You are on page 1of 2

Antipenyuapan dan Antikorupsi

Area Latihan Antipenyuapan dan Antikorupsi —


Jepang

Undang-undang antipenyuapan Jepang melarang penyuapan pejabat dalam dan luar negeri, serta penyuapan
komersial, dan diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan:

• Pasal 198 UU Hukum Pidana melarang penyuapan pejabat publik dalam negeri

• Pasal 18 UU Pencegahan Persaingan Tidak Adil (UCPA) melarang penyuapan pejabat publik asing

• Pasal 967 dan 968 UU Perusahaan melarang penyuapan kepada direktur dengan maksud agar direktur terkait
melanggar kewajiban fidusianya terhadap perusahaan atau pemegang sahamnya

• UU Perusahaan dan UU Instrumen Keuangan dan Bursa (FIEA) melarang penyusunan catatan dan laporan keuangan
untuk menyembunyikan penyuapan

Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) telah menerbitkan pedoman praktik terbaik berjudul
'Pedoman untuk Mencegah Penyuapan Pejabat Publik Asing' (Pedoman METI, direvisi tanggal 30 Juli 2015).

Polisi dan kantor jaksa penuntut umum menyelidiki dan menuntut kasus penyuapan dan korupsi.

Pejabat Publik Asing


Pasal 18(1) UCPA melarang siapa pun memberi, menawarkan, atau berjanji untuk memberikan uang atau manfaat
lainnya kepada pejabat publik asing dengan tujuan untuk 1) menyebabkan pejabat publik asing tersebut bertindak atau
tidak bertindak dengan cara tertentu dalam kaitannya dengan tugas mereka, atau 2) menyebabkan petugas publik asing
menggunakan posisinya untuk mempengaruhi petugas publik asing lainnya untuk bertindak atau tidak bertindak
dengan cara tertentu dalam kaitannya dengan tugas petugas tersebut untuk memperoleh keuntungan bisnis yang tidak
patut dalam transaksi komersial internasional. Larangan ini berlaku bagi warga negara Jepang yang menawarkan suap
kepada pejabat asing mana saja di dunia, serta kepada warga negara asing yang menawarkan suap kepada pejabat
publik asing saat berada di Jepang.

Pejabat Publik Dalam Negeri


Pasal 198 UU Hukum Pidana melarang siapa pun memberikan, menawarkan, atau berjanji memberikan suap kepada
pejabat publik Jepang, orang yang akan ditunjuk menjadi pejabat publik, atau mantan pejabat publik.

UU Hukum Pidana mendefinisikan pejabat publik sebagai 'pejabat pemerintah nasional atau daerah, anggota majelis
atau komite, atau karyawan lain yang terlibat dalam pelaksanaan tugas publik sesuai dengan hukum dan peraturan'.

Penyuapan Komersial Swasta


Pasal 967 UU Perusahaan melarang petugas, direktur, dan karyawan tertentu lainnya serta perwakilan perusahaan
Jepang menerima suap sehubungan dengan manajemen perusahaan. Pasal ini juga melarang siapa pun memberikan,
menawarkan, atau berjanji untuk memberikan suap.

Pasal 968 UU Perusahaan melarang pejabat dan direktur menawarkan suap sebagai tanggapan atas permintaan yang
melanggar hukum terkait dengan hak pemegang saham. Misalnya, larangan ini berlaku atas suap yang dimaksudkan

© 2016 Thomson Reuters. Hak cipta dilindungi undang-undang. Halaman 1 dari 2


Antipenyuapan dan Antikorupsi

untuk memaksakan pertimbangan atas hal-hal tertentu dalam rapat pemegang saham dan 'greenmail', yaitu pembelian
saham yang jumlahnya cukup banyak di dalam perusahaan untuk mengancam pengambilalihan, guna memaksa
perusahaan membayar premi untuk membeli kembali saham agar terhindar dari pengambilalihan.

Uang Pelancar
UCPA tidak mencantumkan pengecualian atau pembelaan untuk uang pelancar. Pedoman METI sebelumnya
mengizinkan uang pelancar tertentu. Akan tetapi pada tahun 2015, METI menjelaskan bahwa semua permintaan akan
suap dari pejabat publik asing harus ditolak, walaupun ketika melakukan hal itu akan mengakibatkan perusahaan
Jepang 'diperlakukan secara tidak wajar dan diskriminatif oleh pejabat publik asing'.

Agen dan Kontraktor


Hukum Pidana ini melarang penyuapan pejabat publik Jepang oleh agen pihak ketiga. Pedoman METI memperluas
larangan tersebut pada pejabat publik asing.

Penalti
Penyuapan pejabat publik dalam negeri dapat dihukum dengan hukuman penjara hingga tiga tahun atau denda hingga
JPY2,5 juta. Perusahaan tidak bertanggung jawab atas penyuapan di dalam negeri, bahkan ketika karyawan bertindak
dalam lingkup pekerjaan mereka.

Penyuapan pejabat publik asing dapat dihukum dengan hukuman penjara hingga lima tahun atau denda hingga JPY5
juta. Perusahaan dapat dikenai denda hingga JPY300 juta apabila karyawan, agen, pejabat, atau direktur perusahaan
melakukan tindak pidana penyuapan sehubungan dengan bisnis perusahaan.

Apabila direktur atau pejabat perusahaan meminta atau menerima suap, ia bisa dipenjara paling lama lima tahun atau
didenda hingga JPY5 juta. Selain itu, apabila keterlibatan direktur atau pejabat dalam penyuapan bisa dianggap sebagai
'pelanggaran kepercayaan yang sangat buruk', ia bisa dikenai hukuman penjara paling lama 10 tahun, denda hingga
JPY10 juta, atau keduanya dapat diberlakukan. Hukuman penjara hingga tiga tahun atau denda hingga JPY3 juta berlaku
bagi orang yang menawarkan, menjanjikan, atau membayar suap kepada pejabat atau direktur. Suap juga dapat
mengakibatkan perintah penyitaan.

Penyuapan yang berkaitan dengan penggunaan hak pemegang saham dapat dihukum dengan hukuman penjara paling
lama lima tahun atau denda hingga JPY5 juta.

© 2016 Thomson Reuters. Hak cipta dilindungi undang-undang. Halaman 2 dari 2

You might also like