You are on page 1of 31

LAPORAN HASIL BROWSING

UNTUK MEMENUHI UTS


Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling
yang dibina oleh Ibu Irene Maya Simon M.Pd

oleh
MIA NUR ALFIYAH
120111409962
Offring B 2012

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Mei 2013
1. HASIL BROWSING

ARTIKEL

1. Pengertian Bimbingan Konseling | Tujuan jenis

Bimbingan Konseling, Bimbingan adalah Proses pemberian bantuan (process of


helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan
lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan
konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga men-
capai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial)”
Bimbingan dan Konseling, “Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee
baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau
telepon) dalam rangka mem-bantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya
atau memecahkan masalah yang dialaminya”.
Fungsi layanan Bimbingan dan Konseling

 fungsi pemahaman

Memahami Karakteristik/Potensi/Tugas-tugas perkembangan Peserta didik dan


membantu mereka untuk memahaminya secara objektif/realistik

 fungsi preventif

Memberikan Layanan orien-tasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan


yg patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalah

 fungsi pengembangan

Memberikan Layanan Bimbingan untuk Membantu Peserta didik Mampu


Mengembangkan potensi dirinya/Tugas-tugas perkembagannya

 fungsi kuratif

Membantu para Peserta didik agar mereka dapat memecah kan masalah yang
dihadapinya (pribadi,sosial, belajar,atau karir)
Jenis – jenis Bimbingan dan Konseling
Bimbingan akademik

Bertujuan:

1. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.


2. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
3. Memiliki keterampilan belajar yang efektif.
4. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan.
5. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
6. Memiliki keterampilan membaca buku.

Bimbingan pribadi/social
Bertujuan:

1. Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.


2. Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugrah dan
musibah) dan mampu meresponnya dg positif.
3. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif
4. Memiliki sikap respek thd diri sendiri
5. Dapat mengelola stress
6. Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama
7. Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar
8. Memiliki kemampuan memecahkan masalh
9. Memiliki rasa percaya diri
10. Memiliki mental yang sehat

Bimbingan karier
Bertujuan:

1. Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan.


2. Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan.
3. Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja.
4. Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan
pekerjaan.
5. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir.
6. Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan.
7. Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan.
8. Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dg pekerjaan.

Bimbingan keluarga
Bertujuan:

1. Memiliki sikap pemimpin dalam keluarga


2. Mampu memberdayakan diri secara produktif
3. Mampu menyesuaikan diri dengan norma yang ada dalam keluarga
4. Mampu berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.

Tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling

1. Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku


2. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan
berani menghadapi resiko.
3. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan
emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.
4. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.
5. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalamberinteraksi dengan
orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam
kehidupan sosial
7. Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
8. Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang
semakin kompetitif.
9. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang
mendukung pilihan karir.
10. Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya
untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat.

http://www.sarjanaku.com/2011/01/pengertian-bimbingan-konseling.html
2. Program Kegiatan BK di Sekolah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PERMEN) No. 22 tahun 2006 tentang Standar
isi Bab II butir A,B,c,dan D mengenai Struktur kurikulum yang memasukan materi
pengembangan diri untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, MA/SMA,SMK, MATERI
PENGEMBANGAN DIRI pada setiap semester dengan waktu 2 jam pelajaran.

Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk


mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatannya difasilitasi oleh konselor
yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstra kurikuler.

Kegiatan Pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang


berkenaan dengan masalah diri pribadi,dan kehidupan sosial, belajar dan pembentukan
karir peserta didik.

Makna dan fungsi bimbingan dan konseling dalm perspektif perkembangan, layanan
bimbingan dan konseling itu diper untukkan bagi semua peserta didik (guidance and
counseling for all) Sementara layanan kepada peserta didik hanya salah satu layanan
bimbingan dan konseling , yaitu layanan responsif.

Berdasarkan pemikiran tersebut dan dikaitkan dengan kerangka pikir tentang eksistensi
dan posisi BK dalam proses pendidikan, maka keberadaan komponen pengembangan diri
dalam KTSP bukanlah substitusi atas program bimbingan dan konseling di sekolah,
merupakan peluang kuat bagi program BK di sekolah untuk memperoleh hak
memberikan layanan kepada peserta didik secara terjadwal sekurang-kurangnya 2 jam
pelajaran dalm satu minggu

Prinsip ini sejalan dengan kebutuhan layanan dasar bimbingan (seperti di jelaskan dalm
Bab IV) yang dalm implementasinya memerlukan bertatap muka dengan peserta didik,
dalam upaya membantu mereka agar mampu mengembangkan dirinya secara optimal, bik
menyangkut aspek pribadi, sosial, akademik, maupun karier.
Program pengembangan diri dalam KTSP sebagai bagian dari program bimbinmgan dan
konseling di sekolah, merupakan peluang dan sekaligus tatangan bagi konselor untuk
senantiasa meningkatkan wawasan kemampuannya, agar mampu mengimplementasikan
kewenangan tersebut ke dalam ki nerja yang bermutu, sehingga memperoleh hasil yang di
harapkan.

Tujuan yang diharapkan :


1. Pemahaman, wawasan, dan kesadaran akan identitas dirinya
2. Kemampuan mengembangkan potensi dirinya (fisik, intelektual, emosi, sosial dan
moral-spiritual)
3. Ketrampilan mengatasi msalah yng dihadapinya
4. Wawasan tetntang IPTEK dan sosial budaya masyarakat
5. Kemampuan menyesuaikan diri secara konstruktif dengan lingkungan dalam upaya
menciptakan kesejahteraan hidup bersama.

Demikianlah Program BK di Sekolah Yang sudah jelas dan harus dpahami oleh segenap
terutama pimpinan sekolah dan semua unsur yang terkait dalam dunia pendidikan dari
mulai jenjang pendidikan dasar, menengah maupun pergurua tinggi. Dengan kemajuan
teknologi sains, ini merupakan tantangan sebuah dinamika pendidikan yang
sesungguhnya peranan Konselor sangan besar! Sadarilah bahwa Dunia pendidkan terdiri
dari tiga unsur; 1) Bidang pengajaran (kep.sekolah, kurikulum) ; 2) Bidang tata
usaha(administratif sekolah) 3) Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling (Konselor).

Apabila salah satu darinya kurang mendapat perhatian jangan harap pendidikan akan
maju , salah satu diantaranya sering mengabaikan Konselor (Guru BK) yang dianggapag
sebagai polisi sekolah atau satpam. mudah-mudahan ini dapat dipahami oleh semua
praktisi pendidikan.

Ingat ketiga unsur pendidikan itu merupakan satu sistem yang tidak dapat dipsahkan
satu sama lainnya

http://bkmtsnawn.blogspot.com/

3. Jenis-Jenis Pelayanan Bimbingan dan Konseling


Artikel Pendidikan, Bimbingan Konseling, Konselor, Pendidikan, Proses Konseling

Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah, terdapat beberapa
jenis layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya:

 Layanan Orientasi; layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan


baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru
itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal
semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi
untuk pencegahan dan pemahaman.

 LayananInformasi; layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan


memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier,
pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar
dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial,
belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai.
Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.

 Layanan Konten; layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap


dan kebiasaan belajar yang baik dalam penguasaan kompetensi yang cocok dengan
kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar
lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
 Layanan Penempatan dan Penyaluran;layanan yang memungkinan peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan
tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap
potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk
pengembangan.
 Layanan Konseling Perorangan;layanan yang memungkinan peserta didik
mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan
permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling
perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya.
Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
 Layanan Bimbingan Kelompok;layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik
secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas
pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan
kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui
dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan
membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan
pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan
tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk
pemahaman dan Pengembangan
 Layanan Konseling Kelompok;layanan yang memungkinan peserta didik (masing-
masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar
peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok
berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
 Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
 Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan
dan memperbaiki hubungan antarmereka.

Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan


di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung, mencakup :

 Aplikasi Instrumentasi Data;merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan


keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan
lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes
maupun non tes, dengan tujuanuntuk memahami peserta didik dengan segala
karakteristiknya dan memahami karakteristik lingkungan.
 Himpunan Data;merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan
yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data
diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya
tertutup.
 Konferensi Kasus;merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik
dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien.
Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus
adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang
terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan
permasalahan klien.
 Kunjungan Rumah;merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan,
kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui
kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan
tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang
tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien.
 Alih Tangan Kasus;merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang
lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan
penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata
pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik
dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang
dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/jenis-layanan-bimbingan-dan-
konseling/

4. KEGIATAN PENDUKUNG LAYANAN BK


Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling

Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan bimbingan dankonseling seperti


yang telah dikemukakan di atas, maka perlu dilaksanakanberbagai kegiatan
pendukung,yang mencakup :

1. Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi instrumentasi adalah kegiatan pendukung bimbingan dankonseling untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien), keterangan tentang
lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebihluas. Pengumpulan data ini dapat
dilakukan denagn berbagai cara melaluiinstrumen baik tes maupun nontes. Dengan
tujuan untuk memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya dan
memahami karakteristik lingkungan.
2. Himpunan Data
Himpunan Data merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan konselinguntuk
menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluanpengembangan
peserta didik (klien). Himpunan data perlu dielenggarakan secaraberkelanjutan,
sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.
3. Konferensi KasusKonferensi kasus merupakan kegiatan pendukung bimbingan
dankonseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik
(klien)dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang
diharapkandapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan komitmen
bagiterentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan konferensi kasus bersifatterbatas
dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperolehketerangan dan
membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memilikipengaruh kuat terhadap klien
dalam rangka pengentasan permasalahan klien.4.
4. Kunjungan RumahKunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh
data,keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
pesertadidik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua
sangatdiperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan
membangunkomitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan
klien.Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan anggotakeluarga
klien yang lainnya.
5. Alih Tangan KasusAlih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk
memperolehpenanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami
pesertadidik dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih
kompeten,seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya,
dengantujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat
dantuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih
kompeten.Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat dan amntap antara berbagi
pihak yang dapat memberikan bantuan dan atas penanganan masalah tersebut
(terutamakerjasama dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan)
http://mikikomala.blogspot.com/2012/12/kegiatan-pendukung-layanan-bk.html

5. [Instrumen BK] Inventori Tugas Perkembangan

Artikel Pendidikan, Bimbingan Konseling, Konselor, Pendidikan

Manusia sepanjang hidupnya selalu mengalami perkembangan.Perkembangan


tersebut berlangsung dalam beberapa tahap yang saling berkaitan.Gangguan pada
salah satu tahap dapat mengakibatkan terhambatnya perkembangan secara
keseluruhan.Untuk mengidentifikasi masalah perkembangan, diperlukan pengukuran
kuantitatif tentang tingkat-perkembangan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai
dengan perguruan tinggi.

Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat perkembangan
peserta didik adalah ITP (Inventori Tugas Perkembangan) yang dikembangkan oleh
Sunaryo, dkk.Dengan alat ITP, Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) dapat
memahami tingkat perkembangan individu maupun kelompok, mengidentifikasi
masalah yang menghambat perkembangan dan membantu peserta didik yang
bermasalah dalam menyelesaikan tugas perkembangannya.

Berdasarkan hasil pengukuran ini, dapat disusun program bimbingan yang


memungkinkan peserta didik dapat berkembang secara wajar, utuh dan sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya.

ITP mengukur tujuh tingkat perkembangan dan sebelas aspek perkembangan individu,
merentang dari mulai usia tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Usia Perguruan
Tinggi, dengan menggunakan kerangka pemikiran dari Loevenger.

Ketujuh tingkat perkembangan individu tersebut adalah :

1. Impulsif, dengan ciri-ciri : (a) identitas diri terpisah dari orang lain; (b) bergantung
pada lingkungan; (c) beorientasi hari ini; dan (d) individu tidak menempatkan diri
sebagai penyebab perilaku.
2. Perlindungan Diri, dengan ciri-ciri : (a) peduli terhadap kontrol dan keuntungan
yang dapat diperoleh dari berhubungan dengan orang lain; (b) mengikuti aturan secara
oportunistik dan hedonistik; (c) berfikir tidak logis dan stereotip; (d) melihat
kehidupan sebagai “zero-sum game”; dan (e) cenderung menyalahkan dan mencela
orang lain.
3. Konformistik, dengan ciri-ciri : (a) peduli terhadap penampilan diri; (b) berfikir
sterotip dan klise; (c) peduli akan aturan eksternal; (d) bertindak dengan motif
dangkal; (e) menyamakan diri dalam ekspresi emosi; (f) kurang introspeksi; (f)
perbedaan kelompok didasarkan ciri-ciri eksternal; (g) takut tidak diterima kelompok;
(h) tidak sensitif terhadap keindividualan; dan (i) merasa berdosa jika melanggar
aturan.
4. Sadar Diri, dengan ciri-ciri: (a) mampu berfikir alternatif; (b) melihat harapan dan
berbagai kemungkinan dalam situasi; (c) peduli untuk mengambil manfaat dari
kesempatan yang ada; (d orientasi pemecahan masalah; (e) memikirkan cara hidup;
dan (f) penyesuaian terhadap situasi dan peranan
5. Seksama, dengan ciri-ciri : (a) bertindak atas dasar nilai internal; (b) Mampu melihat
diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan; (c) mampu melihat keragaman
emosi, motif, dan perspektif diri; (d) peduli akan hubungan mutualistik; (e) memiliki
tujuan jangka panjang; (f) cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial; dan (g)
berfikir lebih kompleks dan atas dasar analisis.
6. Individualistik, dengan ciri-ciri : (a) peningkatan kesadaran invidualitas; (b)
kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dengan ketergantungan; (c)
menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain; (d) mengenal eksistensi
perbedaan individual; (e) mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam
kehidupan; (f) membedakan kehidupan internal dan kehidupan luar dirinya; (g)
mengenal kompleksitas diri; (h) peduli akan perkembangan dan masalah-masalah
sosial.
7. Otonomi; dengan ciri-ciri : (a) memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan;
(b) bersikap realistis dan obyektif terhadap diri sendiri maupun orang lain; (c) peduli
akan paham abstrak, seperti keadilan sosial.; (d) mampu mengintegrasikan nilai-nilai
yang bertentangan; (e) peduli akan self fulfillment; (f) ada keberanian untuk
menyelesaikan konflik internal; (g) respek terhadap kemandirian orang lain; (h) sadar
akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain; dan (i) mampu
mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan.
Sedangkan sebelas aspek perkembangan individu yang diungkap melalui ITP
mencakup : (1) landasan hidup religius, (2) landasaan perilaku etis, (3) kematangan
emosional, (4) kematangan intelektual, (5) kesadaran tanggung jawab, (6) peran sosial
sebagai pria atau wanita, (7) penerimaan diri dan pengembangannya, (8) kemandirian
perilaku ekonomi, (9) wawasan dan persiapan karir, (10) kematangan hubungan
dengan teman sebaya, dan (11) persiapan diri untuk pernikahan dan hidup
berkeluarga. ITP untuk SD dan SLTP hanya mengukur 10 aspek, sebab aspek yang
ke-11 belum sesuai.

ITP berbentuk angket yang terdiri atas kumpulan pernyataan yang harus dipilih oleh
siswa. Setiap soal (kumpulan butir pernyataan) terdiri atas empat butir pernyataan
yang mengukur satu sub aspek.

Tingkat perkembangan siswa dapat dilihat dari skor yang diperoleh pada setiap
aspek.Besar skor yang diperoleh menunjukkan tingkat perkembangan siswa (lihat
tabel berikut).

Tingkat sekolah dasar (ITP SD):

Jumlah soal 50 masing-masing terdiri atas 4 butir pernyataan.Yang diskor 40 soal,


yang 10 soal digunakan untuk menghitung konsistensi jawaban siswa.

Tingkat SLTP (ITP SLTP):

Jumlah soal 50 masing-masing terdiri atas 4 butir pernyataan.Yang diskor 40 soal,


yang 10 soal digunakan untuk menghitung konsistensi jawaban siswa.

Tingkat SLTA (ITP SLTA):

Jumlah soal 77 masing-masing terdiri atas 4 butir pernyataan.Yang diskor 66 soal,


yang 11 soal digunakan untuk menghitung konsistensi jawaban siswa.

Tingkat Perguruan Tinggi (ITP PT):

Jumlah soal 77 masing-masing terdiri atas 4 butir pernyataan.Yang diskor 66 soal,


yang 11 soal digunakan untuk menghitung konsistensi jawaban siswa.
Bagaimana cara mengukur konsistensi (keajegan) jawaban siswa?

Pada ITP SD dan ITP SLTP, terdapat 10 butir soal yang diduplikasi, sedang pada ITP
SLTA dan ITP PT, terdapat 11 butir soal yang diduplikasi. Hasil duplikasi diletakkan
di bagian akhir angket.Setiap soal duplikasi mewakili satu aspek perkembangan.
Jawaban siswa dinyatakan konsisten bila jawaban untuk kedua soal itu sama. Semakin
tinggi skor konsistensi, semakin tinggi pula tingkat keseriusan siswa menjawab
angket.

Proses penyekoran, penghitungan skor konsistensi, dan analisis hasil penyekoran


dapat dilakukan secara manual. Namun, untuk jumlah siswa yang besar, cara ini akan
memakan waktu, menimbulkan banyak kesalahan dan sangat membosankan.

Analisis Tugas Perkembangan

Analisis Tugas Perkembangan adalah perangkat lunak yang khusus dibuat untuk
membantu anda mengolah ITP. Dengan ATP, identifikasi perkembangan siswa dapat
dilakukan dengan mudah, cepat dan menyenangkan.

ATP menyediakan berbagai fasilitas untuk memudahkan Anda dalam melakukan


analisis terhadap perkembangan peserta didik. Kemampuan-kemampuan tersebut
antara lain:

Pengolahan data mentah secara cepat. Pada komputer pentium 400 hanya dibutuhkan
waktu satu detik untuk mengolah data 100 orang peserta.Analisis kelompok, yang
terdiri atas: profil kelompok, grafik distribusi frekuensi untuk setiap aspek, grafik
distribusi frekuensi konsistensi, delapan butir tertinggi dan terendah.Analisis per
individu, yang terdiri atas: profil individual, distribusi frekuensi nilai, delapan butir
tertinggi dan terendah untuk individu tersebut.

Visualisasi hasil pengolahan skor dalam bentuk grafik akan memudahkan dan
mempercepat Anda dalam analisis.

Manajemen data, terdiri atas pengelompokan siswa berdasarkan kriteria tertentu, dan
penggabungan kelompok.
Expor hasil pengolahan data ke Microsoft Excel®.
Impor data dari file Microsoft Excel.

Multi window, beberapa window bisa dibuka sekaligus untuk membandingkan hasil
pengolahan.

Sumber :

Sunaryo, dkk . Manual Guide ATP Versi 3.5

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/04/inventori-tugas-perkembangan/

6. Konsep Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

Artikel Pendidikan, Bimbingan Konseling, Konselor, Pendidikan, Teori Pendidikan

A. Pengertian , Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan.Tanpa


penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan
pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan.Penilaian program
bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain bahwa keberhasilan program
dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat lewat kegiatan
penilaian.

Sehubungan dengan penilaian ini, Shertzer dan Stone (1966) mengemukakan


pendapatnya: “Evaluation consist of making systematic judgements of the relative
effectiveness with which goals are attained in relation to special standards“.

Evaluasi ini dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) untuk
mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-kegiatan yang
telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Pengertian lain dari evaluasi
ini adalah suatu usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan sikap
dan perilaku, atau tugas-tugas perkembangan para siswa melalui program kegiatan
yang telah dilaksanakan.
Penilaian kegiatan bimbingan di sekolah adalah segala upaya, tindakan atau proses
untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan program bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau
patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.

Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program
layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau
tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlibat baik
langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubahan
perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik.

Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan


untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan yang telah
dilaksanakan.Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat
keberhasilan kegiatan layanan bimbingan.Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan
langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program
selanjutnya.

Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan


ketercapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan.

Adapun fungsi evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah adalah:

1. Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing konselor) untuk
memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling.
2. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan
orang tua siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian
tugas-tugas perkembangan siswa, agar secara bersinergi atau berkolaborasi
meningkatkan kualitas implementasi program BK di sekolah.

B. Aspek-aspek yang Dievaluasi

Ada dua macam aspek kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu penilain
proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai
sejauh mana keefektivan layanan bimbingan dilihat dari prosesnya, sedangkan
penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektivan layanan
bimbingan dilihat dari hasilnya. Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil antara
lain:

1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan;


2. Keterlaksanaan program;
3. Hambatan-hambatan yang dijumpai;
4. Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar;
5. Respon siswa, personil sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan
bimbingan;
6. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan,
pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan hasil belajar; dan keberhasilan siswa
setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan ataupun pada kehidupannya di
masyarakat.

Apabila dilihat dari sifat evaluasi, evaluasi bimbingan dan konseling lebih bersifat
“penilaian dalam proses” yang dapat dilakukan dengan cara berikut ini.

1. Mengamati partisipasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan.


2. Mengungkapkan pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan atau
pemahaman/pendalaman siswa atas masalah yang dialaminya.
3. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi siswa dan perolehan siswa sebagai hasil dari
partisipasi/aktivitasnya dalam kegiatan layanan bimbingan.
4. Mengungkapkan minat siswa tentang perlunya layanan bimbingan lebih lanjut.
5. Mengamati perkembangan siswa dari waktu ke waktu (butir ini terutama dilakukan
dalam kegiatan layanan bimbingan yang berkesinambungan).
6. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan.

Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada umumnya berbentuk angka atau
skor, maka hasil evaluasi bimbingan dan konseling berupa deskripsi tentang aspek-aspek
yang dievaluasi (seperti partisipasi/aktivitas dan pemahaman siswa; kegunaan layanan
menurut siswa; perolehan siswa dari layanan; dan minat siswa terhadap layanan lebih
lanjut; perkembangan siswa dari waktu ke waktu; perolehan guru pembimbing; komitmen
pihak-pihak terkait; serta kelancaran dan suasana penyelenggaraan kegiatan). Deskripsi
tersebut mencerminkan sejauh mana proses penyelenggaraan layanan/pendukung
memberikan sesuatu yang berharga bagi kemajuan dan perkembangan dan/atau
memberikan bahan atau kemudahan untuk kegiatan layanan terhadap siswa.

C. Langkah-langkah Evaluasi

Dalam melaksanakan evaluasi program ditempuh langkah-langkah berikut.

1. Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan. Karena tujuan evaluasi adalah


untuk memperoleh data yang diperlukan untuk mengambil keputusan, maka konselor
perlu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan hal-hal yang akan
dievaluasi. Pertanyaan-pertanyaan itu pada dasarnya terkait dengan dua aspek pokok
yang dievaluasi yaitu : (1) tingkat keterlaksanaan program (aspek proses), dan (2)
tingkat ketercapaian tujuan program (aspek hasil).
2. Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data. Untuk memperoleh data
yang diperlukan, yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program,
maka konselor perlu menyusun instrumen yang relevan dengan kedua aspek tersebut.
Instrumen itu diantaranya inventori, angket, pedoman wawancara, pedoman
observasi, dan studi dokumentasi.
3. Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah data diperoleh maka data itu
dianalisis, yaitu menelaah tentang program apa saja yang telah dan belum
dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan belum tercapai.
4. Melakukan tindak lanjut (Follow Up). Berdasarkan temuan yang diperoleh, maka
dapat dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini dapat meliputi dua kegiatan, yaitu
(1) memperbaiki hal-hal yang dipandang lemah, kurang tepat, atau kurang relevan
dengan tujuan yang ingin dicapai, dan (2) mengembangkan program, dengan cara
merubah atau menambah beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas
atau efektivitas program.

Penilaian di tingkat sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah yang dibantu oleh
pembimbing khusus dan personel sekolah lainnya.Di samping itu penilaian kegiatan
bimbingan dilakukan juga oleh pejabat yang berwenang (pengawas bimbingan dan
konseling) dari instansi yang lebih tinggi (Departemen Pendidikan Nasional Kota atau
kabupaten).
Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini antara lain siswa, kepala sekolah, para
wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua, tokoh masyarakat, para pejabat depdikbud,
organisasi profesi bimbingan, sekolah lanjutan, dan sebagainya. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan berbagai cara dan alat seperti wawancara, observasi, studi
dokumentasi, angket, tes, analisis hasil kerja siswa, dan sebagainya.

Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan penilaian baik
mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar dalam
tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan bimbingan. Dengan
dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat maka diperoleh data atau
informasi tentang proses dan hasil seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Data dan
informasi ini dapat dijadikan bahan untuk pertanggungjawaban/ akuntabiltas
pelaksanaan program bimbingan dan konseling.Secara skematis evaluasi program
bimbingan dan konseling tersebut dapat digambarkan pada bagan 1.

Bagan1. Skema Evaluasi Program

Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bentuk mendorong konselor


dan personil layanan bimbingan dan konseling untuk melakukan evaluasi program
dan keterlaksanaan program.Minimal evaluasi dilakukan pada akhir tahun ajaran dan
menjadi slaah satu dasar pengembangan program untuk tahun ajaran berikutnya.
Evaluasi proses sebaiknya dilakukan setiap bulan melalui forum pertemuan staf
(MGBK di sekolah) dan dapat dihadiri oleh unsur pimpinan sekolah. Konselor dapat
mengembangkan instrumen yang dapat menjaring umpan balik secara triangulasi
yaitu dari siswa sebagai objek dan subjek bimbingan, dari pendidik di sekolah sebagai
person yang terlibat dan berinteraksi langsung dengan siswa, pimpinan sekolah terkait
dengan ketercapaian tujuan dan dukungan terhadap program sekolah, orang tua terkait
dengan perubahan perilaku dan perkembangan siswa. Dokumen pelaksanaan evaluasi
menjadi salah satu indikator unjuk kerja konselor.

Sumber: Diambil dari Bahan Belajar Mandiri Kegiatan Pelatihan Pengawas Sekolah.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2008

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/03/evaluasi-program-bimbingan-dan-
konseling-di-sekolah/

FOTO
EBOOK

1. Buang rasa jenuh anda

2. Kumpulan artikel motivsi


3. Terapi marah dengan menggambar

4. Langkah demi langkah bagaimana memaksimalkan potensi diri

5. Empat rumus canggih meraih kebahagiaan


VIDEO
1. 10 sikap hidup agar tetap bahagia

2. Home visit

3. Bersyukurlah
4. Jangan pernah menyerah

5. Motivasi kepemimpinan

6. The power of dream


EJOURNAL
LAGU

1. 14. Jangan Menyerah - musikane


2. Artis Idola Cilik - Aku Bisa !!!

3. Bondan Prakoso & Fade2Black - Ya Sudahlah

4. Ello,Ipang,Berry,St Loco,Lala - Buka semangat baru


5. Saint Loco - Santai Aja

PROGRAM EXCEL
POWER POIN

You might also like