Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mensintesa PABA, dan juga tidak bisa mengkonjugasi glutamat yang pertama.
Karena itu kadar asam folat dalam tubuh kita tergantung dari asupan makanan
atau suplemen.
Membedakan terminologi sangat penting dalam pembahasan apapun
mengenai peran folat dalam biologi reproduksi dan nutrisi. Istilah folat secara
khas digunakan sebagai nama generik dari sekelompok komponen yang terkait
secara kimiawi berdasarkan struktur asam folat. Folat atau vitamin B9 dianggap
sebagai salah satu dari 13 vitamin esensial. Vitamin ini tidak dapat disintesis
secara de novo oleh tubuh, dan harus didapatkan dari diet atau suplementasi.
Folat dietary merupakan nutrien alami yang terdapat pada sayuran hijau segar,
kuning telur, hati, ragi, dll. Asam folat adalah suplemen diet sintetis yang hadir
dalam bentuk makanan yang diperkaya secara artifisial dan vitamin farmasi.
Baik folat maupun asam folat tidan aktif secara metabolik. Keduanya harus
mengalami reduksi untuk dapat berpartisipasi dalam metabolisme selular. l-5-
Methyltetrahydrofolate (l-methylfolate) adalah mikronutrien yang predominan
dari folat yang bersirkulasi di plasma dan terlibat dalam proses biologis.
yang terbentuk bertindak sebagai akseptor berbagai unit karbon tunggal dan
selanjutnya memindahkan unit ini kepada zat-zat yang memerlukan. Berbagai
reaksi penting yang menggunakan unit karbon tunggal adalah :
sintesis purin melalui pembentukan asam inosinat
sintesis nukleotida pirimidin melalui metilasi asam deoksiuridilat
menjadi asam timidilat
interkonversi beberapa asam amino misalnya antera serin dengan
glisin histidin dengan asam glutamate, hemosistein dengan metionin.
Gambar 2. Jalur Metabolisme Folat
2.3. FARMAKOKINETIK
Pada pemberian oral absorpsi folat baik sekali terutama 1/3 bagian
proksimal usus halus. Dengan dosis oral yang kecil, absorpsi memerlukan
energi, sedangkan pada kadar tinggi absorpsi dapat berlangsung secara difusi.
Walaupun terdapat gangguan pada usus halus, absorpsi folat biasanya masih
mencukupi kebutuhan terutama sabagai PmGA.
Untuk dapat menjadi metabolit aktif, asam folat harus dikonversi
menjadi dihydrofolate (DHF) dan kemudian tetrahydrofolate (THF) melalui
reduksi enzimatik , suatu proses yang dikatalisasi oleh enzim DHF reductase
(DHFR). Baru setelah itu, THF dapat diubah menjadi bentuk aktifnya l-
methylfolate oleh enzim methylenetetrahydrofolate reductase (MTHFR).
Akan tetapi dalam jurnal penelitian 2015, NTD umumnya disertai cacat bawaan
lain dan tidak sempurnanya sistem organ, seperti hydrocephalus, sumbing
orofasial dengan/tanpa sumbing palatum, penyakit jantung bawaan, anomali
traktus urinaria, dan defek anggota gerak, juga kanker-kanker pediatrik (tumor
otak, neuroblastoma, leukemia).
Gambar 4. Defek tabung saraf yang disebabkan penutupan yang tidak
sempurna dari neuroporus kranial dan kaudal.
Ada dua bentuk NTD tergantung pada apakah ujung kranial atau
kaudal yang terlibat: anensefali melilbatkan penutupan ujung kranial yang
inkomplet, dan ini bersifat letal, dimana kematian terjadi sebelum atau segera
setelah kelahiran, sementara spina bifida dicirikan dengan adanya penutupan
ujung kaudal yang inkomplet, dan dapat menyebabkan disabilitas berat
termasuk paraplegia dan paralisis ekstremitas bawah.
Sejauh ini belum ada penelitian mengenai insiden NTD di Indonesia.
Ada komponen genetik yang signifikan terhadap perkembangan neural tube
defects, karena, jika salah satu orangtua memiliki anak yang terkena atau jika
salah satu orangtua merupakan penderita neural tube defects maka ada risiko
sekitar 10% keturunan selanjutnya menderita neural tube defect. Jika pada dua
kehamilan terjadi neural tube defect, risiko terjadinya neural tube defect untuk
kehamilan selanjutnya meningkat sekitar 20 kali lipat.
Terdapat beberapa bukti yang mendukung hipotesis hubungan
diantara defisiensi folat dan NTD, seperti: (a) RCT bagi pencegahan primer
kejadian ataupun rekurensi telah dikonfirmasi bahwa suplementasi asam folat
perikonsesional menurunkan angka NTD sebesar 72%, (b) antagonis asam folat
(methotrexate, didhydrofolate reductase inhibitors, dll) meningkatkan risiko
NTD; dan konsentrasi folat dalam sel darah merah lebih rendah pada ibu yang
melahiran anak-anak dengan NTD.
Dianjurkan pada ibu untuk mengonsumsi asam folat atau multivitamin
yang mengandung asam folat selama beberapa bulan pertama kehamilan. Saat
kehamilan level folat dalam darahnya akan menurun, seiring kenaikan sintesa
RBC pada kehamilan dari janin membutuhkan folat tersebut di kehamilan dan
juga peningkatan kehilangan folat melalui urin. Janin bayi sangat membutuhkan
asam folat untuk perkembangan otak, tulang, dan urat syaraf tulang belakang
setiap hari disertai dengan konsumsi makanan yang kaya folat (WHO, 2010).
Semua wanita yang berencana untuk hamil hingga minggu ke-12
gestasi harus mendapatkan suplemen asam folat. Sebagaimana pada saat
tabung saraf menutup pada hari ke 28 masa kehamilan, dimana kehamilan
mungkin belum terdeteksi, suplementasi asam folat setelah bulan pertama
kehamilan tidak akan dapat mencegah NTD. Meskipun demikian, akan
berkontibusi pada aspek lain dari kesehatan ibu dan janin.
US National Institutes of Health merekomendasikan (a) wanita yang
memiliki risiko tinggi melahirkan anak dengan NTD (seperti seseorang dengan
riwayat keturunan NTD, atau anak sebelumnya mengalami NTD, atau mereka
yang menjalani pengobatan dengan antikonvulsan), suplementasi asam folat
dengan 5 mg/hari yang dimulai sebelum konsepsi; dan (b) bagi semua wanita
dalam usia reproduktif 0,4 sampai 1 mg asam folat perhari selama setidaknya 2
atau 3 bulan sebelum konsepsi, selama kehamilan, dan periode post partum.
dapat mengurangi risiko PJB, sumbing orofasial dan palatum, BBLR, persalinan
prematur, dan autisme (WHO, 2012).
Asam folat sangat penting karena sifatnya mengambat secara signifikan
zat teratogenik (bersifat pengganggu pembentukan sel jaringan janin), ini dapat
menekn kelainan pada janin terutama di periode pembentukan janin pada
masa kehamilan. Meski tidak bisa dikatakan sebagai satu-satunya pencegah
kecacatan janin, namun paling tidak asam folat mampu mereduksi efek zat-zat
yang merusak atau menghambat pertumbuhan janin seperti radikal bebas, zat
artifisial yang tidak aman, racun dan polutan. Tanpa adanya asam folat, zaat-zat
teratogenik semakin tak terbendung merusak dan mengganggu proses dalam
inti sel-sel yang sedang bertumbuh. Logikanya kalau zat yang mereduksi efek
teratogenik kurang, maka kerusakan yang ditimbulkan akan semakin buruk (Siti,
2009).
Mekanisme bagaimana asam folat dapat mencegah anomali pada janin
masih belum jelas, namun kemungkinan melibatkan regulasi metabolisme
homosistein. Metionin merupakan salah satu asam amino esensial yang dalam
tubuh akan dikonversi menjadi Sadenosilmetionin oleh enzim methionine
adeno sytrasferase. S-adenosilmetionin akan melepaskan gugus metilnya
menjadi S-adensolhomosistein, yang kemudian akan dihidrolisis menjadi
homosistein.
Homosistein (Hcy) telah diklaim sebagai salah satu faktor resiko yang
independent untuk penyakit vascular dan komplikasi pada kehamilan dan
malformasi congenital. Banyak studi yang juga mengaitkan gangguan
metabolism homosistein (Hcy) dengan neuropsikiatri dan kerusakan kognitif
pada lansia serta pertanda tumor dan Hiperhomosisteinemia berkaitan secara
signifikan dengan peningkatan resiko Penyakit Kardiovaskular.
lemon), kacang-kacangan, ragi, jamur, daging jeroan (hati, ginjal), jus jeruk,
dan jus tomat.
Asam folat sering tersedia dalam bentuk tablet 5 mg dan juga tabet
400 (Phi)g (Wemer dkk, 2010). Asam folat adalah turunan dari vitamin B yang
bersumber dari makanan sehari-hari. folat terdapat luas di dalam bahan
makanan terutama seperti: sayuran berwarna hijau, bayam, brokoli, serta
asparagus yang kaya dengan asam folat. begitu juga dengan buah-buahan
berwarna merah dan kuning, seperti: semangka, pisang, nanas. Selain itu
asam folat juga terdapat pada daging, hati sapi, ikan dan susu (Almatzier,
2004). Selain dari macam-macam asupan diatas, saat ini sudah banyak susu
yang difortifikasi asam folat.
Menurut Sediaoetomo (2004), bahan makanan yang membantu
penyerapan asam folat adalah vitamin C yang ada di dalam jeruk, pisang, dan
buah kiwi. Asam folat mudah rusak dalam pemanasan sehingga dianjurkan
tiap hari makan buah dan sayur mentah atau sayur yang tidak terlalu matang
saat dimasak. diperkirakan bahwa hanya 50% folat berasal dari makanan yang
dapat diabsorsi. Asam Folat ternyata disintesis dalam jumlah yang cukup
banyak oleh bakteri usus. Konsumsi minuman beralkohol, teh hijau yang
berlebihan dan konsumsi pil KB akan menghambat penyerapan asam folat
(Suhardjo, 2009).
Tanda dan gejala utama: lesu, lemas, sesak napas, oedem, nafsu
makan menurun, depresi, mual
Kadang-kadang pucat, glositis, dan diare
Pada kasus berat dijumpai seperti kasus malntrisi
b. Gejala Laboratorium
Gejala pernisiosa anemia murni (kekurangan vitamin B12) jarang
terjadi
Pada yang berat, Hb rendah: 4-6 mg/dL
Hitung eritrosit menurun, bisa terjadi leukopeni/trombositopeni
Leukosit perifer dominan bentuk segmen
Hitung jenis bergeser ke kanan, sel darah merah dalam bentuk
makrositosis dan poikilositosis
Pemeriksaan figlu test positif
Sumsum tulang hiperplastik ada aspirasi sumsum tulang krista iliaka
pada ibu hamil
2.7.2. Indikasi Pemberian Asam Folat
Penggunaan folat yang rasional adalah pada pencegahan dan
pengobatan defisiensi folat. Kebutuhan asam folat meningkat pada wanita
hamil, dan dapat menyebabkan defisiensi asam folat bila tidak atau kurang
mendapatkan asupan asam folat dan makanannya. Dosis yang digunakan
tergantung dari beratnya anemia dan komplikasi yang ada. Umumnya folat
diberikan per oral, etapi bila keadaan tidak memungkinkan, folat diberikan
secara IM dan SK. Untuk tujuan diagnostic digunakan dosis 0,1 mg per oral
selama 10 hari yang hanya menimbulkan respons hematologik pada pasien
defisiensi folat. Hal ini membedakannya dengan defisiensi vitamin B12 yang
baru memberikan respons hematologik dengan dosis 0,2 mg per hari atau
lebih.
Dosis kuratif diberikan pada anemia asam folat yang ringan secara oral
1000 μg/hari. Pada kasus lebih berat harus diberikan secara parenteral karena
absorpsi asam folat terganggu akibat kerusakan pada usus. Jika terjadi pada
akhir kehamilan, maka transfusi darah diperlukan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Ada dua bentuk asam folat yakni: (1) folat, yang terdapat secara alamiah
yang terdapat dalam makanan, dan (2) asam folat (asam pteroil-monoglutamat),
yang merupakan bentuk sintetik.
Suplementasi asam folat perikonsepsional melindungi janin dari anomali
struktural, termasuk NTD, penyakit jantung bawaan, kelainan traktus urinaria, dll.
Data terbaru menyebutkan asam folat juga mungkin dapat pula mencegah
persalinan prematur.
Kebutuhan asam folat yang direkomendasikan adalah 400 μg asam folat
1x/hari selama kehamilan. Idealnya asam folat sudah mulai diberikan sejak 2 bulan
sebelum hamil (saat perencanaan kehamilan).
Rekomendasi FOGSI-FIGO (2014) tentang suplementasi bagi ibu hamil yang
memiliki faktor risiko harus mendapatkan suplementasi asam folat dengan dosis
4,000 mikrograms per hari (4.0 mg) yang dimulai setidaknya 1 bulan sebelum
konsepsi dan dilanjutkan sebagai suplemen harian selama trimester pertama
kehamilan.
Penyedia layanan pada klinik antenatal dan perencanaan keluarga harus:
Menyarankan wanita-wanita yang berencana untuk hamil agar
mengkonsumsi 400 μg asam folat perhari, yang dimulai 2 bulan sebelum
kehamilan yang telah direncanakan.
Konseling bagi wanita yang memiliki riwayat anak dengan NTD, dan ibu
dengan diabetes atau yang sedang di bawah pengobatan antikonvulsan
tentang peningkatan risiko bagi bayinya, dan sarankan untuk mengkonsumsi
5 mg asam filat perhari dan tingkatkan asupan makan yang kaya folat.
(rekomendasi US National Institutes of Health)
DAFTAR PUSTAKA
1. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. 2004. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
2. VA Hodgetts, RK Morris, A Francis, J Gardosi, KM Ismail. Effectiveness of folic
acid supplementation in pregnancy on reducing the risk of small-for-
gestational age neonates: a population study, systematic review and meta-
analysis. 2014. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists: UK
tersedia dari www.bjog.org
3. R. Douglas Wilson, MD, Calgary AB et al. Pre-conception Folic Acid and
Multivitamin Supplementation for the Primary and Secondary Prevention of
Neural Tube Defects and Other Folic Acid-Sensitive Congenital Anomalies
dalam SOGC CLINICAL PRACTICE GUIDELINE No. 324, May 2015.Canada: the
Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada.
4. Hanafiah, T.M. Perawatan Antenatal dan Peranan Asam Folat dalam Upaya
Menignkatkan Kesejahteraan Ibu Hamil dan Janin. 2006. Medan: USU e-
repository.
5. WHO. Guideline: Daily iron and folic acid supplementation in pregnant
women. 2012. Geneva: World Health Organization.
6. Shere, Mahvash. The Pharmacology of Periconceptional Folic Acid
Supplementation. 2014. University of Toronto
7. Narendra Malhotra. Periconceptional folic acid for the prevention of neural
tube defects .The FOGSI-FIGO Connection May-Sep 2014 tersedia dari
www.figo.org;www.fogsi.org
8. Veronika M. Sidharta, Santoso Gunardi. Anensefali Fetus Pada Ibu Dengan
Dugaan Defisiensi Asam Folat Damianus Journal of Medicine; Vol.10 No.2
Juni 2011; Jakarta:UKI. hal. 111–116