Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
Erna Kristianti
NIM. ST14023
SKRIPSI
Oleh :
Erna Kristianti
NIM. ST14023
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Erna Kristianti
NIM. ST14023
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 28 Juli 2015 dan dinyatakan
telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan
Penguji
ii
SURAT PERNYATAAN
(Erna Kristianti)
NIM. ST14023
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul
Wonogiri”.
kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, arahan, dorongan serta bimbingan
Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi S-1
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti studi lanjut Program Studi S-1
Keperawatan.
2. bc. Yeti Nurharyati, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Utama, yang telah
Pendamping, yang telah memberikan saran, transfer ilmu dan masukan demi
4. Terima kasih kepada para responden yang telah bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini dan siap dihubungi setiap saat demi kepentingan penelitian.
iv
5. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini, yang tidak dapat
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga karya ini
Surakarta,…Juli 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
ABSTAK ............................................................................................................. xi
2.5.Hipotesis................................................................................... 29
vi
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 30
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 10 Lain-lain
x
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2015
Erna Kristianti
Abstrak
Stres merupakan suatu fenomena yang sangat kompleks dan unik. Beban
kerja perawat di ruang perawatan khusus akan menimbulkan stres kerja dan
berdampak pada kinerjanya. Selain harus menghadapi beban pekerjaan fisik,
perawat di ruang khusus juga mengalami beban mental yang berat karena harus
menghadapi pasien kritis yang segera mendapatkan penanganan secara cepat.
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres kerja
dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang
Perawatan Khusus RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan desain cross
sectional. Populasi seluruh perawat di Perawatan Khusus yang meliputi ruang
ICU, Peristi, IGD dan RR (Recovery Room) RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso
Wonogiri sebanyak 69 perawat, sampel sebanyak 69 perawat dengan
menggunakan Total sampling. Alat pengumpulan data adalah kuesioner.
Sedangkan analisis data menggunakan uji Spearman.
Berdasarkan analisis data dengan uji analisis Spearman dengan derajat
kemaknaan ≤ 0,05 (5%), didapatkan nilai rs = -0,429 dan probabilitas (p) sebesar
0,000 maka disimpulkan ada hubungan stres kerja dengan kinerja perawat dalam
asuhan keperawatan di Ruang Perawatan Khusus RSUD dr. Soediran Mangun
Sumarso Wonogiri.
Disarankan kepada RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
diharapkan agar menurunkan beban kerja perawat di Ruang Perawatan Khusus
dengan menambah jumlah perawat, kepada perawat bisa belajar untuk
mengendalikan stres yang pada umumnya sering di rasakan perawat sehingga
perawat bisa lebih baik dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan
keperawatan, bagi peneliti selanjutnya agar meneliti lebih lanjut tentang stres
kerja perawat dan apa-apa saja faktor yang dapat mencegah perawat untuk terkena
stres kerja.
xi
BACHELOR OF NURSING PROGRAM
SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
Erna Kristianti
Abstract
xii
BAB I
PENDAHULUAN
dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu pelayanan rumah
Peran yang paling menonjol di rumah sakit adalah perawat, karena perawat
kerja. Untuk jangka waktu tertentu bebannya sangat ringan dan saat-saat
lain bebannya bisa berlebihan. Keadaan yang tidak tepat tersebut dapat
tekanan-tekanan dalam diri, stres dalam pendekatan ini muncul jika tekanan
1
2
berinteraksi dengan faktor dari dalam diri individu dan mengubah kondisi
(Bernardin cit Anonim, 2007). Lima sumber stres kerja perawat secara
umum adalah beban kerja berlebih, kesulitan berpengaruh dengan staf lain,
semangat, arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader),
Faktor tim (dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu
anggota tim), faktor sistem (sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur
3
setiap tahap dari 5 tahap asuhan keperawatan di lembar rekam medis yang
evaluasi apakah pelayanan yang diberikan sudah sesuai atau belum dengan
standar yang dipakai atau dengan kata lain, dokumentasi merupakan bukti
tempat tidur, 10 monitor vital sign, alat-alat pendukung basic live support,
Ruang Peristi (Perinatal Resiko Tinggi) dan PICU terdapat 17 tempat tidur,
tidak. Dari hasil observasi terhadap stres perawat dijumpai 6 perawat merasa
1.3.2.2. Mengidentifikasi tingkat stres pada perawat di ruang khusus RSUD dr.
Sumarso Wonogiri.
stres kerja yang berpengaruh terhadap kinerja pada perawat dalam asuhan
keperawatan.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian sejenis
tentang stres kerja dan kinerja perawat dalam asuhan keperawatan serta
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Perawat
2.1.1.1.Definisi Perawat
Indonesia, 2008).
7
8
(KKNI) dan saat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang
Indonesia.
selalu berubah, dibawah ini sekilas saya sampaikan beberapa hal yang
berkaitan dengan Jenis, jenjang, Gelar akademik dan Level KKNI, jenis
sebagai perawat.
9
Gelar:
(M.Kep).
2.1.1.3.Fungsi Perawat
1. Fungsi Independen
independen adalah:
2. Fungsi Interdependen
kerja sama dengan tim perawatan atau tim kesehatan. Fungsi ini
sebuah tim yang dipimpin oleh seorang dokter. Sebagai sesama tenaga
bidang ilmunya.
3. Fungsi dependen
perawat.
2.1.1.4.Peran Perawat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dariluar
efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostik atau pengobatan.
(Hidayat, 2007)
13
(5) Evaluasi:
keperawatan meliputi :
3. Status biologis-psikologis-sosial-spiritual
tanda gejala (S), atau terdiri atas masalah dan penyebab (PE).
terbaru.
keperawatan meliputi :
keperawatan.
15
klien.
asuhan keperawatan.
2.1.3. Kinerja
2.1.3.1.Pengertian Kinerja
yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
dengan moral maupun etika (Usman, 2011 dalam Puji Utami, 2013).
17
teman sekerja.
2.1.3.3.Pengukuran Kinerja
1. Penilaian sendiri
2. Penilaian atasan
3. Penilaian mitra
dilakukan oleh seluruh anggota kerja kelompok dan umpan balik untuk
personal yang dinilai yang dilakukan oleh komite kerja dan bukan oleh
supervisor.
4. Penilaian bawahan
karyawan.
disusun oleh Tim Depkes RI tahun 2005, yang telah dimodifikasi oleh
adalah bila aspek yang dinilai sesuai dengan Standar Asuhan keperawatan
maka diberi tanda “√”. Analisis data dilakukan secara manual yaitu
berdasarkan skore atau hasil penjumlahan jawaban nilai “√” yang didapat
Total nilai
Prosentase = x100%
Jumlah aspek yang dinilai
2.1.4. Stres
dalam diri, stres dalam pendekatan ini muncul jika tekanan yang dihadapi
stres adalah respon tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap
satu atau lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat
mengalami stres.
berikut:
21
4. Kondisi lingkungan rumah dan kerja sering bising, panas, bau dan
membahayakan jiwa.
5. Kesulitan keuangan.
7. Sakit keras.
2.1.4.3. Gejala
stres, yaitu reaksi psikologis, fisiologis, proses berpikir dan tingkah laku.
tetapi juga dapat bersifat negatif. Reaksi yang bersifat negatif antara lain:
menurut Ilmi (2005), stresor kerja pada perawat sesuai urutannya adalah
beban kerja berlebih sebesar 82%, pemberian upah yang tidak adil 58%,
staf, 5) Konflik dengan perawat yang lain dan supervisor, 6) Beban kerja
yang lain, dan staf medis, isu perawatan pasien, pendidikan teknis dan
merasa tidak pasti sejauh mana harus memberi informasi pada pasien
merawat.
1. Stres tahap pertama (paling ringan), yaitu stres yang disertai perasaan
2. Stres tahap kedua, yaitu stres yang disertai keluhan, seperti bangun
pagi tidak segar atau letih, lekas capek pada saat menjelang sore,
lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut
bangun terlalu pagi dan sulit tidur kembali (late insomia), koordinasi
4. Stres tahap keempat, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti tidak
6. Stres tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stres dengan tanda-
dingin dan banyak keluar keringat, loyo, seperti pingsan atau collaps.
dampak terhadap:
lebih sensitif terhadap hilangnya rasa percaya diri, menarik diri dan
lain-lain.
26
organisasi. Menurut peneliti ini, stres yang dihadapi oleh tenaga kerja
berikut:
Nama
Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti
M. Hadi Faktor Yang Kuantitatif 1. Ada pengaruh yang
Mulyana Berpengaruh dengan desain siqnifikan antara
(2013) Terhadap cross-sectional kepuasan kerja
Kinerja 2. Ada pengaruh
Perawat di supervisi dengan
Rumah Sakit kinerja perawat.
Tingkat III 3. Tidak ada pengaruh
16.06.01 kompetensi
Ambon terhadap kinerja
4. Ada pengaruh
motivasi kerja
kinerja perawat.
Emita Sari Hubungan Kuantitatif Stres kerja perawat
(2014) Antara Stres dengan desain memiliki
Kerja Dengan cross-sectional hubungan yang
Kinerja signifikan terhadap
Perawat kinerja perawat
Pelaksana di
pelaksana dalam
Ruang Rawat
Inap pendokumentasian
RSUD dr. asuhan
Achmad keperawatan.
Mochtar
Bukittinggi
Yesi Gustian Hubungan stres Kuantitatif Ada hubungan yang
(2010) kerja dengan dengan desain bermakna antara tingkat
kinerja perawat cross-sectional stres kerja dengan kinerja
pelaksana dalam perawat pelaksana dalam
melaksanakan melaksanakan asuhan
asuhan keperawatan di RSUD
keperawatan di Pasaman Barat
RSUD Pasaman
Barat
28
Faktor Internal
Bawaan dari lahir Faktor- faktor yang diperoleh
· Bakat, · Pengetahuan
· Sifat pribadi, · Ketrampilan
· Kreativitas, · Kompetensi
· Keadaan fisik serta psikologis · Pengalaman kerja
· Etos Kerja
· Stres Kerja
· Kebijakan organisasi,
· Sistem managemen,
· Strategi komunikasi
organisasi,
· Kepemimpinan,
· Kompensasi,
· Budaya organisasi,
· Iklim organisasi
· Teman sekerja
Kinerja Perawat dalam
Asuhan Keperawatan
Faktor eksternal yang terkait
dari lingkungan
· Kehidupan ekonomi,
· Kehidupan politik, Kurang Cukup Baik
· Sosial,
· Budaya,
· Agama
· Kompetitor
2.5. Hipotesis
Wonogiri.
BAB III
METODE PENELITIAN
atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif. Penelitian ini adalah
3.2.1. Populasi
sebanyak 69 perawat.
30
31
3.2.2. Sampel
penelitian kurang dari 100 sebaiknya diambil semua. Teknik ini digunakan
ICU, Peristi, IGD dan RR (Recovery Room) RSUD dr. Soediran Mangun
satu dengan yang lain, variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel
Variabel penelitian ini adalah variabel independen yaitu stres kerja dan
(Notoadmodjo, 2005).
33
Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Skor
Operasional Data
Stres Tingkat stres Kuesioner Ordinal Hasil pengukuran stres
kerja perawat adalah Jumlah kerja menggunakan 5
pengaruh yang item kategori sebagai berikut:
ditimbulkan dari pertanyaan 1. Ringan/Waspada:
efek beban sebanyak skore 50-117
50 soal 2. Sedang/ fase
pekerjaanya
resistensi: skore 118-
berupa keluhan 185
dan perasaan yang 3. Berat/ fase kelelahan:
dialami perawat skore > 185
dari beban kerja (Nursalam, 2009)
tersebut.
kuesioner stres kerja dan kuesioner kinerja. Kedua kuesioner ini disadur dari
Nursalam (2009).
tertutup mengenai stres perawat yaitu responden tinggal memberi tanda “Ö”
pernah (TP). Pertanyaan dibuat dua tipe yaitu favourable dan unfavourable
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi yaitu
kuesioner kinerja dengan nilai alpha (α) = 0,965 (Eni, 2011), sedangkan uji
reliabilitas kuesioner kinerja pada penelitian Emita Sari (2014) adalah nilai
Persiapan dimulai pada bulan Juni 2015 sampai awal bulan Agustus
kepada responden yang sesuai kriteria Pada tahap ini dilakukan dengan
penjelasan secukupnya.
bantuan komputer.
Proses editing bertujuan untuk meneliti kembali jawaban yang telah ada
menganalisis data.
3.6.1.4. Tabulasi
analisis univariat ini adalah distribusi dan prosentase dari tiap variabel
f
x100%
N
Keterangan :
f = frekuensi
N= jumlah seluruh observasi
40
stres kerja dengan kinerja. Karena skala data kedua variabel tersebut
berupa data ordinal, maka analisis yang tepat dengan menggunakan uji
kemaknaan kurang dari sama dengan 0,05 (5%) yang berarti ada
Keterangan :
Jika nilai t XY hitung > t XY tabel (p-value lebih dari 0,05), maka
nilai r:
manusia yang baik, yakni tindakan yang tepat yang harus dilakukan oleh
manusia sesuai dengan moral pada umumnya. Etika penelitian berguna sebagai
3.7.1. Perijinan
serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subyek bersedia
42
diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
yang diisi oleh subyek. Lembar tersebut hanya diberi nomer kode tertentu.
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai hasil penelitian yang
4.1.1.1. Umur
berikut:
Frekuensi Prosentase
No Kelompok Umur
(Orang) (%)
1 20-29 tahun 17 24,6
2 30-39 tahun 43 62,4
3 40-49 tahun 9 13
Jumlah 69 100
43
44
Frekuensi Prosentase
No Jenis Kelamin
(Orang) (%)
1 Perempuan 41 59,4
2 Laki-laki 28 40,6
Jumlah 69 100
responden (40,6%).
4.1.1.3. Pendidikan
Frekuensi Prosentase
No Pendidikan
(Orang) (%)
1 SPK 1 1,4
2 D3 45 65,3
3 S1 Kep 23 33,3
Jumlah 69 100
45
tabel berikut:
Frekuensi Prosentase
No Masa Kerja
(Orang) (%)
1 1-9 tahun 44 63,8
2 10-18 tahun 18 26,1
3 19-27 tahun 7 10,1
Jumlah 69 100
responden (10,8%).
Frekuensi Prosentase
No Stres Kerja
(Orang) (%)
1 Ringan/Waspada 31 44,9
2 Sedang/Fase Resistensi 38 55,1
Jumlah 69 100
4.1.3. Kinerja
berikut:
Frekuensi Prosentase
No Kinerja
(Orang) (%)
1 Kurang 9 13
2 Cukup 52 75,4
3 Baik 8 11,6
Jumlah 69 100
Dari Tabel 4.6 dan diketahui bahwa sebagian besar responden
responden (11,6.
47
kemaknaan kurang dari sama dengan 0,05 (5%) yang berarti ada hubungan
Tabel 4.7 Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat di RSUD dr.
Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
Kinerja
Spearman's rho
Kurang Cukup Baik Total
Stres Ringan/ 0 24 7 31 rs hitung = -0,429
Kerja Waspada p = 0,000
% 0 49 77,8 44,9
Sedang/ 11 25 2 38
Fase
Resistensi
% 100 51 22,2 55,1
Total Jumlah 11 49 9 69
% 100 100 100 100
(5,3%).
Spearman's rho sebesar -0,429 dengan probabilitas (p) sebesar 0,000 nilai
bahwa nilai rs hitung > rs tabel (-0,429 > -0,200) atau dilihat dari nilai
maka kinerja meningkat atau sebaliknya jika tingkat stres meningkat maka
PEMBAHASAN
RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Pembahasan ini berisi tentang
5.1.1. Umur
49
50
(33,7%)..
RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri jika dilihat dari jenis
kelamin banyak adalah perempuan 59,4% dan yang berjenis kelamin laki-
laki sebanyak 40,6%. Hal ini terjadi karena dunia keperawatan identik
sebagai pekerjaan yang didasari kasih sayang seorang ibu atau perempuan.
dibandingkan laki-laki.
5.1.3. Pendidikan
studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan sifat ijin belajar dari
Boyolali. Dari hasil penelitian yang ada, peneliti berpendapat bahwa salah
bukan saja yang langsung dengan pelaksanaan tugas, tetapi juga landasan
yang ada di sekitar kita untuk kelancaran tugas. Tenaga keperawatan yang
besar responden mempunyai masa kerja antara 1-9 tahun yaitu sebanyak
(26,1%) dan paling sedikit responden dengan masa kerja 19-27 tahun
tinggi.
makin lama tenaga kerja bekerja, makin banyak pengalaman yang dimiliki
5.2. Tingkat Stres Pada Perawat di Ruang Khusus RSUD dr. Soediran
ringan 44,9%, sedangkan perawat yang mengalami stres berat tidak ada.
terlalu berat, jenuh selalu menghadapi pasien kritis dan darurat dan
dimaksud dengan stres adalah respon tubuh yang sifatnya non spesifik
mengelola prosedur atau tindakan baru, dan bekerja dengan dokter yang
sepakatan pada program tindakan, merasa tidak pasti sejauh mana harus
memberi informasi pada pasien atau keluarga, dan merawat pasien sulit
misalnya pasien lansia, pasien yang nyeri kronis, dan pasien yang
menyebabkan stres kerja perawat dan hal-hal ini juga yang peneliti jumpai
kelelahan kerja.
seperti bangun pagi tidak segar atau letih, lekas capek pada saat menjelang
sore, lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut
tidak nyaman (bowel discomfort), jantung berdebar dan otot kaku. Hal
Emita Sari (2014) bahwa sebagian besar responden mengalami stres kerja
berat (56,7%).
pasien kritis terlalu banyak, perawat harus selalu di depan pasien karena
kinerja terdiri dari faktor internal (bakat, sifat pribadi, kreativitas, keadaan
kerja, stres kerja, etos kerja dan motivasi kerja), lingkungan internal
kuat antara stres kerja dengan kinerja perawat dengan nilai Spearman's rho
bertanda negatif, artinya jika stres kerja rendah maka kinerja meningkat
kinerja. Hal ini juga didukung hasil tabel silang yang menunjukkan bahwa
kinerja cukup baik (77,4%). Kekuatan hubungan stres kerja dengan kinerja
0,40-0,59.
59
banyak sumber yang mempengaruhi stres kerja pada perawat yang bisa
Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya akan berakibat pada
Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Dumai Tahun 2012 dilihat dari uji chi-
square didapatkan nilai p=0,000 < 0,05 dan koefisien korelasi r = 0,682
menunjukan hubungan yang kuat, penelitian ini bersifat positif, stres kerja
cukup (48,9%) dan hasil penelitian ini menyatakan ada Hubungan yang
Emita Sari (2014), Adanya hubungan antara stres kerja dengan kinerja
perawat pelaksana di ruang rawat inap bedah, dan interne RSUD Dr.
PENUTUP
6.1. Simpulan
tahun (63,8%).
6.1.2. Tingkat stres kerja perawat di Ruang Perawatan Khusus RSUD dr.
sedang (55,1%).
6.1.4. Ada hubungan cukup kuat dan signifikan antara stres kerja dengan kinerja
0,429 ; p = 0,000).
61
62
6.2. Saran
faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja perawat selain stres kerja.
stres kerja perawat dan faktor yang dapat mencegah perawat untuk terkena
stres kerja sehingga kinerja perawat bisa lebih baik dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham. C, Shanley, F. (2007). Social Psycology for Nurse. Great Britain: First
Publised.
Achmad, Faizin. (2008). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat
dengan Kinerja Perawat di RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali.
Surakarta: FIK UMS. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol.1
No.3. September 2008.
Bayley, S.M. (2008). The Stress Audit : Identifying the Stressor of ICU Nursing.
http://www.industrialrelationscentre.com. Diakses 18 Juni 2015.
Emita, Sari. (2014). Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat
Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.
jurnal.umsb.ac.id. Diakses 7 Juni 2015.
Eni, Pujiatmi. (2011). Pengaruh Beban Kerja Terhadap Tingkat Stres Perawat Di
Ruang Perawatan Khusus RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.
Skripsi. Surakarta: Universitas Sahid Surakarta.
Haryani, Titik. (2008). Hubungan Antara Beban Kerja dengan Stress Kerja Pada
Perawat Di Rumah Sakit Islam Surakarta. Skripsi thesis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
63
64
Hasibuan, M.S.P. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed Revisi, Cet. 13.
Bumi Aksara: Jakarta.
Hawari, D. (2006). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi, Jakarta: Gaya Baru.
Hidayat, AA. (2007). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia; Aplikasi konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Ilmi, B. (2005). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja dan Identifikasi
Manajemen Stress yang Digunakan Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
Ulin Banjarmasin. Tesis Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia.
Munandar. (2007). Stres dan Kepuasan Kerja. Jakarta: PT. Pustaka Binaman
Pressindo.
65
Robbins, S.P. (2008). Perilaku Organisasi. Edisi Duabelas, Jakarta: Salemba Empat.
Supardi. (2007). Analisis Stres Kerja Pada Kondisi dan Beban Kerja Perawat
Dalam Klasifikasi Pasien di Ruang Rawat Inap RUMKIT TK II Putri
Hijau Kesdam I/BB Medan. Thesis, Medan: USU.
Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Teori Aplikasi dan
Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.
Yesi, Gustian. (2010). Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di RSUD Pasaman Barat.
repository.unand.ac.id. Diakses 14 Juni 2015.