Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
Alfian indrayuda ()
LAPORAN KASUS
Laporan ini telah diujikan dalam konferensi kasus pada tanggal 09 bulan Agustus tahun 2018
Penguji,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus Post Anterior Cruciatum Ligament
Recontruction dan partial menisektomi medial Knee Dextra di Royal Sport Medicine
Centre Jakarta 2018”.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan laporan ini
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan
segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terkait, yaitu kepada:
1. dr. IGM. Febry Siswanto, Sp.OT., dr. Bobby Nelwan, Sp.OT., Dr. dr Rika
Haryono, Sp.KO., dr. Yanuarso, Sp.OT, dan dr. Evan, Sp.OT., M.Kes
selaku Dokter yang bertanggung jawab di Royal Sport Medicine Centre.
2. Ahmad Syafei, SST.Ft selaku Pembimbing lapangan atau Clinical
Educator di Royal Sport Medicine Centre yang telah banyak memberi
petunjuk dan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.
3. Priska Priscilia Meliala, S.Ft., dan Rudiyus Suseno, S.Ft, Aryo Nugroho,
S.Ft, Rheza Arista. STr.Ft yang telah memberikan saran dan masukan
dalam pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak penulis sangat
harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.2 Penulis
1. Penulis dapat menambah pengetahuan tentang penanganan yang tepat
serta pencegahan terkait kasus Post Anterior Cruciatum Ligament
Reconstruction Knee Dextra.
1.3.3 Fisioterapi
1. Dapat dijadikan sebagai salah satu refrensi tindakan fisioterapi
dalam penanganan Post Anterior Cruciatum Ligament
Reconstruction Knee Dextra.
2. Dapat memberikan pelayanan Fisioterapi dengan pemberian
intervensi yang tepat pada kasus Post Anterior Cruciatum Ligament
Reconstruction Knee Dextra.
BAB II
LANDASAN TEORI
Lutut merupakan sendi terbesar dari sendi tubuh lainnya. Sendi ini
terletak di antara sendi ankle dan sendi hip yang berperan sebagai stabilisator
dan penggerak. Sendi lutut merupakan sendi sinovium yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut : a. Permukaan artikular dilapisi tulang rawan hialin, b.
Mempunyai kapsul sendi, c. Mempunyai membran sinovium yang
memproduksi cairan sinovium, d. Intra-artikular di beberapa sendi terdapat
meniscus yang berfungsi sebagai peredam kejut, e. Persarafan umumnya dari
saraf yang memasok otot-otot yang bekerja pada sendi, f. Akhir saraf atau
nerves ending mechanoreceptors terdapat pada kapsul dan ligamen,
proprioceptor sebagai sensasi posisi dan gerak, serta nociceptor sebagai sensasi
sakit, ada pula ujung saraf simpatik saraf otonom. Semua komponen tersebut
memiliki pembuluh darah sebagai suplai nutrisi, kecuali tulang rawan sendi
yang diketahui memperoleh nutrisi dari cairan sinovium yang juga berfungsi
sebagai pelumas (Suriani & Lesmana, 2013).
Selain gerak fleksi dan ekstensi, terdapat gerakan rotasi yang terdiri
dari rotasi internal dan rotasi eksternal. Rotasi internal terjadi karena adanya
kontraksi dari otot-otot rotator internal yang terdiri dari m.
semimembranosus, m. semitendinosus, m. gracilis, m. sartorius, m.
popliteus dan otot-otot sekunder m. gluteus minimus bagian anterior dan
medius, m. adductor longus, m. adductor brevis dan m. pectineus.
Sedangkan rotasi eksternal dilakukan oleh m. biceps femoris dan dibantu
oleh m. tensor fasciae latae, m. gluteus maximus, m. gluteus medius bagian
posterior, m. gluteus minimus dan m. obturator externus (Pearce, 2011).
2.1.5 Suplai Darah
Suplai darah pada sendi lutut berasal dari anastomose pembuluh darah
disekitar sendi ini. Dimana sendi lutut menerima darah dari descending
genicular arteri femoralis, cabang-cabang genicular arteri popliteal dan cabang
descending arteri circumflexia femoralis dan cabang ascending arteri tibialis
anterior. Aliran vena pada sendi lutut mengikuti perjalanan arteri untuk
kemudian akan memasuki vena femoralis. (Guyton and Hall, 2011).
2.1.6 Biomekanik
Aksis gerak fleksi dan ekstensi terletak di atas permukaan sendi, yaitu
melewati condylus femoris. Sedangkan gerakan rotasi aksisnya longitudinal
pada daerah condylus medialis. Secara biomekanik, beban yang diterima sendi
lutut dalam keadaan normal akan melalui medial sendi lutut dan akan
diimbangi oleh otot-otot paha bagian lateral, sehingga resultannya akan jatuh di
bagian sentral sendi lutut (Kisner and Colby, 2013).
a. Osteokinematika
Osteokinematika merupakan gerak sendi yang dipandang dari gerakan
tulangnya dan merupakan gerakan fisiologis sendi. Lutut merupakan hinge
joint dengan gerak rotasi ayun dalam bidang sagital dan menghasilkan gerakan
fleksi lutut dengan nilai ROM normal 130º-140º dan soft end feel juga posisi
hiperekstensi berkisar antara 5º-10º dalam batas normalnya dengan elastic end
feel, selain rotasi ayun lutut juga mempunyai gerak rotasi spin dalam bidang
tranversal pada posisi lutut fleksi dan menghasilkan gerakan internal rotasi 15º-
30º dengan elastic end feel dan eksternal rotasi 40º-45º pada posisi awal, mid
posisi dengan elastic end feel. Pada gerak akhir ektensi terjadi eksternal rotasi
yang dikenal sebagai closed rotation (Kisner and Colby 2013).
b. Arthrokinematika
2.2
…………………………………………………………………………………
………………………..
2.3 Meniskus tear
2.3.1 Definisi
a. Radial tear
b. Flap tear
d. Discoid meniscus
e. Peripheral tear
f. Degenerative tear
2.3.3 Epidemiologi
Meniscus repair