Professional Documents
Culture Documents
3032012
BAB I
PENDAHULUAN
Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman “nyeri” adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut Hierzuki
Maslow. Kebutuhan rasa nyman “nyeri” diperlukan untuk proses kehidupan.
Nyeri adalah suatu mekanisme nyeri proteksi bagi penderita yang timbul bilamana jaringan sedang dirusak
dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri.
Masalah yang mempengaruhi nyeri diantaranya arti nyeri bagi bagi seseorang yang memiliki banyak
perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak,
dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial
budaya, lingkungan dan pengalaman, toleransi. Nyeri juga berhubungan erat dengan intensitas nyeri yang
apat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang mempengaruhi antara lain alkohol,
obat-obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan perhatian dan kepercayaan yang kuat.
Solusinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman ”nyeri” dalam pelayanan kesehatan keperawatan dapat di
lakukan dengan pemberian obat analgesik dan sejenisnya.
1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada Tn. ”K” sesuai dengan manajemen keperawatan.
Memberi informasi pada klien dan masyarakat tentang nyeri di bagian perut.
Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang di dapat dalam perkuliahan.
Sebagai bahan kepustakaan tentang asuhan keperawatan pada Tn. “K” dengan gangguan rasa nyaman
“nyeri”.
Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan menguatkan serta
meningkatkan asuhan keperawatan secara profesional agar terhindar dari komplikasi yang mungkin timbul.
1.4.1 Wawancara
1.4.2 Observasi
Pengambilan data dengan cara menilai dan memantau perkembangan klien secara langsung.
Cara pengumpulan data dengan cara melihat buku rekam medik klien dan hasil pemeriksaan laboratorium
seta pemeriksaan penunjang.
Teori asuhan keperawatan dari buku-buku yang membahas masalah-masalah asuhan keperawatan.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
NYERI
2.1 Definisi
Mengidentifikasi nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui
hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.
Mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa
menimbulkan ketegangan.
Mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang
dirusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan rasa nyeri.
Secara umum
Mengatakan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik
maupun dari serabut syaraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologi dan emosional.
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan reseptor. Nyeri yang dimaksud
adalah nocieptor , merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki nyelin yang terbesar pada kulit dan mukosa, khusunya pada persendian dinding arteri, ahti dan
kandung empedu.
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2 yakni nyeri akut dan nyeri kronis.
1. Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak memiliki atau
melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.
2. Nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang
lama. Yang lebih dari 6 bulan, yang termasuk nyeri psikomatis. Dan ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri
dapat dibagi ke dalam beberapa kategori, diantaranya nyeri tersusun dan nyeri terbakar.
5. Pertanyaan Daerah nyeri tidak di ketahui Daerah nyeri sulit dibedakan intensitasnya
nyeri secara pasti sehingga sulit di evaluasi (perubahan
perasaan)
6. Gejala klinis Pola respon yang khas Pola respon yang bervariasi dengan sedikit
dengan gejala yang lebih gejala (adaptasi) berlangsung terus menerus
terbatas
1. Nyeri menghantar adalah nyeri yang terasa pda bagian tubuh yang lain. Umumnya terjadi akibat
kerusakan pada bagian cidera organ.
2. Nyeri psikogenerit adalah nyeri yang tidak dapat diketahui secara fisik yang timbul akibat psikologis.
3. Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstrimitas diamputasi.
4. Nyeri neurologi adalah nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa jalur
syaraf.
Seseorang dapat menoloransi, menahan nyeri (poin tolerance) atau dapat mengenai jumlah stimulus nyeri
sebelum merasa nyeri (point treshold).
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya kerusakan pada jaringan dan iritasi
secara langsung pada reseptor.
Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya, karena adanya oedem akibat terjadinya penekanan pada reseptor
nyeri.
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri di antaranya (Barbara Clang, 1989).
Rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal coid) melalui corna dorsatis yang bersinaps di daerah
posterior. Kemudian naik ke kontraktus dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhirnya di
konteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut.
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medula spinalis dan merangsang aktivitas sel.
Nyeri tergantung dari kerja serat otot saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion
dorsalis. Rangsangan pada serat syaraf besar akan meningkatkan aktifitas substansia gelatinosa yang
mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktifitas sel terlambat dan menyebabkan hantaran
rangsangan ikut terlambat.
Adanya stimulasi pada noceciptor memulai transmisi impuls-impuls syarafi, sehingga transmisi impuls nyeri
menjadi efektif oleh neureurotranmitter yang spesifik, kemudian inhibisi impul nyeri menjadi efektif oleh
impuls-impuls pada serabut lamban dan endogen opiate sistem supresif.
(Hidayat, Aziz, 2008, hal. 124)
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :
Artisi nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri tersebut merupakan
arti yang negatif. Seperti membahayakan, merusak dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi oleh beberapa
faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman.
Persis nyeri, merupakan penilaian yang sangat subyektif tempatnya pada konteks.
Toleransi nyeri, toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi
kemampuan seseorang menahan nyeri.
Faktor yang mempengaruhi antara lain : alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan perhatian,
kepercayaan yang kuat.
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri seperti: nyeri tingkat persepsi,
nyeri pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial kesehatan fisik dan mental.
1. Cutaneous / superfisial yang meliputi struktur pada kulit dan jaringan subcutan.
3. Deep srematik yang meliputi tulang otot syaraf dan jaringan-jaringan yang menyokong.
1. Menurut Kozier
0 à tidak nyeri
1, 2, 3, 4 à ringan
5, 6 à sedang
7, 8, 9 à berat
10 à sangat
1 à tidak nyeri
2 à ringan
3 à tidak nyaman
4 à Distressing
5 à Novible (berat)
1 à tidak nyeri
2 à ringan
3 à sedang
4 à berat
0
5
Keterangan :
1 : tidak nyeri
2 : nyeri ringan
3 : nyeri sedang
4 : nyeri berat
6 : nyeri hebat
1. Trauma
3. Chemis (zat kimia bersifat asam dan baja serta iritasi dan korosif lainnya)
4. Elektris (listrik)
5. Peradangan (inflamasi)
Nyeri disebabkan oleh pembengkakan à meregang syaraf dan pelepasan mediator kimia.
1. Trauma Psikologis
1. Gangguan sirkulasi
1. Neuplasma
Misalnya : tumor
1. Respon Simpatis
Peningkatan suhu
Peningkatan respirasi
1. Respon muskular
Gelisah
Meraba
Membatasi respirasi
1. Respon emosional
Perubahan perilaku
1. Pengkajian
Pengumpulan Data
1. Keluhan utama
1. Pemeriksaan fisik
Expresi wajah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronik yang berhubungan dengan invasi jaringan akibat kanker abdomen
1. I : Implementasi penatalaksanaan obat dengan fentanya transdermi
Jelaskan pada pasien dan pasangannya tentang efek samping yang diharapkan, jadwal penggantian patah,
metode penanganan cara pemecahan untuk nyeri aktif.
R : Obat transdermal menghindari absorbsi gastrointestinal. Obat ini diindikasikan bagi klien yang
mengalami nyeri yang konstan (Joko dkk, 1994)
1. I : Ajarkan pasangan klien untuk melakukan massage punggung dengan usapan lembut.
R : Massage punggung dengan usapan lembut dan upaya yang mudah dilakukan, memakan aktu yang
singkat dan telah terbukti menyebabkan relaksasi (Meck, 1993).
R : Nyeri merupakan pengalaman subyektif dan harus dijelaskan oleh pasien untuk mengevaluasi
keefektifan dan terapi yang diberikan.
R : Pemahaman terhadap keadaan penyakit yang mendasarinya membantu dalam memilih intervensi yang
sesuai
KRITERIA EVALUASI
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri
diantaranya :
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. I. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
1. Identitas Pasien
Umur : 49 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
1. Penanggung Jawab
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Status : Istri
Pekerjaan : Swasta
1. Keluhan Utama
1. Riwayat Kesehatan
Pasien mengatakan sakit perut karena kurang nafsu makan, sakitnya seperti di tusuk-tusuk. Pasien sakit
perut di sebelah kanan bagian bawah, skala nyeri menurut Maxwell 3, nyeri pasien bertambah, sehingga
pada tanggal 24 Juli 2010 pada jam 12.30 WIB pasien dibawa ke RSUD Jombang.
Ibu psaien mengatakan keluarganya tidak pernah menderita penyakit menurun dan menular dalam keluarga.
1. Data Obyektif
1. K/U : Lemah
Kesadaran : Composmentis
1. TTV
TD : 130/90 mmHg
N : 82 x/menit
D : 36,5 oC
RR : 24 x/menit
Q : Tersayat
R : Kepala
S : Berat (8-9)
1. Kepala
1. Mata
1. Hidung
Inspeksi : Bibir kering, gigi agak kotor, mulut bau dan tidak ada gigi palsu
1. Telinga
Inspeksi : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada alat bantu
pendengaran
1. Leher
1. Dada
Auskultasi : Tidak ada wheezing dan ronchi, pernafasan vesikuler normal (24 x/menit)
1. Abdomen
Perkusi : ± ympani
1. Genetalia
1. Integumen
1. Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, terpasang infus di tangan kanan (infus Rl dengan 7 tetes/menit)
Ekstremitas Bawah
AKAAKI
5 5
5 5
BKA BKI
Keterangan :
Pemakai alkohol
0 1234 0 1 2 3 4
Mandi Ö Ö
Berpakaian Ö Ö
Berdandan Ö Ö
Pindah Ö Ö
Keterangan :
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
Di rumah sakit : Tidak tentu, karena pasien di rumah sakit merasa nyeri perut bagian bawah sebelah kanan,
sehingga pasien di rumah sakit merasa teranggu, kualitas tidur berkurang dari pada di rumah
1. Pola nutrisi
Di rumah sakit : Makan 2 semdok sering mungkin selama 1 hari (bubur halus, sayur, daging)
Minum 6 – 7 gelas/hari air putih
1. Pola eliminasi
Di rumah : BAK : 5 – 6 x/hari, warna kuning, agak keruh dan bau khas
1. Personal Hygiene
Di rumah : Mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 1 x/3 hari, ganti baju dalam dan pakaian 1 x
2 hari
Di rumah sakit : Belum pernah mandi, hanya diseka pagi dan sore hari (hanya bagian luar) sampai dengan
(kaki dan wajah) belum pernah gosok gigi dan keramas, ganti pakaian 1 x/hari
1. Keadaan Spiritual
1. Keadaan Psikososial
1. Data Penunjang
Hasil Laboratorium
CELL DYN –
– Hemoglobin – 10,4 – 11,4 – 17,7 g/dl
– Hematokrit – 34,8 – 37 – 48 %
KIMIA KLINIK
– SGPT – 29 – 40 u/l
IMUNOLOGI
Terapi pengobatan
– Ranitidin 2 x 1 (1 ampul)
– Acran 3 x 1 (1 ampul)
– Hepa Q 3 x sehari
– Cefotaximo 3 x 1 (1 ampul)
– Myamit 3 x 1 tablet/oral
1. II. ANALISIS DATA
Do : kesadaran composmentis
K/U lemah
: N : 85 x/menit
S : 37,3 oC
RR : 24 x/menit
Pemeriksaan fisik
Cornea : bintik-bintik
– Pola nutrisi
Makan : ± 2 sendok/sehari
1. HE (health educatio
Gangguan rasa nyaman “nyeri” Setelah di lakukan tindakan 3 x 24 jam
ditandai dengan diharapkan gangguan rasa nyaman (nyeri) – lakukan pendekatan
dapat berkurang dengan kriteria dan keluarganya
Dx : pasien megatakan nyeri pada
perut bawah bagian kanan – pasien mengatakan nyerinya – jelaskan tentang pen
berkurang diderita pasien
Do : K/U lemah
– ekspresi wajah pasien tenang tidak 1. Tindakan mandiri
– Wajah pasien menyeringai meringis kesakitan
– Ajarkan keluarga pa
– Ada nyeri tekan pada perut – skala nyeri 1 (maxwell) perutnya dengan air hang
bagian kanan bawah
– pasien dalam keadaan tenang – Ajarkan pasien untu
– Sklera kuning teknik distraksi
– keadaan umum pasien membaik
– Abdomen kembung – Memposisikan pasi
mungkin
– Perut bagian kanan sedikit
membesar 1. Observasi
– Skala nyeri 3 maxwell – Observasi TTV
– Kuku kuning – Skala nyeri
– Pasien memgangi perutnya
1. kolaborasi dengan ti
TTV : TD : 120/80 mmHg
: N : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 37,5 oC
1. IV. IMPLEMENTASI
26 Juli 2010 14.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien 1. keluarga pasien dan pasien
dan keluarga dengan cara 3S (senyum, ramah serta kooperatif
sapa, sentuh)
TD : 120/80 mmHg
N : 75 x/menit
S : 36,5 oC
RR : 24 x/menit
27 Juli 2010 07.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien 1. pasien dan keluarga
dan keluarga dengan cara 3S kooperatif
S : 37 oC
N : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 120/90 mmHg
N : 79 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36,5 oC
P : intervensi dilanjutkan
– Observasi TTV
– Acran 3×1 gr
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36 oC
RR : 22 x/menit
P : intervensi dilanjutkan
– Observasi TTV
– Acran 3×1 gr
O : K/U lemah
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 130/90 mmHg
S : 37 oC
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
P : intervensi dilanjutkan
– Observasi TTV
– Laksankan pengobatan
– Acran 3×1 gram (injk)
O : K/U membaik
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 120/90 mmHg
N : 78 x/menit
S : 37 oC
RR : 24 x/menit
P : intervensi dilanjutkan
– Observasi TTV
– Laksankan pengobatan
1. VI. EVALUASI
sudah berkurang
Kesadaran composmentis
GCS : 4, 5, 6
Tanda-Tanda Vital
TD : 130/90 mmHg
S : 37 oC
N : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
A : masalah teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo WA, Setyo Hadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit dalam Edisi Ke-5, Jakarta Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam 2009
Price, Sylvia Anderson dan Loraine MW, Patofisiologi Vol. I Edisi 6, Jakarta : EGC, 2005
Report this ad
Report this ad
Share this:
Twitter
Facebook8
Aksi
Comments RSS
Lacak balik
Information
Kategori : Uncategorized
Tinggalkan Balasan
PENCARIAN
Cari
Maret 2012
S S R K J S M
Maret 2012
S S R K J S M
« Feb
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31
TULISAN TERAKHIR
KATEGORI
Uncategorized
BLOG STATS
209,764 hits
Blog di WordPress.com.
Ikuti