You are on page 1of 4

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN SUCTION

PADA Sdr. R DI RUANG IGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

SALATIGA

Nama Mahasiswa : Roni Aria Pradipta


NIM : P27220016229
Ruang : IGD RSUD Kota Salatiga
Tanggal : 5 Juli 2018

A. Identitas klien
Nama klien : Sdr. R
Umur : 21 tahun
RM : 13.14.2432XX
Alamat : Pabelan
Keluhan Utama : Keluarga mengatakan pasien baru saja terlibat kecelakaan.
Diagnosa medis
CKB
B. Diagnosa keperawatan :
Bersihan jalan nafas tidakefektif b.d penumpukan secret
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d agen cedera fisik
C. Data Pendukung Diagnosa Keperawatan
DS: -

DO :
-pasien tampak penurunan kesadaran
-pasien tampak terluka bagian kepala

-Kulit teraba panas

-RR:24x/m

-HR; 98x/m
D. Dasar Pemikiran
Suatu tindakan untuk membersihkan jalan napas dengan memakai kateter penghisap melalui
nasotrakeal tube (NTT), orotraceal tube (OTT), traceostomi tube (TT) pada saluran pernafasan
bagian atas. Bertujuan untuk membebaskan jalan napas, mengurangi restensi sputum, merangsang
batuk, mencegah terjadinya infeksi paru. Prosedur ini dikontraindikasikan pada klien yang
mengalami kelainan yang dapat menimbulkan spasme laring terutama sebagai akibat penghisapan
melalui trakea gangguan perdarahan, edema laring, varises esophagus, perdarahan gaster, infark
miokard ( Elly, 2013 ).
1. Penerapan prosedur suction diharapkan sesuai dengan standar prosedur yang sudah di tetapkan
dengan menjaga kesterilan dan kebersihan agar pasien terhindar dari infeksi tambahan karena
prosedure tindakan suction.
Analisa Tindakan Keperawatan.
Tahap Preinteraksi
a. Pesiapan Pasien
b. Mengidentifikasi pasien
c. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien tindakan yang akan di lakukan
Persiapan Alat
a). Set penghisap sekresi atau suction portan lengkap dan siap pakai
b). Kateter penghisap steril dengan ukuran 20 untuk dewasa
c). Pinset steril dn sarung tangan steril
d). Cuff infalator atau spuit 10cc
e). Ateri klem
f). Alas dada atau handuk.
g). Kom berisis cairan desinfektan untuk merendam pinset
h). Kom berisi desinfektan untuk membilas kateter
i). Cairan desinfektan dalam tempatanya untuk merendam kateter yang sudah di pakai
j). Ambubag/air viva dan selag o2
k). Pelicin / Jely
l). Nacl 0,9 %
m). Spuit 5cc
2. PELAKSANAAN
 Cuci tangan sebelum dan sesudah melaukan tindakan
 Sebelum dilakukan penghisapan sekresi:
1).Memutar tombol oksigen menjadi 100%
2).Menggunakan air viva dengan memompa 4-5 kali dengan konsentrasi
oksigen 15 liter
3). Melepaskan hubungan ventilator dengan ETT
 Menghidupkan mesin penghsap sekresi
 Menyambungkan selang suction dengan katetr steril kemudian
perlahan-lahan dimasukan kedalam selang pernafasan melaui ETT.
 Membuka lubang pada pangkal cateter penghisap pada saat katetr
masukan ke ETT
 Menarik kateter penghisap kira-kira 2 cm pada saat ada rangsangan
batuk untuk mencegh trauma pada carina
 Menutup Lubang melipat pangkal , kateter penghisap kemudia suction
kateter di tarik dengan gerakan memuta
 Mengobservasi hemodinamik pasien
 Mengobservasi hemodinamik pasien
 Memberikan oksigen setelah satu kali penghisapan dengan cara baging
 Bila melaukan suction lagi berikan kesempatan klien untuk bernafas 3-
7 kali
 Masukan Nacl 0,9 % sebanyak 3-5 cc untuk mengencerkan sekresi
 Melakukan baging
 Mengempiskan cuuff penghisapan sekresi terahir saat katetr berada
dalam ETT, sehingga sekresi yang lengket di sekitar cuff dapat
terhisap.
 Mengisi kebai cuff dengan udara menggunakan cuff infalator setelah
ventilator di pasang kembali.
 Membilas katetr penghisap sampai bersih kemudian rendam dengan
cairan desinvektan dalam tempat yang sudah di sediakan.
5). Tahap terminasi
 Efaluasi hasil kegiatan
 Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Pasien nyaman
 Akhiri kegiatan dan bereskan alat
 Cuci tangan
6). Dokumentasi
 Tanggal jam dan nama terang
 Respon pasien terhadap prosedur.
1. Analisa sintesa tindakan keperawatan
Prinsip yang digunakan dalam melakukan tindakan suction adalah bersih dan steril Karen hanya
dilakukan di selitaran mulut dan hidung, kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik adalah
penggunaan kateter suction yang seharusnya sekali pakai tetapi diigd digunakan berkali-kali.
2. Bahaya yang mungkin muncul
 Hopoksia / Hipoksemia
 Kerusakan mukosa bronkial atau trakeal
 Cardiac arest
 Arithmia
 Atelektasis
 Perdarahan dari paru
 Peningkatan tekanan intra kranial
 Hipotensi
 Hipertensi
3. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dapat Dilakukan
Mandiri
1) Memonitor vital sign dan kepatenan jalan napas klien
2) Mempertahankan posisi semifowler/fowlerb.
Kolaborasi Medis :
1) Memberikan O2 sesuai kebutuhan
2) Memberikan terapi untuk mengurangi atau mengencerkan sekret
3) Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui timbulnya komplikasi lain akibat suction
4. Hasil Yang Didapatkan Setelah melakukan Tindakan
Evaluasi dari hasil yang diharapkan setelah melakukan tindakan penghisapan sekret endotrakeal
adalah (Setianto, 2007):
a. Meningkatnya suara napas
b. Menurunnya Peak Inspiratory Pressure yang ditandai menurunnya ketegangan saluran pernapasan,
meningkatnya dynamic compliance paru, dan meningkatnya tidal volume.
c. Adanya peningkatan dari nilai arterial blood gas atau saturasi oksigen yang bisa dipantau dengan
pulse oxymeter.d. Hilangnya sekresi pulmonal.Evaluasi
a. Tindakan dilakukan sesuai prosedur dan prinsip steril .
b. Mahasiswa harus lebih memahami prosedur tindakan , spuit yang sudah disiapkan obatnya sudah
dilihat sampai tidak ada udara kemudian obat dimasukkan via selang infus yang sebelumnya telah
diklem terlebih dahulu agar tidak timbul emboli .Setelah pemberian injeksi juga sudah diobservasi,
apakah terjadi tanda tanda alergi seperti kemerahan dan gatal.
5. Daftar Pustaka
Hidayat. 2012. Pengantar kebutuhan dasar manusia: aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jilid 2.

Jakarta: Salemba medika


Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Edisi IV.

Jakarta : EGC
RSUP Kariadi. 2004. Protap RSUP Kariadi : Tindakan Suction. SemarangSetianto. 2007. Prinsip-prinsip

Tindakan Suction. Jakarta : Salemba


Yanita, Tetra, Dwi & Endri. (2008). Panduan Skills Lab Ketrampilan Dasar Dalam Keperawatan:

Yogyakarta
mengetahui
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik/CI

(…………………….) (……………………….)

You might also like