Professional Documents
Culture Documents
SALATIGA
A. Identitas klien
Nama klien : Sdr. R
Umur : 21 tahun
RM : 13.14.2432XX
Alamat : Pabelan
Keluhan Utama : Keluarga mengatakan pasien baru saja terlibat kecelakaan.
Diagnosa medis
CKB
B. Diagnosa keperawatan :
Bersihan jalan nafas tidakefektif b.d penumpukan secret
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d agen cedera fisik
C. Data Pendukung Diagnosa Keperawatan
DS: -
DO :
-pasien tampak penurunan kesadaran
-pasien tampak terluka bagian kepala
-RR:24x/m
-HR; 98x/m
D. Dasar Pemikiran
Suatu tindakan untuk membersihkan jalan napas dengan memakai kateter penghisap melalui
nasotrakeal tube (NTT), orotraceal tube (OTT), traceostomi tube (TT) pada saluran pernafasan
bagian atas. Bertujuan untuk membebaskan jalan napas, mengurangi restensi sputum, merangsang
batuk, mencegah terjadinya infeksi paru. Prosedur ini dikontraindikasikan pada klien yang
mengalami kelainan yang dapat menimbulkan spasme laring terutama sebagai akibat penghisapan
melalui trakea gangguan perdarahan, edema laring, varises esophagus, perdarahan gaster, infark
miokard ( Elly, 2013 ).
1. Penerapan prosedur suction diharapkan sesuai dengan standar prosedur yang sudah di tetapkan
dengan menjaga kesterilan dan kebersihan agar pasien terhindar dari infeksi tambahan karena
prosedure tindakan suction.
Analisa Tindakan Keperawatan.
Tahap Preinteraksi
a. Pesiapan Pasien
b. Mengidentifikasi pasien
c. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien tindakan yang akan di lakukan
Persiapan Alat
a). Set penghisap sekresi atau suction portan lengkap dan siap pakai
b). Kateter penghisap steril dengan ukuran 20 untuk dewasa
c). Pinset steril dn sarung tangan steril
d). Cuff infalator atau spuit 10cc
e). Ateri klem
f). Alas dada atau handuk.
g). Kom berisis cairan desinfektan untuk merendam pinset
h). Kom berisi desinfektan untuk membilas kateter
i). Cairan desinfektan dalam tempatanya untuk merendam kateter yang sudah di pakai
j). Ambubag/air viva dan selag o2
k). Pelicin / Jely
l). Nacl 0,9 %
m). Spuit 5cc
2. PELAKSANAAN
Cuci tangan sebelum dan sesudah melaukan tindakan
Sebelum dilakukan penghisapan sekresi:
1).Memutar tombol oksigen menjadi 100%
2).Menggunakan air viva dengan memompa 4-5 kali dengan konsentrasi
oksigen 15 liter
3). Melepaskan hubungan ventilator dengan ETT
Menghidupkan mesin penghsap sekresi
Menyambungkan selang suction dengan katetr steril kemudian
perlahan-lahan dimasukan kedalam selang pernafasan melaui ETT.
Membuka lubang pada pangkal cateter penghisap pada saat katetr
masukan ke ETT
Menarik kateter penghisap kira-kira 2 cm pada saat ada rangsangan
batuk untuk mencegh trauma pada carina
Menutup Lubang melipat pangkal , kateter penghisap kemudia suction
kateter di tarik dengan gerakan memuta
Mengobservasi hemodinamik pasien
Mengobservasi hemodinamik pasien
Memberikan oksigen setelah satu kali penghisapan dengan cara baging
Bila melaukan suction lagi berikan kesempatan klien untuk bernafas 3-
7 kali
Masukan Nacl 0,9 % sebanyak 3-5 cc untuk mengencerkan sekresi
Melakukan baging
Mengempiskan cuuff penghisapan sekresi terahir saat katetr berada
dalam ETT, sehingga sekresi yang lengket di sekitar cuff dapat
terhisap.
Mengisi kebai cuff dengan udara menggunakan cuff infalator setelah
ventilator di pasang kembali.
Membilas katetr penghisap sampai bersih kemudian rendam dengan
cairan desinvektan dalam tempat yang sudah di sediakan.
5). Tahap terminasi
Efaluasi hasil kegiatan
Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
Pasien nyaman
Akhiri kegiatan dan bereskan alat
Cuci tangan
6). Dokumentasi
Tanggal jam dan nama terang
Respon pasien terhadap prosedur.
1. Analisa sintesa tindakan keperawatan
Prinsip yang digunakan dalam melakukan tindakan suction adalah bersih dan steril Karen hanya
dilakukan di selitaran mulut dan hidung, kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik adalah
penggunaan kateter suction yang seharusnya sekali pakai tetapi diigd digunakan berkali-kali.
2. Bahaya yang mungkin muncul
Hopoksia / Hipoksemia
Kerusakan mukosa bronkial atau trakeal
Cardiac arest
Arithmia
Atelektasis
Perdarahan dari paru
Peningkatan tekanan intra kranial
Hipotensi
Hipertensi
3. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dapat Dilakukan
Mandiri
1) Memonitor vital sign dan kepatenan jalan napas klien
2) Mempertahankan posisi semifowler/fowlerb.
Kolaborasi Medis :
1) Memberikan O2 sesuai kebutuhan
2) Memberikan terapi untuk mengurangi atau mengencerkan sekret
3) Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui timbulnya komplikasi lain akibat suction
4. Hasil Yang Didapatkan Setelah melakukan Tindakan
Evaluasi dari hasil yang diharapkan setelah melakukan tindakan penghisapan sekret endotrakeal
adalah (Setianto, 2007):
a. Meningkatnya suara napas
b. Menurunnya Peak Inspiratory Pressure yang ditandai menurunnya ketegangan saluran pernapasan,
meningkatnya dynamic compliance paru, dan meningkatnya tidal volume.
c. Adanya peningkatan dari nilai arterial blood gas atau saturasi oksigen yang bisa dipantau dengan
pulse oxymeter.d. Hilangnya sekresi pulmonal.Evaluasi
a. Tindakan dilakukan sesuai prosedur dan prinsip steril .
b. Mahasiswa harus lebih memahami prosedur tindakan , spuit yang sudah disiapkan obatnya sudah
dilihat sampai tidak ada udara kemudian obat dimasukkan via selang infus yang sebelumnya telah
diklem terlebih dahulu agar tidak timbul emboli .Setelah pemberian injeksi juga sudah diobservasi,
apakah terjadi tanda tanda alergi seperti kemerahan dan gatal.
5. Daftar Pustaka
Hidayat. 2012. Pengantar kebutuhan dasar manusia: aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jilid 2.
Jakarta : EGC
RSUP Kariadi. 2004. Protap RSUP Kariadi : Tindakan Suction. SemarangSetianto. 2007. Prinsip-prinsip
Yogyakarta
mengetahui
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik/CI
(…………………….) (……………………….)