Professional Documents
Culture Documents
dipisahkan oleh dua sfingter di antara faring di atas dan lambung di bawah. Fungsi
utamanya untuk membawa bahan yang dicerna dari mulut ke lambung tetapi esofagus
.1
tidak punya peran dalam pencernaan
Esophageal Atresia atau Atresia esofagus adalah kelainan pada esofagus yang
berakhir sebagai kantung dengan dinding muskuler yang mengalami hipertrofi yang
khas memanjang sampai pada tingkat vertebra torakal segmen 2-4. Bagian distal
esophagus merupakan bagian yang mengalami atresia dengan dinding muskuler yang
tipis dan berdiameter kecil. Keadaan ini meluas sampai diatas diafragma. Atresia
esophagus merupakan kelainan kongenital yang harus dicurigai sebagai salah satu
differential diagnosis bila terdapat neonatus yang mengalami kesulitan makan dan
Pada atresia esophagus, lebih dari 90% kasus ini berhubungan dengan fistula
trakea dan esofagus. Ketika terdapat hubungan dengan atresia esofagus, fistula sering
terjadi antara bagian distal segmen esofagus dan bagian trakea yang letaknya di atas
karina. Meskipun begitu, kedua kelainan ini dapat pula muncul pada beberapa tingkat
antara kartilago krikoid dan karina, fistula trakeoesofagus dapat juga berjalan oblik
pada bagian akhir proksimal trakea atau pada tingkat vertebra torakal segmen kedua.
Kelainan yang paling sering terjadi yaitu atresia esofagus dengan FTE di distal
(87%), atresia esofagus tanpa fistula (8%), fistula trakeoesofagus tanpa atresia
esofagus (4%), atresia esofagus dengan fistula di proksimal dan distal trakea (1%),
1,2
serta atresia esofagus dengan fistula di proksimal (1%).
dari esofagus. Atresia esofagus biasanya terjadi 1 dari 4.000 neonatus. Dari semua
kelainan ini > 90 % terdapat juga fistula trakeoesofagus. Dari semua tipe atresia
esofagus, atresia esofagus dengan fistula trakeoesofagus di bagian distal, serta ujung
proksimal esofagus yang mengalami dilatasilah yang paling sering terjadi 87 % dari
semua kasus. Berikut merupakan gambar dan prevalensi dari beberapa tipe atresia
1
esophagus.
Gambar 1. Frekuensi dari beberapa tipe Atresia Esofagus dengan atau tanpa Fistula
Trakeoesofagus, (a) Atresia Esofagus tanpa fistula 5-10% (b) Atresia Esofagus
dengan fistula trakeoesofagus di proximal 1% (c) Atresia Esofagus dengan fistula
trakeoesofagus di distal 80-90% (d) Atresia Esofagus dengan fistula trakeoesfogaus
di proximal dengan distal 2-3% (e) Fistula Trakeoesofagus tanpa atresia esofagus ( H-
4
Type ) 5-8%.
kelainan lain selama lahir, makanya setelah lahir harus segera dilakukan pemeriksaan
dengan
A = Anorectal, kelainan yang sering terjadi ialah atresia ani atau anus
5
imperforate
L = Limb, yang sering terjadi ialah radial aplasia atau hypoplasia, abnormal
6
thumb, preaxial polydactyl dan syndactyl.
EMBRIOLOGI
dibedakan dari abdomen pada masa 4 minggu embrio berkembang. Dan di saat yang
bersamaan trakea mulai berkembang menonjol ke anterior dari esofagus yang sedang
(bagian caudal dari foregut). Septum trakeoesofagus terbentuk pada tempat dimana
menyatu. Septum ini terbagi menjadi bagian ventral (tuba laringotrakheal) dan bagian
dorsal (esofagus), septum bagian ventral ini yang akan berkembang menjadi paru
1,3
paru.
seperti atresia esofagus dengan fistula trakeoesofagus. Atresia esofagus terjadi jika
Panjang dari esofagus berkisar 8 – 10 cm setelah lahir, menjadi dua kali lipat saat
1
berumur 2-3 tahun, dan menjadi kurang lebih 25 cm saat dewasa.
tetapi akan mengecil seiiring dengan waktu. Di lokasi intra abdominal ini, bagian
distal esofagus dengan LES ( Lower Esophageal Spinchter ) mempunyai peran
penting dalam anti refluks. Aktivitas menelan di esofagus dapat terlihat pada masa
Polyhidramnion, merupakan tanda dari gangguan proses menelan dari esofagus atau
ANATOMI
7
Gambar 2. Anatomi Esofagus
pharynx dan gaster. Sebagian besar esofagus terdapat di dalam rongga thorax dan
sentimeter, esofagus lalu mencapai gaster pada sisi kanannya. Di tempat peralihan ini
(dekat cardia), di sebelah kanan esofagus terdapat lobus hepatis sinister dan di
posteriornya terdapat crus sinistrum dari diafragma. Nervus vagus terdapat di anterior
dan posteriornya. Peralihan esofagus ke gaster berfungsi sebagai sphincter esofagus
bagian bawah. Makanan yang masuk akan tertahan sementara di sini dan sphincter ini
8
juga berguna untuk mencegah kembalinya isi gaster ke dalam esophagus.
Pembuluh Darah
Suplai darah arteria untuk esofagus bagian atas, tengah dan bawah berturut-
turut oleh cabang dari arteria thyroidea inferior, arteria oesophagica, arteria
bronchialis dan cabang dari arteria gastric sinistra. Darah vena mengikuti arterinya
kecuali bagian tengah yang menuju vena azygos dan vena hemiazygos. Darah dari
bagian akhir esofagus akan mengalir ke vena portae hepatis melalui vena gastrica
Persarafan Esofagus
Persarafan simpatis oleh rami oesophagealis dari ganglia thoracica dan nervus
8
splanchnicus major.
ETIOLOGI & PATOFISIOLOGI
lainnya sehingga menunjukkan bahwa lesi ini timbul setelah adanya gangguan mayor
pada proses embriogenesis, penyebab pasti dari kelainan ini masih tidak diketahui.
Zat teratogen terlibat dalam terjadinya kelainan ini, tetapi hal ini belum dapat
dibuktikan hubungannya. Pada masa kehamilan 22-23 hari, esofagus dan trakea
struktur yang tubuler terjadi pada minggu keempat dari perkembangan dan terbentuk
sempurna pada 34-36 hari. Meskipun terdapat beberapa teori embrionik yang
dapat menjelaskan keseluruhan kelainan anatomi yang terjadi. Tingkat insiden pada
kejadian ini meningkat pada minggu keempat kehamilan dimana terjadi kerusakan
Beberapa teori menjelaskan bahwa masalah pada kelainan ini terletak pada
embrio yang sama. Selama minggu keempat kehamilan, bagian mesodermal lateral
pada esophagus proksimal berkembang. Pembelahan foregut ini pada bagian tengah
memisahkan esophagus dari trakea pada hari ke- 26 masa gestasi. Kelainan dan
neural, serta pemisahan yang tidak sempurna dari septum trakeosofageal dihasilkan
dari gangguan proses apoptosis yang merupakan salah satu teori penyebab
paparan virus dan bahan kimia juga berkontribusi pada perkembangan atresia
menginduksi laju dan waktu pertumbuhan dan proliferasi sel pada proses embrionik
sebelumnya. Kejadian ini biasa terjadi sebelum 34 hari masa gestasi. Organ lainnya
seperti traktus intestinal, jantung, ginjal, ureter dan sistem muskuloskeletal, juga
2
berkembang pada waktu ini.
Gangguan ginjal dan saluran kencing (seperti ginjal polisistik atau horseshoe
9
kidney,
tidak adanya ginjal dan hipospadia).
Atresia esofagus adalah kelainan yang terjadi pada awal gestasi (22 sampai 36
hari). Esofagus dan trakea berasal dari foregut primitive. Selama 4 sampai 5
3
Gambar 3. Patofisiologi Atresia Esofagus
Karena terdapat diskontinuitas esofagus , bayi dengan atresia esofagus tidak dapat
menimbulkan pengeluaran air liur yang menetap, aspirasi atau regurgitasi makanan.
Atresia esofagus sering dihubungkan dengan fistula yang terletak antara trakea dan
hubungan antara esofagus dan trakea. Ketika bayi dengan fistula trakeoesofagus
tegang, batuk atau menangis, udara masuk kedalam lambung melalui fistula.
Akibatnya, perut dan usus kecil berdilatasi yang akan mengangkat diafragma.
Keadaan ini akan membuat bayi kesulitan bernafas. Reflux makanan dan sekresi
lambung melalui fistula menuju trakeobronkus dan naik ke esofagus dapat juga
terjadi. Reflux ini dapat menyebabkan pneumonia dan atelektasis. Oleh karena itu,
pneumonia dan distress pernafasan merupakan komplikasi yang biasanya terjadi pada
2,3
fistula trakeoesofagus.
Pada atresia esofagus, kelainan juga terjadi pada trakea. Kelainan tersebut
terdiri atas defisiensi absolut cartilago trakea dan meningkatnya panjang muskulus
tranversus yang terletak di posterior dinding trakea. Pada kasus yang berat,
abnormalitas ini dapat menjadi tracheomalacia dengan kolaps trakea sekitar 1-2 cm
10
pada segmen sekitar fistula.
Klasifikasi original oleh Vogt pada tahun 1929 dan masih digunakan sampai
Kluth ( 1976 ) menerbitkan sebuah Atlas of Esophageal Atresia yang terdiri atas 10
tipe mayor, dengan masing-masing subtype berdasarkan pada klasifikasi Vogt yang
asli. Hal ini terlihat lebih mudah untuk menggambarkan kelainan anatomi dari atresia
esofagus tersebut. Adapun klasifikasi atresia esophagus menurut Vogt adalah sebagai
10
berikut :
Atresia esofagus dengan fistula trakeoesofagus distal ( 86%, Vogt 111b. Gross
C)
Ini merupakan jenis yang paling sering terjadi. Esofagus bagian proksimal
berdilatasi dan dinding muscular akan menebal dan berujung pada mediastinum
superior setinggi vertebra thoracis III sampai IV. Esofagus distal (Fistel), yang
mana lebih tipis dan sempit, memasuki dinding posterior trakea setinggi carina
atau 1-2 cm diatasnya. Jarak antara esophagus proksimal yang buntu dan fistula
Esofagus distal sangat
pendek dan berakhir pada jarak yang bervariasi
10
diatas diagframa.
cukup intak dengan trachea. Traktus yang mempunyai fistula seperti ini biasa
sangat tipis dengan diameter 3-5 mm dan umumnya berlokasi pada daerah
Gross B )
terisolasi.
Fistula bukan pada ujung distal esofagus tapi berlokasi 1-2 cm
10
diatas dinding depan
esofagus.
Atresia esofagus dengan fistula trakeoesofagus proksimal dan distal ( <1%,
diterapi sebagai atresia proksimal dan fistula distal. Sebagai akibatnya infeksi
sebelum operasi, diagnosisnya seharusnya dicurigai dari kebocoran gas banyak keluar
10
dari kantong atas selama membuat anastomosis dari esofagus.
atresia usus halus, hernia diaphragmatica maupun lesi intrathoracal. Akan tetapi tidak
minggu dengan ibu yang polyhidramnion kemungkinan besar oleh karena atresia
sendiri merupakan indikasi yang lemah dari atresia esofagus (insiden 1%).
sangat banyak. Tanda ini bukanlah diagnosa pasti, tetapi jika ditemukan harus
proses sirkulasi dengan cara ditelan, dikeluarkan melalui urine. Pada atresia esofagus
/fistula atresia esofagus, cairan amnion yang ditelan dikeluarkan kembali karena
dapat digunakan untuk meningkatkan keakuratan diagnosa ialah USG pada leher
janin untuk melihat kantong esofagus yang buntu di proximal dan untuk mengamati
proses menelan pada janon. Serta MRI dapat digunakan untuk membantu
3,10
diagnosa.
Jika kateter yang digunakan untuk resusitasi pada waktu lahir tidak bisa
Jika bayi yang baru lahir timbul sesak nafas yang disertai sekresi mulut yang
berlebihan
Jika tersendak, sianosis, atau batuk pada waktu berupaya menelan makanan
2,9
karena aspirasi cairan ke dalam jalan nafas
Bayi baru lahir dengan ibu polihidramnion dapat dites dengan nasogastric
tube yang dapat masuk sampai ke lambung setelah kelahiran untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya atresia esofagus. Bayi dengan Atresia Esofagus tidak mampu
menelan saliva dan ditandai dengan saliva yang banyak, sering batuk dan
memerlukan suction berulang oleh karena atresia esofagus yang menyebabkan isinya
tertumpuk di bagian proximal esofagus. Pada Atresia Esofagus, kateter tidak bisa
lewat melebihi 9-10 cm dari hidung ke gaster. Rongent dada dan abdomen
gelembung mukus yang berbusa, dan putih di mulut bayi, serta kadang kadang pada
hidung. Bayi juga mengalami pernapasan yang tersedak disertai episode batuk dan
muntah serta sianosis. Episode ini biasanya bertambah berat pada saat janin di beri
ASI. Jika terdapat fistula pada trakeoesofagus maka akan tampak berkembang
6,11,19
distensi abdomen oleh karena adanya gas pada saluran pencernaan.
kelainan fistula trakeoesofagus yang ada. Pada bayi yang dengan hanya atresia,
diagnosis biasanya dibuat setelah kelahiran. Saliva tidak bisa terletak secara mengisi
mulut dan nostril kemudian mengalami regurgitasi. Bayi dengan fistula pada bagian
proksimal menghambat pernafasan, distress, dan sianosis selama makan. Pada bayi
dengan atresia dan fistula distula, saliva yang banyak dan regurgitasi muncul
bersamaan dengan sianosis dan pneumonia sekunder yang terjadi akibat refluks dari
isi lambung. Selain itu, udara biasanya masuk keperut, sehingga perut menjadi
Jika kedua fistula proksimal dan distal ada, biasanya fistula proksimal yang
tanpa atresia atau fistula tipe-H, akan menimbulkan gejala batuk dan tersedak
Sedangkan pada pasien dewasa biasanya muncul dengan pneumonia rekuren dan
1,3
bronkiektasis
Pada neonatus dengan atresia esofagus atau tracheasofageal fistual, trachea juga akan
trakea menjadi lebih lunak dan rigiditasi lebih rendah dibanding normal.
GAMBARAN RADIOLOGI
atresia esofagus. :
Foto Thorax
di esofagus dan terdapat fistula trakeoesofagus karena terdapat udara di lambung dan
12
duodenum.
Gambar di bawah ini menunjukkan atresia trakeoesofagus tipe H (kiri) dan atresia
13
esofagus tanpa udara dalam usus.
2. Foto kontras
Gambar 8. Foto lateral dengan bahan kontras. Terlihat adanya fistula yang
mnghubungkan oesofagus dan trakea foto toraks dan abdomen akan menunjukkan
adanya gas pada lambung bila terdapat fistula trakeo-oesofagus. tidak adanya gas
pada lambung mengindikasikan adanya atresia oesofagus tanpa fistula. Endoskopi
43,44
trakea dan oesofagus dapat dilakukan untuk melihat adanya fistula .
Pemeriksaan ekokardiografi dapat dilakukan untuk mengesampingkan adanya
kelainan jantung dan untuk menentukan letak arkus aorta. Ultrasonografi renal
dilakukan pada bayi dengan anuria untuk menyingkirkan kemungkinan adanya
42
agenesis ginjal bilateral .
Foto polos toraks dan abdomen bisa menunjukkan selang nasogastrik yang
melingkar di kantong atas esofagus (gambar 9). Jika atresia esofagus berkaitan
dengan fistula trakeoesofagus, akan tampak usus dan gaster yang terisi udara di
esofagus proksimal. Pada atresia esofagus tersendiri, gambaran foto usus dapat tanpa
27
gas.
Pada foto polos, penandanya ialah pipa nasogastrik yang melingkar dalam
kompresi dan deviasi trakea. Gambaran abdomen tanpa gas menunjukkan atresia
esophagus tanpa stula esofagus atau atresia esofagus dengan fistula trakeoesofagus
proksimal. Gambaran gas dalam usus dapat terlihat pada 90% kasus (atresia esofagus
trakeoesofagus distal dan proksimal 2%, dan atresia esofagus dengan fistula
trakeoesofagus distal tanpa atresia esofagus 6%). Aspirasi pneumonia tidak jarang
terjadi di lobus paru atas, terkait langsung baik karena fistula trakeoesofagus ataupun
karena peristaltik abnormal segmen esofagus yang lebih rendah dengan refluks
28
gastroesofageal.
Foto polos toraks frontal dan lateral dapat memperkirakan panjang kantong
Foto Kontras
melalui hidung ke level atresia yang ditunjukkan dengan opasitas kontras untuk
larutan barium. Pemeriksaan dilakukan pada posisi lateral dekubitus dengan kepala
sedikit lebih tinggi. Posisi ini memungkinkan untuk melihat dasar kantong dan lokasi
ventral fistula.
diperiksa dengan level kepala sedikit rendah. Posisi prone dengan kepala lebih rendah
dibutuhkan untuk melihat jalannya saluran tersebut pada varian stula jenis H.
Komplikasi dapat terjadi selama pemeriksaan dan setelah koreksi bedah. Bahan
kontras kadang teraspirasi ke dalam paru. Barium bersifat inert tetapi dapat
kontras hipertonik yang larut dalam air, seperti meglumine diatrizoate, tidak boleh
digunakan untuk mendiagnosis stula karena jika teraspirasi ke dalam paru, akan
28
menyebabkan pneumonitis kimia, kadang disertai dengan edema paru berat.
lambung ke dalam esofagus, kalau perlu kateter diisi kontras non ionic. Penampakan
radiografi pada kasus atresia esofagus tergantung dari tipe atresia esofagus itu sendiri,
apakah terdapat fistula trakeoesfagus atau tidak beserta letak dari fistula itu sendiri.
Atresia esofagus sendiri terdapat beberapa tipe, berikut tipe dari atresia esofagus
19
tersebut beserta gambaran radiologisnya :
Distensi gas pada bagian perut dan usus halus (disebabkan udara
gambaran udara yang sedikit jika fistula okolusi. Sejumlah udara akan terlihat
pada esofagus, meskipun biasanya udara dalam esofagus pada neonatus dan
2,19
anak-anak normal, selain itu akan tampak gas pada abdomen.
secara umum. Penggambaran fistula sulit dilakukan. Sejumlah udara akan terlihat
dapat digunakan sebagai kontras alternatif. Jika pasien diintubasi atau dengan foto
CT-SCAN
esofagus. Biasanya pemeriksaan ini digunakan pada pasien yang lebih dewasa.
sagital selalu digunakan untuk mendiagnosis atresia esofagus pada neonatus secara
akurat. Metode ini dapat memperlihatkan gambar panjang esofagus, lengkap dengan
Gambar 17. Gambaran CT pada neonatus perempuan yang berumur 1 hari dengan
esophageal atresia. Pada gambaran CT helical tranversal menunjukkan adanya
distensi udara pada esofagus proksimal ( tanda panah ). Adanya volume yang
berkurang berhubungan dengan opasifikasi cairan yang menipis pada hemithorax
kanan, berdilatasi, esofagus distal yang terisi cairan yang menunjukkan aplasia yang
18
berdekatan pada paru paru kanan.
CT-Scan tidak biasanya digunakan dalam evaluasi atresia esofagus dan fistula
potongan sagital telah digunakan pada bayi baru lahir dan secara akurat mampu
Pada gambar CT-scan tampak udara mengisi bagian proksimal dari esofagus
menyebabkan dilatasi dan terisinya cairan pada distal esofagus, yang menyebabkan
18
aplasia dari paru kanan.
meningkatkan kualitas hasil, sehingga memudahkan penilaian lesi kecil seperti stula
31
trakeoesofagus. Aspek teknik tertentu memungkinkan visualisasi stula tersebut,
trakeoesofagus tipe H mencakup 2 tujuan, selain kon rmasi diagnosis, juga untuk
akurasi lokalisasi topogra lesi stula yang penting karena mempengaruhi pendekatan
bedah. Operasi dapat dengan insisi kecil di sisi kanan toraks yang dipandu dengan
32
hasil CT.
napas memberikan gambaran resolusi yang lemah, tetapi dapat dikompensasi dengan
31
memilih bidang pandang yang kecil.
Saat rekonstruksi bronchoskopi maya, gerakan jantung dan saluran pernafasan
33
menghasilkan artefak di dinding saluran nafas. Artefak ini tidak menjadi perhatian
khusus karena tidak mengganggu visualisasi lubang stula. Perbaikan kualitas gambar
potongan koronal dan sagital dapat membantu mengidenti kasi artefak tersebut.
USG
atresia esofagus setelah kelahiran, akan tetapi dapat digunakan sebelum kelahiran.
Pada pemeriksaan ini ditemukan adanya gelembung udara pada perut fetus yang
esofagus. Kecurigaan akan meningkat jika terdapat area anehoik pada bagian tengah
pemeriksaan ini dapat merujuk ke atresia esofagus. Tanda kantung ini telah
didapatkan secara langsung pada usia 26 minggu masa gestasi, tetapi onsetnya
tranlusens nuchal didapatkan pada trimester pertama dan atresia esofagus telah
2
ditemukan
esofagus pada bayi setelah kelahiran. Meskipun begitu, MRI memberikan gambar
esofagus dan sekitarnya pada posisi sagital dan karonal, dan resolusi kontrasnya lebih
baik dibandingkan CT-scan. MRI sangat jarang digunakan untuk menjelaskan lokasi
arkus aorta, tetapi sering digunakan untuk diagnosa molformasi congenital. Tidak
seperti USG, pemeriksaan MRI pada prenatal memberikan gambar lesi sekitar
esofagus dan hubungan dan hubungan anatomi. MRI pada fetus memberikan bukti
akurat untuk diagnosis atresia esofagus pada anak dengan resiko tinggi berdasarkan
penemuan USG. Akan tetapi, pemeriksaan MRI sulit untuk dilakukan pada kasus
2
polihidramnion karena kualitas gambar jelek
MRI tidak memiliki peran dalam mendiagnosis atresia esofagus dan TEF
ketika masa postnatal. Namun MRI mampu untuk melihat seluruh bagian esofagus
baik pada potongan sagital dan koroner serta resolusi kontrasnya lebih tinggi dari CT.
MRI jarang digunakan untuk menentukan lokasi arkus aorta, tetapi akhir-akhir ini
11
MRI digunakan untuk mendiagnosis kelainan kongenital pada masa prenatal.
Berikut gambaran MRI dari atresia esofagus, dimana terlihat cairan pada
21
kantung esofagus.
MRI fetus tidak akurat pada kasus polyhydramnion. Penilaian MRI antenatal masih
41
terbatas dengan tingkat positif palsu hingga 64%.
Gambar 30 Citra T2 MRI axial dan sagittal tertimbang menunjukkan fistula antara
trakea dan esofagus (panah)
Endoskopi
Endoskopi adalah metode diagnostik terbaik, baik untuk pasien sadar maupun
menunjukkan lokasi tepat stula. Pada bronchoskopi, juga dapat dilakukan broncho-
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Akalasia
corpus esofagus dan kegagalan relaksasi SEB saat menelan makanan. Gangguan ini
selanjutnya akan timbul pelebaran esophagus. Keadaan ini akan menimbulkan gejala
dan komplikasi tergantung dari berat dan lamanya kelainan yang terjadi. Studi selama
karena proses penyakit yang intrinsik dan ekstrinsik. Striktur esofagus kongenital
biasanya terlihat setelah bayi baru lahir dengan cara yang sama dengan esophageal
22
webs.
mukosa yang ireguler dan ulserasi yang menyebabkan obstruksi dan dilatasi
14
proksimal esofagus.
dimana terlihat perforasi iatrogenik esofagus setelah pemasangan baloon pada daerah
23
distal esofagus.
Gambar 34. CT-scan dari esophageal stricture .23
Esophageal divertikulum
divertikula dapat timbul pada waktu lahir tetapi lebih sering memberikan gejala
ketika masa dewasa. Gejalanya yaitu riwayat dysphagia, nyeri dada, muntah, kadang
22
pneumonia aspirasi.
Pada gambar berikut terlihat penonjolan dari lapisan mukosa dan submukosa
dari dinding posterior trianguler di antara bagian horizontal dan oblik dari muskulus
24
cricopharyngeus.
Gambar 35. Foto thorax, eophagography dan CT scan dari esophageal diverticulum.24
PENGOBATAN
Sekali diagnosis atresia esofagus dibuat, persiapan harus dibuat untuk koreksi
kontinus dari kantung atas esofagus, kepala bayi harus elevasi. Cairan IntraVena
intubasi harus dilakukan. Ventilasi bag-mask tidak dibutuhkan oleh karena dapat
3
menyebabkan distensi lambung akut yang membutuhkan gastrotomi emergensi.
Jika diduga terjadi spesis atau infeksi pulmonal, antibiotik spekrum luas
dan abdomen biasanya sudah mencukupi, penggunaan kontras tidak terlaku sering
pnemonia signifikan atau atelektasis untuk mencegah refluk isi lambung melewati
fistel dan menuju trakea. Bayi yang sehat tanpa komplikasi pulmonal atau anomali
mayor yang lain biasanya menjalani perbaikan primer pada beberapa hari kehidupan,
3
rata-rata harapan hidup pada pasien kelompok ini hampir 100%.
Pembedahan ditunda pada bayi dengan berat badan lahir rendah, pneumonia
atau anomali mayor yang lain. Bayi prematur dengan BBLR dan bayi dengan
malformasi mayor yang bersamaan diterapi dengan nutrisi parenteral, gastrotomi dan
suction kantong atau sampai mereka dapat dioperasi. Rata-rata harapan hidup
Gambar 36. Tampak esofagus anak yang telah menjalani operasi perbaikan dari
26
atresia esofagus dengan fistula trakeoesofagus.
PROGNOSIS
Tahun 1962, Waterson dkk membuat klasifikasi bayi yang lahir dengan
Atresia Esofagus menjadi 3 grup " dengan harapan hidup yang berbeda" Klasifikasi
menurut BB lahir, kelainan lain yang berhubungan & adanya pneumonia :
berat.
Klasifikasi ini merujuk pada 113 kasus yang ditangani dari RS Great Ormond
Street dari 1951-1959. 38 bayi di grup A, hampir semua selamat (95%) hanya 2 yang
tidak. Dari 43 bayi di grup B, 29 selamat (68%) sementara hanya 2 bayi dari 32 yang
dengan diagnosis dan terapi pada kelainan lain yang berhubungan. Kemajuan di
bidang tekhnik anastesi dan intensive care bagi neonatus cukup memuaskan.
Klasifikasi Waterson berdasarkan 357 bayi dengan atresia esofagus yang dirawat di
Jelaslah bahwa sistem klasifikasi berdasarkan resiko baru diperlukan sesuai era
yang sudah modern. Klasifikasi berdasarkan resiko, baru meliputi berat badan lahir
dan malfomasi jantung yang bertanggung jawab pada sebagian besar kematian.
Kalsifikasi menurut Spitz terhadap keselamatan pada Atresia Esofagus :
sianotik yang memerlukan terapi paliatif atau lebih atau kelainan jantung kongenital
tahun 1980, tetapi sudah meningkat menjadi 98 %, 82% dan 58 % pada saat ini.
Bandung
47. Kasir ibnu , 2002, Tafsir Ibnu Kasir, jilid 3, Tafsir Al Surah Al-An’am Ayat 17, Al-
Baqarah Ayat 195, Al-Qoshosh Ayat 77, Ar Ra'du Ayat 11,Dat Toyibah, Riyadh
TINJAUAN PUSTAKA