Professional Documents
Culture Documents
Kesultanan Asahan berdiri pada abad XVI, yaitu pada saat Sultan Abdul Jalil dilantik
sebagai Sultan Asahan yang pertama dengan gelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah. Ayahnya
ialah Sultan Alaiddin Mahkota Alam Johan Berdaulat (Sultan Alaiddin Riayat Syah “Al
Qahhar”), Sultan Aceh ke XIII yang memerintah sejak tahun 1537 – 1568, sementara ibunya
adalah Siti Ungu Selendang Bulan, anak dari Raja Pinang Awan yang bergelar “Marhum
Mangkat di Jambu”. (Pinang Awan terletak di Kabupaten Labuhan Batu). Sebelumnya, Aceh
telah menaklukkan negeri-negeri kecil di pesisir Sumatera Utara dan di dalam salah satu
pertempuran inilah Raja Pinang Awan terbunuh dan anaknya Siti Ungu dibawa ke Aceh dan
menikah dengan Sultan Alaiddin.
Di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Hussein Syah (1813 – 1854) dan anaknya,
Sultan Ahmad Syah, Asahan merupakan kerajaan yang disegani di daerah antara Serdang dan
Siak dan mempunyai pengaruh besar di Batu Bara, Bilah dan Panai. Di masa inilah terjadi
persaingan antara Belanda, Inggris dan Aceh di Asahan karena Belanda dan Inggris masing-
26
Dikutip dari Dokumen Asahan Dalam Angka 2011 tentang Sejarah singkat Asahan hal.1.
Pada saat Elisa Netscher dilantik sebagai Residen Belanda di Riau pada tahun 1861,
Beliau membawa seorang pembesar Minangkabau Raja Burhanuddin ke negeri-negeri ini untuk
menilai keadaan. Beliau melaporkan kepada Netscher bahwa tidak ada kerajaan yang mau
mengakui kedaulatan Siak. Deli, Serdang dan Langkat masih di bawah pengaruh Aceh tetapi
bersedia menerima perlindungan Belanda. Hanya Asahan dan negeri di bawah pengaruhnya:
Batu Bara, Panai dan Bilah, yang tidak mau berhubungan dengan Siak dan Belanda.
Pada Agustus 1862, Netscher dan Pembantu Residen Belanda di Siak, Arnold diiringi
oleh pembesar-pembesar Siak mengunjungi negeri-negeri yang terlibat. Walaupun mengalami
beberapa kesulitan, Netscher berhasil menundukkan Panai, Bilah, Kota Pinang, Serdang, Deli
dan Langkat di bawah kekuasaan Belanda. Hanya Asahan saja yang tidak bersedia tunduk,
bahkan di pantai Asahan dikibarkan bendera Inggris. Tindakan Belanda ini mendapat tantangan
yang keras dari pedagang-pedagang Inggris di Pulau Pinang karena ia menggugat hubungan
perdagangan di antara Pulau Pinang dengan negeri-negeri tersebut. Sebelumnya Sultan Asahan
dan Raja Muda Asahan telah memberitahu Gubernur negeri-negeri Selat, yaitu Kolonel
Cavenagh, perihal niat Belanda. Major Man, Resident Councillor di Pulau Pinang kemudian
dikirim ke Deli, Serdang dan Langkat untuk mengawasi keadaan Sultan Ibrahim, Aceh turut
menentang tindakan Belanda ini. Dari kacamata Aceh, seluruh pesisir timur Sumatera sampai ke
Panai dan Bilah adalah daerah takluknya. Justru itu angkatan perang Aceh dikirim ke Tamiang,
Langkat, Deli, Serdang, Batu Bara dan Asahan.
Tanggal 12 September 1865 kesultanan Asahan secara resmi berhasil dikuasai Belanda.
Kekuasaan pemerintahan Belanda di Asahan/Tanjung Balai dipimpin oleh seorang Kontroler,
yang diperkuat dengan Gouverments Besluit tanggal 30 September 1867 nomor 2 tentang
pembentukan Afdeling Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai dan pembagian wilayah
pemerintahan dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Onder Afdeling Batubara; 2) Onder Afdeling
Asahan; 3) Onder Afdeling Labuhan Batu. Kerajaan Sultan Asahan dan pemerintahan Datuk-
datuk di wilayah Batubara tetap diakui oleh Belanda, namun tidak berkuasa penuh sebagaimana
sebelumnya.Wilayah pemerintahan Kesultanan dibagi atas Distrik dan Onder Distrik, yaitu; 1)
Distrik Tanjung Balai dan Onder; Distrik Sungai Kepayang; 2) Distrik Kisaran; 3) Distrik
Bandar Pulau dan Onder Distrik Bandar Pasir Mandoge. Sedangkan wilayah pemerintahan
Datuk-datuk di Batubara dibagi menjadi wilayah Self Bestuur, yaitu: 1) Self Bestuur Indrapura;
2) Self Bestuur Lima Puluh; 3) Self Bestuur Pesisir; 4) Self Bestuur Suku Dua (Bogak dan Lima
Laras).
Netscher kemudian mengangkat Tengku Naamal Allah Yang Dipertuan Negeri Kualuh
menjadi pemangku Sultan Asahan dan melantik seorang Contoleur Belanda sebagai penasehat.
Sultan Ahmadsyah kemudian menyerah namun kaum Batak di pedalaman meneruskan
perjuangan menentang Belanda. Pada tahun itu juga, Sultan Ahmadsyah diasingkan Belanda ke
Riau bersama adiknya, Tengku Muhammad Adil. Tengku Pengeran Besar Muda di asingkan ke
Ambon. Pada tahun 1868 Tengku Naamal Allah dilantik menjadi Pemangku Sultan karena kaum
Batak tidak mau menyokong pemerintahannya dan menuntut kepulangan Sultan Ahmad Syah.
Pak Netak, Raja Bandar Pulau di Hulu Asahan meninggal saat menentang Belanda pada
tahun 1870. Perjuangan secara gerilya diteruskan terutama pada tahun 1879 dan 1883. Dari tahun
1868 sampai dengan 1886 Asahan diletakkan Netscher di bawah pemerintahan empat orang
27
Bloger asahan.Inilah sejarah nama asahan dari abad XVI: http://budaya-indonesia sekarang.blogspot.com/2010/10/kabupaten
asahan-sumatera-utara.html. diakses 10 November 2013 pukul 13.00WIB.
Sultan Muhammad Hussein II meninggal pada usia 53 tahun, karena Tengku Saibun
masih anak-anak, Tengku Alang Yahya (Bendahara) dilantik menjadi pemangku sultan dengan
Pendudukan Jepang di Indonesia sejak Maret 1942 hingga 1945 mengakibatkan keadaan
yang semakin carut-marut. Pada tanggal 13 Maret 1942 Pemerintahan Belanda berhasil
ditundukkan Jepang. Pemerintahan Fasisme Jepang yang dipimpin T. Jamada mengganti nama
struktur pemerintahan menjadi Asahan Bunsyu dan bawahannya Fuku Bunsyu Batubara. Selain
itu wilayah yang lebih kecil dibagi menjadi Distrik, yaitu Distrik Tanjung Balai, Kisaran, Bandar
Pulau, Pulau Rakyat dan Sei Kepayang.Pemerintahan Fasisme Jepang berakhir pada tanggal 14
Agustus 1945 dan tanggal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan.
Sesuai dengan perkembangan Ketatanegaraan RI maka berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1945,
Komite Nasional Indonesia wilayah Asahan dibentuk pada bulan September 1945. Pada saat itu
pemerintahan yang dipegang oleh Jepang sudah tidak ada lagi tapi pemerintahan Kesultanan dan
pemerintahan Fuku Bunsyu di Batubara masih tetap ada.
Pergerakan anti kaum bangsawan kian merebak dan pemimpin republik tidak berkuasa
menahannya. Saat itu beberapa pemimpin politik yang opportunis, dua diantaranya adalah Karim
Marah Sutan dan Luat Siregar dari Partai Komunis Indonesia menggunakan pergerakan anti
kaum bangsawan ini sebagai landasan untuk memperkuat landasan kekuatan politik mereka.
Untuk mencapai tujuan ini, mereka membangkitkan sentimen rakyat sampai akhirnya tercetuslah
Revolusi Sosial di mana Raja-raja dan keluarganya dibunuh beramai-ramai dengan kejam dan
hartanya dirampas. Selain para bangsawan, para perusuh juga membunuh kalangan profesional
yang berpendidikan barat terutama mereka yang hidup mengkuti gaya hidup barat. Oleh karena
itu, beberapa orang pro nasionalis dan keluarganya juga turut dibunuh.
Keluarga Kesultanan Deli dan Serdang terselamatkan berkat penjagaan tentara Sekutu
yang sedang bertugas di Medan untuk menerima penyerahan dari Jepang. Sementara di Serdang,
beberapa orang keluarga raja sejak awal telah mendukung rakyat menentang Belanda. Namun di
Langkat, Istana Sultan dan rumah-rumah kerabat diserang dan rajanya dibunuh bersama
keluarganya termasuklah penyair besar Indonesia, Tengku Amir Hamzah yang dipancung di
Kuala Begumit. tragedi yang paling dahsyat terjadi pada bulan Maret 1946 di Asahan dan di
kerajaan-kerajaan Melayu di Labuhan Batu seperti Kualuh, Panai dan Kota Pinang. Di Labuhan
Batu, daerah yang paling jauh dengan Kota Medan sehingga tidak dapat dilindungi oleh pasukan
sekutu. Istana raja dikepung dan raja-rajanya pun dibunuh seperti Yang Dipertuan Tengku Al
Haji Muhammad Syah (Kualuh), Sultan Bidar Alam Syah IV (Bilah), Sultan Mahmud Aman
Gagar Alam Syah (Panai) da Tengku Mustafa gelar Yang Dipertuan Besar Makmur Perkasa
Alam Syah (Kota Pinang). Di Asahan, sebagian besar keluarga Raja dibunuh, namun Sultan
Saibun selamat dan menyerahkan diri kepada Pemerintah Republik Indonesia di Pematang
Siantar. Beliau meninggal di Medan pada 6 April 1980.
Sejak peristiwa itu, Pada tanggal 15 Maret 1946 berlaku struktur pemerintahan RI di
Asahan dan wilayah Asahan dipimpin oleh Abdullah Eteng sebagai Kepala Wilayah dan Sori
4) Kabupaten Asahan dibagi menjadi 15 (lima belas) wilayah kecamatan yang terdiri dari:
a) Kewedanaan Tanjung Balai dibagi atas:
(1) Kecamatan Tanjung Balai
(2) Kecamatan Air Joman
(3) Kecamatan Simpang Empat
(4) Kecamatan Sei Kepayang
b) Kewedanaan Kisaran dibagi atas:
(1) Kecamatan Kisaran
(2) Kecamatan Air Batu
(3) Kecamatan Buntu Pane
c) Kewedanaan Batubara Utara dibagi atas:
(1) Kecamatan Medang Deras
(2) Kecamatan Air Putih
d) Kewedanaan Batubara Selatan dibagi atas:
(1) Kecamatan Talawi
(2) Kecamatan Tanjung Tiram
(3) Kecamatan Lima Puluh
e) Kewedanaan Bandar Pulau dibagi atas:
(1) Kecamatan Bandar Pulau
2).Pembantu Bupati Wilayah-II berkedudukan di Air Joman meliputi: Kecamatan Air Joman;
Kecamatan Meranti; Kecamatan Tanjung Balai; Kecamatan Simpang Empat; Kecamatan Sei
Kepayang
3).Pembantu Bupati Wilayah-III berkedudukan di Buntu Pane meliputi: Kecamatan Buntu Pane;
Kecamatan Bandar Pasir Mandoge; .Kecamatan Air Batu; Kecamatan Pulau Rakyat; Kecamatan
Bandar Pulau
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 4 Tahun 1981 dan Peraturan
Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1983 tentang Pembentukan, Penyatuan,
Pemecahan dan Penghapusan Desa di Daerah Tingkat II Asahan telah dibentuk 40 (empat puluh)
Desa Persiapan dan Kelurahan Persiapan sebanyak 15 (lima belas) yang tersebar dibeberapa
Kecamatan, yang peresmian pendefinitifan-nya dilaksanakan oleh Gubernur Kepala Daerah
28
Dikutip dari www. Pemkab.Asahan .co.id pada tanggal 11 Oktober 2013 Pukul 11.00 WIB.
29
Dikutip dari Dokumen Asahan dalam Angka 2010 Tentang Sejarah daerah asahan hal.5.
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Asahan no. 323 tanggal 20 September 2000 dan
Peraturan Daerah Kabupaten Asahan no. 28 tanggal 19 September 2000 telah menetapkan tiga
kecamatan perwakilan yaitu Kecamatan Sei Suka, Aek Kuasan dan Sei Balai menjadi kecamatan
yang Definitif. Kemudian berdasarkan Peraturan Bupati Asahan Nomor 9 Tahun 2006 tanggal 30
Oktober 2006 dibentuk 5 (lima ) desa baru hasil pemekaran yaitu :
1. Desa Tomuan Holbung, pemekaran dari desa Huta Padang, Kec. BP Mandoge
2. Desa Mekar Sari, pemekaran dari desa Pulau Rakyat Tua, Kec. Pulau Rakyat
3. Desa Sipaku Area, pemekaran dari desa Simpang Empat, kec. Simpang Empat
4. Desa Sentang, pemekaran dari desa Lima Laras, kec. Tanjung Tiram
5. Desa Suka Ramai, pemekaran dari desa Limau Sundai, kec. Air Putih.
Kemudian berdasarkan Peraturan Bupati Asahan Nomor 10 Tahun 2008 dibentuk 28 (dua
puluh delapan) desa baru hasil pemekaran yaitu: Desa Sukajadi Kecamatan Rawang Panca Arga,
Desa Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga, Desa Suka Damai Barat Kecamatan
Pulo Bandring, Desa Bunut Seberang Kecamatan Pulo Bandring, Desa Sionggang Kecamatan
Buntu Pane, Desa Mekar Sari Kecamatan Buntu Pane, Desa Perkebunan Sei Silau Kecamatan
Buntu Pane, Desa Karya Ambalutu Kecamatan Buntu Pane, Desa Bangun Sari Kecamatan Setia
Janji, Desa Padang Sari Kecamatan Tinggi Raja, Desa Mekar Tanjung Kecamatan Teluk Dalam,
Desa Anjung Ganjang Kecamatan Simpang Empat, Desa Tanjung Asri Kecamatan Sei Dadap,
Desa Sei Kamah Baru Kecamatan Sei Dadap, Desa Pasiran Kecamatan Sei Dadap, Desa Sijabut
Teratai Kecamatan Air Batu, Desa Pulau Pule Kecamatan Air Batu, Desa Huta Rao Kecamatan
Bandar Pulau, Desa Aek Nagali Kecamatan Bandar Pulau, Desa Gajah Sakti Kecamatan Bandar
Pulau, Desa Gunung Berkat Kecamatan Bandar Pulau, Desa Situnjak Kecamatan Aek
Songsongan, Desa Mekar Marjanji Kecamatan Aek Songsongan, Desa Rahuning I Kecamatan
Rahuning, Desa Rahuning II Kecamatan Rahuning, Desa Padang Sipirok Kecamatan Aek
Ledong, Desa Aek Loba Kecamatan Aek Kuasan, danDesa Gotting Sidodadi Kecamatan Bandar
Pasir Mandoge.
Kabupaten Asahan adalah sebuah kabupaten yang terletak di Sumatera Utara, Indonesia.
Kabupaten ini beribukotakan Kisaran dan mempunyai wilayah seluas 3.675 km². Penduduknya
berjumlah 668.272 jiwa (Sensus 2010). Asahan juga merupakan Kabupaten pertama di Indonesia
30
Dikutip dari http://asahankab.bps.go.id diakses pada 15 September 2013 pukul 16.00 WIB.
Dari mulai berdirinya Kabupaten Asahan yaitu pada tanggal 15 Maret 1946 sampai dengan
sekarang, Kabupaten Asahan dipimpin oleh Bupati Asahan yaitu:
13. Drs. H. Fachrudin Lubis (sebagai pelaksana Bupati) (7 - 1999 s/d 12-1- 2000)
14. Drs. Hakimil Nasution (sebagai pelaksana Bupati) (12-1-2000 s/d 25-3-2000 )
16. Drs. H. Taufan Gama Simatupang, MAP (sebagai pelaksana Bupati) ( 25-3-2005 s/d 8-8-
2005)
17. Drs. H. Risuddin (8-8-2005 s/d 19-8-2010)
Gambar 1
Asahan merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera
Utara. Kabupaten Asahan menempati area seluas 379 939 Ha yang terdiri dari 25 Kecamatan,
204 Desa/Kelurahan Definitif. dengan batas-batas sebagai berikut:
Tabel 1
Batas Wilayah Asahan
Secara geografis Kabupaten Asahan berada pada 2030’00”-3010’00" Lintang Utara, 99001-
100000 Bujur Timur dengan ketinggian 0 - 1.000 m di atas permukaan laut. Berdasarkan
ketinggian dari permukaan laut tersebut, maka Kabupaten Asahan dapat dibagi dalam 3 (tiga)
bagian yaitu:
1. Asahan Bagian Bawah, seluas 1.113,55 Km2 atau sama dengan 15,87 % dari luas wilayah
Kabupaten Asahan, dengan ketinggian 0 – 7 meter, yang meliputi 7 (tujuh) Kecamatan yakni :
Kecamatan Medang Deras, Talawi, Tanjung Tiram, Sei Balei, Air Joman, Tanjung Balai dan Sei
Kepayang.
2. Asahan Bagian Tengah, seluas 1.445,65 Km2 atau sama dengan 40,23 % dari luas wilayah
Kabupaten Asahan, dengan ketinggian 7 – 25 meter, yang meliputi 8 (delapan) Kecamatan, yakni
Kecamatan Air Batu, Lima Puluh, Meranti, Kisaran Barat, Kisaran Timur, Pulau Rakyat,
Simpang Empat dan Aek Kuasan.
3. Asahan Bagian Atas, seluas 2.065,21 Km2 atau sama dengan 45,90 % dari seluruh luas
Kabupaten Asahan dengan ketinggian 25 - 1.121 meter, yang meliputi 3 (tiga) Kecamatan yakni :
Kecamatan Bandar Pulau, Mandoge, Air Putih, Sei Suka dan Buntu Pane.
a. Dataran
Wilayah pesisir Asahan pada umumnya datar dengan kemiringan lereng 0 – 3%. Pada
daerah berbukit di sebelah Barat Daya, umumnya merupakan wilayah bergelombang dengan
kemiringan 3 – 8 %. Dataran pesisir Asahan merupakan dataran rendah dengan elevasi 0 – 200 m.
Pesisir pantai terdapat di Timur Laut, sementara wilayah Barat Daya merupakan tempat titik-titik
tertingginya, sehingga wilayah tersebut melereng dari Barat Daya ke Timur Laut. Pada wilayah
Kecamatan Bandar Pasir Mandoge terdapat Dk. Haboko yang merupakan pegunungan
Wilayah pesisir Asahan merupakan dataran yang sering mengalami banjir, baik yang
disebabkan arus sungai maupun laut. Hal tersebut membentuk beberapa jenis dataran, antara lain:
dataran pantai, dataran banjir, dataran rawa, dataran tanah bencah dan delta. Banjir yang sering
terjadi juga menyebabkan suburnya wilayah ini karena endapan aluvial yang terbawa banjir ke
dataran. Karena itu banyak wilayah yang dimanfaatkan sebagai daerah perkebunan besar di
kawasan ini.Dataran pantai merupakan dataran yang dibentuk oleh wilayah laut yang muncul ke
darat. Dataran ini membentuk pantai yang landai yang makin lama makin meninggi. Sebagian
pantai merupakan rawa dan tanah bencah, karena sering terjadi pasang di wilayah tersebut yang
menyebabkan tanah berair dan membentuk rawa. Dataran rawa juga terbentuk di muara-muara
sungai, di daerah pertemuan sungai dan penyempitan sungai.
b. Perbukitan
Perbukitan di wilayah pesisir Asahan tidak banyak dijumpai. Daerah berbukit terdapat di
bagian Barat Daya, yaitu Kecamatan Bandar Pasir Mandoge dan Kecamatan Bandar Pulau.
Ketinggiannya hanya mencapai ± 200 m. Bukit tersebut memiliki lereng yang landai, kecuali Dk.
Haboko yang merupakan bukit memanjang dan memiliki lereng yang terjal dengan kemiringan
30 – 50%. Secara umum bukit-bukit tidak memperlihatkan pola yang teratur, karena merupakan
bukit-bukit tua yang sudah dikikis arus sungai. Kikisan arus sungai tersebut membentuk bukit-
bukit kecil berlereng landai yang tidak berpola.
c. Sungai
Wilayah pesisir Asahan merupakan pesisir di laut pedalaman, berbatasan dengan Selat
Malaka. Arus laut mengalir di sepanjang pantai dari Utara ke Selatan atau sebaliknya, bukan
merupakan arus yang tegak lurus pantai. Karena itu, daya kikis yang dimiliki air laut tidak begitu
kuat. Sementara bentuk dataran yang sangat landai dan sungai-sungai tua yang lebar
menunjukkan bahwa wilayah Asahan sangat dipengaruhi oleh pengikisan dan pengendapan
Sungai Asahan merupakan sungai terbesar di wilayah pesisir Asahan. Sungai ini memiliki
meanders besar, banyak endapan di tengah sungai, hampir tanpa kecepatan, gradien kecil, dan
lembah sungai yang lebar, yaitu sampai ± 1 km di daerah muaranya. Sungai ini sering
mengakibatkan banjir karena mengalir di daerah datar dan memiliki banyak pertemuan dengan
sungai dewasa dan sungai tua lain yang mengalir sebagai anak sungainya, sehingga membentuk
delta sungai yang merupakan dataran banjir dan rawa di wilayah pertemuan sungai tersebut
dengan laut.
2.3.2 Iklim
2.4.1.Pertanian
b. Hortikultura
Pada tahun 2012 produksi cabe merah di Asahan mencapai 1 201 ton dengan rata-rata
produksi 67,85 kw/ha. Kecamatan dengan produksi cabe terbesar adalah BP Mandoge dan Pulau
Rakyat. Untuk produksi buah-buahan di Kabupaten Asahan yang paling banyak adalah Buah
Pisang sebanyak 8 594 ton, buah Rambutan 2 413 ton, Mangga 1 962 ton, Pepaya 1 291 ton,
Durian 1 284 ton Jambu Air 1 025 ton, buah Sawo 840 ton, buah Nangka 711 ton dan buah Salak
626 ton. Kecamatan dengan produksi pisang terbesar adalah Kecamatan Air Joman disusul Silau
Laut dan Kecamatan Sei Dadap.
a. Perkebunan Rakyat
Kabupaten Asahan merupakan salah satu sentra perkebunan di Sumatera Utara. Komoditi
penting yang dihasilkan perkebunan di Kabupaten Asahan adalah karet, kelapa sawit, coklat dan
kelapa. Produksi karet mengalami penurunan dari 7 934,88 ton pada tahun 2011 menjadi 7
806,88 ton pada tahun 2012. Kecamatan Bandar Pulau merupakan kecamatan penghasil karet
b. Perkebunan Besar
Selain perkebunan yang dikelola oleh rakyat, Asahan juga merupakan sentra perkebunan
yang dikelola oleh swasta dan BUMN (PNP/PTP). Komoditas yang diusahakan antara lain karet
dan kelapa sawit. Luas masing-masing tanaman adalah kelapa sawit 92 110,78 ha dan karet 19
642,09 ha dengan produksi karet 22 934,06 ton dan produksi kelapa sawit 1 567 213,37 ton.
c. Kehutanan
Menurut fungsinya hutan dibagi menjadi hutan suaka marga satwa, hutan lindung, hutan
produksi terbatas, hutan produksi, hutan konversi dan hutan wisata. Total areal hutan di Asahan
mencapai 118 367,84 ha yang dirinci atas 61 861,56 ha hutan lindung, 12 295,87 ha hutan
produksi terbatas, 34 631,23 ha hutan produksi dan 9 579,18 ha hutan konvensi. Areal hutan
terluas terdapat di Kecamatan BP Mandoge seluas 35 229,59 ha disusul Aek Songsongan dan
urutan ketiga Aek Kuasan dengan luas masing-masing 18 548,82 ha dan 12 522,91 ha.
Hutan mangrove terdapat di wilayah pesisir pantai. Dipengaruhi oleh pasang surut air laut
dan terdapat di daerah landai yang terlindungi dari gempuran ombak. Hutan mangrove
mengindikasikan sungai berlumpur, lumpur tersebut menyuburkan tanah dan bisa dimanfaatkan
untuk bahan bangunan. Hutan ini dapat dimanfaatkan sebagai kawasan wisata, sumber bahan
bakar seperti arang dan alkohol, sumber bahan bangunan seperti pipa air dan lem, sumber tekstil
dan kulit seperti serat sintetis, bahan pencelup pakaian dan bahan untuk penyamakan kulit, serta
sumber obat-obatan seperti minuman fermentasi, alkohol, rempah-rempah dan daging dari
propagules.
2.4.4. Perikanan
Produksi ikan di Asahan pada tahun 2012 sebesar 1 380,53 ton, yang terdiri atas 186 ton
ikan laut, 71 ton ikan perairan darat umum dan 1 123,53 ton ikan budidaya darat. Produksi
terbesar dihasilkan oleh Kecamatan Air Joman yaitu sebesar 241,20 ton disusul Tanjung Balai
dengan produksi sebesar 122,20 ton dan Air Batu diurutan ketiga dengan produksi ikan sebesar
88,20 ton. Jumlah nelayan di Asahan tahun 2012 adalah 6 895 orang yang terdiri dari 5 109
orang nelayan penuh, 1 043 orang nelayan sambilan utama dan 743 orang nelayan sambilan
tambahan. Jumlah rumah tangga budidaya perikanan darat ada sebanyak 753 rumah tangga,
terdiri dari 62 rumah tangga petambak, 593 rumah tangga budidaya kolam, 72 rumah tangga
budidaya sawah dan 26 Jaring Apung.
2.4.5. Perindustrian
Di Indonesia industri pengolahan dibagi menurut jumlah tenaga kerjanya yaitu berskala
besar, sedang, kecil dan rumah tangga. Data industri besar dan sedang dikumpulkan oleh BPS
sedangkan data industri kecil dan rumah tangga diperoleh dari dinas Kopperindag dan
Penanaman Modal Kabupaten Asahan. Pada tahun 2012, perusahaan industri besar di Asahan
berjumlah 16 perusahaan dan industri sedang berjumlah 100 perusahaan. Sedangkan jumlah
industri kecil dan kerajinan rumah tangga pada tahun 2012 berjumlah 722 unit.
2.4.6. Energi
Menurut tanda daftar perusahaan yang diterbitkan oleh Dinas Perinddag dan Penanaman
Modal Kabupaten Asahan, sampai dengan tahun 2012 terdapat 638 perusahaan yang sebagian
besar (64,11 persen) berbadan hukum PO dan yang bergerak di sektor rumah makan, hotel dan
penginapan sebesar 48,28 persen. Sampai tahun 2012 koperasi yang terdaftar sejumlah 505 buah
dengan jumlah anggota 52 889 orang dan mempunyai simpanan anggota sebesar 274,76 milliar
rupiah. Khusus untuk KUD yang diharapkan menjadi penggerak perekonomian desa jumlahnya
meningkat jika dibandingkan tahun 2011 yaitu 27 buah. Jumlah tersebut mampu menyerap 734
anggota dengan simpanan anggota sebesar 1,99 milliar rupiah dan volume usaha sebesar 1,992
milliar rupiah.
Depot Pertamina Kisaran pada tahun 2012 telah menyalurkan sekitar 60,35 juta liter
premium dan 52,36 juta liter solar kepada seluruh para pelanggannya yang terdiri dari SPBU,
TNI/Polri dan konsumen lainnya di wilayah kisaran dan Tanjung Balai. Pada tahun 2012 volume
ekspor Asahan mencapai 617 371 ton dengan nilai Rp 1 884 654,50 juta. Komoditi utama ekspor
Asahan adalah Karet dan Pelet Kayu Karet yang mencapai Rp 1 555 000,00 juta dan Rp 287
500,00 juta. Daerah pesisir Asahan diindikasikan sebagai daerah lipatan. Daerah berbatuan
lipatan sering mengandung batuan gamping, batu lempung dan batu pasir kwarsa, yang
merupakan bahan dasar industri semen, gelas, perkapuran dan sebagainya. Jika batuannya
merupakan batuan induk dan memenuhi syarat sebagai perangkap minyak, maka kemungkinan
terdapat sumber minyak dan gas bumi dan apabila memiliki batuan batolit, diindikasikan
memiliki potensi mineral logam. 31
31
Dikutip dari http://pemkab-asahan.go.id/ diakses pada 10 November 2013 pukul 13.30 WIB.
Jumlah penduduk yang besar bukan hanya merupakan modal tetapi juga merupakan
beban didalam pembangunan, karenanya pembangunan diarahkan kepada peningkatan kualitas
sumber daya manusia seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan Jumlah penduduk Asahan berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP)
2000 adalah 595 828 jiwa (sudah terpisah dengan Kabupaten Batu Bara) termasuk penduduk
yang bertempat tinggal tidak tetap. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000 -
2010 berdasarkan angka terakhir SP 2000 adalah 1,15 persen per tahun. Berdasarkan Sensus
penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh badan Pusat statistik (BPS) Kabupaten Asahan,
Jumlah Penduduk Asahan lebih dari enam ratus enam puluh ribu. Tabel dibawah ini akan
menjelaskan perincian jumlah penduduk per kecamatan dan berdasarkan jenis kelamin dan sex
rasionya. Sex Ratio adalah Suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin . Rasio
ini merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk laki – laki dan perempuan di suatu
daerah tertentu.
Tabel 2 : Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Dan Jenis Kelamin Tahun 2010
Jumlah penduduk Asahan keadaan Bulan Juni Tahun 2012 Menurut BPS diperkirakan
sebesar 677 876 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 178,42 jiwa per km2. Sebagian besar
penduduk bertempat tinggal di daerah pedesaan yaitu sebesar 61,29 persen dan sisanya 38,71
Jumlah penduduk perempuan pada tahun 2012 lebih sedikit dari penduduk laki-laki
dengan persentase sebesar 49,80 persen dengan rasio jenis kelamin sebesar 100,81 yang artinya
dari 100 penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki. Bila dilihat per kecamatan maka
Kecamatan Kisaran Timur merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar dengan
tingkat persebaran penduduk sebesar 10,29 persen sedangkan Kecamatan Sei Kepayang Timur
adalah yang terkecil yaitu 1,29 persen. Untuk Kecamatan terpadat urutan pertama adalah
Kecamatan Kisaran Timur disusul Kisaran Barat dengan masing –masing kepadatan 1 792,68
dan 1 698,09 jiwa per km2 dan yang terjarang adalah Kecamatan Bandar Pulau. Hal ini dapat
dimaklumi karena Kecamatan Kisaran Barat dan Kisaran Timur terletak di ibukota Kabupaten
Asahan.
Dilihat dari kelompok umur, persentase penduduk usia 0-14 tahun sebesar 32,38 persen,
15-64 tahun sebesar 63,42 persen dan usia 64 tahun ke atas sebesar 4,19 persen yang berarti
jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia non produktif dengan
rasio beban ketergantungan sebesar 63,42 artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif
menanggung sekitar 63 orang penduduk usia non produktif. Untuk suku bangsa yang terbanyak
adalah Jawa sebesar 59,11 persen kedua suku Batak sebesar 29,68 persen dan urutan ketiga
adalah suku Melayu sebesar 5,32 persen sedangkan sisanya 5,89 persen adalah suku Minang,
Banjar, Aceh dan lainnya. Penduduk Asahan yang menganut agama Islam tahun 2012 sebesar
604 195 jiwa, Katolik sebesar 4 557 jiwa Protestan sebesar 62 040 jiwa, Budha sebesar 6 947
jiwa dan Hindu sebesar 110 jiwa
Pelayanan terhadap kegiatan yang bersifat keagamaan harus senantiasa dipelihara dan
ditingkatkan. Kehidupan beragama yang baik di masyarakat dapat dijadikan benteng dalam
menghadapi berbagai masalah yang mungkin timbul dalam kehidupan sehari-hari. Sarana ibadah
umat beragama juga mengalami kenaikan setiap tahun. Pada tahun 2012 jumlah mesjid di
Asahan terdapat sebanyak 732 buah, langgar/musollah sebanyak 669 buah. Gereja Protestan 239
buah, Gereja Katolik 39 buah. Jumlah jemaah haji yang berangkat dari Kabupaten Asahan yang
dikoordinir pemerintah berjumlah 240 orang, angka ini lebih kecil dibandingkan tahun 2011
yang berjumlah 326 orang.
a. Ketenagakerjaan
Tingkat partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Asahan menurut catatan BPS tampaknya
menurun pada tahun 2012. Pada tahun 2011, TPAK di Asahan 73,22 persen tetapi menurun
menjadi 62,92 persen di tahun 2012. Jika dilihat dari status pekerjaannya, hampir sepertiga
( 39,63 persen) penduduk yang bekerja di Asahan adalah buruh atau karyawan. Penduduk yang
berusaha dengan dibantu anggota keluarga mencapai 9,34 persen, sedangkan penduduk yang
bekerja sebagai pekerja keluarga mencapai 10,47 persen. Sebesar 6,11 persen penduduk Asahan
yang menjadi pengusaha yang mempekerjakan buruh tetap/bukan anggota keluarganya.
Jumlah penduduk Asahan yang merupakan angkatan kerja pada Tahun 2012 adalah
sebanyak 288 213 jiwa yang terdiri dari 267 117 jiwa terkategori bekerja dan sebesar 21 096 jiwa
terkategori mencari kerja dan tidak bekerja (pengangguran terbuka). Penduduk Asahan yang
bekerja ini sebagian besar bekerja pada sektor pertanian yaitu 51,65 persen. Sektor kedua
terbesar dalam menyerap tenaga kerja di Asahan adalah sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan
perorangan yaitu sebesar 18,50 persen.
2.5.3. Pendidikan
Penyediaan sarana fisik pendidikan dan jumlah tenaga guru yang memadai merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi sekolah dan kualitas pendidikan masyarakat.
Jumlah sekolah dan guru pengajar di sekolah pada tahun 2012 dapat dilihat di tabel 3 dibawah ini.
Rasio murid terhadap sekolah untuk tingkat SD adalah 200 murid per sekolah dengan
rasio tertinggi terdapat di Kecamatan Air Joman dan terendah di Kecamatan Sei Kepayang
Timur masing-masing 287 dan 126 murid per sekolah. Untuk SLTP Rasio murid terhadap
sekolah untuk tingkat Lanjutan pertama (SLTP) adalah 277 murid per sekolah. Rasio tertinggi
terdapat di Kecamatan Kisaran Timur yaitu 459 murid per sekolah dan terendah di Kecamatan
Sei Kepayang Timur yaitu 65 murid per sekolah. Sementara untuk tingkat SLTA rasio murid
Di Kabupaten Asahan juga terdapat beberapa perguruan tinggi swasta (Strata 1 dan
Diploma) yaitu UNA, IAI Daar Al Uluum, STIH Muhammadiyah, STIE Muhammadiyah, AMIK
Intelkom Global Indo, AMIK Royal, AKPER YAGMA, AKPER PEMDA, AKBID Bina Daya
Husada, AKBID Asyifa, dan AKBID Ikhtisan Aulia
Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan
tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang memadai sangat membantu dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Di Kabupaten Asahan terdapat satu buah Rumah Sakit Umum (RSU) milik pemerintah dan
sepuluh buah milik swasta. Sedangkan Puskesmas yang ada berjumlah 22 buah juga terdapat
Puskesmas Pembantu dan Posyandu masing-masing berjumlah 116 dan 958 buah semuanya
tersebar di tiap kecamatan
Tenaga Medis yang tersedia di Kabupaten Asahan baik negeri maupun swasta ada 101
orang dokter umum, 21 dokter spesialis dan 29 orang dokter gigi. Sementara itu tenaga medis
pemerintah lainnya seperti bidan ada 655 orang. perawat dan pembantu perawat ada 330 orang,
2.5.5 Kemiskinan
Dari data yang dikeluarkan BPS, jumlah penduduk miskin di Asahan mengalami
perubahan dari tahun 2008 – 2012. Pada tahun 2008 terjadi penurunan penduduk miskin baik
secara absolut maupun secara persentase, yaitu menjadi 88,02 ribu jiwa atau sekitar 12,89 persen.
Di tahun 2009 jumlah dan persentase turun menjadi sebanyak 83,66 ribu jiwa atau sekitar 12,09
persen, kemudian pada tahun 2010 penduduk miskin turun menjadi 76,30 ribu jiwa (11,42
persen). Pada tahun 2011 angka kemiskinan ini kembali turun menjadi 73,40 ribu jiwa atau 10,85
persen. Di tahun 2012 angka kemiskinan menjadi 71,20 ribu jiwa (10,52 persen).
2.6.1. Transportasi
Jalan merupakan sarana yang sangat penting untuk memperlancar dan mendorang roda
perekonomian. Sarana jalan yang baik dapat meningkatkan mobilitas penduduk dan
memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di seluruh
Kabupaten Asahan pada tahun 2012 mencapai 1 698,53 km yang terbagi atas jalan negara (81,79
km), jalan propinsi (263,50 km) dan jalan kabupaten (1 353,24 km). Untuk jalan kabupaten
sebagian besar permukaannya adalah tanah yaitu sebesar 33,54 persen, 14,83 persen aspal, 13,16
persen hotmix, 11,83 persen kerikil dan 26,63 persen batu. Kondisi jalan di Kabupaten Asahan
pada tahun 2012 masih memerlukan perhatian yang serius, walaupun sudah terjadi perbaikan di
beberapa ruas jalan tetapi sebagian besar jalan di Asahan (57,92 persen) kondisinya masih rusak
dan rusak berat terutama untuk jalan kabupaten.
Kisaran, ibukota Kabupaten Asahan merupakan jalur lalulintas kereta api Medan – Tanjung
Balai dan Medan – Rantau Prapat. Pada tahun 2012 dari 7 stasiun kereta api yang terdapat di
wilayah Asahan dan Batu Bara tercatat sebanyak 198 062 penumpang dan 114 744 ton barang.
2.6.2. Komunikasi
Di era globalisasi ini peranan sektor pos dan telekomunikasi sangatlah penting, kemajuan
teknologi telekomunikasi akan meningkatkan arus informasi sehingga arus berita, informasi dan
data berjalan lancar. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk memperlancar pelayanan
berkenan semakin meningkatnya permintaan akan jasa pos. Salah satu diantaranya dengan
memperbanyak jumlah kantor pelayanan pos. Untuk jumlah kiriman prioritas yang dikirim ada
sebanyak 62 172 buah yang terdiri dari 60 236 surat pos kilat khusus dan 1 936 buah paket pos
kilat khusus. Sedangkan kiriman prioritas yang diterima sebanyak 252 468 buah yang terdiri dari
250 953 surat pos kilat khusus dan 1 515 buah paket pos kilat khusus.
2.7.1. Keuangan
Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Asahan pada tahun 2012 mencapai 1 037,633
milliar rupiah sedangkan pendapatan daerahnya mencapai 1 039,734 milliar rupiah. Peranan
bank dalam menunjang pertumbuhan perekonomian Kabupaten Asahan cukup berarti. Untuk
mendukung program pemerintah dan memperlancar modal usaha. Tahun 2012 Posisi Kredit
mikro yang telah disalurkan oleh bank pada Bulan Desember sebesar 659,086 juta rupiah, untuk
kredit kecil sebesar 641,379 juta rupiah dan untuk kredit menengah sebesar 462,680 juta rupiah.
Selain bank dan koperasi, pegadaian merupakan salah satu alternatif lain bagi masyarakat untuk
memperoleh kredit atau pinjaman secara cepat dan mudah. Pada tahun 2012 kredit yang di
salurkan oleh Perum Pegadaian Cabang Kisaran sebesar 68,856 milliar rupiah. Bagi nasabah
yang tidak mampu menebus barangnya sampai batas waktu yang telah ditentukan maka akan
Asuransi Jasa Raharja yang bergerak di bidang pemberian santunan kecelakaan, pada
tahun 2012 telah membayarkan santunan kecelakaan sebesar 10,508 milliar rupiah kepada 715
korban/ahli waris kecelakaan yang terdiri dari 495 korban luka-luka dan 220 korban meninggal
dunia. Jumlah peserta Askes yang terdaftar pada tahun 2012 sebanyak 14 501 orang peserta,
sedangkan biaya yang dibayarkan oleh PT. Askes untuk anggotanya di wilayah Asahan sebesar
4,523 miliar rupiah.
2.7.2. Harga
Secara Umum, selama Januari sampai Desember 2012, di Kabupaten Asahan (dalam hal ini
diwakili oleh Kotamadya Pematang Siantar sebagai salah satu kota inflasi yang terdekat dengan
Kabupaten Asahan) terjadi 12 kali inflasi. Besarnya inflasi bulanan yang terjadi di Kabupaten
Asahan cukup relatif stabil berkisar antara 1,60 persen (Maret) sampai 4,73 persen (Desember).
Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan menurut hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) 2012 dapat dilihat pada tabel 10.1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa pengeluaran rata-
rata sebulan penduduk Kabupaten Asahan pada tahun 2012 sebesar Rp. 565 391 yang terdiri dari
pengeluaran untuk makanan Rp 331 193 (58,58 persen) dan untuk bukan makanan Rp.234 198
(41,42 persen). Sekitar 41% penduduk Kabupaten Asahan berada pada golongan pengeluaran
yang cukup tinggi yaitu diatas Rp 500 000,- per kapita sebulan. Hal ini sejalan dengan persentase
pengeluaran Kabupaten Asahan yang cukup besar pada golongan pengeluaran diatas Rp 500
000,- yakni 72,14 persen.
Pada tahun 2012 PDRB Kabupaten Asahan atas dasar harga berlaku (adhb) menurut data
BPS Kabupaten Asahan mencapai 15,376 triliun rupiah. Sektor pertanian merupakan kontibutor
utama yang memberikan peranan sebesar 36,31 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor Industri
32
Dikutip dari http://asahankab.bps.go.id diakses pada 13 November 2013 pukul 16.00 WIB.
Berdasarkan harga konstan (adhk) tahun 2000, PDRB Kabupaten Asahan pada tahun
2012 mencapai 5,995 triliun rupiah. Pada tahun 2012 ini semua sektor ekonomi mengalami
pertumbuhan dibandingkan tahun 2011. Pada tahun yang sama pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Asahan mencapai 5,57 persen, pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor Keuangan, Usaha
Persewaan dan Jasa Perusahaan (10,27 persen). PDRB per kapita Kabupaten Asahan mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2011. Berdasarkan harga berlaku naik dari Rp. 20 236 936
menjadi Rp. 22 682 748 sedangkan adhk 2000 juga mengalami peningkatan dari Rp. 8 420 068
tahun 2011 menjadi Rp. 8 845 000 pada tahun 2012.