You are on page 1of 16

PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

MEMBUAT KERAJINAN TANGAN KOTAK PENSIL DENGAN KERTAS KARTON


PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH DAN ISOLASI SOSIAL
DI DESA BANDUNGREJO KECAMATAN BANTUR

Untuk Memenuhi Tugas


Pendidikan Profesi Departemen Jiwa

Oleh :
Erfan Dani
170070301111109

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


MEMBUAT KERAJINAN TANGAN KOTAK PENSIL DENGAN KERTAS KARTON PADA
PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH DAN ISOLASI SOSIAL
DI DESA BANDUNGREJO KECAMATAN BANTUR

Untuk Memenuhi Tugas


Pendidikan Profesi Departemen Jiwa

Oleh :
Erfan Dani
170070301111069

Telah diperiksa kelengkapannya pada:


Hari :
Tanggal :

Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Perseptor Klinik Perseptor Akademik

Ns. Soebagijono, S.Kep, M.M.Kes Ns. Lilik Supriyati, S.Kep, M.Kep


NIP. 198009142005022001 NIP. 19830502010122006
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan social yang
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,
konsep diri yang positif, dan kestabilan emosional. Gangguan jiwa adalah suatu sindrom
atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang
dan dikaitkan dengan adanya distress atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau lebih
area fungsi yang penting) atau di sertai peningkatan resiko kematian yang menyakitkan,
nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (Videbeck, 2008). Penyebab terjadinya
gangguan jiwa, Biologis: Stresor yang berhubungan dengan respon neurobiologis,
Lingkungan: Ambang toleransi terhadap stres yang ditentukan secara biologis berinteraksi
dengan stresor lingkungan untuk menentukan gangguan perilaku, Sosial budaya: Stres yang
menumpuk dapat menunjang terjadinya skizorfenia dan gangguan psikotik lain (Stuart,
2006).
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah diri, yang
menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (keliat, 2011). Klien
dengan harga diri rendah mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat
akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada
klien gangguan jiwa. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab HDR adalah
kegagalan tumbuh kembang, misalnya sering disalahkan, kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok (Yosep, 2007). Kondisi harga diri rendah
yang membuat pasien malu bertemu orang lain lama-kelamaan akan menyebabkan klien
mengalami isolasi sosial.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada kelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan,
dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki
perilaku lama yang maladaptive. Dengan TAK ini diharapkan pasien mampu menjalin
komunikasi dan merasa memiliki kemampuan.
Tindakan keperawatan yang ditujukan pada sistem klien, baik secara individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat merupakan upaya menyeluruh dalam menyelesaikan
masalah klien. Terapi aktivitas kelompok merupakan terapi modalitas keperawatan untuk
ditujukan pada kelompok klien dengan masalah yang sama. Terapi aktivitas kelompok yang
dikembangkan adalah sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi sensori, dan orientasi realita
(Keliat, 2004).
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diadakan terapi aktivitas kelompok harga diri
rendah dan isolasi sosial dengan harapan klien dapat mengontrol harga diri rendah dan
isolasi sosialnya, dapat beraktivitas tanpa ada harga diri rendah dan isolasi sosial yang
mengikutinya serta diharapkan respon dalam kehidupan menjadi adaptif.

1.2 Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum TAK yaitu peserta dapat meningkatkan kemampuan motorik dan
sensoriknya dalam membuat kerajinan sesuai petunjuk yang diberikan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Klien mampu mempersiapkan alat yang dibutuhkan untuk membuat kerajinan.
b. Klien mampu membentuk gantungan kunci sesuai dengan petunjuk.
c. Klien mampu berinteraksi dengan teman dan perawat.

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Klien
Sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mebuat kerajinan
dan kemampuan klien dalam berinteraksi dengan orang lain. TAK juga dapat
meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga membuat klien merasa berguna.
1.3.2 Manfaat Bagi Terapis
 Sebagai upaya untuk memberikan asuhan keperawatan jiwa secara holistik.
 Sebagai terapi modalitas yang dapat dipilih untuk mengoptimalkan Strategi
Pelaksanaan dalam implementasi rencana tindakan keperawatan klien.
1.3.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi untuk pihak akademisi, pengelola dan sebagai bahan
kepustakaan, khususnya bagi mahasiswa S1 Keperawatan sebagai aplikasi dari
pelayanan Mental Health Nurse yang optimal pada klien dengan harga diri rendah
dan isolasi sosial.
1.3.4 Manfaat Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukkan dalam implementasi asuhan keperawatan yang holistik
pada pasien dengan harga diri rendah dan isolasi sosial pada khususnya, sehingga
diharapkan keberhasilan terapi lebih optimal.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Kelompok
2.1.1 Definisi Kelompok
Manusia merupakan makhluk sosial hidup berkelompok, saling berhubungan untuk
memenuhi kebutuhan sosial seperti saling memiliki, butuh pengakuan, penghargaan dan
pernyataan dari satu dengan yang lain saling ketergantungan yang erat sebagai manusia
yang holistik.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan 1 dengan yang lain,
saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (stuart dan Laraia, 2001). Anggota
kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan
keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan,
kesukaan, dan menarik (Yolam, 1995 dalam stuart dan laraia, 2001). Semua kondisi ini akan
mempengaruhi dinamika kelompok, ketika anggota kelompok member dan menerima
umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.
Penggunaan kelompok dalam asuhan keperawatan jiwa memberi dampak yang positif
dalam upaya promotif, kuratif dan rehabilitative, karena dapat diperoleh dukungan
pendidikan, peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan meningkatkan hubungan
interpersonal serta uji relitas. Berbagai uji keperawatan yang dikembangkan difokuskan
pada klien secara individu, kelompok, keluarga mupun komunitas

2.1.2 Tujuan dan Fungsi kelompok


Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta
mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptive. Kekuatan kelompok ada pada
konstribusi dari setiap anggota dan pimpinan dalam mencapai tujuannya. Kelompok
berfungsi sebagai tempat berbagai pengalaman dan saling membantu satu sama lain, untuk
menemukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan laboratorium tempat untuk
mencoba dan menemukan hubungan interpersonal yang baik, serta mengembangkan
perilaku yang adaptif. Anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan dihargai eksistensinya
oleh anggota kelompok yang lain.

2.1.3 Jenis terapi kelompok


 Terapi Kelompok
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan
waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Focus terapi
kelompok adalah adalah membuat sadar diri (self-awareness), peningkatan hubungan
interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya.
 Kelompok terapeutik
Kelompok terapeutik membantu mengatasi stress emosi, penyakit fisik krisis,
tumbuh kembang, atau penyesuaian social, misalnya, kelompok wanita hamil yang akan
menjadi ibu, individu yang kehilangan dan penyakit terminal. Banyak kelompok terapeutik
yang dikembangkan menjadi self-help-group. Tujuan dari kelompok ini adalah sebagai
berikut :
- Mencegah masalah kesehatan
- Mendidik dan mengembangkan potensi anggota kelompok
- Mengingatkan kualitas kelompok. Antara anggota kelompok saling membantu dalam
menyelesaikan masalah

2.2 Terapi Aktivitas Kelompok Harga Diri Rendah dan Isolasi Sosial
2.2.1 Terapi Aktivitas Kelompok
TAK adalah manual, rekreasi dan teknik kreatif untuk menfasilitasi seseorang serta
meningkatkan respon social dan harga diri.Aktivitas yang digunakan sebagai terapi didalam
kelompok yaitu membaca puisi, seni, music, menari, dan literature.Terapi aktivitas kelompok
dibagi menjadi empat yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi
aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi realita.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi melatih mempersiapkan stimulus
yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami, diharapkan respon klien terhadap
berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.TAK sensori digunakan sebagai
stimulus pada sensori klien.TAK orientasi realita melatih klien mengorientasikan pada
kenyataan yang ada disekitar klien.Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori untuk
membantu klien melakukan stimulasi sensori dengan individu yang ada disekitar klien.

2.2.2 Definisi Harga Diri Rendah


Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah diri, yang
menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (keliat, 2011). Kondisi
ini dapat disebabkan oleh trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban
perkosaan, dituduh berbuat kejahatan, dipenjara tiba-tiba), dll. Klien ini mempunyai cara
berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan
pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam tinjauan life
span history klien, penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh kembang, misalnya sering
disalahkan, kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok
(Yosep, 2007).

2.2.3 Definisi Isolasi Sosial


Menarik diri adalah suatu usaha untuk menghindari interaksi dengan orang lain dan
kemudian menghindari berhubungan, ini merupakan pertahanan terhadap stresor dan
ansietas yang berhubungan dengan suatu stresor atau ancaman. Salah satu penyebab dari
menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Kondisi ini digambarkan dengan klien yang apatis, menghindar dari orang lain, dan
komunikasi berkurang bahkan cenderung tidak ada komunikasi.

2.3 Indikasi dilakukan TAK Stimulasi Persespsi Sensori


a. Klien dengan gangguan HDR dan Isolasi Sosial.
b. Klien yang mengalami gangguan proses pikir
c. Klien yang sedang berada dalam rentang respon adaptif
d. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang.
e. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative)
BAB III
PENGORGANISASIAN

3. 1 TUGAS DAN WEWENANG


1. Tugas Leader dan Co-Leader
 Memimpin acara; menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan.
 Menjelaskan peraturan dan membuat kontrak dengan klien
 Memberikan motivasi kepada klien
 Mengarahkan acara dalam pencapaian tujuan
 Memberikan reinforcemen positif terhadap klien
2. Tugas Fasilitator
 Ikut serta dalam kegiatan kelompok
 Memastikan lingkungan dan situasi aman dan kondusif bagi klien
 Menghindarkan klien dari distraksi selama kegiatan berlangsung
 Memberikan stimulus/motivasi pada klien lain untuk berpartisipasi aktif
 Memberikan reinforcemen terhadap keberhasilan klien lainnya
 Membantu melakukan evaluasi hasil
3. Tugas Observer
 Mengamati dan mencatat respon klien
 Mencatat jalannya aktivitas terapi
 Melakukan evaluasi hasil
 Melakukan evaluasi pada organisasi yang telah dibentuk (leader, co leader, dan
fasilitator)
4. Tugas Klien
 Mengikuti seluruh kegiatan
 Berperan aktif dalam kegiatan
 Mengikuti proses evaluasi
3.2 TEKNIK PELAKSANAAN
Jenis TAK : Harga Diri Rendah dan Isolasi Sosial
Tema : Membuat Kerajinan Kotak Pensil
Waktu pelaksana : Rabu, 2 April 2018
Tempat : Desa Bandungrejo
Terapis : 1. Leader : Erfan Dani
2. Co-leader : Erfan Dani
3. Observer : Aulia Dian Trissilowati
4. Fasilitator : Moh. Salju Bintoro
A. Tujuan
1. Klien mampu mempersiapkan alat yang dibutuhkan untuk membuat kerajinan.
2. Klien mampu membentuk gantungan kunci sesuai dengan petunjuk.
3. Klien mampu berinteraksi dengan teman dan perawat.
B. Setting
1. Terapis & klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman & tenang
K

C. Alat
1. Lem
2. Gunting
3. Lembar Absensi
4. Berita Acara
5. Bulpen
D. Bahan
1. Kain Flanel
2. Gantungan Kunci
3. Tali
4. Manik-manik

E. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Praktik membuat gantungan kunci

F. MAP

L Keterangan :
L : Leader
K O : Observer
F : Fasilitator
K : Klien

F F

K Co-L
K

G. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien tentang TAK membuat gantungan kunci.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
b. Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini.
 Menanyakan masalah yang di rasakan.
 Menanyakan penerapan TAK yang lalu.
c. Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu terapi aktivitas kelompok membuat gantungan
kunci
 Menjelaskan aturan main sebagai berikut
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja
a. Menjelaskan alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat gantungan kunci
b. Menjelaskan cara membuat gantungan kunci
c. Tanyakan klien apakah sudah mengerti atau ada yang ditanyakan
d. Berikan waktu bagi klien untuk membuat gantungan kunci sendiri dengan
difasilitasi oleh fasilitator.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan membuat gantungan kunci dan
berkomunikasi dengan orang lain.
EVALUASI
1. Evaluasi Proses
- Kegiatan berjalan lancar, peserta antusias dan cukup aktif
- Selama kegiatan, diskusi berjalan dua arah antara pasien dengan leader
- Kegiatan selesai tepat waktu
- Tidak semua peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Evaluasi Struktur
- Leader tidak memperkenalkan tim
- Dalam menjelaskan aturan permainan belum detail/jelas
- Masih banyak pihak yang ikut berbicara selain leader
- Metode dan aturan permainan kurang runtut dan tepat
- Kontrak waktu tidak disebutkan dengan jelas dari jam 08.30 sampai jam 12.00

3. Evaluasi Hasil
- Peserta mengatakan perasaan cemas berkurang
- Peserta mengatakan pengetahuan bertambah
- Peserta mengatakan ada manfaatnya
TAK : HDR dan Isolasi sosial
Kemampuan Membuat Kerajinan Gantungan kunci

a. Kemampuan Verbal : Menyampaikan pendapat dan pertanyaan

Nama klien
No Aspek yang dinilai
Mubin Karmisah Sumini
1 Menyebutkan nama sendiri + + +

2 Menanyakan nama teman + + +

3 Menyebutkan nama teman + + +

4 Menyampaikan pendapat tentang membuat gantungan + - +


kunci
5 Menyampaikan pertanyaan jika belum mengerti + - +
Jumlah 5 3 5

b. Evaluasi Nonverbal

No Aspek yang dinilai Nama klien


Mubin Karmisah Sumini
1 Kontak mata + + -
2 Duduk tegak + + -
3 Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai + + +
4 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir + + +

Jumlah 4 4 2

c. Evaluasi Kemampuan Membuat Gantungan kunci

No Aspek yang dinilai Nama klien


Mubin Karmisah Sumini
1 Menyebutkan alat yang dibutuhkan + + +
2 Membentuk gantungan kunci sesuai petunjuk + + +
3 Menggunting tali sesuai kebutuhan + + +
4 Menempelkan selotip untuk fiksasi ujung + + +
gantungan kunci
Jumlah 4 4 4

Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda (+) jika ditemukan pada
klien atau (-) jika tidak ditemukan.
Strategi Pelaksanaan Kegiatan

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
Klien yang mengikuti TAK adalah klien dengan harga diri rendah dan isolasi sosial. Klien
sudah kooperatif
b. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah dan Isolasi sosial
c. Tujuan
Tujuan Umum
Klien dapat berespon terhadap stimulus panca indra yang diberikan.
Tujuan Khusus
- Klien dapat menyebutkan alat yang digunakan
- Klien dapat menyampaikan perasaannya saat membuat gantungan kunci
- Klien dapat menyampaikan pertanyaan jika belum mengerti
c. Tindakan Keperawatan
1) BHSP
2) Melakukan TAK sesuai dengan prosedur yang ada
3) Mengevaluasi hasil TAK

2. Strategi Komunikasi
a. Orientasi
Salam Terapeutik :
“Assalammualaikum.....?” ”Selamat pagi semua...?” “ada yang kenal sama saya?
baiklah perkenalkan nama saya Vivi. saya sebagai ketua kelompok disini, disebelah kiri
saya adalah Nuryantri, disebelah kanan saya Resti, dan yang disamping teman-teman
yaitu Amar.

Evaluasi/Validasi :
“Bagaimana kabarnya hari ini..?” “Istirahatnya semalam bagaimana enak atau tidak..?”

Kontrak :
“Teman-teman tujuan kegitan kita kumpul disini yaitu akan melakukan TAK membuat
gantungan kunci. Kemudian nanti ibu-ibu dan bapak-bapak bisa membuat gantungan
kunci sendiri dengan alat-alat yang kami siapkan. Bagaimana pak bu bersedia?”
“Baiklah teman-teman ya, aturan main kita yaitu barang siapa yang mau meninggalkan
tempat permainan ini misalnya dia mau ke WC atau mau minum, terlebih dahulu dia
meminta izin sama fasilitator yang ada di belakang teman-teman. Jika siapa yang
meninggalkan permainan ini lebih dari 3 menit dia kita kasih hukuman bernyanyi di
depan teman-teman yang lain”.
“Lama membuat gantungan kunci yaitu 20 menit namun sebelum itu akan dicontohkan
terlebih dahulu cara membuat gantungan kunci selama 5 menit ya teman-teman”.
“Semua bapak-bapak wajib mengikuti kegiatan sampai selesai ya” “Tujuan umum yaitu
teman-teman dapat merespon terhadap kegiatan membuat gantungan kunci”.
“Tujuan khususnya teman-teman adalah teman-teman mampu berkomunikasi dengan
teman-teman yang lain, dan mampu memberikan tanggapan dan menyampaikan
perasaan setelah membuat gantungan kunci”.
b. Fase Kerja
“Baiklah teman-teman ya, sekarang kita akan menjelaskan dan mempraktikkkan cara
membuat gantungan kuncinya.”
(menjelaskan dan mempraktikkan cara membuat gantungan kunci)

c. Terminasi
Evaluasi Subjektif :
“Baiklah teman-teman, bagaimana perasaannya setelah membuat gantungan kunci
tadi?”

Evaluasi Objektif :
“Baiklah teman-teman ya, saya mau tanya lagi siapa yang bisa menyebutkan alat-alat
apa saja yang dibutuhkan untuk membuat gantungan kunci tadi?”. (memberikan pujian
bagi klien yang mampu menjawab dengan benar). Tepuk tangan untuk semua teman-
teman prok.. prok.. prok..... semuanya bagus-bagus dan pinter-pinter.... untuk yang lain
yang masih ragu-ragu untuk bicara, jangan malu kita semua adalah teman dan jangan
merasa takut dengan kami, yah......”

Rencana Tindak Lanjut :


“Baiklah teman-teman sekalian, nanti teman-teman bisa mencoba membuat gantungan
kunci di rumah dengan alat seperti tadi, ataupun dengan jenis tali gantungan kunci yang
lain.”
Lampiran 5
DOKUMENTASI

You might also like