Professional Documents
Culture Documents
Twinkie sedang terbang sendirian di hutan pagi ini. Tiba-tiba ia mendengar suara
tangis di balik rerumputan tinggi dekat kolam. Twinkie menghampiri sumber suara itu
untuk melihat siapa yang menangis. Ternyata di sana ada seekor anak bebek yang
terlihat sangat ketakutan.
Twnkie memanggil bebek itu keluar. Dengan malu-malu dan agak takut, si bebek
menghampiri Twinkie. “Hai bebek kecil yang manis,n aku Twinkie. Siapa namamu?”.
Tanya Twinkie sambil tersenyum. “Aku Ducky, ak tersesat di hutan ini”. Ducky lalu
bercerita bagaimana ia bisa tersesat di hutan ini.
Rupaya pagi itu Ducky, ibunya, dan keempat saudaranya pergi berjalan-jalan
masuk hutan ini dan kemudian berenang-renang di kolam yang jernih. Karena
keasyikan berenang, Ducky tidak sadar kalau ibu dan saudara-saudaranya yang lain
sudah pergi. Ia tinggal di Hutan Tawa, yang bersebelahan dengan hutan gembira. Akan
tetapi Ducky tidak tahu jalan keluar hutan ini. “Aku ingin kembali pada ibuku. Maukah
kau membantuku, Twinkie?” Twinkie mengangguk lalu terbang membimbing Ducky.
Sebelum berangkat meninggalkan hutan, Twinkie singgah ke rumah, Bearly, salah
satu beruang penghuni hutan gembira yang tertua untuk menanyakan jalan keluar
hutan. “Ikuti jalan setapak itu, Twinkie, lalu kau akan melihat sungai. Sebrangilah
sungat itu, lalu kau akan bertemu pohon apel, yang rimbun, beloklah ke sana, maka
kau akan keluar hutan ini menuju Hutan Tawa.” Kata bearly menjelaskan.
Setelah mengucapka terima kasih, Twinkie dan Ducky berjalan bersama sambil
bernyanyi gembira. Di jalan setapak mereka bertemu teman-teman Twinkie. Wanda,
dan Windi si tupai kembar, Buniie si anak kelinci, dan Rattie si tikus. Semua ingin ikut
mengantar Ducky pulang. Maka mereka berjalan beriringan di hutan.
Jalan setapak berujung sungai. Mereka harus menyebrangi sungai itu. Wah
ternyata agak sulit, karena selain Ducky, semua tidak bisa berenang. Ducky sendiri
agak takut untuk berenang karena arusnya sangat deras. Mereka berdiri di tepi sungau
dengan kebingungan.
Tiba-tiba ada yang muncul dari bawah air. Ternyata si Tua Turtile, kura-kura yang
telah hidup lebih dari seratus tahun di sungai itu. Ia menawarkan untuk
menyebrangkan mereka semua “Aku memamng lambat dan tua, tapi ak bisa
mengantarkan kalian semua. Duduklah di tempurungku dan berpeganglah yang erat.”
Semua senang karena bisa menyebrang.
Sesampainya di sebrang mereka mengucapkan banyak terima kasih pada Turtile.
Turtile berkata akan menunggu mereka di sini untuk menyebrangkan mereka kembali.
Setelah mengucapkan terima kasih sekali lagi mereka mulai berjalan mencari pohon
apel. Ternyata jalan itu bercabang dan di kedua cabangnya sama-sama terdapat pohon
apel. Mereka kebingungan lagi.
Untunglah datang Birdy si burung biru menawarkan bantuan pada mereka untuk
melihat jalan mana yang mengarah ke luar hutan. Birdy terbang tinggi sebentar lalu
kembali, “Ikuti jalan ini, kawan-kawan, kalian akan keluar hutan. Jika kalian ikuti jalan
satu lagi, kalian akan kembali ke dalam hutan.” Mereka lalu mengikuti jalan yang
ditunjukkan Birdy.
Ternyata benar. Tak lama mereka berjalan, hutan pun berakhir. Disebrang jalan
terdapat hutan lain. “Itu hutan Tawa” seru Ducky gembira. “Ayo semua ikut masuk
bersamaku. Di hutan ini semuanya juga bersahabat” sambung Ducky.
Mereka bersama-sama masuk ked dalam hutan menuju rumah Ducky yang berada
di dekat kolam. Hutan Tawa sama indahnya dengan hutan gembira. Sepanjang jalan
Ducky memperkenalkan mereka pada teman-twman baru yang tinggal di hutan ini.
Sesampainya di rumah, Ducky disambut gembira oleh keluarganya.
“Terima kasih, Twinkie, juga yang lainnya. Untung ada kalian, jadi kami bisa
berkumpul lagi.” Kata ibu Ducky. Twinkie bersama teman-temannya kemudian
diundang minum the bersama beberapa penghuni hutan tawa. Mereka melewati sore
yang sangat menyenangkan.