Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
pada kebijakan universal sehat sejahtera untuk semua yang tertera secara yuridis
semua warga otentik Timor Leste tanpa terkecuali. Namun sejauh tampak anak-
anak bangsa muda ini melangkah ternyata dapat terhindar dari keberhasilan
Sesuai dengan catatan medic Hospital Nacional Guido Valadares pada tahun
2012 penderitaan Gastritis akut mencapai 815 orang yang gastritis atas laki-laki
berjumlah 321 orang sedangkan perempuan berjumlah 503 orang gastritis kronik
berjumlah 431 orang yang terdiri dari laki-laki 213 orang dan perempuannya
1
bulan Desember pasien yang teridentifikasi dalam kasus gastritis berjumlah 30
orang.
melaksanakan pelayanan kesehatan klinik maka salah satu gangguan yang paling
lambung adalah menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka
masyarakat(yani,2008).
pendidikan professional.
2
Oleh karena gangguan di lambung itu dinamakan Gastritis maka menurut
adanya anoreksin, rasa penuh dan tidak enak pada epigastrium mual dan muntah.
Adapun keluhan utama dari pasein dengan Gastristis adalah rasa sakit pada
daerah perut bagian atas, pada keluhan lain yaitu kurang nafsu makan, susah tidur
akibat rasa sakit yang dirasakan. Pada pasien Gastritis timbul masalah
keperawatan yang harus diatasi oleh perawat yaity nyeri, gangguan pemenuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan gangguan pola istirahat dan tidur. Factor
lambung dengan porsi kecil tapi sering serta memberikan obat-obatan yang
Kejadian penyakit Gastritis meningkat sejak 5-6 tahun ini dan menyerang laki
–laki lebih banyak dari pada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami Gastritis
menjadi akut dan kronik. Masalah yang sering timbul pada Gastritis umumnya
3
Doenges (2009), bahwa masalah keperawatan yang muncul pada penyakit
yang timbul akibat perubahan pola hidup sangat bervariasi dari tukak,varises
Oleh karena itu penulis yang dalam lingkup praktiknya berkewajiban mengisi
penulis mengangkat kasus Gastritis mewakili karya penulisan ini sebagai seorang
mudah ini.
1.2.Rumusan Masalah
4
1.3.Tujuan
Gastritis
serdengan Gastritis
Gastritis.
1.4.Manfaat Penulisan
kondisi yang sehat secara kontinu setelah selesai perawatan di rumah sakit.
5
2. Bagi Institusi
asuhan keperawatan.
3. Bagi Penulis
b. Sebagai latihan menerapkan salah satu unsure kecil dari kiat keperawatan
6
1.5.Ruang Lingkup
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.4.Konsep Dasar
1. Definisi.
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
sel radang pada daerah tersebut.Gastritis adalah salah satu penyakit yang
akut,kronik difusi dan local dan ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu
mukosa lambung akibat bakteri atau bahwa lain terjadi akut maupun kronik.
8
1.5.Klasifikasi Gastritis
a. Gastritis akut
Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan
erosive haemorrogik difus biasanya terjadi pada peminum berat dan pemakai
yang serius ini akan dianggap tidak akibat stress, oleh sebab keduanya
mucus yang melekat, erosi kecil dan pendarahan sering timbul. Derajat
9
1.6.Etiologi
a. Gastritis Bakterialis
terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahanan seumur hidup jika
b. Pembedaan
c. Infeksi berat
luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahaan hebat.
b. Penyakit Crohn gejalanya sakit perut dan diare dalalam bentu cairan. Bisa
10
kadang-kadang dapat juga menyebabkan peeradagan pada dinding
lambung.
d. Gastritis Eosionofilik
Terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infeksi cacing gelang
lambung dan menggangu produksi factor intrisik (yaitu sebua zat yang
serius bila tidak segera dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam
tubuh.
11
f. Penyakit Meiner
membesar dan memiliki kista yang terisi cairan, sekitar 10% penderita ini
Sel plasma (salah satu jenis sels darah putih) terkumpul dalam dinding dalam
dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu
akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju keusus kecil. Dalam
Tetapi jika katub ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan
12
permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-
2. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari gastritis akut dapat bervariasi dari keluhan abdomen
yang tidak jelas, seperti anoreksia atau mual, sampai gejala yang lebih berat
13
b. Gastritis Kronis
helicobartes phylori.
anemia pernisiosa(10-15%).
14
kronik bervariasi,tergantung pada penyebab kelainan yang dicuriga,Alkohol
pernisiosa(price,1995.
3. Anatomi fisiologi
15
a. Mulut : adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian yaitu:
1. bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir
dan pipi.
2. bagian rongga mulut/bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya
a.)Palatum durum yang tersusun atas tajuk tajuk palatum dari sebelah depan
tulang maksilaris dan lebih ke belakang terdiri dari dua tulang palatum
b). Palatum mole terletak di belakang yang merupakan lipatan menggantung yang
Gerakannya dikendalikan oleh ototnya sendiri, di sebelah kanan dan kiri dari
Alat-alat yang ada didalam rongga mulut yaitu gigi yang terbagi atas dua macam
yang terbagi:
a) Gigi sulung mulai tumbuh pada anak-anak usia 6-7 bulan. Lengkap pada umur
2,5 tahun jumlah 20 buah. Terdiri dari :8 buah gigi seri dan 8 buah gigi
gerahan
16
b) Gigi permanen tumbuh pada usia 6-7 tahun jumlahnya 32 buah. Terdiri dari :
8buah gigi seri, 4 buah gigi taring, 8 buah gigi gerahan dan 12 buah gigi
geraham.
Fungsi dari gig adalah : Gigi seri gunanya untuk memotong makanan,
gigi taring gunanya untuk memutuskan makanan yang keras dan liat, Gigi
c) Lidah
Lidah terdiri dari otot serta lintang dan dilapisi oleh selaput lender, kerja
otot lidah ini dapat digerakkan keseluruh arah, fungsi lidah yaitu: mengaduk
makanan, membentuk suara, sebagai alat pengecap dan menelan, serta merasakan
makanan.
berfungsi untuk jalan nafas pada waktu kita menekan makanan, supaya
c) Apeks pengecap
17
h. Faring
infeksi. Tonsil terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan,
yakni di belakang rongga mulut dan rongga hidung, di depan ruas tulang
dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.
a. Bagian superior yang disebut dengan bagian yang sama tinggi dengan
hidung
b. Bagian media sama dengan bagian yang sama tinggi dengan mulut
c. Bagian inferior sama dengan bagian yang sama tinggi dengan laring.
disebut orofaring, bagian ini terbatas ke depan sampai di akar lidah bagian
laring
18
f. Gasfer : merupakan bagian dari saluran yang mengembangkan paling
ke atas terletak sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi
gas, (b) Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada
osteum kardiak sampai ke pylorus, (e) kurvatura mayor, lebih panjang dari
kurvatura monir, terbentang dari sisi kiri osteum kardiak melalui fundus
lambung, pada bagian ini terdapat orifisum pilori. Susunan lapisan dari
dalam keluar, terdiri dari (a) lapisan selaput lender, apabila lambung ini
19
cerna lambung yang dihasilkan yaitu pepsin yang berfungsi memecah
putih telur menjadi asam amino (albumin dan peptone), dan Asam garam
menjadi pepsin, Renin, berfungsi sebagai ragi yang membekukan susu dan
pencernaan dan absorpsi hasil pencernaan. Usus halus di bagi dalam tiga
bagian yaitu (a) Duodenum (usus12 jari) yang panjangnya sekitar 35 cm,
bagian atas adalah yeyenum dengan panjang sekitar 2-3 m dan dengan
panjang sekitar 4-5. Lekukan yeyenum dan ileum melekat pada dinding
20
abdomen dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas
dikenal masenterium.
Fungsi usus halus, terdiri dari: (a) menerima zat-zat makanan yang
limfe (b) menyerap protein dalam bentuk asam amino, (c) Karbhoidrat
Dalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang
i. Usus besar
makanan, empat tinggal bakteri, tempat faeses. Usus terdiri dari atas
sekitar 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke
bawah dari fleksur lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan
21
dari kolon asendes sampai ke kolon desendes berada dibawah abdomen,
dengan rectum.
dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh
tiga spingter yaitu (a) Spingter ani internus, bekerja tidak menurut kehendak,
(b) Spingter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak dan (c) Spingter
enzim pencernaan.
partikel makanan besar tidak dapat melewati spingter pylorus, partikel ini
22
diaduk kembali ke korpus lambung. Dengan cara ini makanan di dalam
air, elektrolit dan nutrient lain sehigga diperlukan : (a) Pergerakan makanan
makanan (c) Absorpsi hasil pencernaan, air dan bermacam elektrolit (d)
Sirkulasi darah untuk mengangkut hasil pencernaan dan (e) control dari
“S” duodenum, sebagai respon terhadap asam lambung yang keluar dari
23
4. Patofisiologi
motorik dorsalis nervus vagus menusu dinding lambung pada system saraf enteric
kemudian kelenjar kelenjar gaster atau getah lambung sehinga mukosa dalam
antrum lambung mensekresikan hormone gastrin dan merasa sel sel parietal yang
wanita produksi asam hidroklorinia berlebihan sehinga terjadi iritasi pada mukosa
lambung.
Obat obat alcohol,garam empedu atau enzim pancreas dapat merusak mukosa
Makan terjadi irirtasi dan peradangan pada mukosa lambung dan nekrosis dan
peritonitis.
24
5. Pathways
mukosa N
Kurang
pengetahuan Asam lambung meningkat
Kehilangan kelenjar
fundus Kontraksi otot lambung
Faktor instrik
Penurunaan absorbsi
25
Anemeia peniseosa Anoreksia mual muntah
Penurunana volume darah merah Mukosa nutrient Masuk cairang tdk adekut
26
6. Pemerikasaan Diagnostik
Pemeriksaan darah tes ini digunakan untuk pemeriksaan apakah terdapat
pylori dalam darah hasil tes yang posetif menunjukan bawah pasien pernah
kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidup tapi tidak ada menunjukan
waktu memeriksaan anemeia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena
gastritis.
Napas urea suatu metode diagnostic berdasarkan prinsip bawah urea dibuah
oleh urea .pilori dalam lambung dalam menjadi amoniak dan karbodioksida
(CO2)CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam
udara ekspirasi.
Pemeriksaan feces tes ini memiriksaan adalah terdapat bakteri pilori dalam
feces atau tidak hasil yang posetif dapat mengidasikan terjadi infeksi.
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces hal ini
menunjukan danya perdarahan dalam lambung.
7. Penatalaksanaan
1. Penderita gastritis karena stress akut bainak mengalami penyebab penykit buat
cedera atau perdarahan berhasil di atasi;tetap sekitar 2% penderita gastritis
karena stress akut mengalami perdarahan yang sering berakibat fatal.
2. Penderita gastritis kronik bisah diobati dengan antacid
3. Penderita sebanyaknya menhidari obat anti peradangan non esteroid lanya dan
makanan yang menyebabkan iritasi lambung
4. Untuk meningkat penyebatan disaluran keluar lambung pada gastritis
eosinofilik bisa diberikan korikostoroid atau dilakukan pemedahan
5. Gastritis cetrofik tidak dapat disebabkan besar penderita harus pendaptkan
suntikan tambahan vitamin12.
27
8. Komplikasi
sekresi asam dan pepsin lebih kanjut dan meningkatkan permeabilitas kapiler
Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena, dapat
28
f. Memperbaiki biasanya makan pasien
29
A. Asuhan Keperawatan
rehabilitative dan preventif perawatan kesehatan. Untuk sampai pada hal ini
dengan elemen yang paling releven dari system teori, dengan menggunakan
B. Assesment (Pengkajian)
interaksi (verbal dan non verbal) antara perawat dan klien. Selain klien
30
Indra kita mengumpulkan pengalaman yang perlu di klasifikasi dan dinilai
(Badman 1995)
a. Biodata : nama, umur, jenis kelamin, agama, ras, suku, bangsa, dan lain-
lain
l. Status nutrisi: berat badan, warna kulit, turgor kulit dan anemia (Blac, et
all, 1993).
31
2. Diagnosa Keperawatan
Keperawatan kedalam pendidikan perawat, riset dalam bidang ini akan terus
berkembang. Sebagai hasil label diagnosi baru akan secara kontinu berkembang,
tentang respon manusia terhadap masalah kesehatan actual dan potensial. (ANA,
1984).
muntah, perdarahan.
d. Kurangnya pengetahuan tentang factor penyebab dan terapi diet. (Brunner and
Suddart 2002).
32
C. ntervensi Keperawatan
berkurang/hilang
1. Intervensi :
a. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya intensitas nyeri (skala 0-10).
lambung.
rawat.
33
3. Kolaborasi:
2) Asetaminofen
3) Antasida
2. Intervensi:
a. Buat jadwal masukan tiap jam anjurkan mengukur cairan dan minum sedikit
34
Rasional : mengetahui perkembangan berat badan
d. Berikan diet dan makanan ringan dengan tambahan makanan yang disukai
makan kecuali yang mengandung asam dan kafein tidak dianjurkan karena
e. Gunakan susu biasa dari pada usus krim, bila susu dimungkinkan.
Rasional :Susu biasa lebih baik untuk peristaltic lambung dan tidak
mengandung lemak.
elektrolit akan terpenuhi, dengan criteria hasil tanda-tanda vital dalam batas
35
3. Intervensi:
dan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari keadaan pasien. Dan
Rasional :Pantau pasien jika timbul komplikasi lanjut dari iritasi mukosa
36
5. Berikan cairan/darah sesuai indikasi.
4. Intervensi :
37
3. Anjurkan makan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi pasien.
keluarganya.
5. Intervensi
38
D. Implementasi
E. Evaluasi
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respon klien
terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kea rah pencapaian tujuh.
Data dikumpulkan dengan dasar berkelanjutan untuk mengukur perubahan
dalam fungsi,dalam kehidupan sehari,dan dalam ketersediaan /pengenalan
sumber eksternal .(Carnevali & Thomas ,2008).
39