You are on page 1of 20

Gizi Buruk dan Imunisasi Tidak Lengkap

Andri Hernadi Salampak Dehen

102015167

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl.Arjuna Utara No.6,Jakarta 11510

Abstrak

Program-program puskesmas terutama program gizi dan imunisasi perlu ditingkatkan kualitas
dan kuantitasnya untuk mencakup semua warga di wilayah puskesmas dan mengurangi
kejadian gizi buruk dan meningkatkan cakupan imunisasi. Dari semua tujuan itu yang
terpenting adalah mengurangi angka kematian anak.

kata kunci : Imunisasi

Abstract

Puskesmas programs, especially nutrition and immunization programs need to be improved


in quality and quantity to cover all residents in the puskesmas area and reduce the incidence
of malnutrition and increase the coverage of immunization. Of all the goals it is most
important is to reduce child mortality.

keywords: Immunization

Pendahuluan

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia masih banyak terjadi, salah satunya


adalah gizi buruk dan cakupan imunisasi yang rendah. Gizi buruk sering dialami oleh anak
bayi dan balita. Selain itu cakupan imunisasi yang rendah pada anak bayi dan balita juga
mempengaruhi gizi buruk. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk, faktor
paling utama adalah faktor ekonomi suatu keluarga dan pengetahuan ibu. Sebagai negara
berkembang, Indonesia masih memiliki banyak penduduk yang miskin dan berpendidikan
rendah.

1
Banyak program yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah
gizi buruk dan cakupan imunisasi yang rendah di Indonesia. Salah satu program pemerintah
yang dijalani oleh pemerintah. Program-program yang dilaksanakan puskesmas untuk
meningkatkan gizi dan cakupan imunisasi masyarakat terdapat pada upaya wajib dari
puskesmas meliputi KIA dan upaya peningkatan gizi masyarakat. Program-program
puskesmas yang lain juga mendukung keberhasilan program imunisasi dan gizi.

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Pengertian
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya kesehatan masyarakat yang
dilaksanakan dalam rangka pemeliharaan kesehatan ibu dan anak. Dengan semakin
maningkatnya peran ibu dan ayah sebagai figure sentral dalam keluarga, baik menunjang
kebutuhan keluarga maupun fungsi pokok lainnya. Kesehatan Ibu dan Anak adalah salah
satu upaya kesehatan wajib puskesmas yang memberi pelayanan kesehatan kepada ibu
hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui dan bayi serta anak balita. Hal ini disebakan kesehatan
ibu dan anak merupakan salah satu indikator dalam menetapkan derajat kesehatan suatu
wilayah atau negara.2

Tujuan KIA adalah :

a. Menurunkan mortalitas dan morbiditas pada ibu, dengan menjaga kesehatan ibu
selama hamil, pada saat bersalin dan saat menyusui.

b. Meningkatkan derajat kesehatan anak, melalui peningkatan status gizi dan


pencegahan sedini mungkin dari berbagai penyakit menular dengan imunisasi dasar,
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Sasaran Progam KIA terdiri dari :
Primer : Ibu hamil, menyusui, bayi dan anak balita
Sekunder : dukun bersalin dan kader kesehatan
Program KIA yang ditujukan pada ibu :

a. Ante Natal Care (ANC)

b. Gizi Ibu Hamil

c. Promosi Kesehatan

d. Kursus Dukun Bersalin

2
e. Gerakan Sayang Ibu (GSI)

Program untuk anak pada KIA :

a. Tumbuh Kembang

b. Gizi Balita

c. Imunisasi Dasar

d. Penanggulangan Diare

e. Promosi Kesehatan

f. Posyandu

Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan dengan antigen serupa , tidak terjadi
penyakit.

Dilihat dari cara timbulnya maka terdapat dua jenis kekebalan, yaitu kekebalan aktif
dan pasif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat
oleh individu itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu atau
kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan immunoglobulin. Kekebalan pasif tidak
berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh. Kekebalan aktif adalah kekebalan
yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti pada imunisasi, atau
terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif relative lebih lama karena adanya memori
imunologik.3

Jenis Imunisasi Wajib Dasar

Di Indonesia terdapat 6 jenis imunisasi dasar yang diwajibkan oleh pemerintah, .


imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan
hepatitis B.

Imunisasi BCG

Imunisasi BCG ( basillus calmette Guerin ) merupakan imunisasi yang digunakan


untuk mencegah terhadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadi penyakit TBC yang

3
primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. Vaksin
BCG diberikan secara intradermal. Efek samping pemberian imunisasi BCG adalah
terjadinya ulkus pada daerah suntikan , limfadenitis regionalis dan reaksi panas.

Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah


terjadinya hepatitis. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi
pemberian imunisasi hepatitis sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat diberikan pada usia 6
tahun. Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui intramuscular. Angka kejadian hepatitis B
pada anak balita juga sangat tinggi dalam memengaruhi angka kesakitan dan kematian balita.

Imunisasi DPT

Imunisasi DPT ( diphtheria, pertussis , tetanus) merupakan imunisasi yang digunakan


untuk mencegah terjadinya penyakit difteri , pertussis dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan
vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya,namun
masih dapat merangsang pembentukan zat anti . pemberian pertama zat anti terbentuk masih
sangat dikit terhadap vaksin dan menaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti. Pada
pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Imunisasi DPT diberikan melalui
intramuscular. Pemberian DPT dapat terjadi pembengkakkan , nyeri pada tempat penyuntikan
dan demam. Efek berat bisa terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam,
kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopato dan syok.

Imunisasi Campak

Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit


campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah virus
yang dilemahkan. Imunisasi campak diberikan melalui suntikan subkutan. Memiliki efek
ruam di kulit tempat penyuntikan dan panas.

Imunisasi Polio

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya


penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin
ini adalah virus yang dilemahkan.

Imunisasi Haemophilus Influenzae Type B Conjugate Vaccine (Hib)

4
Imunisasi Hib bertujuan mencegah penyakit Hib yang sangat berbahaya. Hib adalah
penyebab meningitis bakteri pada anak. Anak dengan Hib bisa menderita kerusakan otak
permanen atau komplikasi serius seperti pneumonia.

Imunisasi Tambahan

Imunisasi tambahan adalah imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah. Dapat
digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemic atau untuk
kepentingan tertentu.

Beberapa contoh imunisasi tambahan yang dapat diberikan seperti PVC (pnemokokus
polyvinvyl chloride) yang diberikan pada usia lebih dari 1 tahun. PVC diberikan dengan
interval 2 bulan pada usia 2-5 tahun diberikan 1 kali lagi. Influenza diberikan pada usia <dari
8 tahun dengan ketentuan pertama kali harus mendapat 2 dosis dengan interval minimal 4
minggu . hepatitis A diberikan pada usia > dari 2 tahun sebanyak 2 kali dengan interval 6-12
bulan. Tifoid polisakarida injeksi diberikan pada usia > 2 tahun diboster ulang setiap 3 tahun.

Tata Cara Pemberian Imunisasi

Sebelum melakukan vaksinasi ,dianjurkan mengikuti tata cara seperti berikut :

1. Memberitahukan secara rinci tentang resiko imunisasi dan resiko apabila tidak di
vaksinasi.
2. Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila terjadi reaksi
ikutan yang tidak diharapkan.
3. Baca dengan teliti informasi tentang yang akan diberikan dan jangan lupa
mendapatkan persetujuan orangtua.
4. Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan diberikan
5. Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila diperlukan
6. Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan dengan baik.
7. Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda-tanda perubahan. Periksa
tanggal kadaluarsa dan catat bila ada tanda kerusakan vaksin seperti terjadi perubahan
warna.
8. Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai dengan jadwal dan ditawarkan pula
vaksin lain utnuk mengejar imunisasi yang tertinggal bila diperlukan
9. Berikan vaksin dengan teknik yang benar. Lihat uraian mengenai pemilihan jarum
suntik dan lokasi penyuntikan.
10. Setelah pemberian vaksin, kerjakan hal-hal seperti berikut :

5
- Berilah petunjuk kepada orangtua atau pengasuh apa yang harus dikerjakan dalam
kejadian reaksi yang biasa atau reaksi ikutan yang lebih berat.
- Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis
- Catatan imunisasi secara rinci harus disampaikan kepada dinas kesehatan bidang
P2m ( pemberantasan penyakit menular )
- Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan vaksinasi untuk
mengejar ketinggalan bila diperlukan.

Cara Pemberian yang baik dan benar :

1. Pembersihan kulit pada tempat suntikan sebelum dilakukan imunisasi.


2. Pemberian Suntikan diberikan melalui intramuscular atau subkutan dalam .
3. Jarum suntik yang digunakan berukuran 23 dengan panjang 25 mm
4. Jarum suntik harus disuntikan dengan sudut 45-600 kedalam otot deltoid. Tempat
pemberian dapat diberikan pada paha anterolateral untuk bayi dan anak-anak dibawah
12 bulan sedangkan region deltoid adalah untuk vaksinasi anak yang lebih besar. 3

Gambar 1. Jadwal Imunisasi Dasar


Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada
antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif biasanya
berlangsung lebih lama karena adanya memori imunologik.

6

Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh
individu itu sendiri contohnya adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu,
atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan imunoglobulin. Kekebalan
pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh.

Kekebalan kelompok adalah kekebalan yang dimiliki karena seseorang berada dalam
kelompok yang kebal terhadap suatu penyakit.

Kekebalan silang adalah kekebalan yang dimiliki seseorang terhadap suatu penyakit
karena ia kebal terhadap kuman yang memiliki spesies yang sama.3

Rantai Vaksin (Cold chain)

Rantai Vaksin atau Cold Chain adalah Pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk
menjaga vaksin tersimpan pada suhu dan kondisi yang telah ditetapkan.

Peralatan Rantai Vaksin

Peralatan rantai vaksin adalah seluruh peralatan yang digunakan dalam pengelolaan
vaksin sesuai dengan prosedur untuk menjaga vaksin pada suhu yang telah ditetapkan.

Sarana rantai vaksin atau cold chain dibuat secara khusus untuk menjaga potensi
vaksin dan setiap jenis sarana cold chain mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing.

 Lemari Es

Setiap puskesmas harus mempunyai 1 lemari es sesuai standar program (buka


atas) Pustu potensial secara bertahap juga dilengkapi dengan lemari es.

 Mini Freezer

Sebagai sarana untuk membekukan cold pack di setiap puskesmas diperlukan


1 buah freezer.

 Vaccine Carrier
Vaccine carrier biasanya di tingkat puskesmas digunakan untuk pengambilan
vaksin ke kabupaten/kota. Untuk daerah yang sulit vaccine carrier sangat cocok
digunakan ke lapangan, mengingat jarak tempuh maupun sarana jalan, sehingga
diperlukan vaccine carrier yang dapat mempertahankan suhu relatif lebih lama.
 Thermos

7
Thermos digunakan untuk membawa vaksin ke lapangan/posyandu. Setiap
thermos dilengkapi dengan cool pack minimal 4 buah @ 0,1 liter. Mengingat daya
tahan untuk mempertahankan suhu hanya kurang lebih 10 jam, maka thermos sangat
cocok digunakan untuk daerah yang transportasinya mudah dijangkau.

 Cold Box

Cold Box di tingkat puskesmas digunakan apabila dalam keadaan darurat


seperti listrik padam untuk waktu cukup lama, atau lemari es sedang mengalami
kerusakan yang bila diperbaiki memakan waktu lama.

 Freeze Tag/Freeze Watch

Freeze Tag untuk memantau suhu dari kabupaten ke puskesmas pada waktu
membawa vaksin, serta dari puskesmas sampai lapangan/posyandu dalam upaya
peningkatan kualitas rantai vaksin.

 Kotak dingin cair (Cool Pack)

Kotak dingin cair (Cool Pack) adalah wadah plastik berbentuk segi empat,
besar ataupun kecil yang diisi dengan air yang kemudian didinginkan pada suhu +2ºC
dalam lemari es selama 24 jam. Bila kotak dingin tidak ada, dibuat dalam kantong
plastik bening.

 Kotak dingin beku (Cold Pack)

Kotak dingin beku (Cold pack) adalah wadah plastik berbentuk segi empat,
besar ataupun kecil yang diisi dengan air yang kemudian pada suhu -5ºC − 15ºC
dalam freezer selama 24 jam. Bila kotak dingin tidak ada, dibuat dalam kantong
plastik bening.3,

Kartu Menuju Sehat (KMS)


Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal
anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS gangguan
pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan
tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat KMS di
Indonesia digunakan sebagai sarana utama kegiatan pemantauan pertumbuhan. Pemantauan
pertumbuhan adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari (1) penilaian pertumbuhan anak

8
secara teratur melalui penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan
status pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan; dan (2) menindaklanjuti
setiap kasus gangguan pertumbuhan. Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan biasanya
berupa konseling, pemberian makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi dan rujukan.3

Fungsi Kartu Menuju Sehat


Fungsi utama KMS ada 3, yaitu;
a. Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak. Pada KMS dicantumkan grafik
pertumbuhan normal anak, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah seorang
anak tumbuh normal, atau mengalami gangguan pertumbuhan. Bila grafik berat badan
anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak tumbuh normal, kecil
risiko anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat
badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan, anak kemungkinan berisiko
mengalami gangguan pertumbuhan.
b. Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Di dalam KMS dicatat riwayat
pelayanan kesehatan dasar anak terutama berat badan anak, pemberian kapsul vitamin
A, pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan dan imunisasi.
c. Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan dasar perawatan
anak pemberian makanan anak, perawatan anak bila menderita diare.
Langkah-langkah pengisian Kartu Menuju Sehat

1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin


2. Mengisi identitas anak dan orang tua pada halaman muka KMS
3. Mangisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak
4. Meletakkan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan anak
5. Mencatat setiap kejadian yang dialami anak
6. Menentukan status pertumbuhan anak
7. Mengisi catatan pemberian imunisasi bayi
8. Mengisi catatan pemberian kapsul vitamin A
9. Isi kolom pemberian ASI eksklusif

9
Gambar 2 . Kartu Menuju Sehat (KMS)

Posyandu
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat,
untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh
pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.

Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata tanggungjawab


pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader. Peran
kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi
kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu
dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. 5

Fungsi Posyandu

A. Bagi Masyarakat

1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi ibu,
bayi, dan anak balita.

2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk.

3. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.

4. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

10
5. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe) serta
imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

6. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).

7. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.

8. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.

9. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak balita.

B. Bagi Kader

1. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap.

2. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan
kesehatan ibu.

3. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang
kesehatan.

4. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.

Tujuan Posyandu:

 Menurunkan Angka Kematian Bayi ( AKB ), Angka Kematian Ibu ( ibu hamil,
melahirkan dan nifas )
 Membudayakan NKKBS
 Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
 Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Kegiatan Pelayanan di Posyandu

11
A. Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan.
Kegiatan utama, mencakup;

- kesehatan ibu dan anak;

- keluarga berencana;

- imunisasi;

- gizi;

- pencegahan dan penanggulangan diare.

B. Kegiatan pengembangan/pilihan, masyarakat dapat menambah kegiatan baru disamping


lima kegiatan utama yang telah ditetapkan, dinamakan Posyandu Terintegrasi. Kegiatan
baru tersebut misalnya;

- Bina Keluarga Balita (BKB);

- Tanaman Obat Keluarga (TOGA);

- Bina Keluarga Lansia (BKL);

- Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);

- berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.

Sistem pelaksanaan pada posyandu yang dipakai sekarang adalah system 5 meja:

Meja 1: Pendaftaran

Pendaftaran Balita

Balita didaftar dalam pencatatan balita. Bila anak sudah punya KMS, berarti bulan lalu anak
sudah ditimbang, KMS-nya diminta. Namanya dicatat pada secarik kertas, diselipkan di
KMS. Kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju ke tempat penimbangan.

Bila anak belum mempunyai KMS, berarti ia baru bulan ini ikut penimbangan. Ambil KMS
baru, isi kolomnya secara lengkap, nama anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini
diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke tempat penimbangan.

Pendaftaran Ibu Hamil

12
Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil. Jika tidak membawa balita,
diminta langsung menuju ke meja 4, untuk mendapatkan pelayanan gizi oleh kader, serta
pelayanan oleh petugas kesehatan di meja 5.

Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik kertas, selanjutnya kertas
diserahkan kepada petugas.

Meja 2: Penimbangan

1. Dacin sudah siap, kemudian anak ditimbang.


2. Hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas, selipkan kertas ini kedalam
KMS.
3. Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilahkan menuju ke meja 3 untuk dicatat.

Meja 3: Pencatatan

1. Buka KMS balita yang bersangkutan.


2. Pindahkan hasil penimbangan dari secarik kertas ke KMS-nya.
3. Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai dengan
ingatan ibu.
4. Bila ibu tidak ingat semua dan hanya tahun umur anaknya sekarang, perkirakan bulan
lahir anak dan catat.
5. Cantumkan bulan lahir anak pada kolom KMS.
6. Kemudian isilah kolom bulan secara berurutan.
7. Setelah anak ditimbang, tulislah titik berat badannya pada titik temu garis tegak
(sesuai dengan bulan penimbangan) dengan garis datar (sesuai hasil penimbangan
dalam kilogram).
8. Pada penimbangan selanjutnya di bulan yang kedua, tulis kembali titik berat badannya
sesuai dengan hasil penimbangan bulan itu, kemudian hubungkan titik bulan
sebelumnya dengan titik bulan ini dengan garis.
9. Apabila pada penimbangan di bulan ketiga tidak hadir, kemudian baru hadir pada
penimbangan di bulan keempat, titik berat badan di bulan keempat tidak dihubungkan
dengan titik berat badan di bulan kedua.
10. Selain titik berat badan dan garis hubung, catat juga semua kejadian yang diderita
anak. Kejadian itu dicatat dalam garis tegak sesuai bulan yang bersangkutan.
Misalnya keadaan kesehatannya, mengenai makanannya, keadaan keluarganya, dan
lain-lain.

Meja 4: Penyuluhan

Mintalah KMS anak, perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini.

13
Penyuluhan untuk Semua Balita

1. Ibu balita diberi penyuluhan sesuai dengan kondisi anak. Pentingnya menimbang
balita setiap bulan. Balita yang berat badannya 2 kali berturut-turut tidak naik atau
balita yang berat badannya berada di bawah garis merah harus dirujuk ke tenaga
kesehatan.
2. Pentingnya ASI eksklusif sampai anak umur 6 bulan.
3. Pentingnya pemberian Makanan Pendamping ASI bagi anak berumur di atas 6 bulan.
4. Pentingnya ibu memberikan ASI sampai anak berumur 2 tahun.
5. Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada balita (lihat pada
kolom imunisasi pada KMS-nya).
6. Pentingnya pemberian vitamin A untuk pencegahan kebutaan dan daya tahan tubuh
anak.
7. Pentingnya latihan/ stimulasi perkembangan anak balita di rumah.
8. Bahaya diare bagi balita. ASI terus diberikan seperti biasa, walaupun anak sedang
diare.
9. Bahaya infeksi saluran pernapasan akut. Balita dengan batuk pilek dengan nafas sesak
atau sukar bernafas harus dirujuk ke tenaga kesehatan.
10. Demam pada balita sering merupakan tanda-tanda malaria, campak, atau demam
berdarah, dapat membahayakan kesehatan, segera rujuk kepada petugas kesehatan.
11. Pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Penyuluhan untuk Semua Ibu Hamil

1. Perlu istirahat cukup.


2. Perlu Imunisasi Tetanus Toxoid (TT).
3. Tiap hari makan hidangan bergizi.
4. Pentingnya KB.
5. Pengenalan tanda bahaya kehamilan:
a. Bahaya anemia.
b. Gangguan akibat kekurangan garam yodium.
c. Pentingnya kolostrum. ASI segera diberikan dalam 30 menit setelah bayi lahir.
d. Pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut.
6. Anjurkan agar ibu memeriksa kehamilannya minimal 4 kali kepada petugas kesehatan
atau bidan.

Penyuluhan untuk Semua Ibu Menyusui

1. ASI yang segera diberikan dalam 30 menit.


2. Bayi 0-6 bulan cukup diberi ASI saja (ASI eksklusif).
3. ASI diberikan setiap bayi menangis, baik siang ataupun malam semakin sering
semakin baik.
4. ASI diberikan sampai anak umur 2 tahun.
5. Minum paling sedikit 8 gelas setiap hari.

14
6. Anjurkan ibu makan hidangan bergizi 1 piring lebih banyak dari biasanya.
7. ASI keluarnya sedikit, ibu dianjurkan memeriksakan diri ke petugas kesehatan.
8. Ibu menyusui di daerah gondok diberi 1 kapsul yodium sekali saja.
9. Beri 2 kapsul vitamin A sekali saja.

Meja 5: Pelayanan Kesehatan

1. Imunisasi
2. Pemberian vitamin A dosis tinggi.
3. Pembagian pil KB atau kondom.
4. Pengobatan ringan.
5. Konsultasi KB.

Keluarga Berencana

Pengertian KB adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya terjadi pada


waktu yang diinginkan. Jarak antar kelahiran diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya dapat
dicegah apabila jumlah anak telah tercapai yang dikehendaki, untuk membina kesehatan
seluruh anggota keluarga dengan sebaik-baiknya, menuju norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera (NKKBS). Kegiatan KB tidak hanya berupa penjarangan dan mengatur kehamilan,
tetapi termasuk kegiatan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan keluarga
secara menyeluruh.5

Tujuan umum program KB adalah menurunkan angka kematian ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan NKKBS yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui
pengendalian pertumbuhan penduduk.

Tujuan khusus KB antara lain:

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat/keluarga dalam penggunaan alat kontrasepsi

2. Menurunnya jumlah angka kematian bayi

3. Meningkatkan kesehatan masyarakat/keluarga dengan cara penjarangan kelahiran


bayi.

Sasaran pelayanan KB meliputi :

1. PUS dengan “4T”

2. PUS dengan penyakit chronic

3. Ibu pasca persalinan

15
4. PUS miskin

Kegiatan pelayanan KB meliputi:

1. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)

a. Pelayanan medis KB:

1. Kesempatan dalam klinik keluarga berencana yang dapat memotivasi


cara memilih alat kontrasepsi dan sasarannya yang sudah siap menerima
jenis alat kontrasepsi yang terpilih

2. Kesempatan di luar klinik keluarga berencana dan sasarannya yang telah


siap menerima KIE

2. Pelayanan kontrasepsi

a. Metode pelayanan kontrasepsi:

1. Metode sederhana

2. Metode efektif

3. Metode mantap dengan operasi

b. Tempat pelayanan kontrasepsi:

1. Pelayanan kontrasepsi melalui klinik KB

2. Pelayanan kontrasepsi safari KB senyum terpadu

c. Pencatatan dan pelaporan

3. Pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi peserta keluarga berencana

a. Posyandu

b. Puskesmas pembantu

c. Puskesmas

d. Pondok berslain desa bagi desa yang mempunyai pondok bersalin dan bidan di
desa

16
4. Pelayanan rujukan KB

a. Rujukan medis KB

b. Rujukan non medis

5. Pencatatan dan pelaporan

a. Pencatatan dari hasil kegiatan pelayanan KB, baik dari hasil di dalam gedung
maupun di luar gedung:

1. Administrasi perlengkapan

2. Administrasi keuangan

3. Administrasi obat efek samping

4. Administrasi hasil pelayanan kontrasespsi KB

5. Pelaporan yang terpenting perlu adanya pembuatan laporan hasil


kegiatan pelayanan medis KB.

Promosi Kesehatan

Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan pengembangan dari


istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti : Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan
Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Promosi kesehatan/pendidikan
kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses
penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk memfasilitasi dalam rangka
perubahan perilaku masyarakat. WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial
masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan
adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan),
baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.5,6

17
Pengertian upaya promotif adalah suatu rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Contoh upaya promotif adalah
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.

Pengertian upaya preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit. Contoh Preventif adalah pengolesan fluor pada gigi.

Pengertian upaya kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan
yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,
pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga
seoptimal mungkin. Contoh Kuratif adalah penambalan gigi.

Pengertian upaya rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk


mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai
anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuannya. Contoh Rehabilitatif adalah pembuatan atau pemasangan gigi palsu.

Housing and Settlement

Air Bersih

- Air bersih untuk mandi

- Air bersih untuk minum

Pembuangan ekskreta

- Jamban keluarga

Pembuangan air kotor

- Terpisah dari jamban keluarga, dapur, kamar mandi

Pencahayaan

- Cahaya matahari cukup

18
- Sumber cahaya dari lampu dan matahari (jendela / pintu)

Letak pemukiman jauih dari jalan raya, jalan tol, kereta api, pabrik, bengkel

Kamar tidur

- Dewasa : 9m3/ orang

- Max : 2 orang/ kamar tidur

- Jarak antar kamar tidur anak 1 M

Lubang ventilasi

- 10% luas lantai ruangan

Kesimpulan

Program-program puskesmas terutama program gizi dan imunisasi perlu ditingkatkan kualitas
dan kuantitasnya untuk mencakup semua warga di wilayah puskesmas dan mengurangi
kejadian gizi buruk dan meningkatkan cakupan imunisasi. Dari semua tujuan itu yang
terpenting adalah mengurangi angka kematian anak.

Daftar Pustaka

1) Rudhiati F. Penggunaan teknoogi informasi untuk memperluas cakupan imunisasi. Ed.


21 Desember 2012. Diunduh dari http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-
anak/2012/12/21/penggunaan-teknologi-informasi-untuk-memperluas-cakupan-
imunisasi--517822.html, 29 Juni 2013.
2) Ranuh IGN, Suyitno H, Hadinegoro SRS, Kartaasmita CB, Ismoedijanto,
Soedjatmiko. Pedoman imunisasi diindonesia. Jakarta : Badan Penerbit Ikata Dokter
Anak Indonesia. 2008.h.4-65.
3) Hidayat AAA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta :
Penerbit Salemba Medika. 2008.h.55-8.
4) Suparmanto SAS. Petunjuk teknis pengembangan dan penyelenggaraan posyandu.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2009.h.30-62.
5) Balai Pelatihan Kesehatan Salaman. Pedoman praktis pelaksanaan kerja di
puskesmas. Magelang: Podorejo Offset. 2000.h.141-62.

19
6) Pontoh I. Dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: Penerbit In Media. 2013.h.
99-102.

20

You might also like