You are on page 1of 7

A.

Pengertian
Menurut Prawiroharjo, plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir
(prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah plasenta yang
implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium
internum.
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan
menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum (Saifuddin, 2002).
B. Pathway
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Pengumpulan data
1) Anamnesa
a) Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan,
alamat, medicalrecord dll.
b) Keluhan utama: Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu/trimester III.
1 Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
2 Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek; terbentuknya SBR,
terbukanya osteum/ manspulasi intravaginal/rectal.
3 Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan
pembuluh darah dan placenta.
c) Inspeksi
1 Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
2 Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
d) Palpasi abdomen
1 Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
2 Sering dijumpai kesalahan letak.
3 Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya kepala
masih goyang/floating
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilansekarang.
Riwayat obstetri meliputi:
1 Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
2 Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
3 Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan
4 Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
5 Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan.
6 Komplikasi pada bayi
7 Rencana menyusui bayi
b) Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran persalinan(TP).
TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan
TP berdasarkan HPHt dapat digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh,
bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
c) Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut
pada kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan
organ seksual pada janin.
d) Riwayat penyakit dan operasi:
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa
berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur
operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya harus di dokumentasikan
e) Riwayat Psikososial
Pasien akan merasa cemas oleh karena kawatir akan kehamilan ibu dan
bayinya takut akan dioprasi takut apabila gambaran dirinya berubah serta biaya
oprasi dan perawatannya
f) Pola aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas sehari-hari akan terganggu karena pendarahan pasien harus
bedrest dan setelah operasi masih terdapat efek anastesi serta adanya perlukaan
operasi yang menimbulkan nyeri.
3) Pemeriksaan fisik
a) Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
1 Rambut dan kulit
a Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
b Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
c Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah
2 Mata : pucat, anemis
3 Hidung
4 Gigi dan mulut
5 Leher
6 Buah dada / payudara
a Peningkatan pigmentasi areola putting susu
b Bertambahnya ukuran dan noduler
7 Jantung dan paru
a Volume darah meningkat
b Peningkatan frekuensi nadi
c Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah
pulmonal.
d Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
e Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
f Diafragma meninggi.
g Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
8 Abdomen
a Menentukan letak janin
b Menentukan tinggi fundus uteri
9 Vagina
a Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda
Chandwick)
b Hipertropi epithelium
10 System musculoskeletal
a Persendian tulang pinggul yang mengendur
b Gaya berjalan yang canggung
c Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis
rectal
b) Khusus
1 Tinggi fundus uteri
2 Posisi dan persentasi janin
3 Panggul dan janin lahir
4 Denyut jantung janin

2. Diagnosa
a. Resiko perdarahan b/d komplikasi terkait kehamilan (plasenta previa)
b. Gangguan perfusi jaringan pada janin b/d adanya perdarahan
c. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d kontraksi uterus
d. Gangguan Psikologis (cemas) b/d kurangnya pengetahuan tentang perdarahan

3. Intervensi
a. Resiko perdarahan b/d komplikasi terkait kehamilan (plasenta previa)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan perdarahan terartasi.
Kriteria hasil : Tekanan darah normal, tidak ada perdarahan pervagina,hemoglobin
dan hematokrit dalam batas normal
Intervensi :
1) Catat nilai Hb dan Ht sebelum dan sesudah terjadinya perdarahan
Rasional : Mengetahui anemia atau tidak setelah perdarahan
2) Monitor TTV
Rasional : Mengetahui perkembangan status kesehatan klien
3) Lakukan pressure dressing (perban yang menekan) pada area luka
Rasional : Mengurangi banyaknya darah yang keluar.
4) Anjurkan pasien meningkatkan intake makanan yang mengandung vitamin K
Rasional : Menambah produksi darah
5) Kolaborasi dalam pemberian produksi darah
Rasional : Mengganti darah yang hilang karena perdarahan
b. Gangguan perfusi jaringan pada janin b/d adanya perdarahan
Tujuan : perdarahan maternal dapat diatasi sehingga tidak terjadi hipoxia
janin.
Kriteria hasil : tidak terjadi hipoxia pada janin, detak jantung janin dalam batas
normal.
Intervensi :
1) Kaji dan catat DJJ catat bradikardi atau takikardi
Rasional : dicatat perubahan aktifitas janin
2) Catat perdarahan ibu dan kontraksi uterus, umur kehamilan dan tinggi fundus
Rasional : jika kontraksi uterus disertai dilatasi serviks bedrest dan pengobatan
tidak efektif.
3) Anjurkan bedrest dengan posisi lateral kiri
Rasional : posisi lateral kiri meringankan tekanan inferior dan meningkatkan
sirkulasi gas janin dengan placenta.
4) Kolaborasi pemberian suplemen oksigen pada ibu
Rasional : peningkatan oksigen dapat mensuplai pada janin.
5) Kolaborasi dalam penggantian cairan yang hilang
Rasional : memelihara volume sirkulasi yang adekuat untuk transfor oksigen.
c. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d kontraksi uterus
Tujuan : mengurangi rasa nyeri
Kriteria hasil : nyeri berkurang
Intervensi :
1) Kaji skala nyeri pada pasien
Rasional : Mengetahui derajat nyeri dan tindakan terapi
2) Catat petunjuk nonverbal fisiologi dan psikologi
Rasional : Mengidentifikasi luas beratnya masalah
3) Kaji ulang faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri
Rasional : Membantu membuat diagnose
4) Mempertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional : Meminimalkan stimulasi atau meningkatkan relaksasi
5) Berikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas
Rasional : Mengurangi kontraksi uteri
d. Gangguan Psikologis (cemas) b/d kurangnya pengetahuan tentang perdarahan
Tujuan : secara verbal pasien ( sederhana ) menyebabkan patofisiologi dan
tindakan dari situasi klinik.
Kriteria hasil : pasien tampak tenang, pasien mampu melakukan tindakan situasi
klinik
Intervensi :
1) Jelaskan perawatan dan kondisi perdarahan secara rasional
Rasional : pemberian informasi menjernihkan kesalah pahaman.
2) Beri kesempatan pasien untuk bertanya
Rasional : Pemberian klarifikasi dari kesalahpahaman, identifikasi masalah dan
kesempatan untuk memulai membangun
D. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan kolaboratif.
Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien.

E. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana
kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan
tindakan perawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien.
Evaluasi dapat berupa : masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian.

You might also like