Professional Documents
Culture Documents
tips
Leadership
Technology
Education
Marketing
Design
More Topics
Search
Home
Documents
ASKEP INFERTILITAS
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan
seksual
tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).
Gangguan konsep diri seksual seringkali dialami individu. Pasangan yang meminta
bantuan untuk mengatasi gangguan fertilitas pasti telah memutuskan untuk memiliki
seorang
anak. Kehidupan dalam keluarga tanpa kehadiran anak, terasa tidak lengkap, sebab
salah satu
merasa tidak normal dibanding keluarga lainnya. Mereka merasa rendah diri,
mudah
tersinggung, emosinya labil, gairah untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi berkurang,
karena merasa tidak punya generasi penerus yang bisa meneruskan cita-citanya. Melihat
kondisi seperti ini harus segera diatasi, karena tekanan jiwa atau emosi yang
berkelanjutan
bisa menurunkan kesuburan pasangan, sehingga makin tertekan jiwanya semakin sulit
untuk
mendapatkan keturunan.
Tekanan jiwa pada istri akan menyebabkan terganggunya ovulasi, sel telur tidak bisa
dan jarang berproduksi.Pada tekanan ini pula bisa menyebabkan saluran telur
mengalami
(spasme), sehingga sulit dilewati sel telur atau spermatozoa. Selain itu, karena tekanan
jiwa,
hubungan suami istri menjadi terganggu, malas dan tidak bergairah. Keadaan ini
semuanya
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama
satu
tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi,
tetapi
untuk hamil dalam waktu satu tahun.Infertilitas primer bila pasutri tidak pernah hamil
dan
kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi
hidup.
B. Klasifikasi Infertilitas
berturut-turut.
hamil, akan tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun bersenggama teratur
C. Etiologi Infertilitas
Faktor penyakit
dalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis
bisa terletak di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut juga
adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung telur, saluran telur, atau bahkan dalam
rongga perut. Gejala umum penyakit endometriosis adalah nyeri yang sangat pada
daerah
panggul terutama pada saat haid dan berhubungan intim, serta -tentu saja-infertilitas.
o Infeksi Panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi wanita
bagian atas, meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau dinding dalam
panggul. Gejala umum infeksi panggul adalah: nyeri pada daerah pusar ke bawah (pada
sisi kanan dan kiri), nyeri pada awal haid, mual, nyeri saat berkemih, demam, dan
keputihan dengan cairan yang kental atau berbau. Infeksi panggul memburuk akibat
haid,
hubungan seksual, aktivitas fisik yang berat, pemeriksaan panggul, dan pemasangan
o Mioma Uteriadalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang ada di
rahim. Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah,
atau lapisan dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang sering menimbulkan infertilitas
adalah mioma uteri yang terletak di lapisan dalam (lapisan endometrium). Mioma uteri
biasanya tidak bergejala. Mioma aktif saat wanita dalam usia reproduksi sehingga -saat
o Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya diakibatkan
oleh mioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip dapat
o Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran) yang
macam jenis kista, dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal penting
lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua kista harus dioperasi mengingat
ukuran juga menjadi standar untuk tindakan operasi. Jenis kista yang paling sering
reproduksi wanita.
o Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu dengan sel
telur sehingga pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi kehamilan. Pemeriksaan yang
dilakukan untuk mengetahui saluran telur yang tersumbat adalah dengan HSG (Hystero
Salpingo Graphy), yaitu semacam pemeriksaan röntgen (sinar X) untuk melihat rahim
o Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya merupakan
manifestasi dari gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi). Delapan puluh persen
biasanya direfleksikan dengan gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus antara
26-35 hari, dengan jumlah darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari. Bila haid pada
seorang wanita terjadi di luar itu semua, maka sebaiknya beliau memeriksakan diri ke
dokter.
Faktor fungsional
(immunologis)
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan
reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus
spontan pada wanita hamil.
o Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi).Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur
dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya adalah
polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab utama kegagalan
proses ovulasi yang normal. Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormon
androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang berlebihan ini mengganggu
hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam darah. Gangguan kadar hormon
FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang dengan baik,
o Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur)
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat memperlancar
perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan
terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalam
rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim
melambat. Terakhir adalah gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran inilah sel
telur bertemu dengan sel sperma. Jika terjadi penyumbatan di dalam saluran telur,
maka sperma tidak bisa membuahi sel telur. Sumbatan tersebut biasanya disebabkan
oleh penyakit salpingitis, radang pada panggul (Pelvic Inflammatory Disease) atau
penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur klamidia.Kelainan pada uterus, misalnya
uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk
akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga
o Gangguan implantasi hasil konsepsi dalam Rahim.Setelah sel telur dibuahi oleh
sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi
disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak dapat
o Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal, antara lain pada
permukaan testis.
o Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih.
o Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu
besar, sehingga jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti
o Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak turun.
Kegagalan fungsional
bagian otak, yaitu hipofisis yang bertugas mengeluarkan hormon FSH dan LH. Kedua
Gangguan di daerah testis (testicular). Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma
pukulan, gangguan fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi, selama pubertas testis tidak
proses produksi, testis sebagai “pabrik” sperma membutuhkan suhu yang lebih dingin
daripada suhu tubuh, yaitu 34–35 °C, sedangkan suhu tubuh normal 36,5–37,5 °C.
Bila suhu tubuh terus-menerus naik 2–3 °C saja, proses pembentukan sperma dapat
terganggu.
sehingga sperma tidak dapat disalurkan dengan lancar, biasanya karena salurannya
buntu. Penyebabnya bisa jadi bawaan sejak lahir, terkena infeksi penyakit -seperti
Tidak adanya semen. Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis
menuju vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak
ada
Peyronie.
Faktor psikologis antara kedua pasangan (suami dan istri).
Manifestasi klinis.
menerus
D. Patofisiologi
a. Wanita
lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan
bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya
cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi
fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi
proses pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi
genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia
terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan, infeksi juga
menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan
b. Pria
penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma
E. Manifestasi Klinis
1. Wanita
Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak
Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi,
2. Pria
Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas,
10
Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
Ejakulasi retrograt
Hypo/epispadia
Mikropenis
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fisik
Galaktorea
2. Pemeriksaan penunjang
a) Analisis Sperma :
o Jumlah > 20 juta/ml
o Morfologi > 40 %
o Motilitas > 60 %
b) Deteksi ovulasi :
Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi : lendir serviks
encer, daya membenang lebih panjang, pembentukan gambaran daun pakis dan terjadi
Estradiol meningkat
4) Biopsi Endometrium
11
LH serum : 15 - 60 mIU/ml
Progesteron : 5 - 20 mg/ml
Prolaktin : 2 - 20 mg/ml
c. USG transvaginal
d. Histerosalpinografi
1. Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini
dapat dilihat kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan
adesi akibat proses radang. Dilakukan secara terjadwal. Menilai Faktor tuba : lumen,
3. Dilakukan pada fase proliferasi : 3 hari setelah haid bersih dan sebelum
perkiraan ovulasi
8. Endometriosis
9. Kista ovarium
10. Patensi tuba dapat dinilai :HSG, Hidrotubasi (Cairan), Pertubasi (gas CO2)
12
Syarat :
ovulasi, bentuk lendir normal setelah kering terlihat seperti daun pakis.
Menilai :
Reseptifitas dan kemampuan sperma untuk hidup pada lendir serviks. Penilaian UPS :
Baik : > 10 sperma / LPB
a. Analisa semen.
• Parameter
• Ph 7,2 – 7,8.
• Volume 2-5 ml
7. Laparoskopi :
Menilai faktor :
Peritoneum/endometriosis
Uterus : mioma
13
Keterbatasan:
G. Penatalaksanaan Medis
a. Medikasi
Klomifen sitrat
a.g. 3 - 4 siklus obat tidak ovulasi dengan tanda hCG 5000 - 10.000 IU
2. Epimestrol
3.Bromokriptin
Gonadotropin
Dosis awal 75 - 150 IU/hari selama 5 hari dinilai hari ke 5 siklus haid
4. HCG
14
6. Danazol
7. Progesteron
9. GnRH agonis
Koreksi :
o Kelainan Uterus
o Kelainan Tuba : tuba plasti
o Miomektomi
o Kistektomi
o Salpingolisis
infertilitas
15
Metode ini merupakan rekayasa teknologi reproduksi yang paling sederhana. Sperma
yang telah dipreparasi diinseminasi kedalam kavum uteri saat ovulasi. Syarat : tidak ada
a.a)Serviks
a.b)Gangguan ovulasi
a.c)Endometriosis ringan
a.d)Infertilitas Idiopatik
Syarat :
Angka kehamilan : 30 - 35 %
sitoplasma oosit mature telah digunakan untuk penanganan infertilitas pria sejak lebih
dari
Segera setelah itu diikuti dengan keberhasilan teknik ini pada pria azoospermia
dapat dilaksanakan dengan tidak terlalu rumit, maka ketersediaan sarana yang
melaksanakan
angka keberhasilan yang memuaskan. Kurang dari 10% oocytes rusak dengan prosedur
ini
dan angka fertilisasi berkisar antara 50-75%. Embryo transfer dapat dilaksanakan pada
lebih
16
dari 90% pasangan dan menghasilkan angka kehamilan berkisar antara 25-45%. Hasil-
hasil
ini tidak berbeda antara sperma ejakulat, epididymis maupun testis (Palermo et al, 2001;
Hinting et al, 2001).
PENGKAJIAN
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan
A. Wanita
rumah
7) Riwayat kista
o Gangguan ovulasi
o Autoimun
d. Riwayat Obstetri
Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat
kontrasepsi
17
B. Pria
2) Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
9) Riwayat vasektomi
2) Ejakulasi retrograt
3) Hypo/epispadia
4) Mikropenis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Pemeriksaan penunjang
a. Wanita
1) Deteksi Ovulasi
2) Analisa hormon
18
3) Sitologi vagina
6) Histerosalpinografi
7) Laparoskopi
b. Pria
Analisa Semen:
Parameter
4) Volume 2 - 5 ml
15) USG
Intervensi :
19
No
1. Jelaskan tujuan test dan prosedur Menurunkan cemas dan takut terhadap
diagnose dan prognosis
gambaran diri
sesuai indikasi
Kriteria evalausi :
2. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas
Tujuan : Memfasilitasi integritas diri konsep pribadi dan perubahan gambaran diri.
Intervensi :
No
dipanggil
keadaan bahaya
ketakutan pasien
20
penyakit / kondisi
atau kemudian.
Intervensi :
No
1. Berikan lingkungan yang terbuka Dimana pasien merasa bebas untuk dapat
depresi, penerimaan
diperlukan
sesuai petunjuk
sesuai petunjuk.
21
o Menunjukan rasa pergerakan kearah resolusi dan rasa berduka dan harapan untuk
masa depan
Intervensi :
No
merintih
nyeri
Memberikan kesemapatn untuk pemberian
lingkungan istirahat
terapeutik
Intervensi :
No
secara induvidual
22
mengerjakan tugasnya
konsisten.
Kriteria evalausi :
perawtan diri
Intervensi:
No
rencana pengobatan
untuk mengatasinya
regimen terapeutik
inginkan
23
Download
of 26
size(px)
start on
Link
...
ASKEP INFERTILITAS
by dya-devi
Report
Category:
Documents
Download: 19
Comment: 0
2,794
views
Comments
Description
Transcript
Kelainan pada alat kelamin o Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya
abnormal, antara lain pada permukaan testis. o Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi
dimana air mani masuk kedalam kandung kemih. o Varikokel yaitu suatu keadaan
dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu besar, sehingga jumlah dan
kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti mengurangi kemampuannya
untuk menimbulkan kehamilan. o Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi
sehingga tidak turun. 7
Kegagalan fungsional o Kemampuan ereksi kurang. o Kelainan pembentukan
spermatozoa o Gangguan pada sperma.
Gangguan di daerah testis (testicular). Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma
pukulan, gangguan fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi, selama pubertas testis tidak
berkembang dengan baik, sehingga produksi sperma menjadi terganggu. Dalam proses
produksi, testis sebagai ³pabrik´ sperma membutuhkan suhu yang lebih dingin daripada
suhu tubuh, yaitu 34±35 °C, sedangkan suhu tubuh normal 36,5±37,5 °C. Bila suhu tubuh
terus-menerus naik 2±3 °C saja, proses pembentukan sperma dapat terganggu.
Tidak adanya semen. Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis
menuju vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi).
Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau? kecelakaan yang memengaruhi tulang
belakang.
Faktor psikologis antara kedua pasangan (suami dan istri). o Masalah tertekan karena
sosial ekonomi belum stabil o Masalah dalam pendidikan o Emosi karena didahului
orang lain hamil.
Manifestasi klinis. o Belum ada tanda-tanda kehamilan meski sudah diupayakan terus
menerus o Adanya menstruasi terus menerus setelah diupayakan terus menerus. D.
Patofisiologi a. Wanita Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita
diantaranya gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan
pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan
folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan
pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari
infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat
lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus
menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun sebelumnya terjadi
fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas
servik mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi
infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap
sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan
infertilitas dengan melibatkan reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma
sehingga sperma tidak bisa bertahan, infeksi juga 9
menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan
gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus. b. Pria Abnormalitas androgen
dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan
kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam
mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat
adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi
alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran
sperma. Suhu disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis.
Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebebkan
sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi sperma terganggu. E.
Manifestasi Klinis 1. Wanita
y
Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan masalah
pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik
y
Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak
berkembang,dan gonatnya abnormal
y
Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi, adhesi,
atau tumor
y
Riwayat terpajan benda ± benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi,
rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
y
Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu Riwayat infeksi
genitorurinaria 10
y
Ejakulasi retrograt
y
Hypo/epispadia
y
Mikropenis
y
Galaktorea
Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi B.
Pria a. Riwayat Kesehatan Dahulu 1) Riwayat terpajan benda ± benda mutan yang
membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi) 2) 3) 4) 5) 6)
7) 8) Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu Riwayat
infeksi genitorurinaria Hipertiroidisme dan hipotiroid Tumor hipofisis atau prolactinoma
Trauma, kecelakan sehinga testis rusak Konsumsi obat-obatan yang mengganggu
spermatogenesis Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi
contoh : operasi prostat, operasi tumor saluran kemih 9) Riwayat vasektomi b. Riwayat
Kesehatan Sekarang 17
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Disfungsi ereksi berat Ejakulasi retrograt Hypo/epispadia
Mikropenis Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha) Gangguan
spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma) Saluran sperma yang
tersumbat Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis ) Varikhokel (varises
pembuluh balik darah testis) 10) Abnormalitas cairan semen c. Riwayat Kesehatan
Keluarga Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik 3. Pemeriksaan Fisik
Terdapat berbagai kelainan pada organ genital, pria atupun wanita. 4. Pemeriksaan
penunjang a. Wanita 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Deteksi Ovulasi Analisa hormon Sitologi vagina
Uji pasca senggama Biopsy endometrium terjadwal Histerosalpinografi Laparoskopi
Pemeriksaan pelvis ultrasound b. Pria Analisa Semen: Parameter 1) Warna Putih keruh
2) Bau Bunga akasia 3) PH 7,2 - 7,8 4) Volume 2 - 5 ml 5) Viskositas 1,6 ± 6,6 centipose 6)
Jumlah sperma 20 juta / ml 7) Sperma motil > 50% 18
8) Bentuk normal > 60% 9) Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik 10) Persentase gerak
sperma motil > 60% 11) Aglutinasi Tidak ada 12) Sel ± sel Sedikit,tidak ada 13) Uji
fruktosa 150-650 mg/dl 14) Pemeriksaan endokrin 15) USG 16) Biopsi testis 17) Uji
penetrasi sperma 18) Uji hemizona Diagnosa dan intervensi keperawatan 1. Ansietas
berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostic Tujuan :
Mengurangi ansietas / rasa takut Intervensi : No. 1. Intervensi Keperawatan Jelaskan
tujuan test dan prosedur Rasional Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnose dan
prognosis 2. Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut, Perasaan tidak diekspresikan dapat
contoh : menolak, depresi, dan marah. menimbulkan kekacauan internal dan efek
Biarkan pasien / orang terdekat gambaran diri mengetahui ini sebagai reaksi yang
normal 3. Dorong keluarga untuk menganggap Meyakinkan bahwa peran dalam
keluarga dan kerja tidak berubah pasien seperti sebelumnya 4. Kolaborasi : berikan
sedative, tranquilizer Mungkin diperlukan untuk membantu sesuai indikasi pasien rileks
sampai secara fisik mampu untuk membuat startegi koping adekuat. Kriteria evalausi : o
Klien mampu mengungkapkan tentang infertilitas dan bagaimana treatmentnya o Klien
memperlihatkan adanya peningkatan control diri terhadap diagnose infertile o Klien
mampu mengekspresikan perasaan tentang infertile 19
o Terjalin kontak mata saat berkomunikasi o Mengidentifikasi aspek positif diri. 2.
Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas
Tujuan : Memfasilitasi integritas diri konsep pribadi dan perubahan gambaran diri.
Intervensi : No. 1. Intervensi Keperawatan Rasional Tanyakan dengan nama apa pasien
ingin Menunjukan keopan santunan / dipanggil penghargaan dan pengakuan personal.
2. Identifikasi orang terdekat dari siapa Memungkinkan privasi untuk hubungan pasien
memperoleh kenyaman dan siapa personal khusus, untuk mengunjungi atau yang harus
memberitahuakan jika terjadi untuk tetap dekat dan keadaan bahaya menyediakan
kebutuhan dukungan bagi pasien perhatian dan dapat 3. Dengarkan dengan aktif
masalah dan Menyampaikan ketakutan pasien dengan lebih efektif mengidentifikasi
kebutuhan dan maslah serta strategi koping pasien dan seberapa efektif 4. Dorong
mengungkapkan perasaan, menerima apa yang dikatakannya Membantupasien / orang
terdekat untuk memulai menerima perubahan dan mengurangi ansietas mengenai
perubahan fungsi / gaya hidup. 5. Diskusikan pandangan pasien terhadap Persepsi
pasien mengenai perubahan pada citra diri dan efek yang ditimbulkan dari citra diri
mungkin terjadi secara tiba- tiba penyakit / kondisi atau kemudian. 3. Berduka dan
antisipasi berhubungan dengan prognosis yang buruk Tujuan: Memfasilitasi proses
berduka Intervensi : No. Intervensi Keperawatan Rasional 20
1. Berikan lingkungan yang terbuka Dimana pasien merasa bebas untuk dapat
mendiskusikan perasaan dan masalah secara realitas kemampuan komunikasi terapeutik
seperti aktif mendengarkan, diam, selalu bersedia, dan pemahaman dapat memberikan
pasien kesempatan untuk berbicara secara bebas dan berhadapan dengan perasaan. 2.
Identifikasi tingkat rasa duka / disfungsi : penyangkalan, marah, tawar ± menawar,
depresi, penerimaan Kecermatan akan memberikan pilihan intervensi yang sesuai pada
waktu induvidu menghadapi rasa berduka dalam berbagai cara yang berbeda 3.
Dengarkan dengan aktif pandangan pasien dan selalu sedia untuk membantu jika
diperlukan Proses berduka tidak berjalan dalam cara yang teratur, tetapi fluktuasainya
dengan berbagai aspek dari berbagai tingkat yang muncul pada suatu kesempatan yang
lain 4. Identifikasi dan solusi pemecahan masalah Mungkin dibutuhkan tambahan
bantuan untuk keberadaan respon ± respon fisik, untuk berhadapan dengan aspek ±
aspek misalnya makan, tidur, tingkat aktivitas fisik dari rasa berduka. dan hasrat seksual
5. Kaji kebutuhan orang terdekat dan bantu sesuai petunjuk Identifikasi dari masalah ±
masalah berduka disfungsional akan mengidentifikasi intervensi induvidual 6. Kolaborasi
: rujuk sumber ± sumber Mungkin dibutuhkan bantuan tambahan lainnya misalnya
konseling, psikoterapi untuk mengatasi rasa berduka, membuat sesuai petunjuk.
rencana, dan menghadapi masa depan. Kriteria evaluasi, pasien akan: o Menunjukan
rasa pergerakan kearah resolusi dan rasa berduka dan harapan untuk masa depan o
Fungsi pada tingkat adekuat, ikut serta dalam pekerjaan 21
4. Nyeri akut berhubungan dengan efek test diagnostic Tujuan : Nyeri dapat teratasi
Intervensi : No. 1. Intervensi Keperawatan Catat lokasi, lamanya Rasional intensitas dan
Untuk menentukan intervensi selanjutnya penyebaran. Perhatikan tanda nonverbal,
contoh peningkatan TD dan nadi, gelisah, merintih 2. Jelaskan penyebab nyeri dan
pentingnya Memberikan kesemapatn untuk melaporkan ke staff terhadap karakteristik
pemberian analgesik sesuai waktu nyeri 3. Berikan tindakan relaksasi, contoh pijatan,
Menurunkan tegangan otot dan lingkungan istirahat 4. meningkatan koping efektif
kembali perhatian dan Bantu atau dorong penggunaan nafas Mengarahkan efektif,
bimbingan imajinasi dan aktivitas membantu dalam relaksasi otot. terapeutik 5.
Ketidakberdayaan berhubungan dengan kurang control terhadap prognosis Tujuan :
Mengembalikan kemandirian pasien Intervensi : No. 1. Intervensi Keperawatan Kaji
kemampuan dan tingkat kekeurangan untuk melaukan kebutuhan sehari ± hari Rasional
Membantu dalam mengantisipasi / merencanakan pemenuhan kebutuhan secara
induvidual 2. Hindari melaukan sesuatu untuk pasien Pasien ini mungkin menjadi sangat
yang dapat dilakukan pasien sendiri, tetapi ketakutan dan sangat tergantung dan
berikan bantuan sesuai kebutuhan meskipun bantuan yang diberikan bermamfaat dalam
mencegah frustasi, 22
adalah penting bagi pasien untuk diri sendiri untuk mempertahankan harga diri 3. Sadari
prilaku / aktivitas impulsive karena Dapat menunjukan kebutuhan intervensi gangguan
dalam mengambil keputusan dan pengawasan tambahan untuk meningkatakan
keamanan pasien 4. Pertahan kan dukungan, sikap yang tegas, Pasien akan memerlukan
empati tetapi beri pasien waktu yang cukup untuk perlu untuk mengetahui pemberi
asuhan mengerjakan tugasnya yang akan konsisten. membantu pasien secara Kriteria
evalausi : o Mendemonstrasikan teknik / perubahan gaya hidup untuk memenuhi
kebutuhan perawtan diri o Melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat
kemampuan sendiri o Mengidentifikasi sumber pribadi / komunitas memberikan
bantuan sesuai kebutuhan 6. Resiko tinggi terhadap kerusakan koping induvidu /
keluarga berhubungan dengan metode yang digunakan dalam investigasi fertilitas.
Tujuan : Mendorong kemampuan koping yang efektif dari pasien / keluarga. Intervensi:
No. 1. Intervensi Keperawatan Rasional Kaji keefektifan strategi koping dengan
Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah mengobservasi prilaku, misalnya pola hidup
seseoarang, mengatasi kemampuan menyatakan perasaan dan hipertensi kronik, dan
mengintegrasikan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam terapi rencana pengobatan
yang diharuskan kedalam kehidupan sehari ± hari 2. Bantu klien untuk mengidentifikasi
Pengenalan terhadap stressor adalah sterssor spesifik dan kemungkinan strategi langkah
pertama dalam mengubah respons untuk mengatasinya 3. Libatkan pasien dalam
seseorang terhadap stressor perencanaan Keterlibatan memberikan pasien perasaan 23
perawatan dan beri dorongan partisipasi kontrol maksimal dalam rencana pengobatan
diri yang berkelanjutan, memperbaiki keterampilan koping dan dapat meningkatkan
kerjasama dalam regimen terapeutik 4. Dorong prioritas pasien / untuk mengevaluasi
Focus perhatian pasien pada realitas Tanyakan situasi yang ada relative terhadap tujuan
hidup. pertanyaan seperti ³ apakah yang anda pandangan pasien tentang apa yang di
lakukan merupakan apa yang anda inginkan inginkan?´ 5. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi dan Perubahan yang perlu harus diprioritaskan mulai merencanakan
perubahan hidup secara realistic untuk menghindari rasa yang perlu. Bantu untuk
menyesuaikan, tidak dibanding membatalkan tujuan dari / keluarga menentu dan tidak
berdaya. Kriteria evalausi: o Mengidentifikasi tingkah laku koping yang tidak efektif dan
konsekuensi o Menunjukan kewaspadaan dari koping pribadi / kemampuan
memecahkan masalah o Memenuhi kebutuhan psikologis yang ditunjukan dengan
mengekspresikan perasaan yang sesuai, identifikasi pilihan dan pengguanaan sumber ±
sumber o Membuat keputusan dan menunjukan kepuasaan dengan pilihan yang
diambil. 24
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan
pasangan untuk mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa
pelindungatau suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak menghasilkan
kehamilan dan kelahiran bayi hidup. Dan klasifikasi dari infertilitas ada dua yaitu primer
dan sekunder. Penyebab dari infertilitas ini bisa dipandang dari pihak perempuan dal
laki-lakinya. Jika dari wanita bisa dilihat dari faktor penyakit dan fungsional. Sedangkan
dari segi laki-laki bisa dilihat dari kelainan alat kelamin dan kegagalan fungsional. Akan
tetapi bisa dilihat juga penyebabnya dari pasangan suami istri tersebut misalnya
gangguan pada hubungan seksual dan psikologisnya. B. Saran Apabila ada pasangan
suami istri yang sudah lama menikah dan lama belum mempunyai anak maka bisa
langsung konsultasi atau periksa ke dokter ahli untuk segera mengetahui penyebabnya.
Karena jika sudah melakukan usaha terus-menerus tapi tidak ada hasilnya, pasti terjadi
infertilitas yang bisa disebabkan dari pihak laki-laki, perempuan atau hubungan dari
kedua pasangan suami istri tersebut. 25
DAFTAR PUSTAKA Harapan, Rustam E. 1994. Neoplasia Intraepitel Pad Serviks. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka. Prawirohardjo,Sarwono.1994.Ilmu kandungan. Jakarta: Gramedia.
file:///F:/INFERTILITAS%20&%20ABORTUS/Askep%20Infertilitas%20%C2%AB%20Hid
ayat2%27s%20Blog.htm 26
X
Recommended
Askep Infertilitas
Askep Infertilitas
Askep Infertilitas
Askep Infertilitas
Askep Infertilitas
Askep Infertilitas
Askep Infertilitas
Askep Infertilitas
xcvd
referat infertilitas
referat infertilitas
Refrat Infertillitas Oleh : Aikardi Marham Elsis L. M. Pembimbing : Dr. H. Abdul Rauf,
SpOG STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH…
referat infertilitas
referat infertilitas
BAB I PENDAHULUAN Ilmu kedokteran masa kini baru berhasil menolong 50 % pasangan
infertile memperoleh anak yang diinginkannya. Itu berarti separuh lagi terpaksa
menempuh…
KULIAH INFERTILITAS
KULIAH INFERTILITAS
Infertilitas Sekunder
Infertilitas Sekunder
Infertilitas Pria
urologi
Infertilitas Pria
Infertilitas Pria
Infettilitas
masalah infertilitas
masalah infertilitas
Infertilitas Pria dan Wanita Pendahuluan Menurut WHO Infertilitas dibagi 4; disebut
infertilitas primer kalau istri belum pernah hamil walaupun bersenggama dan
dihadapkan…
makalah INFERTILITAS
makalah INFERTILITAS
makalah infertilitas
Infertilitas Pria
Infertilitas Pria
INFERTILITAS SEKUNDER
INFERTILITAS SEKUNDER
INFERTILITAS SEKUNDER infertilitas adalah ketidakmampuan secara biologis dari seorang
laki-laki atau seorang perempuan untuk menghasilkan keturunan. Infertilitas juga
berarti…
PEMERIKSAAN INFERTILITAS
PEMERIKSAAN INFERTILITAS
Penyebab Infertilitas
Penyebab Infertilitas
Penyebab Infertilitas Pada Wanita Setelah tahu penyebab infertilitas pada pria dan
mitos-mitos serta apa kesuburan, sekarang mari membahas mengenai penyebab
infertilitas…
ETIOLOGI INFERTILITAS
ETIOLOGI INFERTILITAS
ETIOLOGI Infertilitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik itu dari istri (40%-
55%), dari suami (25%-40%), maupun dari keduanya (10%), dan idiopatik (10%). a.
Faktor…
KONSEP INFERTILITAS
KONSEP INFERTILITAS
View more
Fly UP