Professional Documents
Culture Documents
oleh
MIA NUR ALFIYAH
120111409962
Offring B 2012
ARTIKEL
fungsi pemahaman
fungsi preventif
fungsi pengembangan
fungsi kuratif
Membantu para Peserta didik agar mereka dapat memecah kan masalah yang
dihadapinya (pribadi,sosial, belajar,atau karir)
Jenis – jenis Bimbingan dan Konseling
Bimbingan akademik
Bertujuan:
Bimbingan pribadi/social
Bertujuan:
Bimbingan karier
Bertujuan:
Bimbingan keluarga
Bertujuan:
http://www.sarjanaku.com/2011/01/pengertian-bimbingan-konseling.html
2. Program Kegiatan BK di Sekolah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PERMEN) No. 22 tahun 2006 tentang Standar
isi Bab II butir A,B,c,dan D mengenai Struktur kurikulum yang memasukan materi
pengembangan diri untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, MA/SMA,SMK, MATERI
PENGEMBANGAN DIRI pada setiap semester dengan waktu 2 jam pelajaran.
Makna dan fungsi bimbingan dan konseling dalm perspektif perkembangan, layanan
bimbingan dan konseling itu diper untukkan bagi semua peserta didik (guidance and
counseling for all) Sementara layanan kepada peserta didik hanya salah satu layanan
bimbingan dan konseling , yaitu layanan responsif.
Berdasarkan pemikiran tersebut dan dikaitkan dengan kerangka pikir tentang eksistensi
dan posisi BK dalam proses pendidikan, maka keberadaan komponen pengembangan diri
dalam KTSP bukanlah substitusi atas program bimbingan dan konseling di sekolah,
merupakan peluang kuat bagi program BK di sekolah untuk memperoleh hak
memberikan layanan kepada peserta didik secara terjadwal sekurang-kurangnya 2 jam
pelajaran dalm satu minggu
Prinsip ini sejalan dengan kebutuhan layanan dasar bimbingan (seperti di jelaskan dalm
Bab IV) yang dalm implementasinya memerlukan bertatap muka dengan peserta didik,
dalam upaya membantu mereka agar mampu mengembangkan dirinya secara optimal, bik
menyangkut aspek pribadi, sosial, akademik, maupun karier.
Program pengembangan diri dalam KTSP sebagai bagian dari program bimbinmgan dan
konseling di sekolah, merupakan peluang dan sekaligus tatangan bagi konselor untuk
senantiasa meningkatkan wawasan kemampuannya, agar mampu mengimplementasikan
kewenangan tersebut ke dalam ki nerja yang bermutu, sehingga memperoleh hasil yang di
harapkan.
Demikianlah Program BK di Sekolah Yang sudah jelas dan harus dpahami oleh segenap
terutama pimpinan sekolah dan semua unsur yang terkait dalam dunia pendidikan dari
mulai jenjang pendidikan dasar, menengah maupun pergurua tinggi. Dengan kemajuan
teknologi sains, ini merupakan tantangan sebuah dinamika pendidikan yang
sesungguhnya peranan Konselor sangan besar! Sadarilah bahwa Dunia pendidkan terdiri
dari tiga unsur; 1) Bidang pengajaran (kep.sekolah, kurikulum) ; 2) Bidang tata
usaha(administratif sekolah) 3) Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling (Konselor).
Apabila salah satu darinya kurang mendapat perhatian jangan harap pendidikan akan
maju , salah satu diantaranya sering mengabaikan Konselor (Guru BK) yang dianggapag
sebagai polisi sekolah atau satpam. mudah-mudahan ini dapat dipahami oleh semua
praktisi pendidikan.
Ingat ketiga unsur pendidikan itu merupakan satu sistem yang tidak dapat dipsahkan
satu sama lainnya
http://bkmtsnawn.blogspot.com/
Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah, terdapat beberapa
jenis layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/jenis-layanan-bimbingan-dan-
konseling/
1. Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi instrumentasi adalah kegiatan pendukung bimbingan dankonseling untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien), keterangan tentang
lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebihluas. Pengumpulan data ini dapat
dilakukan denagn berbagai cara melaluiinstrumen baik tes maupun nontes. Dengan
tujuan untuk memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya dan
memahami karakteristik lingkungan.
2. Himpunan Data
Himpunan Data merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan konselinguntuk
menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluanpengembangan
peserta didik (klien). Himpunan data perlu dielenggarakan secaraberkelanjutan,
sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.
3. Konferensi KasusKonferensi kasus merupakan kegiatan pendukung bimbingan
dankonseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik
(klien)dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang
diharapkandapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan komitmen
bagiterentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan konferensi kasus bersifatterbatas
dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperolehketerangan dan
membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memilikipengaruh kuat terhadap klien
dalam rangka pengentasan permasalahan klien.4.
4. Kunjungan RumahKunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh
data,keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
pesertadidik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua
sangatdiperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan
membangunkomitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan
klien.Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan anggotakeluarga
klien yang lainnya.
5. Alih Tangan KasusAlih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk
memperolehpenanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami
pesertadidik dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih
kompeten,seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya,
dengantujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat
dantuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih
kompeten.Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat dan amntap antara berbagi
pihak yang dapat memberikan bantuan dan atas penanganan masalah tersebut
(terutamakerjasama dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan)
http://mikikomala.blogspot.com/2012/12/kegiatan-pendukung-layanan-bk.html
Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat perkembangan
peserta didik adalah ITP (Inventori Tugas Perkembangan) yang dikembangkan oleh
Sunaryo, dkk.Dengan alat ITP, Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) dapat
memahami tingkat perkembangan individu maupun kelompok, mengidentifikasi
masalah yang menghambat perkembangan dan membantu peserta didik yang
bermasalah dalam menyelesaikan tugas perkembangannya.
ITP mengukur tujuh tingkat perkembangan dan sebelas aspek perkembangan individu,
merentang dari mulai usia tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Usia Perguruan
Tinggi, dengan menggunakan kerangka pemikiran dari Loevenger.
1. Impulsif, dengan ciri-ciri : (a) identitas diri terpisah dari orang lain; (b) bergantung
pada lingkungan; (c) beorientasi hari ini; dan (d) individu tidak menempatkan diri
sebagai penyebab perilaku.
2. Perlindungan Diri, dengan ciri-ciri : (a) peduli terhadap kontrol dan keuntungan
yang dapat diperoleh dari berhubungan dengan orang lain; (b) mengikuti aturan secara
oportunistik dan hedonistik; (c) berfikir tidak logis dan stereotip; (d) melihat
kehidupan sebagai “zero-sum game”; dan (e) cenderung menyalahkan dan mencela
orang lain.
3. Konformistik, dengan ciri-ciri : (a) peduli terhadap penampilan diri; (b) berfikir
sterotip dan klise; (c) peduli akan aturan eksternal; (d) bertindak dengan motif
dangkal; (e) menyamakan diri dalam ekspresi emosi; (f) kurang introspeksi; (f)
perbedaan kelompok didasarkan ciri-ciri eksternal; (g) takut tidak diterima kelompok;
(h) tidak sensitif terhadap keindividualan; dan (i) merasa berdosa jika melanggar
aturan.
4. Sadar Diri, dengan ciri-ciri: (a) mampu berfikir alternatif; (b) melihat harapan dan
berbagai kemungkinan dalam situasi; (c) peduli untuk mengambil manfaat dari
kesempatan yang ada; (d orientasi pemecahan masalah; (e) memikirkan cara hidup;
dan (f) penyesuaian terhadap situasi dan peranan
5. Seksama, dengan ciri-ciri : (a) bertindak atas dasar nilai internal; (b) Mampu melihat
diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan; (c) mampu melihat keragaman
emosi, motif, dan perspektif diri; (d) peduli akan hubungan mutualistik; (e) memiliki
tujuan jangka panjang; (f) cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial; dan (g)
berfikir lebih kompleks dan atas dasar analisis.
6. Individualistik, dengan ciri-ciri : (a) peningkatan kesadaran invidualitas; (b)
kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dengan ketergantungan; (c)
menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain; (d) mengenal eksistensi
perbedaan individual; (e) mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam
kehidupan; (f) membedakan kehidupan internal dan kehidupan luar dirinya; (g)
mengenal kompleksitas diri; (h) peduli akan perkembangan dan masalah-masalah
sosial.
7. Otonomi; dengan ciri-ciri : (a) memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan;
(b) bersikap realistis dan obyektif terhadap diri sendiri maupun orang lain; (c) peduli
akan paham abstrak, seperti keadilan sosial.; (d) mampu mengintegrasikan nilai-nilai
yang bertentangan; (e) peduli akan self fulfillment; (f) ada keberanian untuk
menyelesaikan konflik internal; (g) respek terhadap kemandirian orang lain; (h) sadar
akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain; dan (i) mampu
mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan.
Sedangkan sebelas aspek perkembangan individu yang diungkap melalui ITP
mencakup : (1) landasan hidup religius, (2) landasaan perilaku etis, (3) kematangan
emosional, (4) kematangan intelektual, (5) kesadaran tanggung jawab, (6) peran sosial
sebagai pria atau wanita, (7) penerimaan diri dan pengembangannya, (8) kemandirian
perilaku ekonomi, (9) wawasan dan persiapan karir, (10) kematangan hubungan
dengan teman sebaya, dan (11) persiapan diri untuk pernikahan dan hidup
berkeluarga. ITP untuk SD dan SLTP hanya mengukur 10 aspek, sebab aspek yang
ke-11 belum sesuai.
ITP berbentuk angket yang terdiri atas kumpulan pernyataan yang harus dipilih oleh
siswa. Setiap soal (kumpulan butir pernyataan) terdiri atas empat butir pernyataan
yang mengukur satu sub aspek.
Tingkat perkembangan siswa dapat dilihat dari skor yang diperoleh pada setiap
aspek.Besar skor yang diperoleh menunjukkan tingkat perkembangan siswa (lihat
tabel berikut).
Pada ITP SD dan ITP SLTP, terdapat 10 butir soal yang diduplikasi, sedang pada ITP
SLTA dan ITP PT, terdapat 11 butir soal yang diduplikasi. Hasil duplikasi diletakkan
di bagian akhir angket.Setiap soal duplikasi mewakili satu aspek perkembangan.
Jawaban siswa dinyatakan konsisten bila jawaban untuk kedua soal itu sama. Semakin
tinggi skor konsistensi, semakin tinggi pula tingkat keseriusan siswa menjawab
angket.
Analisis Tugas Perkembangan adalah perangkat lunak yang khusus dibuat untuk
membantu anda mengolah ITP. Dengan ATP, identifikasi perkembangan siswa dapat
dilakukan dengan mudah, cepat dan menyenangkan.
Pengolahan data mentah secara cepat. Pada komputer pentium 400 hanya dibutuhkan
waktu satu detik untuk mengolah data 100 orang peserta.Analisis kelompok, yang
terdiri atas: profil kelompok, grafik distribusi frekuensi untuk setiap aspek, grafik
distribusi frekuensi konsistensi, delapan butir tertinggi dan terendah.Analisis per
individu, yang terdiri atas: profil individual, distribusi frekuensi nilai, delapan butir
tertinggi dan terendah untuk individu tersebut.
Visualisasi hasil pengolahan skor dalam bentuk grafik akan memudahkan dan
mempercepat Anda dalam analisis.
Manajemen data, terdiri atas pengelompokan siswa berdasarkan kriteria tertentu, dan
penggabungan kelompok.
Expor hasil pengolahan data ke Microsoft Excel®.
Impor data dari file Microsoft Excel.
Multi window, beberapa window bisa dibuka sekaligus untuk membandingkan hasil
pengolahan.
Sumber :
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/04/inventori-tugas-perkembangan/
Evaluasi ini dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) untuk
mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-kegiatan yang
telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Pengertian lain dari evaluasi
ini adalah suatu usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan sikap
dan perilaku, atau tugas-tugas perkembangan para siswa melalui program kegiatan
yang telah dilaksanakan.
Penilaian kegiatan bimbingan di sekolah adalah segala upaya, tindakan atau proses
untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan program bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau
patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program
layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau
tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlibat baik
langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubahan
perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik.
1. Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing konselor) untuk
memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling.
2. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan
orang tua siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian
tugas-tugas perkembangan siswa, agar secara bersinergi atau berkolaborasi
meningkatkan kualitas implementasi program BK di sekolah.
Ada dua macam aspek kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu penilain
proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai
sejauh mana keefektivan layanan bimbingan dilihat dari prosesnya, sedangkan
penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektivan layanan
bimbingan dilihat dari hasilnya. Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil antara
lain:
Apabila dilihat dari sifat evaluasi, evaluasi bimbingan dan konseling lebih bersifat
“penilaian dalam proses” yang dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada umumnya berbentuk angka atau
skor, maka hasil evaluasi bimbingan dan konseling berupa deskripsi tentang aspek-aspek
yang dievaluasi (seperti partisipasi/aktivitas dan pemahaman siswa; kegunaan layanan
menurut siswa; perolehan siswa dari layanan; dan minat siswa terhadap layanan lebih
lanjut; perkembangan siswa dari waktu ke waktu; perolehan guru pembimbing; komitmen
pihak-pihak terkait; serta kelancaran dan suasana penyelenggaraan kegiatan). Deskripsi
tersebut mencerminkan sejauh mana proses penyelenggaraan layanan/pendukung
memberikan sesuatu yang berharga bagi kemajuan dan perkembangan dan/atau
memberikan bahan atau kemudahan untuk kegiatan layanan terhadap siswa.
C. Langkah-langkah Evaluasi
Penilaian di tingkat sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah yang dibantu oleh
pembimbing khusus dan personel sekolah lainnya.Di samping itu penilaian kegiatan
bimbingan dilakukan juga oleh pejabat yang berwenang (pengawas bimbingan dan
konseling) dari instansi yang lebih tinggi (Departemen Pendidikan Nasional Kota atau
kabupaten).
Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini antara lain siswa, kepala sekolah, para
wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua, tokoh masyarakat, para pejabat depdikbud,
organisasi profesi bimbingan, sekolah lanjutan, dan sebagainya. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan berbagai cara dan alat seperti wawancara, observasi, studi
dokumentasi, angket, tes, analisis hasil kerja siswa, dan sebagainya.
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan penilaian baik
mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar dalam
tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan bimbingan. Dengan
dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat maka diperoleh data atau
informasi tentang proses dan hasil seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Data dan
informasi ini dapat dijadikan bahan untuk pertanggungjawaban/ akuntabiltas
pelaksanaan program bimbingan dan konseling.Secara skematis evaluasi program
bimbingan dan konseling tersebut dapat digambarkan pada bagan 1.
Sumber: Diambil dari Bahan Belajar Mandiri Kegiatan Pelatihan Pengawas Sekolah.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2008
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/03/evaluasi-program-bimbingan-dan-
konseling-di-sekolah/
FOTO
EBOOK
2. Home visit
3. Bersyukurlah
4. Jangan pernah menyerah
5. Motivasi kepemimpinan
PROGRAM EXCEL
POWER POIN