You are on page 1of 30

BAB II

DESKRIPSI LOKASI KABUPATEN ASAHAN

2.1. Latar Belakang Sejarah Kabupaten Asahan

2.1.1. Sejarah Kesultanan Asahan

Kesultanan Asahan berdiri pada abad XVI, yaitu pada saat Sultan Abdul Jalil dilantik
sebagai Sultan Asahan yang pertama dengan gelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah. Ayahnya
ialah Sultan Alaiddin Mahkota Alam Johan Berdaulat (Sultan Alaiddin Riayat Syah “Al
Qahhar”), Sultan Aceh ke XIII yang memerintah sejak tahun 1537 – 1568, sementara ibunya
adalah Siti Ungu Selendang Bulan, anak dari Raja Pinang Awan yang bergelar “Marhum
Mangkat di Jambu”. (Pinang Awan terletak di Kabupaten Labuhan Batu). Sebelumnya, Aceh
telah menaklukkan negeri-negeri kecil di pesisir Sumatera Utara dan di dalam salah satu
pertempuran inilah Raja Pinang Awan terbunuh dan anaknya Siti Ungu dibawa ke Aceh dan
menikah dengan Sultan Alaiddin.

Sultan-sultan Asahan berikutnya adalah Sultan Saidisyah, Sultan Muhammad Rumsyah,


Sultan Abdul Jalil Syah II, Sultan Dewa Syah (1756-1805) dan Sultan Musa Syah (1805 – 1808)
masing-masing memindahkan pusat pemerintahan negeri Asahan dari satu tempat ke tempat lain.
Setelah Sultan Asahan VII meninggal, Sultan Muhammad Ali Syah (1808 –1813) terjadi
perebutan kekuasaan di antara anaknya, Raja Hussein dengan pihak anak saudaranya Raja
Muhammad Ishak. Sebagai penyelesaian, Raja Muhammad Ishak diangkat menjadi Yang
Dipertuan Negeri Kualuh yang sebelum ini adalah sebagian dari wilayah Asahan. Raja Hussein
sendiri diangkat menjadi Sultan Asahan dengan gelar Sultan Muhammad Hussein Syah. 26

2.1.2. Perluasan Kekuasaan Belanda

Di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Hussein Syah (1813 – 1854) dan anaknya,
Sultan Ahmad Syah, Asahan merupakan kerajaan yang disegani di daerah antara Serdang dan
Siak dan mempunyai pengaruh besar di Batu Bara, Bilah dan Panai. Di masa inilah terjadi
persaingan antara Belanda, Inggris dan Aceh di Asahan karena Belanda dan Inggris masing-

26
Dikutip dari Dokumen Asahan Dalam Angka 2011 tentang Sejarah singkat Asahan hal.1.

Universitas Sumatera Utara


masing bersaing untuk meluaskan kekuasaan penjajahan dan perdagangan mereka di pesisir
timur Sumatera, sementara Aceh pun bersikeras mempertahankan kedaulatannya di Asahan.
Tuntutan Belanda terhadap negeri-negeri di Pesisir Timur termasuk Asahan adalah berdasarkan
Perjanjian Siak yang ditandatangani oleh Belanda dengan Kesultanan Siak pada 1 Februari 1858.
Berdasarkan perjanjian itu, Siak diserahkan kepada Belanda termasuk daerah taklukannya seperti
Asahan, Batu Bara, Serdang, Deli, Langkat dan Tamiang. Berdasar sejarah hak Siak atas
kerajaan-kerajaan ini adalah berdasarkan penyerangannya pada tahun 1791. Tetapi kenyataannya
adalah kekuasaan Siak hanya sebatas nama saja dan tidak diakui oleh banyak pihak. Di saat yang
sama negeri-negeri ini mempunyai hubungan perdagangan yang erat dengan Pelabuhan Inggris
di Pulau Pinang di mana nilai ekspor lada, rotan dan barang lain dari Sumatera bernilai 150.000
Poundsterling pertahun.

Pada saat Elisa Netscher dilantik sebagai Residen Belanda di Riau pada tahun 1861,
Beliau membawa seorang pembesar Minangkabau Raja Burhanuddin ke negeri-negeri ini untuk
menilai keadaan. Beliau melaporkan kepada Netscher bahwa tidak ada kerajaan yang mau
mengakui kedaulatan Siak. Deli, Serdang dan Langkat masih di bawah pengaruh Aceh tetapi
bersedia menerima perlindungan Belanda. Hanya Asahan dan negeri di bawah pengaruhnya:
Batu Bara, Panai dan Bilah, yang tidak mau berhubungan dengan Siak dan Belanda.

Pada Agustus 1862, Netscher dan Pembantu Residen Belanda di Siak, Arnold diiringi
oleh pembesar-pembesar Siak mengunjungi negeri-negeri yang terlibat. Walaupun mengalami
beberapa kesulitan, Netscher berhasil menundukkan Panai, Bilah, Kota Pinang, Serdang, Deli
dan Langkat di bawah kekuasaan Belanda. Hanya Asahan saja yang tidak bersedia tunduk,
bahkan di pantai Asahan dikibarkan bendera Inggris. Tindakan Belanda ini mendapat tantangan
yang keras dari pedagang-pedagang Inggris di Pulau Pinang karena ia menggugat hubungan
perdagangan di antara Pulau Pinang dengan negeri-negeri tersebut. Sebelumnya Sultan Asahan
dan Raja Muda Asahan telah memberitahu Gubernur negeri-negeri Selat, yaitu Kolonel
Cavenagh, perihal niat Belanda. Major Man, Resident Councillor di Pulau Pinang kemudian
dikirim ke Deli, Serdang dan Langkat untuk mengawasi keadaan Sultan Ibrahim, Aceh turut
menentang tindakan Belanda ini. Dari kacamata Aceh, seluruh pesisir timur Sumatera sampai ke
Panai dan Bilah adalah daerah takluknya. Justru itu angkatan perang Aceh dikirim ke Tamiang,
Langkat, Deli, Serdang, Batu Bara dan Asahan.

Universitas Sumatera Utara


Di Asahan dan Serdang angkatan perang Aceh disambut dengan baik. Sebagai balasan,
pada tahun 1865 Belanda mengiri angkatan perangnya untuk menyerang Asahan, Serdang,
Tamiang dan Batu Bara. Saat pasukan Belanda tiba di Asahan, Sultan Ahmadsyah dan adik-
adiknya, Tengku Muhammad Adil dan Tengku Pengeran Besar Muda, mundur ke daerah
pedalaman. 27

Tanggal 12 September 1865 kesultanan Asahan secara resmi berhasil dikuasai Belanda.
Kekuasaan pemerintahan Belanda di Asahan/Tanjung Balai dipimpin oleh seorang Kontroler,
yang diperkuat dengan Gouverments Besluit tanggal 30 September 1867 nomor 2 tentang
pembentukan Afdeling Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai dan pembagian wilayah
pemerintahan dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Onder Afdeling Batubara; 2) Onder Afdeling
Asahan; 3) Onder Afdeling Labuhan Batu. Kerajaan Sultan Asahan dan pemerintahan Datuk-
datuk di wilayah Batubara tetap diakui oleh Belanda, namun tidak berkuasa penuh sebagaimana
sebelumnya.Wilayah pemerintahan Kesultanan dibagi atas Distrik dan Onder Distrik, yaitu; 1)
Distrik Tanjung Balai dan Onder; Distrik Sungai Kepayang; 2) Distrik Kisaran; 3) Distrik
Bandar Pulau dan Onder Distrik Bandar Pasir Mandoge. Sedangkan wilayah pemerintahan
Datuk-datuk di Batubara dibagi menjadi wilayah Self Bestuur, yaitu: 1) Self Bestuur Indrapura;
2) Self Bestuur Lima Puluh; 3) Self Bestuur Pesisir; 4) Self Bestuur Suku Dua (Bogak dan Lima
Laras).

Netscher kemudian mengangkat Tengku Naamal Allah Yang Dipertuan Negeri Kualuh
menjadi pemangku Sultan Asahan dan melantik seorang Contoleur Belanda sebagai penasehat.
Sultan Ahmadsyah kemudian menyerah namun kaum Batak di pedalaman meneruskan
perjuangan menentang Belanda. Pada tahun itu juga, Sultan Ahmadsyah diasingkan Belanda ke
Riau bersama adiknya, Tengku Muhammad Adil. Tengku Pengeran Besar Muda di asingkan ke
Ambon. Pada tahun 1868 Tengku Naamal Allah dilantik menjadi Pemangku Sultan karena kaum
Batak tidak mau menyokong pemerintahannya dan menuntut kepulangan Sultan Ahmad Syah.

Pak Netak, Raja Bandar Pulau di Hulu Asahan meninggal saat menentang Belanda pada
tahun 1870. Perjuangan secara gerilya diteruskan terutama pada tahun 1879 dan 1883. Dari tahun
1868 sampai dengan 1886 Asahan diletakkan Netscher di bawah pemerintahan empat orang
27
Bloger asahan.Inilah sejarah nama asahan dari abad XVI: http://budaya-indonesia sekarang.blogspot.com/2010/10/kabupaten
asahan-sumatera-utara.html. diakses 10 November 2013 pukul 13.00WIB.

Universitas Sumatera Utara


pembesar Melayu. Akhirnya pada tahun 1885 Belanda mengizinkan Sultan Ahmadsyah pulang
ke Asahan dengan syarat Beliau tidak boleh campur tangan mengenai politik. Beliau
menandatangani perjanjian politik dengan Belanda (Akte Van Verband) pada 25 Maret 1886 di
Bengkalis dan kembali memerintah Asahan pada 25 Maret 1886 sampai kemangkatannya pada
27 Juni 1888.

Di pihak Inggris, tantangan terhadap perluasan kekuasaan Belanda di Pesisir Timur


semakin lama semakin berkurang karena munculnya kekuatan-kekuatan besar yang baru seperti
Perancis, Amerika Serikat, Jerman an Itali yang masing-masing tertarik pula dengan Asia
Tenggara. Inggris memandang lebih baik bekerjasama dengan Belanda. Lagipula Belanda tengah
melonggarkan dasar perdagangannya di Sumatera dan ini mendatangkan keuntungan kepada
pedagang-pedagang Inggris di Pulau Pinang dan Singapura. Pada 2 Nopember 1871, Inggris
menandatangani Perjanjian Sumatera dengan Belanda di mana antara lain Inggris membatalkan
semua perlawanan terhadap Belanda di mana-mana daerah di Sumatera dan rakyat Inggris
mempunyai hak berdagang yang sama dengan rakyat Belanda di Sumatera.

Dari Pemerintahan Sultan Muhammad Hussein Rahmat Syah II Hingga Pendudukan


Jepang 1942 – 1945 Pada 6 Oktober 1888, Tengku Ngah Tanjung ditabalkan menjadi Sultan
Asahan X dengan gelar Sultan Muhammad Hussein Rahmat Syah II. Pelantikan ini dibuat
berdasarkan wasiat saudara ayahnya, Sultan Ahmad Syah yang mangkat tanpa meninggalkan
keturunan. Residen Belanda, G. Scherer juga memberi persetujuan terhadap pelantikan ini. Di
bawah pemerintahan Sultan Muhammad Hussein II, langkah-langkah diambil untuk memajukan
Asahan seperti menggalakkan Syarikat Eropa membuka perusahaan di Asahan untuk memberi
peluang pekerjaan bagi penduduknya. Pada tahun 1908, Beliau bersama dengan adik-adiknya,
Tengku Alang Yahya dan Tengku Musa berkunjung ke Belanda untuk menerima gelar “Ridder
der Orde van den Nederlanschen Leeuw” dari Ratu Wilhelmina. Pada masa pemerintahannya,
Sultan Muhammad Hussein II melantik Tengku Alang Yahya sebagai Bendahara dan
mengangkat anak sulungnya, Tengku Amir sebagai Tengku Besar Asahan atau calon Sultan.
Tetapi Tengku Amir mangkat tahun 1913 dan diangkatlah Tengku Saibun sebagai gantinya pada
7 Juli 1915.

Sultan Muhammad Hussein II meninggal pada usia 53 tahun, karena Tengku Saibun
masih anak-anak, Tengku Alang Yahya (Bendahara) dilantik menjadi pemangku sultan dengan

Universitas Sumatera Utara


gelar Tengku Regent Negeri Asahan. Semasa ia menjadi Tengku Regent ini, Beliau menerima
dua anugerah, yaitu “Officier der Orde van Oranje Nassau” dan “Ridder der Orde van den
Nederlanschen Leeuw”. Pada 15 Juni 1933, Tengku Saibun dilantik menjadi Sultan Asahan XI
dengan gelar Sultan Saibun Abdul Jalil Rahmat Syah di Istana Kota Raja Indra Sakti, Tanjung
Balai. Isteri Beliau, Tengku Nurul Asikin binti Tengku Al Haji Rahmad Bedagai dilantik sebagai
Tengku Suri (Tengku Permaisuri) Negeri Asahan, pada 17 Juni 1933.

Pendudukan Jepang di Indonesia sejak Maret 1942 hingga 1945 mengakibatkan keadaan
yang semakin carut-marut. Pada tanggal 13 Maret 1942 Pemerintahan Belanda berhasil
ditundukkan Jepang. Pemerintahan Fasisme Jepang yang dipimpin T. Jamada mengganti nama
struktur pemerintahan menjadi Asahan Bunsyu dan bawahannya Fuku Bunsyu Batubara. Selain
itu wilayah yang lebih kecil dibagi menjadi Distrik, yaitu Distrik Tanjung Balai, Kisaran, Bandar
Pulau, Pulau Rakyat dan Sei Kepayang.Pemerintahan Fasisme Jepang berakhir pada tanggal 14
Agustus 1945 dan tanggal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan.
Sesuai dengan perkembangan Ketatanegaraan RI maka berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1945,
Komite Nasional Indonesia wilayah Asahan dibentuk pada bulan September 1945. Pada saat itu
pemerintahan yang dipegang oleh Jepang sudah tidak ada lagi tapi pemerintahan Kesultanan dan
pemerintahan Fuku Bunsyu di Batubara masih tetap ada.

Tiga hari setelah jatuhnya bom di Hiroshima, Soekarno meproklamirkan kemerdekaan


Indonesia. Di saat yang sama pula diumumkanlah pemerintah Republik Indonesia dengan
Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakilnya. Dengan demikian, dimulailah
revolusi republik di seluruh wilayah Indonesia. Pemimpin-pemimpin pergerakan di Indonesia
mendaulat Soekarno dan Hatta sebagai pemimpin tertinggi mereka, tetapi pada umumnya
perkembangan revolusi di kebanyakan daerah di Sumatera Utara terlepas dari pergerakan di Jawa.
Revolusi di Sumatera bermula pada Oktober 1945 pada saat tentara sekutu tiba di Sumatera
untuk melucuti tentara Jepang. Aktivis-aktivis pergerakan pada mulanya berperang dengan
tentara Jepang yang sedang mundur untuk merebut senjata dan dengan tentara Inggris yang
menduduki sebagian Kota Medan, Padang dan Palembang dan akhirnya dengan Belanda yang
mengambil alih dari Tentara Inggris pada akhir tahun 1945

2.1.3. Revolusi Sosial 1946 dan berakhirnya Kesultanan Asahan

Universitas Sumatera Utara


Pada saat itu peperangan dialihkan kepada golongan tradisional (Tengku dan Raja) yang
selama ini dianggap oleh golongan petani sebagai pro Belanda dan pro kolonial. Kebencian
rakyat semakin meluap karena kebanyakan raja-raja itu tidak memberikan sokongan kepada
pergerakan pro Republik (kecuali Sultan Siak), ditambah lagi tersebar pula kabar bahwa raja-raja
itu telah menghubungi Belanda dengan harapan dapat memulihkan kembali kedudukan mereka.

Pergerakan anti kaum bangsawan kian merebak dan pemimpin republik tidak berkuasa
menahannya. Saat itu beberapa pemimpin politik yang opportunis, dua diantaranya adalah Karim
Marah Sutan dan Luat Siregar dari Partai Komunis Indonesia menggunakan pergerakan anti
kaum bangsawan ini sebagai landasan untuk memperkuat landasan kekuatan politik mereka.
Untuk mencapai tujuan ini, mereka membangkitkan sentimen rakyat sampai akhirnya tercetuslah
Revolusi Sosial di mana Raja-raja dan keluarganya dibunuh beramai-ramai dengan kejam dan
hartanya dirampas. Selain para bangsawan, para perusuh juga membunuh kalangan profesional
yang berpendidikan barat terutama mereka yang hidup mengkuti gaya hidup barat. Oleh karena
itu, beberapa orang pro nasionalis dan keluarganya juga turut dibunuh.

Keluarga Kesultanan Deli dan Serdang terselamatkan berkat penjagaan tentara Sekutu
yang sedang bertugas di Medan untuk menerima penyerahan dari Jepang. Sementara di Serdang,
beberapa orang keluarga raja sejak awal telah mendukung rakyat menentang Belanda. Namun di
Langkat, Istana Sultan dan rumah-rumah kerabat diserang dan rajanya dibunuh bersama
keluarganya termasuklah penyair besar Indonesia, Tengku Amir Hamzah yang dipancung di
Kuala Begumit. tragedi yang paling dahsyat terjadi pada bulan Maret 1946 di Asahan dan di
kerajaan-kerajaan Melayu di Labuhan Batu seperti Kualuh, Panai dan Kota Pinang. Di Labuhan
Batu, daerah yang paling jauh dengan Kota Medan sehingga tidak dapat dilindungi oleh pasukan
sekutu. Istana raja dikepung dan raja-rajanya pun dibunuh seperti Yang Dipertuan Tengku Al
Haji Muhammad Syah (Kualuh), Sultan Bidar Alam Syah IV (Bilah), Sultan Mahmud Aman
Gagar Alam Syah (Panai) da Tengku Mustafa gelar Yang Dipertuan Besar Makmur Perkasa
Alam Syah (Kota Pinang). Di Asahan, sebagian besar keluarga Raja dibunuh, namun Sultan
Saibun selamat dan menyerahkan diri kepada Pemerintah Republik Indonesia di Pematang
Siantar. Beliau meninggal di Medan pada 6 April 1980.

Sejak peristiwa itu, Pada tanggal 15 Maret 1946 berlaku struktur pemerintahan RI di
Asahan dan wilayah Asahan dipimpin oleh Abdullah Eteng sebagai Kepala Wilayah dan Sori

Universitas Sumatera Utara


Harahap sebagai Wakil Kepala Wilayah, sedangkan Asahan dibagi atas 5 (lima) kewedanaan,
yaitu; 1) Kewedanaan Tanjung Balai; 2) Kewedanaan Kisaran; 3) Kewedanaan Batubara Utara;
4) Kewedanaan Batubara Selatan; 5) Kewedanaan Bandar Pulau. Kemudian setiap tahun, tanggal
15 Maret diperingati sebagai "Hari Jadi Kabupaten Asahan". Pada Konferensi Pamong Praja se-
Keresidenan Sumatera Timur pada bulan Juni 1946 diadakan penyempurnaan struktur
pemerintahan, yaitu:

1) Sebutan Wilayah Asahan diganti dengan Kabupaten Asahan

2) Sebutan Kepala Wilayah diganti dengan Bupati

3) Sebutan Wakil Kepala Wilayah diganti dengan Patih

4) Kabupaten Asahan dibagi menjadi 15 (lima belas) wilayah kecamatan yang terdiri dari:
a) Kewedanaan Tanjung Balai dibagi atas:
(1) Kecamatan Tanjung Balai
(2) Kecamatan Air Joman
(3) Kecamatan Simpang Empat
(4) Kecamatan Sei Kepayang
b) Kewedanaan Kisaran dibagi atas:
(1) Kecamatan Kisaran
(2) Kecamatan Air Batu
(3) Kecamatan Buntu Pane
c) Kewedanaan Batubara Utara dibagi atas:
(1) Kecamatan Medang Deras
(2) Kecamatan Air Putih
d) Kewedanaan Batubara Selatan dibagi atas:
(1) Kecamatan Talawi
(2) Kecamatan Tanjung Tiram
(3) Kecamatan Lima Puluh
e) Kewedanaan Bandar Pulau dibagi atas:
(1) Kecamatan Bandar Pulau

Universitas Sumatera Utara


(2) Kecamatan Pulau Rakyat
(3) Kecamatan Bandar Pasir Mandoge 28

Berdasarkan keputusan DPRD-GR Tk. II Asahan No. 3/DPR-GR/1963 Tanggal 16


Pebruari 1963 diusulkan ibukota Kabupaten Asahan dipindahkan dari Kotamadya Tanjung Balai
ke kota Kisaran dengan alasan supaya Kotamadya Tanjung Balai lebih dapat mengembangkan
diri dan juga letak Kota Kisaran lebih strategis untuk wilayah Asahan. Hal ini baru teralisasi
pada tanggal 20 Mei 1968 yang diperkuat dengan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 1980,
Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 28, Tambahan Negara Nomor 3166. Pada tahun 1982,
Kota Kisaran ditetapkan menjadi Kota Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
17 Tahun 1982, Lembaran Negara Nomor 26 Tahun 1982. Dengan adanya Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 821.26-432 tanggal 27 Januari 1986 dibentuk Wilayah Kerja
PembantuBupati Asahan dengan3 (tiga) wilayah Pembantu Asahan, yaitu: 29

1).Pembantu Bupati Wilayah-I berkedudukan di Lima Puluh meliputi: Kecamatan Medang


Deras; Kecamatan Air Putih; Kecamatan Lima Puluh; Kecamatan Talawi; Kecamatan Tanjung
Tiram.

2).Pembantu Bupati Wilayah-II berkedudukan di Air Joman meliputi: Kecamatan Air Joman;
Kecamatan Meranti; Kecamatan Tanjung Balai; Kecamatan Simpang Empat; Kecamatan Sei
Kepayang

3).Pembantu Bupati Wilayah-III berkedudukan di Buntu Pane meliputi: Kecamatan Buntu Pane;
Kecamatan Bandar Pasir Mandoge; .Kecamatan Air Batu; Kecamatan Pulau Rakyat; Kecamatan
Bandar Pulau

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 4 Tahun 1981 dan Peraturan
Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1983 tentang Pembentukan, Penyatuan,
Pemecahan dan Penghapusan Desa di Daerah Tingkat II Asahan telah dibentuk 40 (empat puluh)
Desa Persiapan dan Kelurahan Persiapan sebanyak 15 (lima belas) yang tersebar dibeberapa
Kecamatan, yang peresmian pendefinitifan-nya dilaksanakan oleh Gubernur Kepala Daerah
28
Dikutip dari www. Pemkab.Asahan .co.id pada tanggal 11 Oktober 2013 Pukul 11.00 WIB.
29
Dikutip dari Dokumen Asahan dalam Angka 2010 Tentang Sejarah daerah asahan hal.5.

Universitas Sumatera Utara


Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 20 Pebruari 1997, sesuai dengan Surat
KeputusanGubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 146/2622/SK/Tahun 1996
tanggal 7 Agustus 1996. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera
Utara Nomor 138/ 814.K/Tahun 1993 tanggal 5 Maret 1993 telah dibentuk Perwakilan
Kecamatan di 3 (tiga) Kecamatan, masing-masing sebagai berikut:

1.Perwakilan Kecamatan Sei Suka di Kecamatan Air Putih

2.Perwakilan Kecamatan Sei Balai di Kecamatan Tanjung Tiram

3.Perwakilan Kecamatan Aek Kuasan di Kecamatan Pulau Rakyat.

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Asahan no. 323 tanggal 20 September 2000 dan
Peraturan Daerah Kabupaten Asahan no. 28 tanggal 19 September 2000 telah menetapkan tiga
kecamatan perwakilan yaitu Kecamatan Sei Suka, Aek Kuasan dan Sei Balai menjadi kecamatan
yang Definitif. Kemudian berdasarkan Peraturan Bupati Asahan Nomor 9 Tahun 2006 tanggal 30
Oktober 2006 dibentuk 5 (lima ) desa baru hasil pemekaran yaitu :

1. Desa Tomuan Holbung, pemekaran dari desa Huta Padang, Kec. BP Mandoge

2. Desa Mekar Sari, pemekaran dari desa Pulau Rakyat Tua, Kec. Pulau Rakyat

3. Desa Sipaku Area, pemekaran dari desa Simpang Empat, kec. Simpang Empat

4. Desa Sentang, pemekaran dari desa Lima Laras, kec. Tanjung Tiram

5. Desa Suka Ramai, pemekaran dari desa Limau Sundai, kec. Air Putih.

Pada pertengahan tahun 2007 berdasarkan Undang-undang RI Nomor 5 tahun 2007


tanggal 15 Juni 2007 tentang pembentukan Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Asahan
dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Asahan dan Batu Bara. Wilayah Asahan terdiri atas 13
kecamatan sedangkan Batu Bara 7 kecamatan. Tanggal 15 Juni 2007 juga dikeluarkan keputusan
Bupati Asahan Nomor 196-Pem/2007 mengenai penetapan Desa Air Putih, Suka Makmur dan
Desa Gajah masuk dalam wilayah Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan. Sebelumnya ketiga

Universitas Sumatera Utara


desa tersebut masuk dalam wilayah kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara, namun mereka
memilih bergabung dengan Kabupaten Asahan. Pada awal tahun 2008 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Kabupaten Asahan Nomor 2 Tahun 2008 tanggal 20 Februari 2008 dibentuk 12
kecamatan antara lain: Kecamatan Aek Songsongan,.Kecamatan Rahuning; 3.Kecamatan Sei
Dadap,Kecamatan Sei Kepayang Barat, .Kecamatan Sei Kepayang Timur; 6.Kecamatan Tinggi
Raja, Kecamatan Setia Janji, Kecamatan Silau Laut, Kecamatan Rawang Panca Arga,
Kecamatan Pulo Bandring, Kecamatan Teluk Dalam, Kecamatan Aek Ledong. 30

Kemudian berdasarkan Peraturan Bupati Asahan Nomor 10 Tahun 2008 dibentuk 28 (dua
puluh delapan) desa baru hasil pemekaran yaitu: Desa Sukajadi Kecamatan Rawang Panca Arga,
Desa Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga, Desa Suka Damai Barat Kecamatan
Pulo Bandring, Desa Bunut Seberang Kecamatan Pulo Bandring, Desa Sionggang Kecamatan
Buntu Pane, Desa Mekar Sari Kecamatan Buntu Pane, Desa Perkebunan Sei Silau Kecamatan
Buntu Pane, Desa Karya Ambalutu Kecamatan Buntu Pane, Desa Bangun Sari Kecamatan Setia
Janji, Desa Padang Sari Kecamatan Tinggi Raja, Desa Mekar Tanjung Kecamatan Teluk Dalam,
Desa Anjung Ganjang Kecamatan Simpang Empat, Desa Tanjung Asri Kecamatan Sei Dadap,
Desa Sei Kamah Baru Kecamatan Sei Dadap, Desa Pasiran Kecamatan Sei Dadap, Desa Sijabut
Teratai Kecamatan Air Batu, Desa Pulau Pule Kecamatan Air Batu, Desa Huta Rao Kecamatan
Bandar Pulau, Desa Aek Nagali Kecamatan Bandar Pulau, Desa Gajah Sakti Kecamatan Bandar
Pulau, Desa Gunung Berkat Kecamatan Bandar Pulau, Desa Situnjak Kecamatan Aek
Songsongan, Desa Mekar Marjanji Kecamatan Aek Songsongan, Desa Rahuning I Kecamatan
Rahuning, Desa Rahuning II Kecamatan Rahuning, Desa Padang Sipirok Kecamatan Aek
Ledong, Desa Aek Loba Kecamatan Aek Kuasan, danDesa Gotting Sidodadi Kecamatan Bandar
Pasir Mandoge.

2.2. Pemerintahan Umum

Kabupaten Asahan adalah sebuah kabupaten yang terletak di Sumatera Utara, Indonesia.
Kabupaten ini beribukotakan Kisaran dan mempunyai wilayah seluas 3.675 km². Penduduknya
berjumlah 668.272 jiwa (Sensus 2010). Asahan juga merupakan Kabupaten pertama di Indonesia

30
Dikutip dari http://asahankab.bps.go.id diakses pada 15 September 2013 pukul 16.00 WIB.

Universitas Sumatera Utara


yang membentuk lembaga pengawas pelayanan umum bernama Ombudsman Daerah Asahan,
melalui SK Bupati Asahan Nomor: 419-Huk/Tahun 2004, tanggal 20 Oktober 2004. Di era
kolonial, wilayah ini disebut sebagai “Assaban” oleh orang Eropa.

Struktur Pemerintahan Kabupaten Asahan

Sumber : Asahan dalam angka tahun 2011.

Dari mulai berdirinya Kabupaten Asahan yaitu pada tanggal 15 Maret 1946 sampai dengan
sekarang, Kabupaten Asahan dipimpin oleh Bupati Asahan yaitu:

1. Abdullah Eteng (15-3-1946 s/d 30-1-1954)


2. Rakutta Sembiring Brahmana ( 1-2-1954 s/d 29-2-1960 )
3. H. Abdul Aziz ( 1-3-1960 s/d 3-5-1960 )
4. Usman J. S. ( 4-5-1960 s/d 10-5-1966)
5. H. Abdul Manan Simatupang (11-5-1966 s/d 31-1-1979)
6. Drs. Ibrahim Gani (sebagai pelaksana Bupati) (1-2-1979 s/d 2-3-1979)
7. dr. Bahmid Muhammad (2-3-1979 s/d 2-3-1984)
8. H. A. Rasyid Nasution, SH (sebagai pelaksana Bupati) (2-3-1984 s/d 17-3-1984 )

Universitas Sumatera Utara


9. Abdul Wahab Dalimunthe, SH (sebagai pelaksana Bupati) (17-3-1984 s/d 22-6-1984)
10. H. Zulfirman Siregar (22-6-1984 s/d 22-6-1989 )

11. H. Rihold Sihotang periode I (22-6-1989 s/d 22-6-1994)

12. H. Rihold Sihotang peroide II (22-6-1994 s/d Juli 1999)

13. Drs. H. Fachrudin Lubis (sebagai pelaksana Bupati) (7 - 1999 s/d 12-1- 2000)

14. Drs. Hakimil Nasution (sebagai pelaksana Bupati) (12-1-2000 s/d 25-3-2000 )

15. Drs. H. Risuddin ( 25-3-2000 s/d 25-3-2005 )

16. Drs. H. Taufan Gama Simatupang, MAP (sebagai pelaksana Bupati) ( 25-3-2005 s/d 8-8-

2005)
17. Drs. H. Risuddin (8-8-2005 s/d 19-8-2010)

18. Drs. H. Taufan Gama Simatupang, M.AP (19-8-2010 s/d sekarang

2.2.1. Wilayah Administratif


Wilayah Administrasi pemerintahan Kabupaten Asahan terdiri dari 25 kecamatan yaitu:
Aek Kuasan, Aek Ledong, Aek Songsongan, Air Batu, Air Joman, Bandar Pasir Mandoge, Bandar Pulau,
Buntu Pane, Kota Kisaran Barat, Kota Kisaran Timur, Meranti, Pulau Rakyat, Pulo Bandring, Rahuning,
Rawang Panca Arga, Sei Dadap, Sei Kepayang, Sei Kepayang Barat, Sei Kepayang Timur, Setia Janji,
Silau Laut, Simpang Empat, Tanjung Balai, Teluk Dalam, dan Tinggi Raja, 177 desa dan 27
kelurahan yang terdiri dari 29 desa swadaya, 30 desa swakarya, 145 desa swasembada yang
seluruhnya telah definitif. Dari 204 kepala desa atau lurah, 7 diantaranya dikepalai oleh
perempuan atau sekitar 3,43 persen.

2.3 Kondisi Geografi

2.3.1. Keadaan Geografi

Gambar 1

Peta Kabupaten Asahan

Universitas Sumatera Utara


Sumber peta : http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Asahan

Asahan merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera
Utara. Kabupaten Asahan menempati area seluas 379 939 Ha yang terdiri dari 25 Kecamatan,
204 Desa/Kelurahan Definitif. dengan batas-batas sebagai berikut:

Tabel 1
Batas Wilayah Asahan

Sebelah Utara Berbatasan dengan Kabupaten Batubara dan Selat


Malaka

Sebelah Timur Berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara dan

Universitas Sumatera Utara


Selat Malaka

Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara dan


Toba Samosir

Sebelah Barat Berbatasan dengan Kabupaten Simalungun

Secara geografis Kabupaten Asahan berada pada 2030’00”-3010’00" Lintang Utara, 99001-
100000 Bujur Timur dengan ketinggian 0 - 1.000 m di atas permukaan laut. Berdasarkan
ketinggian dari permukaan laut tersebut, maka Kabupaten Asahan dapat dibagi dalam 3 (tiga)
bagian yaitu:

1. Asahan Bagian Bawah, seluas 1.113,55 Km2 atau sama dengan 15,87 % dari luas wilayah
Kabupaten Asahan, dengan ketinggian 0 – 7 meter, yang meliputi 7 (tujuh) Kecamatan yakni :
Kecamatan Medang Deras, Talawi, Tanjung Tiram, Sei Balei, Air Joman, Tanjung Balai dan Sei
Kepayang.

2. Asahan Bagian Tengah, seluas 1.445,65 Km2 atau sama dengan 40,23 % dari luas wilayah
Kabupaten Asahan, dengan ketinggian 7 – 25 meter, yang meliputi 8 (delapan) Kecamatan, yakni
Kecamatan Air Batu, Lima Puluh, Meranti, Kisaran Barat, Kisaran Timur, Pulau Rakyat,
Simpang Empat dan Aek Kuasan.

3. Asahan Bagian Atas, seluas 2.065,21 Km2 atau sama dengan 45,90 % dari seluruh luas
Kabupaten Asahan dengan ketinggian 25 - 1.121 meter, yang meliputi 3 (tiga) Kecamatan yakni :
Kecamatan Bandar Pulau, Mandoge, Air Putih, Sei Suka dan Buntu Pane.

a. Dataran
Wilayah pesisir Asahan pada umumnya datar dengan kemiringan lereng 0 – 3%. Pada
daerah berbukit di sebelah Barat Daya, umumnya merupakan wilayah bergelombang dengan
kemiringan 3 – 8 %. Dataran pesisir Asahan merupakan dataran rendah dengan elevasi 0 – 200 m.
Pesisir pantai terdapat di Timur Laut, sementara wilayah Barat Daya merupakan tempat titik-titik
tertingginya, sehingga wilayah tersebut melereng dari Barat Daya ke Timur Laut. Pada wilayah
Kecamatan Bandar Pasir Mandoge terdapat Dk. Haboko yang merupakan pegunungan

Universitas Sumatera Utara


memanjang dari Selatan ke Utara yang memiliki lereng terjal, sementara di sebelah Barat Daya
juga terdapat kelurusan gunung dengan arah yang sama dengan tebing terjal juga (wilayah pada
Kecamatan Bandar Pasir Mandoge yang bukan merupakan pesisir Asahan). Sementara diantara
pegunungan dan Dk. Haboko merupakan wilayah dataran. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
daerah tersebut mempunyai struktur lipatan dengan lapisan-lapisan batuan keras dan lunak.

Wilayah pesisir Asahan merupakan dataran yang sering mengalami banjir, baik yang
disebabkan arus sungai maupun laut. Hal tersebut membentuk beberapa jenis dataran, antara lain:
dataran pantai, dataran banjir, dataran rawa, dataran tanah bencah dan delta. Banjir yang sering
terjadi juga menyebabkan suburnya wilayah ini karena endapan aluvial yang terbawa banjir ke
dataran. Karena itu banyak wilayah yang dimanfaatkan sebagai daerah perkebunan besar di
kawasan ini.Dataran pantai merupakan dataran yang dibentuk oleh wilayah laut yang muncul ke
darat. Dataran ini membentuk pantai yang landai yang makin lama makin meninggi. Sebagian
pantai merupakan rawa dan tanah bencah, karena sering terjadi pasang di wilayah tersebut yang
menyebabkan tanah berair dan membentuk rawa. Dataran rawa juga terbentuk di muara-muara
sungai, di daerah pertemuan sungai dan penyempitan sungai.

b. Perbukitan
Perbukitan di wilayah pesisir Asahan tidak banyak dijumpai. Daerah berbukit terdapat di
bagian Barat Daya, yaitu Kecamatan Bandar Pasir Mandoge dan Kecamatan Bandar Pulau.
Ketinggiannya hanya mencapai ± 200 m. Bukit tersebut memiliki lereng yang landai, kecuali Dk.
Haboko yang merupakan bukit memanjang dan memiliki lereng yang terjal dengan kemiringan
30 – 50%. Secara umum bukit-bukit tidak memperlihatkan pola yang teratur, karena merupakan
bukit-bukit tua yang sudah dikikis arus sungai. Kikisan arus sungai tersebut membentuk bukit-
bukit kecil berlereng landai yang tidak berpola.

c. Sungai

Wilayah pesisir Asahan merupakan pesisir di laut pedalaman, berbatasan dengan Selat
Malaka. Arus laut mengalir di sepanjang pantai dari Utara ke Selatan atau sebaliknya, bukan
merupakan arus yang tegak lurus pantai. Karena itu, daya kikis yang dimiliki air laut tidak begitu
kuat. Sementara bentuk dataran yang sangat landai dan sungai-sungai tua yang lebar
menunjukkan bahwa wilayah Asahan sangat dipengaruhi oleh pengikisan dan pengendapan

Universitas Sumatera Utara


aliran sungai dibanding arus laut.Pada umumnya sungai yang terdapat di wilayah pesisir Asahan
mempunyai pola dendritik. Hal ini disebabkan oleh bentuk wilayahnya yang melereng dari arah
Barat Daya ke Timur Laut. Sungai-sungai muda terdapat di bagian Barat Laut yang mengalir
seperti cabang-cabang pohon ke induk sungainya. Induk-induk sungai tersebut mengalami proses
pengikisan dan pengendapan dan beralih menjadi sungai dewasa dan tua di sebelah Timur Laut.
Hampir semua induk-induk sungai tersebut mengalir ke Sungai Asahan yang merupakan sungai
tua di bagian Timur Laut.

Sungai Asahan merupakan sungai terbesar di wilayah pesisir Asahan. Sungai ini memiliki
meanders besar, banyak endapan di tengah sungai, hampir tanpa kecepatan, gradien kecil, dan
lembah sungai yang lebar, yaitu sampai ± 1 km di daerah muaranya. Sungai ini sering
mengakibatkan banjir karena mengalir di daerah datar dan memiliki banyak pertemuan dengan
sungai dewasa dan sungai tua lain yang mengalir sebagai anak sungainya, sehingga membentuk
delta sungai yang merupakan dataran banjir dan rawa di wilayah pertemuan sungai tersebut
dengan laut.

2.3.2 Iklim

Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di Sumatera Utara, Kabupaten


Asahan termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki dua musim yaitu musim kemarau
dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya
hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim. Menurut catatan Stasiun
Klimatologi PTPN III Kebun Sei Dadap, pada tahun 2012 terdapat 90 hari hujan dengan volume
curah hujan sebanyak 2 101 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Maret yaitu 337 mm
dengan hari hujan sebanyak 9 hari. Sedangkan curah hujan paling kecil terjadi pada bulan
Februari sebesar 62 mm dengan hari hujan sebanyak 4 hari. Rata-rata curah hujan tahun 2012
mencapai 175,08 mm/bulan.

2.4. Sumber Daya Alam dan potensi daerah

2.4.1.Pertanian

Universitas Sumatera Utara


a. Tanaman Bahan Makanan
Pada tahun 2012 Menurut data BPS, produksi padi sawah di Asahan mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2011 yaitu sekitar 6,76 persen. Produksi padi sawah mencapai
93 173 ton dengan rata-rata produksi 51,81 kw/ha. Kecamatan dengan produksi padi terbesar
adalah Rawang Panca Arga yang merupakan lumbung-lumbung padi di Asahan disusul Sei
Kepayang dan Meranti. Untuk padi ladang produksi pada tahun 2012 sebesar 740 ton yang
berarti mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 yang produksinya sebesar 1 856 ton atau
sekitar 60,12 persen. Pada tahun ini padi ladang diproduksi oleh dua kecamatan yaitu BP.
Mandoge dan Bandar Pulau. Produsen jagung terbesar di Asahan untuk tahun 2012 adalah
Kecamatan Pulau Rakyat disusul BP Mandoge dan Aek Kuasan. Sedangkan produksi jagung di
Asahan mencapai 17 982 ton. Tanaman ubi kayu diusahakan hampir di seluruh kecamatan
kecuali Sei Kepayang Timur, Tanjung Balai, Air Joman dan Kisaran Barat. Produksi tahun 2012
menurun dibandingkan tahun 2011, dari 26 075 ton pada tahun 2011 menjadi 15 592 ton pada
tahun 2012. Untuk tanaman bahan makanan lainnya seperti kacang tanah, ubi jalar dan kacang
kedelai pada tahun 2012 mengalami penurunan produksi dibandingkan tahun 2011. Sedangkan
kacang hijau mengalami peningkatan.

b. Hortikultura
Pada tahun 2012 produksi cabe merah di Asahan mencapai 1 201 ton dengan rata-rata
produksi 67,85 kw/ha. Kecamatan dengan produksi cabe terbesar adalah BP Mandoge dan Pulau
Rakyat. Untuk produksi buah-buahan di Kabupaten Asahan yang paling banyak adalah Buah
Pisang sebanyak 8 594 ton, buah Rambutan 2 413 ton, Mangga 1 962 ton, Pepaya 1 291 ton,
Durian 1 284 ton Jambu Air 1 025 ton, buah Sawo 840 ton, buah Nangka 711 ton dan buah Salak
626 ton. Kecamatan dengan produksi pisang terbesar adalah Kecamatan Air Joman disusul Silau
Laut dan Kecamatan Sei Dadap.

2.4.2. Perkebunan dan Kehutanan

a. Perkebunan Rakyat
Kabupaten Asahan merupakan salah satu sentra perkebunan di Sumatera Utara. Komoditi
penting yang dihasilkan perkebunan di Kabupaten Asahan adalah karet, kelapa sawit, coklat dan
kelapa. Produksi karet mengalami penurunan dari 7 934,88 ton pada tahun 2011 menjadi 7
806,88 ton pada tahun 2012. Kecamatan Bandar Pulau merupakan kecamatan penghasil karet

Universitas Sumatera Utara


terbesar di Asahan. Tanaman kelapa sawit ditanam di seluruh kecamatan di Kabupaten Asahan.
Produksi kelapa sawit (Tandan Buah Segar) tahun 2012 sebesar 301 211,80 ton dengan total luas
tanaman 72 004,21 ha. Produksi kelapa di Asahan pada tahun 2012 mencapai 28 178,02 ton
dengan luas tanaman mencapai 24 802,90 ha. Kecamatan Sei Kepayang dan Silau Laut
merupakan penghasil kelapa terbesar di Asahan. Produksi Coklat pada tahun 2012 sebesar 2
451,89 ton dengan luas tanaman mencapai 3 822,73 ha. Kecamatan Air Batu merupakan
penghasil terbesar kakao di Asahan.

b. Perkebunan Besar
Selain perkebunan yang dikelola oleh rakyat, Asahan juga merupakan sentra perkebunan
yang dikelola oleh swasta dan BUMN (PNP/PTP). Komoditas yang diusahakan antara lain karet
dan kelapa sawit. Luas masing-masing tanaman adalah kelapa sawit 92 110,78 ha dan karet 19
642,09 ha dengan produksi karet 22 934,06 ton dan produksi kelapa sawit 1 567 213,37 ton.

c. Kehutanan
Menurut fungsinya hutan dibagi menjadi hutan suaka marga satwa, hutan lindung, hutan
produksi terbatas, hutan produksi, hutan konversi dan hutan wisata. Total areal hutan di Asahan
mencapai 118 367,84 ha yang dirinci atas 61 861,56 ha hutan lindung, 12 295,87 ha hutan
produksi terbatas, 34 631,23 ha hutan produksi dan 9 579,18 ha hutan konvensi. Areal hutan
terluas terdapat di Kecamatan BP Mandoge seluas 35 229,59 ha disusul Aek Songsongan dan
urutan ketiga Aek Kuasan dengan luas masing-masing 18 548,82 ha dan 12 522,91 ha.

Hutan mangrove terdapat di wilayah pesisir pantai. Dipengaruhi oleh pasang surut air laut
dan terdapat di daerah landai yang terlindungi dari gempuran ombak. Hutan mangrove
mengindikasikan sungai berlumpur, lumpur tersebut menyuburkan tanah dan bisa dimanfaatkan
untuk bahan bangunan. Hutan ini dapat dimanfaatkan sebagai kawasan wisata, sumber bahan
bakar seperti arang dan alkohol, sumber bahan bangunan seperti pipa air dan lem, sumber tekstil
dan kulit seperti serat sintetis, bahan pencelup pakaian dan bahan untuk penyamakan kulit, serta
sumber obat-obatan seperti minuman fermentasi, alkohol, rempah-rempah dan daging dari
propagules.

Universitas Sumatera Utara


2.4.3. Peternakan
Produksi daging unggas tahun 2012 yang terbesar adalah ayam ras pedaging yaitu 5
937,05 ton, untuk ternak kecil yang terbesar adalah Babi yaitu 171,55 ton dan untuk ternak besar
adalah sapi dengan produksi daging sebesar 625,68 ton. Populasi ternak besar yang terdiri dari
sapi dan kerbau. Pada tahun 2012 populasi sapi potong sebanyak 75 094 ekor dan kerbau
sebanyak 1 107 ekor. Populasi ternak kecil yang terdiri dari kambing, domba dan babi. Pada
tahun 2012 populasi kambing sebanyak 68 868 ekor, domba sebesar 22 073 ekor dan populasi
babi sebesar 6 898 ekor. Populasi unggas yang terdiri dari ayam ras petelur, ayam ras pedaging,
ayam kampung dan itik. Pada tahun 2012 populasi ayam ras petelur sebanyak 2 271 203 ekor,
ayam ras pedaging sebesar 6 924 723 ekor, ayam kampung sebesar 712 752 ekor dan populasi
itik sebesar 116 408 ekor.

2.4.4. Perikanan
Produksi ikan di Asahan pada tahun 2012 sebesar 1 380,53 ton, yang terdiri atas 186 ton
ikan laut, 71 ton ikan perairan darat umum dan 1 123,53 ton ikan budidaya darat. Produksi
terbesar dihasilkan oleh Kecamatan Air Joman yaitu sebesar 241,20 ton disusul Tanjung Balai
dengan produksi sebesar 122,20 ton dan Air Batu diurutan ketiga dengan produksi ikan sebesar
88,20 ton. Jumlah nelayan di Asahan tahun 2012 adalah 6 895 orang yang terdiri dari 5 109
orang nelayan penuh, 1 043 orang nelayan sambilan utama dan 743 orang nelayan sambilan
tambahan. Jumlah rumah tangga budidaya perikanan darat ada sebanyak 753 rumah tangga,
terdiri dari 62 rumah tangga petambak, 593 rumah tangga budidaya kolam, 72 rumah tangga
budidaya sawah dan 26 Jaring Apung.

2.4.5. Perindustrian

Di Indonesia industri pengolahan dibagi menurut jumlah tenaga kerjanya yaitu berskala
besar, sedang, kecil dan rumah tangga. Data industri besar dan sedang dikumpulkan oleh BPS
sedangkan data industri kecil dan rumah tangga diperoleh dari dinas Kopperindag dan
Penanaman Modal Kabupaten Asahan. Pada tahun 2012, perusahaan industri besar di Asahan
berjumlah 16 perusahaan dan industri sedang berjumlah 100 perusahaan. Sedangkan jumlah
industri kecil dan kerajinan rumah tangga pada tahun 2012 berjumlah 722 unit.

2.4.6. Energi

Universitas Sumatera Utara


Kebutuhan listrik penduduk Kabupaten Asahan sebagian besar dipasok oleh PLN Ranting
Kisaran. Pada tahun 2012 di PLN Ranting Kisaran terdapat 62 285 pelanggan dengan jumlah
daya tersambung sebesar 62 994 405 KVA. Pada tahun 2012, PDAM Kisaran telah menyalurkan
air bersih khusus ke wilayah Kabupaten Asahan sebanyak 3 681 384 meter kubik. Jumlah
pelanggan air bersih sebanyak 15 172 pelanggan dan sebagian besar pelanggan berasal dari
rumah tangga dengan jumlah air yang disalurkan mencapai 3 123 684 meter kubik.

Menurut tanda daftar perusahaan yang diterbitkan oleh Dinas Perinddag dan Penanaman
Modal Kabupaten Asahan, sampai dengan tahun 2012 terdapat 638 perusahaan yang sebagian
besar (64,11 persen) berbadan hukum PO dan yang bergerak di sektor rumah makan, hotel dan
penginapan sebesar 48,28 persen. Sampai tahun 2012 koperasi yang terdaftar sejumlah 505 buah
dengan jumlah anggota 52 889 orang dan mempunyai simpanan anggota sebesar 274,76 milliar
rupiah. Khusus untuk KUD yang diharapkan menjadi penggerak perekonomian desa jumlahnya
meningkat jika dibandingkan tahun 2011 yaitu 27 buah. Jumlah tersebut mampu menyerap 734
anggota dengan simpanan anggota sebesar 1,99 milliar rupiah dan volume usaha sebesar 1,992
milliar rupiah.

Depot Pertamina Kisaran pada tahun 2012 telah menyalurkan sekitar 60,35 juta liter
premium dan 52,36 juta liter solar kepada seluruh para pelanggannya yang terdiri dari SPBU,
TNI/Polri dan konsumen lainnya di wilayah kisaran dan Tanjung Balai. Pada tahun 2012 volume
ekspor Asahan mencapai 617 371 ton dengan nilai Rp 1 884 654,50 juta. Komoditi utama ekspor
Asahan adalah Karet dan Pelet Kayu Karet yang mencapai Rp 1 555 000,00 juta dan Rp 287
500,00 juta. Daerah pesisir Asahan diindikasikan sebagai daerah lipatan. Daerah berbatuan
lipatan sering mengandung batuan gamping, batu lempung dan batu pasir kwarsa, yang
merupakan bahan dasar industri semen, gelas, perkapuran dan sebagainya. Jika batuannya
merupakan batuan induk dan memenuhi syarat sebagai perangkap minyak, maka kemungkinan
terdapat sumber minyak dan gas bumi dan apabila memiliki batuan batolit, diindikasikan
memiliki potensi mineral logam. 31

2.5. Keadaan Demografi

31
Dikutip dari http://pemkab-asahan.go.id/ diakses pada 10 November 2013 pukul 13.30 WIB.

Universitas Sumatera Utara


2.5.1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang besar bukan hanya merupakan modal tetapi juga merupakan
beban didalam pembangunan, karenanya pembangunan diarahkan kepada peningkatan kualitas
sumber daya manusia seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan Jumlah penduduk Asahan berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP)
2000 adalah 595 828 jiwa (sudah terpisah dengan Kabupaten Batu Bara) termasuk penduduk
yang bertempat tinggal tidak tetap. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000 -
2010 berdasarkan angka terakhir SP 2000 adalah 1,15 persen per tahun. Berdasarkan Sensus
penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh badan Pusat statistik (BPS) Kabupaten Asahan,
Jumlah Penduduk Asahan lebih dari enam ratus enam puluh ribu. Tabel dibawah ini akan
menjelaskan perincian jumlah penduduk per kecamatan dan berdasarkan jenis kelamin dan sex
rasionya. Sex Ratio adalah Suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin . Rasio
ini merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk laki – laki dan perempuan di suatu
daerah tertentu.

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Dan Jenis Kelamin Tahun 2010

Kecamatan Laki-laki Perempuan jumlah Sex ratio

Bandar pasir Mandoge 16796 15973 32769 105

Bandar Pulau 10466 10046 20512 104

Aek Songsongan 8126 8188 20512 104

Rahuning 8875 8635 17510 103

Pulau Rakyat 15798 15730 31528 100

Aek Kuasan 11390 11176 22566 102

Aek Ledong 9841 9717 19558 101

Sei Kepayang 8403 8634 17037 97

Universitas Sumatera Utara


Sei Kepayang Barat 6451 6294 12745 102

Sei Kepayang timur 4439 4163 8602 107

Tanjung balai 17753 17138 34891 104

Simpang Empat 19985 19588 39573 102

Teluk dalam 8674 8590 17264 101

Air batu 19638 19504 39142 101

Sei Dadap 15545 15187 30732 102

Buntu Pane 11211 11283 22494 99

Tinggi Raja 9106 9081 18187 100

Setia Janji 5785 5696 11481 102

Meranti 9607 9766 19373 98

Pulo Bandring 14045 13916 27961 101

Rawang Panca Arga 8858 8610 17468 103

Air Joman 23072 22639 45711 102

Silau Laut 10086 10036 20122 100

Kisaan Barat 27238 28050 55288 97

Kisaran Timur 33978 34757 68735 98

ASAHAN 335166 332397 667563 101

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan

Jumlah penduduk Asahan keadaan Bulan Juni Tahun 2012 Menurut BPS diperkirakan
sebesar 677 876 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 178,42 jiwa per km2. Sebagian besar
penduduk bertempat tinggal di daerah pedesaan yaitu sebesar 61,29 persen dan sisanya 38,71

Universitas Sumatera Utara


persen tinggal di daerah perkotaan. Jumlah rumah tangga sebanyak 160 477 rumah tangga dan
setiap rumah tangga rata-rata dihuni oleh sekitar 4 jiwa, sedangkan laju pertumbuhan penduduk
dari tahun 2011-2012 sebesar 0,50 persen.

Jumlah penduduk perempuan pada tahun 2012 lebih sedikit dari penduduk laki-laki
dengan persentase sebesar 49,80 persen dengan rasio jenis kelamin sebesar 100,81 yang artinya
dari 100 penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki. Bila dilihat per kecamatan maka
Kecamatan Kisaran Timur merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar dengan
tingkat persebaran penduduk sebesar 10,29 persen sedangkan Kecamatan Sei Kepayang Timur
adalah yang terkecil yaitu 1,29 persen. Untuk Kecamatan terpadat urutan pertama adalah
Kecamatan Kisaran Timur disusul Kisaran Barat dengan masing –masing kepadatan 1 792,68
dan 1 698,09 jiwa per km2 dan yang terjarang adalah Kecamatan Bandar Pulau. Hal ini dapat
dimaklumi karena Kecamatan Kisaran Barat dan Kisaran Timur terletak di ibukota Kabupaten
Asahan.

Dilihat dari kelompok umur, persentase penduduk usia 0-14 tahun sebesar 32,38 persen,
15-64 tahun sebesar 63,42 persen dan usia 64 tahun ke atas sebesar 4,19 persen yang berarti
jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia non produktif dengan
rasio beban ketergantungan sebesar 63,42 artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif
menanggung sekitar 63 orang penduduk usia non produktif. Untuk suku bangsa yang terbanyak
adalah Jawa sebesar 59,11 persen kedua suku Batak sebesar 29,68 persen dan urutan ketiga
adalah suku Melayu sebesar 5,32 persen sedangkan sisanya 5,89 persen adalah suku Minang,
Banjar, Aceh dan lainnya. Penduduk Asahan yang menganut agama Islam tahun 2012 sebesar
604 195 jiwa, Katolik sebesar 4 557 jiwa Protestan sebesar 62 040 jiwa, Budha sebesar 6 947
jiwa dan Hindu sebesar 110 jiwa

Tabel 3 : Penduduk Kabupaten Asahan Berdasarkan Agama :

Islam 604 195 jiwa (89,13 %)

Protestan 62 040 jiwa (9,15%)

Katolik 4 557 jiwa (0,68%)

Universitas Sumatera Utara


Hindu 110 jiwa (0,02%)

Budha 6 947 jiwa (1,02%),

Sumber : BPS Kabupaten Asahan

Pelayanan terhadap kegiatan yang bersifat keagamaan harus senantiasa dipelihara dan
ditingkatkan. Kehidupan beragama yang baik di masyarakat dapat dijadikan benteng dalam
menghadapi berbagai masalah yang mungkin timbul dalam kehidupan sehari-hari. Sarana ibadah
umat beragama juga mengalami kenaikan setiap tahun. Pada tahun 2012 jumlah mesjid di
Asahan terdapat sebanyak 732 buah, langgar/musollah sebanyak 669 buah. Gereja Protestan 239
buah, Gereja Katolik 39 buah. Jumlah jemaah haji yang berangkat dari Kabupaten Asahan yang
dikoordinir pemerintah berjumlah 240 orang, angka ini lebih kecil dibandingkan tahun 2011
yang berjumlah 326 orang.

2.5.2. Sosial Ekonomi

a. Ketenagakerjaan

Tingkat partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Asahan menurut catatan BPS tampaknya
menurun pada tahun 2012. Pada tahun 2011, TPAK di Asahan 73,22 persen tetapi menurun
menjadi 62,92 persen di tahun 2012. Jika dilihat dari status pekerjaannya, hampir sepertiga
( 39,63 persen) penduduk yang bekerja di Asahan adalah buruh atau karyawan. Penduduk yang
berusaha dengan dibantu anggota keluarga mencapai 9,34 persen, sedangkan penduduk yang
bekerja sebagai pekerja keluarga mencapai 10,47 persen. Sebesar 6,11 persen penduduk Asahan
yang menjadi pengusaha yang mempekerjakan buruh tetap/bukan anggota keluarganya.

Jumlah penduduk Asahan yang merupakan angkatan kerja pada Tahun 2012 adalah
sebanyak 288 213 jiwa yang terdiri dari 267 117 jiwa terkategori bekerja dan sebesar 21 096 jiwa
terkategori mencari kerja dan tidak bekerja (pengangguran terbuka). Penduduk Asahan yang
bekerja ini sebagian besar bekerja pada sektor pertanian yaitu 51,65 persen. Sektor kedua
terbesar dalam menyerap tenaga kerja di Asahan adalah sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan
perorangan yaitu sebesar 18,50 persen.

Universitas Sumatera Utara


Sektor lain yang cukup besar peranannya dalam menyerap tenaga kerja adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 13,58 persen saja. Selebihnya bekerja di sektor
penggalian dan pertambangan, sektor listrik,gas dan air minum, sektor bangunan, sektor
angkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan. Jumlah pencari kerja yang terdaftar pada tahun
2012 sebanyak 424 orang ditambah dengan sisa tahun lalu menjadi 2 105 orang yang terdiri dari
1 034 pencari kerja laki-laki dan sisanya 1 071 adalah pekerja perempuan dan 8,65 persen
diantaranya sudah ditempatkan.

2.5.3. Pendidikan

Penyediaan sarana fisik pendidikan dan jumlah tenaga guru yang memadai merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi sekolah dan kualitas pendidikan masyarakat.
Jumlah sekolah dan guru pengajar di sekolah pada tahun 2012 dapat dilihat di tabel 3 dibawah ini.

Tabel 4 : Sarana Pendidikan Di kabupaten Asahan

Jenis Sekolah Jumlah Jumlah Murid Jumlah Guru

Taman Kanak-kanak (TK) 85 4151 orang 396 orang

Sekolah Dasar (SD) 424 84737 orang 6288 orang

SLTP 100 27690 orang 2567 orang

SLTA 41 13132 orang 748 orang

SLTA Kejuruan 32 10703 orang 612 orang

Sumber : BPS Kabupaten Asahan

Rasio murid terhadap sekolah untuk tingkat SD adalah 200 murid per sekolah dengan
rasio tertinggi terdapat di Kecamatan Air Joman dan terendah di Kecamatan Sei Kepayang
Timur masing-masing 287 dan 126 murid per sekolah. Untuk SLTP Rasio murid terhadap
sekolah untuk tingkat Lanjutan pertama (SLTP) adalah 277 murid per sekolah. Rasio tertinggi
terdapat di Kecamatan Kisaran Timur yaitu 459 murid per sekolah dan terendah di Kecamatan
Sei Kepayang Timur yaitu 65 murid per sekolah. Sementara untuk tingkat SLTA rasio murid

Universitas Sumatera Utara


terhadap sekolah adalah 320 murid per sekolah. Rasio tertinggi terdapat di Kecamatan Simpang
Empat (629 murid per sekolah) dan terendah di Kecamatan Rawang Panca Arga yaitu 90 murid
per sekolah. Selain itu di Asahan juga terdapat sekolah agama (madrasah) yang setara dengan
sekolah umum dengan perincian di Tabel 4, yaitu :

Tabel 5 : Tabel Sekolah Madrasah di Kabupaten Asahan

Jenis Madrasah Jumlah Jumlah Murid Jumlah Guru

Madrasah Ibtidaiyah 82 12691 orang 699 orang

Madrasah Tsanawiyah 80 12355 orang 937 orang

Madrasah Aliyah 41 5128 orang 616 orang

Sumber : BPS Kabupaten Asahan

Di Kabupaten Asahan juga terdapat beberapa perguruan tinggi swasta (Strata 1 dan
Diploma) yaitu UNA, IAI Daar Al Uluum, STIH Muhammadiyah, STIE Muhammadiyah, AMIK
Intelkom Global Indo, AMIK Royal, AKPER YAGMA, AKPER PEMDA, AKBID Bina Daya
Husada, AKBID Asyifa, dan AKBID Ikhtisan Aulia

2.5.4. Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB)

Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan
tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang memadai sangat membantu dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Di Kabupaten Asahan terdapat satu buah Rumah Sakit Umum (RSU) milik pemerintah dan
sepuluh buah milik swasta. Sedangkan Puskesmas yang ada berjumlah 22 buah juga terdapat
Puskesmas Pembantu dan Posyandu masing-masing berjumlah 116 dan 958 buah semuanya
tersebar di tiap kecamatan

Tenaga Medis yang tersedia di Kabupaten Asahan baik negeri maupun swasta ada 101
orang dokter umum, 21 dokter spesialis dan 29 orang dokter gigi. Sementara itu tenaga medis
pemerintah lainnya seperti bidan ada 655 orang. perawat dan pembantu perawat ada 330 orang,

Universitas Sumatera Utara


juga terdapat 72 orang bidan swasta dan 159 perawat dan pembantu perawat swasta. Di
Kabupaten Asahan, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) pada tahun 2012 berjumlah 121 025.
Dari jumlah tersebut 69,27 persen adalah akseptor aktif yang jumlahnya meningkat dibandingkan
tahun 2011. Alat Kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah pil, suntik dan IUD
sedangkan klinik KB yang ada berjumlah 68 buah.

2.5.5 Kemiskinan

Dari data yang dikeluarkan BPS, jumlah penduduk miskin di Asahan mengalami
perubahan dari tahun 2008 – 2012. Pada tahun 2008 terjadi penurunan penduduk miskin baik
secara absolut maupun secara persentase, yaitu menjadi 88,02 ribu jiwa atau sekitar 12,89 persen.
Di tahun 2009 jumlah dan persentase turun menjadi sebanyak 83,66 ribu jiwa atau sekitar 12,09
persen, kemudian pada tahun 2010 penduduk miskin turun menjadi 76,30 ribu jiwa (11,42
persen). Pada tahun 2011 angka kemiskinan ini kembali turun menjadi 73,40 ribu jiwa atau 10,85
persen. Di tahun 2012 angka kemiskinan menjadi 71,20 ribu jiwa (10,52 persen).

2.6. Sarana dan Prasarana

2.6.1. Transportasi

Jalan merupakan sarana yang sangat penting untuk memperlancar dan mendorang roda
perekonomian. Sarana jalan yang baik dapat meningkatkan mobilitas penduduk dan
memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di seluruh
Kabupaten Asahan pada tahun 2012 mencapai 1 698,53 km yang terbagi atas jalan negara (81,79
km), jalan propinsi (263,50 km) dan jalan kabupaten (1 353,24 km). Untuk jalan kabupaten
sebagian besar permukaannya adalah tanah yaitu sebesar 33,54 persen, 14,83 persen aspal, 13,16
persen hotmix, 11,83 persen kerikil dan 26,63 persen batu. Kondisi jalan di Kabupaten Asahan
pada tahun 2012 masih memerlukan perhatian yang serius, walaupun sudah terjadi perbaikan di
beberapa ruas jalan tetapi sebagian besar jalan di Asahan (57,92 persen) kondisinya masih rusak
dan rusak berat terutama untuk jalan kabupaten.

Universitas Sumatera Utara


Pada tahun 2012 jumlah kendaran bermotor yang diuji UPT. UPPKB mencapai 3 843
kendaraan, sedangkan jumlah Surat Izin Mengemudi (SIM) yang dikeluarkan oleh Satlantas
Polres Asahan sebanyak 38 615 buah dengan berbagai kategori SIM.

Kisaran, ibukota Kabupaten Asahan merupakan jalur lalulintas kereta api Medan – Tanjung
Balai dan Medan – Rantau Prapat. Pada tahun 2012 dari 7 stasiun kereta api yang terdapat di
wilayah Asahan dan Batu Bara tercatat sebanyak 198 062 penumpang dan 114 744 ton barang.

2.6.2. Komunikasi

Di era globalisasi ini peranan sektor pos dan telekomunikasi sangatlah penting, kemajuan
teknologi telekomunikasi akan meningkatkan arus informasi sehingga arus berita, informasi dan
data berjalan lancar. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk memperlancar pelayanan
berkenan semakin meningkatnya permintaan akan jasa pos. Salah satu diantaranya dengan
memperbanyak jumlah kantor pelayanan pos. Untuk jumlah kiriman prioritas yang dikirim ada
sebanyak 62 172 buah yang terdiri dari 60 236 surat pos kilat khusus dan 1 936 buah paket pos
kilat khusus. Sedangkan kiriman prioritas yang diterima sebanyak 252 468 buah yang terdiri dari
250 953 surat pos kilat khusus dan 1 515 buah paket pos kilat khusus.

2.7. Keuangan dan Harga

2.7.1. Keuangan

Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Asahan pada tahun 2012 mencapai 1 037,633
milliar rupiah sedangkan pendapatan daerahnya mencapai 1 039,734 milliar rupiah. Peranan
bank dalam menunjang pertumbuhan perekonomian Kabupaten Asahan cukup berarti. Untuk
mendukung program pemerintah dan memperlancar modal usaha. Tahun 2012 Posisi Kredit
mikro yang telah disalurkan oleh bank pada Bulan Desember sebesar 659,086 juta rupiah, untuk
kredit kecil sebesar 641,379 juta rupiah dan untuk kredit menengah sebesar 462,680 juta rupiah.
Selain bank dan koperasi, pegadaian merupakan salah satu alternatif lain bagi masyarakat untuk
memperoleh kredit atau pinjaman secara cepat dan mudah. Pada tahun 2012 kredit yang di
salurkan oleh Perum Pegadaian Cabang Kisaran sebesar 68,856 milliar rupiah. Bagi nasabah
yang tidak mampu menebus barangnya sampai batas waktu yang telah ditentukan maka akan

Universitas Sumatera Utara


dilakukan pelelangan. Nilai pelelangan yang terjadi pada tahun 2012 mencapai 1,398 miliar
rupiah. 32

Asuransi Jasa Raharja yang bergerak di bidang pemberian santunan kecelakaan, pada
tahun 2012 telah membayarkan santunan kecelakaan sebesar 10,508 milliar rupiah kepada 715
korban/ahli waris kecelakaan yang terdiri dari 495 korban luka-luka dan 220 korban meninggal
dunia. Jumlah peserta Askes yang terdaftar pada tahun 2012 sebanyak 14 501 orang peserta,
sedangkan biaya yang dibayarkan oleh PT. Askes untuk anggotanya di wilayah Asahan sebesar
4,523 miliar rupiah.

2.7.2. Harga

Secara Umum, selama Januari sampai Desember 2012, di Kabupaten Asahan (dalam hal ini
diwakili oleh Kotamadya Pematang Siantar sebagai salah satu kota inflasi yang terdekat dengan
Kabupaten Asahan) terjadi 12 kali inflasi. Besarnya inflasi bulanan yang terjadi di Kabupaten
Asahan cukup relatif stabil berkisar antara 1,60 persen (Maret) sampai 4,73 persen (Desember).

2.7.3. Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk

Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan menurut hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) 2012 dapat dilihat pada tabel 10.1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa pengeluaran rata-
rata sebulan penduduk Kabupaten Asahan pada tahun 2012 sebesar Rp. 565 391 yang terdiri dari
pengeluaran untuk makanan Rp 331 193 (58,58 persen) dan untuk bukan makanan Rp.234 198
(41,42 persen). Sekitar 41% penduduk Kabupaten Asahan berada pada golongan pengeluaran
yang cukup tinggi yaitu diatas Rp 500 000,- per kapita sebulan. Hal ini sejalan dengan persentase
pengeluaran Kabupaten Asahan yang cukup besar pada golongan pengeluaran diatas Rp 500
000,- yakni 72,14 persen.

2.7.4. Pendapatan Regional

Pada tahun 2012 PDRB Kabupaten Asahan atas dasar harga berlaku (adhb) menurut data
BPS Kabupaten Asahan mencapai 15,376 triliun rupiah. Sektor pertanian merupakan kontibutor
utama yang memberikan peranan sebesar 36,31 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor Industri

32
Dikutip dari http://asahankab.bps.go.id diakses pada 13 November 2013 pukul 16.00 WIB.

Universitas Sumatera Utara


(29,88 persen) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,13 persen. Sedangkan
sektor-sektor lainnya hanya menyumbang total kontribusi sebesar 17,68 persen.

Berdasarkan harga konstan (adhk) tahun 2000, PDRB Kabupaten Asahan pada tahun
2012 mencapai 5,995 triliun rupiah. Pada tahun 2012 ini semua sektor ekonomi mengalami
pertumbuhan dibandingkan tahun 2011. Pada tahun yang sama pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Asahan mencapai 5,57 persen, pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor Keuangan, Usaha
Persewaan dan Jasa Perusahaan (10,27 persen). PDRB per kapita Kabupaten Asahan mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2011. Berdasarkan harga berlaku naik dari Rp. 20 236 936
menjadi Rp. 22 682 748 sedangkan adhk 2000 juga mengalami peningkatan dari Rp. 8 420 068
tahun 2011 menjadi Rp. 8 845 000 pada tahun 2012.

Universitas Sumatera Utara

You might also like