You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bahu dan siku adalah bagian tubuh yang paling sering cedera. Bahu
dimana sebagai sendi yang paling dapat digerakkan namun tidak stabil, menjadi
tempat di mana cedera sering terjadi.1
Frozen shoulder, juga disebut capsulitis adhesi, menyebabkan rasa sakit
dan kekakuan pada bahu. Seiring waktu, bahu menjadi sangat sulit untuk
bergerak. Frozen shoulder terjadi pada sekitar 2 % dari populasi umum. Itu paling
umum mempengaruhi orang antara usia 40 dan 60, dan terjadi pada wanita lebih
sering dari pada pria.
Di Frozen Shoulder, kapsul bahu menebal dan menjadi kencang.
Jaringan kaku terikat- disebut adesi - berkembang. Dalam banyak kasus, ada
sedikit cairan sinovial pada sendi.2

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI SENDI BAHU


Bahu merupakan artikulasio sferoidea synovial yang memungkinkan
pergerakan multiaksial. Sendi ini dibentuk oleh artikulasi antara kaput humerus
dengan fosa glenoidalis scapula yang dangkal. Glenoid sedikit diperdalam oleh
adanya bingkai fibrokartilaginosa (labrum glenoid). Kedua permukaan artikularis
dilapisi kartilago hialin.
Artikulatio humeri longgar sehingga dapat bergerak leluasa. Di medial
melekat ke batas-batas glenoid dan di lateral ke kolum anatomikum humerus
kecuali disebelah inferior dimana kapsula ini meluas sampai ke kolum
chirurgikum. Kapsula diperkuat oleh potongan-potongan tendon mm.rotatores
yang mengelilinginya.

Gambar 1. Anatomi Sendi Bahu3

2
Gambar 2. Anatomi Sendi Bahu3

Stabilitas dipertahankan dengan adanya mm.rotatores dan ligamentum-


ligamentum disekitar artikulasio humeri. Di antara ligamentum ini ada: tiga
ligamentum glenohumerale yang mendukung lemah kapsula di anterior;
ligamentum korako humerale yang mendukung kapsula di superior; dan
ligamentum korakoakromiale yang melindungi sendi di superior. Terutama
mempertahankan stabilitas artikulasio humeri adalah mm.rotatores. Kelompok
otot ini terdiri atas: m.subskapularis, m.supraspinatus, m.infraspinatus dan
m.teres minor yang masing-masing lewat di depan, atas dan belakang sendi. Tiap
otot bisa melakukan fungsinya sendiri dan pergerakan bebas terjadi saat semuanya
dalam keadaan relaksasi, namun bila semuanya berkontraksi stabilitas bahu
dipertahankan kuat-kuat.
Ada dua bursa besar yang berhubungan dengan artikulasio humeri. Bursa
subskapularis memisahkan kapsula bahu dengan tendon m.subskapularis yang
lewat tepat disebelah anteriornya. Bursa subskapularis berhubungan dengan
artikulasio humeri. Bursa subakromialis memisahkan kapsula bahu dengan
ligamentum korakoakromiale di atasnya. Bursa ini tidak berhubungan dengan
sendi. Tendon m.supraspinatus terletak pada dasar bursa. Peradangan bursa akibat
peradangan pada tendon m.supraspinatus mengenai tendon supraspinatus pada
3
ligamentum korakoakromiale yang menimbulkan nyeri yang sangat dan
keterbatasan abduksi bahu yang disebut sindrom nyeri arkus.
Membran synovial membatasi kapsula dan melapisi permukaan artikularis.
Membrane ini mengelilingi tendon biseps intrakapsularis dan meluas sedikit
keatas ligamentum transversum humerale (Brodie) sebagai selubung. Membrane
ini membentuk bursa subskapularis di anterior dengan menindih dinding anterior
kapsula. Persarafan pada sendi ini dari N. Aksilaris (C5, 6) dan N. supraskapularis
(C5, 6).

2.1.1 Pergerakan Bahu


Bahu merupakan artikulasio sferoidea yang bisa bergerak leluasa. Hal ini
disebabkan terutama karena artikulasi glenoid dangkal sementara kaput humerus
bulat. Kerugiannya adalah stabilitas sendi kurang.
Otot – otot utama yang bekerja pada artikulasio humeri adalah:
 Fleksi 0-90⁰: m.pektoralis mayor, m.korakobrakialis, dan m.deltoideus
(serabut anterior).
 Ekstensi 0-45⁰: m.teres mayor, m.latisimus dorsi dan m. deltoideus
(serabut posterior).
 Rotator interna (medial) 0-40⁰: m.pektoralis mayor, m.latismus dorsi,
m.teres mayor, m.deltoideus (serabut anterior) dan m.subskapularis.
 Rotator eksterna (lateral) 0-55⁰: m.infraspinatus, m.teres minor, dan
m.deltoideus (serabut posterior).
 Adductor 0-45⁰: m. pektoralis mayor dan m.latismud dorsi.
 Abductor 0-180⁰: m.supraspinatus, m.deltoideus, m.trapezius dan
m.serratus anterior.

Abduksi artikulasio humeri dimulai oleh m.supraspinatus; m.deltoideus


melanjutkan segera setelah bahu terangkat cukup tinggi. Secara hampir simultan
scapula memutar sehingga glenoid menghadap ke atas; gerakan ini dihasilkan oleh
serabut bawah m.serratus anterior yang masuk ke angulus inferior scapula dan
4
oleh m,trapezius yang menarik ujung lateral spina scapula ke atas dan ujung
medialnya kebawah.3

2.2 DEFINISI
Frozen shoulder adalah kondisi yang menyebabkan hilangnya gerakan dan
rasa sakit atau kekakuan pada bahu. Rasa sakit dan ketidakmampuan bergerak
bisa sangat parah sehingga sulit melakukan kegiatan sehari-hari. Juga dikenal
sebagai adhesive capsulitis, masalah ini sering terjadi pada orang dewasa berusia
40 dan 60 tahun.1

2.3 ETIOLOGI
Penyebab pasti dari Frozen shoulder tidak diketahui, namun dalam
sejumlah kasus, Frozen shoulder terjadi setelah cedera bahu yang lain seperti
rotator cuff robek, arthritis atau operasi bahu.
Sikap tubuh yang buruk dapat menyebabkan pemendekan ligamen di
sekitar sendi bahu, yang dapat menyebabkan Frozen shoulder. Teori lain
menyatakan bahwa kondisi hormonal dan genetik seperti diabetes dan
hipertiroidisme juga dapat berkontribusi untuk Frozen shoulder.4

2.4 KLASIFIKASI

Terdapat klasifikasi awal oleh Lundberg ( 1969) :


- Frozen shoulder Primer (Diabetes, idiopatik)
- Frozen shoulder Sekunder (Post trauma, latrogenik dan lainnya)5

Frozen shoulder primer terkait dengan beberapa faktor risiko, diantaranya:


- Usia dan Jenis Kelamin
Cenderung terjadi pada orang dewasa yang berusia di atas 40 tahun dan lebih
umum terjadi pada wanita.

5
- Penyakit dan kelainan
Frozen Shoulder juga cenderung terjadi lebih sering pada pasien yang menderita
kelainan endokrin seperti diabetes, penyakit jantung, atau masalah tiroid,
penyakit Parkinson, atau setelah melalui pembedahan.

Frozen shoulder primer terkait dengan beberapa faktor risiko, diantaranya:


- Ketidakmampuan bergerak (Imobilitas)
Pada Frozen Shoulder sekunder, ini umum terjadi karena bahu tidak bergerak
dalam waktu lama setelah cedera, atau karena rasa sakit yang membatasi
gerak bahu (seperti setelah cedera pada otot rotator cuff) yang akhirnya
mengakibatkan penyakit ini.1

2.4 PATOFISIOLOGI
Kapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan
dalamnya terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak dan
sinovium, yang berbentuk suatu kantong yang melapisi seluruh sendi, dan
membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, sinovium tidak meluas
melampaui permukaan sendi tetapi terlipat sehingga memungkinkan gerakan
secara penuh. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi
permukaan sendi. Cairan sinovium normalnya bening, tidak membeku, tidak
berwarna. Jumlah yang di permukaan sendi relative kecil (1-3 ml). Cairan
sinovium juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.
Capsulitis adhesiva merupakan kelanjutan dari lesi rotator cuff, karena terjadi
peradangan atau degenerasi yang meluas ke sekitar dan ke dalam kapsul sendi dan
mengakibatkan terjadinya reaksi fibrous. Adanya reaksi fibrous dapat diperburuk
akibat terlalu lama membiarkan lengan dalam posisi salah yang terlalu lama.
Pada frozen shoulder terdapat perubahan patologi pada kapsul artikularis
glenohumeral yaitu perubahan pada kapsul sendi bagian anterior superior
mengalami synovitis, kontraktur ligamen coracohumeral, dan penebalan pada
ligamen superior glenohumeral, pada kapsul sendi bagian anterior inferior

6
mengalami penebalan pada ligamen inferior glenohumeral dan perlengketan pada
ressesus axilaris, sedangkan pada kapsul sendi bagian posterior terjadi kontraktur,
sehingga khas pada kasus ini rotasi internal paling bebas, abduksi terbatas dan
rotasi eksternal paling terbatas atau biasa disebut pola kapsuler.

Nyeri yang ditimbulkan oleh frozen shoulder dan spasme cervico thoracal
akibat frozen shoulder dapat menyebabkan terbentuknya vicious circle of reflexes
yang mengakibatkan medulla spinalis membangkitkan aktifitas efferent sistem
simpatis sehingga dapat menyebabkan spasme pada pembuluh darah kapiler akan
kekurangan cairan sehingga jaringan otot dan kulit menjadi kurang nutrisi.
Pengaruh refleks sistem simpatik pada otot pada tahap awal menunjukkan adanya
peningkatan suhu, aliran darah, gangguan metabolisme energi phospat tinggi dan
pengurangan konsumsi oksigen pada tahap akhir penyakit nonspesifik dan
abnormalitas histologi dapat terjadi.6

2.6 TANDA DAN GEJALA


Ada beberapa kondisi bahu yang menyebabkan rasa sakit dan
mengurangi gerakan. Diagnosis Frozen Shoulder harus datang dari dokter yang
berpengalaman dalam membedakan berbagai penyakit bahu. Gejala utama dari
Frozen Shoulder adalah nyeri dan kekakuan. Rasa sakit mungkin lebih buruk di
malam hari, dan diprovokasi dengan meletakkan di bahu yang terkena. Sebagain
bahu kehilangan gerak, bahkan aktivitas normal seperti menjawab telepon, atau
kerja akan menjadi sulit.
Frozen Shoulder memiliki tiga tahap yang berbeda dari perkembangan .
Setiap tahap biasanya memakan waktu bulan untuk kemajuan . Perkembangan
normal Frozen Shoulder melalui semua tiga tahap adalah antara enam bulan dan
dua tahun . Tanpa upaya yang bertujuan untuk mengembalikan gerakan, Efek dari
Frozen Shoulder dapat menjadi permanen.7
Ada 3 tahapan Frozen Shoulder, diantaranya:
 Tahap Pembekuan (Tahap 1). Ini adalah tahap paling sakit dan gerakan bahu juga
terbatas. Tahap ini biasanya berlangsung 6-12 minggu.
7
 Tahap Beku (Tahap 2). Rasa sakit berkurang dalam tahap ini, namun kekakuan
tetap ada. Tahap ini biasanya berlangsung 4 hingga 6 bulan.
 Tahap Melumer (Tahap 3). Pada stadium akhir, gerakan pada tangan secara
perlahan membaik setelah jangka waktu lama. Tahap ini dapat berlangsung lebih
dari 1 tahun.1

Gambar 3. Timeline Frozen Shoulder7

Perkembangan tiga bertahap dari Frozen Shoulder cenderung untuk


kemajuan tanpa pengobatan intervensi. Terlepas dari perkembangan hampir tak
terelakkan dari kondisi ini, tampak bahwa mempertahankan gerak dan mobilitas
seluruh perkembangan yang dari penyakit ini mengurangi kerugian permanen
dalam gerakan yang mungkin timbul karena Frozen Shoulder.7

8
2.7 DIAGNOSIS

1. Anamnesis
Pada penderita “ frozen shoulder “ didapatkan keluhan nyeri di bagian
depan dan samping bahu ,sehingga penderita tidak dapat menyisir rambut
maupun keluhan keterbatasan gerak lainnya.

2. Pemeriksaan fisik
Frozen shoulder “ merupakan gangguan pada kapsul sendi ,maka gerakan
aktif maupun pasif terbatas dan nyeri. Nyeri dapat menjalar ke leher , lengan atas
dan punggung, perlu dilihat faktor pencetus timbulnya nyeri. Gerakan pasif dan
aktif terbatas, pertama – tama pada gerakan elevasi dan rotasi interna lengan,
tetapi kemudian untuk semua gerakan sendi bahu.
Tes Appley scratch merupakan tes yang berguna untuk mengevaluasi
lingkup gerak sendi aktif pasien. Pasien diminta menggaruk daerah angulus
medialis scapula dengan tangan sisi kontra lateral melewati belakang kepala.

Gambar 4. Appley scratch test6

Pada Frozen shoulder pasien tidak dapat melakukan gerakan ini. Bila
sendi dapat bergerak penuh pada bidang geraknya secara pasif, tetapi terbatas

9
pada gerak aktif, maka kemungkinan kelemahan otot bahu sebagai penyebab
keterbatasan.6
2.8 DIAGNOSIS BANDING
1. Tendinitis Bicipitalis

Tendon otot biceps dapat mengalami kerusakan secara tersendiri, meskipun


berada bersama-sama otot supraspinatus. Tendinitis ini biasanya merupakian
reaksi terhadap adanya trauma akibat jatuh atau dipukul pada bahu dengan lengan
dalam posisi adduksi serta lengan bawah supinasi. Pada kasus tendonitis juga
dapat terjadi pada orang-orang yang bekerja keras dengan posisi seperti tersebut di
atas dan secara berulang kali. Pemeriksaan fisik pada penderita tendinitis
bisipitalis didapatkan adanya aduksi sendi bahu terbatas, nyeri tekan pada tendon
otot bisep, tes yorgason disamping timbul nyeri juga didapat penonjolan pada
samping medial tuberkuluminus humeri, berarti tendon otot bisep tergelincir dan
berada di luar sulcus bisipitalis sehingga terjadi penipisan tuberkulum.

2. Bursitis Subacromialis

Bursitis subacromialis merupakan peradangan dari bursa sub acromialis,


keluhan utamanya adalah tidak dapat mengangkat lengan ke samping (abduksi
aktif), tetapi sebelumnya sudah merasa pegal-pegal di bahu. Lokasi nyeri yang
dirasakan adalah pada lengan atas atau tepatnya pada insertion otot deltoideus di
tuberositas deltoidea humeri. Nyeri ini merupakan nyeri rujukan dari bursitis sub -
acromialis yang khas sekali, ini dapat dibuktikan dengan penekanan pada
tuberkulum humeri. Tidak adanya nyeri tekan berarti nyeri rujukan. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai adanya “Panfull arc sub acromialis” 700 fleksi siku
melawan tahanan pada posisi fleksi 900 terjadi rasa nyeri.

3. Tendinitis Rotator Cuff

Terjadi inflamasi atau penjepitan pada otot – otot rotator cuff (supraspinatus,
infrasupinatus, subcapsulatis, dan teres minor) di acromion ligament

10
coracoacromial, sendi acromioclavicular dan prosessus coracoids. Banyak terjadi
pada orang yang melakukan aktivitas bahu melewati kepala.9

2.9 PENATALAKSANAAN

Gambar 5. Piramida Penatalaksanaan Frozen Shoulder7

Komponen yang paling mendasar dari mengobati Frozen Shoulder adalah


gerakan. Imobilitas memperburuk kondisi ini. Inilah sebabnya mengapa bahu
jarang bergerak sebagai bagian dari rencana perawatan untuk cedera dan gerak
diperkenalkan awal. Perawatan yang paling umum untuk Frozen Shoulder
mobilitas latihan dan obat anti - inflamasi. Dalam kasus yang jarang terjadi,
manipulasi di bawah anestesi atau pembedahan mungkin dilakukan. Dari catatan,
11
suntikan steroid memiliki manfaat yang sama dengan Manipulation Under
Anestesia ( MUA ) tanpa risiko yang terkait dengan anestesi .

Skema ini menunjukkan risiko pengobatan menaik. Pengobatan paling


aman terdaftar di dasar piramida dengan tingginya tingkat komplikasi di atas.
Pasien harus memanfaatkan paling aman pengobatan yang menghasilkan hasil .

Pengobatan utama untuk Frozen Shoulder adalah peregangan. Pengobatan


lain meliputi penggunaan nonsteroid obat anti - inflammatory ( NSAID ) seperti
ibuprofen atau aspirin, suntikan kortikosteroid ke dalam bahu yang terkena,
manipulasi, mobilisasi,gesekan pijat , dan modalitas terapi . Dikasus persisten,
manipulasi di bawah anestesi, atau operasi yang diperlukan untuk mengembalikan
gerak bahu.

Bahu Manipulasi

Manipulasi manual dari bahu yang terkena harus dilakukan oleh dokter yang
terampil. Tujuan dari manipulasi ini adalah untuk secara manual memecah adhesi
dan untuk mengembalikan gerak. Manipulasi menanggung risiko robek bahu
kapsul sendi atau menyebabkan gangguan struktur internal.

Mobilisasi Myofascial
Manipulasi jaringan lunak dari bahu , sering disebut myofascial atau jaringan
lunak mobilisasi, digunakan untuk perlekatan bebas yang membatasi gerak dan
menciptakan rasa sakit. Myofascial adalah tipe peregangan lambat terhadap
jaringan lunak yang dilakukan berkelanjutan untuk jaringan ikat dari struktur yang
terlibat.

Prosedur Intervensi

Dalam hal tindakan yang lebih konservatif tidak bekerja, pengobatan yang lebih
mengganggu tidak berfungsi. Intervensi ini termasuk suntikan steroid,
Manipulation Under Anestesia ( MUA ) dan operasi. Suntikan steroid tmemiliki
keefektifan yang sama dengan MUA tapi memiliki lebih sedikit dari resiko yang
12
terkait dengan anestesi dan sedasi. Pembedahan biasanya dilakukan untuk kasus
adhesive capsulitis. Selain itu untuk kasus resisten terhadap pengobatan lainnya,
Manipulation Under Anestesia ( MUA ) dapat diindikasikan. Di MUA, pasien
dibius untuk mengurangi tingkat rasa sakit dan ketahanan otot. Itu ahli bedah
ortopedi memanipulasi bahu untuk membebaskan perlekatan . Rezim intensif
terapi fisik yang diperlukan selama beberapa minggu setelah MUA untuk
mencegah perlekatan baru dari pengobatan manipulasi .

Kontraindikasi untuk MUA meliputi :

 Insulin dependent diabetes


 Mereka yang berisiko lebih besar untuk fraktur seperti orang tua atau
orang-orang dengan osteoporosis .
 Mereka dengan gangguan perdarahan
 Pasien dengan risiko anestesi

Operasi

Dalam kasus yang tahan terhadap segala bentuk lain dari perawatan bedah
ortopedi dapat digunakan untuk menghapus adhesi ketat.7 Terdapat 2 cara Operasi
pada frozen shoulder yaitu:

1. Operasi Korpus Terbuka


Beberapa laporan pembedahan terbuka untuk frozen shoulder ada. Hasil Operasi
akan mengakitbtkan bahu akan dapat kembali bergerak atau tidak akan kembali
bergerak

2. Bedah Arthoscopic
Bedah arthroscopic telah menggantikan operasi terbuka pada korpus sebagai
proses pembedah yang aman untuk frozen shoulder primer. Awalnya, operasi
arthroscopic hanya digunakan setelah manipulasi dengan menggunakan anastesi
gagal; Tapi sekarang dapat dilakukan sendiri atau dengan manipulasi. Namun,

13
sebagian besar dokter masih menjalani operasi arthroscopic untuk pasien yang
mengalami nyeri, bahu yang tidak dapat di gerakkan sama sekali, tidak perubahan
setelah pengobatan konservatif selama 6 bulan. Dengan artroskopi, ahli bedah
dapat mengidentifikasi dan mengatasi patologi intra-artikular dan subakromial.
Dokter bedah secara selektif dapat melepaskan fibrosis dengan baik8

Terapi Fisik

Latihan khusus akan membantu memulihkan gerak . Ini mungkin berada di bawah
pengawasan seorang ahli terapi fisik atau melalui program rumah . Terapi
meliputi peregangan atau latihan rentang gerak untuk bahu . Kadang-kadang
panas digunakan untuk membantu melonggarkan bahu sebelum latihan
peregangan .. Berikut adalah contoh dari beberapa latihan yang mungkin
direkomendasikan .

 Eksternal rotasi - stretch pasif.

Berdiri di ambang pintu dan menekuk lengan yang terkena Anda 90 derajat untuk
mencapai pintu tersebut . Jauhkan tangan Anda di tempat dan memutar tubuh
Anda seperti yang ditunjukkan pada gambar . Tahan selama 30 detik . Bersantai
dan ulangi.

14
Gambar 6. External Rotation2

 Fleksi ke depan - posisi terlentang.

Berbaring telentang dengan kaki lurus . Menggunakan lengan terpengaruh Anda


untuk mengangkat Anda lengan di atas kepala yang terkena sampai Anda
merasakan peregangan lembut . Tahan selama 15 detik dan perlahan-lahan lebih
rendah ke posisi awal . Bersantai dan ulangi.

Gambar 7. Forward Flexion2

15
 Crossover lengan peregangan.

Perlahan tarik satu lengan di dada Anda tepat di bawah dagu Anda sejauh
mungkin tanpa menyebabkan rasa sakit . Tahan selama 30 detik . Bersantai dan
ulangi.2

Gambar 8. Crossover Arm Stretch2

2.10 PROGNOSIS

Seperti ditunjukkan di atas sebagian besar pasien mendapatkan kembali


berbagai fungsi gerak tetapi 10-15 % menderita tersisa cacat , baik rasa sakit dan
gerakan terbatas .

16
2.11 KOMPLIKASI

Komplikasi dominan timbul dari frozen shoulder adalah kekakuan bahu atau
nyeri. Beberapa laporan telah menunjukkan bahwa sebagian besar pasien
mengalami rasa sakit dan atau kekakuan hingga 3 tahun setelah pengobatan
konservatif. Selain itu, fraktur humerus, ruptur tendon biseps, dan tendon
subscapularis juga telah dilaporkan pada pasien yang dilakukan manipulasi bahu.

17
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Frozen shoulder atau disebut juga capsulitis adhesive, merupakan


kekakuan bahu yang mengakibatkan rasa nyeri. Gejala utama dari Frozen
Shoulder adalah nyeri dan kekakuan. Frozen shoulder memiliki tiga tahap yang
berbeda setiap perkembangan. Setiap tahap biasanya memakan waktu berbulan
untuk kemajuan. Perkembangan normal Frozen Shoulder melalui semua tiga tahap
adalah antara enam bulan dan dua tahun . Tanpa upaya yang bertujuan untuk
mengembalikan gerakan, Efek dari Frozen Shoulder dapat menjadi permanen.
Diagnosis dapat ditegakkan melalu anamnesis dan pemeriksaan fisik (Tes Appley
Scratch). Komponen yang paling mendasar dari mengobati Frozen Shoulder
adalah gerakan. Imobilitas memperburuk kondisi ini. Inilah sebabnya mengapa
bahu jarang bergerak sebagai bagian dari rencana perawatan untuk cedera dan
gerak diperkenalkan awal. Perawatan yang paling umum untuk Frozen Shoulder
mobilitas latihan dan obat anti - inflamasi.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Singhealth. 2014. Shoulder and Elbow Injuries Frozen Shoulder. Academic


Medicine Portal Singapore.
https://www.singhealth.com.sg/PatientCare/Overseas-
Referral/bh/Conditions/Pages/Shoulder-and-Elbow-Injuries-Frozen-
Shoulder.aspx [Di akses tanggal 5 Desember 2017]

2. Orthopaedic surgeon. 2003. Frozen Shoulder. American Academy of


Orthopaedic Surgeons. http://orthoinfo.aaos.org/PDFs/A00071.pdf [Di
akses tanggal 5 Desember 2017]

3. Snell, Richard S. 2008. Clinical Anatomy by Systems. Jakarta:EGC

4. Stretchcoach. 2016. Frozen Shoulders. http://stretchcoach.com/articles/frozen-


shoulder/ [Di akses tanggal 5 Desember 2017]

5. Norlin, R. 2005. Frozen Shoulder. University Hospital Linkoping.


https://www.shoulderdoc.co.uk/news/view/627 [Di akses tanggal 5
Desember 2017]

6. Naufal, faza. 2016. Frozen Shoulder.


https://www.academia.edu/8869945/Tinjauan_pustaka_Frozen_Shoulder
(Di akses 5 Desember 2017)

7. Potthoff, Sarah. 2012. Walter Reed National Military Medical Center.


http://drmorgan.info/data/documents/frozen-shoulder-ebook.pdf [Di akses
5 Desember 2017]

8. Kelley, Martin J, et all. Frozen Shoulder: Evidence and a Proposed Model


Guiding Rehabilitation. Journal of orthopaedic & sports physical therapy.
https://rehabeducation.com/wp-content/uploads/2015/02/Frozen-Shoulder-
CC-Kelley.pdf. [Diakses 15 Desember 2017]

9. Octasya, Winda Nur. Diagnosa Banding Frozen Shoulder.


https://www.scribd.com/book/231293787. [Diakses 14 Desember 2017]

19

You might also like