You are on page 1of 18

Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT, maka
kelompok kami (kelompok 1) telah menyelesaikan Makalah Kimia yang
berjudul “Minyak Bumi dan Gas Alam” ini dengan baik. Meskipun memang
makalah ini masih bisa dibilang jauh dari sempurna, tapi kami tetap
bersyukur. Semoga Makalah ini bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi
kita semua untuk kedepannya. Dengan membaca ini, insya Allah kita bisa
lebih mengetahui tentang Minyak Bumi dan Gas Alam, mulai dari
komposisi penyusunnya hingga pengelolaan manfaatnya untuk kehidupan
kita sehari-hari.

Akhir kata, sekali lagi, semoga makalah ini bisa sangat bermanfaat
untuk semua pelajar, umumnya. Khususnya bagi kelompok kami dan semua
yang membaca makalah ini. Semoga Makalah Kimia ini dapat di
pergunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.

Bogor, 21 Mei 2013

1
Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................ 1
Daftar Isi............................................................ 2
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan.................................................. 4
BAB 2 Pembahasan
Minyak Bumi........................................................... 5
a. Pembentukan Minyak Bumi......................................... 7
b. Komposisi Minyak Bumi........................................... 8
c. Cara Mengetahui Lokasi Minyak Bumi.............................. 9
d. Pengolahan Minyak Bumi.......................................... 11
e. Kegunaan Minyak Bumi............................................ 14
f. Mutu Brnsin..................................................... 15
Gas Alam.............................................................. 15
Dampak dari Pembakaran yang Tidak Sempurna............................ 17
BAB 3 Penutup
Kesimpulan............................................................ 18
Saran................................................................. 18

2
BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor


dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan
bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan
bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan
yang mati dan terkubur di bawah tanah sejak berjuta-juta tahun yang lalu. Dimana
dua ratus juta yang lalu bumi lebih panas dibandingkan sekarang.

Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur.


Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan
lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri
anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan
bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang penting. Bahan-bahan
atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia. Baru-baru
ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik,
serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis
obat.

Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon
yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan
tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar
minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu
sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan
dari pengolahan minyak tersebut.

Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita
ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber energi yang
tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan
kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan penting atau
menguasai hajat hidup orang banyak.

3
1.2 Rumusan Masalah

Dalam penyusunannya, makalah ini dibatasi dengan pertanyaan :


1. Bagaimana minyak bumi dan gas alam terbentuk ?
2. Komponen apa saja yang terdapat pada minyak bumi dan gas alam?
3. Bagaimana pegolahan minyak bumi dan gas alam ?
4. Apa saja kegunaan minyak bumi dan gas alam ?
5. Apa saja dampak dari penggunaan minyak bumi dan gas alam?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Dapat mengetahui tentang pembentukan minyak bumi dan gas alam


b. Dapat mengetahui dan mendalami pengetahuan penyusun terkait minyak bumi
dan gas alam
c. Dapat mengetahui hasil dan cara pengolahan minyak bumi dan gas alam
d. Dapat mengetahui manfaat serta kegunaan minyak bumi bagi kehidupan
manusia.
e. Dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pembakaran minyak bumi atau
gas alam yang tidak sempurna.

4
BAB 2
Pembahasan

MINYAK BUMI

Minyak Bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang
dan oleum – minyak) merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis
molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun
bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti
aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-masing,
yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan
rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan
hidrogen dengan rumus umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5
sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon
lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam campuran tersebut.

Gambar 1.1 Contoh Alkana (Pentana /C5H12)

Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi
bensin, sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan
disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon
16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon
lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal
mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai
4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim
dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena
tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala pada musim dingin.
Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa negara,

5
propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat
sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak.

Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon


tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan
rumus umum CnH2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi
memiliki titik didih yang lebih tinggi.

Gambar 1.2 Contoh Sikloalkana

Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki


satu atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom
hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn.
Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat.
Beberapa bersifat karsinogenik.

Gambar 1.3 Contoh Hidrokarbon aromatik

Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional
di tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin,
dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana),
dipakai sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia C 8H18 dan
bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:

2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)

Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat diteliti di


laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut,
kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan
detektor yang cocok.

6
Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi atau produk hasil
olahannya akan menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu
sedikit oksigen yang bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena
suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang
dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida yang
dapat menimbulkan asbut.

A. Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam

Proses terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:

1) Teori Anorganik
Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa
minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan
karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah
menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.

CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi

2) Teori Organik
Teori Organik dikemukakan oleh Engker yang menyatakan bahwa minyak bumi
terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik
(mikroorganisme) dari tumbuhan laut dalam batuan berpori.

7
B. Komposisi Minyak Bumi

Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:


a) Hidrokarbon Jenuh (alkana)
 Dikenal dengan alkana atau parafin
 Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak)
 Sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
 Senyawa penyusun diantaranya:
1. Metana CH4
2. Etana CH3 – CH3
3. Propana CH3 – CH2 – CH3
4. Butana CH3 – (CH2)2 – CH3
5. n-heptana CH3 – (CH2)5 – CH3
6. iso oktana CH3 – C(CH3)2 – CH2 – CH – (CH3)2

b) Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)


 Dikenal dengan alkena
 Keberadaannya hanya sedikit
 Senyawa penyusunnya:
 Etena, CH2 = CH2
 Propena, CH2 = CH – CH3
 Butena, CH2 = CH – CH2 – CH3

c) Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)


 Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
 Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
 Senyawa penyusunnya :

8
d) Hidrokarbon aromatik
 Dikenal sebagai seri aromatik
 Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
 Senyawa penyusunannya :

C. Cara Mengetahui Lokasi Minyak Bumi

 Awalnya, para ahli menggunakan petunjuk di permukaan bumi. Minyak


bumi biasanya di temukan di bawah permukaan yang berbentuk kubah.
Lokasi bias di darat yang dulunya lautan dan di Lepas Pantai.
 Mereka kemudian melalukan survey seismic untuk menentukan
struktur batuan di bawah permukaan tersebut. Lalu diselidiki dengan
pancarran gelombang seismik sehingga dapat menentukan dimana
posisi minyak bumi yang akurat.
 Selanjutnya , mereka melalukan pengeboran kecil untuk menentukan
ada tidaknya minyak. Jika ada, maka di lakukan beberapa pengeboran
untuk memperkirakan apakah jumlah minyak bumi tersebut ekonomis
untuk di ambil atau tidak .

9
Pengeboran untuk mengambil minyak bumi (dan gas alam) di lepas pantai
dapat di lakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Survei seismic
Para ahli membuat ledakan kesil dipermukaan. Ledakan akan menimbulkan
gelombang sentakan , yang akan di pantulkan kembali oleh setiap lapisan bebatuan .
Pantulan tersebut di tangkap oleh sensor dan di analisis dengan bantuan di bawah
permukaan tersebut.

2. Anjungan minyak lepas pantai untuk kegiatan eksplorasi minyak


Karena Migas tidak hanya terdapat di darat, tetapi juga di lautan yang bila dibor dari
darat tidak terjangkau, maka terpaksalah dibuat anjungan minyak lepas pantai
sebagai sarana pemboran dan produksi walaupun dengan resiko biaya yang relatip
mahal
a) Menanamkan jalur pipa di dasar laut dan memompa minyak (dan gas alam)
ke daratan. Cara ini di gunakan apabila jarak lading minyak ke darat cukup
dekat
b) Membuat anjungan di mana minyak bumi (dan gas alam) selanjutnya di
bawa oleh kapal tangker menuju daratan

Gambar 1.4 Anjungan Minyak Lepas Pantai Gambar 1.5 Kapal Tanker membawa minyak dari

untuk kegiatan eksplorasi minyak anjungan menuju daratan

10
D. Pengolahan Minyak Bumi

Minyak bumi di temukan bersama sama dengan gas alam. Minyak Bumi yang
telah di pisahkan dari gas alam di sebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak
mentah dapat di bedakan menjadi :

o Minyak Mentah Ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam
dan belerang rendah , bewarna terang dan bersifat encer (viskositas
rendah)
o Minyak Mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam
dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus di
panaskan agar meleleh

Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama


alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, sikloalkana, aromatic, dan senyawa
anorganik. Meskipun kompleks , namun terdapat cara mudah untuk memisahkan
komponen – komponennya , yakni berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya

1. Distilasi Bertingkat

Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak di pisahkan menjadi


komponen – komponen murni, melainkan ke dalam fraksi – fraksi, yakni kelompok–
kelompok yang mempunyai kisaran titik didih tertentu . Hal ini di karenakan jenis
komponen hidrokarbon begitu banyak dan isomer – isomer hidrokarbon mempunyai
titik didih yang berdekatan.

Gambar 1.6 Distilasi bertingkat

11
Proses distilasi bertingkat ini di jelaskan sebagai berikut :

a. Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan


tinggi sampai suhu -600ºC. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian di
alirkan ke bagian bawah menara distilasi
b. Dalam Menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat –
pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang di lengkapi dengan
tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.
c. Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin . Sebagian
uap akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi
membentuk zat cair . Zat cair yang di peroleh dalam suatu kisaran suhu
tertentu ini disebut fraksi
d. Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan
terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-
senyawa dengan titik didih rendah terkondensasi di bagian atas menara

Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya di alirkan ke bagian kilang


minyak untuk proses konversi. Untuk setip barel minyak mentah, kilang minyak dapat
menghasilkan sekitar 57% bensin; 38% bahan baker diesel; bahan bakar jet; kerosin
dan minyak baker; 4% LPG; dan sisanya residu padat.

Gambar 1.7 Menara Distilasi.

Pipa yang keluar dari setiap

tingkatan menara menunjukan

level fraksi

2. Proses konversi

Proses konversi adalah penyusunan ulang struktur molekul hidrokarbon , yang


bertujuan untuk memperoleh fraksi-fraksi dengan kuantitas dan kualitas sesuai
permintaan pasar . Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan fraksi bensin yang
tinggi, maka sebagian fraksi rantai panjang perlu diubah / dikonversi menjadi fraksi
rantai pendek . Demikian pula, sebagian besar fraksi rantai lurus harus di konversi
menjadi rantai bercabang / alisiklik / aromatic dibantingkan rantai lurus .

12
Beberapa jenis proses konversi dalam kilang minyak adalah :

o Perekahan (cracking)
Perekahan adalah pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil.
Contohnya , perekahan fraksi minyak ringan / beratmenjadi fraksi gas, bensin,
kerosin , dan minyak solar/diesel.
o Reforming
Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai
bercabang / alisiklik / aromatic. Sebagai Contoh , komponen rantai lurus (C3-C6)
dari fraksi bensin diubah menjadi aromatic.
o Alkilasi
Alkilasi adalah penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul
besar.Contohnya penggabungan molekul propena dan butena menjadi
komponen fraksi bensin.
o Coking
Coking adalah proses perekahan fraksi residu padat menjadi minyak baker dan
hidrokarbon intermediate (produk antara). Dalam proses ini, dihasilkan kokas
(coke). (Kokas di gunakan di industri aluminium sebagai electrode untuk ekstraksi
logam Al).

3. Pemisahan pengotor dalam Fraksi

Fraksi-fraksi mengandung berbagai pengotor antara lain senyawa organic yang


mengandung S,N,O;air;logam;dan garam anorganik. Pengotor dapat di pisahkan
dengan cara melewatkan fraksi melalui :

 Menara asam sulfat, yang berfungsi untuk memisahkan hidrokarbon tidak


jenuh, senyawa nitrogen, senyawa oksigen, dan residu padat seperti aspal.
 Menara absorpsi, yang mengandung agen pengering untuk memisahkan air.
 Scrubber, yang berfugsi untuk memisahkan belerang / senyyawa belerang.

4. Pencampuran Fraksi

Pencampuran fraksi dilakukan untuk mendapatkan produk akhir sesuai yang di


inginkan . Sebagai contoh :

 Fraksi bensin di campur dengan hidrokarbon rantai bercabang / alisiklik /


aromatic dan berbagai aditif untuk mendapatkan kualitas tertentu.
 Fraksi minyak pelumas di campur dengan berbagai hidrokarbon dan aditif
untuk mendapatkan kualitas tertentu
 Fraksi nafta dengan berbagai kualitas (grade) untuk industri petrokimia .

13
Selanjutnya produk-produk ini siap di pasarkan ke berbagai tempat , seperti
pengisisan bahan baker dan industri petrokimia

E. Kegunaan Minyak Bumi

Kegunaan fraksi – fraksi yang diperoleh dari minyak bumi terkait dengan sifat
fisisnya seperti titik didih dan viskositas, dan juga sifat kimianya.

Jumlah Titik Didih


Fraksi Kegunaan
atom C (oC)
Bahan bakar LPG & bahan baku untuk
Gas C1-C4 <20 OC
sintesi organik
Bensin C5-C10 40-180 Bahan bakar kendaraan bermotor
Pembuatan plastik, karet sintesis,
Nafta C6-C10 70-180
detergen, obat, cat, dan kosmetik
Bahan bakar pesawat udara & kompor
Kerosin C11-C14 180-250
parafin
Minyak Solar Bahan bakar kendaraan diesel, bahan
C15-C17 250-300
Dan diesel bakar tungku di industri

Minyak
C18-C20 300-350 Sebagai minyak pelumas
Pelumas
Untuk membuat lilin, kertas pembungkus
Lilin >C20 >350
berlapis lilin, korek api, bahan pengkilap
Minyak Bakar >C20 >350 Bahan bakar di kapal, industri pemanas
Bitumen >C40 >350 Materi aspal jalan dan atap bangunan

Nafta untuk

Solar untuk kendaraan pembuatan

Bermesin diesel plastik

Kerosin untuk bahan

Bakar pesawat

Bitumen sebagai materi aspal

14
F. Mutu Bensin

Bensin teristimewa yang berisi alkana berantai lurus ternyata kurang baik
dipakai sebagai bahan bakar motor, karena bensin tersebut berkompresi tinggi,
sehingga menyebabkan knocking/ketukan pada mesin, ketukan tersebut
menyebabkan mesin sangat bergetar dan menjadi sangat panas, sehingga merusak
motor. Tetapi menggunakan bahan bensin alkana bercabang, misalnya isooktana,
peristiwa knocking akan berkurang, untuk menyatakan mutu bensin dipergunakan
istilah bilangan oktana. sebagai contoh bensin standar yang terdiri dari campuran
angka oktan 100. bila kerja suatu bensin sama dengan untuk kerja campuran 80%
isooktana dan 20% normal heptana, maka angka oktannya bensin itu adalah 80.
Bensin mobil yang diperdagangkan di Indonesia adalah premium yang memilki
bilangan oktana 80, dan bensin super memiliki bilangan oktana 98, untuk
meningkatkan mutu bensin dilakukan dengan mencampurkan senyawa-senyawa
tertentu pada bensin itu misalnya; tetra etil lead (TEL), ketika terbakar senyawa TEL
cenderung bersenyawa dengan radikal karbon bercabang, hal ini memperlambat
proses kerja letupan, agar lebih efisien. Untuk menghindari akumulasi Pb dalam
silinder piston, maka ditambah 1,2 dibroma etana; (CH2BrCH2Br), zat ini dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa PbBr2 yang mudah menguap. Senyawa timbal
ini di udara sangat berbahaya, karena jika masuk dan berkumpul di dalam tubuh
dapat menyebabkan anemia, sakit kepala, atau perusakan pada otak, yang dapat
menyebabkan kebutaan/kematian.
Agar kadar PbBr2 tidak terlalu tinggi, harus diusahakan tidak menggunakan zat
antiknock sebagai gantinya digunakan senyawa hidrokarbon baik aromatik/alifatik.
Dari berbagai Pengamatan diketahui bahwa pemakaian hidrokarbon jenuh dengan
katalis ALCL3 dan H2SO4 dapat menghasilkan hidrokarbon bercabang yang tidak
terlalu banyak menimbulkan pencemaran lingkungan.

GAS ALAM

Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah bahan
bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat
ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Ketika
gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri
anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber
biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta
penampungan kotoran manusia dan hewan.

15
Komposisi kimia

Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan
molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung
molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8)
dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas
alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.

Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global
ketika terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang
sumber energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan
ozon, memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana
yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang
berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan
pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per tahun
secara berturut-turut).

Komponen %

 Metana (CH4) 80-95


 Etana (C2H6) 5-15
 Propana (C3H8) and Butane (C4H10) <>

Pembakaran satu meter kubik gas alam komersial menghasilkan 38 MJ (10.6 kWh).

Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air dapat
juga terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah
kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.

Gas alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak
berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir,
biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi
bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya tidak
berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan tercekiknya
pernafasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di udara pada level yang
dapat membahayakan.

Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan
menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah
tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam
rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang

16
jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan.
Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah antara 5% hingga 15%.

Dampak Pembakaran Minyak Bumi dan Gas Alam Yang Tidak


Sempurna Terhadap Lingkungan
Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-
senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan kadang-kadang
mengasilkan partikel-pertikel yang menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran udara.

Pencemaran lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada
tubuh manusia karena lebih mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga
kemampuan darah mengikat oksigen menjadi menurun.

Langkah – langkah mengatasi dampak dari pembakaran bensin / bahan bakar lain :

o Produksi bensin yang ramah lingkungan, seperti tanpa aditif Pb

o Penggunaan EFL (Electronic Fuel Injection) pada system bahan baker

o Penggunaan converter katalik pada system buangan kendaraan

o Pengijauan atau pembuatan taman dalam kota

o Penggunaan bahan baker alternative yang dapat di perbaharui dan yang lebih
ramah lingkungan , seperti tenaga surya dan sel bahan baker (fuel cell)

17
BAB 3
Penutup

Kesimpulan
Minyak bumi terbentuk berasal dari fosil yang mengalami
pengendapan Berjuta-juta tahun lalu. Kemudian dilakukan pengeboran dan
diproses / dengan proses destilsi hingga menghasilkan minyak bumi.
Adapun mutu bensin yang baik itu yang tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan. Pengusahaan dan pemanfaatan minyak serta sumber daya
energi lainnya secara tidak bertanggung jawab dan pembuangan Limbah
secara sembarangan, akan mengakibatkan pencemaran yang merupakan
awal malapetaka yang dasyat, berupa musnahnya semua bentuk kehidupan
dari permukaan bumi

Saran
Oleh karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita
harus berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak bumi dan gas alam
tidak cepat habis. Dan penggunaan bensin / bahan bakar lainnya haruslah
yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam sekitarnya.

18

You might also like