Professional Documents
Culture Documents
B. Analisa Masalah
1. P : Nyeri Akut
E : Iskemia dan Infark Jaringan Miokard
S : Pasien mengeluh nyeri pada dada kiri, nyeri yang dirasakan seperti tertekan benda berat, pasien
tampak sedikit meringis, skala nyeri 3 dari skala 0-10 yang diberikan, nadi: 110x permenit
es terjadinya: menurunya aliran darah koroner akibat pembentukan thrombus menyebabkan kematian jaringan
sehingga jaringan tersebut menjadi nekrosis yang berakibat timbulnya rasa nyeri
Akibat jika tidak ditanggulangi: Terjadi syok neurogenik
2. P : Ketidakefektifan Pola Nafas
E : Infark
S : Pasien mengatakan sesak nafas, penggunaan O2 (+) sebanyak 3 liter/menit, RR: 28 kali/menit,
pernafasan cuping hidung (+), penggunaan otot bantu nafas (+)
es terjadinya: meningkatnya kebutuhan O2 untuk menyuplai O2 ke jaringan mengakibatkan terjadinya takipneu
sehingga pola nafas pasien tidak efektif
tanggulangi : Pasien akan mengalami apnue (henti nafas).
3. P: Intoleransi Aktivitas
E: Adanya Iskemik Jaringan Miokard
S: Pasien mengatakan tubuhnya lemas, pasien hanya berbaring ditempat tidur, Nadi : 110 x / menit
es terjadinya: menurunya aliran darah koroner mengakibatkan penurunan aliran darah sehingga O2 ke jaringan
menurun/hipoksia yang berakibat kelemahan yang pada akhirnya menyebabkan intoleransi
aktivitas
tanggulangi : terjadinya atropi/ mengecilnya bagian tubuh bahkan terjadi dekubitus
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia dan infark jaringan miokard ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri pada dada kiri, nyeri yang dirasakan seperti tertekan benda berat, pasien tampak
sedikit meringis, skala nyeri 3 dari skala 0-10 yang diberikan, nadi: 110x permenit
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan infark ditandai dengan pasien mengatakan
sesak nafas, penggunaan O2 (+) sebanyak 3 liter/menit, RR: 28 kali/menit, pernafasan cuping
hidung (+), penggunaan otot bantu nafas (+)
3. Intoleransi aktivitasberhubungan dengan adanya iskemik jaringan miokard ditandai dengan
pasien mengatakan tubuhnya lemas, pasien hanya berbaring ditempat tidur, nadi : 110 x / menit
III. RENCANA KEPERAWATAN
A. Prioritas Diagnosa.
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan infark ditandai dengan pasien mengatakan
sesak nafas, penggunaan O2 (+) sebanyak 3 liter/menit, RR: 28 kali/menit, pernafasan cuping
hidung (+), penggunaan otot bantu nafas (+)
2. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia dan infark jaringan miokard ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri pada dada kiri, nyeri yang dirasakan seperti tertekan benda berat, pasien tampak
sedikit meringis, skala nyeri 3 dari skala 0-10 yang diberikan, nadi: 110x permenit
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya iskemik jaringan miokardditandai dengan
pasien mengatakan tubuhnya lemas, pasien hanya berbaring ditempat tidur, nadi : 110 x / menit
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Ketidakefektifan pola nafas Setelah diberikan Beri/atur posisi semi fowler
asuhan
berhubungan dengan Berikan oksigen
infark keperawatan selama 2x 24 jam
ditandai dengan Ajarkan teknik bernafas dan
pasien diharapkan sesak pasien hilang
mengatakan sesak nafas, dengan outcome: relaksasi
penggunaan O2 (+) sebanyak 3 Pasien tidak sesak Observasi frekuensi kedalaman
liter/menit, RR: 28 kali/menit, Penggunaan O2 (+) pernafasan termasuk
pernafasan cuping hidung (+), RR: 20 kali/menit penggunaan otot bantu
penggunaan otot bantu nafas Pernafasan cuping hidung (+)
(+) Penggunaan otot bantu nafas (+)
.
2 Nyeri akut berhubungan Setelah diberikan asuhan Pantau TTV
dengan iskemia dan infark keperawatan selama 1x 24 jam Anjurkan teknik relaksasi
jaringan miokard ditandai diharapkan nyeri pasien hilang progresif dan latihan nafas
dengan pasien mengeluh nyeri dengan outcome: dalam
Tidak ada keluhan nyeri pada Delegatif dalam pemberian obat
pada dada kiri, nyeri yang
dirasakan seperti tertekan dada kiri analgetik
Tidak meringis
benda berat, pasien tampak Observasi lokasi,
sedikit meringis, skala nyeri
3 Skala nyeri berkurang 0 dari karakter, durasi, dan intensitas,
dari skala 0-10 yang diberikan, skala 0-10 yang diberikan nyeri, dengan menggunakan
nadi: 110 x permenit Nadi 60-90 kali/menit skala nyeri 0 (tidak nyeri)
sampai 10 (nyeri hebat). Kaji
gejala berkaitan, seperti mual
dan diaporesis.