Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Farmasi klinik & RS yang berjudul “Sistem
pengadaan obat di RS” ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Farmasi klinik & RS.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu sangat
diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi seluruh mahasiswa Farmasi bahkan
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Akhirnya besar harapan kami kiranya makalah ini dapat membantu teman-teman.
Penyusun
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penentuan kebutuhan sangat penting karena merupakan landasan kerja bagi pelaksanaan
pengadaan. Apabila terjadi kesalahan dalam menentukan kebutuhan dapat menimbulkan
pemborosan dan kerugian, baik itu pemborosan waktu kerja juga kerugian material berupa
uang. Kerugian semacam ini sering terjadi dikarenakan kurangnya informasi mengenai
persediaan barang dalam gudang yang diakibatkan kesalahan dalam perencanaannya.
Tujuan dari pengadaan yaitu untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan
dalam jumlah yang cukup dengan kualitas harga yang dapat dipertanggung jawabkan, dalam
waktu dan tempat tertentu secara efektif dan efisien, menurut tata cara dan ketentuan yang
berlaku. Sistem pengelolaan obat mempunyai empat fungsi dasar untuk mencapai tujuan
yaitu :
Keempat fungsi tersebut didukung oleh sistem penunjang pengelolaan yang terdiri dari :
1. Organisasi (Organitation)
2. Pembiayaan dan kesinambungan (Financing and Sustainnability)
3. Pengelolaan informasi (Information Management)
4. Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia (Human Resorces Management)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana alur proses pengadaan sediaan farmasi dan hal−hal apa saja yang terkait
dengan pengadaan sediaan farmasi tersebut?
C. Tujuan
2. Memahami alur atau proses pengadaan sediaan farmasi, serta hal−hal yang terkait
didalamnya.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perbekalan Farmasi
B. Perencanaan
1. Pengertian Perencanaan
1.1 Billy E. Goetz, yang mengemukakan bahwa perencanaan adalah kemampuan untuk
memilih dari berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat
1.2 Drucker, mengemukakan bahwa perencanaan adalah suatu proses kerja yang
terus−menerus meliputi pengambilan keputusan yang bersifat pokok dan penting yang
secara sistematik segala upaya yang dipandang perlu untuk melaksanakan segala
keputusan tersebut dengan membandingkan hasil yang dicapai terhadap target yang
telah ditetapkan melalui pemanfaatan umpan balik yang diterima dan yang telah disusun
1.3 Menurut Levey dan Loomba, perencanaan adalah suatu proses menganalisis dan
memahami sistem yang dianut, merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus yang
kemungkinan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
selengkapnya dari kemungkinan yang terpilih, serta mengikatnya dalam suatu sistem
pengawasan yang terus−menerus sehingga dapat dicapai hubungan yang optimal antara
Perencanaan sediaan farmasi adalah suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi
untuk menetapkan jenis dan jumlah obat, bahan obat, jamu atau kosmetik yang sesuai dengan
pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar termasuk program kesehatan yang
telah ditetapkan.
pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai perlu diperhatikan
2.1 Membantu para pelaksana dalam melaksanakan program dengan perencanaan yang baik
maka setiap pelaksana akan memahami rencana tersebut dan akan merangsang para
2.2 Membantu para pelaksana untuk membuat perencanaan pada masa depan, jadi hasil
yang diperoleh dari suatu pekerjaan perencanaan pada saat ini dapat dimanfaatkan
sebagai pedoman untuk menyusun rencana kerja pada masa depan dan demikian
seterusnya.
2.3 Sebagai upaya pengaturan baik dalam bidang waktu, tenaga pelaksana, sarana, biaya,
2.4 Guna memperoleh dukungan baik berupa dukungan legislatif (melalui peraturan
Dengan demikian dapat disimpulkan adapun tujuan perencanaan sediaan farmasi adalah
sebagai berikut :
1) Mengetahui jenis dan jumlah sediaan farmasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Adapun yang menjadi pedoman dalam perencanaan pengadaan sediaan farmasi yaitu
DOEN, formularium rumah sakit, standar terapi rumah sakit, ketentuan setempat yang
berlaku, data catatan medik, anggaran yang tersedia, penetapan prioritas, siklus penyakit,
sisa persediaan, data pemakaian periode yang lalu, serta rencana pengembangan.
4. Tahap-Tahap Perencanaan
Fungsi pemilihan adalah untuk menentukan obat yang benar-benar diperlukan sesuai
dengan pola penyakit. Untuk mendapatkan perencanaan obat yang tepat, sebaiknya diawali
dengan dasar-dasar seleksi kebutuhan obat yang meliputi :
4.1.1 Obat dipilih berdasarkan seleksi ilmiah, medik dan statistik yang memberikan efek
terapi jauh lebih baik dibandingkan resiko efek samping yang akan ditimbulkan.
4.1.2 Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin, hal ini untuk menghindari duplikasi dan
kesamaan jenis. Apabila terdapat beberapa jenis obat dengan indikasi yang sama dalam
jumlah banyak, maka kita memilih berdasarkan Drug of Choice dari penyakit yang
prevalensinya tinggi.
4.1.3 Jika ada obat baru, harus ada bukti yang spesifik untuk efek terapi yang lebih baik.
4.1.4 Hindari penggunaan obat kombinasi kecuali jika obat tersebut mempunyai efek yang
lebih baik dibandingkan obat tunggal.
4.1.5 Obat merupakan kebutuhan untuk sebagian besar populasi penyakit.
4.1.6 Obat mempunyai mutu yang terjamin baik ditinjau dari segi stabilitas maupun
bioavaibilitasnya.
4.1.7 Biaya pengobatan mempunyai rasio antara manfaat dengan biaya yang baik.
4.1.8 Mudah diperoleh dengan harga terjangkau.
Pada tahap seleksi sediaan farmasi harus pula dipertimbangkan dampak administratif,
kemudahan untuk didistribusikan, dosis yang sesuai dengan kebutuhan terapi, sediaan farmasi
yang dipilih sesuai dengan standar terjamin. Guna menghindari risiko yang dapat terjadi
harus pula mempertimbangkan kontra indikasi, peringatan dan perhatian juga efek samping
kesehatan, yang bersumber dari Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
Kompilasi pemakaian obat dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung stok optimum.
Manfaat dari informasi−informasi yang didapat yaitu sebagai sumber data dalam
menghitung stok atau persediaan pengaman dalam rangka mendukung penyusunan rencana
distribusi.
Metode konsumsi adalah metode yang didasarkan atas analisa data konsumsi obat tahun
sebelumnya. Untuk menghitung jumlah obat yang dibutuhkan berdasarkan metode konsumsi
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Daftar obat
2) Stok awal, sisa stok, stok pengaman
3) Penerimaan, pengeluaran
4) Hilang,kadaluarsa,rusak
5) Kekosongan obat
6) Pemakaian rata2 obat pertahun
7) Waktu tunggu
8) Perkembangan pola kunjungan
kenaikan kunjungan dan lead time. Langkah−langkah dalam metode ini adalah dengan
menentukan jumlah penduduk yang akan dilayani, menentukan jumlah kunjungan kasus
digunakan, menghitung perkiraan kebutuhan dan penyesuaian dengan alokasi dana yang
tersedia.
berdasarkan kelompok umur dan penyakit, frekuensi kejadian masing−masing penyakit per
tahun untuk seluruh populasi pada kelompok umur yang ada, menghitung perkiraan jumlah
dan masing−masing jenis sediaan farmasi untuk setiap diagnosa yang dibandingkan dengan
standar pengobatan, menggunakan pedoman pengobatan yang ada untuk menghitung jenis,
kunjungan, lead time, dan stok pengaman (buffer stock), menghitung jumlah yang harus
diadakan pada tahun anggaran yang akan datang dengan rumus : kebutuhan obat yang akan
Buku defekta harus dipersiapkan pada tahap ini untuk mencatat sediaan farmasi apa saja
yang habis stoknya. Dari buku defekta inilah, seorang apoteker mengambil keputusan untuk
pemesanan barang. Metode perencanaan yang paling sering digunakan adalah metode
Merupakan gabungan dari metode konsumsi dan metode epidemiologi. Dalam metode
ini, anggaran yang diperlukan disesuaikan dengan yang tersedia. Penyusunan perencanaan
mengacu pada :
Perlu data BOR (tempat tidur terpakai) : jumlah pasien RI x biaya obat/tempat
tidur
Rancangan stok akhir diperkirakan sama dengan hasil perkalian antara waktu tunggu
dengan estimasi pemakaian rata−rata tiap bulan ditambah stok penyangga (buffer
stock).
Perencanaan pengadaan tahun yang akan datang dapat dirumuskan sebagai berikut :
a=b+c+d–e–f
Keterangan :
Rancangan anggaran untuk total kebutuhan obat dihitung dengan melakukan analisis
terbesar.
Kelompok A : Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya
menunjukkan penyerapan dana sekitar 70% dari jumlah dana obat keseluruhan.
Kelompok C : Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya
menunjukkan penyerapan dana sekitar 10% dari jumlah dana obat keseluruhan.
1. Hitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk masing-masing obat dengan cara
mengalikan kuantum obat dengan harga obat
2. Tentukan rankingnya mulai dari yang terbesar dananya sampai yang terkecil
3. Hitung persentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan
4. Hitung kumulasi persennya
5. Obat kelompok A termasuk dalam kumulasi 70%
6. Obat kelompok B termasuk dalam kumulasi > 70% s/d 90%
7. Obat kelompok C termasuk dalam kumulasi > 90% s/d 100%
a. Klinis
b. Konsumsi
c. Target kondisi
d. Biaya
Selain menggunakan analisis ABC dan VEN dalam penyesuaian jumlah sediaan
farmasi berupa obat dengan dana yang tersedia untuk mengatasi perkiraan kebutuhan
yang lebih besar dari dana yang tersedia dapat digunakan pula analisis ABC−VEN
yang merupakan penggabungan analisis ABC dan VEN kedalam suatu matriks,
sehingga analisis menjadi lebih tajam. Matriks dapat dibuat seperti berikut.
A B C
V VA VB VC
E EA EB EC
N NA NB NC
Matriks diatas dapat dijadikan dasar untuk menetapkan prioritas, dalam rangka
yang bersifat vital (VA, VB, VC) merupakan pilihan utama untuk dibeli atau
memerlukan perhatian khusus, sebaliknya barang yang non esensial tetapi menyerap
Hasil analisis ABC dan VEN dapat digunakan dalam menghemat biaya dan
obat, penetapan jadwal pengiriman, pengawasan stok dan monitoring umur pakai
obat.
C. PENGADAAN OBAT
Sakit dan untuk unit pelayanan kesehatan lainnya yang diperoleh dari pemasok
farmasi.
dalam menentukan jumlah obat yang diperoleh, harga yang harus dibayar, dan
dikatakan baik apabila tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai
dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada saat diperlukan.
• pembelian tiap bulan, Merupakan pembelian setiap saat di mana pada saat obat
mengalami kekurangan.
dan biaya total kesehatan. Manajemen pembelian yang baik membutuhkan tenaga
- Atur jadwal pembelian obat dan tingkat penyimpanan yang aman untuk
organisasi non pemerintahan dan organisasi pengadaan obat lainnya. Sesuai dengan
keputusan Presiden No. 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelakasanaan Barang dan
pada sistem kesehatan dibagi menjadi 5 kategori metode pengadaan barang dan jasa,
yaitu :
1. Pembelian
a. Pelelangan (tender)
b. Pemilihan langsung
c. Penunjukan langsung
d. Swakelola
2. Produksi
4. Sumbangan
obat.
obat.
BAB III
PENUTUP
Disusun oleh :
Kelompok 4
Devi Indah S (15334002)
Hanindini Fadilah (15334003)
Rendy Bagus S (15334004)