You are on page 1of 66

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 disebutkan prinsip
penyelenggaraan, tugas dan fungsi Puskesmas meliputi : paradigma sehat, pertanggung
jawaban wilayah, kemandirian program dengan tujuan tercapainya kecamatan sehat di
wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan kesehatan
dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu, Puskesmas mengutamakan
upaya Promotif dan Preventif, berorientasi pada keamanan dan keselamatan baik untuk
pasien, petugas dan pengunjung. Menjalankan prinsip koordinasi dan kerjasama lintas
program dan lintas sektoral, melakukan pencatatan baik rekam medik dan kegiatan
lainnya, melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan
serta senantiasa meningkatkan kompotensi petugas, Puskesmas juga berfungsi sebagai
wahana pendidikan tenaga kesehatan dan tenaga lain baik administrasi maupun fungsional
terkait.
Sehingga penerapan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas yang tertuang dalam
manual mutu puskesmas menjadi rujukan untuk mewujudkan pelayanan puskesmas yang
bermutu sesuai dengan harapan. Manual ini menjelaskan garis besar sistem manajemen
mutu Puskesmas Rumbia. Semua ketentuan/persyaratan serta kebijakan yang tertuang
dalam manual ini merupakan acuan untuk menjalankan kegiatan operasional Puskesmas.
Sistem Manajemen Mutu ini mulai berlaku tanggal 9 Januari 2017. Penyusunan Manual
Mutu ini digunakan sebagai panduan dalam proses pelaksanaan akreditasi di Puskesmas
Rumbia. Manual ini juga sebagai basis mutu semua kegiatan dan pelaksanaan program di
Puskesmas Rumbia

.
1. PROFIL PUSKESMAS
a. Gambaran Umum
Nama Puskesmas : PUSKESMAS PUUWATU
Alamat : Jln. Prof. Muh. Yamin No.64 Kelurahan Puuwatu
Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Telp. 08114035134
Produk : Berbagai jenis pelayanan jasa dibidang kesehatan dengan
kegiatan pokok meliputi promotif, prefentif, kuratif dan
rehabilitatif melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
I) Kondisi Wilayah
a) Geografis

Luas wilayah kerja Puskesmas Puuwatu yaitu 21,56 km2 dengan batas-

batas administrasi sebagai berikut :

Sebelah Utara Berbatasan dengan Kelurahan Wawombalata Kecamatan

Mandonga (Wilayah Kerja Puskesmas Labibia)

Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kelurahan Lepo-lepo Kecamatan

Baruga (Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-lepo)

Sebelah Timur Berbatasan dengan Kelurahan Mandonga Kecamatan

Mandonga (Wilayah Kerja Puskesmas Labibia)

Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Abeli Sawah Kecamatan

Anggalomoare (Wilayah Kerja Puskesmas

Anggalomoare) Kabupaten Konawe.

Wilayah kerja Puskesmas Puuwatu meliputi 6 kelurahan diantaranya :

 Kelurahan Puuwatu.

 Kelurahan Watulondo.

 Kelurahan Tobuuha.
 Kelurahan Punggolaka.

 Kelurahan Lalodati.

 Kelurahan Abeli Dalam

b) Data Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu dapat di lihat pada

tabel sebagai berikut :

Tabel 1: Jumlah Penduduk wilayah Puskesmas Puuwatu Tahun 2016

Nama Jml Pddk Jml Pddk Total


No. Jml RT Jml RW Jml KK
Kelurahan Laki-laki Perempuan Pddk

1. Puuwatu 27 9 1422 3053 2974 6027

2. Watulondo 26 8 1560 3168 3063 6231

3. Punggolaka 26 8 1493 4249 3614 7863

4. Lalodati 12 4 776 1585 1596 3181

5. Tobuuha 24 8 1117 2313 2214 4527

6. Abeli dalam 6 2 157 306 285 591

Jumlah 121 39 6525 14674 13746 28420

Sumber:Data Sekunder Profil Kecamatan Puuwatu tahun 2016

Grafik 1: Jumlah Penduduk wilayah Puskesmas Puuwatu Tahun 2016

Abeli dalam, 591

Tobuuha, 4527 Puuwatu, 6027

Lalodati , 3181

Watulondo, 6231
Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk di wilayah

kerja Puskesmas Puuwatu sebanyak 28.420 Jiwa. Jumlah penduduk terbanyak yaitu Kelurahan

Punggolaka sebanyak 7.863 jiwa, di susul Kelurahan Watulondo 6.231 jiwa, Kelurahan

Puuwatu 6.027 jiwa, Kelurahan Tobuuha 4.527 jiwa, kelurahan Lalodati 3.181 jiwa, sedangkan

kelurahan dengan jumlah penduduk terendah yaitu Kelurahan Abeli Dalam dengan jumlah

penduduk 591 Jiwa.

c) Gambaran Khusus

Puskesmas Puuwatu merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Kesehatan Kota

Kendari terletak di Kelurahan Puuwatu Kecamatan Puuwatu Kota Kendari. Dalam upaya

memperluas jangkauan pelayanan kepada masyarakat, Puskesmas Puuwatu Dibantu sub-sub

pelayanan yang tersebar antara lain:

No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah

1. Sarana kesehatan pemerintah

- Puskesmas Induk 1

- Puskesmas Pembantu
1
- Rumah Sakit Pemerintah
1

2. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

- Posyandu Balita

- Posyandu Lansia
17
- Pos Kesehatan Kelurahan
4
- Bidan Praktek Swasta

- Klinik Pratama 2

3
A. Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan di Puskesmas Puuwatu dapat di lihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5: Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Puuwatu Tahun 2016

Status Ketenagaan
No Jenis Tenaga Jumlah
PNS PTT Honorer Sukarela

1. Dokter Umum. 3 - 1 - 4

2. Dokter Gigi. 2 - - - 2

3. Sarjana Farmasi, 1 - - 1 2
Apoteker

4 Sarjana Keperawatan 7 - - 9 16

5 Sarjana Gizi 1 - - - 1

6 Sarjana Kesmas 8 - 2 4 14

7 S2. Kespro 1 - - - 1

8 D IV Kebidanan 3 - - 14

9 D III Keperawatan. 11 - 5 26 42

10 D III Kebidanan. 4 - - 24 28

11 D III Kesling 4 - - 1 5

12 D III Gizi 7 - - 1 8

13 D III Komputer - - 1 - 1

14 D III Gigi - - - - 0

15 DIII Analis 1 - - 1 2

16 D III Farmasi 1 - - - 1

17 SPK 8 - - - 8

18 D I Bidan. 2 - - - 2

19 SPPM 1 - - - 1
20 Pekarya 2 - - - 2

21 SPAG 2 - - - 2

22 SPPH 1 - - - 1

23 SMF 1 - - - 1

24 SPRG 3 - - - 3

25 SMA 2 - 4 3 9

JUMLAH 76 - 13 70 159

Sumber : Data Primer Puskesmas Puuwatu Tahun 2016


A. Visi Misi dan Motto

VISI:

Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, menuju Kecamatan Puuwatu

sehat.

MISI:

 Mendorong kemandirian masyarakat untuk membudayakan perilaku hidup bersih

dan sehat.

 Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau.

 Meningkatkan kualitas SDM guna mewujudkan tenaga kesehatan yang

profesional.

MOTTO:

ANDA SEHAT KAMI BAHAGIA

TATA NILAI

BERSERI:

 Bersih lingkungan kerja

 Senyum saat melayani pelanggan

 Ramah terhadap pelanggan

 Ikhlas dalam pelayanan

Struktur Organisasi

Tugas pokok Puskesmas Puuwatu adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas yang

mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan


kesehatan di wilayah kerjannya dalam rangka mendukung terwujudnya Kecamataan sehat.

Dalam melaksanakan tugas Puskesmas menyelenggarakan fungsi:

1). Penyelenggaraan UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya.

2). Penyelenggaraan UKP tingkat pertama diwilayah kerjanya.

Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggara UKM tingkat pertama di wilayah

kerjannya, Puskesmas berwenang untuk:

1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan

analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam

bidang kesehatan

4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan

pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain

5) Melaksanakan pembenaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan

berbasis masyarakat

6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas

7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan

8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan

pelayanan kesehatan

9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat termaksud dukungan

terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.

Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggara UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya,

Puskesmas berwenang untuk:

1). Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan

bermutu
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan promotif dan preventif

3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada kesehatan perorangan

4) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan

pasien, petugas, dan pengunjung

5) Menyelenggarakan pelayanan kesehatann dengan prinsif koordinasi dan kerjasama intern

dan antara profesi

6) Melaksanakan rekam medis

7) Melaksanakan pencatata, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses pelayanan

kesehatan

8) Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan

9) Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

pertama di wilayah kerjanya

10) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan.

Struktur Organisasi Puskesmas

Struktur Organisasi Unit Kerja

MOTTO:

ANDA SEHAT KAMI BAHAGIA

TATA NILAI

BERSERI:

 Bersih lingkungan kerja

 Senyum saat melayani pelanggan

 Ramah terhadap pelanggan

 Ikhlas dalam pelayanan

2. KEBIJAKAN MUTU
Seluruh karyawan Puskesmas Puuwatu bertekad / berjanji menjalankan sistem

manajemen mutu secara konsisten dan konsekuen untuk mendukung pencapaian

sasaran yang diharapkan, baik program maupun pelayanan Puskesmas

3. PROSES PELAYANAN

Puskesmas Puuwatu memiliki kegiatan diantaranya :

a. Pelayanan Klinis atau UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)

1) Dalam Gedung

 Pedaftaran

 UGD

 Poli Umum

 Poli Lansia

 Poli Anak

 Poli Gigi

 Poli Penyakit Menular

 Persalinan / Poned

 Rawat Inap

 Apotek

 Laboratorium

 Konsultasi Gizi

 Klinik Sanitasi

 MTBS

 Gudang Obat

 Instalasi Gizi

2) Luar Gedung
 Posyandu Balita

 Posyandu Lansia

 Posbindu

b. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

1) Upaya Promosi Kesehatan

2) Upaya Kesehatan Lingkungan

3) Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P)

4) Upaya Gizi

5) UKS

6) UKGS

7) KIA-KB

8) Kesehatan Jiwa dan Kesehatan Mata

9) Kesehatan Gigi Masyarakat

10) Kesehatan Lansia

11) Kesehatan Olahraga

12) Perkesmas

13) Home Care

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penerapan sistem manajemen mutu di Puskesmas Puuwatu, lingkup

pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar persyaratan akreditasi Puskesmas yang

meliputi persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen,

manajemen sumberdaya, proses pelayanan yang terdiri atas:

1. Pelayanan dalam gedung

 Pendaftaran
 UGD

 Poli Umum

 Poli Lansia

 Poli Anak

 Poli Gigi

 Klinik sanitasi

 Promkes

 Poli KIA-KB

 Konsultasi Gizi

 P2M

 Persalinan dan nifas

 Rawat inap

 Apotek

 Laboratorium

2. Pelayanan Luar Gedung

 Upaya Promosi Kesehatan

 Upaya Kesehatan Lingkungan

 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

 Upaya Gizi
C. Tujuan

Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas Rumbia dalam membangun

sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan Upaya Kessehatan Perorangan (UKP)

maupun Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

D. Landasan Hukum dan Acuan

Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah :

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat

Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah :

1. Standar Akreditasi Puskesmas yang diterbitkan oleh Direktur Bina Upaya Kesehatan

Dasar Direktoral Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun

2015.

2. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fisilitas Kesehatan Tingkat Pertama

diterbitkan oleh Direktoral Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

Tahun 2015

E. Istilah Dan Definisi

Tabel 1. Istilah dan definisi Operasional

No Istilah Definisi Operasional

1. Dokumen Catatan yang dapat dibuktikan atau

dijadikan bukti dalam suatu kegiatan

2. Efektifitas Pengukuran keberhasilan dalam pencapaian

tujuan yang telah ditentukan. Pencapaian

tujuan secara tepat


3. Efisiensi Pemanfaatan sumber daya secara minimal

guna mencapai hasil yang optimal

4. Kebijakan Mutu Maksud dan arahan secara menyeluruh

sebuah organisasi/institusi seperti yang

dinyatakan secara resmi oleh puncak

manajemen

5. Kepuasan Tingkat peranan emosional yang menjadi

Pelanggan perbandingan kinerja atau hasil yang

dirasakan selama memakai prodak atau jasa

dibandingkan dengan segi harapannya.

6. Koreksi Pembentukan atau perbaikan

7. Pasien Orang atau individu yang mencari atau

menerima perawatan medis

8. Pedoman Mutu Dokumen yang merincikan sistem

manajemen mutu sesuai standar

9. Pelanggan Orang yang mengunakan atau

memanfaatkan layanan Puskesmas

10. Perencanaan Mutu Perencanaan program manajemen mutu

penerapan sistem manajemen mutu


11. Prasarana Barang/benda tidak bergerak yang dapat

menunjang atau mendukung pelaksanaan

tugas dan fungsi unit kerja

12. Proses Serangkaian langkah sistematis atau

tahapan yang jelas yang dapat ditempuh

berulangkali untuk mencapai hasil yang

diharapkan

13. Rekaman Bagian dari dokumen yang merupakan

bukti bahwa suatu kegiatan sudah dilakukan

14. Sarana Barang/benda bergerak yang dapat dipakai

sebagai alat dalam pelaksanaan tugas atau

fungsi unit kerja

15. Sasaran Mutu Tujuan yang akan dicapai dalam melakukan

proses

16. Tindakan korektif Tindakan yang dilakukan setelah terjadi

suatu kegiatan

17. Tindakan preventif Tindakan yang dilakukan sebelum

munculnya suatu kegiatan.


BAB II

SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN

PELAYANAN

A. Persyaratan Umum

Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana menetapkan, mendokumentasikan,

mengimplementasikan dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus menerus

memperbaiki keefektifannya sebagai alat untuk menjamin bahwa proses yang berkaitan

dengan kesehatan dapat memenuhi persyaratan akreditasi sesuai Permenkes Nomor 75

tahun 2014 dan harapan masyarakat.

Seluruh penyelenggaraan kegiatan Puskesmas Rumbia dilakukan secara sistematis dan

efektif melalui prosedur yang menetapkan proses dan urutan proses yang diperlukan

untuk sistem manajemen mutu, dikendalikan, dimonitor, dianalisa dan dilakukan

tindakan yang diperlukan.

Puskesmas Rumbia memastikan tersedianya sumberdaya dan informasi yang

diperlukan untuk menjalankan sistem manajemen mutu, termasuk sumberdaya untuk

mendukung pencapaian sasaran-sasaran mutu yang inggin dicapai dan juga senantiasa

memantau, mengukur, menganalisa kinerja proses dan mengimplementasikan tindakan

yang diperlukan untuk dikembangkan dalam mencapai peningkatan mutu pelayanan

yang berkesinambungan.

Puskesmas menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara dan

memperbaiki secara berkesinambungan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.

1) Mengidentifikasi proses yang diperlukan untuk Sistem Manajemen Mutu dan

aplikasinya.

2) Menetapkan urutan dan interaksi antar proses tersebut didalam proses pelayanan.
3) Menetapkan krteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa baik

operasi maupun pengendalian proses-proses berjalan efektif.

4) Memastikan tersedianya Sumber Daya dan informasi yang diperlukan untuk

mendukung operasi dan pemantauan proses pelayanan dan hasilnya.

5) Memantau, mengukur dan menganalisa proses-proses dan hasilnya.

6) Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil sesuai dengan yang

direncanakan serta perbaikan berkesinambungan.

7) Menerapkan seluruh persyaratan sistem Manajemen Mutu Puskesmas

Dokumen Terkait

Seluruh dokumen yang berlaku sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi Akreditasi

Puskesmas.

B. Pengendalian Dokumen

1. Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun

meliputi :

a. Dokumen level 1 : Kebijakan

b. Dokumen level 2 : Pedoman

c. Dokumen level 3 : Standar Operasional

d. Dokumen level 4 : Rekaman-rekaman sebagai catatan akibat pelaksanaan

kebijakan, pedoman dan prosedur.

2. Dokumen meliputi :

a. Dokumen eksternal yang merupakan regulasi-regulasi atau kebijakan-kebijakan

yang terkait, maupun input atau masukan dari masyarakat yang berupa harapan-

harapan terhadap produk atau output penyelenggaraan Puskesmas.


b. Dokumen internal, berupa dokumen perencanaan, surat keputusan pimpinan,

pedoman kerja, kerangka acuan, SOP, instruksi kerja, rekaman, dokumen hasil

audit dan upaya perbaikan.

c. Semua dokumen ini harus terkendali

3. Cara Pengendalian :

a. Kode klasifikasi Surat Keputusan (SK) yaitu 445/…./…/PUSKRMB/SK/2017

1) Standar Operasional Prosedur, disingkat SOP

2) Daftar tilik disingkat DT

Penomoran seperti SOP hanya mengganti SOP menjadi DT

3) Surat Keputusan disingkat SK.

c. Penyimpanan Dokumen / arsip.

1) Dokumen rekam klinik / medik inaktif wajib disimpan sekurang-kurangnya lima

tahun, terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat, setelah batas waktu

sebagaimana dimaksud diatas dilampaui, rekam klinis dapat dimusnahkan,

kecuali persetujuan tindakan dan persetujuan lain harus disimpan jangka waktu

10 tahun, terhitung dari tanggal dibuatnya.

2) Rekam medis pasien dimasukkan ke dalam family folder dan disimpan kedalam

rak penyimpanan di loket pendaftaran, sistem penyimpanan resep yang telah

dilayani di Puskesmas harus diperlihara dan disimpan minimal tiga tahun.

3) Dokumen akreditasi dibuat rangkap 2, yang asli disimpan di sekretariat

akreditasi dibawah kendali administrasi manajemen, yang fotocopy dengan cap

terkendali didistribusikan di unit-unit yang memerlukan.

4) Penyimpanan dokumen akreditasi disimpan di masing-masing kelompok

pelayanan, sedangkan di administrasi dan manajemen (admen) menyimpan

master dokumen semua kelompok pelayanan dan upaya.


d. Sistem penomoran surat masuk/keluar

surat masuk dan keluar sesuai yaitu Nomor : 445/01/I/PUSKRMB/2017

keterangan:

445 : Kode puskesma

01 : nomer urut surat

I : Bulan

PUSKRMB: Puskesmas Rumbia

2017 : Tahun

e. Pengendalian rekam implementasi

semua rekam implementasi (dokumen hasil audit, upaya perbaikan dan lain-lain)

yang merupakan rekaman ada di masing-masing upaya.

a. Penataan dokumen

Untuk memudahkan didalam pencairan dokumen akreditasi Puskesmas

dikelompokkan masing-masing bab/kelompok pelayanan dan upaya dengan

diurutkan setiap urutan kriteria dengan dipilah-pilah dalam bentuk tata

dokumen. Apabila dokumen tersebut direkam dalam buku, maka urutan

dokumen tersebut diberi lembar penjelasan bahwa dokumen tersebut didalam

buku. Dokumen Sistem Manajemen Mutu Puskesmas Rumbia Kota Kendari

berlaku bagi semua personal yang mempengaruhi mutu kinerja proses yang

berkaitan dengan kesehatan. Semua personil bertanggungjawab untuk

melaksanakan dan meninjau dokumen yang terkait dengan tugasnya masing-

masing.

Dokumen Terkait :

SOP pengendalian dokumen

C. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN


1. Komitmen Manajemen

Manajemen bertekad untuk menjalankan Sistem Manajemen Mutu secara konsisten

dan konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran yang diinginkan.

Untuk itu maka diwajibkan kepada semua pejabat Struktural dan semua karyawan

Puskesmas Rumbia untuk :

a. Memahami konsep sistem manajemen mutu sebagai landasan dalam merubah

pola pikir dan pola kerja yang terfokus pada mutu

b. Menetapkan kebijakan mutu dan memastikan bahwa sasaran mutu Puskesmas

Puuwatu, sasaran mutu pelayanan klinis dan program upaya akan dicapai

c. Menjalankan kegiatan tugas pokok dan fungsi masing-masing sesuai dengan

komitmen manajemen mutu secara konsisten dengan cara mentaati pedoman

manajemen mutu, prosedur kerja dan instruksi kerja yang ada, serta sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku

d. Memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan telah diupayakan dipenuhi

e. Melakukan evaluasi pelaksanaan dan pencapaian sasaran manajemen mutu

secara konsisten

f. Memastikan perbaikan terus-menerus dilakukan pada semua aspek kegiatan

2. Komitmen Manajemen Puskesmas Rumbia :

a. Kepala Puskesmas

1) Menetapkan pernyataan kebijakan mutu dan sasaran mutu kinerja

2) Mengadakan tinjauan manajemen secara berkala

3) Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam penerapan sistem

manajemen mutu
4) Memastikan seluruh persyaratan pelanggan dan peraturan yang terkait

dengan pelayanan telah dipahami oleh pihak terkait

5) Memastikan adanya pengembangan dan perbaikan berkesinambungan di

dalam sistem manajemen mutu puskesmas

b. Ketua Tim Mutu

Memastikan kebijakan dan sasaran mutu kinerja Puskesmas dipahami oleh

karyawan.

c. Penanggung Jawab Administrasi, Penanggung Jawab Upaya, Penanggung

Jawab Pelayanan Klinis.

Mensosialisasikan kebijakan mutu dan sasaran mutu kinerja kepada karyawan

terkait, baik lintas program maupun lintas sektoral.

d. Kebijakan

1) Kepala Puskesmas memiliki komitmen terhadap pengembangan penerapan

dan peningkatan terus menerus terhadap Sistem Manajemen Mutu

Puskesmas dan terus menerus memperbaiki keefektifannya.

2) Mengkomunikasikan kepada seluruh penanggungjawab unit kerja terkait

dan seluruh karyawan tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan

dan persyaratan lain

3) Menetapkan kebijakan mutu Puskesmas dan memastikan sasaran mutu

kinerja dipenuhi

4) Memimpin tinjauan manajemen yang dilaksanakan dengan rapat tinjauan

manajemen dan minimal dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan

5) Memastikan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan meliputi sumber

daya manusia, peralatan kesehatan dan pengobatan, obat-obatan, dan

infrastruktur
Dokumen Terkait

Kebijakan mutu dan sasaran mutu kinerja Puskesmas

3. Fokus Kepada Sasaran/Pasien


a. Pimpinan dan karyawan khususnya koordinator dan penanggung jawab upaya terkait
dengan pelanggan berkewajiban memiliki pengetahuan yang baik tentang pelanggan
Puskesmas Puuwatu
b. Sekretariat Puskesmas Puuwatu untuk memungkinkan karyawan memahami profil
setiap pelanggan.
c. Pimpinan dan karyawan khususnya koordinator dan penanggunag jawab upaya
terkait senantiasa menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan penanggung jawab
upaya terkait senantiasa menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan memastikan
seluruh kebutuhan pelanggan terpenuhi

Dokumen Terkait

Prosedur Kepuasan Pelanggan


Prosedur Penanganan Pengaduan

2. Kebijakan Mutu

Kebijakan mutu puskesmas adalah seluruh jajaran Puskesmas Rumbia


berkomitmen untuk menjalankan sistem manajemen mutu secara berkesinambungan
kepada masyarakat Rumbia yang memaksimalkan sesuai peraturan dan perundangan
dan mencapai standar pelayanan minimal dibidang kesehatan.

Kebijakan Mutu digunakan sebagai kerangka kerja dalam menetapkan dan


meninjau sasaran mutu Puskesmas Rumbia yang dikomunikasikan dan diterapkan
oleh semua unit kerja dan ditinjau kesesuaian pencapaiannya secara berkala.
Kebijakan Mutu Puskesmas Rumbia dilaksanakan dengan :

a) Menjalankan tugas berfokus pada pelanggan serta menjaga hubungan kerja yang
baik dengan mitra lintas program dan lintas sektoral ;
b) Menerapkan kepemimpinan yang efektif dalam pengambilan keputusan
berdasarkan fakta;
c) Menjalankan tugas dengan mengedepankan pendekatan proses dan melibatkan
personal;
d) Menerapkan sistem manajemen mutu dalam menjalankan tugas menuju
peningkatan secara berkesinambungan.

Dokumen Terkait

Kebijakan Mutu Puskesmas

3. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kerja Mutu

Manajemen Puskesmas menjamin bahwa sasaran mutu ditetapkan berdasarkan


standar kinerja pelayanan minimal yang meliputi indicator pelayanan klinis, indikator
penyelenggaraan upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan
kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk
mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan. Dalam mencapai sasaran mutu tersebut
seluruh kegiatan Puskesmas Rumbia dibuat dalam bentuk rencana kerja yang berupa
Rencana Kerja, waktu pelaksanaan dan Anggarannya. Yang ditetapkan secara tahunan
yang bersifat dinamis dan senantiasa dikembangkan untuk mempercepat pencapaian
Sasaran Mutu. Rencana kerja tersebut dilaksanakan dengan Kerangka Acuan yang
jelas, dimonitor, dianalisa dan dilakukan tindakan penyesuaian yang diperlukan untuk
menjamin bahwa kinerja proses sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Perencanaan Mutu Puskesmas dan Keselamatan Pasien berisi program-program
kegiatan peningkatan mutu yang meliputi:

a) Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKP maupun UKM


b) Penenrapan manajemen risiko pada area prioritas
c) Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
d) Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
e) Peningkatan mutu pelayanana laboratorium
f) Peningkatan mutu pelayanan obat
g) Pendidikan dan Pelatihan Karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien.

Ruang lingkup

Pedoman ini menjelaskan program manajemen untuk penerapan Sistem Pelayanan


Mutu.
4. Tangguang Jawab Wewenang
a) Kepala Puskesmas
1) Mengesahkan sasaran mutu disetiap program/upaya atau unit kerja.
2) Memeriksa dan meninjau rencana manajemen mutu disetiap bagian untuk
mencapai sasaran Mutu Kinerja yang telah ditetapkan.
b) Ketua Tim Mutu
Memastikan rencana manajemen mutu dilaksanakan oleh masing-masing
fungsi atau unit kerja sesuai dengan tujuan dan sasaran Puskesmas.
c) Koordinator Admnistrasi, Koordinator Upaya, Koordinator Pelayanan Klinis.
Memastikan pelayanan aktivitas yang berada dibawah tanggug jawabnya
sesuai dengan kebijakan mutu Puskesmas.
1) Menyusun rencana manajemen mutu sesuai Sasaran Mutu Kinerja.
2) Melaksanakan rencana manajemen sesuai dengan batas waktu yang
direncanakan.
3) Memantau pelaksanaan rencana Manajemen Mutu diunit kerjanya.

5. Kebijakan
a. Kepala Puskesmas menetapkan, melaksanakan dan memelihara Rencana
Manajemen Mutu untuk mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan kebijakan
Puskesmas.
b. Rencana Manajemen Mutu yang ada disetiap unit kerja meliputi :
1) Perencanaan tanggung jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pada setiap
fungsi yang berhubungan dalam Puskesmas.
2) Langkah kegiatan dan batas waktu yang dicapai
c. Kepala Puskesmas mengadakan tinjauan rencana manajemen jika ada perubahan
pada aktivitas pelayanan, terjadi ketidaksesuaian, pelayanan baru, atau adanya
aktivitas pengembangan pelayanan Puskesmas.

Dokumen Terkait

Rencana Usulan Kegiatan


Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 2. Rencana Peningkatan Sasaran Mutu Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) Esensial Tahun 2017

Target
Standar Pelayanan Mutu Pencapaian Target
Upaya SPM
Puskesmas Puuwatu 2016 2017
2016

A. Kesehatan Ibu

Pelayanan Kesehatan bagi 100% 100% 100%


1. Bumil sesuai Standar untuk
kunjungan K1

Pelayanan Kesehatan bagi 95% 95% 95%


Bumil sesuai standard,
2.
untuk kunjungan lengkap
(K4)
Kesehatan Ibu
3.. Drop out K1 - K4 <5% 3% <5%
Dan Anak (KIA)
Termasuk Pelayanan persalinan oleh 95% 100% 95%
Keluarga 4. tenaga kesehatan yang
Berencana (KB) berkompeten

Pelayanan Nifas Lengkap 95% 95% 95%


5.
sesuai standar

Penanganan Komplikasi 80% 80% 80%


6.
Kebidanan

B. Kesehatan Bayi

Pelayanan Neonatal 80% 90% 80%


1. Risti/Komplikasi yang
ditangani
2. Pelayanan Neonatal sesuai 95% 95% 95%
standar (KN lengkap)

3. Pelayanan Bayi Paripurna 90% 90% 90%

C. Upaya Kesehatan Balita


dan Anak Pra Sekolah

1. Pelayanan kesehatan anak 87% 90% 87%


Balita

2. Pelayanan Balita Sakit di 60% 80% 60%


MTBS

3. Pelayanan kesehatan Anak 87% 90% 87%


Pra Sekolah

D. Upaya Kesehatan Anak


Usia sekolah dan Remaja
Jumlah Murid yang
1. dilakukan penjaringan
kesehatannya

A. Murid kelas I SD/MI 100% 100% 100%

B. Murid kelas VII 95% 100% 95%


SMP/MTs
C. Murid kelas X 95% 100% 95%
SMA/MA
2. Jumlah kader yang dilatih
tentang kesehatan

A. Murid SD/MI 10% 9% 10%

B. Murid SMP/MTs 10% 10% 10%

C. Murid SMA/MA 10% 9% 10%

E. Pelayanan Keluarga
Berencana
Cakupan KB aktif 75% 85% 75%
1. (contraceptive prevalence
rate/CPR)

2. Cakupan peserta KB baru >14.46% 18,6% >14.46%

3. Cakupan KB Drop Out <10% 0% <10%


4. Cakupan peserta KB 3.5% 0% 3.5%
mengalami komplikasi

Cakupan peserta KB yang 0.19% 0% 0.19%


5. mengalami kegagalan
kontrasepsi

6. Cakupan peserta KB 12.5% 0% 12.5%


mengalami efek samping

Pelayanan Gizi
A.
Masyarakat

Pemberian kapsul Vitamin 85% 79,3% 85%


1. A dosis tinggi Pada Bayi
per tahun

Pemberian kapsul Vitamin 85% 85% 85%


2. A dosis tinggi Pada Anak
Balita per tahun

Pemberian tablet besi (90 85% 100% 85%


3.
tablet) pada Bumil
Perbaikan Gizi
Pemberian ASI Eksklusif 40% 61% 40%
4.
pada bayi kurang 6 bulan

Penanganan Gangguan
B
Gizi

Balita Gizi buruk 100% 100% 100%


1.
mendapat perawatan

MP-ASI Pada anak usia 6- 100% 100% 100%


2.
24 bulan

Pemberian PMT 100% 100% 100%


3. Pemulihan balita gizi
buruk
BALITA BAWAH GARIS < 2,5 % 0,78% < 2,5 %
4.
MERAH.

Cakupan Rumah Tangga 90% 100% 90%


5. yang mengkonsumsi
garam beryodium

C Pemantauan Status Gizi

1. Desa bebas rawan gizi. 80% 100% 80%

Balita naik berat badannya 80% 96,5% 80%


2.
(N/D)

Persentase Balita yang 80% 76,5% 80%


3.
ditimbang berat badannya

Bayi Yang memiliki Buku 90% 93,3% 90%


4.
KIA (KMS)

A. Diare

1. Penemuan penderita Diare 10 % X 64,6% 10 % X


target target
yang diobati di Puskesmas
dan Kader

Pencegahan Dan 2. Cakupan pelayanan Diare 100% 100% 100%

Pemberantasan 3. Angka penggunaan oralit 100% 100% 100%


Penyakit Menular
4. Angka penggunaan RL <1% 0,5% <1%

5. Proporsi penderita diare 100% 100% 100%


balita yang diberi tablet
Zinc

6. Case Fatality Rate KLB <1% 0% <1%


Diare
B. ISPA

1. Cakupan penemuan 100% 55% 100%


penderita Pnemonia balita

C. KUSTA

1. Penemuan Penderita Kusta <5 6 Kasus <5


Baru (Case Detection
Rate) /100.000 penduduk

2. Proporsi kasus kusta anak < 5% 0% < 5%

3. Proporsi kasus kusta cacat <5% 0% <5%


Tk II

4. Prevalensi Kusta (PR) / <1 1,02% <1


10.000 penduduk

5. RFT Rate penderita PB > 95% 0% > 95%

6. RFT Rate penderita MB > 90 % 100% > 90 %

D. TB PARU

1. Penemuan suspect 70% 90% 70%


penderita TB

2. Proporsi Pasien TB Paru 15% 12% 15%


BTA Positif diantara
suspek TB

3. Angka keberhasilan 90% 100% 90%


pengobatan pasien baru
BTA positif

E. Pencegahan dan
penaggulangan PMS dan
HIV / AIDS

1. Jumlah kegiatan 100% 80% 100%


penyuluhan HIV/AIDS di
Puskesmas

2. Kelompok sasaran yang 100% 80% 100%


dijangkau

F. Demam Berdarah
Dengue (DBD)
1. Insidens kasus DBD - 223 Kasus -

2. Prosentase Penderita DBD 100% 100% 100%


ditangani

3. Case Fatality Rate Kasus <1% 0% <1%


(CDR) penyakit DBD

4. Angka Bebas Jentik ( ≥95% 92% ≥95%


ABJ)

5. Jumlah wilayah KLB - 0% -


DBD

G. MALARIA

1. Penderita klinis malaria 100% 100% 100%


yang dilakukan
pemeriksaan Sediaan
Darah (SD)

2. Penderita positif malaria 100% 100% 100%


yang diobati sesuai standar
(ACT)

3. Penderita positif malaria 100% 100% 100%


yang di Follow up

H. Pencegahan dan
Penangulangan Rabies*)

1. Cuci luka terhadap kasus 100% 100% 100%


gigitan Hewan Perantara
Rabies

2. Vaksinasi terhadap kasus 100% 100% 100%


gigitan HPR yang
berindikasi

I. Pelayanan Imunisasi*)

1. Imunisasi HB 0 - 7 hari > 90% 90% > 90%


pada bayi

2. Imunisasi BCG pada bayi > 95% 98% > 95%

3. Imunisasi DPT/HB 1 pada > 95% 98% > 95%


bayi

4. Imunisasi DPT/HB 3 pada > 90% 98% > 90%


bayi
5. Imunisasi Campak pada > 90% 96% > 90%
bayi

5. Drop Out DPT /HB 1 - -10 s/d -0,5% -10 s/d


Campak +10% +10%

7. Drop Out DPT /HB 1 - 10 s/d -0,5% 10 s/d


DPT/HB 3 +10% +10%

8. UCI Desa/ Kelurahan > 100 % 100% > 100 %

9. Imunisasi DT pada anak > 98 % 99% > 98 %


kelas 1 SD

10 Imunisasi campak pada > 98 % 99% > 98 %


anak kelas 1 SD

11. Imunisasi TT pada anak > 98 % 99% > 98 %


SD kelas 2 dan 3

12. Imunisasi TT 5 pada WUS > 85% 85% > 85%


(15 - 49 tahun)

13. Imunisasi TT2 plus bumil > 85% 85% > 85%

14. Grafik pemantauan suhu 100% 100% 100%


lemari es (pagi dan sore)

15. Ketersediaan stok vaksin 100% 100% 100%


per bulan

16. Pemantauan KIPI 100% 100% 100%


(kejadian ikutan pasca
imunisasi) per bulan

J. Pengamatan Penyakit
(surveilance
Epidemiologi)

1. Laporan STP (surveilan > 80% 100 % > 80%


Terpadu Penyakit) yang
tepat waktu

2. Kelengkapan Laporan STP > 90% 100% > 90%


(surveilans Terpadu
Penyakit)

3. Laporan C1 (campak) > 80% 100% > 80%


yang tepat waktu

4. Kelengkapan Laporan C1 > 90% 100% > 90%


(campak)
5. Laporan W2 > 80% 100% > 80%
(mingguan)yang tepat
waktu

6. Kelengkapan Laporan W2 > 90% 100% > 90%


(mingguan)

7. Laporan KIPI Zero > 90% 100% > 90%


reporting

A. PENGEMBANGAN
DESA SIAGA AKTIF

1. Desa / Kelurahan Siaga 6 6 6


yang terbentuk

2. Desa / Kelurahan Siaga


Aktif berstrata ………..

a. Desa/Kelurahan Siaga 6 6 6
Pratama
………………..

b. Desa/Kelurahan Siaga
Madya
…………………..
Promosi
Kesehatan c. Desa/Kelurahan Siaga
Purnama
………………..

d. Desa/Kelurahan Siaga
Mandiri
………………….

B. PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
DALAM PHBS

1. Pengkajian Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
pada Tatanan Rumah
Tangga

65% 75% 75%


a. Rumah Tangga dikaji
b. Rumah Tangga Sehat 50% 75% 75%
(10 Indikator)

2.
Intervensi dan
Penyuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
pada
A. Kelompok Rumah 80% 85% 85%
Tangga
B. Institusi Pendidikan 80% 100% 90%
(Sekolah)
C. Institusi Sarana 80% 100% 90%
Kesehatan
D. Institusi TTU 80% 92% 80%

E. Institusi tempat kerja 80% 85% 80%

F. Pondok Pesantren 80% 85% 80%

C. PENGEMBANGAN
UPAYA KESEHATAN
BERSUMBERDAYA
MASYARAKAT
(UKBM)

A. Jumlah Posyandu 17 17 17

B. Posyandu Pratama 1 0 1

C. Posyandu Madya 4 4 4

D. Posyandu Purnama 9 10 9

E. Posyandu Mandiri 4 3 4

D. PENYULUHAN NAPZA 17 kali 100% 17 kali

Kesehatan A. Penyehatan Air

Lingkungan 1. Pengawasan Sarana Air 85% 94% 85%


Bersih ( SAB )
2. Sarana Air Bersih yang 67% 94% 67%
memenuhi syarat
kesehatan

3. Jumlah Kepala Keluarga 67% 99,4% 67%


(KK) yang memiliki akses
terhadap SAB

B. Penyehatan Makanan
dan Minuman

1. Pembinaan Tempat 95% 95% 95%


Pengelolaan Makanan (
TPM )

2. Tempat Pengelolaan 95%


Makanan ( TPM ) yang
memenuhi syarat 75% 75%
kesehatan

C. Penyehatan Perumahan
dan Sanitasi Dasar

1. Pembinaan sanitasi 90% 92,2% 90%


perumahan dan sanitasi
dasar

2. Jumlah Rumah yang 85% 92,2% 85%


memenuhi syarat
kesehatan

D. Pembinaan Tempat-
Tempat Umum ( TTU )

1. Pembinaan sarana tempat- 90% 92% 90%


tempat umum

2. Tempat Tempat Umum 92%


yang memenuhi syarat
kesehatan 85% 85%

E. Klinik Sanitasi

1. Klinik sanitasi 50% 60% 50%

2. Jumlah klien yang sudah 720


mendapat intervensi/tindak
lanjut yang diperlukan

F. Sanitasi Total Berbasis


Masyarakat ( STBM ) =
Pemberdayaan
Masyarakat

1. Jumlah Kepala Keluarga 72% 95% 72%


(KK) yang memiliki Akses
terhadap jamban

2. Jumlah Desa/Kelurahan 24% 33,3% 24%


yang sudah ODF (Open
Defecation Free)

3. Jumlah jamban Sehat 80% 92,2% 80%

4. Pelaksanaan Kegiatan 47% 66,6% 47%


STBM di Puskesmas

Sumber : Data Puskesmas Puuwatu Tahun 2017

Tabel 3. Rencana Peningkatan Sasaran Mutu Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat


(UKM) Pengembangan Tahun 2017

Upaya Kesehatan
Indikator
Masyarakat Kegiatan Pencapaian
kinerja

1. Jumlah Posyandu lansia yang 100% 100%


dibina
Upaya Kesehatan
2. Jumlah pralansia baru yang 70% 75%
Usia Lanjut
dilayani di Puskesmas
3. Jumlah lansia baru yang dilayani 70% 90%
di Puskesmas

1. Penemuan Kasus di masyarakat 80% 264 Kasus


dan Puskesmas, melalui
pemeriksaan: visus/ refraksi
2. Penemuan kasus penyakit mata 80% 348 Kasus
Upaya Kesehatan
di Puskesmas
Mata/ Pencegahan
3. Penemuan kasus buta katarak 30% 30%
Kebutaan
pada usia >45 tahun
4. Pelayanan operasi katarak di - 0%
Puskesmas
5. Pelayanan rujukan mata 10% 480 Kasus

Upaya Kesehatan
1. Penemuan kasus sulit dan 10% 36 Kasus
Telinga / Pencegahan
rujukan spesialis di Puskesmas
Gangguan
melalui pemeriksaan fungsi
Pendengaran
pendengaran
2. Penemuan kasus peny telinga di 40% 432 Kasus
Puskesmas
3. Kejadian komplikasi operasi 10% 0%

1. Pemberdayaan masyarakat 20% 27%


khusus dalam upaya penemuan
dini dan rujukan khusus
gangguan jiwa
2. Penemuan dan penanganan 25% 10%
khusus gangguan perilaku,
masalah napza, dll dari rujukan
kader dan masyarakat:
Kesehatan Jiwa
3. Penanganan kasus kesehatan 30% 32%
jiwa, melalui rujukan ke RS /
spesialis
4. Deteksi dini dan penanganan 30% 60%
kasus jiwa, (gangguan perilaku,
ganggguan jiwa, gangguan
psikosomatik, masalah napza
dll) yang datang berobat ke
Puskesmas

1. Kelompok/ Club yang dibina 8% 4%


Kesehatan Olah
2. Pelayanan Kesehatan Olah Raga 8% 10 %
Raga
3. Pemeriksaan kesegaran jasmani 80% 65 %
pada anak sekolah
Perawatan kesehatan
Kegiatan asuhan keperawatan pada 50% 75%
Masyarakat
keluarga rawan

1. Pembinaan pengobatan 55% 100%


Tradisional ramuan
2. Pembinaan pengibatan 55% 100%
Bina Kesehatan
Tradisional ketrampilan
Tradisioanal
3. Pembinaan fasilitas pelayanan 45% 100%
kesehatan tradisional
4. Frekensi pembinaan pengobatan 4 kali 100%
tradisional

1. Jumlah pekerja formal yang 80% 100%


Bina Kesehatan
mendapat pelayanan kesehatan
Kerja
2. Jumlah klinik perusahaan yang 80% 100%
dibina
Pemberdayaan
1. Institusi pendidikan yang dikaji 66% 70%
masyarakat Dalam
(Institusi Pendidikan klasifikasi
PHBS
IV)
2. Institusi sarana yang dikaji 100% 100%
(Institusi Kesehatan Klasifikasi
IV)
3. Tatanan tempat-tempat Umum 61% 70%
/TTU yang dikaji (TTU
Klasifikasi IV)
4. Tatanan tempat kerja yang dikaji 46% 50%
(Tempat Kerja Klasifikasi IV)
5. Tatanan Pondok Pesantren yang 26% 40%
dikaji (Pondok Pesantren
Klasifikasi IV)

1. Bina Poskesdes
Jumlah Poskesdes yang ada: 100% 100%
a. Poskesdes Madya 50%
b. Poskesdes Purnama 50%
Pengembangan c. Poskesdes Madya dan 80% 50%
UKBM Purnama
2. Bina Polindes
Jumlah Polindes yang ada: 2 2
Polindes Purnama Mandiri 80% 100%
(PURI)

1. Pengawasan IRTP 80% 100%


Program Penyehatan
2. Jumlah IRTP yang ada 18IRPT
Industri Rumah
3. Jumlah IRTP yang berijin 80% 85%
tangga Penyehatan
4. Jumlah IRTP yang aktif 80%
Pangan IRTP
5. Jumlah IRTP yang mempunyai 85 %
SP (Sertifikat Penyuluhan)
Sumber : Data Puskesmas Puuwatu Tahun 2017

Tabel 7. Rencana Peningkatan Sasaran Mutu Pelayanan Kesehatan Perorangan (UKP)


dan Administrasi Manajemen Tahun 2017

Hasil
No Jenis Pelayanan Uraian Standar
Pengukuran

Jam buka pelayanan Unit 24 Jam 100%


GawatDarurat

1. UGD Tidak Adanya pasien yang 100 % 100%


diberikan pembayaran uang muka

Kepuasan pelanggan 70 % 91.1 %


Kepatuhan Hand Hygiene dan 100 % 100%
penggunaan APD

Pemberi pelayanan adalah Dokter 100 % 100%

Waktu tunggu dirawat jalan ≤60 Menit 80%

Jam buka pelayanan  08.00 s/d 100%


Rawat Jalan
13.00
setiap hari
2  Poli Umum kerja
 Poli Anak  08.00 s/d
11.00 hari
 Poli Lansia Jumat
Kepuasaan pelanggan 70 % 90 %

Kepatuhan Hand Hygiene dan 100 % 100%


penggunaan APD

Pemberi pelayanan adalah Dokter 100% 100%


Gigi

Jam buka pelayanan 08.00 s/d 100%


13.00 setiap
hari kerja

08.00 s/d
11.00 hari
3 Poli Gigi
Jumat

Kepuasan pelanggan 90 % 97.8 %

Kepatuhan Hand Hygiene dan 100 % 100%


penggunaan APD

Waktu pelayanan ANC ≤ 30 menit 100%

4. KIA / KB Kepuasan Pelanggan 70% 86.7 %

Kepatuhan Hand Hygiene dan 100 % 100%


penggunaan APD

5. Rawat Inap Pemberi pelayanan di Rawat Inap 100% 88.9%


 Dokter
 Perawat minimal pendidikan
D3
Tidak adanya kejadian pasien 100 % 100%
jatuh yang mengakibatkan
kecacatan atau kematian

Jam buka pelayanan 24 jam 100%

Kepuasan pelanggan 90% 97.8 %

Pemberi pelayanan persalinan 100% 100%


normal

 Dokter
 Bidan
6. Kebidanan Jam buka pelayanan 24 Jam 100%

Kepuasan pelanggan ≥ 80% 91.9 %

Kepatuhan Hand Hygiene dan 100 % 100%


penggunaan APD

Ketepatan Pemberian Obat 100 % 100%


P2M (TB Paru,
7 Kusta, Rabies, Kepuasan pelanggan ≥ 80% 90%

Malaria & DBD) Kepatuhan Hand Hygiene dan 100 % 100%


penggunaan APD

Waktu tunggu pelayanan 100%

a. Obat jadi ≤ 30 menit


b. Racikan
≤ 60 menit

Tidak adanya kejadian kesalahan 100% 100%


pemberian obat
8. Apotek
Pemberian resep sesuai formularin 100% 100%
nasional

Kepuasaan pelanggan ≥80% 96.3 %

Kepatuhan Hand Hygiene dan 100 % 100%


penggunaan APD
Waktu tunggu hasil pelayanan ≤140 menit 100%
laboratorium

Tidak adanya kesalahan 100% 100%


pemberian hasil pemeriksaan
9. Laboratorium laboratorium

Kepuasaan pelanggan 80% 93 %

Kepatuhan Hand Hygiene dan 100 % 100%


penggunaan APD

Ketepatan waktu pemberian ≥90% 100%


makanan pada pasien

Sisa makanan yang telah termakan ≤ 20% 100%


oleh pasien
10 Instalasi Gizi
Tidak adanya kejadian kesalahan 100% 100%
pemberian diet pasien

Kepatuhan Hand Hygiene dan 100 % 100%


penggunaan APD

Pelayanan terhadap pasien GAKIN 100% 100%


11 Pelayanan Gakin
yang datang dipuskesmas terlayani

Waktu penyediaan dokumen ≤10 menit 100%


rekam medis pelayanan rawat
jalan

Jam buka pelayanan  07.30 s/d 100%


12.00
Loket Pendaftaran setiap hari
12 kerja
Dan Rekam Medis  07.30 s/d
10.30 hari
Jumat
Kepuasan pelanggan 70% 91.9 %

Kepatuhan Hand Hygiene dan 100 % 100%


penggunaan APD

13 Ambulance Waktu pelayanan Ambulance 24 jam 100%


Kepatuhan Hand Hygiene dan 100 % 100%
penggunaan APD

Sumber : Data Puskesmas Tahun 2017


6. Tanggung Jawab, Kewenangan
Tugas, tanggung jawab dan wewenang pimpinan/staf, diatur dengan jelas dan
terdokumentasi, khususnya staf yang melaksanakan pekerjaan yang terkait dengan
mutu dan kepuasan pelanggan.
a. Setiap pejabat structural dan staf dipastikan memeahami tugas, tanggung jawab
dan wewenang.
b. Uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang dibuat oleh pejabat struktural secara
hirarki.
c. Dokumen uraian tugas dipegang oleh staf yang bersangkutan dan salinan disimpan
di Bagian Kepegawaian.
d. Dokumen uraian tugas harus dikendalikan, isinya diperbaruhi bila terjadi
perubahan pekerjaan.
e. Uraian tugas dibuat berdasarkan nama posisi yang ada dalam struktur organisasi
pada masing-masing unit pelayanan.
f. Penggunaan nama posisi/job dikoordinasikan kepada Kepala Puskesmas dan
Bagian Tata Usaha.

Ruang lingkup

Pedoman ini menjelaskan tanggung jawab proses komunikasi dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu di Puskesmas.

Wewenang dan tanggung Jawab

a. Kepala Puskesmas
1) Mengesahkan struktur organisasi, mengangkat Ketua Tim Mutu Dan menyediakan
sumber daya yang diperlukan,
2) Memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang dikomunikasikan ke pelaksana
terkait didalam Puskesmas,
3) Memeriksa dan meninjau struktur organisasi, tanggung jawab dan wewenang,
4) Menetapkan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas,
5) Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keputusan strategis untuk
pelaksanaan sistem kinerja setiap proses yang ada didalam proses bisnis Puskesmas
mencapai tujuan organisasi,
6) Memastikan ketersediaan sumber daya baik manusia, alat serta bangunan dan
informasi yang dibutuhkan untuk mendukung semua proses,
b. Ketua Tim Mutu
Melaksanakan tugas dan tanggung jawab berdasarkan persyaratan yang di tetapkan.
c. Koordinator Administrasi, Koordinator Upaya, Koordinator pelayanan Klinis
1) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan yang ditetapkan.
2) Memastikan bahwa personil yang berada dibawahnya melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang telah ditetapkan.
Kebijakan
a. Kepala Puskesmas menetapkan peranan, tanggung jawab dan wewenang dari sumber
daya untuk melaksanakan Sistem, Manajemen, dan Mutu Puskesmas yang efektif.
b. Kepala Puskesmas menyediakan sumber daya untuk penerapan dan Sistem Manajemen
Mutu Puskesmas.
c. Kepala Puskesmas menunjuk dan menetapkan Ketua Tim Mutu Puskesmas yang
memiliki tanggung jawab dan wewenang:
1) Memastikan proses yang diperlukan untuk System Manajemen Mutu Puskesmas
ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara.
2) Melaporkan kepada Kepala Puskesmas tentang efektifitas Penerapan Sistem
manajemen Mutu Puskesmas dan perbaikan yang diperlukan.
3) Memastikan persyaratan pelanggan dipahami Puskesmas.
4) Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan dengan
Sistem manajemen Mutu Puskesmas.
d. Kepala Puskesmas menetapkan dan memastikan proses komunikasi sesuai dengan
ditetapkan dalam Puskesmas dan dijalankan untuk mengefektifkan System Manajemen
Mutu Puskesmas, sesuai matriks internal komunikasi yang ditetapkan.

Dokumen terkait

SK Ketua Tim Mutu Puskesmas


Uraian Tugas dan Wewenang
Struktur Organisasi

7. Wakil Manajemen Mutu Puskesmas


Wakil manajemen ditunjuk oleh Kepala Puskesmas untuk mengkordinir seluruh
bagian mutu di Puskesmas.
a. Memastikan System Manajemen Mutu ditetapkan , diimplementasikan dan
dipelihara
b. Melaporkan kepada Manajemen kinerja dari system manajemen mutu dan kinerja
pelayanan.
c. Memastikan bahwa persyaratan umum dalam pelaksanaan system manajemen mutu
puskesmas dimengerti dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan.
d. Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
sasaran/pasien.

Tugas dan Tanggung jawab

a. Mengembangkan system manajemen mutu sesuai persyaratan standar .


b. Menjamin system dilaksanakan secara efektif pada semua fungsi.
c. Menjamin System Manajemen Mutu dipertahankan.
d. Menjamin System Manajemen Mutu diperbaiki terus menerus.
e. Melaporkan hasil atau kinerja System Manajemen Mutu kepada Kepala Dinas.
f. Mengupayakan peningkatan kesadaran dan pemahaman karyawan dalam system
manajemen mutu.
g. Membina hubungan dengan pihak eksternal untuk hal-hal yang berkaitan dengan
system manajemen mutu,
h. Menyelenggarakan program penduduk untuk membudayakan kesadaran mutu
keseluruh karyawan.
i. Memberikan penghargaan kepada Kepala dan Karyawan yang berprestasi dalam
kegiatan system manajemen mutu.
j. Melakukan komunikasi kepada seluruh karyawan.
k. Mengkoordinasikan kegiatan internal audit.

Dokumen terkait

Uraian Tugas dan Tangguang Jawab Wakil Manajemen.


8. Komunikasi Internal

Komunikasi internal antara pimpinan dengan karyawan merupakan kegiatan


yang sangat penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya system
komunikasi dipastikan diatur dengan baik dan menekankan hal-hal sbb :

a. Kepala Puskesmas Rumbia mengupayakan agar komunikasi dengan bawahannya


dipastikan berjalan lancar.
b. Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman bawahannya mengenai
system manajemen mutu.
c. Komunikasi diarahkan agar staf memahami target-target pekerjaan yang ingin
dicapai.
d. Komunikasi diarahkan untuk memastikan persyaratan yang telah ditetapkan
dipenuhi.
e. Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi.
f. Komunikasi internal membangun kesadaran mutu demi kepuasan pelanggan.
g. Komunikasi internal dilakukan dengan cara : minilok karya yang dilaksanakan
setiap bulan, pertemuan, diskusi, email, sms, memo, telepon, laporan, pengumuman
di dindingdan media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi.

Dokumentasi Terkait

Prosedur Komunikasi Internal

9. Tinjauan Manajemen
a. Umum
Evaluasi merupakan kegiatan manajemen yang sangat penting dalam rangka
pengendalian suatu proses dan kinerja termasuk dalam implementasi Sistem
manajemen Mutu.
b. Input tinjauan manajemen
1) Wakil Manajemen melaksanakan rapat tinjauan manajemen minimal 6 bulan
sekali.
2) Tinjauan manajemen dipastikan terdokumentasi atau dinotulenkan.
3) Agenda tinjauan manajemen ditentukan jauh hari sebelum evaluasi
dilaksanakan.
4) Agenda tinjauan manajemen mencakup antara lain hal-hal sbb:
 Hasil Audit Internal
 Umpan Balik/Keluhan Pelanggan
 Kinerja Proses/Hasil Pelayanan
 Pembahasan Kebijakan dan Sasaran Mutu
 Hasil tindakan perbaikan dan pencegahan
 Tindakan lanjut dari hasil tindakan sebelumnya.
 Rencana Perubahan/Perbaikan Sistem Manajemen Mutu
c. Review Output
1) Hasil tinjauan manajemen dibagiakn kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
2) Hasil tinjauan manajemen memuat keputusan-keputusan / kesimpulan
menegnai tindakan-tindakan yang perlu diambil.
3) Tata cara melaksanakan tinjauan manajemen diuraikan dalam proses
tinjauan manajemen.

Dokumen Terkait

Prosedur tinajauan Manajemen

A. MANAJEMEN SUMBER DAYA


1. Penyediaan Sumber Daya
Kepala Puskesmas berkewajiban menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan di puskesmas. Penyediaan Sumber Daya Meliputi :
a. Kegiatan UKM essensial dan keperawatan kesehatan masyarakat yang
membawahi(Permenkes 75/2014):
1) Pelayanan promosi Kesehatan termaksud (UKS/UKGS/UKGMD)
2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3) Pelayanan KIA KB bersifat UKM
4) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
b. Kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
1) Pendaftaran
2) IGD (Instalasi Gawat Darurat)
3) Poli Umum
4) Poli Gigi
5) PROMKES
6) Poli KIA/KB
7) Persalinan dan Nifas
c. Kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Penunjang
1) Apotik
2) Laboratorium
d. Kegiatan Jejaring Pelayanan Puskesmas
1) Bidan Desa / PKD
2) Jejaraing fasilitas pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya.
2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
a. Ruang lingkup
Pedoman ini menyediakan Sumber daya manusia, Proses Rekrutmen, Proses
Kredensial (Kompetensi pekerjaan), Pelatihan dan Peningkatan kompetensi
yang kompeten dalam menerapkan system Manajemen Mutu di Puskesmas.
b. Penyediaan Sumber Daya Manusia
1) Pengajuan usulan kebutuhan pegawai ke Dinas Kesehatan berdasarkan pola
ketenagaan.
2) Proses rekrutmen dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah.
3) Proses Kredensial untuk jenis kompetensi yang dibutuhkan oleh Puskesmas
dilakukan oleh Dinas Kesehatan.
4) Proses Pelatihan dan Peningkatan Kopetensi
a) Pengajuan Pengusulan jenis pelatihan yang dibutuhkan oleh Puskesmas
b) Mengirimkan peserta sesuai criteria yang disebutkan dalam undangan
dari pihak terkait.
3. Infrastruktur
a. Belanja Modal
1) Merencanakan kebutuhan puskesmas baik fisik maupun alkes.
2) Mengusulkan RUK ke Dinas Kesehatan.
3) Menyusun RPK.
4) Proses Pengadaan.
5) Evaluasi Pengadaan.
b. Pemeliharaan
1) Pembuatan daftar jenis pemeliharaan selama 1 tahun
2) Pelaksanaan Pemeliharaan sesuai jadwal
3) Monitoring fungsi alat medis dan non medis
4) Kalibrasi Alat
5) Tindaklanjut hasil monitoring
c. Lingkungan Kerja
1) Ventilasi
Ventilasi alami disemua ruangan tidak kurang dari 15% terhadap luas lantai
ruangan
2) Pencahayaan
Terdistribusikan rata dalam ruangan sesuai lampiran standar permenkes
75/2014
3) Sistem Sanitasi
System sanitasi terdiri dari system air bersih, system pembuangan air kotor
dan air limbah kotoran dan sampah serta penyaluran air hujan sesuai
lampiran permenkes 75/2014
4) System Kelistrikan
System kelistrikan dirancang tidak membahayakan, mudah dioperasikan
dan tidak menganggu lingkungan.
5) System komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan dilingkup dan keluar
Puskesmas untuk mendukung lingkungan.
6) System Gas
Gas medis yang digunakan adalah O2, direncanakan dan diaktifkan dengan
mempertimbangakan keelamatan pengguna.
7) System Proteksi Kebakaran
Puskesmas menyediakan APAR (Alat Pemadam Kebakaran )

E. PENYELENGGARA UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DAN


PELAYANAN KLINIS
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
a. Perencanaan Upaya kesehatan Masyarakat Akses dan Pengukuran Kinerja.
1) Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat.
Kegiatan UKM direncanakan selama satu tahun (RPK tahunan) yang
kemudian dirinci dalam RPK bulanan. Semua kegiatan UKM dibiayai oleh
dana BOK.
2) Akses Upaya Kesehatan Masyarakat
Semua kegiatan UKM direncakan untuk semua desa di Wilayah Kerja
Puskesmas Rumbia, jadi diharapkan semua masyarakatnya mudah untuk
mengakseskan.

3) Pengukuran Kinerja.
Tabel 8. Penilaian Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Puuwatu

Tahun 2016-2017

Standar Pelayanan Mutu Pencapaian Target


Upaya
Puskesmas Puuwatu 2016 2017

A. Kesehatan Ibu

Pelayanan Kesehatan bagi


1. Bumil sesuai Standar untuk 100% 100%
kunjungan K1

Pelayanan Kesehatan bagi


2. Bumil sesuai standard, untuk 95% 95%
kunjungan lengkap (K4)

3.. Drop out K1 - K4 3% <5%

Kesehatan Ibu Pelayanan persalinan oleh

Dan Anak (KIA) 4. tenaga kesehatan yang 100% 95%


Termasuk berkompeten

Keluarga
Pelayanan Nifas Lengkap
Berencana (KB) 5. 95% 95%
sesuai standar

Penanganan Komplikasi
6. 80% 80%
Kebidanan

B. Kesehatan Bayi

Pelayanan Neonatal
1. Risti/Komplikasi yang 90% 80%
ditangani

2. Pelayanan Neonatal sesuai


95% 95%
standar (KN lengkap)

3. Pelayanan Bayi Paripurna 90% 90%


C. Upaya Kesehatan Balita dan
Anak Pra Sekolah

1. Pelayanan kesehatan anak


90% 87%
Balita

2. Pelayanan Balita Sakit di


80% 60%
MTBS

3. Pelayanan kesehatan Anak Pra


90% 87%
Sekolah

D. Upaya Kesehatan Anak Usia


sekolah dan Remaja

1. Jumlah Murid yang dilakukan


penjaringan kesehatannya

D. Murid kelas I SD/MI 100% 100%

E. Murid kelas VII SMP/MTs 100% 95%

F. Murid kelas X SMA/MA 100% 95%

2. Jumlah kader yang dilatih


tentang kesehatan

D. Murid SD/MI 9% 10%

E. Murid SMP/MTs 10% 10%

F. Murid SMA/MA 9% 10%

E. Pelayanan Keluarga
Berencana

Cakupan KB aktif
1. (contraceptive prevalence 85% 75%
rate/CPR)

2. Cakupan peserta KB baru 18,6% >14.46%

3. Cakupan KB Drop Out 0% <10%

4. Cakupan peserta KB
0% 3.5%
mengalami komplikasi

Cakupan peserta KB yang


5. mengalami kegagalan 0% 0.19%
kontrasepsi
6. Cakupan peserta KB
0% 12.5%
mengalami efek samping

A. Pelayanan Gizi Masyarakat

Pemberian kapsul Vitamin A


1. 79,3% 85%
dosis tinggi Pada Bayi per tahun

Pemberian kapsul Vitamin A


2. dosis tinggi Pada Anak Balita 85% 85%
per tahun

Pemberian tablet besi (90


3. 100% 85%
tablet) pada Bumil

Pemberian ASI Eksklusif pada 40%


4. 61%
bayi kurang 6 bulan

Perbaikan Gizi

B Penanganan Gangguan Gizi

Balita Gizi buruk mendapat


1. 100% 100%
perawatan

MP-ASI Pada anak usia 6-24


2. 100% 100%
bulan

Pemberian PMT Pemulihan


3. 100% 100%
balita gizi buruk

BALITA BAWAH GARIS


4. 0,78% < 2,5 %
MERAH.

Cakupan Rumah Tangga yang


5. mengkonsumsi garam 100% 90%
beryodium
C Pemantauan Status Gizi

1. Desa bebas rawan gizi. 100% 80%

Balita naik berat badannya


2. 96,5% 80%
(N/D)

Persentase Balita yang


3. 76,5% 80%
ditimbang berat badannya

Bayi Yang memiliki Buku KIA


4. 93,3% 90%
(KMS)

A. Diare

1. Penemuan penderita Diare yang


10 % X
64,6%
diobati di Puskesmas dan Kader target

2. Cakupan pelayanan Diare 100% 100%

3. Angka penggunaan oralit 100% 100%

4. Angka penggunaan RL 0,5% <1%


Pencegahan Dan
5. Proporsi penderita diare balita
Pemberantasan 100% 100%
yang diberi tablet Zinc
Penyakit Menular
6. Case Fatality Rate KLB Diare 0% <1%

B. ISPA

1. Cakupan penemuan penderita


55% 100%
Pnemonia balita

C. KUSTA

1. Penemuan Penderita Kusta


Baru (Case Detection Rate) 6 Kasus <5
/100.000 penduduk

2. Proporsi kasus kusta anak 0% < 5%


3. Proporsi kasus kusta cacat Tk
0% <5%
II

4. Prevalensi Kusta (PR) / 10.000


1,02% <1
penduduk

5. RFT Rate penderita PB 0% > 95%

6. RFT Rate penderita MB 100% > 90 %

D. TB PARU

1. Penemuan suspect penderita


90% 70%
TB

2. Proporsi Pasien TB Paru BTA


12% 15%
Positif diantara suspek TB

3. Angka keberhasilan
pengobatan pasien baru BTA 100% 90%
positif

E. Pencegahan dan
penaggulangan PMS dan
HIV / AIDS

1. Jumlah kegiatan penyuluhan


80% 100%
HIV/AIDS di Puskesmas

2. Kelompok sasaran yang


80% 100%
dijangkau

F. Demam Berdarah Dengue


(DBD)

1. Insidens kasus DBD 223 Kasus -

2. Prosentase Penderita DBD


100% 100%
ditangani

3. Case Fatality Rate Kasus


0% <1%
(CDR) penyakit DBD

4. Angka Bebas Jentik ( ABJ) 92% ≥95%

5. Jumlah wilayah KLB DBD 0% -

G. MALARIA
1. Penderita klinis malaria yang
dilakukan pemeriksaan Sediaan 100% 100%
Darah (SD)

2. Penderita positif malaria yang


100% 100%
diobati sesuai standar (ACT)

3. Penderita positif malaria yang


100% 100%
di Follow up

H. Pencegahan dan
100% 100%
Penangulangan Rabies*)

1. Cuci luka terhadap kasus


gigitan Hewan Perantara 100% 100%
Rabies

2. Vaksinasi terhadap kasus


100% 100%
gigitan HPR yang berindikasi

I. Pelayanan Imunisasi*)

1. Imunisasi HB 0 - 7 hari pada


90% > 90%
bayi

2. Imunisasi BCG pada bayi 98% > 95%

3. Imunisasi DPT/HB 1 pada bayi 98% > 95%

4. Imunisasi DPT/HB 3 pada bayi 98% > 90%

5. Imunisasi Campak pada bayi 96% > 90%

5. Drop Out DPT /HB 1 - -10 s/d


-0,5%
Campak +10%

7. Drop Out DPT /HB 1 - 10 s/d


-0,5%
DPT/HB 3 +10%

8. UCI Desa/ Kelurahan 100% > 100 %

9. Imunisasi DT pada anak kelas


99% > 98 %
1 SD

10 Imunisasi campak pada anak


99% > 98 %
kelas 1 SD

11. Imunisasi TT pada anak SD


99% > 98 %
kelas 2 dan 3
12. Imunisasi TT 5 pada WUS (15
85% > 85%
- 49 tahun)

13. Imunisasi TT2 plus bumil 85% > 85%

14. Grafik pemantauan suhu lemari


100% 100%
es (pagi dan sore)

15. Ketersediaan stok vaksin per


100% 100%
bulan

16. Pemantauan KIPI (kejadian


ikutan pasca imunisasi) per 100% 100%
bulan

J. Pengamatan Penyakit
(surveilance Epidemiologi)

1. Laporan STP (surveilan


Terpadu Penyakit) yang tepat 100 % > 80%
waktu

2. Kelengkapan Laporan STP


100% > 90%
(surveilan Terpadu Penyakit)

3. Laporan C1 (campak) yang


100% > 80%
tepat waktu

4. Kelengkapan Laporan C1
100% > 90%
(campak)

5. Laporan W2 (mingguan)yang
100% > 80%
tepat waktu

6. Kelengkapan Laporan W2
100% > 90%
(mingguan)

7. Laporan KIPI Zero reporting 100% > 90%

A. PENGEMBANGAN DESA
SIAGA AKTIF

Promosi 1. Desa / Kelurahan Siaga yang


6 6
terbentuk
Kesehatan
2. Desa / Kelurahan Siaga Aktif
berstrata ………..

a. Desa/Kelurahan Siaga
6 6
Pratama ………………..
b. Desa/Kelurahan Siaga
Madya
…………………..

c. Desa/Kelurahan Siaga
Purnama ………………..

d. Desa/Kelurahan Siaga
Mandiri ………………….

B. PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DALAM
PHBS

1. Pengkajian Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat pada
Tatanan Rumah Tangga

a. Rumah Tangga dikaji 75% 65%

b. Rumah Tangga Sehat (10


75% 50%
Indikator)

2.

Intervensi dan Penyuluhan


Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat pada
G. Kelompok Rumah Tangga 85% 80%

H. Institusi Pendidikan 100% 80%


(Sekolah)
I. Institusi Sarana Kesehatan 100% 80%

J. Institusi TTU 92% 80%

K. Institusi tempat kerja 85% 80%

L. Pondok Pesantren 85% 80%

C. PENGEMBANGAN UPAYA
KESEHATAN
BERSUMBERDAYA
MASYARAKAT (UKBM)
F. Jumlah Posyandu 17 17

G. Posyandu Pratama 0 1

H. Posyandu Madya 4 4

I. Posyandu Purnama 10 9

J. Posyandu Mandiri 3 4

D. PENYULUHAN NAPZA 100% 17 kali

A. Penyehatan Air

1. Pengawasan Sarana Air Bersih 94% 85%


( SAB )

2. Sarana Air Bersih yang 94% 67%


memenuhi syarat kesehatan

3. Jumlah Kepala Keluarga (KK) 99,4% 67%


yang memiliki akses terhadap
SAB

B. Penyehatan Makanan dan


Kesehatan
Minuman
Lingkungan
1. Pembinaan Tempat 95% 95%
Pengelolaan Makanan ( TPM )

2. Tempat Pengelolaan Makanan 95%


( TPM ) yang memenuhi syarat
kesehatan 75%

C. Penyehatan Perumahan dan


Sanitasi Dasar

1. Pembinaan sanitasi perumahan 92,2% 90%


dan sanitasi dasar

2. Jumlah Rumah yang memenuhi 92,2% 85%


syarat kesehatan
D. Pembinaan Tempat-Tempat
Umum ( TTU )

1. Pembinaan sarana tempat- 92% 90%


tempat umum

2. Tempat Tempat Umum yang 92%


memenuhi syarat kesehatan
85%

E. Klinik Sanitasi

1. Klinik sanitasi 60% 50%

2. Jumlah klien yang sudah 720


mendapat intervensi/tindak
lanjut yang diperlukan

F. Sanitasi Total Berbasis


Masyarakat ( STBM ) =
Pemberdayaan Masyarakat

1. Jumlah Kepala Keluarga (KK) 95% 72%


yang memiliki Akses terhadap
jamban

2. Jumlah Desa/Kelurahan yang 33,3% 24%


sudah ODF (Open Defecation
Free)

3. Jumlah jamban Sehat 92,2% 80%

4. Pelaksanaan Kegiatan STBM 66,6% 47%


di Puskesmas

Sumber : Data Puskesmas Puuwatu Januari s/d September


b. Penyelenggaraan UKM
Penyelenggaraan semua kegiatan UKM sudah terinci mulai dari kegiatan, tujuan,
sasaran, target, rincian kegiatan, jadwal pelaksanaan, penangguang jawab dan
sumber dana (Lampiran 1)
c. Sasaran Kinerja UKM dan MDGs
a) Kepuasan Pelanggan
Kepuasan terhadap Pelayanan yang diberikan Puskesmas Rumbia dan
Pencapaian sasaran mutu harus dipantau secara berkala.
b) Audit Internal
Pada interval yang terencana Puskesmas Rumbia melaksanakan Audit
Internal untuk menetapkan apakah system manajemen mutu yang memenuhi
persyaratan akreditasi Puskesmas sesuai dengan yangan direncanakan, telah
dilaksanakan dan dipelihara secara efektif. Manajemen Puskesmas Rumbia
menjamin bahwa semua ketidaksesuaian yang ditemukan pada saat internal
segera diperbaiki, dihilangkan penyebab ketidaksesuaiannya dan diverifikasi
apakah telah efektif dan efisien (hasil audit lampiran ada di lampiran 2).
c) Pemantauan dan Pengukuran Proses
 Pemantauan dan Pengukuran terhadap rencana yang telah dibuat.
 Data kegiatan pengukuran/pemantauan dikumpulkan untuk dianalisa
 Hasil dari analisa dipakai untuk :
Membuktikan kesesuaian Pelayanan
Memastikan kesesuaian system manajemen mutu
Melakukan perbaiakan secara terus menerus
Memastikan tercapainya sasaran mutu
 Metode pemantauan, pengukuran, analisa, perbaiakan, dipstikan sesuai
dengan tujuan.
d) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
 Pemantauan dan Pengukuran hasil layanan
 Tujuan pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan untuk memastikan
semua persyaratan hasil pelayanan terpenuhi.
 Pengukuran dan pemantauan dilaksanakan pada tahapan yang telah
ditentukan.
 Pemantauan dan Pengukuran hasil pelayanan dilaksanakan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan yang tertuang dalam Prosedur Kerja
pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan.
 Catatan hasil pemantauan dan pengukuran hasil layanan harus dicatat
termasuk personil yang melaksanakan.

Dokumentasi Terkait

Prosedur Audit Internal


Prosedur Penanganan Ketidaksesuaian dan Tindakan Koreksi
Prosedur Pemantauan Kinerja dan tindakan Pencegahan
Prosedur Kepuasan Pelanggan
Prosedur Komunikasi Internal
Prosedur Penanganan Pengaduan Pelanggaran
Prosedur Pengelolaan kegiatan dan Anggaran
2. Pengendalian Ketidaksesuaian
Puskesmas Rumbia menjamin bahwa semua ketidaksesuaian diidentifikasi serta
sikendalikan untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Semua temuan ketidaksesuain
segera ditindaklanjuti dengan tindakan koreksi untuk menghilangkan ketidaksesuain
dan dipisahkan untuk mencegah berlarut-larutnya ketidaksesuaian tersebut.
Pengendalian hasil pelayanan yang tidak sesuai adalah sebagai berikut :
a. Hasil yang tidak sesuai dikendalikan serta dicegah agar tidak terjadi lagi.
b. Pengendalian dan tanggung jawab serta wewenang untuk menangani hasil
pelayanan tidak sesuai harus ditetapkan dalam prosedur.
c. Hasil yang tidak sesuai harus dilakukan tindakan koneksi.
d. Ketidaksesuaian dan tindakan koneksi yang diambil harus dicatat.
e. Bila mana pelayanan tidak sesuai dan telah terlanjur diteruma oleh pelanggan, maka
Puskesmas Rumbia harus mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk
menanggulangi akibat/potensi akibatnya.
Dokumen Terkait
Prosedur penanganan produk tidak sesuai dan tindakan koneksi
Prosedur pemantauan kinerja dan tindakan pencegahan

3. Analisa Data
Puskesmas Rumbia menjamin bahwa semua data dikumpulkan, dievaluasi dan
dianalisa untuk mengukur keefektifan dan keefisienan penerapan system manajemen
mutu dan kemungkinan pelaksanaan peningkatan berkesinambungan. Analisa data
mencakup aspek kesesuaian terhadap persyaratan produk dan proses, kecendrungan
operasional kegiatan termasuk tindakan pencegahan dan kinerja pemasok serta
peraturan perundangan yang relevan dengan sasaran mutu. Analisa meliputi :
a. Data-data proses atau implementasi system manajemen mutu harus dikelola dengan
baik
b. Data dianalisi dengan menggunkan metode atau cara yang sesuai, misalkan
menggunakan metode statistic.
c. Analisa data dilakukan oleh secretariat, semua bidang, semua seksi dan sub
bagian,kegunaannnya untuk mengetahui tingkat kinerja masing-masing proses dan
melihat kesenjangan-kesenjangan yang ada sehingga dapat dilakukan tindakan
perbaikan.
d. Prosedur analisis data ditentukan oleh MR dan menjadi acuan bagi semua fungsi
lainnya.
e. Hasil analisis data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidak-sesuaian,
ketidak-efektifan dan ketidakefesienan serta tindakan-tindakan perbaikan yang
diperlukan.
f. Data analisis antara lain untuk memantau :
1) Kepuasan pelanggan
2) Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan
3) Karakteristik dan kecendrungan proses serta pelayanan
4) Kinerja pemasok
5) Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Dokumen Terkait :

Prosedur Audit Internal


Prosedur Tinjauan Manajemen
Prosedur Penanganan Produk Tindak Sesuai dan Tindakan Koreksi
Prosedur Pemantauan Kinerja dan Tindakan Pencegahan
4. Peningkatan Berkelanjutan
Puskesmas Rumbia senantiasa meningkatkan efektifitas dan efisien manajemen
mutu melalui pengembangan kebijakan dan sasaran mutu, pemanfaatan hasil audit dan
analisa data serta hasil tindakan koreksi, pencegahan dan tinjauan manajemen.
Puskesmas Rumbia manjamin bahwa penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan
dihilangkan untuk mencegah terjadinya kembali ketidaksesuaian. Puskesmas Rumbia
menjamin bahwa penyebab ketidaksesuaian yang mungkin timbul dihilangkan
sehingga tidak terjadi kembali kecendrungan ketidaksesuaian. Tindakan pencegahan
yang diambil bergantung dari dampak yang ditimbulkan oleh kecendrungan
ketidaksesuaian.
5. Tindakan koneksi dan preventif
Program perbaikan terus menerus :
a. Seluruh karyawan dan pimpinan wajib melakukan perbaikan secara terus menerus
terhadap efektivitas dan efisiensi system manajemen mutu sesuai dengan tugas,
tanggung jawab dan wewenngnya.
b. Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam kebijakan mutu,
sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan koeksi dan pencegahan, serta
tinjauan manajemen.
c. Penyebab-penyebab terjadinya ketidaksesuaian dipastikan dieliminasi/dihilangkan
dan dicegah agar tidak terjadi lagi.
d. Tujuan dari tindakan koneksi dan pencegahan adalah mencegah terulangnya
masalah yang sama dan untuk meningkatkan kinerja puskesmas puuwatu secara
keseluruhan.
e. Upaya tindakan koneksi dan pencegahan dipastikan sesuai dengan skala dampak
yang dapat ditimbulkan dari masalah tersebut.
f. Agar proses tindakan koneksi dan pencegahan berjalan lancer dan hasilnya efektif,
dipastikan prosedur tindakan koneksi dan pencegahan telah disediakan yang
mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) Meninjau ketidak-sesuaian termasuk keluhan pelanggan
2) Menentukan penyebab-penyebab masalah
3) Merencanakan dan melaksanakan tindakan keneksi dan pencegahan
4) Menyimpan arsip tindakan koneksi dan pencegahan
5) Meninjau efektivitas tindakan koneksi dan pencegahan
g. MR bertanggung-jawab memastikan tindakan koneksi dan pencegahan yang telah
dilaksanakan menjadi lebih efektif dan efisien.
h. Tindakan koneksi harus sesuai dengan dampak dari masalah.
i. Prosedur tindakan koneksi dipastikan dibuat.
Dokumen terkait :
Prosedur Audit Internal
Prosedur Tinjaun Manajemen
6. Pelayanan Klinis
a. Pelayanan Klinis yang berorientasi pasien
b. Penunjang pelayanan klinis
c. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien :
1) Penilaian indicator kinerja klinis
2) Penunjang pelayanan klinis
3) Pelaporan insiden keselamatan pasien
4) Analisis dan tindak lanjut
5) Penerapan manajemen risiko
d. Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan pelayanan klinis
1) Upaya Kesehatan Masyarakat
a) Perencanaann upaya kesehatan masyarakat, akses dan pengukuran kinerja.
b) Penyelenggaraan UKM.
c) Sasaran Kinerja dan MDG’s
2) Pemantauan dan pengukuran :
a) Kepuasan pelanggan
b) Audit internal
c) Pemantauan dan pengukuran proses
d) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
3) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
4) Analisis data
5) Peningkatan berkelanjutan
6) Tindakan korektif
7) Tindakan preventif
e. Pelayanan Klinis
1) Pelayanan klinis yang berorientasi pasien.
2) Penunjang pelayanan klinis.
3) Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien.
4) Penilaian indicator kinerja klinis.
5) Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien.
6) Pelaporan insiden keselamatan pasien
7) Analisis dan tindak lanjut.
8) Penerapan manajemen risiko.
BAB III
PENUTUP

Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan atau pasien,


Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan maupun
penyelennggaraan pelayanan kesehatan, kepuasan pasien merupakan salah satu indicator
kualitas pelayanan dan banyaknya kunjungan pasien ke puskesmas tidak lepas dari kebutuhan
akan pelayanan kesehatan.

Kualitas pelayanan public sangat ditentukan oleh system dan tenaga pelayanan.
Namun ketenagaann pelayana seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah, sebaran, mutu
dan kualifikasi, system pengembangan karir, dan kesejahteraan tenaga pelaksana.
Permasalahan yang muncul menimbulkan persepsi rendahnya kualitas pelayanan, yang
berawal dari kesenjangan antara aturan dan standar yang ada dengan pelaksanaan pelayanan
yang tidak bisa menyesuaikan.

Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, manajemen


resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan.

Pedoman ini menyampaikan hasil keahlian tentang ketenagaan, sarana dan


pengendalian mutu pelayanan puskesmas. Agar puskesmas dapat menjalankan fungsinya
secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan maupun
sumber daya yang digunakan.

Demikian pedoman Manajemen mutu ini dibuat dan disahkan oleh Kepala
Puskesmas Rumbia untuk dijadikan acuann dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam
rangka menjalankan system manajemen mutu serta tugas dan tanggung jawab masing-masing
sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.

Kepala Puskesmas Rumbia dan seluruh karyawan mendukung sepenuhnya


pelaksanaan system manajemen mutu ini sebagai komitmen yang tidak dapat ditawar-tawar.

Rumbia, Januari 2017


Kepala Puskesmas Rumbia

Rahmat, AMK
NIP. 19721021 199403 1 004

You might also like