Professional Documents
Culture Documents
Oleh
RIPAL PADLI
MOHAMMAD NATSIR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan sahabat Nabi yang menjadi
salah satu orang yang mendapat gelar Ash-Shiddiq lantaran beliau lah
orang yang membenarkan peristiwa Isra’ dan Mi’raj Rasulullah.
Sesaat setelah beliau wafat, situasi di kalangan umat Islam sempat
kacau. Dua kelompok yang merasa paling berhak dicalonkan sebagai
pengganti nabi Muhammad SAW adalah kaum Muhajirin dan kaum
Anshar.Kaum Muhajirin berpendapat bahwa merekalah yang berhak
menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW. Mereka mengemukakan
alasan bahwa kaum Muhajirin adalah orang-orang pertama yang menerima
islam dan berjuang bersama Nabi Muhammad SAW. Di pihak lain, kaum
Anshar berpendapat bahwa mereka adalah yang paling tepat menggantikan
posisi Nabi Muhammad SAW. Mereka mengemukakan alasan bahwa
islam dapat berkembang dan mengalami masa kejayaan setelah Nabi
hijrah ke Madinah dan mendapat pertolongan kaum Anshar, kaum anshar
kemudian mengusulkan Sa’ad bin Ubadah sebagai pengganti.
Perbedaan pendapat antara dua kelompok tersebut akhirnya dapat
diselesaikan secara damai setelah Umar bin Khatab membaiat Abu Bakar.
Setelah pengangkatan Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi khalifah, umat
islam mendapat pemimpin baru yang mengatur segala permasalahan
kehidupan. Di masa pemerintahan beliau terdapat beberapa peristiwa
penting seperti munculnya nabi palsu, penolakan untuk mengeluarkan
zakat dan sebagainya. Gejolak dan pembangkangan yang ada dapat
ditangani beliau dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa nasab Abu Bakar As Shiddiq?
1
2. Bagaimana proses terpilihnya Abu Bakar As Shiddiq sebagai
Kholifah?
3. Apa saja tantangan Abu Bakar As Shiddiq dalam pemerintahan?
4. Bagaimana perkembangan dakwah islam dan pencampaian dalam
masanya?
5. Bagaiamana tanggapan terhadap fitnah dan kedustaan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1 Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Kalam Mulia : Jakarta,2001),
hal 393
4 Abbas Mahmud Al Aqqad, kejeniusan Abu Bakar (Pustaka Azzam:Jakarta, 2001), hal
28.
3
selainnya, karena kedudukannya yang tinggi dan semangat serta
kesungguhannya dalam berdakwah.
Dengan keislamannya maka masuk mengikutinya tokoh-tokoh
besar yang masyhur seperti Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas,
Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, dan Talhah bin Ubaidillah.5
Nama Abu Bakar ash-Shiddiq sebenarnya adalah Abdullah bin
Usman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin
Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasy at-Taimi. Bertemu
nasabnya dengan Nabi pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai.
Dan ibunya adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir
bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Berarti ayah dan ibunya berasal dari
kabilah Bani Taim. Ayahnya diberi kuniyah (sebutan panggilan) Abu
Quhafah. Dan pada masa jahiliyyah Abu Bakar ash-Shiddiq digelari Atiq.
Imam Thabari menyebutkan dari jalur Ibnu Luhai’ah bahwa anak-anak
dari Abu Quhafah tiga orang, pertama Atiq (Abu Bakar), kedua Mu’taq
dan ketiga Utaiq.6
Abu Bakar pernah menikahi Qutailah binti Abd al-Uzza bin Abd
bin As’ad pada masa Jahiliyyah dan dari pernikahan tersebut lahirlah
Abdullah dan Asma’.
Beliau juga menikahi Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin
Zuhal bin Dahman dari Kinanah, dari pernikahan tersebut lahirlah
Abdurrahman dan ‘Aisyah. Beliau juga menikahi Asma’ binti Umais bin
Ma’add bin Taim al-Khats’amiyyah, dan sebelumnya Asma’ diperisteri
oleh Ja’far bin Abi Thalib. Dari hasil pernikahan ini lahirlah Muhammad
bin Abu Bakar, dan kelahiran tersebut terjadi pada waktu haji Wada’ di
Dzul Hulaifah.
Beliau juga menikahi Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Abi
Zuhair dari Bani al-Haris bin al-Khazraj.
4
Abu Bakar pernah singgah di rumah Kharijah ketika beliau datang
ke Madinah dan kemudian mempersunting putrinya, dan beliau masih
terus berdiam dengannya di suatu tempat yang disebut dengan as-Sunuh
hingga Rasulullah wafat dan beliau kemudian diangkat menjadi khalifah
sepeninggal Rasulullah. Dari pernikahan tersebut lahirlah Ummu Kaltsum
setelah wafatnya Rasulullah.
Selain itu, Abu Bakar adalah seorang pemikir Makkah yang
memandang penyembahan berhala itu suatu kebodohan dan kepalsuan
belaka, ia adalah orang yang menerima dakwah tanpa ragu dan ia adalah
orang pertama yang memperkuat agama Islam serta menyiarkannya. Di
samping itu ia suka melindungi golongan lemah dengan hartanya sendiri
dan kelembutan hatinya.
Di samping itu, Abu Bakar dikenal mahir dalam ilmu nasab
(pengetahuan mengenai silsilah keturunan). la menguasai dengan baik
berbagai nasab kabilah dan suku-suku arab, bahkan ia juga dapat
mengetahui ketinggian dan kerendahan masing-masing dalam bangsa arab.
1.1 Karakteristik dan Kepribadian Abu Bakar Ash-Shiddiq
penyang, lemah lembut dan pintar bergaul, dan memiliki sifat – sifat
yang baik yang dimiliki oleh orang lain, diantaranya rendah hati
5
dan ketawadhu’an beliau ketika memegang tampuk kepemimpinan
tahu dari aku tentang diriku”, Apabila tali kekang ontanya jatuh diatas
hijrah ke Madinah.
6
Madinah, maka pada saat kota Makkah berhasil ditundukkannya dan
membaiat seseorang dari kaum Anshar, yakni Sa’d bin Ubadah seorang
Dalam pertemuan ini hampir saja terjadi sengketa sengit antara kelompok
8 Makalah-ibnu.blogspot.in/2008/10/kemajuan-islam-pada-masa-abu-bakar-
as.html?m=1
9 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (RajGrafindo Persada: Jakarta, 2014), hal 35
7
Anshar dan Muhajirin. Meliahat akan kondisi sengit tersebut Abu Bakar
Anshar bahwa bila kepemimpinan ini di jabat oleh dari suku Aus, niscaya
jahiliyah dahulu, lalu merekapun sadar dan mau menerima pendapat Abu
Bakar. Kemudian Abu Bakar kepada mereka mencalonkan Umar atau Abu
Ubaidah bin Al Jarrah. Namun Umarpun menolak akan pengusulan itu dan
semua. Setelah itu kemudian kaum Muhajirin dan Kaum Anshar berturut-
diatas mimbar mesjid nabawi dan sejumlah besar kaum muslimin atau
8
berlangsung pada hari kedua setelah nabi wafat dan sebelum jenazah
seperti Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan. Tetapi penyelenggaraan
Dan adapun Ali bin Abi Thalib dalam membaiat Abu Bakar
menurut banyak ahli sejarah baru berbaiat kepada Abu Bakar setelah
Fatimah istri Ali, dan putri tunggal nabi, wafat 6 bulan kemudian.
itu Abu bakar mengambil tindakan tegas. Ketegasan ini didukung oleh
tangguh, seperti Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Ikrimah bin Abu Jahal,
11 Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara ajaran, sejarah dan pemikiran, (UI-Press :
Jakarta, 1993), hal 21
9
dan Syurahbil bin Hasanah. Dalam waktu singkat seluruh kekacauan dan
Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia
Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan Madinah. Karena
pahlawan yang banyak berjasa dalam perang tersebut adalah Khalid bin
Walid.
10
Selama peperangan Riddah, banyak dari penghafal Al-Qur’an yang
tewas. Karena orang-orang ini merupakan penghafal bagian-bagian Al-
Qur’an, Umar cemas jika bertambah lagi angka kematian itu, yang berarti
beberapa bagian lagi dari Al-Qur’an akan musnah. Karena itu, menasehati
Abu Bakar untuk membuat suatu “kumpulan” Al-Qur’an kemudian ia
memberikan persetujuan dan menugaskan Zaid ibn Tsabit karena beliau
paling bagus Hafalannya. Para ahli sejarah menyebutkan bahwa
pengumpulan Al-Qur’an ini termasuk salah satu jasa besar dari khalifah
Abu Bakar.
Ada beberapa kebijakan Abu Bakar dalam pemerintahan atau
kenegaraan, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Bidang eksekutif
Pendelegasian terhadap tugas-tugas pemerintahan di
Madinah maupun daerah. Misalnya untuk pemerintahan pusat
menunjuk Ali bin Abi Thalib, Ustman bin Affan, dan Zaid bin tsabit
sebagai sekretaris dan Abu Ubaidah sebagai bendaharawan. Serta
Umar bin Khathab sebagai hakim Agung. Untuk daerah kekuasaan
Islam, dibentuklah provinsi-provinsi, dan untuk setiap provinsi
ditunjuk seorang amir. Antara lain ;
- Itab bin Asid menjadi Amir dikota Mekkah, amir yang diangkat
pada masa Nabi
- Ustman bin Abi Al-Ash, amir untuk kota Thaif, diangkat pada
masa nabi
- Al-Muhajir bin Abi Umayyah, amir untuk San’a
- Ziad bin Labid, amir untuk Hadramaut
- Ya’la bin Umayyah, amir untuk khaulan
- Abu Musa Al-Ansyari, amir untuk zubaid dan rima’
- Muaz bin Jabal, Amir untuk Al-Janad
- Jarir bin Abdullah, amir untuk Najran
- Abdullah bin Tsur, amir untuk Jarasy
- Al-Ula bin hadrami, amir untuk Bahrain, sedangakn untuk Iraq
dan Syam (Syria) dipercayakan kepada para pemimpin Militer.
11
b. Pertahanan dan Keamanan
Dengan mengorganisasikan pasukan-pasukan yang ada untuk
mempertahankan eksistensi keagamaan dan pemerintahan. Pasukan
itu disebarkan untuk memelihara stabilitas di dalam maupun di luar
negeri. Di antara panglima yang ditunjuk adalah Khalid bin Walid,
Musanna bin Harisah, Amr bin ‘Ash, Zaid bin Sufyan, dan lain-lain.
c. Yudikatif
Fungsi kehakiman dilaksanakan oleh Umar bin Khathab dan
selama masa pemerintahan Abu bakar tidak ditemukan suatu
permasalahan yang berarti untuk dipecahkan. Hal ini karena
kemampuan dan sifat Umar sendiri, dan masyarakat dikala itu
dikenal ‘alim.
d. Sosial Ekonomi
Sebuah lembaga mirip Bait Al-Mal, di dalamnya dikelola
harta benda yang didapat dari zakat, infak, sedekah, harta rampasan,
dan lain-lain. Penggunaan harta tersebut digunakan untuk gaji
pegawai negara dan untuk kesejahteraan ummat sesuai dengan
aturan yang ada.
Jadi dapat disimpulkan bahwa khalifah Abu bakar diangkat menjadi
Khalifah dengan jalan Musyawarah, walaupun diantara Sahabat ada yang
tidak ikut dalam pembai’atan dan pada akhirnya mereka melakukan
sumpah setia. Dengan demikian, secara nyata, pengangkatan Abu bakar
sebagai khalifah disetujui.
e. Kemajuan Kebudayaan Islam pada masa Khalifah Abu Bakar
Islam pada hakikatnya adalah agama dakwah, artinya
agama yang harus dikembangkan dan didakwahkan. Terdapat dua
pola pengembangan wilayah Islam, yaitu dengan dakwah dan
perang. Setelah dapat mengembalikan stabilitas keamanan jazirah
Arabiah, Abu Bakar beralih pada permasalahan luar negeri.
Pada masa itu, di luar kekuasaan Islam terdapat dua kekuatan
adidaya yang dinilai dapat menganggu keberadaan Islam, baik secara
politisi maupun agama. Kedua kerajaan itu adalah Persia dan
12
Romawi. Rasulullah sendiri memerintahkan tentara Islam untuk
memerangi orang-orang Ghassan dan Romawi, karena sikap mereka
sangat membahayakan bagi Islam. Mereka berusaha melenyapkan
dan menghambat perkembangan Islam dengan cara membunuh
sahabat Nabi. Dengan demikian cikal bakal perang yang dilakukan
oleh ummat Islam setuju untuk berperang demi mempertahankan
Islam.
Pada tahap pertama, Abu Bakar terlebih dahulu menaklukkan
dan Antiokia
13
- Amru bin Ash mendapat perintah untuk menaklukkan wilayah
dan Yordania.
14
seorang pengikut Musailamah dari Bani Hanifah, “sesungguhnya kami
tahu bahwa Musailamah adalah seorang pembohong dan Muhammad
adalah yang benar. Tapi kebohongan dari Bani Hanafi lebih saya sukai
dari kebenaran yang dibawa oleh Bani Mudhar (Kaum Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam”
Hal itu juga disebabkan karena propaganda kaum munafik dan
kaum yang pura-pura masuk Islam yang melihat kondisi kaum muslimin
yang saat itu lemah pasca wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Lalu fitnah lain yang sering menjadi sasaran empuk para pembenci
Islam adalah terlambatnya Ali bin Abi Thalib untuk membaiat Abu Bakar
sebagai khalifah Rasulullah. Hal ini dikomentari oleh para orientalis
sebagai keengganan Ali membaiat Abu Bakar karena Ali merasa lebih
pantas duduk di posisi khalifah. Padahal, hal ini telah terbantahkan dengan
jawaban Ali ketika membaiat Abu Bakar.
Sesungguhnya, ketika Rasulullah wafat, para sahabat segera berunding
untuk mencari pemimpin selanjutnya. Karena masalah kepemimpinan
adalah salah satu masalah yang sangat penting bagi berlangsungnya
Khilafah Islamiyah. Sementara itu, yang mengurusi jenazah Rasulullah
adalah ahlul bait (keluarga nabi). Akhirnya Ali pun terlambat membaiat
Abu Bakar. Dan dalam suatu riwayat lain pun menyebutkan bahwa Ali
berkata dirinya merasa sedih dengan kepergian Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam. Hingga Ali terlambat membaiat Abu Bakar selama 3
hari.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
perpecahan. Abu Bakar yang saat itu berada dalam pihak yang benar,
ketika melihat kondisi yang cukup tegang, beliau berhasil menarik hati
yang disampaikan dengan jalan yang tidak benar akan sulit untuk
membuahkan kebaikan.
sebagai nabi. Oleh karena itu Abu Bakar melaksanakan perang Riddah
16
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim Hasan, Hasan. 2001. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta : Kalam
Mulia
Azzam
Id.m.wikipedia.org/wiki/Abu_Bakar_Ash_Shiddiq
Makalah-ibnu.blogspot.in/2008/10/kemajuan-islam-pada-masa-abu-bakar-
as.html?m=1 (5 Mei 2015)
17