You are on page 1of 4

BAB II

PEMBAHASAN

Fase berduka menurut Kubler Rose terbagi 5, yaitu :


1. Fase Pengingkaran (Denial)
Fase ini merupakan reaksi pertama individu terhadap kehilangan atau individu tidak
percaya, menolak atau tidak menerima kehilangan yang terjadi. Pernyataan yang sering
diucapkan adalah “ itu tidak mungkin” atau “ saya tidak percaya”. Seseorang yang mengalami
kehilangan karena kematian orang yang berarti baginya, tetap merasa bahwa orang tersebut
masih hidup dia mungkin mengalami halusinasi, melihat orang yang meninggal tersebut berada
di tempat yang biasa digunakan atau mendengar suaranya. Perubahan fisik : letih, pucat, mual,
diare, gangguan pernafasan, lemah, detak jantung cepat, menangis, gelisah.
2. Fase Marah (Anger)
Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya kehilangan
individu menunjukkan perasaan marah pada diri sendiri atau kepada orang yang berada
dilingkungannya.
Reaksi fisik yang terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi cepat, susah tidur,
tangan mengepal, mau memukul, agresif.
3. Fase Tawar Menawar (Bergaining)
Individu yang telah mampu mengekspresikan rasa marah akan kehilangan nya, maka
orang tersebut akan maju ketahap tawar menawar dengan memohon kemurahan TUHAN,
individu ingin menunda kehilangan dengan berkata “seandainya saya hati-hati” atau “kalau saja
kejadian ini bisa ditunda, Maka saya akan sering berdoa”.
4. Fase Depresi
Individu berada dalam suasana berkabung, karena kehilangan merupakan keadaan yang
nyata, individu sering menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau berbicara atau putus asa dan
mungkin sering menangis.
5. Fase Penerimaan (Acceptance)
Pada fase ini individu menerima kenyataan kehilangan, misalnya : ya, akhirnya saya
harus di operasi, apa yang harus saya lakukan agar saya cepat sembuh, tanggung jawab mulai
timbul dan usaha untuk pemulihan dapat lebih optimal. Secara bertahap perhatiannya beralih
pada objek yang baru, dan pikiran yang selalu terpusat pada objek atau orang yang hilang akan
mulai berkurang atau hilang. Jadi, individu yang masuk pada fase penerimaan atau damai, maka
ia dapat mengakhiri proses berduka dan mengatasi perasaan kehilangan nya secara tuntas.
Perbandingan 4 teori tentang berduka:
PERBANDINGAN EMPAT TEORI PROSES BERDUKA
ENGEL (1964) KUBLER-ROSS MARTOCCHIO RANDO (1991)
(1969) (1985)
Shock dan tidak percaya Menyangkal Shock and disbelief Penghindaran
Berkembangnya Marah Yearning and protest
kesadaran
Restitusi Tawar-menawar Anguish, Konfrontasi
disorganization and
despair
Idealization Depresi Identification in
bereavement
Reorganization / the out Penerimaan Reorganization and Akomodasi
come restitution

Lamanya proses berduka sangat individual dan dapat sampai beberapa tahun lamanya.
Fase akut berduka biasanya 6 – 8 minggu, dan penyelesaian respons kehilangan atau berduka
secara menyeluruh memerlukan waktu 1 bulan sampai 3 tahun.
Rencana Tindakan Asuhan Pada Klien yang Menghadapi Kematian

TAHAP TINDAKAN
Jelaskan proses berduka
Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
perasaannya
 Mendengarkan dengan penuh perhatian
 Meningkatkan kesabaran pasien
 Secara verbal dukung pasien, tapi jangan dukung pengingkaran
Mengingkari :Mengingkari
kenyataan yang dilakukan
yang ada  Menjawab pertanyaan pasien dengan bahasa yang mudah
dimengerti, jelas, dan tidak berbelit-belit.
 Mengamati dengan cermat respons pasien selama berbicara.
 Meningkatkan kesadaran dengan bertahap
 Jangan bantah pengingkaran pasien, tetapi sampaikan fakta
 Teknik komunikasi diam dan sentuhan
 Perhatikan kebutuhan dasar pasien.
 Dorong dan beri waktu kepada pasien untuk mengungkapkan
kemarahan secara verbal tanpa melawan dengan kemarahan
 Bantu pasien atau keluarga untuk mengerti bahwa marah adalah
Marah : Mencari orang yang respon yang normal karena merasakan kehilangan dan
salah ketidakberdayaan
dalam peristiwa kematian
 Fasilitasi ungkapan kemarahan pasien dan keluarga
 Hindari menarik diri dan dendam karena pasien /keluarga bukan
marah pada perawat
 Tangani kebutuhan pasien pada segala reaksi kemarahan nya.
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi rasa bersalah dan rasa
Tawar- takutnya
menawar :Keinginan  Dengarkan dengan penuh perhatian
menunda
 Ajak pasien bicara untuk mengurangi rasa bersalah dan ketakutan
realitas kematian
yang tidak rasional
 Berikan dukungan spritual
 Identifikasi tingkat depresi dan bantu mengurangi rasa bersalah
 Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan
kesedihannya
 Beri dukungan non verbal dengan cara duduk disamping pasien
Depresi : Kenyataan tidak dan memegang tangan pasien
dapat dipungkiri
 Hargai perasaan pasien
 Bersama pasien bahas pikiran negatif yang sering timbul
 Latih pasien dalam mengidentifikasi hal positif yang masih
dimiliki
 Sediakan waktu untuk mengunjungi pasien secara teratur
 Bantu klien untuk berbagi rasa ,karena biasaanya tiap anggota
tidak berada ditahap yang sama pada saat yang bersamaan.
Penerimaan : Berusaha
menerima dan adaptasi Bantu pasien dalam mengidentifikasi rencana kegiatan yang akan
dilakukan setelah masa berkabung telah dilalui.
 Jika keluarga mengikuti proses pemakaman,hal yang dapat
dilakukan adalah ziarah (menerima kenyataan),melihat foto-foto
proses pemakaman

You might also like