Professional Documents
Culture Documents
MEDICINUS
kronik, jantung dan mata. Dengan
adanya edukasi yang baik dan REDAKSI 65 Peran Adiponektin terhadap Kejadian
Resistensi Insulin pada Sindrom Metabolik
Radang Sendi
SUMBANGAN TULISAN
Redaksi menerima partisipasi berupa tulisan, foto dan materi
lainnya sesuai dengan misi majalah ini. Redaksi berhak menge-
dit atau mengubah tulisan/susunan bahasa tanpa mengubah isi
yang dimuat apabila dipandang perlu.
Petunjuk Penulisan
Redaksi menerima tulisan asli/tinjauan pustaka, penelitian atau laporan kasus the effects of blood transfusion on antitumor responses. Curr Opin Gen Surg
dengan foto-foto asli dalam bidang Kedokteran dan Farmasi. 1993;325-33
1. Tulisan yang dikirimkan kepada Redaksi adalah tulisan yang belum pernah 11. Nomor halaman dalam angka romawi
dipublikasikan di tempat lain dalam bentuk cetakan. Fischer GA, Sikic BI. Drug resistance in clinical oncology and hematology. Intro-
Keaslian dan keakuratan informasi dalam tulisan menjadi tanggungjawab pe- duction Hematol Oncol Clin North Am 1995; Apr; 9(2):xi-xii
nulis
2. Tulisan berupa ketikan dan diserahkan dalam bentuk disket, diketik di pro- BUKU DAN MONOGRAF LAIN
gram MS Word dan print-out dan dikirimkan ke alamat redaksi atau melalui 12. Penulis perseorangan
e-mail kami. Ringsven MK, Bond D. Gerontology and leadership skills for nurses. 2nd ed.
3. Pengetikan dengan point 12 spasi ganda pada kertas ukuran kuarto (A4) dan Albany (NY):Delmar Publishers; 1996
tidak timbal balik. 13. Editor sebagai penulis
4. Semua tulisan disertai abstrak dan kata kunci (key words). Abstrak hendaknya Norman IJ, Redfern SJ, editors. Mental health care for eldery people. New
tidak melebihi 200 kata. York:Churchill Livingstone; 1996
5. Judul tulisan tidak melebihi 16 kata, bila panjang harap di pecah menjadi anak 14. Organisasi sebagai penulis
judul. Institute of Medicine (US). Looking at the future of the medicaid program.
6. Nama penulis harap di sertai alamat kerja yang jelas. Washington:The Institute; 1992
7. Harap menghindari penggunaan singkatan-singkatan 15. Bab dalam buku
8. Penulisan rujukan memakai sistem nomor (Vancouver style), lihat contoh pe- Catatan: menurut pola Vancouver ini untuk halaman diberi tanda p, bukan
nulisan daftar pustaka. tanda baca titik dua seperti pola sebelumnya).
9. Bila ada tabel atau gambar harap diberi judul dan keterangan yang cukup. Phillips SJ, Whisnant JP. Hypertension and stroke. In: Laragh JH, Brenner BM,
10. Untuk foto, harap jangan ditempel atau di jepit di kertas tetapi dimasukkan ke editors. Hypertension: Patophysiology, Diagnosis and Management. 2nded.
dalam sampul khusus. Beri judul dan keterangan yang lengkap pada tulisan. New York:Raven Press; 1995.p.465-78
11. Tulisan yang sudah diedit apabila perlu akan kami konsultasikan kepada peer 16. Prosiding konferensi
reviewer. Kimura J, Shibasaki H, editors. Recent Advances in clinical neurophysiology.
12. Tulisan disertai data penulis/curriculum vitae, juga alamat email (jika ada), Proceedings of the 10th International Congress of EMG and Clinical Neuro-
MEDICINUS
no. telp/fax yang dapat dihubungi dengan cepat. physiology; 1995 Oct 15-19; Kyoto, Japan. Amsterdam:Elsevier; 1996
17. Makalah dalam konferensi
CONTOH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Bengstsson S, Solheim BG. Enforcement of data protection, privacy and secu-
Daftar pustaka di tulis sesuai aturan Vancouver, diberi nomor sesuai urutan pemu- rity in medical information. In: Lun KC, Degoulet P, Piemme TE, editors. MED-
nculan dalam keseluruhan tulisan, bukan menurut abjad. Bila nama penulis lebih INFO 92. Proceedings of the 7th World Congress on Medical Informatics; 1992
46 dari 6 orang, tulis nama 6 orang pertama diikuti et al. Jumlah daftar pustaka di- Sep 6-10; Geneva, Switzerland. Amsterdam:North-Hollan; 1992.p.1561-5
batasi tidak lebih dari 25 buah dan terbitan satu dekade terakhir. 18. Laporan ilmiah atau laporan teknis
Diterbitkan oleh badan penyandang dana/sponsor:
ARTIKEL DALAM JURNAL Smith P, Golladay K. Payment for durable medi-cal equipment billed during
1. Artikel standar skilled nursing facility stays. Final report. Dallas(TX):Dept.of Health and Hu-
Vega KJ,Pina I, Krevsky B. Heart transplantation is associated with an increased man Services (US), Office of Evaluation and Inspections; 1994 Oct. Report No.:
risk for pancreatobiliary disease. Ann Intern Med 1996; 124(11):980-3. Lebih HHSIGOEI69200860
dari 6 penulis: Parkin DM, Clayton D, Black RJ, Masuyer E, Freidl HP, Ivanov E, Diterbitkan oleh unit pelaksana:
et al. Childhood leukaemia in Europe after Chernobyl: 5 years follow-up. Br J Field MJ, Tranquada RE, Feasley JC, editors. Health Services Research: Work
Cancer 1996; 73:1006-12 Force and Education Issues. Washington:National Academy Press; 1995. Con-
2. Suatu organisasi sebagai penulis tract No.: AHCPR282942008. Sponsored by the Agency for Health Care Policy
The Cardiac Society of Australia and New Zealand. Clinical Exercise Stress and Research
Testing. Safety and performance guidelines. Med J Aust 1996; 164:282-4 19. Disertasi
3. Tanpa nama penulis Kaplan SJ. Post-hospital home health care: The eldery’s access and utilization
Cancer in South Africa (editorial). S Afr Med J 1994; 84:15 [dissertation]. St. Louis (MO): Washington Univ.; 1995
4. Artikel tidak dalam bahasa Inggris 20. Artikel dalam koran
Ryder TE, Haukeland EA, Solhaug JH. Bilateral infrapatellar seneruptur hos Lee G. Hospitalizations tied to ozone pollution: study estimates 50,000 ad-
tidligere frisk kvinne. Tidsskr Nor Laegeforen 1996; 116:41-2 missions annually. The Washington Post 1996 Jun 21; Sept A:3 (col.5)
5. Volum dengan suplemen 21. Materi audio visual
Shen HM, Zhang QE. Risk assessment of nickel carcinogenicity and occupa- HIV + AIDS: The facts and the future [videocassette]. St. Louis (MO): Mosby-
tional lung cancer. Environ Health Perspect 1994; 102 Suppl 1:275-82 Year Book; 1995
6. Edisi dengan suplemen
Payne DK, Sullivan MD, Massie MJ. Women’s psychological reactions to breast MATERI ELEKTRONIK
cancer. Semin Oncol 1996; 23(1 Suppl 2):89-97 22. Artikel jurnal dalam format elektronik
7. Volum dengan bagian Morse SS. Factors in the emergence of infection diseases. Emerg Infect Dis [se-
Ozben T, Nacitarhan S, Tuncer N. Plasma and urine sialic acid in non-insulin rial online] 1995 jan-Mar [cited 1996 Jun 5];1(1):[24 screens]. Available from:
dependent diabetes mellitus. Ann Clin Biochem 1995;32(Pt 3):303-6 URL:HYPERLINK
8. Edisi dengan bagian 23. Monograf dalam format elektronik
Poole GH, Mills SM. One hundred consecutive cases of flap lacerations of the CDI, Clinical dermatology illustrated [monograph on CD-ROM]. Reeves JRT,
leg in ageing patients. N Z Med J 1990; 107(986 Pt 1):377-8 maibach H. CMEA Multimedia Group, producers. 2nd ed. Version 2.0. San
9. Edisi tanpa volum Diego: CMEA; 1995
Turan I, Wredmark T, Fellander-Tsai L. Arthroscopic ankle arthrodesis in rheu- 24. Arsip komputer
matoid arthritis. Clin Orthop 1995; (320):110-4 Hemodynamics III: The ups and downs of hemodynamics [computer pro-
10. Tanpa edisi atau volum gram]. Version 2.2. Orlando [FL]: Computerized Educational Systems
Browell DA, Lennard TW. Immunologic status of the cancer patient and
Rudy Hidayat
Divisi Reumatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
RSUPNCM Jakarta
Abstrak. Hiperurisemia dapat menimbulkan manifestasi gout di berbagai jaringan, mulai dari sendi, ginjal, jantung , mata dan organ
lain. Artritis gout merupakan manifestasi yang paling banyak, dan perlu penanganan yang komprehensif dan jangka panjang. Upaya
mengatasi serangan akut, mencegah serangan berulang dan mencegah berbagai komplikasi lainnya hingga kecacatan menjadi fokus
perhatian. Dalam upaya pencegahan komplikasi, selain edukasi yang tepat serta mengubah pola hidup, diperlukan beberapa urate-
lowering agent seperti allopurinol atau probenesid.
MEDICINUS
Pendahuluan undersecretion pada 80-90% kasus dan overproduction pada 10-20% ka-
Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar sus.1,3,4,6
asam urat darah diatas normal. Secara biokomiawi akan terjadi hiper- Sedangkan kelompok hiperurisemia dan gout sekunder, bisa
saturasi yaitu kelarutan asam urat di serum yang melewati ambang melalui mekanisme overproduction, seperti ganguan metabolism pu-
47
51
batasnya. Batasan hiperurisemia secara ideal yaitu kadar asam urat rin pada defisiensi enzim gucose-6-phosphatase atau fructose-1-phospate
diatas 2 standar deviasi hasil laboratorium pada populasi normal.1,2 aldolase. Hal yang sama juga terjadi pada keadaan infark miokard,
Namun secara pragmatis dapat digunakan patokan kadar asam urat status epileptikus, penyakit hemolisis kronis, polisitemia, psoria-
>7 mg% pada laki-laki, dan >6 mg% pada perempuan, berdasarkan sis, keganasan mieloproliferatif dan limfoproliferatif; yang mening-
berbagai studi epidemologi selama ini. Keadaan hiperurisemia akan katkan pemecahan ATP dan asam nukleat dari inti sel. Sedangkan
beresiko timbulnya arthritis gout, nefropati gout, atau batu ginjal. mekanisme undersecretion bisa ditemukan pada keadaan penyakit
Hiperurisemia dapat terjadi bisa terjadi akibat peningkatan metabo- ginjal kronik, dehidrasi, diabetes insipidus, peminum alkohol, myxo-
lisme asam urat (overproduction), penurunan ekskresi asam urat urin dema, hiperparatiroid, ketoasidosis dan keracunan berilium. Selain
(underexcretion), atau gabungan keduanya.1,3 itu juga dapat terjadi pada pemakaian obat seperti diuretik, salisilat
Sedangkan gout (pirai) adalah penyakit yang sering ditemukan, dosis rendah, pirazinamid, etambutol dan siklosporin.1,3,4,6
merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi Hiperurisemia diketahui juga berkaitan dengan adanya berbagai
kristal monosodium urat pada jaringan, akibat gangguan metabolism keadaan gangguan metabolik seperti diabetes melitus, hipertrigliseri-
berupa hiperurisemia. Manifestasi klinik deposisi urat meliputi ar- demia, obesitas, sindrom metabolik, dan hipotiridism.1 Dan sebalik-
thritis gout, akumulasi kristal di jaringan yang merusak tulang (to- nya hiperurisemia diduga menjadi faktor risiko hipertensi, ateroskle-
fus), batu urat, dan nefropati gout.1,4,5 rosis dan penyakit jantung koroner.1,6
masi.1,5 genetik maupun metabolik. Stadium ini merupakan kelanjutan stadium gout akut, dima-
na secara klinik tidak muncul tanda-tanda radang akut, mes-
Gambaran Klinik kipun pada aspirasi cairan sendi masih ditemukan kristal
Gout dan Hiperurisemia urat, yang menunjukkan proses kerusakan sendi yang terus
Gambaran klinik dapat berupa:1,5 berlangsung progresif. Stadium ini bisa berlangsung bebe-
48
1. Hiperurisemia asimptomatik rapa tahun sampai 10 tahun tanpa serangan akut. Dan tanpa
Hiperurisemia asimptomatik adalah keadaan hiperurisemia tata laksana yang adekuat akan berlanjut ke stadium gout
(kadar asam urat serum tinggi) tanpa adanya manifestasi klinik kronik.5
gout. Fase ini akan berakhir ketika muncul serangan akut arthri- 2.3. Artritis gout kronik = kronik tofaseus gout
tis gout, atau urolitiasis, dan biasanya setelah 20 tahun keadaan Stadium ini ditandai dengan adanya tofi dan terdapat di
hiperurisemia asimptomatik. Terdapat 10-40% subyek dengan poliartikuler, dengan predileksi cuping telinga, MTP-1, ole-
gout mengalami sekali atau lebih serangan kolik renal, sebelum kranon, tendon Achilles dan jari tangan. Tofi sendiri tidak
adanya serangan arthritis.1,2 menimbulkan nyeri, tapi mudah terjadi inflamasi di seki-
2. Arthritis gout, meliputi 3 stadium: tarnya, dan menyebabkan destruksi yang progresif pada
2.1. Artritis gout akut sendi serta menimbulkan deformitas. Selain itu tofi juga se-
Serangan pertama biasanya terjadi antara umur 40-60 tahun ring pecah dan sulit sembuh, serta terjadi infeksi sekunder.
pada laki-laki, dan setelah 60 tahun pada perempuan. Onset Kecepatan pembentukan deposit tofus tergantung beratnya
sebelum 25 tahun merupakan bentuk tidak lazim arthritis dan lamanya hiperurisemia, dan akan diperberat dengan
gout, yang mungkin merupakan manifestasi adanya gang- gangguan fungsi ginjal dan penggunaan diuretik.1,2 Pada
guan enzimatik spesifik, penyakit ginjal atau penggunaan beberapa studi didapatkan data bahwa durasi dari serang-
siklosporin. Pada 85-90% kasus, serangan berupa arthritis an akut pertama kali sampai masuk stadium gout kronik
monoartikuler dengan predileksi MTP-1 yang biasa disebut berkisar 3-42 tahun, dengan rata-rata 11,6 tahun.1,2 Pada sta-
podagra.2 Gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang sen- dium ini sering disertai batu saluran kemih sampai penyakit
di yang sangat akut dan timbul sangat cepat dalam waktu ginjal menahun/gagal ginjal kronik.5 Timbunan tofi bisa
singkat. Pasien tidur tanpa ada gejala apapun, kemudian ditemukan juga pada miokardium, katub jantung, system
bangun tidur terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berja- konduksi,beberapa struktur di organ mata terutama sklera,
lan. Keluhan monoartikuler berupa nyeri, bengkak, merah dan laring.1,2
dan hangat, disertai keluhan sistemik berupa demam, meng- Pada analisa cairan sendi atau isi tofi akan didapatkan Kristal
gigil dan merasa lelah, disertai lekositosis dan peningkatan MSU, sebagai kriteria diagnostik pasti. Gambaran radiologis
laju endap darah. Sedangkan gambaran radiologis hanya di- didapatkan erosi pada tulang dan sendi dengan batas sklero-
dapatkan pembengkakan pada jaringan lunak periartikuler. tik dan overhanging edge.1,2
Keluhan cepat membaik setelah beberapa jam bahkan tanpa
terapi sekalipun.1,2,5
Pada perjalanan penyakit selanjutnya, terutama jika tanpa
terapi yang adekuat, serangan dapat mengenai sendi-sendi
yang lain seperti pergelangan tangan/kaki, jari tangan/kaki,
lutut dan siku, atau bahkan beberapa sendi sekaligus. Serang-
an menjadi lebih lama durasinya, dengan interval serangan
MEDICINUS
terhadap respon klinik, tapi sebaiknya digunakan yang jenis deng-
an onset kerja cepat, dan dengan pertimbangan efek samping-
nya.1,8
Pemakaian kortikosteroid intrartikuler cukup bermanfaat pada
arthritis monoartikuler atau yang melibatkan bursa. Sedangkan
49
kortikosteroid
sistemik da-
Sebagian besar kasus gout pat digunakan
terutama pada
Gambar 2. Kristal MSU pada cairan sendi, dengan mikroskop terpolarisasi dan hiperurisemia (termasuk gangguan
(Sumber: www.answer.com/topic/gout. cited at May 5th 2009) fungsi ginjal,
hiperurisemia asimptomatik) atau intoleran
3. Penyakit ginjal dengan kolki-
Sekitar 20-40% penderita gout minimal mengalamai albuminuri mempunyai latar belakang sin dan OAINS.
sebagai akibat gangguan fungsi ginjal. Terdapat tiga bentuk ke- Dosis steroid
lainan ginjal yang diakibatkan hiperurisemia dan gout:1 penyebab primer, sehingga yang diperlu-
1. Nefropati urat, yaitu deposisi kristal urat di interstitial medulla kan sesuai de-
dan pyramid ginjal, merupakan proses yang kronik, ditandai memerlukan pengendalian ngan prednisone
dengan adanya reaksi sel giant di sekitarnya. 20-60 mg per-
2. Nefropati asam urat, yaitu presipitasi asam urat dalam jumlah kadar asam urat jangka hari.1,8 Adreno-
yang besar pada duktur kolektivus dan ureter, sehingga me- corticotropic
nimbulkan keadaan gagal ginjal akut. Disebut juga sindrom panjang. Perlu compliance (ACTH) injeksi
lisis tumor, dan sering didapatkan pada pasien leukemia dan intramuskuler
limfoma pasca kemoterapi. yang baik dari pasien untuk dapat menga-
3. Nefrolitiasis, yaitu batu ginjal yang didapatkan pada 10-25% tasi serangan
dengan gout primer. mencapai tujuan terapi di akut pada pem-
berian pertama
Penatalaksanaan atas, dan hal itu hanya kali, meskipun
Tujuan terapi gout adalah: kadang-kadang
1. Menghentikan serangan akut secepat mungkin didapat dengan edukasi diperlukan pe-
2. Mencegah serangan akut berulang ngulangan 24-48
3. Mencegah komplikasi akibat timbunan Kristal urat di sendi, gin- yang baik. Pengendalian diet jam kemudian.1
jal atau tempat lain 3. Kontrol hi-
Modalitas yang tersedia untuk terapi gout dan hiperurisemia: rendah purin juga menjadi perurisemia:
1. Edukasi xanthine oxi-
Sebagian besar kasus gout dan hiperurisemia (termasuk hipe- bagian tata laksana yang dase inhibitors,
urikosurik
rurisemia asimptomatik) mempunyai latar belakang penyebab
primer, sehingga memerlukan pengendalian kadar asam urat
penting. 1,5
agent
1. Wortmann RL. Gout and hyperuricemia. In: Firestein GS, Budd RC, Harris
kasi akibat keadaan ini. ED, Rudy S, Sergen JS, editors. Kelley’s Textbook of Rheumatology. 8thed.
Philadelphia:Saunders; 2009.p.1481-506
2. Edward NL. Gout: Clinical features. In: Klippel JH, Stone JH, Crofford LJ, White
PH, Editors. 3thed. New York:Springer; 2008.p.241-9
Kontrol hiperurisemia dilakukan dengan diet rendah purin, serta 3. Putra TR. Hiperurisemia. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata
50 menghindari obat-obatan yang meningkatkan kadar asam urat M, Setiati S, Editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4. Jakarta:Pusat
serum terutama diuretik.1,8 Selanjutkan diperlukan urate lowering Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006.hal.1213-17
4. Poor G, Mituszova M. History, Classification and epidemology of crystal-
agent seperti golongan xanthine oxidase inhibitor, maupun uricosuric related artropathies. In: Hochberg MC, Silman AJ, Smolen JS, Weinblatt ME,
agent, dengan catatan tidak boleh dimulai pada saat serangan akut. Weisman MH, Editors. Rheumatology. 3rded. Edinburg: Elsevier; 2003.p.1893-
Pada hiperurisemia asimptomatik terapi farmakologik dimulai 1901
jika kadar asam urat serum >9 mg/dL. Sedangkan pada penderi- 5. Tehupeiroy ES. Artrtritis pirai (artritis gout). Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
ta gout telah diketahui bahwa pemberian urate lowering agent juga ke-4. Jakarta:Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006.hal.1218-20
menjadi faktor pencetus serangan akut, sehingga diberikan juga 6. Choi HK. Gout : Epidemology, pathology and pathogenesis. In: Klippel
kolkisin dosis prevensi 0,6 mg 1-3 kali perhari, atau OAINS dosis JH, Stone JH, Crofford LJ, White PH, Editors. 13thed. New York:Springer;
2008.p.250-7
rendah, dan dimulai setelah tidak adanya tanda-tanda inflamasi
7. Gibson T. Clinical features of gout. In: Hochberg MC, Silman AJ, Smolen JS,
akut.1,8,9 Rilonacept, suatu inhibitor IL-1 sedang dikembangkan se- Weinblatt ME, Weisman MH, Editors. Rheumatology. 3rded. Edinburg: Else-
bagai obat pencegah serangan akut pada awal terapi penurun vier; 2003.p.1919-28
asam urat.10 Target terapi adalah menurunkan kadar asam urat 8. Terkeltaub RA. Gout: treatment. In: Klippel JH, Stone JH, Crofford LJ, White
PH, Editors. 13thed. New York:Springer;2008.p.258-262
serum sampai di bawah 6,8 mg/dL (lebih baik sampai 5-6 mg/ 9. Emmerson BT. The Management of gout. In: Hochberg MC, Silman AJ, Smo-
dL).1,8,9 len JS, Weinblatt ME, Weisman MH, Editors. Rheumatology. 3rded. Edinburg:
Jenis urate lowering agent yang pertama yaitu golongan xanthine Elsevier; 2003.p.1925-36
oxidase inhibitor dengan cara kerja penghambatan oksidasi hipo- 10. Terkeltaub R, Schumacher H, Sundy J, Murphy F, Bookbinder S, Biedermann
S, et al. Placebo-controlled pilot study of rilonacept (IL-1 Trap), A long acting
xantin menjadi xantin, dan xantin menjadi asam urat. Obat yang IL-1 inhibitor, in refractory chronic active gouty arthritis. Annual Scientific
termasuk golongan ini adalah allopurinol. Diberikan mulai do- Meeting 2007; American College of Rheumatology
sis 100 mg/hari dan dinaikkan tiap minggu sampai tercapai tar- 11. Becker MA, Schumache HR, Wortmann RL, MacDonald PA, Eustace D, Palo
get (rata-rata diperlukan minimal 300 mg/hari). Pada gangguan WA, et al. Febuxostat compared with Allopurinol in Patients with Hyperuri-
cemia and Gout. NEJM 2005; 353(23):2450-61
fungsi ginjal dosis harus disesuaikan.1 Jenis obat yang lain seperti 12. Chohan S, Becker MA. Update on emerging urate-lowering therapies. Current
febuxostat, non-purine xanthine oxidase inhibitor yang juga cukup Opinion in Rheumatology 2009; 21(2):143-9
poten, maupun pegylated recombinant uricase, masih dikembang-
MEDICINUS
7
Citicoline ORAL
Citicoline citicoline menunjukkan bahwa pada orang dewasa yang sehat, citicoline
diserap secara cepat dan tidak lebih dari 1% yang dapat ditemukan
dalam feces. Kadar citicoline dalam darah akan meningkat dengan ka-
rakteristik bifasik, yakni 1 jam setelah ingesti secara oral dan 24 jam
setelah dosis tersebut diberikan.2
MEDICINUS
banyak dipelajari dalam percobaan dengan hewan. Otak menggunakan
citicholine lebih banyak untuk sintesa asetilkolin daripada untuk pem-
bentukan phosphatidylcholine. Bahkan dalam keadaan tingkat choline
yang rendah di otak, phospatidylcholine dapat dihidrolisa untuk menda-
patkan tambahan choline. Tambahan choline eksogen dapat melindungi 53
struktur dan integritas membran sel.1
Pengantar
Citicoline adalah suatu molekul organik kompleks yang merupakan Perbaikan membran sel neuron
molekul pengantara dalam biosintesis phosphatidylcholine, suatu kompo- Citicoline telah banyak diteliti sebagai terapi untuk pasien stroke. Ter-
nen utama membran sel saraf. Percobaan pemberian citicoline eksogen dapat 3 teori yang dipostulatkan mengenai bagaimana citicoline dapat
pada hewan dan pada percobaan klinis pada manusia menunjukkan membantu penderita stroke.
bahwa citicoline dapat memberikan efek kolinergik dan neuroprotektif. 1. Perbaikan membran sel saraf melalui peningkatan sintesis phos-
Sebagai suatu suplemen makanan, citicoline menunjukkan kegunaan phatidylcholine.
untuk meningkatkan integritas struktural dan fungsional membran sel 2. Perbaikan neuron kolinergik yang rusak melalui potensiasi dari
saraf dan membantu perbaikan membran sel. Beberapa percobaan klinis produksi asetilkolin.
pada hewan dan manusia mengindikasikan bahwa potensi ini dapat 3. Pengurangan dari penumpukan asam lemak bebas pada fokus-
membantu pemulihan difisiensi kognitif, rehabilitasi stroke, pemulihan fokus kerusakan akibat stroke.1
dari lesi pada otak dan sumsum tulang belakang, penyakit neurologis,
dan beberapa kondisi mata.1 Selain phosphatidylcholine, citicoline juga merupakan molekul
penengah pada sintesis sphingomyelin, suatu molekul struktural mem-
Biokimia bran sel saraf lainnya. Pada suatu studi, citicoline menunjukkan ke-
Citicoline tergolong dalam kelompok vitamin B. Molekul ini dapat mampuan untuk memulihkan kerusakan spinghomyelin setelah suatu
menjalani 3 jalur yang berbeda dalam metabolismenya dalam tubuh. keadaan ischemia.1
1. Sintesa membran sel fosfolipid melalui pembentukan phosphatidyl-
choline. Pengaruh pada Neurotransmitter
2. Sintesis asetilkolin. Pada manusia, citicoline diduga dapat meningkatkan kadar neurotrans-
3. Oksidasi menjadi "betaine", yang berfungsi sebagai donor metil.1 mitter norepinefrin. Pada suatu studi, metabolit dari norepinefrin me-
ningkat setelah seorang subjek menerima citicoline.1 Pada tikus, citicoline
Pada proses sintesa membran sel fosfolipid, pembentukan citicoline meningkatkan norepinefrin pada cortex cerebri dan hipocampus, dopamin
dari choline adalah "rate limiting step". Artinya seluruh sintesa mem- pada corpus striatum, serotonin meningkat pada cortex cerebri, striatum dan
bran sel akan segera terhambat apabila proses ini lambat atau terhenti. hipothalamus, dan diduga juga meningkatkan pelepasan acetylcholine.4
Citicoline yang diabsorbsi dalam pencernaan akan diserap dalam ben-
tuk choline dan cystidine. Choline yang diserap akan menjadi cadangan Penggunaan Klinis
choline tubuh untuk mempertahankan membran sel dan juga mence- Rehabilitasi Pasca Stroke
gah disintegrasinya.1 Pada keadaan stroke dan dalam pemulihannya, seringkali sintesis
membran sel terganggu, termasuk pembentukan phosphatidylcholine.
Farmakokinetik Citicoline agaknya membantu dengan meningkatkan pembentukan
Bioavaibilitas citicoline oral lebih dari 90%.1 Studi pada farmakokinetik phosphatidylcholine dengan menyediakan choline.3
24 jam pasca stroke dapat meningkatkan pemulihan setelah 3 bulan.5 mg pada minggu pertama, 1.000 mg pada minggu kedua, 1.500 mg
Studi lainnya juga mendapatkan hasil bahwa terapi dengan citico- pada minggu ketiga dan 2.000 mg pada minggu ke 6 hingga 12.1
line dapat membantu kemungkinan penyembuhan dan pemulihan pa-
sien pasca stroke hingga hampir 2 kali lipat dalam waktu 12 minggu.1 Kondisi Lainnya
Suatu studi klinis menunjukkan bahwa citicoline dapat mengurangi ge-
54
Stroke Hemoragis jala bradykinesia dan kekakuan pada pasien penderita Parkinson’s disease
Keamanan dan efektivitas citicoline diperiksa pada suatu uji klinis yang diberikan citicoline setiap harinya.1 Citicoline juga dapat mening-
terhadap stroke hemoragis. Pasien yang diberikan citicoline tidak me- katkan fungsi retina dan fungsi penglihatan pada pasien dengan glau-
nunjukkan adanya efek samping yang berarti dibandingkan dengan coma.1 Percobaan pada hewan menunjukkan efek perlindungan citico-
placebo. Pada studi ini, citicoline dapat membantu pasien memperoleh line terhadap neuropati berupa hipersensitivitas dan hiposensitivitas
kemandiriannya pasca stroke.1 yang disebabkan diabetes.6
Jan S Purba
Departemen Neurologi, RSUPNCM/FKUI
Jkarta
Abstract. Strokes lead to death or permanent disabilities for millions of people every year when an interruption of the flow of blood
to brain cells deprives them of vital oxygen and nutrients. Deprivation of oxygen and nutrients results in a series of biochemical
events, leading eventually to cell death and often devastating functional neurological disturbances. Damaging and dying brain cells
are very actively using an internal communications network. Most drugs work by interfering with molecules that play important roles
within these networks. Citicoline is an essential intermediate in the biosynthesis of phosphatidylcholine, an important component of
the neural cell membrane as a part of internal communication network. Produced endogenously, citicoline serves as a choline donor
MEDICINUS
in the metabolic pathways for biosynthesis of acetylcholine and neuronal membrane phospholipids, chiefly phosphatidylcholine. The
principal components of citicoline, choline and cytidine, are readily absorbed in the GI tract and easily cross the blood-brain barrier.
Exogenous citicoline, has been researched in animal experiments and human clinical trials that provide evidence of its cholinergic and
neuroprotective actions.
55
11
57
Abstrak. Stroke yang diakibatkan oleh interupsi aliran darah ke otak menyebabkan angka kematian dan kecacatan dari jutaan manu-
sia. Interupsi aliran darah ini kecuali mengakibatkan kekurangan oksigen dan nutrisi akan mengakibatkan berjenis reaksi biokimiawi
sebagai penyebab kematian sel. Kematian sel ini mengakibatkan tanda-tanda klinis berupa gangguan neurologik.
Citicoline yang merupakan bahan dasar yang essensial dibutuhkan untuk biosintesis fosfatidilkholine, komponen dari struktur mem-
bran neuron untuk dapat berfungsi dalam komunikasi internal dari sistem susunan saraf pusat. Citicoline berperan terhadap pem-
bentukan kholin berguna sebagai biosintesis asetilkholin dan fosfolipid membran neuron dalam hal ini fosfotidilkholine. Citicoline
di absorsi di saluran pencernaan dan bisa melewati sawar darah otak. Pemberian citicoline pada penelitian hewan maupun manusia
terbukti berperan sebagai kholinergi dan neuroprotektor yang efektif.
Pendahuluan dibedakan atas dua bagian yakni core daerah yang infark, serta dae-
Stroke merupakan tanda klinis yang disebabkan oleh terhambatnya rah disekitar core yang disebut sebagai penumbra.3 Kematian sel pada
atau terputusnya aliran darah ke otak sehingga kebutuhan nutrisi core dan penumbra mempunyai karakteristik yang berbeda yang bisa
serta oksigen terganggu atau terputus. Stroke bisa diakibatkan oleh akibat nekrosis atau apoptosis.1 Secara fisiologik akibat perfusi yang
penyumbatan pembuluh darah di otak yang disebut sebagai stroke defisit di daerah core menyebabkan gagalnya proses metabolisme
iskemik atau bisa akibat pecahnya pembuluh darah di otak yang dike- serta keseimbangan ion yang berawal dari gangguan suplai energi sel
nal sebagai stroke hemorhagik. Akibat terputusnya suplai ini maka otak. Kesemuanya ini mengakibatkan kehilangan integritas sel dalam
sel saraf akan menjadi mati apakah dalam bentuk nekrosis ataupun beberapa menit setelah onset stroke. Pada penumbra beberapa residu
juga apoptosis.1 Kematian sel ini mengakibatkan tanda-tanda klinis perfusi masih berfungsi melalui sirkulasi kolateral akan tetapi juga
berupa gangguan neurologik. tidak memungkinkan mempertahankan metabolisme secara penuh.
Menurut statistik stroke menyebabkan angka kematian diurutan Hal ini mengakibatkan bertambahnya volume infark dalam kurun
nomor tiga di dunia setelah penyakit jantung dan kanker. Dari per- waktu yang lama.3
hitungan statistik angka kecacatan yang permanen mencapai 70%
mengalami kecacatan yang ringan dan sisanya sekitar 30% hidup Peran Eksitatorik pada Patologi Kematian Neuron
penderita tergantung dari bantuan pihak kedua.2 Walaupun berat Gangguan potensial elektris berupa depolarisasi dari neuron dan glia
otak hanya sekitar 2% dari berat keseluruhan tubuh akan tetapi otak sebagai akibat dari defisit enegi secara local, menyebabkan terjadinya
membutuhkan bahan energi sekitar 20% dari kebutuhan tubuh ke- aktivasi dari voltage-gated kanal Ca++ di neuron serta diiringi oleh
seluruhan. sekresi asam amino eksitatorik ke ekstra seluler dalam hal ini ke si-
Secara neuro anatomik daerah otak yang diakibatkan iskemik napsis. Akibatnya reseptor glutamat N-metil-D-aspartat (NMDA) dan
akan bereaksi dengan komponen seluler cobaan mengurangi edema serta memini-
seperti karbohidrat, asam amino, DNA, malkan pemecahan fosfolipid yang berarti
fosfolipid mengakibatkan percepatan ke- fosfolipid di sel membrane. 25
menekan pemecahan asam lemak bebas
matian sel-sel tersebut.10 Selanjutnya aki- terutama asam arakhidonik.21,22 Dengan
56 bat hipoksia dan keseimbangan ion Ca++ Citicoline berfungsi untuk mencegah pelepasan asam arakhidonik
yang terganggu serta keberadaan radikal berarti juga mencegah proses inflamasi.
bebas akan merusak fungsi mitokhon- menekan pelepasan asam Citicoline merupakan bahan dasar dari bi-
dria di neuron. Insufisiensi adenosine three
phosphate (ATP) sebagai sumber energi
arakhidonik dan mencegah osintese turunan fosfotidilkholine dari fosfo-
lipid di sel membran.25 Citicoline berfungsi
juga akan mengakibatkan pembengkakan
mitokhondria yang selanjutnya akan
kerusakan fosfolipid setelah untuk menekan pelepasan asam arakhi-
donik dan mencegah kerusakan fosfolipid
menyebabkan terbentuknya radikal bebas
sebagai pemicu terjadinya apoptosis.8,11,12
terjadi iskhemik. Citi- 5,22a setelah terjadi iskhemik.5,22a Citicholine bisa
meningkatkan sintese fosfatidilkholin26
MEDICINUS
Lett. 2000; 293: 1–4. 1996; 271: 14668–14671.
6. Katsuki H, Okuda S. Arachidonic acid as a neurotoxic and neurotrophic sub- 27. Arrigoni E, Averet N, Cohadon F. Effects of CDP-choline on phospholipase A2
stance. Prog Neurobiol. 1995; 46: 607–636. and cholinephosphotransferase activities following a cryogenic brain injury
7. Urabe T, Yamasaki Y, Hattori N, Yoshikawa M, Uchida K, Mizuno Y. Accumu- in the rabbit. Biochem Pharmacol 1987; 36: 3697–3700.
lation of 4-hydroxynonenal-modified proteins in hippocampal CA1 pyrami- 28. Hofmann K, Dixit VM. Ceramide in apoptosis: does it really matter? Trends
dal neurons precedes delayed neuronal damage in the gerbil brain. Neuro- Biochem Sci 1998; 23: 374–377.
science. 2000; 100: 241–250. 29. Shivakumar BR, Kolluri SV, Ravindranath V. Glutathione and protein thiol
57
8. Dirnagl U, Iadecola C, Moskowitz MA. Pathobiology of ischaemic stroke: an homeostasis in brain during reperfusion after cerebral ischemia. J Pharmacol
integrated view. Trends Neurosci 1999;22:391-397. Exp Ther 1995; 274: 1167–1173.
9. Lo EH, Dalkara T, Moskowitz MA. Mechanisms, challenges and opportunities 30. Adibhatla RM, Hatcher JF. Citicoline Mechanisms and Clinical Efficacy in Cer-
in stroke. Nat Rev Neurosci. 2003;4:399-414. ebral Ischemia. J Neurosci Res 2002; 70:133–139.
10. Adibhatla RM, Hatcher JF, Larsen EC, Chen X, Sun D, Tsao FH. CDP-choline 31. Adibhatla RM, Hatcher JF, Dempsey RJ. Effects of citicoline on phospholipids
significantly restores phosphatidylcholine levels by differentially affect- and glutathione levels in transient cerebral ischemia. Stroke 2001; 32: 2376-
ing phospholipase A2 and CTP: phosphocholine cytidylyltransferase after 2381.
stroke. J Biol Chem. 2006;281:6718-6725 32. Adibhatla RM, Hatcher JF, Dempsey RJ. Citicolone : neuroprotective mecha-
11. Sims NR and Anderson MF. Mitochondrial contributions to tissue damage in nisms in cerebral ischemia. J Neurochem 2002; 80: 12-23.
stroke. Neurochem Int 2002; 40: 511-526 33. Davalos A, Castillo J, Alvarez-Sabin J et al. Oral citicoline in acute ischemic
12. Kamiya T, Jacewicz M, Nowak TS, Jr, and Pulsinelli WA. Cerebral Blood Flow stroke. An individual patient data pooling analysis of clinical trials. Stroke
Thresholds for mRNA Synthesis After Focal Ischemia and the Effect of MK- 2002; 33: 2850-2857.
801. Stroke 2005; 36: 2463 - 2467 34. Conant R and Schauss AG. Therapeutic applications of citicoline for stroke
13. Becker KJ. Targeting the central nervous system inflammatory response in and cognitive dysfunction in the elderly: A Review of the Literature. Alterna-
ischemic stroke. Curr Opin Neurol. 2001;14:349-353 tive Med Rev 2004; 9: 17-31
14. Emsley HC, Tyrrell PJ. Inflammation and infection in clinical stroke. J Cer-
M. Fadjar Perkasa
Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran UNHAS /
RS. dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar
Abstrak. Dilaporkan satu kasus benda asing supraglotis (rotan) yang berhasil di ekstraksi dengan cunam/forceps lurus deng-
an neuroleptic anesthesia. Penderita mengeluh suara parau (disfonia), namun tidak sesak sejak tertelan rotan yang secara
tidak sengaja masuk melalui rongga hidung kemudian tertelan.
Pada pemeriksaan laringoskopi indirek tampak benda asing yaitu rotan tertancap pada commissura anterior yang arahnya
sejajar dengan plica vocalis kanan.
Evaluasi nasoendoskopi memperlihatkan bahwa plica vocalis dapat bergerak baik dan menutup rapat dengan keluhan disfoni
berkurang tanpa komplikasi. Penderita dipulangkan disfonia berkurang tanpa komplikasi. Penderita dipulangkan pada hari
kedua pascaoperasi dalam keadaan baik.
Kata kunci : benda asing rotan, neuroleptic anesthesia, nasoendoskopi
MEDICINUS
Pendahuluan traksi gigi, belum tumbuhnya gigi molar pada anak usia kurang
Benda asing jalan napas merupakan masalah klinis yang memiliki dari 4 tahun
58
tantangan tersendiri, meskipun belakangan ini telah terjadi kemajuan • Faktor kejiwaan, antara lain; emosi, gangguan psikis
besar dalam teknik anestesi dan instrumentasi, ekstraksi benda asing • Ukuran, bentuk dan sifat benda asing
jalan napas bukanlah merupakan suatu prosedur yang mudah dan • Faktor kecerobohan, antara lain; meletakkan benda asing di mu-
tetap memerlukan keterampilan serta pengalaman dari dokter yang lut, persiapan makanan yang kurang baik, makan atau minum
melakukannya.1 tergesa-gesa, makan sambil bermain, memberikan kacang atau
Benda asing dalam suatu organ dapat terbagi atas benda asing ek- permen pada anak yang gigi molarnya belum tumbuh.
sogen (dari luar tubuh) dan benda asing endogen (dari dalam tubuh)
yang dalam keadaan normal benda tersebut tidak ada.2 Patogenesis3
Secara statistik, persentase aspirasi benda asing berdasarkan Setelah benda asing teraspirasi, maka benda asing tersebut dapat ter-
letaknya masing-masing adalah; hipofaring 5%, laring/trakea 12%, sangkut pada 3 tempat anatomis yaitu, laring, trakea atau bronkus.
dan bronkus sebanyak 83%. Kebanyakan kasus aspirasi benda asing • Dari semua aspirasi benda asing, 80–90% diantaranya terpe-
terjadi pada anak usia <15 tahun; sekitar 75% aspirasi benda asing ter- rangkap di bronkus dan cabang-cabangnya.
jadi pada anak usia 1–3 tahun. Rasio laki-laki banding wanita adalah • Pada orang dewasa, benda asing bronkus cenderung tersangkut
1,4 : 1.3-5 di bronkus utama kanan, karena sudut konvergensinya yang
Pada benda asing laring, dapat dipergunakan kateter insuflasi lebih kecil dibandingkan bronkus utama kiri.
yang dipasang melalui hidung dengan bagian ujung di dalam hipofa- • Benda asing yang lebih besar lebih banyak tersangkut di laring
ring untuk mempertahankan keadaan anestesia dan oksigenasi. Ujung atau trakea.
laringoskop kemudian ditempatkan pada vallecula untuk melihat se-
luruh struktur laring dan untuk melihat benda asing di dalam laring, Gejala Klinis1-4,6
sehingga dapat dikeluarkan dengan menggunakan forceps yang sesuai. Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung
Setelah tindakan ekstraksi benda asing, laring dievaluasi kembali un- pada lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat,
tuk mencari kemungkinan adanya benda asing lainnya.3 bentuk dan ukuran benda asing. Benda asing yang masuk melalui
hidung dapat tersangkut di hidung, nasofaring, laring, trakea dan
Faktor-Faktor Predisposisi2 bronkus. Benda yang masuk melalui mulut dapat tersangkut di oro-
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke faring, hipofaring, tonsil, dasar lidah, sinus piriformis, esofagus atau
dalam saluran napas, antara lain: dapat juga tersedak masuk ke dalam laring, trakea dan bronkus. Ge-
• Faktor individual; umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, jala yang timbul bervariasi, dari tanpa gejala hingga kematian sebe-
tempat tinggal. lum diberikan pertolongan akibat sumbatan total.
• Kegagalan mekanisme proteksi yang normal, antara lain; kea- Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing saluran napas
daan tidur, kesadaran menurun, alkoholisme dan epilepsi. akan mengalami 3 stadium. Stadium pertama merupakan gejala per-
• Faktor fisik; kelainan dan penyakit neurologik. mulaan yaitu batuk-batuk hebat secara tiba-tiba (violent paroxysms of
• Proses menelan yang belum sempurna pada anak. coughing), rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gag-
• Faktor dental, medical dan surgical, misalnya tindakan bedah, eks- ging) dan obstruksi jalan napas yang terjadi dengan segera. Pada sta-
MEDICINUS
Benda asing yang bersifat radioopak dapat dibuat rongent foto segera anterior yang arahnya sejajar plica vocalis dengan tepi bebas be-
setelah kejadian, benda asing radiolusen dibuatkan rongent foto setelah rada di rima glottis.
24 jam kejadian, karena sebelum 24 jam kejadian belum menunjukkan • Plica ventricularis: udem (+), hiperemis (+)
gambaran radiologis yang berarti. Biasanya setelah 24 jam baru tam-
pak tanda-tanda atelektasis atau emfisema. Fiber endoskopi
59
Video fluoroskopi merupakan cara terbaik untuk melihat saluran • Epiglottis : edema (-), hiperemis (-).
napas secara keseluruhan, dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi • Plica ariepiglotica : edema (-), hiperemis (-).
dan inspirasi dan adanya obstruksi parsial. • Arytenoid : edema (-) hiperemis (-).
Pemeriksaan laboratorium darah diperlukan untuk mengetahui • Plica vocalis : tampak benda asing (rotan) tertancap pada
adanya gangguan keseimbangan asam basa, serta tanda-tanda infeksi komisura anterior sejajar dengan plica vocalis kanan, posisinya di
saluran napas. antara plica vocalis dan plica ventricularis dan tepi bebas berada di
glotis, rotan tersebut menghambat pergerakan plica vocalis seh-
Penatalaksanaan2,3,6 ingga tidak dapat menutup dengan rapat.
Untuk dapat menanggulangi kasus aspirasi benda asing dengan ce- • Plica ventricularis : edema (+), hiperemis (+)
pat dan tepat, perlu diketahui dengan baik lokasi tersangkutnya ben-
da asing tersebut. Secara prinsip benda asing di saluran napas dapat
ditangani dengan pengangkatan segera secara endoskopik dengan
trauma minimum. Umumnya penderita dengan aspirasi benda asing
datang ke rumah sakit setelah melalui fase akut, sehingga pengangka-
tan secara endoskopik harus dipersiapkan seoptimal mungkin, baik
dari segi alat maupun personal yang telah terlatih. Penderita dengan
benda asing di laring harus mendapat pertolongan segera, karena as-
fiksia dapat terjadi dalam waktu hanya beberapa menit.
Cara lain untuk mengeluarkan benda asing yang menyumbat
laring secara total ialah dengan cara perasat dari Heimlich (Heimlich
maneuver), dapat dilakukan pada anak maupun dewasa. Menurut te-
ori Heimlich, benda asing yang masuk ke dalam laring ialah pada saat
inspirasi. Dengan demikian paru penuh dengan udara, diibaratkan
sebagai botol plastik yang tertutup, dengan menekan botol itu, maka
sumbatnya akan terlempar keluar. Benda Asing Supraglottik (rotan)
Komplikasi perasat Heimlich adalah kemungkinan terjadinya
ruptur lambung atau hati dan fraktur kosta. Oleh karena itu pada Gambar: Skematis posisi benda asing dengan pemeriksaan laring-oskopi indi-
anak sebaiknya cara menolongnya tidak dengan menggunakan kepa- rek (kanan) dan penampang sagital laring (kiri).
lan tangan tetapi cukup dengan dua buah jari kiri dan kanan.
Pada sumbatan benda asing tidak total di laring perasat Heim- Pemeriksaan Penunjang
lich tidak dapat digunakan. Dalam hal ini penderita dapat dibawa Laboratorium: dalam batas normal, kecuali leukosit 21.000/mm3.
ke rumah sakit terdekat yang memiliki fasilitas endoskopik berupa Pemeriksaan radiologis: foto polos posisi PA dan lateral.
laringoskop dan bronkoskop. Kesimpulan: tidak tampak bayangan benda asing.
case report
Anik Widijanti*, Sri Sulistyandari**, Hani Susianti*, Siti Fatonah**
* Staff Medik Laboratorium Patologi Klinik RS Saiful Anwar/FK Unibraw Malang
** PPDS Laboratorium Patologi Klinik RS Saiful Anwar/FK Unibraw Malang
Abstract. A 49 year-old woman suffered hematemesis, abdominal discomfort, nausea, bloating, ascites permagna, and weight
loss. Also found retracted papilla mamma, left axilla limphadenopathy diagnosed as chronic fibrosis by anatomic pathologist,
and abdominal cutaneus mastocytosis. Radiology examinations show osteolytic bone lesions in 11th and 12th costae, both
clavicles, corpus vertebrae and pelvic. Laboratory examination presented increased erythrocyte sedimentation rate, blood
urea nitrogen, increased alfa-1, alfa-2 and gamma globulin, decreased in blood albumin. Endoscopic examinations presented
fluid accumulation in gastrointestinal tract, failed to gastrointestinal tract biopsy.
Laboratory examination, radiologic examination, abdomen ultrasonograph, and anatomy pathologic examination was ex-
cluded bone malignancy and/or metastatic, also multiple myeloma. These data highly indicated the diagnosis of systemic
mastocytosis.
Abstrak. Seorang wanita 49 tahun mengalami muntah darah, rasa tidak enak diperut, mual, perut sebah dan membesar, asites
permagna dan penurunan berat badan. Retraksi mamma kiri sekitar puting susu dan pembesaran kelenjar limfe ketiak kiri
yang pada pemeriksaan patologi anatomi didiagnosis sebagai fibrosis menahun, mastocytosis kulit di abdomen (cutaneus
MEDICINUS
MEDICINUS
mastocytosis). Pemeriksaan radiologi menunjukkan lesi osteolisis tulang pada kosta 11 dan 12, klavikula, korpus vertebra,
dan pelvis. Kelainan laboratorium adalah peningkatan laju endap darah, globulin dan ureum darah, penurunan ringan albumin
darah. Pada endoskopi gastrointestinal penuh cairan sehingga tidak dapat dibiopsi.
Gambaran radiologi, patologi anatomi, laboratorium dan sumsum tulang menunjukkan tidak ada keganasan atau metastase
tulang maupun mieloma multipel. Dari data-data tersebut mengindikasikan bahwa pasien menderita systemic mastocytosis. 61
17
Pendahuluan asimptomatik. Organ yang paling sering terkena SM adalah kulit, sum-
Mastocytosis adalah suatu penyakit heterogenus yang ditandai dengan sum tulang, kelenjar limfe, lien, hati, dan gastrointestinal. Prognosis
pertumbuhan abnormal dan akumulasi sel mast pada satu atau banyak mastocytosis tergantung pada luasnya penyakit dan hubungannya den-
organ tubuh, seperti kulit, sumsum tulang, organ internal misalnya gan kelainan hematologi.1
hati, gastrointestinal, limfa dan kelenjar limfe.1-8 Mastocytosis merupa- Klasifikasi mastocytosis menurut WHO yaitu: 1. cutaneus mastocyto-
kan kasus yang jarang terjadi, sekitar 80% adalah cutaneus mastocytosis, sis, 2. indolent systemic mastocytosis (ISM), 3. systemic mastocytosis with an
biasanya pada anak di mana 80% terjadi pada usia kurang dari 6 bulan. associated clonal hematologic nonmast cell lineage disease (SM-AHNMD), 4.
Pada orang dewasa biasanya terjadi pada usia dekade 3 atau 4, sedang- aggresive systemic mastocytosis (ASM), 5. mast cell leukemia (MCL), 6. mast
kan systemic mastocytosis (SM) umumnya melibatkan banyak organ dan cell sarcoma (MCS), 7. extracutaneous mastocytoma.1,3,4,9
terjadi pada usia dekade tiga. Ekstra cutaneus mastocytoma tanpa SM Diagnosis SM ditegakkan berdasarkan kriteria WHO, yaitu adanya
dan tanpa lesi kulit, tumor sel mast unifokal dengan pertumbuhan non- 1 kriteria mayor dan 1 kriteria minor atau 3 kriteria minor.1,4,9 Kriteria
destruktif dan low grade cytology, merupakan kasus yang sangat jarang mayor adalah ditemukannya akumulasi sel mast multipel pada sum-
dan ini banyak terjadi pada paru.3,8 sum tulang atau jaringan lain selain kulit pada pemeriksaan biopsi.
Gambaran klinik mastocytosis sangat bervariasi, dibagi menjadi sis- Terdapat multifocal dense agregates (15 atau lebih sel mast) pada sections
temik atau lokal. Efek sistemik dari kelainan ini adalah pelepasan me- tulang atau jaringan extracutaneus. Yang dapat juga dikonfirmasi den-
diator sel mast ke dalam sirkulasi. Gejala klinik dari pelepasan media- gan pengukuran enzim tryptase dengan pemeriksaan imunohistokimia
tor antara lain adalah anafilaksis, flushing, pruritus, hipotensi, syncope, pada jaringan yang terkena. Sedangkan kriteria minor adalah sebagai
palpitasi, takikardia, dan urtikaria. Gejala gastrointestinal meliputi berikut:1,4,9
mual, muntah, cramp abdominal, kembung dengan/atau tanpa diare. 1. Pada biopsi sumsum tulang didapatkan sel mast lebih dari 25%
Penyakit tukak peptik yang disebabkan sekresi asam lambung akibat spindle shape (elongated) atau pada hapusan sumsum tulang lebih
hiperhistamin dapat terjadi pada 50% penyakit SM. Malabsorbsi lebih dari 25% sel mast atipikal.
jarang terjadi, kalaupun ada biasanya ringan. Kelainan lokal biasanya 2. Deteksi mutasi Kit dari kodon 816 pada gen receptor. Dapat ditemu-
karena pengumpulan sel mast pada organ spesifik dan menyebabkan kan pada darah tepi, sumsum tulang atau organ internal yang
disfungsi organ tersebut, jika berat dapat diikuti fibrosis dan kegagal- lain.
an sumsum tulang dengan segala akibatnya.1 Kekambuhan dipicu 3. Sel mast pada sumsum tulang, darah atau organ internal mengeks-
oleh berbagai rangsangan seperti panas, dingin, tekanan, alkohol dan presikan CD 117 dengan CD2 atau CD25.
obat-obatan seperti opiat, antiinflamasi nonsteroid dan estrogen. Pen- 4. Total tryptase serum >20 ng/ml (tidak bisa dipakai pada penderita
derita yang penyakitnya agresif sering mengalami limfadenopati yang SM yang berhubungan dengan penyakit clonal hematologic nonmast
tidak diketahui sebabnya, pembesaran lien atau hepar yang dapat juga cell lineage).
Kasus
Wanita 49 tahun berobat dengan keluhan perut tidak enak, membesar,
sebah, mual, muntah sejak 2 bulan, sudah berobat ke poliklinik rumah
sakit beberapa kali, diberi obat namun keluhan tetap ada. Dua minggu
sebelum masuk rumah sakit yang terakhir penderita mengeluh mun-
tah darah berwarna merah kehitaman satu kali dan perut membesar
serta sebah dan mual. Penderita juga mengeluh berat badannya menu-
run akhir-akhir ini. Pemeriksaan fisik pada penderita didapatkan ke-
sadaran kompos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi
84 kali/menit, frekuensi napas 38 kali/menit dan suhu tubuh 37,5°C.
Pada pemeriksaan mata, konjungtiva tidak anemis, tidak ikterus, tidak
sianosis. Pemeriksaan leher tidak ada kelainan, pada dada didapatkan
pembesaran kelenjar ketiak kiri dengan fibrosis, mamma kiri terdapat
retraksi pada puting susu. Pemeriksaan fisik (auskultasi dan palpasi
serta perkusi) paru dan jantung dalam batas normal.
Thorax Foto PA
Trachea ditengah, Cor tidak
membesar
Pulmo tidak ada infiltrat
MEDICINUS
MEDICINUS
63
Gambar 3,4: Aspirasi sumsum tulang, normoselular dan tidak ditemukan mastosit
Pembahasan
Pada awalnya diagnosis pada pasien ini sangat membingungkan kare-
na terdapat ketidaksesuaian antara gejala klinik, keluhan penderita
dengan hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, patologi
anatomi dan radiologi. Setelah dikonsultasikan ke bagian patologi
klinik maka dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan perhatian
khusus, hasilnya menunjukkan gambaran seperti di atas, jadi kemung-
kinan kesalahan pemeriksaan laboratorium dapat disingkirkan.
Penderita dengan klinis gambaran radiologi osteolitik tulang deng-
an laju endap darah meningkat, maka dicurigai mieloma multipel atau
keganasan mammae yang metastase ke tulang, lalu dilakukan elektro-
foresis protein dan juga diikuti aspirasi sumsum tulang. Elektroforesis
protein menunjukkan penurunan albumin, peningkatan alfa 1, alfa 2,
Hasil USG abdomen didapatkan hepar tidak membesar, sudut tajam, gamma globulin, sehingga menggambarkan suatu inflamasi mena-
permukaan rata, intensitas echo tidak meningkat, homogen, tidak tampak hun. Tidak menunjukkan adanya gammopati monoklonal, selain itu
nodul, kista, kalsifikasi, sistem porta, vaskular tidak melebar. Gall Bladder pemeriksaan aspirasi sumsum tulang juga normal, sehingga kemung-
tidak membesar, dinding tidak menebal, tidak tampak nodul dan batu. kinan mieloma multipel dan metastase tulang dapat disingkirkan.
Lien maupun pankreas tidak membesar, permukaan rata, intensitas echo Kelainan tulang pada SM dapat berupa osteosklerosis maupun
tidak meningkat, homogen, tidak tampak nodul, kista, kalsifikasi. Ginjal osteoporosis, bahkan dapat juga sampai patah tulang, kelainan tulang
kanan dan kiri tidak membesar, tepi reguler, intensitas echo tidak mening- terjadi pada sekitar 10% SM. Sel mast melepaskan bahan vasoaktif se-
kat, batas korteks dengan medula jelas, tidak nampak nodul, kista, batu, si- perti histamin yang akan merangsang osteoblas. Osteoporosis merupa-
nus renalis tidak melebar. Uterus tidak nampak nodul, anteversi centroposisi. kan akibat sekunder dari pelepasan heparin dan prostaglandin D2
Cavum Douglas terisi cairan. Tampak cairan bebas dalam cavum abdomen dari sel mast, yang akan menginduksi resorpsi tulang oleh osteoklas.
permagna, sehingga disimpulkan sebagai ascites permagna. Pemeriksaan kelainan tulang dapat dilakukan dengan bone scan, mag-
Hasil FNAB mammae kanan kiri dan aksila kiri didapatkan fragmen netic resonance imaging (MRI), foto rontgen, penanda tulang.10-13 Pada
jaringan fibrosis bercampur dengan kelompok jaringan lemak matur penderita ini terdapat gambaran lisis tulang pada kosta 11,12, clavicula
dan sel radang mononuklear. Tidak didapatkan sel ganas, disimpulkan dan pelvis, gambarannya lebih ke osteoporosis.
sebagai fibrosis beradang menahun, diusulkan biopsi terbuka pada Penderita mengalami muntah darah dengan asites, maka dicari
kedua mammae. kemungkinan penyakit hati dan saluran empedu. Namun ternyata
Setelah pemeriksaan laboratorium, hasil konsultasi, melihat klinis hasil pemeriksaan laboratorium dan USG abdomen tidak mendukung
serta radiologis penderita, kami usulkan untuk dilakukan biopsi jaring- ke arah sana. Kelainan penderita berupa fibrosis di gastrointestinal,
dan 1 kriteria minor atau 3 kriteria minor.1,4,9 Kriteria mayor adalah binasi dengan lesi osteolisis,3 hal tersebut sesuai dengan kasus ini di
pe-nemuan akumulasi sel mast multipel pada sumsum tulang atau ja- mana terdapat lisis tulang pada kosta 11,12, klavikula, korpus verte-
ringan lain selain kulit pada biopsi. Terdapat multifocal dense agregates bra dan pelvis. Pada penderita tidak terdapat kelainan gambaran da-
(15 atau lebih sel mast) pada sections tulang atau jaringan extracutaneus. rah tepi dan ini sesuai dengan hasil aspirasi sumsum tulang di mana
Yang dikonfirmasi pemeriksaan tryptase jaringan dengan imunohis- sumsum tulang masih normal. Serum tryptase, deteksi mutasi, maupun
64
tokimia. Sedangkan kriteria minor adalah sebagai berikut:1,4,9,14 penanda resorpsi dan pembentukan tulang, MRI belum dilakukan,
1. Pada biopsi sumsum tulang didapatkan sel mast lebih dari 25% karena alasan/keterbatasan tertentu.
spindle shape (elongated) atau pada hapusan sumsum tulang lebih
dari 25% sel mast atipikal. Daftar Pustaka
2. Deteksi mutasi Kit dari kodon 816 pada gen reseptor. Dapat ditemu- 1. Worobec AS, Metcalfe DD. Systemic mastocytosis. In: Greer JP, Foerster J,
Lukens JN, Rodgers GM, Paraskevas F, Glader B, 11th eds. Wintrobe’s Clinical
kan pada darah tepi, sumsum tulang atau organ internal yang lain.
Hematology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2004.p. 2285-2300
3. Sel mast pada sumsum tulang, darah atau organ internal mengeks- 2. Marbello L, Anghilieri M, Nosari A, Minola E, Cairoli R, Ricci F, et al. Aggressive
presikan CD 117 dengan CD2 atau CD25. systemic mastocytosis mimicking sclerosing cholangitis. Haematologia 2004;
4. Total tryptase serum >20 ng/ml (tidak bisa dipakai pada penderita 89(10):e119-e123
3. WHO classification of tumours, tumours of haematopoietic and lymphoid tis-
dengan systemic mastocytosis yang berhubungan dengan penyakit sues. IARC Press, 2001
clonal hematologic nonmast cell lineage. 4. Gould N. Diagnosis and classification of mastocytosis. 2006-2008 The Masto-
cytosis Society, Inc. Available from http://www.tmsforacure.org
Terdapat juga kriteria diagnosis berdasar pada B atau C finding 5. Zettinig G, Becherer A, Szabo M, et al. FDG positron emission tomography in
patients with systemic mastocytosis. ARJ 2002; 179:1235-7
yaitu:1,3 6. Metcalfe DD. The liver, spleen, and lymph nodes in mastocytosis. Mast Cell
B findings: Physiology Section, Laboratory of Clinical Investigation, National Institute of
1. Sumsum tulang menunjukkan infiltrasi sel mast lebih dari 30% Allergy and Infectious Diseases, National Institutes of Health, Bethesda, Mary-
land, USA. J Invest Dermatol 1991; 96:455-65
atau serum tryptase total lebih dari 200 ng/ml.
7. Pardanani A, Jin-Young Baek, Chin-Yang Li, Butterfield JH, Tefferi A. Systemic
2. Gejala displasia/mieloproliferasi pada non-mast cell lineage tetapi ti- mast cell dissease without associated hematologic disorder: a combined ret-
dak cukup untuk diagnosis neoplasma hematopoiesis sesuai kriteria rospective and prospective study. Mayo Clin Proc 2002; 77:1169-75
WHO. 8. Viegas M, Horwitz M, Awan S, Chatoo M. Systemic mastocytosis diagnosed
following bone biopsy during total knee replacement: a case report. Journal
3. Hematomegali tanpa kegagalan fungsi hati, atau splenomegali tan- of Orthopedic Surgery 2005; 2(2). Available from http://www.ispub.com
pa hipersplenisme atau limfadenopati. 9. Ray S. Final diagnosis—systemic mastocytosis. Available from: http://path.
C findings: upcm.edu/cases/case409/dx.html
1. Disfungsi sumsum tulang dengan manifestasi sitopenia (ANC 10. Yohansson C, Roupe G, Lindstedt, Mellstrom D. Bone density, bone markers
and bone radiological features in mastocytosis. Age and Ageing 1996; 25:1-7
kurang dari 1.0 cmm atau kadar hemoglobin kurang dari 10 g/dl 11. Cook JV and Chandy J. Systemic mastocytosis affecting the skeleletal system.
atau trombosit kurang dari 100.000 cmm) tetapi tidak ada non-mast The Journal of Bone and Joint Surgery 1989; 71-B:536
cell yang sesungguhnya. 12. Deb A, Tefferi A. Systemic mastocytosis. N Eng J Med 2003; 349:7
2. Hepatomegali palpable dengan kegagalan fungsi hati, asites atau hi- 13. Chen CC, Andrich MP, Mican JAM, Metcalfe DD. A retrospective analysis of
bone scan abnormalities in mastocytosis: correlation with disease category
pertensi portal. and prognosis. The Journal of Nuclear Medicine 1994; 35:1471-4
3. Kelainan tulang dengan foci besar dari osteolisis atau patah tulang 14. Akin C. Molecular diagnosis of mast cell disorders. JMD 2006; 8(4):412-8
patologis. 15. Avila NA, Worobec AS, Ling A, Hijazi Y, Metcalfe DD. Pulmonary and ovarian
manifestations of system in mastocytosis. ARJ 1996; 166:969-70
4. Splenomegali palpable dengan hipersplenisme.
16. Schmidt M, Dercken C, Loke O, Reimann S, Diederich S, Blasius S, et al. Pulmo-
5. Malabsorbsi dengan penurunan berat badan karena mastocytosis nary manifestation of systemic mast cell disease. Eur Respir J 2000; 15:623-5
Olly Renaldi
Divisi Metabolik Endokrin Bagian Ilmu Penyakit Dalam
FK UGM/ RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Abstrak. Adiposit menghasilkan dan mensekresi beberapa protein yang berperan sebagai hormon. Hormon yang dikenal
sebagai adiponektin, berperan penting dalam proses radang, dan aterosklerotik. Adiponektin merupakan salah satu dari
banyak faktor spesifik jaringan adiposa. Adiponektin berperan memperbaiki sensitivitas insulin dan menghambat peradangan
vaskuler. Kadar adiponektin di dalam plasma secara bermakna menurun pada subyek yang mengalami obesitas, resistensi
insulin, dan pengidap diabetes melitus tipe 2. Adiponektin berperan dalam memodulasi sensitivitas insulin dengan menstimu-
lasi peningkatan penggunaan glukosa dan oksidasi asam lemak melalui posforilasi dan aktivasi AMPK di otot dan hati
MEDICINUS
Pendahuluan dari sindrom metabolik.4,5 Penelitian terbaru juga menyimpulkan
Sindrom metabolik adalah kondisi yang dicirikan dengan obesitas peran adiponektin dalam regulasi aksi insulin, homeostasis energi,
sentral, hipertensi, resistensi insulin dan dislipidemia aterogenik. obesitas dan resistensi insulin.
Sindrom ini merupakan gangguan mayor dan prevalensinya se-
makin meningkat di dunia berkembang. Dua faktor risiko utama Pembahasan 65
perkembangan sindrom metabolik terlepas dari faktor genetik
adalah kelebihan berat badan atau obesitas dan tidak adanya ak- A. Resistensi Insulin
tivitas.1 Resistensi insulin dikenali sebagai kerusakan mendasar yang ter-
Obesitas adalah faktor risiko utama resistensi insulin, diabetes jadi pada obesitas, sindrom metabolik dan diabetes melitus tipe 2.
melitus tipe 2, penyakit jantung, masalah ortopedik, dan banyak Studi terbaru menunjukkan bahwa jaringan adiposa dan hormon
penyakit kronik lainnya. Kejadian obesitas secara dramatis me- yang dihasilkan dari jaringan adiposa dan sitokin inflamasi ber-
ningkat dan telah menjadi epidemik di dunia barat. Penyebab sin- peran penting pada sensitivitas insulin in vitro. Disfungsi jaringan
drom ini multifaktor. Faktor tersebut meliputi genetik, lingkungan, adiposa dapat menyebabkan resistensi insulin sistemik.6
sosial ekonomi, dan pengaruh kebiasaan kurang aktivitas. Hal ini Telah diketahui bahwa resistensi insulin merupakan dasar ab-
berkaitan dengan peningkatan terhadap morbiditas dan mortalitas. normalitas primer yang memulai dan berkontribusi pada sebagian
Obesitas merupakan akibat dari gangguan keseimbangan energi besar gangguan metabolik dan gangguan lainnya yang terlihat
positif kronik. Keseimbangan ini diatur oleh hubungan yang kom- pada sindrom metabolik. Resistensi insulin dan sindrom metabo-
pleks antara jaringan endokrin dan sistim saraf pusat. Jaringan lik juga ditemukan sebagai hasil lipotoksisitas di berbagai organ,
lemak bertambah, sebagai organ endokrin aktif dengan aktivitas termasuk pankreas, otot skeletal dan miokardium. Terdapat bukti
metabolik tinggi. yang mengatakan bahwa adiposit mensekresi dan atau mempeng-
Adiposit menghasilkan dan mensekresi beberapa protein yang aruhi aksi beberapa sitokin, termasuk adiponektin, leptin, tissue
berperan sebagai hormon. Hormon tersebut bertanggung jawab factor, angiotensinogen, lipoprotein lipase (LPL), IL-6, plasminogen
terhadap pengaturan asupan dan pengeluaran energi. Hormon activator inhibitor factor 1 (PAI-1) dan lain-lain. Oleh karena itu, ada
yang dikenal sebagai adiponektin, berperan penting dalam proses kemungkinan bahwa peningkatan adiposit visceral (obesitas viscer-
radang, dan aterosklerotik. Adiponektin merupakan salah satu al) bertanggung jawab pada resistensi insulin melalui lipotoksisitas
dari banyak faktor spesifik jaringan adiposa. Adiponektin berpe- dan dilepaskannya asam lemak bebas sirkulasi portal. Begitu juga
ran memperbaiki sensitivitas insulin dan menghambat peradang- dengan aksi sejumlah sitokin yang dilepaskan atau yang dimodu-
an vaskuler. Adiponektin berhubungan terbalik dengan leptin. lasi oleh adiposit. Bukti lain menunjukkan terdapat peningkatan
Kadar adiponektin di dalam plasma secara bermakna menurun pada stres oksidatif vaskular secara signifikan pada sindrom metabolik
subyek yang mengalami obesitas, resistensi insulin, dan pengidap dan sejumlah subjek dengan sindrom metabolik mengalami dis-
diabetes melitus tipe 2. Kadar hormon ini meningkat setelah penu- fungsi endotel pada tahap awal proses tersebut. Sejumlah abnor-
runan berat badan. Dua penelitian kasus-kontrol terhadap Indian malitas yang berkaitan dengan sindrom metabolik dengan sendiri-
Pima dan Kaukasia sehat menyimpulkan bahwa kadar adiponek- nya dapat menyebabkan reaksi inflamasi di tingkat vaskular. Hal
tin plasma yang rendah berhubungan dengan peningkatan risiko ini menimbulkan efek tidak langsung atau mungkin bahwa resis-
diabetes melitus tipe 2.2-4 Hipoadiponektinemia berperan terha- tensi insulin dan sindrom metabolik sendiri merupakan hasil reaksi
dap resistensi insulin dan mempercepat aterogenesis. Penurunan inflamasi. Resistensi insulin memegang peranan penting pada sin-
kadarnya diyakini berperan dalam patogenesis penyakit kardio- drom metabolik.7
vaskuler yang berhubungan dengan obesitas dan komponen lain
MEDICINUS
kosa. Adiponektin juga mengaktivasi PPARG, menstimulasi oksidasi asam le-
nya menunjukkan SNP45 dan SNP276 berhubungan dengan penderita mak dan menurunkan kandungan trigliserida di otot. Di dalam hati, adiponek-
diabetes melitus tipe 2 di Jepang.13,16,20,21 tin bentuk utuh mengaktivasi AMPK, mereduksi molekul-molekul yang terlibat
Adiponektin akan terakumulasi pada dinding pembuluh darah dalam proses glukoneogenesis dan meningkatkan fosforilasi ACC serta oksi-
yang luka dan kadarnya bergantung pada besarnya hambatan TNFA dasi asam lemak. Adiponektin juga mengaktivasi PPARG, menstimulasi oksidasi
pada sel endotelial aorta dan penurunan produksi TNFA di dalam asam lemak dan menurunkan kadar trigliserida dalam hati. Hal ini menyebab- 67
makrofag, adiponektin diperkirakan memiliki efek anti aterogenik dan kan peningkatan sensitivitas insulin.23
anti inflamasi. Kadar plasma adiponektin ditemukan menurun pada
subyek obesitas, penderita non-insulin-dependent diabetes mellitus, resist- Pengaruh adiponektin pada metabolisme trigliserida adalah deng-
ensi insulin, dislipidemia dan penyakit kardiovaskular.12 an melibatkan perubahan intrinsik pada metabolisme lemak di otot
Ekspresi adiponektin yang rendah disebabkan oleh TNFA dan glu- skelet dan berpengaruh terhadap aktivitas lipoprotein lipase di
kokortikoid yang kadarnya meningkat pada subyek obesitas dan dia- otot skelet dan adiposit. Adiponektin dapat menurunkan akumu-
betes melitus tipe 2. Ekspresi adiponektin yang berlebihan ditemukan lasi trigliserida di otot skelet dengan meningkatkan oksidasi asam
pada subyek dengan sensitivitas insulin yang meningkat.13 lemak melalui aktivasi acetyl coA oxidase, Carnitine Palmytoyl Trans-
ferase-1 (CPT-1) dan AMP kinase. Adiponektin juga dapat mensti-
B.1. Mekanisme Kerja Adiponektin mulasi Lipoprotein Lipase (LPL), yang merupakan enzim lipolitik
B.1.a. Terhadap Metabolisme Lemak dan Karbohidrat yang dapat mengkatabolis VLDL melalui peningkatan ekspresi
Di samping memiliki pengaruh terhadap metabolisme glukosa Peroxisome Proliferators Activator Receptor G (PPARG) di hati dan
dan sensitivitas insulin, adiponektin dapat memodulasi kadar adiposit. Pada tingkat hepatik, adiponektin dapat menurunkan
lipid dalam plasma. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa suplai Non Esterified Fatty Acid (NEFA) ke hati pada proses gluko-
adanya korelasi negatif antara adiponektin dengan trigliserida neogenesis, sehingga terjadi penurunan sintesis trigliserida. Kadar
dan small dense LDL (sdLDL) dan memiliki korelasi positif dengan adiponektin yang rendah dan dislipidemia pada penderita diabetes
kolesterol HDL (HDL-C). Adiponektin juga mengatur metabo- melitus tipe 2 berhubungan dengan kadar LPL.22, 24
lisme lipoprotein kaya trigliserida. Adiponektin meningkatkan Efek adiponektin berpengaruh terhadap pengaturan aktivi-
oksidasi asam lemak dalam sirkulasi dan di otot skelet melalui tas lipase hepatik pada penderita diabetes melitus tipe 2. Efek
aktivasi AMP kinase, sehingga pada kadar adiponektin yang ren- adiponektin pada aktivitas lipase hepatik inilah yang menjelaskan
dah akan terjadi akumulasi trigliserida.22 kerja adiponektin dalam meningkatkan kadar kolesterol HDL.25
Adiponektin globular dan adiponektin yang utuh akan men- Familial Combined Hyperlipidemia (FCH) merupakan hiperlipi-
stimulasi fosforilasi dan aktivasi AMPK di otot skelet, sementara demia genetik yang paling banyak dijumpai pada manusia. Seki-
adiponektin yang utuh melakukannya di hati. Selain mengakti- tar 20% penderita penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan
vasi AMPK, adiponektin menstimulasi fosforilasi Acetyl Coenzyme FCH. Pada FCH ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol to-
Carboxylase (ACC), pembakaran asam lemak, ambilan glukosa, tal, trigliserida dan atau apolipoprotein B (apoB). Fenotip lain FCH
produksi laktat di miosit dan juga menstimulasi fosforilasi ACC menunjukkan adanya penurunan kadar HDL kolesterol, yang ber-
serta menyebabkan reduksi molekul-molekul yang terlibat dalam hubungan dengan obesitas dan resistensi insulin.26
proses glukoneogenesis di hati. Stimulasi pemakaian glukosa dan B.1.b. Terhadap Sensitivitas Insulin
pembakaran asam lemak oleh adiponektin terjadi melalui aktivasi Penelitian pada binatang menunjukkan bahwa adiponektin ber-
AMPK.23 fungsi sebagai insulin sensitizer dengan menurunkan kadar glu-
Domain globular adiponektin akan meningkatkan oksidasi kosa hepatik. Kadar adiponektin berkorelasi dengan basal dan
asam lemak di otot dan transpor glukosa melalui aktivasi AMPK penekanan produksi glukosa endogen oleh insulin. Pada hipoadi-
MEDICINUS
menyebabkan peningkatan produksi TNFA, yang menimbulkan ham- Beberapa penelitian menunjukkan bahwa adiponektin me-
batan aktivasi adiponektin dan menurunkan kadar adiponektin.33 megang peranan penting pada subyek obesitas yang mengala-
mi resistensi insulin. Kadar adiponektin berhubungan dengan
C.3. Mekanisme Adiponektin terhadap Peningkatan Sensitivitas In- sensitivitas insulin. Percobaan pemberian adiponektin globular
sulin pada tikus memperbaiki sensitivitas terhadap insulin, penuru-
69
Terdapat perbaikan resistensi insulin setelah pemberian adiponek- nan asam lemak bebas dan trigliserida di otot dan hati serta
tin. Hal ini ditunjukkan dengan dengan hambatan formasi plak menyebabkan penurunan berat badan.33
Adiponektin globular dan full length meningkatkan fosfori-
lasi AMP activated kinase, merupakan enzim yang memegang
Penurunan kadar peranan terhadap insulin sensitizing dan penurunan kadar glu-
kosa. Adiponektin dapat meningkatkan aktivitas peroxisome
adiponektin dalam plasma proliferator activated receptor A, sehingga menurunkan produksi
glukosa hati, meningkatkan ambilan glukosa dan oksidasi asam
(“hipoadiponektinemia”) lemak bebas di otot.34
22. Chan DC, Watts GF, Uchida Y, Sakai N, Yamashita S. Adiponectin and other
yang berasal dari adiposit, seperti peningkatan PAI-1 dan hipoadi- adipocytokines as predictors of markers of triglyseride rich lipoprotein metabo-
ponektinemia.30 lism. Clin Chem 2005; 51: 578-85
23. Kadowaki T and Yamauchi T. Adiponectin and adiponectin receptors. Endocr
Rev 2005; 26:439-51
Kesimpulan 24. Eynatten VM, Schneider JG, Humpert PM, Rudofsky G, Schmidt N, Barosch P.
70 Adiponektin berperan dalam memodulasi sensitivitas insulin dengan Decreased plasma lipoprotein lipase in hypoadiponectinemia. Diabetes Care
menstimulasi peningkatan penggunaan glukosa dan oksidasi asam le- 2004; 27:2925-9
25. Schneider JG, Eynatten VM, Schiekofer S, Nawroth PP, Dugi KA. Low plasma
mak melalui fosforilasi dan aktivasi AMPK di otot dan hati. adiponectin levels are associated with increased hepatic lipase activity in vivo.
Diabetes Care 2005; 28: 2181-6
Daftar Pustaka 26. van der Vleuten GM, van Tits LJH, den Heijer M, Lemmers H, Stalenhoef AFH,
1. Martin B, Watkins III JB, Ramsey JW. Evaluating metabolic syndrome in a medical and de Graaf J. Decreased adiponectin levels in familial combined hyperlipi-
physiology laboratory. Adv Physiolo Educ 2004; 28:195-8 demia patients contribute to the atherogenic lipid profile. J Lipid Res 2005; 46:
2. Alice SR, Dora MB, Barbara JN, Madhur S, Ronald LG, Grady SM, et al. Plasma adi- 2398-404
ponectin and leptin levels, body compositions and glucose utilization in adult 27. Trujillo ME, Scherer PE. Adiponectin - journey from an adipocyte secretory pro-
women with wide ranges of age and obesity. Diabetes Care 2003; 26:2383-8 tein to bio marker of the metabotic syndrome. J Intern Med 2005; 257:167-75
3. Roberto B, Sabrina A, Claudia D, Maria GF, Giovanni P, Riccardo V and Lucia 28. Bouskila M, Pajvani UB and Scherer PE. Adiponectin: a relevant player in PPARG
F. Adiponectin Relationship with Lipid Metabolism Is Independent of Body Fat agonist mediated improvements in hepatic insulin sensitivity? Int J Obesity
Mass: Evidence from Both Cross-Sectional and Intervention Studies. J Clin Endo- 2005; 29:S17-S23
crinol Metab. 2004; 89(6):2665-71 29. Chandran M, Philips SA, Ciaraldi T, Henry RR. Adiponectin: more than just an-
4. Vendrell J, Broch M, Vilarrasa N, Molina A, Gómez JM , Gutiérrez C, et al. Resis- other fat cell hormone? Diabetes Care 2003; 26:2442-50
tin, adiponectin, ghrelin, leptin, and proinflammatory cytokines: relationships 30. Hotta K, Funahashi T, Arita Y, Takahashi M, Matsuda M, Okamoto Y, et al. Plas-
in obesity. Obes Res. 2004; 12:962-71 ma concentrations of a novel, adipose-specific protein, adiponectin, in type 2
5. Wasim H, Al-Daghri NM, Chetty R, Mc Teran PG, Barnett AH, Kumar S. Relation- diabetic patients. Arterioscler Thromb & Vasc Biol. 2000; 20(6):1595-9
ship of serum adiponectin and resistin to glucose intolerance and fat topogra- 31. Schulze MB, Rimm EB, Shai I, Rifai N, Hu FB. Relationship between adiponectin
phy in South Asians. Cardiovascular Diabetology 2006; 5:10 and glicemic control, blood lipids, and inflammatory penandas in men with type
6. Ruan H and Lodish HF. Regulation of insulin sensitifity by adipose tissue de- 2 diabetes. Diabetes Care 2004; 27:1680-7
rived hormones and inflammatory cytokines. Cur Opion Lipidol. 2004; 15: 297- 32. Haluzik M, Parizkova J, Haluzik MM. Adiponectin and its role in the obesity
302 induced insulin resistance and related complications. Physiol Res 2004; 123-9
7. Kern PA, Gina B Di G, Tong Lu, Rassouli N, and Ranganathan G. Adiponectin 33. Okamoto Y, Kihara S, Funahashi T, Matsuzawa Y, Libby P. Adiponectin: a key
expression from human adipose tissue: relation to obesity, insulin resistance, adipocytokine in metabolic syndrome. Clin Scien. 2006; 110:267-78
and tumor necrosis factor- expression. Diabetes 2003; 52:1779-85 34. Goldfine AB and Kahn CR. Adiponectin: linking the fat cell to insulin sensitivity.
8. Krans HM. Insulin resistance and metabolic syndrome. In: Adi S, Tjokro- The Lancet 2003; 362:1431-2
prawiro A, Hendromartono, Sutjahjo A, Pranoto A, Murtiwi S, Wibisono, ed. 35. Kopp HP, Krzyzanowska K, Mohlig M, Spranger J, Pfeiffer AFH and Schernthaner
Naskah Lengkap The Mets-The 3rd Stage of Obesity:Prevention and Treatment. G. Effects of marked weight loss on plasma levels of adiponectin, markers of
Surabaya:Perkeni, 2007.p.126-134 chronic subclinical inflammation and insulin resistance in morbidly obese wom-
9. Cefalu WT. Insulin resistance: cellular and clinical concepts. EBM 2001; 266:13- en. Int J Obes 2005; 29:766-71
26
Jan S Purba
Departemen Neurologi RSCM/FKUI
Jakarta
Abstract. Pain, as defined by International Association for Study of Pain (IASP), can be defined as an unpleasant sensory and
emotional experience associated with actual or potential tissue damage or described in terms of such damage. Pain can be
clinically classified as either nociceptive or neuropathic, although in practice these may coexist. Pain was classically viewed
as being mediated solely by neurons. However, it is now recognized that pain and its modulation are not solely mediated by
neurons but also involved in neuroimmune interaction. The immune system is involved especially when nerve damage is due to
an infectious process or an autoimmune condition. Non-neuronal cells include immune cells in the periphery and glia (astrocyte
and microglia) within the brain and spinal cord. Astrocytes and microglia have not only generally been viewed as cells with
the major function of activation in response to centrifugal hyperalgesia circuitry but they are also immunocompetent cells
and thus can respond like immune cells within the central nervous system. Many of the substances that can be released from
astrocytes and microglia are known to be key mediators of hyperalgesia, including nitric oxide (NO), excitatory amino acids
MEDICINUS
(both N-methyl-D-aspartate and non-NMDA agonists), interleukin (IL)-1, IL-6, tumor necrosis factor (TNF), prostaglandins, and
nerve growth factor (NGF). The current pharmacological mainstays of clinical management for neuropathic pain are tricyclic
antidepressants and certain anticonvulsants. Opioids are still the drugs of choice although they are generally considered to be
less effective in neuropathic pain than in inflammatory pain. Drugs that target the glia and its released chemical substances
are predicted to be powerful remedies for pain problems.
71
27
Abstrak. Nyeri, seperti yang didefinisikan oleh International Association for Study of Pain (IASP), adalah suatu pengalaman
sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang di-
gambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Nyeri diartikan hanya berhubungan secara langsung dengan neuron. Dalam
penemuan akhir-akhir ini dinyatakan adanya keterlibatan sistem imun dengan neuron. Hal ini diakibatkan peran glia yang
mensekresi mediator inflamasi serta asam amino eksitatorik sebagai mediator hiperalgesia seperti NO, asam amino eksita-
torik, NMDA dan agonist non-NMDA, IL-1, IL-6, TNFA, prostaglandins, and NGF. Penanggulangan nyeri terutama nyeri neuropa-
tik adalah dengan antidepresan trisiklik dan kelompok antikonvulsan. Terapi dengan opioids juga dilakukan walaupun secara
umum kurang efektif terutama untuk nyeri neuropatik. Obat-obat yang targetnya adalah glia dengan mediator proinflamasi
diperkirakan sangat bermanfaat.
Pendahuluan jika terjadi kerusakan jaringan baik dalam keadaan yang steril maupun
Nyeri, seperti yang didefinisikan oleh IASP, adalah suatu pengala- akibat adanya infeksi seperti herpes zoster, atau juga penyakit-penyak-
man sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat keru- it autoimun seperti Guillain-Barre Syndrome (GBS). Sistem imun juga
sakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan menjadi aktif jika terjadi kerusakan jaringan karena materi kerusakan
dalam bentuk kerusakan tersebut. sel ini juga dianggap sebagai imunostimulus. Komponen yang bukan
Secara klinik, nyeri dapat diklasifikasikan kedalam nyeri nosiseptif bagian dari jaringan saraf di perifer seperti makrofag berperan sebagai
dan nyeri neuropatik atau bisa juga kombinasi.1 Secara patologik, nyeri sistem imun di perifer sementara di jaringan saraf yang berperan se-
nosiseptif terjadi akibat kerusakan atau cedera jaringan misalnya pada bagai sistem adalah adalah sel glia.6
pasca bedah ataupun cedera, akibat kemikalien, termal, osteoartritis
sehingga menyebabkan iritasi pada ujung saraf sensorik di perifer, di Reaksi Imun terhadap Kerusakan Jaringan
mana lokasi nyeri yang jelas. Berbeda dengan nyeri neuropatik yang Peran sel glia dan glutamate pada patologi nyeri kronik neuropatik te-
diakibatkan oleh lesi, jaringan saraf memperlihatkan tanda-tanda lah terbukti. Sel glia disamping sel pendukung neuron juga berperan
gangguan sensorik berupa alodinia atau juga hiperalgesia dengan sebagai sel yang menyekresi neurotransmiter asam amino eksitatorik
lokasi yang kurang jelas.2 Kornu dorsalis di medula spinalis merupa- misalnya glutamat.7 Glutamat ini akan berpasangan dengan resep-
kan lokasi dimana modulasi nyeri dari perifer ditransmisikan menuju tor N-metil-D-aspartat (NMDA) dan A-amino-3-hidroksi-5-metil-4-
otak. Sebagaimana diketahui bahwa timbulnya nyeri bukan hanya isoksasolproprionat (AMPA) pada postsynaptic yang mengakibatkan
dimediasi oleh neuron akan tetapi juga melibatkan sistem imun yang tanda-tanda patologi spesifik dari nyeri neuropatik. Selain itu sel glia
disebut dengan interaksi neuroimun.3-5 Sistem imun akan menjadi aktif merupakan komponen sel imun di otak yang memproduksi mediator
tor AMPA oleh asam amino eksitatorik menyebabkan terrjadinya de- tor inflamasi seperti TNF, IL-1, IL-6, NGF dan prostaglandin E2 pada
polarisasi pada elektrik potensial.9,10 Timbulnya rasa sakit merupakan eksudat inflamasi.20 Mediator ini bisa mengakibatkan nyeri berupa hi-
respons dari komunikasi antara sistem imun dengan otak ditandai oleh peralgesia. Pada hewan percobaan, hiperalgesia dapat dipicu dengan
sekresi mediator proinflamasi sitokin akibat sel imun yang teraktivasi. penyuntikan lipopolisakarida ke peritoneum yang selanjutnya dike-
72
Beberapa diantara mediator proinflamasi antara lain NGF, NO, pros- tahui bahwa lipopolisakarida ini akan menstimulasi makrofag untuk
66
tanoid, bradikinin, IL-1, IL-6 dan TNF dan histamin. Neutrofil adalah menyekresi proinflamasi sitokin.15, 21
sel inflamasi yang paling cepat memasuki jaringan yang mengalami Seperti telah disebutkan di atas beberapa mediator proinflamasi
cedera.16 Kerusakan jaringan saraf perifer ataupun kerusakan jaringan seperti NGF, NO, IL-1, IL-6 dan TNF akan disekresi oleh sistem imun
lainnya mengakibatkan makrofag teraktivasi dengan demikian akan sebagai reaksi akibat kerusakan atau cedera sel.6,8, 22 Mediasi proin-
menyekresi sitokin proinflamasi (lihat gambar). Inilah yang terjadi flamasi ini akan menimbulkan nyeri. Pada hewan percobaan dengan
sepanjang proses degenerasi Walerian oleh sel Schwann.17 Selain itu sel pemberian NGF secara sistemik akan mengakibatkan hiperalgesia dan
T dan sel B juga menyekresi mediator inflamasi sitokin yang berkontri- sebaliknya dengan memberikan antagonist akan menghilangkan hipe-
busi untuk innate imunity.15 ralgesia tersebut.6,23 Ditemukan juga bahwa sekitar 50% afinitas resep-
tor NGF (reseptor tirosin kinase A, TrkA) merupakan gen ekspresi no-
siseptor seperti brain-derived neurotrophic factor (BDNF) dan substansi P
yang kesemuanya akan berperan dalam terjadinya nyeri.24 NO merupa-
kan mediator penting atas terjadinya hiperalgesia yang diinduksi oleh
jaringan yang terinflamasi.25, 26 Hal ini dibuktikan dengan memberikan
antagonis NO akan menghilangkan hiperalgesia.27 Demikian juga IL-1
berpotensi sebagai mediator proinflamasi pada nyeri neuropatik. Pem-
berian antagonist IL-1 akan menurunkan perilakun nyeri neuropatik
pada hewan percobaan tersebut.20 Walaupun demikian mekanisme
aksi dari IL-1 di perifer masih belum jelas. Kemungkinan mekanisme-
nya adalah adanya sinyal kaskade yang kompleks yang akan menga-
rah pada produksi komponen pronosiseptif atau sel Schwann.21, 22 TNF
juga merupakan mediator proinflamasi yang diduga berperan dalam
terjadinya nyeri neuropatik. Hal ini dibuktikan adanya korelasi antara
ekspresi TNF dengan alodinia atau hiperalgesia pada nyeri neuropa-
tik.11,12 Terjadinya alodinia atau hiperalgesia bisa diperberat dengan
menambahkan TNF sementara dengan memberikan antagonis TNF
akan memperingan alodinia dan hiperalgesia.27-29
MEDICINUS
treatment. Brain Behav Immun 2003; 17:S125-S31
nik. Penggunaan opioid tetap mempunyai efek yang tidak diketahui 20. Bennett GJ. Does a neuroimmune interaction contribute to the genesis of pain-
dengan jelas dari subtipe yang mana yang berperan sebagai terapeutik ful peripheral neuropathies? Proc Natl Acad Sci USA 1999; 96:7737-8
21. Watkins LR, Deak T, Silbert L, et al. Evidence for involvement of spinal cord
karena mempunyai multipel subtipe dari reseptor yang dikenal seperti glia in diverse models of hyperalgesia. Soc Neurosci Abstr 1995; 21:897
µ1, µ2 and µ3.18,34,35 Penggunaan obat antidepresan utamanya karena 22. Vitkovic L, Bockaert J, Jacque C. “Inflammatory” cytokine: neuromodulators in
obat ini berperan untuk inhibisi pembentukan monoamine oxidase normal brain? J Neurochem 2000; 74:457-71
23. Shu XQ, Mendell LM. Neurotrophins and hyperalgesia. Proc Natl Acad Sci USA 73
(MAO) yang diduga berperan dalam kanal natrium (Na+).36 Sementara
1999; 96:7693-6
pengguaan antikonvulsan terutama untuk nyeri kronik seperti nyeri 24. Thompson SW, Bennett DL, Kerr BJ, Bradbury EJ, McMahon SB. Brain-derived
neuropatik yang berfokus pada reseptor NMDA dengan pengaturan neurotrophic factor is an endogenous modulator of nociceptive responses in
kanal kalsium (Ca++).37 the spinal cord. Proc Natl Acad Sci USA 1999; 96:7714-8
25. Omote K, Hazama K, Kawamata T, et al. Peripheral nitric oxide in carrageenan-
induced inflammation. Brain Res 2001; 912:171-5
Kesimpulan 26. Thomsen LL, Olesen J. Nitric oxide in primary headaches. Curr Opin Neurol
Nyeri secara umum baik nosiseptif, neuropatik maupun yang berkai- 2001; 14:315-21
tan dengan psikologik mencakup proses patologis yang sangat luas. 27. Schafers M, Svensson CI, Sommer C, Sorkin LS. Tumor necrosis factor-A in-
duces mechanical allodynia after spinal nerve ligation by activation of p38
Oleh sebab itu dalam penanggulangannya membutuhkan pengeta- MAPK in primary sensory neurons. J Neurosci 2003; 23:2517-21
huan yang mencakup areal tadi. Berkembangnya penelitian tentang 28. Sommer C, Lindenlaub T, Teuteberg P, Schafers M, Hartung T, Toyka KV. An-
nyeri membutuhkan keterlibatan secara multidisipilin dalam penang- ti-TNF-neutralizing antibodies reduce pain-related behavior in two different
anannya. Pendalaman tentang peran imun terhadap nyeri membuat mouse models of painful mononeuropathy. Brain Res 2001; 913:86-9
29. Schafers M, Brinkhoff J, Neukirchen S, Marziniak M, Sommer C. Combined
berkembangnya penelitian tentang sel glia yang merupakan sel imun epineurial therapy with neutralizing antibodies to tumor necrosis factor-A and
di otak. Makrofag di perifer identik dengan sel glia di otak yang akan interleukin-1 receptor has an additive effect in reducing neuropathic pain in
menyekresi mediator proinflamasi serta asam amino eksitatorik se- mice. Neurosci Lett 2001; 310:113-6
30. Tsuda M, Mizokoshi A, Shigemoto-Mogami Y, Koizumi S, Inoue K. Activation
bagai mediator hiperalgesia seperti NO, asam amino eksitatorik,
of p38 mitogen-activated protein kinase in spinal hyperactive microglia con-
NMDA dan agonist non-NMDA, IL-1, IL-6, TNFA, prostaglandin, dan tributes to pain hypersensitivity following peripheral nerve injury. Glia 2004;
NGF. Arahan strategi terapi mendasar pada proses patologi yang ber- 45:89-95
langsung di sel dan jaringan tersebut. Obat-obat yang targetnya adalah 31. Watkins LR, Maier SF. Implications of immune-to-brain communication for
sickness and pain. Proc Natl Acad Sci USA 1999; 96:7710-3
glia dengan mediator proinflamasi diperkirakan sangat bermanfaat. 32. Tyor WR, Glass JD, Griffin JW, et al. Cytokine expression in the brain during the
Dengan demikian penanggulangan nyeri terutama nyeri neuropatik acquired immunodeficiency syndrome. Ann Neurol 1992; 31:349-60
didasari oleh cara kerja obat antidepresan trisiklik dan kelompok an- 33. Fields HL, Basbaum A. Central nervous system mecha-
tikonvulsan. Terapi dengan opioids juga dilakukan walaupun secara nisms of pain modulation. In: Wall PD, Melzack R, editors.
Textbook of Pain. Edinburgh: Churchill Livingstone; 1994:243-57
umum kurang efektif terutama untuk nyeri neuropatik. 34. Abdelhamid EE, Sultana M, Portoghese PS, Takemori AE. Se-
lective blockage of delta opioid receptors prevents the de-
Daftar Pustaka velopment of morphine tolerance and dependence in mice.
1. Goucke CR. The management of persistent pain. Med J Aust 2003; 178(9):444- J Pharmacol Exp Ther 1991; 258:299-303
7 35. Riba P, Ben Y, Smith AP, Furst S, Lee NM. Morphine tolerance in spinal cord
2. Bridges D, Thompson SWN, Rice ASC. Mechanisms of neuropathic pain. Br J is due to interaction between mu- and delta-receptors. J Pharmacol Exp Ther
Anaesth 2001; 87(1):12-26 2002; 300:265-72
3. Machelska H, Stein C. Pain control by immune-derived opioids. Clin Exp Phar- 36. McQuay HJ, Tramer M, Nye BA, Carroll D, Wiffen PJ, Moore RA. A systematic
macol Physiol 2000; 27(7):533-6 review of antidepressants in neuropathic pain. Pain 1996; 68:217-27
4. Watkins LR, Maier SF. The pain of being sick: implications of immune-to-brain 37. Sindrup SH, Jensen TS. Efficacy of pharmacological treatments of neuropathic
communication for understanding pain. Annu Rev Psychol 2000; 51: 29-57 pain: an update and effect related to mechanism of drug action. Pain 1999;
5. DeLeo JA, Yezierski RP. The role of neuroinflammation and neuroimmune ac- 83:389-400
1. 7th Asian Oceanian Congress of NeuroRadi- Jakarta Selatan 12750, INDONESIA Tanggal: 15-17 Oktober 2009
ology (AOCNR) E-mail: qcitra@yahoo.com Tempat: Discovery Kartika Plaza, Bali
Tanggal: 9-11 July 2009 Website: http://www.criticalcare2009.org Sekretariat:
Tempat: Bali International Convention Center, Contact Person: Eggy (+628568111077); Pharma-Pro (Medical Conference Organiser)
Nusa Dua, Bali Henny (+628174955654) Taman Palem Lestari, Perkantoran Fantasi Blok
Sekretariat: W/29, Jl. Kamal Raya Outer Ring Road, Ceng-
INDONESIAN SOCIETY of NEURORADIOLOGY 6. 4th National Symposium on Vascular Medi- kareng, JAKARTA 11830
Department Radiological Dr. Soetomo General cine Telp.: +62-21-55960180
Hospital Topik: Integrative approach on vascular Faks: +62-21-55960179
Jl. Prof. DR. Moestopo No. 6-8, Surabaya disease: from prevention to intervention E-mail: pharmapro@cbn.net.id
atau Tanggal: 30 Juli-1 Agustus 2009 Website: http://www.pharma-pro.com
PT. Global Echo Organizer Convex Tempat: Ritz Carlton Hotel, Jakarta
Jl. Kebon Sirih Timur 4, Jakarta Pusat - Indonesia Sekretariat: 11. Seminar dan Workshop Laparoskopi untuk
Telp.: +62-21-3149318 / 3149319 Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Infertilitas
Mobile: +62-21-32244117-118-119 Kita, Jl. S. Parman Kav. 87 Slipi, Jakarta Tanggal: 17-19 Oktober 2009
Faks: +62-21-3153392 Telp.: 021-5684085 / 5684093 (ext 2831) Tempat: Auditorium Sarwono Lt. 1 Gedung A/
Faks: 021-56963795 Public Wing RSCM
2. 3rd Congress of the Indonesian Spine Society Sekretariat:
(ISS) 7. KOGI XIV Surabaya RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo
Tanggal: 17-18 Juli 2009 Topik: Carring with Science Bring POGI to Telp.: 021-3928720, 68275657
Tempat: Mercure Convention Centre, Ancol, the Global Community Faks: 021-3928719
Jakarta Tanggal: 6-9 Agustus 2009 Contact Person: Sdr. Rima/Frany
Sekretariat: Tempat: Shangri-La Hotel, Surabaya
ISS Cabang Jakarta - Rumah Sakit Gading Pluit Lt. 7 Sekretariat: 12. Asia Pacific Conference of Gynecologic
Ruang 706 POGI cabang Surabaya Surgery
Jl. Boulevard Timur Raya Kelapa Gading Department/SMF Obstetri Ginekologi Tanggal: 28-31 Oktober 2009
Jakarta Utara 14250 FK UNAIR / RSU Dr. Soetomo Tempat: Novotel Hotel, Mangga Dua, Jakarta
Telp.: 021-4520201 ext 8706 Jl. Mayjend. Prof. dr. Moestopo 6-8 Surabaya Sekretariat:
MEDICINUS
P
ada kesempatan ini kami tekuni sehingga dimanapun saya
berkesempatan berbincang- berada itu pasti saya tekuni. Itu
bincang dengan Dr. Salim prinsip hidup saya. Saya tidak
Harris, SpS(K), yaitu Ketua Per- akan pernah melihat itu dalam
himpunan Dokter Spesialis Saraf bentuk porsi kecil tapi semua
Indonesia Cabang Jakarta untuk yang kecil itu akan menjadi suatu
periode 2007-2011. Ditemui saat potensi yang sangat besar. Jadi
acara Simposium & Workshop tidak ada manusia atau hewan
Citicoline in Vascular Disease: An yang tidak bermanfaat buat ke-
Overview yang diadakan pada hidupan manusia. Karena itu kita
tanggal 2 Mei 2009 yang bertem- harus saling tolong menolong,
pat di Hotel Le Meridien. Pada bekerjasama dan saling silaturah-
acara ini Dr. Salim Harris ber- mi. Sehingga tidak mustahil apa
MEDICINUS
MEDICINUS
akan pernah melepas sesuatu yang sudah menyenangkan. Seper-ti bergaul, itu se- itu sahabat saya. Itu semua membuat saya
saya miliki dan semudah apa yang orang buah terapi untuk psikis kita. Kita mampu mempunyai suatu kenikmatan tersendiri.
lihat karena jelek atau kurang bagus. Itu mengembangkan psikis kita untuk dibina
tidak pernah. Artinya dalam segala hal, kemudian fisik kita dibina karena yang se- RM: Kenapa ya dok, semut-semut itu bisa
saya akan menjaga dengan baik karena lama ini kita bina adalah pikiran kita. Itu menarik perhatian dokter Salim?
saya tahu sekecil apapun dimata orang, itu salah satu kunci kalau menurut pandangan SH: Saya sendiri tidak tahu, itu hobi saya 77
yang saya punya, saya miliki dan menu- saya yang pertama adalah kebahagiaan dari kecil..ha..ha..ha.
rut saya suatu saat akan membuat orang jadi kita mesti bikin “happy-happy” jangan
itu akan terkaget-kaget akan kebagusan pusing terus, kita harus tetap tersenyum, RM: Pastinya dokter Salim sering mengiku-
yang dimilikinya tersebut. Demikian juga senyumnya harus lepas. Kalau ada yang ti kegiatan-kegiatan ilmiah. Dari sekian
dalam hal ilmu Kedokteran, sekolah dan lucu tertawalah. Yang kedua yaitu bina tu- banyaknya kegiatan ilmiah yang dokter
sebagainya yang tadinya orang melihat se- buh anda dengan cara exercise. ikuti, yang mana yang paling berkesan un-
belah mata sekarang orang tidak lihat sebe- tuk dokter Salim?
lah mata lagi. RM: Kalau begitu dokter rajin berolahraga SH: Yang paling berkesan buat saya adalah
ya ? semua. Yang saya ikuti semuanya itu berke-
RM: Dengan banyaknya kegiatan yang SH: Kalau bicara soal olahraga itu bicara san. Karena saya harus membuat sesuatu
dokter Salim lakukan, bagaimana caranya soal satu target. Kalau olahraga konota- itu begitu indah. Karena setiap orang yang
dokter bisa terlihat bugar seperti ini? sinya lebih tinggi. akan menjadi speaker mempunyai beban
SH: Memang kalau kita ingin berbicara ju- EXERCISE artinya kita mampu “burn- kerja yang lebih berat dari pada audiens.
jur, itu ada 2 hal. Yang pertama yaitu ada ing yourself inside”. Orang lebih senang ke Dia harus learning. Nah disitu kenikmatan-
hati yang punya senang. Segala hal yang sauna ketimbang jalan kaki untuk menge- nya. Kenapa nikmatnya? Nikmatnya kita
membuat kebahagiaan artinya membuat luarkan keringat. Kalau anda berjalan kaki adalah learning. Jadi semakin banyak saya
tertawa ini semuanya akan memberikan untuk mengeluarkan keringat dirumah bicara semakin banyak belajar. Itu adalah
kebugaran. Yang kedua yaitu kebugaran saja, seperti tadi pagi saya berjalan muter- salah satu kebahagiaan buat saya. Semakin
dalam bentuk yang pertama emosional muter di dalam rumah. Itu sudah exercise saya banyak belajar otomatis saya akan
karena dia berpengaruh pada fisik, yang untuk mengeluarkan keringat yang mana semakin bugar. Hal ini sebenarnya yang
kedua yaitu penyiksaan fisik dalam arti dibakarnya dari dalam (burning inside). diexercise otaknya kan. Jadi semakin
kata bahwa fisik itu tidak boleh dikasih Nah sekarang misalnya anda pergi untuk banyak bekerja maka akan semakin bu-
terleha-leha harus dibina untuk bekerja. burning outside, dipanasin di luar untuk gar. Hal apa saja..ya semua. Jadi kalau
Jadi fisik itu harus diolah. Inilah yang kita mengeluarkan keringat, seperti duduk san- ditanya yang paling menarik yang mana
kenal dengan exercise. Jadi fisik itu jangan tai-santai sambil disauna keluar keringat. di acara kegiatan ilmiah tersebut. Saya ja-
dimanjakan tapi buatlah fisik itu bekerja. Itu kan berarti hanya mau keluar keringat wab ya semuanya...karena semuanya itu
Harus disadari bahwasannnya fisik kita saja tapi bukan seperti itu seharusnya. You dipelajari benar-benar sehingga kita mene-
ini akan hilang kalau kita tidak gunakan. have to burning yourself by exercise and then mukan hal-hal baru yang belum dibaca
Kalau saya sebagai orang Islam itu ada you sweating. kemarin. Kemudian apa yang akan kita
dikatakan “NikmatKu mana lagi yang kau pelajari tersebut? Otomastis kita hubung-
terkirakan karena Tuhan mengatakan beri- hingga pasien anda merasa nyaman, yaitu yang perlu buat pribadi saya kembangkan.
lah keluargamu dengan barang halal. tidak mebuat seolah-olah dokter itu tang-
Jangan pernah menjadi pembicara men- an kanannya Tuhan. Sebenarnya dokter RM: Pertanyaan terakhir, apakah dokter
dapatkan slide yang sudah jadi. Kalau ada itu adalah profesi yang membantu pasien Salim mempunyai pesan-pesan untuk para
titipan, masukkan saja titipan tersebut tapi untuk memberikan proses penyembuhan dokter-dokter muda sebagai pengganti
78 bikinlah sendiri slide-nya tersebut. Tidak yang diberikan oleh Allah SWT. Apakah dikemudian hari?
ada satupun slide saya yang dibuat orang, dokter bisa menyembuhkan pasien apa- SH: Ya...pesan terakhir saya buat dok-
semuanya saya bikin sendiri termasuk bila pasiennya diam saja? Tentu saja dok- ter muda yaitu sebagai seorang manusia,
adanya animasi dalam slide saya dan itu ter tidak bisa memberikan suatu diagnosa dikatakan jika seorang manusia mening-
membuat kepuasan tersendiri. Jadi kita kepada pasien apalagi mengobati kalau gal maka akan meninggalkan tiga hal yaitu
tahu kapan kita harus berpindah ke slide pasiennya tidak mau berkomunikasi. amal perbuatan, anak yang soleh dan ilmu
berikut pada saat presentasi. Karena saya yang bermanfaat. Setiap saya mengajar
yang tahu dengan baik materi yang akan RM: Untuk perkembangan di neuro ini, saya katakan saya akan mendidik kalian
saya sajikan tersebut. Bagi saya pribadi itu penyakit-penyakit apa saja yang sering sebagian daripada ilmu kedokteran untuk
merupakan kebahagiaan. ditemui? menjadikan kalian dokter. Tolong amalkan
SH: Sekali lagi saya katakan jangan berpi- ilmu yang saya berikan pada jalan Allah.
RM: Bagaimana hubungan dokter dengan kir kecil kepada sesuatu yang kecil. Jangan Setidak-tidaknya kamu tidak menzalimi
pasien? Tentunya dokter mempunyai peng- pernah menganggap remeh kepada sesuatu pasien kamu. Sehingga saya nanti kalau
alaman yang menyenangkan dan tidak yang anda lihat remeh. Neurologi adalah sudah meninggal saya akan mendapatkan
menyenangkan. Bisa diceritakan sedikit ten- ilmu yang mungkin sebagian kecil atau kiriman-kiriman pahala dari kalian. Jadi
tang pengalaman-pengalaman tersebut? sebagian besar dikatakan tidak berkem- untuk itu, yang penting sekali lagi saya
SH: Ya..kuncinya yaitu yang pertama saya bang itu mustahil sama sekali. Neurologi landaskan disini yang pertama jangan per-
sebagai seorang profesional digerakan itu perkembangannya luar biasa. Apa saja nah berbicara dusta pada pasien kita. Yang
pada dasar Al Qur’an surat Al Maidah sekarang mempunyai nilai perkembangan kedua jangan pernah menjanjikan yang
ayat 8. Apa itu yang dikatakan dalam surat yang luar biasa. Apa yang mau disebut punya Allah. The future is Allah. Jangan bi-
tersebut? Yaitu berkata jujur, berbuat jujur, epilepsi, apa yang mau disebut dengan lang penyakit ini akan sembuh besok. Tapi
berbuat baik dan ini adalah merupakan stroke, apa yang mau disebut dengan in- katakanlah insya Allah. Jadi ini kunci dari
kunci. Kalau dikupas arti dalam surat Al feksi dan semua penyakit autoimun mau- keberhasilan yang mudah-mudahan jadi
Maidah ayat 8 itu maknanya adalah “Apa- pun penyakit degeneratif. Itu mempunyai orang-orang yang bermanfaat buat bangsa,
bila kamu akan baik, kamu akan bertaqwa suatu jendela-jendela terobosan baru yang agama dan keluarga kita. Itu yang bisa saya
kepada yang punya diri kita. Kamu harus begitu luas dicakrawala. Coba kita umpa- sampaikan. GLH
berbuat adil karena yang adil dan jujur itu makan orang mengatakan dulu sakit
A
cara Symposium & Work- obat citicoline. Kejadian penyakit kakan sedikit tentang citicoline di adanya citicoline dan choline di
shop Citicoline in Vasku- chronic hypertension merupakan mana disebutkan bahwa citicoline dalam sel-sel otak. Enzim yang
lar Disease: An Overview salah satu faktor yang berperan merupakan rate limiting interme- berperan dalam sintesis Ptd Cho
diselenggarakan oleh PT Inmark terhadap terjadinya cognitive de- diate pada biosintesis phosphatidyl adalah phosphocholine cytidylyl
yang bekerja sama dengan Ika- cline yang kemudian dapat men- choline. Citicoline dapat mem- transferase (CCT) di mana jika
MEDICINUS
tan Dokter Indonesia (IDI) pada garah ke demensia. Pasien dengan berikan benefit pada beberapa enzim ini jumlahnya berkurang
tanggal 2 Mei 2009 di Hotel Le cognitive decline belum tentu de- kondisi patologis seperti pada homeostatis sel-sel otak tidak da-
Meridien Jakarta. Acara dimu- mensia, akan tetapi jika cognitive CNS injury di mana membran pat dipertahankan.
lai pukul 09.30 dan dibuka oleh decline dibiarkan terus menerus sel mengalami kerusakan yang
dr. Riwanti Estiasari, SpS yang akan menjadi demensia. Tipe dari menyebabkan kematian pada Jika terjadi iskemia di otak, maka
memberikan sambutan selaku demensia antara lain alzeimer’s sistem saraf. Dari beberapa pene- jumlah Ptd Cho berkurang karena 79
ketua panitia. dementia, vascular dementia dan litian juga disampaikan oleh dr. jumlah enzim CCT berkurang, hal
gabungan dari keduanya yaitu Salim Haris bahwa citicoline da- ini bisa terjadi karena adanya in-
Kemudian simposium dimulai mix dementia. Demensia vaskular pat mengurangi kejadian cerebral flamasi yang banyak terjadi pada
pada pukul 09.45 WIB dengan dapat disebabkan karena kejadian edema (cytotoxic edema maupun kasus iskemia dan adanya pro-
dua moderator yaitu dr. Yetti hipertensi, lalu mengalami stroke vasogenic edema). gram cell death (apoptosis).
Ramli, SpS (K) dan dr. M. Kurnia- atau silent stroke atau atrofi yang
wan, SpS. Moderator pada materi kemudian berlanjut mengarah ke Setelah materi dari dr. Salim Neuronal iskemia dapat
simposium yang pertama adalah demensia. Haris, SpS (K), acara simposium menyebabkan hal-hal antara
dr. M. Kurniawan, SpS dengan kembali dilanjutkan dengan ma- lain, meningkatkan pengelu-
pembicara pertama dr. Salim Dari berbagai macam studi, dr. teri kedua yang diberikan oleh Ba- aran protein mediator inflamasi
Haris SpS (K) yang merupakan Salim Haris menyampaikan pak Raymond R. Tjandrawinata, yaitu interleukin-1B (IL-1B) dan
konsultan neurologist dari Fakul- bahwa jika pasien mengalami PhD, dengan moderator dr. Yetti tumor necrosis faktor-A (TNF-A),
tas Kedokteran Universitas In- stroke, sebanyak 26-31% pasi- Ramli, SpS (K). Bapak Raymond serta menstimulasi enzim phos-
donesia. Beliau menyampaikan en akan mengalami demensia 3 merupakan Molecular Pharmacolo- pholipase A2 (PLA2) yang akan
materi mengenai “The Role of bulan setelah serangan stroke. gist PT Dexa Medica Group yang meningkatkan asam arakidonat.
Citicoline in the Prevention of Cog- Oleh karena itu dr Salim men- menyampaikan materi Molecular Banyaknya TNF-A akan mem-
nitive Decline among Patients with yampaikan strategi yang dapat Pharmacology of Citicoline. Bapak pengaruhi sintesis dari Ptd Cho
Chronic Hypertension”. dilakukan untuk mencegah ke- Raymond mengupas mengenai dengan cara menghambat aktivi-
jadian demensia vaskular, yang citicoline yang dipandang dari tas CCT melalui degradasi pro-
Dalam materi yang disampaikan, pertama adalah dengan pemberi- sudut farmakologi molekularnya, teolitik dari enzim tersebut. Jika
dr. Salim Haris, SpS (K), beliau an obat-obat antihipertensi pada yaitu melihat farmakologi obat PLA2 ditingkatkan aktivitasnya
terlebih dahulu menjelaskan penderita hipertensi yang dapat secara molekular dan bagaimana oleh adanya TNF-A, maka akan
gambaran otak manusia, fungsi mengontrol atau menurunkan efek-efek suatu obat dilihat dari meningkatkan jumlah asam ara-
otak seperti cognitive function tekanan darah sehingga dapat ekspresi gen maupun ekspresi kidonat yang selanjutnya me-
yaitu ingatan (memory), perhatian menurunkan insidensi demensia proteinnya. Phosphatidyl choline ningkatkan oxidative stress dan
(attention), berbahasa (language), vaskular, yang kedua dengan (Ptd Cho) akan mempertahankan akan segera memicu kematian
dan executive function yaitu gener- memberikan obat-obat neuropro- homeostasis membran sel otak. sel. Jika kita meningkatkan kon-
al information, calculation, abstract tective untuk mengurangi terjadi- Ptd Cho kemudian akan dipecah sentrasi citicoline di dalam darah
thinking, planning and problem solv- nya nekrosis maupun apoptosis menjadi choline dan menjadi sub- maka secara otomatis PLA2 akan
ing. Kemudian beliau membahas sel saraf. strat serta prekusor pembentu- terdeaktivasi dan aktivitas PLA2
hubungan antara cognitive decline, kan neurotransmiter asetilkolin. akan turun sehingga jumlah asam
chronic hipertension, dementia dan Dr. Salim Haris juga mengemu- Sintesis Ptd Cho tergantung dari arakidonat juga menurun, be-
80
Comprehensive Management of
Cardiovascular Disease
in Daily Practice
2 Mei 2009
Hotel JW Marriot, Jakarta
S
imposium ini diadakan paikan makalah Changing Con- sium dibuka dengan sambutan maupun berlebih, alkohol, koles-
oleh PT Dexa Medica be- cept Management in Lipid Disorders dari Ketua PP PERKI, DR. Suna- terol, sanitasi dan higiene, ren-
kerja sama dengan Pengu- to Reduce Coronary Heart Disease, rya Soerianata, SpJP (K), FIHA, dahnya asupan buah dan sayur,
rus Pusat Perhimpunan Kardio- Prof. DR. dr. Budhi Setianto, FACC, FasCC. dan aktivitas fisik. Dalam salah
vaskular Indonesia (PP PERKI) SpJP (K), FIHA, yang mempre- satu penelitian hipertensi ditun-
untuk menyambut HUT Ke-40 sentasikan makalah Point to Re- Global Risk Reduction of jukkan bahwa dengan tekanan
Dexa Medica Terus Berbakti member, Dual Antiplatelet Agent Cardiovascular Disease darah sistolik yang sedikit lebih
(27 September 2009). Ada 4 sesi in CAD, dan Managing Director DR. RMW Kaligis, SpJP (K), tinggi daripada normal dan pada
dalam simposiun ini yaitu DR. Dexa Medica, Ir. Ferry Soetikno, FIHA umur lebih dari 60 tahun, akan
RMW Kaligis, SpJP (K), FIHA, MBA dengan makalah berjudul Penyakit kardiovaskular merupa- lebih berisiko terkena Ischaemic
yang membawakan makalah The Role of Pharmaceutical Manu- kan penyebab kematian terbe- Heart Disease (IHD). Penelitian
Global Risk Reduction of Cardiovas- facturer in Indonesia Healthcare, sar di dunia (WHO report, 2003). lain menunjukkan bahwa den-
cular Disease, Prof. DR. dr. Idris serta sebagai moderator yaitu Beberapa faktor risiko yang ber- gan menurunkan tekanan darah
Idham, SpJP (K), FIHA, FESC, Prof. DR. dr. Harmani Kalim, peran antara lain tekanan da- dan kolesterol, angka kematian
FACC, FasCC, yang menyam- MPH, SpJP (K), FIHA. Simpo- rah, rokok, berat badan kurang akan berkurang dengan lebih
38
MEDICINUS
yang kemudian menjadi kejadian (ESH/ESC 2002; WHO/ISH 2003; tujuan untuk mengontrol ka- tuk menurunkan kolesterol. Studi-
kardiovaskular (stroke, infark JNC 7 2003; BHS IV 2005; CHEP dar lipid dengan fokus yang studi yang ada memperlihatkan
miokard, gagal jantung, maupun 2006), demikian pula halnya deng- hanya terbatas pada dislipi- bahwa konsentrasi kolesterol LDL
angina). an tatalaksana pencegahan penya- demia saja, sekarang bertujuan yang tinggi dalam darah merupa-
kit CV (European Joint Task Forca untuk mencegah kemungki- kan faktor risiko utama pada pen-
83
Melakukan terapi hanya pada 2003; JBS 2 2005). Meremehkan nan terjadinya efek samping yakit kardiovaskular (PJK). Studi-
salah satu faktor risiko tidaklah faktor risiko dapat menyebabkan utama, dengan fokus bahwa studi tersebut juga menunjukkan
cukup. Kurang lebih ¾ kejadian terapi kardiovaskular tidak opti- dislipidemia sebagai bagian bahwa penurunan kadar koles-
kardiovaskular tidak dapat di- mal. Sebaliknya, penanganan fak- dari risiko menyeluruh pada terol LDL akan mengurangi risiko
hindari apabila hanya diberi- tor risiko kardiovaskular secara pasien. utama kejadian kardiovaskular.
kan terapi statin saja (studi keseluruhan merupakan kunci 2. Sekarang sasaran terhadap ni-
4S, AFCAPS, Care, LIPID, dll), untuk mengurangi kejadian kar- lai LDL bergantung pada risiko NCEP ATP III mengklasifikasikan
demikian juga pemberian terapi diovaskular. menyeluruh yang mungkin pasien ke dalam 3 kelompok risiko
antihipertensi saja tidak dapat timbul, dengan metode peng- untuk menentukan sasaran koles-
menghindarkan kejadian kardio- Changing Concept Manage- gunaan obat dari awal dan se- terol LDL dan tahapan dimulai-
vaskular sebanyak ¾ dari popu- ment in Lipid Disorders to cara agresif. Dulu sasaran pen- nya pemberian obat (statin) pada
lasi (studi SHEP, MRC-O, Syst- Reduce Coronary Heart Di- gobatan hanya pada nilai LDL ketiga kelompok risiko:
Eur, PROGRESS). sease saja dengan
Kelompok Sasaran Kadar Kadar
metode peng-
Prof. DR. dr. Idris gobatan yang
risiko† kolesterol kolesterol kolesterol
LDL dan LDL dan
Idham, SpJP (K), konservatif. perubahan pertimbangkan
gaya hidup pemberian
FIHA, FESC, FACC,
Saat ini terapi di- obat
FasCC slipidemia memi- 0-1 faktor <160 ≥160 ≥190
Penyakit kardio- liki target untuk risiko (160-189
vaskular merupakan menurunkan LDL, pemberian obat
opsional)
penyebab utama ke- menurunkan TG,
matian dan kecacat- dan me-ning- ≥ 2 faktor <130 ≥130 ≥160 (risiko
risiko PJK <10%)
an di seluruh dunia. katkan HDL. Na-
≥130 (risiko
Sekitar 17 juta orang mun yang juga PJK 10-20%)
meninggal karena perlu diperha-
PJK atau <100 ≥100 ≥130
penyakit kardio- tikan mengenai risiko yang (100-129
vaskular tiap tahun, clinical end point sama pemberian obat
terutama akibat dari terapi yang dengan opsional)
serangan jantung dipilih. Apakah PJK‡
Gambar 1: Dengan terapi Statin dan stroke. Adanya terapi tersebut † risiko 10 tahun PJK, berdasarkan ATP III.
peningkatan mor- selain memiliki ‡ risiko yang sama dengan PJK seperti penyakit
talitas dan morbiditas dalam age- efek di atas juga serebrovaskular, diabetes mellitus, aneurisma aorta.
(saturated fatty acid) <7% dari total aspirin+plasebo (CV death: 3,9% ACS, tanpa stent 1-12 bln A a) Dimensi so-
kalori dan meningkatkan asupan versus 2,2%, P= 0,01). Relative Bare-metal stent 1-12 bln A sial
lemak tidak jenuh rantai tunggal risk ratio tidak berbeda bermakna Konsumsi obat per
Drug-eluting stent 12 bln C
dan ganda (mono dan poly unsatu- antara kelompok dual antiplate- kapita tiap negara
let dengan kelompok single an- Pasien CAGB Dihentikan 5-7 hr - dari tahun ke tahun
rated fatty acid).
sebelum prosedur
tiplatelet dan risiko pendarahan bypass semakin meningkat.
pada kelompok dual antiplatelet Hal ini karena se-
Pasien DM, LM, LV Selamanya?? -
Points to Remember meningkat. Penyebab pening- thrombus (CHF, AF) makin me-ningkat-
Dual Antiplatelet in CAD katan kematian kardiovaskular nya penyakit-pen-
Prof. DR. dr. Budhi Setianto, pada pasien yang menerima te- SORT: Strength of Recommendation ya-kit degenerasi di kalangan
SpJP (K), FIHA rapi dual antiplatelet belum da- Taxonomy masyarakat. Jika dilihat dari
Atherotrombosis merupakan pat dijelaskan. Hasil analisa ini ACS : Acute Coronary Syndrome tahun 2005, maka kemungki-
penyebab kematian paling besar merupakan hasil analisa post hoc CAGB: Coronary Artery Bypass Graft nan 25 tahun ke depan akan
di dunia (WHO, 2001). Manifesta- retrospektif. Oleh sebab itu, lebih terjadi peningkatan risiko
MEDICINUS
si klinis atherotrombosis dimulai lanjut lagi dibutuhkan evalu- Dalam tatalaksana kedokteran, masyarakat menderita pe-
dari aterosklerosis kemudian asi prospektif untuk penggunaan paparan dr. Budhi Setianto di atas nyakit-penyakit degenerasi.
atherotrombosis dimana trombosis dual antiplatelet sebagai primary dapat menjadi dasar pertimbang- Dengan semakin meningkat-
ini akan menyebabkan terjadinya prevention. an praktisi, yaitu pertimbangan nya risiko terkena penyakit-
angina tidak stabil, infark mio- risk-benefit ratio dalam pemillihan penyakit tersebut, maka usia
84 Tetapi penggunaan dual antiplate- antiplatelet untuk pencegahan harapan hidup masyarakat
kard, iskemia, stroke, dan kema-
tian kardiovaskular lainnya. Un- let sebagai secondary prevention atherothrombosis. akan semakin tinggi sehing-
tuk mencegah terbentuknya atau masih dapat dipertimbangkan. ga kebutuhan masyarakat
progresi aterotrombosis inilah Uji Klinis CHARISMA menun- Menutup topik dual platelet ini, akan obat pun semakin me-
peran antiplatelet dibutuhkan. jukkkan bahwa event rate (%) dr. Budhi juga mengungkapkan ningkat. Masyarakat tidak
dual antiplatelet tidak berbeda bahwa para klinisi dan pasien hanya membutuhkan obat
Aspirin merupakan oral an- bermakna dengan event rate (%) sangat tertolong dengan ada- yang ala kadarnya (misal-
tiplatelet yang bekerja mengham- single antiplatelet. Akan tetapi, nya first generic clopidrogel (VA- nya: dulu ketika terkena pe-
bat enzim siklo-oksigenase pada uji-uji lainnya (seperti: CLARITY, CLO, Dexa Medica) yang telah nyakit tertentu, maka hanya
jalur pembentukan mediator CURE, PCI-CURE, dan CREDO) dibuktikan bioekivalen dengan diberikan antibiotik) namun
inflamasi sehingga tidak terben- menunjukkan event rate (%) yang PLAVIX®, Sanovi Aventis dalam membutuhkan obat yang
tuk tromboksan A2. Sedangkan lebih rendah pada kelompok dual studi BABE. lebih tepat untuk mengobati
Clopidrogel bekerja menghambat antiplatelet dibandingkan deng- penyakitnya.
ikatan ADP dengan reseptornya an kelompok single antiplatelet. The Role of Pharmaceutical
di platelet. Masing-masing me- Namun perlu juga diperhatian, Manufacturer in Indonesia Dengan melihat kebutuhan
kanisme menghambat terjadinya persentase kemungkinan penda- Healthcare masyarakat akan obat-obatan
agregasi platelet sehingga dihara- rahan pada kelompok terapi dual Ir. Ferry Soetikno, MBA mulai saat ini hingga bebera-
pkan mencegah terbentuknya antiplatelet lebih besar daripada Saat ini dunia sedang menga- pa waktu ke depan, industri
arterotrombosis (primary preven- terapi single antiplatelet. lami krisis ekonomi global. Hal farmasi diharapkan mampu
tion) atau menghambat progresi ini menyebabkan terjadinya ban- untuk memenuhi kebutuhan
atherotrombosis (secondary atau Dr. Budhi juga memberikan pa- yak pemutusan hubungan kerja akan obat. Industri farmasi
tertiary prevention). paran mengenai tatalaksana anti- terhadap karyawan-karyawan sudah selayaknya melaku-
trombosis untuk pasien ACS (Acute industri. Beberapa negara yang kan product selection dalam
Penggunaan dual antiplatelet Coronary Syndrome), yaitu untuk terlihat terkena dampak dari memproduksi obat-obatan.
(Aspirin + Clopidrogel) diharap- pasien yang tidak menggunakan krisis ekonomi global ini antara Product selection dalam in-
kan dapat mencegah terbentuk- stent, pasien dengan Bare metal stent, lain negara-negara di Eropa, dustri farmasi terdiri dari
nya atherotrombosis atau meng- pasien dengan drug eluting stent, Amerika, China, dan Kamboja original products dan generic.
hambat progresi atherotrombosis dan pasien PCI (Percutaneus Coro- yang membawa dampak terjad- Original products berkaitan
dengan lebih intens. Akan tetapi nary Intervention). Pada dasarnya inya job crisis di negara-negara dengan obat-obat original
hasil analisa retrospektif dari uji terapi dual antiplatelet pada pasien tersebut. Diharapkan Indonesia yang dipasarkan kepada
klinis CHARISMA terhadap po- ACS direkomendasikan, kecuali tidak terkena imbas dari adanya masyarakat, biasanya dikenal
MEDICINUS
tuhan akan obat generic ini migas. melakukan ekspor untuk per-
dalam setiap tahunnya me- tama kalinya ke United Kingdom.
ningkat sebesar 10%. Hal ini c) Dimensi research dan te- Merupakan suatu prestasi yang
menunjukkan bahwa obat- knologi membanggakan karena PT Dexa
obat generik mulai menda- Saat ini kebanyakan obat Medica terbukti mampu menem-
85
pat kepercayaan dari dokter yang dipasarkan di masyar- bus regulasi yang sangat ketat
dan pasien yang menggu- akat merupakan obat-obat yang berlaku di negara tersebut.
nakannya. Di Indonesia obat paten milik Multi National
generik terdiri dari branded Companies (MNC). Hak paten Sebagai kesimpulan dari materi
generic dan obat generik ber- merupakan intellectual prop- yang disampaikan yaitu:
logo. Pak Ferry mengharap- erty right. Industri farmasi 1. Industri farmasi mempunyai
kan agar para dokter sebagai di Indonesia belum banyak peran penting dalam pelay-
orang yang berada di garis yang menghasilkan produk anan kesehatan.
depan bertemu dengan baru yang memiliki hak 2. Tiga dimensi yang telah di-
pasien menyampaikan dan paten. Adapun kebanyakan jelaskan sebelumnya masih
meyakinkan pasien bahwa produknya adalah me too memiliki banyak tantangan
obat-obat generik memiliki products. Semakin banyaknya yang harus dihadapi.
kualitas sebaik obat-obat me too products, maka semakin Lydia, Meta, Mita, Natalia
original products. tinggi persaingan di pasaran.
b) Dimensi ekonomi Dalam mengatasi hal ini, in-
Dalam dimensi ekonomi, dustri farmasi membutuhkan
industri farmasi memiliki suatu strategi baru agar tetap
peran dalam melakukan in- mampu menghasilkan output.
vestasi dan komitmen. Ben- Salah satu strategi yang dipa-
tuk investasi yang dilakukan kai oleh PT Dexa Medica yaitu
oleh industri farmasi berupa strategic alliance. Strategic alli-
pembangunan pabrik deng- ance merupakan suatu strategi
an mengikuti kaidah-kaidah mengadakan hubungan alian-
GMP (Good Manufacturing si dengan MNC. Modal utama
Practice). Dalam hal investa- dalam melakukan strategi ini
si, penting bagi industri far- adalah TRUST. Dexa Med-
masi untuk melihat kapasitas ica dalam hal ini telah ban-
yang dimilikinya. Industri yak menjalin aliansi dengan
farmasi harus mampu meni- MNC seperti Pfizer, Novartis,
lai kapasitas yang dimilikin- Menarini, Sanofi Aventis
ya sebagai sebuah aset atau dan lainnya. Salah satu ben-
Jurnal MEDICINUS melayani permintaan literatur services hanya dengan melalui Tim Promosi Dexa Medica Group.
Di bawah ini akan diberikan daftar isi beberapa jurnal terbaru yang dapat anda pilih. Bila anda menginginkannya, mohon halaman
ini difotokopi, artikel yang dimaksud diberi tanda dan dikirimkan ke atau melalui Tim Promosi.
o Triple-combination pharmacotherapy for o Novel agents on the horizon for cancer ther-
medically ill smokers. A randomized trial. apy. Ca Cancer J Clin 2009; 59:111-37
Annals of Internal Medicine 2009; 150:447-54 o Growth factors and adipocytokines in pre-
o Intravenous esomeprazole for prevention pubertal children born small for gestational
of recurrent peptic ulcer bleeding. A ran- age. Diabetes Care 2009; 32:714-9
domized trial. Annals of Internal Medicine o Insulin therapy and glycemic control in hos-
2009; 150:455-64 pitalized patients with diabets during en-
o Abnormal functional specialization within teral nutrition therapy. Diabetes Care 2009;
medial prefrontal cortex in high-function- 32:594-6
MEDICINUS
o Spinal cord stimulation in the treatment of with type 2 diabetes: The DIAD study: a
refractory angina: systemic review and me- randomized controlled trial. JAMA 2009;
301(15):1547-55
ta-analysis of randomized controlled trials.
BMC Cardiovascular Disorders 2009; 9:13
o
Cognitive function at 3 years of age after fe-
tal exposure to antiepileptic drugs. The New
o
A systemic review and meta-analysis: probi-
England Journal of Medicine 2009; 360:1597-
otics in the treatment of irritable bowel syn-
605
drome. BMC Gastroenterology 2009; 9:15
o Meta-analysis of duloxetine vs pregabalin
o
Valsartan for prevention of recurrent atrial
fibrillation. The New England Journal of Medi-
and gabapentin in the treatment of diabetic
cine 2009; 360:1606-17
peripheral neuropathic pain. BMC Neurology
2009; 9:6
S
timuno terpilih sebagai jalah SWA. Survei WOMMI baru
Most Recommended Brand kali pertama dilakukan di Indo-
(produk yang paling di- nesia.
rekomendasikan konsumen) Survei tersebut melibatkan
untuk kategori Sistem Imunitas 1.850 responden (1.000 random
Anak. Penghargaan ini dalam sampling dan 850 booster samp-
ajang Word of Mouth Market- ling) di Jabodetabek (Jakarta,
ing Award 2009 diberikan oleh Bogor, Depok, Tangerang, Beka-
onbee Marketing Research (Octo- si), Bandung, Surabaya, Medan,
vate Consulting Group) dan Ma- dan Makassar. Usia Responden
jalah SWA. 15-55 tahun dengan tingkat so-
Penyerahan dilakukan di sial ekonomi dari A sampai E.
Hotel Shangri-La, Jakarta, Ka- Survei dilakukan deng-
mis, 16 April 2009 oleh pimpi- an mengukur empat variabel
nan onbee Marketing Research utama, yaitu talking (tingkat
didampingi pimpinan Majalah merek tersebut dibicarakan oleh
SWA kepada Head of Market- konsumen), promoting (tingkat
ing & Sales OTC PT Dexa Me- merek tersebut dipromosikan
dica, Sylvia A. Rizal, mewakili oleh konsumen), selling (ting-
Managing Director PT Dexa kat merek tersebut dijual/dire-
Medica Ferry Soetikno. komendasikan oleh konsumen)
Penghargaan ini didasarkan dan social network (jaringan so-
pada hasil survei Word of Mouth sial yang dimiliki konsumen). Head of Marketing and Sales OTC PT Dexa Medica, Sylivia A. Rizal, saat
MEDICINUS
Marketing Index (WOMMI) yang Corporate Communications Dexa menerima penghargaan Most Recommended Brand 2009 untuk STIMUNO,
dilakukan oleh onbee dan Ma- Medica yang diberikan oleh onbee Marketing Research.
87
BOSKA, Best Brand 2009 di Afrika Barat
B
OSKA meraih penghar- lah mengkonsumsi BOSKA men-
gaan sebagai merek ter- gakui efektivitas yang dirasakan
baik di seluruh Afrika secara cepat. Kepuasan pelanggan
Barat tahun 2009 (The West Af- dan kualitas yang telah teruji ini,
rican Branding Excellence Awards menjadikan Brand BOSKA kuat
2009). Boska menjadi pemenang dan semakin dipercaya.
penghargaan kategori pain re- BOSKA juga peduli terha-
liever. Penghargaan diberikan dap brand social responsibility,
oleh The Institute of Brand Ma- terbukti dengan mengadakan
nagement of Nigeria (IBMN) di Boska Football Cup di kalangan
Sheraton Hotel and Towers, Ikeja, muda kota Lagos sejak 2007-2009
Lagos, Nigeria, pada 8 April dan di kota Kano pada tahun ini.
2009. Merupakan rekor kompetisi yg
Penghargaan ini merupakan melibatkan tim terbanyak di Ni-
pertama kalinya diberikan oleh geria.
IBMN kepada berbagai produk Penghargaan untuk produk-
dan jasa mulai dari FMCG (Fast produk OTC diberikan ber-
Sertifikat West Africa's Best Pain Reliever Brand of The Year – 2009 yang
Moving Consumer Goods), OTC dasarkan penilaian yang meli-
diterima BOSKA dari The Institute of Brand Management of Nigeria.
(Over The Counter) products, puti tingkat consumer acceptance,
print & electronic media, local quality reliability, market share
airline, perbankan, hingga cou- ty O. N. Udoye BSc., MSc., PhD, nyeri di badan, yang telah di- dominace, optimum satisfaction,
rier service. Hadir pada acara mewaki-li Director General NAF- pasarkan ke luar negeri, yaitu juga resilience value and durability.
penghargaan tersebut adalah DAC, Dr. Paul Orhii. Nigeria, sejak tahun 1998. Tab- Selama ini, BOSKA memang te-
Chief Regulatory Officer Nafdac- BOSKA produk dari Dexa let BOSKA bertanda bintang 5, lah dikenal sebagai produk yang
National Agency for Food and Medica berkhasiat sebagai anti- melambangkan tingginya kuali- memenuhi semua kriteria peni-
Drug Administration & Control analgesik untuk menyembuhkan tas BOSKA. laian tersebut. Corporate Com-
(Badan POM Nigeria), Dr. Mat- sakit kepala, demam serta rasa Konsumen di Nigeria yang te- munications Dexa Medica
S
tand OGBdexa di IndoMedi- 2009 di tempat yang sama. Ketika
ca Expo, Jakarta Conven- singgah ke stand OGBdexa, Head
tion Center (JCC) Hall B, of Marketing & Sales OGBdexa,
Senayan, mendapat kunjungan Tarcisius T. Randy, dan Head
Ibu Negara, Ani Yudhoyono, of Marketing & Sales OTC Dexa
pada Jumat, 8 Mei 2009. Ibu Ne- Medica, Sylvia A. Rizal, sempat
gara didampingi oleh Menteri berbincang-bincang sejenak deng-
Pendidikan Nasional, Bambang an Ibu Negara.
Soedibyo, Gubernur DKI Jakarta,
Fauzi Bowo, Ketua Solidaritas Stand OGBdexa menginformasikan
Istri Kabinet Indonesia Bersatu kegiatan edukasi, kegiatan sosial
(SIKIB), Ny. Hendarman Supan- pengobatan gratis, penyuluhan
dji, dan Ketua Umum Pengurus kesehatan kepada masyarakat
Besar Ikatan Dokter Indonesia luas dan ragam penghargaan
(PB IDI), DR. Dr. Fachmi Idris, yang diperoleh Dexa Medica. In-
M.Kes. doMedica Expo yang diselengga-
rakan oleh PB IDI berakhir hari
Kunjungan tersebut dilakukan Minggu, 10 Mei 2009. Corporate Ibu Negara Ani Yudhoyono mendapat penjelasan tentang OGB dan
setelah Ibu Negara menyerahkan Communications Dexa Medica Stimuno saat berkunjung ke stand OGBdexa pada acara IndoMedica
penghargaan Dokter Kecil Award Expo 2009, di Jakarta.
MEDICINUS
S
ejumlah pakar dari ber- Pada 14 Mei 2009, dilangsung- dakan operasi dengan teknik En- menyaksikan jalannya operasi
bagai Negara (USA, Jepang, kan The 5th International Endoscopy doscopy. dari layar lebar. Sebuah kemajuan
India, dan Indonesia) hadir Workshop yang berlangsung di teknologi kedokteran, di mana
dalam Indonesian Digestive Disease Auditorium Bagian Ilmu Penyakit Tampil antara lain, Prof. Roy dalam proses operasi, pasien tidak
Week (IDDW) 2009 yang berlang- Dalam, FKUI/RS. Cipto Mangun- Soetikno (USA) bersama sejum- perlu dilakukan pembedahan.
sung mulai 14-16 Mei 2009 di Ja- kusumo, Jakarta. Program ini lah pakar lain seperti Prof D.
karta. menyajikan live demonstration tin- Nageshwar Reddy, MD (India), Prof. Roy Soetikno selain melaku-
dr. Marcellus Simadibrata, kan live demonstration, juga di-
PhD, SpPD-KGEH (Indonesia) minta memberikan komentar saat
melakukan live demonstration dr. Marcellus live demonstration,
tindakan operasi menggunakan melakukan tindakan Endoscopy ke-
teknik Endoscopy, dihadapan pada pasien yang menderita hepatic
sekitar 50 dokter, yang melihat chirrosis, pada live demonstration sesi
secara langsung melalui layar ke dua.
lebar di Auditorium Bagian
Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Ada empat sesi live demonstration
dalam program dari The 5th Interna-
Pada sesi pertama dilakukan tional Endoscopy Workshop 2009 ini.
live demonstration: Diagnostic Dr.H.Chudahman Manan, SpPD-
Upper GI Endoscopy & Colonos- KGEH ikut memandu jalannya live
copy, Sclerotherapy/Ligation of demonstration yang berlangsung
Esophageal Varices and Fundal hingga sore hari. Kegiatan IDDW
Varices Histoacryl Injection. Prof. 2009 selanjutnya pada 15-16 Mei
Roy dan Prof. Reddy melaku- 2009 berupa Simposium dan Ple-
Prof. Roy Soetikno bersama sejumlah pakar melakukan live demonstration kan demo bergantian, sambil nary Lecture. Corporate Communi-
tindakan operasi menggunakan teknik Endoscopy, pada The 5th International melakukan tanya-jawab deng- cations Dexa Medica
Endoscopy Workshop, di Jakarta. an para dokter yang antusias
MEDICINUS