You are on page 1of 5

ASUHAN KEPERAWATAN HIDRONEFROSIS DAN HIDROURETER

Hidronefrosis merupakan suatu keadaan pelebaran dari pelvis ginjal dan kalises,
sedangkan hidroureter dianalogikan sebagai pelebaran ureter. Adanya hidronefrosis atau
hidroureter harus dianggap sebagai respons fisiologis terhadap gangguan aliran urine.
Meskipin hal ini sering disebabkan oleh proses obstruktif, tetapi dalam beberapa kasus,
seperti megaureter sekunder untuk refluks pralahir, system pengumpulan mungkin membesar
karena tidak adanya obstruksi.

ETIOLOGI

Banyak factor yang memungkinkan terbentuknya kondisi hidronefrosis dan


hidroureter (tabel 8.1).

Tabel 8.1 faktor penyebab hidronefrosis dan hidroureter.

ureter

Intrisik Fongsional Ekstinsik


 Ureteropelvic junction  Infeksi gram  Retroperitoneal lymphoma
stricture negative  Retroperitoneal sarcoma
 Ureretovesical junction  Neurogenic  Kangker serviks
 Obstruction bladder  Kangker prostat
 Papillary necrosis  Retroperiotoneal fibrosis
 Ureteral valves  Aortic aneurysm
 Ureteral strcture  Inflammatory bowel
(iatogenic) disease
 Blood clot  Retrocayal ureter
 Benigh fibreopithelial  Uterine prolapsed
polyps  Kehamilan
 Ureteral tumor  Latrogenic ureteral
 Fungus ball ligation
 Ureteral kalkulus  Ovarian cysts
 Ureterocele  Diverculitis
 Endometrosis  Tuboovarian abses
 Tuberculosis  Retroreitoneal hemorrhage
 Retrocaval ureter

Kandung kemih

Intrisik Fungsional Ekstrinsik


 Karsinoma kandung  Neurologenic  Pelvic lipomatosis
kemih bladder
 Bladder calculi  Vesicoureteral
 Cystocele refluks
 Primary bladder neck
 Hypertrophy
 Bladder driverticula
uretra

Intrinsic Ekstrinsik
 Urethral stricture  Benign prostatic
 Urethral valves hyperplasia dan
 Urethral diverticula prostate cancer
 Urethral atresia
 Labial fusion

PATOFISIOLOGI

Hidronefrosis merupakan respons hasil dari proses anatomis atau fungsional dari
suatu gangguan aliran urine. Gangguan ini terjadi dimana saja disepanjang saluran urine dari
ginjal sampai ke meatus uretra.

Kenaikan tekanan ureter menyebabkan perubahan yang ditanda difiltrasi glomerular,


fungsi tubular, dan aliran darah ginjal. Laju filtrasi glumerulus (GFR) menurun secara
signfikan dalam hitungan jam setelah obstruksi akut. Penurunan signifikan GFR dapat
bertahan selama berminggu-minggu setelah relief obstruksi. Selain itu, kemampuan tubular
ginjal untuk mengangkut natrium, kalium, dan proton, serta berkonstraksi untuk mencairkan
urine sangat terganggu.

Tingkat gangguan fungsional secara langsung berkaitan dengan durasi dan luasnya
obstruksi. Pada gangguan fungsional yang terjadi bersifat reversbel dengan sedikit perubahan
anatomis. Sementara itu, pada kondisi gangguan kronis akan mengakibatkan atrofi tubulus
mendalam dan kehilangan nefron permanen.

Peningkatan tekanan ureter juga menghasilkan reflex pyelovenous dan pylolymphatic.


Perubahan bruto dalam saluran kemih bergantung pada durasi, derajat, dan tingkat obstruksi.
Dalam system pengumpulan intravenal, derajat dilatasi dibatasi oleh parenkim ginjal.

PENGKAJIAN

Pada anamnesis tidak ada keluhan spesifik yang mengarah pada penyakit
hidronefrosis.keluhan yang dapat bervariasi bergantung pada apakah hidronefrosis yang akut
atau kronis.

Dengan obstruksi akut,pasien mungkin datang dengan rasa sakit,yang biasanya


digambarkan sebagai berat,intermiten,dan tumpul pada bagian pinggang.keluhan nyeri
biasanya bertambah dengan peningkatan konsumsi cairan.tergantung pada tingkat
hidroureter,nyeri dapat menyebar ke testis ipsilateral atau labia.nyeri sering menyebabkan
mual dan muntah,selain itu,nyeri juga sering dihubungkan dengan kolik ginjal.
Pada pengkajian,juga ditemukan adanya riwayat hematuria,kencing batu,atau adanya
kegenasan dimana saja saluran kemih.sering di dapatkan adanya riwayat
demam.hidronefrosis dapat tanpa gejala,sebagai hasil dari kegenasan panggul lanjut atau
retensi urine berat dari obstruksi kandung kemih.kondisi hidronefrosis bilateral biasanya
menunjukan penyebab yang berkaitan dengan kandung kemih,seperti retensi,penyumbatan
prostat,atau prolaps kandung kemih parah.

PEMERIKSAAN FISIK

Pada pasien dengan hidronefrosis berat,palpasi ginjal dapat terabah.dengan


hidronefrosis bilateral,edema ekstremitas bahwa dapat terjadi.sudut kostovertebral pada sisi
yang terkena sering lembut.adanya laporan kandung kemih yang teraba jelas menambah bukti
bahwa adanya obstruksi kandung kemih.

PENGKAJIAN DIAGNOSTIK

Laboratorium

Urinalisis.pyuria menunjukan adanya infeksi.hematuria mikroskopik dapat


menunjukan adanya batu atau tumor.

Hitung jumlah jumlah sel darah lengkap:leukositosis mungkin menunjukan infeksi


akutkimia serum:hidronefrosis bilateral dan hidroureter dapat meningkatkan peningkatan
kadar BUN dan kreatinin.selain itu,hiperkalemia dapat menjadi kondisi yang mengancam
kehidupan.

Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi adalah metode yang cepat,murah,dan cukup akurat untuk mendeteksi


hidronefrosis dan hydroureter,namun,akurasi dapat bergantung pada pengguna.ultrasonografi
umumnyan berfungsi sebagai tes skrining pilihan untuk menetapkandiagnosis dari
hidronefrosis.

Pyelography intravena (IVP)

Pyelography intravena berguna untukmengidentifikasi keberadaan dan penyebab


hidronefrosis dan hydroureter.intraluminal merupakan penyebab paling mudah yang dapat
diidentifikasi berdasarkan temuan IVP.

CT Scan

CT scan memiliki peran penting dalam evaluasi hidronefrosis dan hidroureter.proses


retroperitoneal menyebabkan obstruksi ekstrinsik dari ureter dan kandung kemih dapat di
evaluasi dengan sangat baik pada CT Scan.
Pengkajian penatalaksanaan medis

Peran pengobatan hidronefrosis dan hidroureter terbatas untuk mengontrol rasa sakit
dan pengobatan atau penvegahan infeksi.sebagian besar kondisi pasien memerlukan tindakan
invasif dan intervensi bedah dengan prognosis pasca bedah yang baik.

Intervensi bedah.teknik yang dilakukan pada pasien dengan hidronefrosis dan


hidroureter bergantung pada etiologi.secara umum,intervensi bedah dilakukan segera bila
terdapat adanya tanda-tanda infeksi pada saluran perkemihan karena infeksi dengan
hidronefrosis memberikan predisposisi penting terjadinya kondisi sepsis.

Diagnosis keperawatan

1. Nyeri b.d aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises,peregangan dariterminal saraf
sekunderdari hidronefrosis dan hidroureter,nyeri paska bedah.
2. Risiko infeksi b.d port de entre luka pasca bedah
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual,muntah efek sekunder
dari nyeri
4. Kecemasan b.d proknosis pembedahan,tindakan invasif diagnostik
5. Pemenuhan informasi b.d rencana pembedahan,tindakan diagnostik
invasif,perencanaan pasien pulang

Rencana keperawatan

tujuan dari rencana keperawatan adalah di harapkanpada evaluasi di dapatkan


penurunan stimulus nyeri,penurunan resiko infeksi pascabedah,penurunan kecemasan,dan
mempersiapkan klinesecara optimal untuk dilakukan pembedahan.

Untuk intervensi pada masalah keperawatan pemenuhan informasi,ketidakseimbangan


nutrisi,perubahan polla miksi,dan kecemasan dapat disesuaikanpada masalah yang sama pada
batu ginjal.

Untuk intervensi pada masalah keperawatan resiko tinggi infeksi,dapat disesuaikan


masalah yang sama pada pasien trauma ginjal.

Evaluasi
Hasil diharapkan setelah mendapatkan intervensi keperawatan adalah sebagai berikut.

1. Penurunan skala nyeri


2. Tidak terjadi infeksi pada luka pasca bedah
3. Asupan nutrisi terpenuhi
4. Terpenuhinya informasi kesehatan
5. Kecemasan berkurang

You might also like