial therapy with neutralizing antibodies to tumor necrosis factor-A and
di otak. Makrofag di perifer identik dengan sel glia di otak yang akan interleukin-1 receptor has an additive effect in reducing neuropathic pain in
menyekresi mediator proinflamasi serta asam amino eksitatorik se- mice. Neurosci Lett 2001; 310:113-6
30. Tsuda M, Mizokoshi A, Shigemoto-Mogami Y, Koizumi S, Inoue K. Activation
bagai mediator hiperalgesia seperti NO, asam amino eksitatorik,
of p38 mitogen-activated protein kinase in spinal hyperactive microglia con-
NMDA dan agonist non-NMDA, IL-1, IL-6, TNFA, prostaglandin, dan tributes to pain hypersensitivity following peripheral nerve injury. Glia 2004;
NGF. Arahan strategi terapi mendasar pada proses patologi yang ber- 45:89-95
langsung di sel dan jaringan tersebut. Obat-obat yang targetnya adalah 31. Watkins LR, Maier SF. Implications of immune-to-brain communication for
sickness and pain. Proc Natl Acad Sci USA 1999; 96:7710-3
glia dengan mediator proinflamasi diperkirakan sangat bermanfaat. 32. Tyor WR, Glass JD, Griffin JW, et al. Cytokine expression in the brain during the
Dengan demikian penanggulangan nyeri terutama nyeri neuropatik acquired immunodeficiency syndrome. Ann Neurol 1992; 31:349-60
didasari oleh cara kerja obat antidepresan trisiklik dan kelompok an- 33. Fields HL, Basbaum A. Central nervous system mecha-
tikonvulsan. Terapi dengan opioids juga dilakukan walaupun secara nisms of pain modulation. In: Wall PD, Melzack R, editors.
Textbook of Pain. Edinburgh: Churchill Livingstone; 1994:243-57
umum kurang efektif terutama untuk nyeri neuropatik. 34. Abdelhamid EE, Sultana M, Portoghese PS, Takemori AE. Se-
lective blockage of delta opioid receptors prevents the de-
Daftar Pustaka velopment of morphine tolerance and dependence in mice.
1. Goucke CR. The management of persistent pain. Med J Aust 2003; 178(9):444- J Pharmacol Exp Ther 1991; 258:299-303
7 35. Riba P, Ben Y, Smith AP, Furst S, Lee NM. Morphine tolerance in spinal cord
2. Bridges D, Thompson SWN, Rice ASC. Mechanisms of neuropathic pain. Br J is due to interaction between mu- and delta-receptors. J Pharmacol Exp Ther
Anaesth 2001; 87(1):12-26 2002; 300:265-72
3. Machelska H, Stein C. Pain control by immune-derived opioids. Clin Exp Phar- 36. McQuay HJ, Tramer M, Nye BA, Carroll D, Wiffen PJ, Moore RA. A systematic
macol Physiol 2000; 27(7):533-6 review of antidepressants in neuropathic pain. Pain 1996; 68:217-27
4. Watkins LR, Maier SF. The pain of being sick: implications of immune-to-brain 37. Sindrup SH, Jensen TS. Efficacy of pharmacological treatments of neuropathic
communication for understanding pain. Annu Rev Psychol 2000; 51: 29-57 pain: an update and effect related to mechanism of drug action. Pain 1999;
5. DeLeo JA, Yezierski RP. The role of neuroinflammation and neuroimmune ac- 83:389-400

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


calender events

1. 7th Asian Oceanian Congress of NeuroRadi- Jakarta Selatan 12750, INDONESIA Tanggal: 15-17 Oktober 2009
ology (AOCNR) E-mail: qcitra@yahoo.com Tempat: Discovery Kartika Plaza, Bali
Tanggal: 9-11 July 2009 Website: http://www.criticalcare2009.org Sekretariat:
Tempat: Bali International Convention Center, Contact Person: Eggy (+628568111077); Pharma-Pro (Medical Conference Organiser)
Nusa Dua, Bali Henny (+628174955654) Taman Palem Lestari, Perkantoran Fantasi Blok
Sekretariat: W/29, Jl. Kamal Raya Outer Ring Road, Ceng-
INDONESIAN SOCIETY of NEURORADIOLOGY 6. 4th National Symposium on Vascular Medi- kareng, JAKARTA 11830
Department Radiological Dr. Soetomo General cine Telp.: +62-21-55960180
Hospital Topik: Integrative approach on vascular Faks: +62-21-55960179
Jl. Prof. DR. Moestopo No. 6-8, Surabaya disease: from prevention to intervention E-mail: pharmapro@cbn.net.id
atau Tanggal: 30 Juli-1 Agustus 2009 Website: http://www.pharma-pro.com
PT. Global Echo Organizer Convex Tempat: Ritz Carlton Hotel, Jakarta
Jl. Kebon Sirih Timur 4, Jakarta Pusat - Indonesia Sekretariat: 11. Seminar dan Workshop Laparoskopi untuk
Telp.: +62-21-3149318 / 3149319 Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Infertilitas
Mobile: +62-21-32244117-118-119 Kita, Jl. S. Parman Kav. 87 Slipi, Jakarta Tanggal: 17-19 Oktober 2009
Faks: +62-21-3153392 Telp.: 021-5684085 / 5684093 (ext 2831) Tempat: Auditorium Sarwono Lt. 1 Gedung A/
Faks: 021-56963795 Public Wing RSCM
2. 3rd Congress of the Indonesian Spine Society Sekretariat:
(ISS) 7. KOGI XIV Surabaya RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo
Tanggal: 17-18 Juli 2009 Topik: Carring with Science Bring POGI to Telp.: 021-3928720, 68275657
Tempat: Mercure Convention Centre, Ancol, the Global Community Faks: 021-3928719
Jakarta Tanggal: 6-9 Agustus 2009 Contact Person: Sdr. Rima/Frany
Sekretariat: Tempat: Shangri-La Hotel, Surabaya
ISS Cabang Jakarta - Rumah Sakit Gading Pluit Lt. 7 Sekretariat: 12. Asia Pacific Conference of Gynecologic
Ruang 706 POGI cabang Surabaya Surgery
Jl. Boulevard Timur Raya Kelapa Gading Department/SMF Obstetri Ginekologi Tanggal: 28-31 Oktober 2009
Jakarta Utara 14250 FK UNAIR / RSU Dr. Soetomo Tempat: Novotel Hotel, Mangga Dua, Jakarta
Telp.: 021-4520201 ext 8706 Jl. Mayjend. Prof. dr. Moestopo 6-8 Surabaya Sekretariat:
MEDICINUS

Faks: 021-45866059 60286, Jawa Timur, Indonesia POGI Jaya


Telp.: +62-21-5031304 Klinik Raden Saleh
3. 7th National Biennial Meeting PERDOSSI Faks: +62-31-5037732 Jl. Raden Saleh Raya No. 49, Jakarta Pusat
Tanggal: 24-26 Juli 2009 Telp.: 021-3148858
Tempat: The Grand Aston Hotel, Medan 8. PIN PB PAPDI VII Medan Faks: 021-3148858
Sekretariat: Topik: Updated in Diagnostic Procedure Contact Person: Wiwin, Iin dan Lucky (Telp.:
74
PERDOSSI cabang Medan and Treatment in Internal Medicine 021-3148858)
Dept. Neurologi FKUSU RSUP H. Adam Malik Lt. Tanggal: 7-9 Agustus 2009
2, Jl. Bunga Lau No. 17, Medan - Indonesia Tempat: Grand Aston City Hall, Medan 13. PIT X PERDOSKI
Telp.: 061-8360885 Sekretariat: Menyikapi Perkembangan Bioteknologi
Fax: 061-8360885 / 8214754 PAPDI Cabang Sumatera Utara Infeksi Kulit dalam Rangka Meningkatkan
E-mail: perdossi_mdn@yahoo.com Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam Profesionalisme dan Kompetensi Dokter
Contact Person: dr. Aldy S Rambe, SpS FK USU/RSUP H. Adam Malik Spesialis Kulit dan Kelamin
(08126022270); dr. Alfansuri Kadri Jl. Bunga Lau No. 17, Medan 20136 Tanggal: 29-31 Oktober 2009
(08126010064) Sumatera Utara - Indonesia Tempat: Hotel Sol Elite Marbella, Anyer, Banten
Telp.: 061-8363009 Sekretariat:
4. KONAS PERKENI VIII Faks: 061-8363009 SMF Kulit dan Klelamin RSUD TANGERANG
Topik: Perkembangan Endokrinologi Muta- atau Jl. A. Yani No. 9, Tangerang
khir dan Terintegrasi untuk Meningkatkan PB PAPDI Banten, Indonesia
Pelayanan pada Masyarakat Departemen Ilmu Penyakit Dalam atau
Tanggal: 29 Juli-01 Agustus 2009 FKUI/RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo PP PERDOSKI
Tempat: Hotel Discovery Kartika Plaza, Kuta, Bali Jl. Salemba Raya No. 6, Jakarta 10430 Department I.K. Kulit & Kelamin
Sekretariat: Telp.: 021-31931384 / 31930808 ext 6703 RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Divisi Endokrinologi dan Metabolisme Fax: 021-3148363 Jl. Diponegoro 71, Jakarta 10430
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Telp.: 021-3904517 / 5523507 ext. 330 /
FK UNUD/RS Sanglah (Gedung Angsoka Lt. IV) 9. 9th International Congress on AIDS in Asia 5526686 ext. 330
Jl. Diponegoro, Denpasar, Bali and the Pacific (ICAAP 9)
Telp.: 0361-7872587 / 246274 Tanggal: 9-13 Agustus 2009 14. Kongres Nasional PDSKJI 2009
Faks: 0361-235982 Tempat: Bali International Convention Centre, Topik: Revitalisasi Profesionalisme Orga-
E-mail: perkeni_bali@yahoo.com Nusa Dua, Bali nisasi PDSKJI
Website: http://www.konasperkeni2009.com Sekretariat: Tanggal: 2-4 November 2009
The 9th ICAAP Secretariat Tempat: Manado Convention Center, SULUT
5. 16th International Symposium on Critical Menara Eksekutif 8th floor, Jl. MH Thamrin Sekretariat:
Care and Emergency Medicine 2009 Kav. 9, Jakarta 10330, Indonesia Perhimpunan Dokter Spesialis Jiwa Indonesia
Tanggal: 30 Juli-1 Agustus 2009 Telp.: +62-21-39838845 / 46 (PDSKJI)
Tempat: Grand Hyatt Hotel, Nusa Dua, Bali Faks: +62-21-39838847 Bagian Ilmu Penyakit Jiwa FKUI/RSCM
Sekretariat: RS. Jiwa Soeharto Heerdjan Jakarta
CITRA EVENT ORGANISER 10. The 5th International Congress of Asia Pa- Jl. Prof. DR. Latumeten No. 1, Jakarta Barat
Jl. Raya Kalibata No. 5 Pancoran cific Hernia Society (APHS) 2009

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


MEDICINUS
75

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


meet the expert

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia Cabang Jakarta

P
ada kesempatan ini kami tekuni sehingga dimanapun saya
berkesempatan berbincang- berada itu pasti saya tekuni. Itu
bincang dengan Dr. Salim prinsip hidup saya. Saya tidak
Harris, SpS(K), yaitu Ketua Per- akan pernah melihat itu dalam
himpunan Dokter Spesialis Saraf bentuk porsi kecil tapi semua
Indonesia Cabang Jakarta untuk yang kecil itu akan menjadi suatu
periode 2007-2011. Ditemui saat potensi yang sangat besar. Jadi
acara Simposium & Workshop tidak ada manusia atau hewan
Citicoline in Vascular Disease: An yang tidak bermanfaat buat ke-
Overview yang diadakan pada hidupan manusia. Karena itu kita
tanggal 2 Mei 2009 yang bertem- harus saling tolong menolong,
pat di Hotel Le Meridien. Pada bekerjasama dan saling silaturah-
acara ini Dr. Salim Harris ber- mi. Sehingga tidak mustahil apa
MEDICINUS

partisipasi sebagai pembicara. yang kamu lihat tidak bermanfaat


Berikut wawancara kami dengan sekarang akan menjadi penolong
Dr. Salim Harris, SpS (K) sebelum kita dikemudian hari nanti.
acara dimulai.
76 RM: Kalau di putar kembali ke
Redaksi MEDICINUS (RM): belakang, apakah menjadi se-
Mengapa Dr. Salim lebih memilih orang dokter itu memang sudah
spesialisasi di bidang Neuro? menjadi cita-cita dokter ?
Dr. Salim Harris (SH): Sebe- SH: Kalau menjadi dokter cita-
narnya ini pertanyaan yang cita dari masa kecil sebetulnya
gampang tapi jawabnya susah. tidak ya. Sebenarnya saya itu se-
Memang sejujurnya sih kalau orang pecinta gambar. Saya lebih
berbicara mengapa saya memi- menyenangi kalau berbicara soal
lih neurologi padahal sebelum- gambar. Sampai sekarangpun
nya saya tidak terpikir untuk saya masih suka menggambar.
menjadi seorang Neurologist. Kalau ditanya lebih senang ke-
Jadi terpikir saja tidak bagaimana saya masuklah ke Neuro. Dan waktu itu masuk mana mungkin saya lebih memilih arsitek
harus memilih. Mungkin ditengah jalan ke Neuro memang peminatnya sedikit ketika menamatkan SMA pada saat itu.
Allah memberi petunjuk dan semua itu ada sekali. Kemudian sayapun mengikuti ujian Memang saya mempunyai nilai eksakta
hikmahnya jadi apabila makna tersebut di- masuk spesialis Neurologi ternyata hasil- yang paling tinggi waktu itu. Pada saat itu
tanamkan dalam diri kita insya Allah tidak nya dinyatakan lulus. Jadi, ya sudah dite- saya tidak berpikir untuk mengambil kuliah
ada yang tidak indah. Jadi kembali kepada ruskan saja. kedokteran. Mengapa? Banyak hal-hal yang
permasalahan kenapa saya memilih men- saya alami terhadap dokter yang ada diling-
jadi seorang Neurologist. Terus terang saya RM: Kenikmatan apa yang Dr. Salim ra- kungan saya kurang sempurna. Artinya
katakan saya tidak pernah berpikir untuk sakan ketika sudah masuk di bagian Neu- dokter konotasi saya hanya orang yang sen-
bisa menjadi Neurologist apalagi men- rologi? ang menyakiti orang sehingga orang terse-
jadi seorang Konsultan Serebrovaskular SH: Sejujurnya saya tidak termasuk kate- but menjadi tambah sakit ketika disuntik
(Stroke). Apalagi menjadi seorang dosen gori orang yang mudah bosen. Saya itu segala macam. Ini saya berbicara saat saya
Fakultas Kedokteran Indonesia (FKUI), memang orangnya ya apabila saya punya masih kecil ya. Sehingga saya jadi lebih
tidak terpikirkan. Mungkin itu memang itu, saya sudah sangat bersyukur. Kalau takut kepada dokter. Pendekatan zaman
sudah jalan Tuhan untuk ke arah situ. Dan bisa saya tingkatkan tapi ini tidak akan dulu sekitar tahun 70-an mungkin sangat
saya memang tidak memfokuskan ke arah saya lepas. Jadi prinsip hidup saya seperti berbeda dengan dokter sekarang. Mung-
situ. Memang sedikit kompleks ya. Karena itu. Nah keberadaan seperti ini saya sadari kin karena faktor waktu dan sebagainya.
pada saat itu memang ada keterlambatan sekecil apapun nikmat yang ada itu, kalau Karena dokter zaman dulu yang saya rasa-
mau masuk ke bagian atau spesialisasi bisa kita kembangkan akan menjadi suatu kan tidak ada komunikasi dengan keluarga
mana nih sebenarnya. Kemudian akhirnya hal yang besar sekali. Jadi itu yang saya yang ada hanya mengomeli lalu mengobati

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


dan kemudian pasien pulang. Makanya dustakan”. Pernyataan tersebut begitu RM: Kalau dokter Salim punya waktu
ketika saya menjadi dokter sekarang itu... dalam maknanya. Kita mempunyai tangan luang, biasanya digunakan untuk apa?
ya...anda boleh cek, saya menjadi dokter tapi kita masih saja suka menyuruh orang. SH: Jujur saja bisa dibilang, saya praktis
mempunyai motto bahwa “my patient is my Kita mempunyai kaki tapi kita jarang pakai tidak mempunyai waktu luang. Yang ada
friend” dan apabila saya mempunyai pasien kaki kita. Kita punya mata tapi yang kita dalam satu minggu itu ada satu hari untuk
yang lebih tua maka saya akan menyapanya lihat cuma yang maksiat saja. Dan semua keluarga. Karena waktu luang saya praktis
dengan kata-kata yang lebih kekeluargaan. yang kita punya kita gunakan yang hasil- hanya ada buku, ngajar, laptop dan me-
Saya tidak pernah membuat suatu jarak nya negatif. Kalau ini disadari, apabila nonton TV.
antara saya dengan pasien saya. nikmat Allah itu diambil baru kita tahu
Jadi kembali ke masa kecil saya waktu itu nikmat tersebut ada. Kamu tidak akan sa- RM: Bagaimana dengan anggota keluarga,
saya merasa riskan untuk menjadi seorang dar kalau kamu mampu menikmati nik- apakah tidak ada yang protes mengenai
dokter. Karena ada perasaan takut pada mat Allah yang berupa penglihatan apa- kesibukan dokter?
dokter. Tapi diperjalanan karena orang- bila Allah belum cabut mata kamu menjadi SH: Dalam satu minggu itu saya tidak per-
tua saya ingin saya menjadi seorang dok- buta. Sehingga kamu rindu ingin melihat nah mau lepas satu hari untuk keluarga.
ter waktu itu ya saya akhirnya mengambil kembali. Kamu akan rindu jalan apabila Jadi satu hari itu biasanya hari minggu,
kuliah dikedokteran. Jadi bisa dikatakan kamu sudah lumpuh nantinya. Nah ini saya benar-benar gunakan untuk keluarga
orangtualah yang sebenarnya memotivasi yang ditanamkan di hati kita mulailah kita dan tidak ada orang yang bisa ganggu saya
saya untuk masuk di kedokteran. nikmati bekerja, nikmati olahraga. tanpa dengan kelurga. Saya berusaha hari Ming-
olahraga tidak mungkin aliran darah yang gu itu adalah hari keluarga.
RM: Jadi setelah dijalani masuk di kedok- kecil akan masuk ke yang paling kecil. Bina Setelah acara ini, sorenya saya bersama ke-
teran ternyata jadi menikmatinya ya? badan kita, tempa badan kita. Usahakan ja- luarga pergi bersama ke rumah kami yang
SH: Ya, saya jadi menikmatinya. Itu tadi lan kaki minimal 1000 langkah, kemudian di luar kota. Di sana saya pelihara bina-
yang saya katakan bahwa apa yang saya carilah kesenangan, kenikmatan artinya tang. Dari semut yang paling kecil, yang
jalani tidak akan saya lepas. Jadi prinsip bukan harus diberi dengan mahal, tapi hitam itu sahabat saya. Ha..ha..ha...Jadi
hidup saya, apapun yang Allah berikan ke- tertawalah. Ada fase-fase disitu bahwa kalau anda melihat beragam semut, ada
pada saya akan saya jalani. Dan saya tidak Anda merasa suatu kondisi yang sangat yang hitam dan kecil tapi tidak bikin gatal

MEDICINUS
akan pernah melepas sesuatu yang sudah menyenangkan. Seper-ti bergaul, itu se- itu sahabat saya. Itu semua membuat saya
saya miliki dan semudah apa yang orang buah terapi untuk psikis kita. Kita mampu mempunyai suatu kenikmatan tersendiri.
lihat karena jelek atau kurang bagus. Itu mengembangkan psikis kita untuk dibina
tidak pernah. Artinya dalam segala hal, kemudian fisik kita dibina karena yang se- RM: Kenapa ya dok, semut-semut itu bisa
saya akan menjaga dengan baik karena lama ini kita bina adalah pikiran kita. Itu menarik perhatian dokter Salim?
saya tahu sekecil apapun dimata orang, itu salah satu kunci kalau menurut pandangan SH: Saya sendiri tidak tahu, itu hobi saya 77
yang saya punya, saya miliki dan menu- saya yang pertama adalah kebahagiaan dari kecil..ha..ha..ha.
rut saya suatu saat akan membuat orang jadi kita mesti bikin “happy-happy” jangan
itu akan terkaget-kaget akan kebagusan pusing terus, kita harus tetap tersenyum, RM: Pastinya dokter Salim sering mengiku-
yang dimilikinya tersebut. Demikian juga senyumnya harus lepas. Kalau ada yang ti kegiatan-kegiatan ilmiah. Dari sekian
dalam hal ilmu Kedokteran, sekolah dan lucu tertawalah. Yang kedua yaitu bina tu- banyaknya kegiatan ilmiah yang dokter
sebagainya yang tadinya orang melihat se- buh anda dengan cara exercise. ikuti, yang mana yang paling berkesan un-
belah mata sekarang orang tidak lihat sebe- tuk dokter Salim?
lah mata lagi. RM: Kalau begitu dokter rajin berolahraga SH: Yang paling berkesan buat saya adalah
ya ? semua. Yang saya ikuti semuanya itu berke-
RM: Dengan banyaknya kegiatan yang SH: Kalau bicara soal olahraga itu bicara san. Karena saya harus membuat sesuatu
dokter Salim lakukan, bagaimana caranya soal satu target. Kalau olahraga konota- itu begitu indah. Karena setiap orang yang
dokter bisa terlihat bugar seperti ini? sinya lebih tinggi. akan menjadi speaker mempunyai beban
SH: Memang kalau kita ingin berbicara ju- EXERCISE artinya kita mampu “burn- kerja yang lebih berat dari pada audiens.
jur, itu ada 2 hal. Yang pertama yaitu ada ing yourself inside”. Orang lebih senang ke Dia harus learning. Nah disitu kenikmatan-
hati yang punya senang. Segala hal yang sauna ketimbang jalan kaki untuk menge- nya. Kenapa nikmatnya? Nikmatnya kita
membuat kebahagiaan artinya membuat luarkan keringat. Kalau anda berjalan kaki adalah learning. Jadi semakin banyak saya
tertawa ini semuanya akan memberikan untuk mengeluarkan keringat dirumah bicara semakin banyak belajar. Itu adalah
kebugaran. Yang kedua yaitu kebugaran saja, seperti tadi pagi saya berjalan muter- salah satu kebahagiaan buat saya. Semakin
dalam bentuk yang pertama emosional muter di dalam rumah. Itu sudah exercise saya banyak belajar otomatis saya akan
karena dia berpengaruh pada fisik, yang untuk mengeluarkan keringat yang mana semakin bugar. Hal ini sebenarnya yang
kedua yaitu penyiksaan fisik dalam arti dibakarnya dari dalam (burning inside). diexercise otaknya kan. Jadi semakin
kata bahwa fisik itu tidak boleh dikasih Nah sekarang misalnya anda pergi untuk banyak bekerja maka akan semakin bu-
terleha-leha harus dibina untuk bekerja. burning outside, dipanasin di luar untuk gar. Hal apa saja..ya semua. Jadi kalau
Jadi fisik itu harus diolah. Inilah yang kita mengeluarkan keringat, seperti duduk san- ditanya yang paling menarik yang mana
kenal dengan exercise. Jadi fisik itu jangan tai-santai sambil disauna keluar keringat. di acara kegiatan ilmiah tersebut. Saya ja-
dimanjakan tapi buatlah fisik itu bekerja. Itu kan berarti hanya mau keluar keringat wab ya semuanya...karena semuanya itu
Harus disadari bahwasannnya fisik kita saja tapi bukan seperti itu seharusnya. You dipelajari benar-benar sehingga kita mene-
ini akan hilang kalau kita tidak gunakan. have to burning yourself by exercise and then mukan hal-hal baru yang belum dibaca
Kalau saya sebagai orang Islam itu ada you sweating. kemarin. Kemudian apa yang akan kita
dikatakan “NikmatKu mana lagi yang kau pelajari tersebut? Otomastis kita hubung-

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


kan dengan pasien kita seperti kasus seka- adalah taqwa”. Nah ini adalah makna dari stroke itu mati sebelah, hopeless, tidak pu-
rang. Berapa banyak foto-foto pasien saya Al Maidah ayat 8. Kalau pernyataan itu su- nya harapan. Kemudian berkembang ilmu
masukkan dan pasien yang baru-baru. dah berada di hati kita, sehingga tidak ada kedokteran sampai sekarang berkembang
Dan otomatis pengetahuan saya bertam- kebohongan. Karena orang yang bohong yang namanya stem cell. Wow, dengan
bah lagi. Dengan adanya membaca buku itu adalah orang yang capek. Dia harus adanya stem cell sekarang, orang mulai
lagi, lihat literatur baru-baru lagi maka selalu mengingat-ingat kebohongannya. pada kaget. Karena kita mampu membuat
bertambah lagi ilmunya. Jadi kalau ditanya Kalau hari ini dia bohong kepada sepuluh sel otak kembali. Ini kan merupakan suatu
kegiatan ilmiah apa yang paling menge- orang pasien. Setelah satu minggu pasien trobosan yang luar biasa. Kemudian dari
sankan? Semuanya saya katakan paling tersebut datang kembali dan dokter terse- ilmu preventif seperti homocystein yang
mengesankan baik mengesankan karena but pusing karena dia harus memikirkan dulu tidak diketahui merupakan penyebab
capeknya, karena ketertarikkannya, karena apa yang mesti dikatakan kepada pasien stroke pada anak usia 8 tahun. Pada tahun
adanya terobosan-terobosan baru dalam tersebut. Jadi pendekatan ke pasien adalah 1933 anak umur 8 tahun menderita arter-
bukunya, karena kesibukkan waktunya, pendekatan manusiawi yang berdasarkan osklerosis. Sekarang sudah diketahui ho-
karena kepuasannya dalam memberikan surat Al Maidah ayat 8, yaitu kejujuran, ke- mocystein. Darimana homocystein itu? Dari
nafkah buat keluarga dengan cara halal. Itu baikan dan keadilan. makanan yang kita makan. Obatnya gam-
suatu kenikmatan yang luar biasa. Anda Yang kedua tidak ada merasa kursi kita le- pang sekali. Kenapa kita tahu dari dulu?
bisa bayangkan anda bekerja dan belajar bih tinggi dari kursi pasien kita. Karena di- B6, B12, asam folat. Jadi seolah-olah yang
setengah mati selama kurang lebih 3 hari, dasari bahwa pasien itu adalah guru yang di samping kita yang kecil tidak pernah
2 hari membaca buku dan anda tuangkan paling tinggi. Pasien itu memberikan infor- kita sadari. Ini kan cuma B6, ini kan cuma
dalam bentuk ilmu dan dipresentasikan. masi yang kita pelajari sehingga dia yang B12, nggak tahunya bisa mencegah begitu
Kemudian anda diberikan honorarium dan membimbing kita untuk menegakkan di- dahsyatnya penyakit yang satu ini yaitu
honorarium itu merupakan keringat anda agnosa. Tidak meremehkan pasien. Kalau kematian. Jadi tidak ada statement yang
yang halal. Dan itu anda berikan makan kita sudah lihat ini, kita tidak meremeh- mengatakan bahwa sesuatu yang kecil itu
untuk anak istri. Apakah itu bukan suatu kan pasien dan sudah berlaku jujur maka akan selamanya kecil. Lihatlah yang kecil
kebahagiaan? Buat saya, itu merupakan jadi tinggal satu lagi, yaitu relationship. itu sebagai sesuatu yang besok akan meng-
suatu kenikmatan dari Tuhan yang tidak Bagaimana anda membina relationship se- gantikan kita. Jadi itulah filosofi hidup
MEDICINUS

terkirakan karena Tuhan mengatakan beri- hingga pasien anda merasa nyaman, yaitu yang perlu buat pribadi saya kembangkan.
lah keluargamu dengan barang halal. tidak mebuat seolah-olah dokter itu tang-
Jangan pernah menjadi pembicara men- an kanannya Tuhan. Sebenarnya dokter RM: Pertanyaan terakhir, apakah dokter
dapatkan slide yang sudah jadi. Kalau ada itu adalah profesi yang membantu pasien Salim mempunyai pesan-pesan untuk para
titipan, masukkan saja titipan tersebut tapi untuk memberikan proses penyembuhan dokter-dokter muda sebagai pengganti
78 bikinlah sendiri slide-nya tersebut. Tidak yang diberikan oleh Allah SWT. Apakah dikemudian hari?
ada satupun slide saya yang dibuat orang, dokter bisa menyembuhkan pasien apa- SH: Ya...pesan terakhir saya buat dok-
semuanya saya bikin sendiri termasuk bila pasiennya diam saja? Tentu saja dok- ter muda yaitu sebagai seorang manusia,
adanya animasi dalam slide saya dan itu ter tidak bisa memberikan suatu diagnosa dikatakan jika seorang manusia mening-
membuat kepuasan tersendiri. Jadi kita kepada pasien apalagi mengobati kalau gal maka akan meninggalkan tiga hal yaitu
tahu kapan kita harus berpindah ke slide pasiennya tidak mau berkomunikasi. amal perbuatan, anak yang soleh dan ilmu
berikut pada saat presentasi. Karena saya yang bermanfaat. Setiap saya mengajar
yang tahu dengan baik materi yang akan RM: Untuk perkembangan di neuro ini, saya katakan saya akan mendidik kalian
saya sajikan tersebut. Bagi saya pribadi itu penyakit-penyakit apa saja yang sering sebagian daripada ilmu kedokteran untuk
merupakan kebahagiaan. ditemui? menjadikan kalian dokter. Tolong amalkan
SH: Sekali lagi saya katakan jangan berpi- ilmu yang saya berikan pada jalan Allah.
RM: Bagaimana hubungan dokter dengan kir kecil kepada sesuatu yang kecil. Jangan Setidak-tidaknya kamu tidak menzalimi
pasien? Tentunya dokter mempunyai peng- pernah menganggap remeh kepada sesuatu pasien kamu. Sehingga saya nanti kalau
alaman yang menyenangkan dan tidak yang anda lihat remeh. Neurologi adalah sudah meninggal saya akan mendapatkan
menyenangkan. Bisa diceritakan sedikit ten- ilmu yang mungkin sebagian kecil atau kiriman-kiriman pahala dari kalian. Jadi
tang pengalaman-pengalaman tersebut? sebagian besar dikatakan tidak berkem- untuk itu, yang penting sekali lagi saya
SH: Ya..kuncinya yaitu yang pertama saya bang itu mustahil sama sekali. Neurologi landaskan disini yang pertama jangan per-
sebagai seorang profesional digerakan itu perkembangannya luar biasa. Apa saja nah berbicara dusta pada pasien kita. Yang
pada dasar Al Qur’an surat Al Maidah sekarang mempunyai nilai perkembangan kedua jangan pernah menjanjikan yang
ayat 8. Apa itu yang dikatakan dalam surat yang luar biasa. Apa yang mau disebut punya Allah. The future is Allah. Jangan bi-
tersebut? Yaitu berkata jujur, berbuat jujur, epilepsi, apa yang mau disebut dengan lang penyakit ini akan sembuh besok. Tapi
berbuat baik dan ini adalah merupakan stroke, apa yang mau disebut dengan in- katakanlah insya Allah. Jadi ini kunci dari
kunci. Kalau dikupas arti dalam surat Al feksi dan semua penyakit autoimun mau- keberhasilan yang mudah-mudahan jadi
Maidah ayat 8 itu maknanya adalah “Apa- pun penyakit degeneratif. Itu mempunyai orang-orang yang bermanfaat buat bangsa,
bila kamu akan baik, kamu akan bertaqwa suatu jendela-jendela terobosan baru yang agama dan keluarga kita. Itu yang bisa saya
kepada yang punya diri kita. Kamu harus begitu luas dicakrawala. Coba kita umpa- sampaikan. GLH
berbuat adil karena yang adil dan jujur itu makan orang mengatakan dulu sakit

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


symposium events

Simposium & Workshop


Citicoline in Vaskular Disease:
An Overview
2 Mei 2009
Hotel Le Meridien, Jakarta-Pusat

A
cara Symposium & Work- obat citicoline. Kejadian penyakit kakan sedikit tentang citicoline di adanya citicoline dan choline di
shop Citicoline in Vasku- chronic hypertension merupakan mana disebutkan bahwa citicoline dalam sel-sel otak. Enzim yang
lar Disease: An Overview salah satu faktor yang berperan merupakan rate limiting interme- berperan dalam sintesis Ptd Cho
diselenggarakan oleh PT Inmark terhadap terjadinya cognitive de- diate pada biosintesis phosphatidyl adalah phosphocholine cytidylyl
yang bekerja sama dengan Ika- cline yang kemudian dapat men- choline. Citicoline dapat mem- transferase (CCT) di mana jika

MEDICINUS
tan Dokter Indonesia (IDI) pada garah ke demensia. Pasien dengan berikan benefit pada beberapa enzim ini jumlahnya berkurang
tanggal 2 Mei 2009 di Hotel Le cognitive decline belum tentu de- kondisi patologis seperti pada homeostatis sel-sel otak tidak da-
Meridien Jakarta. Acara dimu- mensia, akan tetapi jika cognitive CNS injury di mana membran pat dipertahankan.
lai pukul 09.30 dan dibuka oleh decline dibiarkan terus menerus sel mengalami kerusakan yang
dr. Riwanti Estiasari, SpS yang akan menjadi demensia. Tipe dari menyebabkan kematian pada Jika terjadi iskemia di otak, maka
memberikan sambutan selaku demensia antara lain alzeimer’s sistem saraf. Dari beberapa pene- jumlah Ptd Cho berkurang karena 79
ketua panitia. dementia, vascular dementia dan litian juga disampaikan oleh dr. jumlah enzim CCT berkurang, hal
gabungan dari keduanya yaitu Salim Haris bahwa citicoline da- ini bisa terjadi karena adanya in-
Kemudian simposium dimulai mix dementia. Demensia vaskular pat mengurangi kejadian cerebral flamasi yang banyak terjadi pada
pada pukul 09.45 WIB dengan dapat disebabkan karena kejadian edema (cytotoxic edema maupun kasus iskemia dan adanya pro-
dua moderator yaitu dr. Yetti hipertensi, lalu mengalami stroke vasogenic edema). gram cell death (apoptosis).
Ramli, SpS (K) dan dr. M. Kurnia- atau silent stroke atau atrofi yang
wan, SpS. Moderator pada materi kemudian berlanjut mengarah ke Setelah materi dari dr. Salim Neuronal iskemia dapat
simposium yang pertama adalah demensia. Haris, SpS (K), acara simposium menyebabkan hal-hal antara
dr. M. Kurniawan, SpS dengan kembali dilanjutkan dengan ma- lain, meningkatkan pengelu-
pembicara pertama dr. Salim Dari berbagai macam studi, dr. teri kedua yang diberikan oleh Ba- aran protein mediator inflamasi
Haris SpS (K) yang merupakan Salim Haris menyampaikan pak Raymond R. Tjandrawinata, yaitu interleukin-1B (IL-1B) dan
konsultan neurologist dari Fakul- bahwa jika pasien mengalami PhD, dengan moderator dr. Yetti tumor necrosis faktor-A (TNF-A),
tas Kedokteran Universitas In- stroke, sebanyak 26-31% pasi- Ramli, SpS (K). Bapak Raymond serta menstimulasi enzim phos-
donesia. Beliau menyampaikan en akan mengalami demensia 3 merupakan Molecular Pharmacolo- pholipase A2 (PLA2) yang akan
materi mengenai “The Role of bulan setelah serangan stroke. gist PT Dexa Medica Group yang meningkatkan asam arakidonat.
Citicoline in the Prevention of Cog- Oleh karena itu dr Salim men- menyampaikan materi Molecular Banyaknya TNF-A akan mem-
nitive Decline among Patients with yampaikan strategi yang dapat Pharmacology of Citicoline. Bapak pengaruhi sintesis dari Ptd Cho
Chronic Hypertension”. dilakukan untuk mencegah ke- Raymond mengupas mengenai dengan cara menghambat aktivi-
jadian demensia vaskular, yang citicoline yang dipandang dari tas CCT melalui degradasi pro-
Dalam materi yang disampaikan, pertama adalah dengan pemberi- sudut farmakologi molekularnya, teolitik dari enzim tersebut. Jika
dr. Salim Haris, SpS (K), beliau an obat-obat antihipertensi pada yaitu melihat farmakologi obat PLA2 ditingkatkan aktivitasnya
terlebih dahulu menjelaskan penderita hipertensi yang dapat secara molekular dan bagaimana oleh adanya TNF-A, maka akan
gambaran otak manusia, fungsi mengontrol atau menurunkan efek-efek suatu obat dilihat dari meningkatkan jumlah asam ara-
otak seperti cognitive function tekanan darah sehingga dapat ekspresi gen maupun ekspresi kidonat yang selanjutnya me-
yaitu ingatan (memory), perhatian menurunkan insidensi demensia proteinnya. Phosphatidyl choline ningkatkan oxidative stress dan
(attention), berbahasa (language), vaskular, yang kedua dengan (Ptd Cho) akan mempertahankan akan segera memicu kematian
dan executive function yaitu gener- memberikan obat-obat neuropro- homeostasis membran sel otak. sel. Jika kita meningkatkan kon-
al information, calculation, abstract tective untuk mengurangi terjadi- Ptd Cho kemudian akan dipecah sentrasi citicoline di dalam darah
thinking, planning and problem solv- nya nekrosis maupun apoptosis menjadi choline dan menjadi sub- maka secara otomatis PLA2 akan
ing. Kemudian beliau membahas sel saraf. strat serta prekusor pembentu- terdeaktivasi dan aktivitas PLA2
hubungan antara cognitive decline, kan neurotransmiter asetilkolin. akan turun sehingga jumlah asam
chronic hipertension, dementia dan Dr. Salim Haris juga mengemu- Sintesis Ptd Cho tergantung dari arakidonat juga menurun, be-

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


gitu juga dengan jumlah reactive apoptosis. Program apoptosis ini Kemudian sesi berikutnya adalah demensia sampai bagaimana cara
oxygen species (ROS) yang bisa diatur oleh adanya keseimbangan workshop, yang dimulai pukul mendeteksi pasien demensia. Dr.
menyebabkan kematian sel. antara hidrolisis dan sintesis dari 12.30 WIB. Sebelumnya peserta Yetti juga menyampaikan bebe-
Ptd Cho. Enzim CCT merupakan dipaparkan suatu kasus yang rapa alat yang dapat membantu
Citicoline yang ada di dalam darah rate-limiting enzyme dari sintesis disampaikan oleh dr. Taufik menegakkan diagnosis demen-
akan dimetabolisme menjadi Ptd Ptd Cho. Citicoline dapat mening- Mesiano. Mulai dari anamnesis sia. Menurut dr. Yetti, pasien
Cho yang selanjutnya akan men- katkan konsentrasi Ptd Cho deng- pasien, riwayat penyakit, pene- dikatakan demensia ketika su-
jadi neurotransmiter asetilkolin. an meningkatkan ekspresi enzim gakan diagnosis dan treatment dah ada penurunan memori dan
Seiring meningkatnya asetilko- CCT. Citicoline yang diberikan dari yang diberikan. Dalam workshop ditambah dengan penurunan
lin, BCL-2 juga akan meningkat luar dapat melindungi sel saraf ini peserta diharapkan tangga- fungsi kognitif yang lain seperti
di mana BCL-2 merupakan gen dengan cara menekan atau menu- pannya apakah dalam penanga- ataksia, gangguan pendengaran,
yang digunakan sebagai marker runkan ekspresi PLA2 dan protein nan kasus tersebut sudah sesuai dll. Pemeriksaan yang dilakukan
terhadap mekanisme antiapopto- yang menyebabkan apop-tosis. ataukah masih ada yang perlu terhadap pasien demensia antara
sis. Jika BCL-2 meningkat maka a- ditambahkan. Kemudian setelah lain dilakukan anamnesis, kemu-
poptosis akan menurun sehingga Setelah kedua pembicara me- pemaparan kasus, dilanjutkan dian pemeriksaan fisik dan selan-
dapat melindungi otak terhadap nyampaikan materinya, sesi dengan pemberian materi work- jutnya pemeriksaan neurologi.
kematian sel. berikutnya dilanjutkan dengan shop oleh dr. Yetti Ramli, SpS (K)
diskusi tanya jawab yang kurang yaitu How to Screen Patient De- Acara ini berakhir sekitar pukul
Bapak Raymond di akhir sesi- lebih berlangsung selama 30 mentia. Dalam penjelasan yang 13.00 WIB dan ditutup oleh dr.
nya menyimpulkan materi yang menit. Para peserta simposium disampaikan dr. Yetti, dikemu- Kurniawan, SpS. Kemudian di-
diberikan yaitu antara lain, ke- sangat antusias ditandai dengan kakan dengan jelas membedakan lanjutkan dengan makan siang
jadian iskemia dapat menyebab- begitu banyaknya para peserta pasien dengan gangguan kognitif bersama. Ana, Cosmas, Marlin
kan kematian sel melalui program yang melontarkan pertanyaan. dan pasien yang telah mengalami

Simposium 40 Tahun Dexa Medica


MEDICINUS

80
Comprehensive Management of
Cardiovascular Disease
in Daily Practice
2 Mei 2009
Hotel JW Marriot, Jakarta

S
imposium ini diadakan paikan makalah Changing Con- sium dibuka dengan sambutan maupun berlebih, alkohol, koles-
oleh PT Dexa Medica be- cept Management in Lipid Disorders dari Ketua PP PERKI, DR. Suna- terol, sanitasi dan higiene, ren-
kerja sama dengan Pengu- to Reduce Coronary Heart Disease, rya Soerianata, SpJP (K), FIHA, dahnya asupan buah dan sayur,
rus Pusat Perhimpunan Kardio- Prof. DR. dr. Budhi Setianto, FACC, FasCC. dan aktivitas fisik. Dalam salah
vaskular Indonesia (PP PERKI) SpJP (K), FIHA, yang mempre- satu penelitian hipertensi ditun-
untuk menyambut HUT Ke-40 sentasikan makalah Point to Re- Global Risk Reduction of jukkan bahwa dengan tekanan
Dexa Medica Terus Berbakti member, Dual Antiplatelet Agent Cardiovascular Disease darah sistolik yang sedikit lebih
(27 September 2009). Ada 4 sesi in CAD, dan Managing Director DR. RMW Kaligis, SpJP (K), tinggi daripada normal dan pada
dalam simposiun ini yaitu DR. Dexa Medica, Ir. Ferry Soetikno, FIHA umur lebih dari 60 tahun, akan
RMW Kaligis, SpJP (K), FIHA, MBA dengan makalah berjudul Penyakit kardiovaskular merupa- lebih berisiko terkena Ischaemic
yang membawakan makalah The Role of Pharmaceutical Manu- kan penyebab kematian terbe- Heart Disease (IHD). Penelitian
Global Risk Reduction of Cardiovas- facturer in Indonesia Healthcare, sar di dunia (WHO report, 2003). lain menunjukkan bahwa den-
cular Disease, Prof. DR. dr. Idris serta sebagai moderator yaitu Beberapa faktor risiko yang ber- gan menurunkan tekanan darah
Idham, SpJP (K), FIHA, FESC, Prof. DR. dr. Harmani Kalim, peran antara lain tekanan da- dan kolesterol, angka kematian
FACC, FasCC, yang menyam- MPH, SpJP (K), FIHA. Simpo- rah, rokok, berat badan kurang akan berkurang dengan lebih

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


MEDICINUS
37

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


MEDICINUS

38

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


optimal daripada jika hanya ing population, maka dapat menurunkan angka mor-
menurunkan salah satunya saja. diperkirakan pada talitas, morbiditas, serta mening-
Semakin banyak faktor risiko tahun 2020 sekitar 25 katkan kualitas hidup dari pas-
maka akan semakin tinggi pula juta orang meninggal ien. Seperti terlihat pada gambar
angka kejadian kardiovaskular. akibat kardiovaskular berikut ini:
Pasien penyakit kardiovaskular
kurang lebih 80% menderita hi-
pertensi dan 90% mempunyai
lebih dari 3 faktor risiko.

Dr. Kaligis juga memaparkan per-


hitungan CV RISK dengan Fram-
ingham Heart Study Risk Scores,
yaitu dengan menggunakan
tabel dimana tiap faktor risiko
akan mempunyai score tersendiri
Gambar 2: Dengan terapi antihipertensi
dan score tersebut kemudian di-
(sumber: slide Dr. Kaligis)
jumlahkan, maka akan diketahui
berapa persen kemungkinan kita
terkena penyakit kardiovasku- Oleh karena itu, strategi yang ha- tiap tahunnya.
lar setelah 10 tahun kedepan. rus dilakukan untuk mengurangi Menurut the Third Report of the Na-
Faktor risiko yang dinilai antara CHD maupun CVD adalah den- Pada simposium ini juga disam- tional Cholesterol Education Program
lain umur, kolesterol LDL, HDL, gan memberikan terapi terhadap paikan bahwa telah terjadi peru- (NCEP) Expert Panel on Detection,
tekanan darah, diabetes, dan per- semua faktor risiko. Tata laksana bahan konsep dalam penatalak- Evaluation, and Treatment of High
okok. Faktor risiko (dislipidemia, hipertensi yang berlaku seka- sanaan terhadap dislipidemia, Blood Cholesterol in Adults (Adult
hipertensi, hipoksia/iskemia, rang ini menyatakan pentingnya antara lain: Treatment Panel III [ATP III]) bahwa
diabetes, rokok dan obesitas) da- penanganan semua faktor risiko 1.Dulu penatalaksanaan terha- kolesterol LDL diidentifikasi se-
pat menyebabkan arterosklerosis dengan strategi terapi yang tepat dap dislipidemia hanya ber- bagai target utama pada terapi un-

MEDICINUS
yang kemudian menjadi kejadian (ESH/ESC 2002; WHO/ISH 2003; tujuan untuk mengontrol ka- tuk menurunkan kolesterol. Studi-
kardiovaskular (stroke, infark JNC 7 2003; BHS IV 2005; CHEP dar lipid dengan fokus yang studi yang ada memperlihatkan
miokard, gagal jantung, maupun 2006), demikian pula halnya deng- hanya terbatas pada dislipi- bahwa konsentrasi kolesterol LDL
angina). an tatalaksana pencegahan penya- demia saja, sekarang bertujuan yang tinggi dalam darah merupa-
kit CV (European Joint Task Forca untuk mencegah kemungki- kan faktor risiko utama pada pen-
83
Melakukan terapi hanya pada 2003; JBS 2 2005). Meremehkan nan terjadinya efek samping yakit kardiovaskular (PJK). Studi-
salah satu faktor risiko tidaklah faktor risiko dapat menyebabkan utama, dengan fokus bahwa studi tersebut juga menunjukkan
cukup. Kurang lebih ¾ kejadian terapi kardiovaskular tidak opti- dislipidemia sebagai bagian bahwa penurunan kadar koles-
kardiovaskular tidak dapat di- mal. Sebaliknya, penanganan fak- dari risiko menyeluruh pada terol LDL akan mengurangi risiko
hindari apabila hanya diberi- tor risiko kardiovaskular secara pasien. utama kejadian kardiovaskular.
kan terapi statin saja (studi keseluruhan merupakan kunci 2. Sekarang sasaran terhadap ni-
4S, AFCAPS, Care, LIPID, dll), untuk mengurangi kejadian kar- lai LDL bergantung pada risiko NCEP ATP III mengklasifikasikan
demikian juga pemberian terapi diovaskular. menyeluruh yang mungkin pasien ke dalam 3 kelompok risiko
antihipertensi saja tidak dapat timbul, dengan metode peng- untuk menentukan sasaran koles-
menghindarkan kejadian kardio- Changing Concept Manage- gunaan obat dari awal dan se- terol LDL dan tahapan dimulai-
vaskular sebanyak ¾ dari popu- ment in Lipid Disorders to cara agresif. Dulu sasaran pen- nya pemberian obat (statin) pada
lasi (studi SHEP, MRC-O, Syst- Reduce Coronary Heart Di- gobatan hanya pada nilai LDL ketiga kelompok risiko:
Eur, PROGRESS). sease saja dengan
Kelompok Sasaran Kadar Kadar
metode peng-
Prof. DR. dr. Idris gobatan yang
risiko† kolesterol kolesterol kolesterol
LDL dan LDL dan
Idham, SpJP (K), konservatif. perubahan pertimbangkan
gaya hidup pemberian
FIHA, FESC, FACC,
Saat ini terapi di- obat
FasCC slipidemia memi- 0-1 faktor <160 ≥160 ≥190
Penyakit kardio- liki target untuk risiko (160-189
vaskular merupakan menurunkan LDL, pemberian obat
opsional)
penyebab utama ke- menurunkan TG,
matian dan kecacat- dan me-ning- ≥ 2 faktor <130 ≥130 ≥160 (risiko
risiko PJK <10%)
an di seluruh dunia. katkan HDL. Na-
≥130 (risiko
Sekitar 17 juta orang mun yang juga PJK 10-20%)
meninggal karena perlu diperha-
PJK atau <100 ≥100 ≥130
penyakit kardio- tikan mengenai risiko yang (100-129
vaskular tiap tahun, clinical end point sama pemberian obat
terutama akibat dari terapi yang dengan opsional)
serangan jantung dipilih. Apakah PJK‡
Gambar 1: Dengan terapi Statin dan stroke. Adanya terapi tersebut † risiko 10 tahun PJK, berdasarkan ATP III.
peningkatan mor- selain memiliki ‡ risiko yang sama dengan PJK seperti penyakit
talitas dan morbiditas dalam age- efek di atas juga serebrovaskular, diabetes mellitus, aneurisma aorta.

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


Perubahan gaya hidup merupa- pulasi pasien dengan primary pre- terdapat risiko tinggi terhadap ke- krisis ekonomi global, terutama
kan faktor yang sangat penting vention tidak mendukung peng- jadian pendarahan. pada industri-industri farmasi di
dalam penanganan dislipidemia, gunaan dual antiplatelet sebagai Indonesia.
pada pasien dengan risiko pen- primary prevention untuk pasien Sebagai ringkasan, rekomen-
yakit kardiovaskular. Pada prin- dengan risiko tinggi terhadap dasi pemakaian dual antiplatelet Tiga dimensi utama dalam in-
sipnya pasien dianjurkan untuk kejadian atherotrombosis. Pada po- adalah sebagai berikut: dustri farmasi yaitu:
meng-urangi berat badan, men- pulasi pasien dengan risiko tinggi a) Dimensi So-
ingkatkan aktivitas fisik sesuai
atherotrombosis, terjadinya ke- Indikasi Durasi SHORT sial
dengan keadaan dan kemam-
jadian kematian kardiovaskular Primary prevention Hindari B b) Ekonomi
puannya, dan perubahan dalam
pada pasien yang mendapatkan of CV events c) Research dan
pola diet. Pasien dianjurkan untuk
meng-urangi asupan lemak total terapi aspirin+clopidrogel jus- Secondary preven- Hindari B teknologi
<200 mg/hari dan lemak jenuh tru meningkat dibanding terapi tion of stroke

(saturated fatty acid) <7% dari total aspirin+plasebo (CV death: 3,9% ACS, tanpa stent 1-12 bln A a) Dimensi so-
kalori dan meningkatkan asupan versus 2,2%, P= 0,01). Relative Bare-metal stent 1-12 bln A sial
lemak tidak jenuh rantai tunggal risk ratio tidak berbeda bermakna Konsumsi obat per
Drug-eluting stent 12 bln C
dan ganda (mono dan poly unsatu- antara kelompok dual antiplate- kapita tiap negara
let dengan kelompok single an- Pasien CAGB Dihentikan 5-7 hr - dari tahun ke tahun
rated fatty acid).
sebelum prosedur
tiplatelet dan risiko pendarahan bypass semakin meningkat.
pada kelompok dual antiplatelet Hal ini karena se-
Pasien DM, LM, LV Selamanya?? -
Points to Remember meningkat. Penyebab pening- thrombus (CHF, AF) makin me-ningkat-
Dual Antiplatelet in CAD katan kematian kardiovaskular nya penyakit-pen-
Prof. DR. dr. Budhi Setianto, pada pasien yang menerima te- SORT: Strength of Recommendation ya-kit degenerasi di kalangan
SpJP (K), FIHA rapi dual antiplatelet belum da- Taxonomy masyarakat. Jika dilihat dari
Atherotrombosis merupakan pat dijelaskan. Hasil analisa ini ACS : Acute Coronary Syndrome tahun 2005, maka kemungki-
penyebab kematian paling besar merupakan hasil analisa post hoc CAGB: Coronary Artery Bypass Graft nan 25 tahun ke depan akan
di dunia (WHO, 2001). Manifesta- retrospektif. Oleh sebab itu, lebih terjadi peningkatan risiko
MEDICINUS

si klinis atherotrombosis dimulai lanjut lagi dibutuhkan evalu- Dalam tatalaksana kedokteran, masyarakat menderita pe-
dari aterosklerosis kemudian asi prospektif untuk penggunaan paparan dr. Budhi Setianto di atas nyakit-penyakit degenerasi.
atherotrombosis dimana trombosis dual antiplatelet sebagai primary dapat menjadi dasar pertimbang- Dengan semakin meningkat-
ini akan menyebabkan terjadinya prevention. an praktisi, yaitu pertimbangan nya risiko terkena penyakit-
angina tidak stabil, infark mio- risk-benefit ratio dalam pemillihan penyakit tersebut, maka usia
84 Tetapi penggunaan dual antiplate- antiplatelet untuk pencegahan harapan hidup masyarakat
kard, iskemia, stroke, dan kema-
tian kardiovaskular lainnya. Un- let sebagai secondary prevention atherothrombosis. akan semakin tinggi sehing-
tuk mencegah terbentuknya atau masih dapat dipertimbangkan. ga kebutuhan masyarakat
progresi aterotrombosis inilah Uji Klinis CHARISMA menun- Menutup topik dual platelet ini, akan obat pun semakin me-
peran antiplatelet dibutuhkan. jukkkan bahwa event rate (%) dr. Budhi juga mengungkapkan ningkat. Masyarakat tidak
dual antiplatelet tidak berbeda bahwa para klinisi dan pasien hanya membutuhkan obat
Aspirin merupakan oral an- bermakna dengan event rate (%) sangat tertolong dengan ada- yang ala kadarnya (misal-
tiplatelet yang bekerja mengham- single antiplatelet. Akan tetapi, nya first generic clopidrogel (VA- nya: dulu ketika terkena pe-
bat enzim siklo-oksigenase pada uji-uji lainnya (seperti: CLARITY, CLO, Dexa Medica) yang telah nyakit tertentu, maka hanya
jalur pembentukan mediator CURE, PCI-CURE, dan CREDO) dibuktikan bioekivalen dengan diberikan antibiotik) namun
inflamasi sehingga tidak terben- menunjukkan event rate (%) yang PLAVIX®, Sanovi Aventis dalam membutuhkan obat yang
tuk tromboksan A2. Sedangkan lebih rendah pada kelompok dual studi BABE. lebih tepat untuk mengobati
Clopidrogel bekerja menghambat antiplatelet dibandingkan deng- penyakitnya.
ikatan ADP dengan reseptornya an kelompok single antiplatelet. The Role of Pharmaceutical
di platelet. Masing-masing me- Namun perlu juga diperhatian, Manufacturer in Indonesia Dengan melihat kebutuhan
kanisme menghambat terjadinya persentase kemungkinan penda- Healthcare masyarakat akan obat-obatan
agregasi platelet sehingga dihara- rahan pada kelompok terapi dual Ir. Ferry Soetikno, MBA mulai saat ini hingga bebera-
pkan mencegah terbentuknya antiplatelet lebih besar daripada Saat ini dunia sedang menga- pa waktu ke depan, industri
arterotrombosis (primary preven- terapi single antiplatelet. lami krisis ekonomi global. Hal farmasi diharapkan mampu
tion) atau menghambat progresi ini menyebabkan terjadinya ban- untuk memenuhi kebutuhan
atherotrombosis (secondary atau Dr. Budhi juga memberikan pa- yak pemutusan hubungan kerja akan obat. Industri farmasi
tertiary prevention). paran mengenai tatalaksana anti- terhadap karyawan-karyawan sudah selayaknya melaku-
trombosis untuk pasien ACS (Acute industri. Beberapa negara yang kan product selection dalam
Penggunaan dual antiplatelet Coronary Syndrome), yaitu untuk terlihat terkena dampak dari memproduksi obat-obatan.
(Aspirin + Clopidrogel) diharap- pasien yang tidak menggunakan krisis ekonomi global ini antara Product selection dalam in-
kan dapat mencegah terbentuk- stent, pasien dengan Bare metal stent, lain negara-negara di Eropa, dustri farmasi terdiri dari
nya atherotrombosis atau meng- pasien dengan drug eluting stent, Amerika, China, dan Kamboja original products dan generic.
hambat progresi atherotrombosis dan pasien PCI (Percutaneus Coro- yang membawa dampak terjad- Original products berkaitan
dengan lebih intens. Akan tetapi nary Intervention). Pada dasarnya inya job crisis di negara-negara dengan obat-obat original
hasil analisa retrospektif dari uji terapi dual antiplatelet pada pasien tersebut. Diharapkan Indonesia yang dipasarkan kepada
klinis CHARISMA terhadap po- ACS direkomendasikan, kecuali tidak terkena imbas dari adanya masyarakat, biasanya dikenal

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


dengan sebutan obat paten. liabilitas (tanggungan). Jika tuk strategi aliansi PT Dexa
Tentunya harga dari obat- salah menilai maka hal terse- Medica yaitu dengan Sanofi
obat tersebut cukup tinggi, but dapat mengganggu jalan- Aventis dengan meluncurkan
sehingga hanya masyarakat nya usaha industri farmasi. VACLO sebagai first generic to
golongan menengah ke atas Pabrik dan sumber daya launch setelah original product
yang dapat menggunakan manusia merupakan sebuah dari Pfizer kehilangan paten-
obat-obatan tersebut. Oleh aset bagi industri farmasi nya. Sebagai bukti bahwa VA-
karena itu dibutuhkan obat- yang perlu terus dibangun. CLO memiliki kualitas yang
obatan dengan kualitas sama Selain investasi, industri far- sama dengan original product-
dengan harga yang relatif masi diharapkan memiliki nya ditunjukkan melalui uji
rendah sehingga dapat men- komitmen dalam menjalankan bioekuivalensi (BE).
jadi konsumsi seluruh la- usahanya sesuai dengan Peran lain dalam dimensi
pisan masyarakat terutama GMP dengan menghasilkan research dan teknologi ini
masyarakat menegah ke ba- produk-produk farmasi yang adalah pengembangan New
wah. Disinilah industri far- terjamin kualitasnya. Dengan Drugs Delivery System (NDDS)
masi menjalankan perannya produk yang terjamin kuali- dan obat-obat yang berbahan
dalam dimensi sosial, yaitu tasnya maka industri farmasi baku dari alam (Dexa Labora-
dengan menghasilkan obat- dapat melakukan ekspor ke tory of Biomolecular and Sci-
obatan generic yang memiliki negara luar. Peran industri ences).
kualitas sama dengan origi- farmasi dalam melakukan
nal products namun dengan ekspor merupakan bentuk Mengakhiri presentasinya, Pak
harga yang relatif rendah. keikutsertaan industri far- Ferry memperlihatkan foto-foto
Adapun definisi dari obat masi dalam membangun beberapa prestasi yang telah
generic adalah obat-obatan perekonomian negara karena diraih PT Dexa Medica hingga
yang telah kehilangan masa ekspor yang dilakukannya saat ini, diantaranya yaitu, saat
patennya (off patent). Kebu- termasuk dalam ekspor non PT Ferron Par Pharmaceutical

MEDICINUS
tuhan akan obat generic ini migas. melakukan ekspor untuk per-
dalam setiap tahunnya me- tama kalinya ke United Kingdom.
ningkat sebesar 10%. Hal ini c) Dimensi research dan te- Merupakan suatu prestasi yang
menunjukkan bahwa obat- knologi membanggakan karena PT Dexa
obat generik mulai menda- Saat ini kebanyakan obat Medica terbukti mampu menem-
85
pat kepercayaan dari dokter yang dipasarkan di masyar- bus regulasi yang sangat ketat
dan pasien yang menggu- akat merupakan obat-obat yang berlaku di negara tersebut.
nakannya. Di Indonesia obat paten milik Multi National
generik terdiri dari branded Companies (MNC). Hak paten Sebagai kesimpulan dari materi
generic dan obat generik ber- merupakan intellectual prop- yang disampaikan yaitu:
logo. Pak Ferry mengharap- erty right. Industri farmasi 1. Industri farmasi mempunyai
kan agar para dokter sebagai di Indonesia belum banyak peran penting dalam pelay-
orang yang berada di garis yang menghasilkan produk anan kesehatan.
depan bertemu dengan baru yang memiliki hak 2. Tiga dimensi yang telah di-
pasien menyampaikan dan paten. Adapun kebanyakan jelaskan sebelumnya masih
meyakinkan pasien bahwa produknya adalah me too memiliki banyak tantangan
obat-obat generik memiliki products. Semakin banyaknya yang harus dihadapi.
kualitas sebaik obat-obat me too products, maka semakin Lydia, Meta, Mita, Natalia
original products. tinggi persaingan di pasaran.
b) Dimensi ekonomi Dalam mengatasi hal ini, in-
Dalam dimensi ekonomi, dustri farmasi membutuhkan
industri farmasi memiliki suatu strategi baru agar tetap
peran dalam melakukan in- mampu menghasilkan output.
vestasi dan komitmen. Ben- Salah satu strategi yang dipa-
tuk investasi yang dilakukan kai oleh PT Dexa Medica yaitu
oleh industri farmasi berupa strategic alliance. Strategic alli-
pembangunan pabrik deng- ance merupakan suatu strategi
an mengikuti kaidah-kaidah mengadakan hubungan alian-
GMP (Good Manufacturing si dengan MNC. Modal utama
Practice). Dalam hal investa- dalam melakukan strategi ini
si, penting bagi industri far- adalah TRUST. Dexa Med-
masi untuk melihat kapasitas ica dalam hal ini telah ban-
yang dimilikinya. Industri yak menjalin aliansi dengan
farmasi harus mampu meni- MNC seperti Pfizer, Novartis,
lai kapasitas yang dimilikin- Menarini, Sanofi Aventis
ya sebagai sebuah aset atau dan lainnya. Salah satu ben-

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


literatur services

Pembaca yang budiman,

Jurnal MEDICINUS melayani permintaan literatur services hanya dengan melalui Tim Promosi Dexa Medica Group.
Di bawah ini akan diberikan daftar isi beberapa jurnal terbaru yang dapat anda pilih. Bila anda menginginkannya, mohon halaman
ini difotokopi, artikel yang dimaksud diberi tanda dan dikirimkan ke atau melalui Tim Promosi.

o Triple-combination pharmacotherapy for o Novel agents on the horizon for cancer ther-
medically ill smokers. A randomized trial. apy. Ca Cancer J Clin 2009; 59:111-37
Annals of Internal Medicine 2009; 150:447-54 o Growth factors and adipocytokines in pre-
o Intravenous esomeprazole for prevention pubertal children born small for gestational
of recurrent peptic ulcer bleeding. A ran- age. Diabetes Care 2009; 32:714-9
domized trial. Annals of Internal Medicine o Insulin therapy and glycemic control in hos-
2009; 150:455-64 pitalized patients with diabets during en-
o Abnormal functional specialization within teral nutrition therapy. Diabetes Care 2009;
medial prefrontal cortex in high-function- 32:594-6
MEDICINUS

ing autism: a multi-voxel similarity analysis. o A simplified approach to the treatment of


Brain 2009; 132:869-78 uncomplicated hypertension: A cluster rand-
86 o Blood ammonia levels in liver cirrhosis: a omized, controlled trial. Hypertension 2009;
clue for the presence of portosystemic col- 53:646-53
lateral veins. BMC Gastroenterology 2009; o Cardiac outcomes after screening for asymp-
9:21 tomatic coronary artery disease in patients

o Spinal cord stimulation in the treatment of with type 2 diabetes: The DIAD study: a

refractory angina: systemic review and me- randomized controlled trial. JAMA 2009;
301(15):1547-55
ta-analysis of randomized controlled trials.
BMC Cardiovascular Disorders 2009; 9:13
o
Cognitive function at 3 years of age after fe-
tal exposure to antiepileptic drugs. The New
o
A systemic review and meta-analysis: probi-
England Journal of Medicine 2009; 360:1597-
otics in the treatment of irritable bowel syn-
605
drome. BMC Gastroenterology 2009; 9:15
o Meta-analysis of duloxetine vs pregabalin
o
Valsartan for prevention of recurrent atrial
fibrillation. The New England Journal of Medi-
and gabapentin in the treatment of diabetic
cine 2009; 360:1606-17
peripheral neuropathic pain. BMC Neurology
2009; 9:6

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


events

Stimuno Terpilih Sebagai Most Recommended Brand 2009

S
timuno terpilih sebagai jalah SWA. Survei WOMMI baru
Most Recommended Brand kali pertama dilakukan di Indo-
(produk yang paling di- nesia.
rekomendasikan konsumen) Survei tersebut melibatkan
untuk kategori Sistem Imunitas 1.850 responden (1.000 random
Anak. Penghargaan ini dalam sampling dan 850 booster samp-
ajang Word of Mouth Market- ling) di Jabodetabek (Jakarta,
ing Award 2009 diberikan oleh Bogor, Depok, Tangerang, Beka-
onbee Marketing Research (Octo- si), Bandung, Surabaya, Medan,
vate Consulting Group) dan Ma- dan Makassar. Usia Responden
jalah SWA. 15-55 tahun dengan tingkat so-
Penyerahan dilakukan di sial ekonomi dari A sampai E.
Hotel Shangri-La, Jakarta, Ka- Survei dilakukan deng-
mis, 16 April 2009 oleh pimpi- an mengukur empat variabel
nan onbee Marketing Research utama, yaitu talking (tingkat
didampingi pimpinan Majalah merek tersebut dibicarakan oleh
SWA kepada Head of Market- konsumen), promoting (tingkat
ing & Sales OTC PT Dexa Me- merek tersebut dipromosikan
dica, Sylvia A. Rizal, mewakili oleh konsumen), selling (ting-
Managing Director PT Dexa kat merek tersebut dijual/dire-
Medica Ferry Soetikno. komendasikan oleh konsumen)
Penghargaan ini didasarkan dan social network (jaringan so-
pada hasil survei Word of Mouth sial yang dimiliki konsumen). Head of Marketing and Sales OTC PT Dexa Medica, Sylivia A. Rizal, saat

MEDICINUS
Marketing Index (WOMMI) yang Corporate Communications Dexa menerima penghargaan Most Recommended Brand 2009 untuk STIMUNO,
dilakukan oleh onbee dan Ma- Medica yang diberikan oleh onbee Marketing Research.

87
BOSKA, Best Brand 2009 di Afrika Barat

B
OSKA meraih penghar- lah mengkonsumsi BOSKA men-
gaan sebagai merek ter- gakui efektivitas yang dirasakan
baik di seluruh Afrika secara cepat. Kepuasan pelanggan
Barat tahun 2009 (The West Af- dan kualitas yang telah teruji ini,
rican Branding Excellence Awards menjadikan Brand BOSKA kuat
2009). Boska menjadi pemenang dan semakin dipercaya.
penghargaan kategori pain re- BOSKA juga peduli terha-
liever. Penghargaan diberikan dap brand social responsibility,
oleh The Institute of Brand Ma- terbukti dengan mengadakan
nagement of Nigeria (IBMN) di Boska Football Cup di kalangan
Sheraton Hotel and Towers, Ikeja, muda kota Lagos sejak 2007-2009
Lagos, Nigeria, pada 8 April dan di kota Kano pada tahun ini.
2009. Merupakan rekor kompetisi yg
Penghargaan ini merupakan melibatkan tim terbanyak di Ni-
pertama kalinya diberikan oleh geria.
IBMN kepada berbagai produk Penghargaan untuk produk-
dan jasa mulai dari FMCG (Fast produk OTC diberikan ber-
Sertifikat West Africa's Best Pain Reliever Brand of The Year – 2009 yang
Moving Consumer Goods), OTC dasarkan penilaian yang meli-
diterima BOSKA dari The Institute of Brand Management of Nigeria.
(Over The Counter) products, puti tingkat consumer acceptance,
print & electronic media, local quality reliability, market share
airline, perbankan, hingga cou- ty O. N. Udoye BSc., MSc., PhD, nyeri di badan, yang telah di- dominace, optimum satisfaction,
rier service. Hadir pada acara mewaki-li Director General NAF- pasarkan ke luar negeri, yaitu juga resilience value and durability.
penghargaan tersebut adalah DAC, Dr. Paul Orhii. Nigeria, sejak tahun 1998. Tab- Selama ini, BOSKA memang te-
Chief Regulatory Officer Nafdac- BOSKA produk dari Dexa let BOSKA bertanda bintang 5, lah dikenal sebagai produk yang
National Agency for Food and Medica berkhasiat sebagai anti- melambangkan tingginya kuali- memenuhi semua kriteria peni-
Drug Administration & Control analgesik untuk menyembuhkan tas BOSKA. laian tersebut. Corporate Com-
(Badan POM Nigeria), Dr. Mat- sakit kepala, demam serta rasa Konsumen di Nigeria yang te- munications Dexa Medica

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


Ibu Negara Ani Yudhoyono Singgah di Stand OGBdexa

S
tand OGBdexa di IndoMedi- 2009 di tempat yang sama. Ketika
ca Expo, Jakarta Conven- singgah ke stand OGBdexa, Head
tion Center (JCC) Hall B, of Marketing & Sales OGBdexa,
Senayan, mendapat kunjungan Tarcisius T. Randy, dan Head
Ibu Negara, Ani Yudhoyono, of Marketing & Sales OTC Dexa
pada Jumat, 8 Mei 2009. Ibu Ne- Medica, Sylvia A. Rizal, sempat
gara didampingi oleh Menteri berbincang-bincang sejenak deng-
Pendidikan Nasional, Bambang an Ibu Negara.
Soedibyo, Gubernur DKI Jakarta,
Fauzi Bowo, Ketua Solidaritas Stand OGBdexa menginformasikan
Istri Kabinet Indonesia Bersatu kegiatan edukasi, kegiatan sosial
(SIKIB), Ny. Hendarman Supan- pengobatan gratis, penyuluhan
dji, dan Ketua Umum Pengurus kesehatan kepada masyarakat
Besar Ikatan Dokter Indonesia luas dan ragam penghargaan
(PB IDI), DR. Dr. Fachmi Idris, yang diperoleh Dexa Medica. In-
M.Kes. doMedica Expo yang diselengga-
rakan oleh PB IDI berakhir hari
Kunjungan tersebut dilakukan Minggu, 10 Mei 2009. Corporate Ibu Negara Ani Yudhoyono mendapat penjelasan tentang OGB dan
setelah Ibu Negara menyerahkan Communications Dexa Medica Stimuno saat berkunjung ke stand OGBdexa pada acara IndoMedica
penghargaan Dokter Kecil Award Expo 2009, di Jakarta.
MEDICINUS

Pakar Berbagai Negara Hadir di Indonesian


88
Digestive Disease Week 2009

S
ejumlah pakar dari ber- Pada 14 Mei 2009, dilangsung- dakan operasi dengan teknik En- menyaksikan jalannya operasi
bagai Negara (USA, Jepang, kan The 5th International Endoscopy doscopy. dari layar lebar. Sebuah kemajuan
India, dan Indonesia) hadir Workshop yang berlangsung di teknologi kedokteran, di mana
dalam Indonesian Digestive Disease Auditorium Bagian Ilmu Penyakit Tampil antara lain, Prof. Roy dalam proses operasi, pasien tidak
Week (IDDW) 2009 yang berlang- Dalam, FKUI/RS. Cipto Mangun- Soetikno (USA) bersama sejum- perlu dilakukan pembedahan.
sung mulai 14-16 Mei 2009 di Ja- kusumo, Jakarta. Program ini lah pakar lain seperti Prof D.
karta. menyajikan live demonstration tin- Nageshwar Reddy, MD (India), Prof. Roy Soetikno selain melaku-
dr. Marcellus Simadibrata, kan live demonstration, juga di-
PhD, SpPD-KGEH (Indonesia) minta memberikan komentar saat
melakukan live demonstration dr. Marcellus live demonstration,
tindakan operasi menggunakan melakukan tindakan Endoscopy ke-
teknik Endoscopy, dihadapan pada pasien yang menderita hepatic
sekitar 50 dokter, yang melihat chirrosis, pada live demonstration sesi
secara langsung melalui layar ke dua.
lebar di Auditorium Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Ada empat sesi live demonstration
dalam program dari The 5th Interna-
Pada sesi pertama dilakukan tional Endoscopy Workshop 2009 ini.
live demonstration: Diagnostic Dr.H.Chudahman Manan, SpPD-
Upper GI Endoscopy & Colonos- KGEH ikut memandu jalannya live
copy, Sclerotherapy/Ligation of demonstration yang berlangsung
Esophageal Varices and Fundal hingga sore hari. Kegiatan IDDW
Varices Histoacryl Injection. Prof. 2009 selanjutnya pada 15-16 Mei
Roy dan Prof. Reddy melaku- 2009 berupa Simposium dan Ple-
Prof. Roy Soetikno bersama sejumlah pakar melakukan live demonstration kan demo bergantian, sambil nary Lecture. Corporate Communi-
tindakan operasi menggunakan teknik Endoscopy, pada The 5th International melakukan tanya-jawab deng- cations Dexa Medica
Endoscopy Workshop, di Jakarta. an para dokter yang antusias

Vol. 22, No.2, Edisi Juni - Agustus 2009


IKLAN KEPPRA

MEDICINUS

Vol. 22, No.1, Edisi Juni - Agustus 2009


IKLAN HOSPITAL EXPO

You might also like