You are on page 1of 8

ASUHAN KEPERAWATAN CEDERA KEPALA

PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPANG KANAN


Nama :
Umur :

No. MR :

Alamat :

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Perfusi jaringan tak efektif (spesifik NOC NIC
serebral) b.d aliran arteri dan atau vena Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….x Monitor Tekanan Intra Kranial
terputus, dengan batasan karak-teristik: 24 jam, klien mampu mencapai : 1. Catat perubahan respon klien terhadap
– Perubahan respon motorik 1. Status sirkulasi dengan indikator: stimulus / rangsangan
– Perubahan status mental a. Tekanan darah sistolik dan diastolik dalam 2. Monitor TIK klien dan respon neurologis
– Perubahan respon pupil rentang yang diharapkan terhadap aktivitas
– Amnesia retrograde (gang-guan b. Tidak ada ortostatik hipotensi 3. Monitor intake dan output
memori) c. Tidak ada tanda tanda peningkatan TIK 4. Pasang restrain, jika perlu
2. Perfusi jaringan serebral, dengan indicator : 5. Monitor suhu dan angka leukosit
a. Klien mampu berko-munikasi dengan jelas dan 6. Kaji adanya kaku kuduk
sesuai kemampuan 7. Kelola pemberian antibiotik
b. Klien menunjukkan perhatian, konsentrasi, dan 8. Berikan posisi dengan kepala elevasi 30-
orientasi 40O dengan leher dalam posisi netral
c. Klien mampu mem-proses informasi 9. Minimalkan stimulus dari lingkungan
3. Klien mampu membuat keputusan dengan benar 10. Beri jarak antar tindakan keperawatan
- Tingkat kesadaran klien membaik untuk meminimalkan peningkatan TIK
11. Kelola obat obat untuk mempertahankan
TIK dalam batas spesifik
Monitoring Neurologis
1. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan
bentuk pupil
2. Monitor tingkat kesadaran klien
3. Monitor tanda-tanda vital
4. Monitor keluhan nyeri kepala, mual, dan
muntah
5. Monitor respon klien terhadap pengobatan
6. Hindari aktivitas jika TIK meningkat
7. Observasi kondisi fisik klien
Terapi Oksigen
1. Bersihkan jalan nafas dari secret
2. Pertahankan jalan nafas tetap efektif
3. Berikan oksigen sesuai instruksi
4. Monitor aliran oksigen, kanul oksigen, dan
humidifier
5. Beri penjelasan kepada klien tentang
pentingnya pemberian oksigen
6. Observasi tanda-tanda hipoventilasi
7. Monitor respon klien terhadap pemberian
oksigen
8. Anjurkan klien untuk tetap memakai
oksigen selama aktivitas dan tidur

Nyeri akut b.d dengan agen injuri fisik, NOC Manajemen nyeri
dengan batasan karakteristik: 1. Nyeri terkontrol 1. Kaji keluhan nyeri, lokasi, karakteristik,
- Laporan nyeri kepala secara 2. Tingkat Nyeri onset/durasi, frekuensi, kualitas, dan
verbal atau non verbal 3. Tingkat kenyamanan beratnya nyeri.
- Respon autonom (perubahan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …. x 2. Observasi respon ketidaknyamanan secara
vital sign, dilatasi pupil) 24 jam, klien dapat : verbal dan non verbal.
- Tingkah laku ekspresif (gelisah, 1. Mengontrol nyeri, dengan indikator: 3. Pastikan klien menerima perawatan
menangis, merintih) - Mengenal faktor-faktor penyebab analgetik dg tepat.
- Fakta dari observasi - Mengenal onset nyeri 4. Gunakan strategi komunikasi yang efektif
- Gangguan tidur (mata sayu, - Tindakan pertolong-an non farmakologi untuk mengetahui respon penerimaan
menyeringai, dll) - Menggunakan anal-getik klien terhadap nyeri.
- Melaporkan gejala-gejala nyeri kepada tim 5. Evaluasi keefektifan penggunaan kontrol
kesehatan. nyeri
- Nyeri terkontrol 6. Monitoring perubahan nyeri baik aktual
2. Menunjukkan tingkat nyeri, dengan indikator: maupun potensial.
- Melaporkan nyeri 7. Sediakan lingkungan yang nyaman.
- Frekuensi nyeri 8. Kurangi faktor-faktor yang dapat
- Lamanya episode nyeri menambah ungkapan nyeri.
- Ekspresi nyeri; wa-jah 9. Ajarkan penggunaan tehnik relaksasi
- Perubahan respirasi rate sebelum atau sesudah nyeri berlangsung.
- Perubahan tekanan darah 10. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
- Kehilangan nafsu makan untuk memilih tindakan selain obat untuk
3. Tingkat kenyamanan, dengan indicator : meringankan nyeri.
- Klien melaporkan kebutuhan tidur dan istirahat 11. Tingkatkan istirahat yang adekuat untuk
tercukupi meringankan nyeri.
Manajemen pengobatan
1. Tentukan obat yang dibutuhkan klien dan
cara mengelola sesuai dengan anjuran/
dosis.
2. Monitor efek teraupetik dari pengobatan.
3. Monitor tanda, gejala dan efek samping
obat.
4. Monitor interaksi obat.
5. Ajarkan pada klien / keluarga cara
mengatasi efek samping pengobatan.
6. Jelaskan manfaat pengobatan yang dapat
mempengaruhi gaya hidup klien.
Pengelolaan analgetik
1. Periksa perintah medis tentang obat, dosis
& frekuensi obat analgetik.
2. Periksa riwayat alergi klien.
3. Pilih obat berdasarkan tipe dan beratnya
nyeri.
4. Pilih cara pemberian IV atau IM untuk
pengobatan, jika mungkin.
5. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgetik.
6. Kelola jadwal pemberian analgetik yang
sesuai.
7. Evaluasi efektifitas dosis analgetik,
observasi tanda dan gejala efek samping,
misal depresi pernafasan, mual dan
muntah, mulut kering, & konstipasi.
8. Kolaborasi dgn dokter untuk obat, dosis &
cara pemberian yg diindikasikan.
9. Tentukan lokasi nyeri, karakteristik,
kualitas, dan keparahan sebelum
pengobatan.
10. Berikan obat dengan prinsip 5 benar
11. Dokumentasikan respon dari analgetik dan
efek yang tidak diinginkan
Peningkatan tekanan intrakranial b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….x 1. Pantau tanda dan gejala peningkatan TIK
proses desak ruang akibat penumpukan 24 jam dapat mencegah atau meminimalkan - Kaji respon membuka mata, respon
cairan / darah di dalam otak komplikasi dari peningkatan TIK, dengan kriteria : motorik, dan verbal, (GCS)
Batasan karakteristik : · Kesadaran stabil (orien-asi baik) - Kaji perubahan tanda-tanda vitaL
- Penurunan kesadaran (gelisah, · Pupil isokor, diameter 1mm - Kaji respon pupil
disorientasi) · Reflek baik - Catat gejala dan tanda-tanda: muntah,
- Perubahan motorik dan persepsi · Tidak mual sakit kepala, lethargi, gelisah, nafas
sensasi · Tidak muntah keras, gerakan tak bertujuan,
- Perubahan tanda vital (TD perubahan mental
meningkat, nadi kuat dan lambat) 2. Tinggikan kepala 30-40O jika tidak ada
- Pupil melebar, reflek pupil menurun kontra indikasi
- Muntah 3. Hindarkan situasi atau manuver sebagai
- Klien mengeluh mual berikut:
- Klien mengeluh pandangan kabur - Fleksi dan rotasi leher berlebihaN
dan diplopia - Stimulasi anal dengan jari, menahan
nafas, dan mengejan
- Perubahan posisi yang cepat
4. Ajarkan klien untuk ekspirasi selama
perubahan posisi
5. Konsul dengan dokter untuk pemberian
pelunak feces, jika perlu
6. Pertahankan lingkungan yang tenang
7. Hindarkan pelaksanaan urutan aktivitas
yang dapat meningkatkan TIK (misal:
batuk, penghisapan, pengubahan posisi,
meman-dikan)
8. Batasi waktu penghisapan pada tiap waktu
hingga 10 detik
9. Hiperoksigenasi dan hiperventilasi klien
sebelum dan sesudah penghisapan
10. Konsultasi dengan dokter tentang
pemberian lidokain profilaktik sebelum
penghisapan
11. Pertahankan ventilasi optimal melalui
posisi yang sesuai dan penghisapan yang
teratur
12. Jika diindikasikan, lakukan protokol atau
kolaborasi dengan dokter untuk terapi obat
yang mungkin termasuk sebagai berikut:
13. Sedasi, barbiturat (menurunkan laju
metabolisme serebral)
14. Antikonvulsan (mencegah kejang)
15. Diuretik osmotik (menurunkan edema
serebral)
16. Diuretik non osmotik (mengurangi edema
serebral)
17. Steroid (menurunkan permeabilitas
kapiler, membatasi edema serebral)
18. Pantau status hidrasi, evaluasi cairan
masuk dan keluar)

You might also like