Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Pendahuluan
Hipotiroid Subklinis akibat pengobatan tuberkulosis multidrug resistant memiliki gejala yang
tidak spesifik sehingga kurang mendapat perhatian. Dalam penelitiannya, Satti et. Al. (2012)
menyebutkan bahwa sekitar 69% pasien MDR TB menderita hipotiroid subklinis dan setengah dari
pasien tersebut menderita hipotiroid subklinis pada hari ke-93 terapi. Hipotiroid subklinis pada
pasien TB MDR dapat disebabkan oleh etionamid, dan p-aminosalisilat asid (PAS), obat-obatan ini
dapat menghambat sintesis hormon tiroid melalui mekanisme penghambatan pembentukan iodin.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kondisi kadar konsentrasi serum thyroid-stimulating
hormone (TSH) lebih tinggi dari nilai normal sedangkan kadar konsentrasi serum tiroksin bebas
(FT4) dalam batas normal.
Presentasi Kasus
Wanita 20 tahun datang dengan keluhan lemah badan sejak satu bulan sebelum masuk rumah
sakit, ia juga mengalami suara parau. Sejak 6 bulan yang lalu pasien didiagnosis tuberkulosis MDR
dan mendapatkan pengobatan etambutol, pirazinamid, kapreomisin, etionamid. Setelah lima bulan
pengobatan TB MDR didapatkan pemeriksaan fisik TD 110/70 mmHg, nadi 110 x/menit, Rr 22
x/menit, temperature 36,1oC, IMT 14,22 Kg/m2, LLA 18,5 cm, pemeriksaan fisik tidak didapatkan
pembesaran KGB, tidak didapatkan pembesaran kelenjar tiroid, pada pemeriksaan pulmo di
dapatkan rhonki basah sedang (+) di kedua lapang paru. Pemeriksaan penunjang di dapatkan T4
bebas 1,14 ng/mL, TSH 10,740 ng/mL. Rontgen Thorax kesan KP aktif, rapid test non reaktif
Diskusi
Hipotiroid yang disebabkan oleh OAT TB MDR merupakan efek samping yang dapat diterapi
serta reversibel, namun masih sering underdiagnosed. Diperlukan adanya evaluasi kadar TSH pada
semua pasien dengan pengobatan TB MDR saat memulai terapi, tiga bulan, enam bulan serta enam
bulan setelah terapi selesai.