You are on page 1of 27

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA PADA TN. M/NY.

N AKSEPTOR KB
SUNTIK DENGAN JADWAL SUNTIK YANG TIDAK TERATUR
DIKELURAHAN RUM

DI SUSUN OLEH

NAMA : DEVI MUJI WAHYUNI

NIM : 141633

SEMESTER : V (Lima) / A

MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS

DOSEN :

POLTEKKES KEMENKES TERNATE


JURUSAN D-III KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2016-2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau
melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang
dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi
adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sel sperma.
Di Indonesia sejak zaman dulu telah dipakai obat dan jamu yang
maksudnya untuk mencegah kehamilan. Di Indonesia keluarga berencana
modren mulai dikenal pada tahun 1953. Pada waktu itu sekelompok ahli
kesehatan, kebidanan, dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat
memecahkan masalah-masalah pertumbuhan penduduk. Inovasi teknologi
kontrasepsi dimulai dengan cara sederhana seperti kondom, pil KB, suntik,
susuk dan akhirnya cara yang sangat mantap yaitu kontrasepsi pembedahan
seperti tubektomi dan vasektomi.
Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No. 10 th 1992
adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
Program KB secara Nasional berkaitan erat dengan program Nasional
di bidang kesehatan, karena program KB Nasional bersifat mendukung dan
mempunyai sasaran serupa dengan program kesehatan. Program Keluarga
Berencana Nasional memberikan arahan kebijakan untuk meningkatkan
kualitas penduduk melalui pegendalian kelahiran, memperkecil angka kematian
dan peningkatan kualitas program KB.
Program Keluarga Berencana (KB) salah satunya KB suntik pada
dasarnya kurang berhasil yang dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, tingkat
pengetahuan ibu, sikap, jumlah anak, dukungan suami.Salah satu yang
mempengaruhi kurangnya kepatuhan pemakaian KB suntik salah satunya
tingkat pengetahuan ibu, sikap dan faktor pendukung lainnya, dimana sikap
yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian
sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB
suntik juga akan berkurang.

B. Tujuan Umum Dan Khusus


1. Tujuan Umum
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan keluaga pada Ny. N usia
31 tahun Dengan jadwa suntik yang tidak teratur diharapkan mahasiswa
dapat memberikan asuhan kebidanan pada klien secara komprehensif dan
sesuai dengan standart kebidanan yang berlaku

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan kebidana diharapkan mahasiswa dapat :
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien yang meliput
data subyektif dan obyektif secara komprehensif
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa kebidanan berdasarkan
data subyektif dan obyektif
c. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial yang mungkin
terjadi.
d. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera terhadap
klien jika terjadi masalah potensial.
e. Mahasiswa mampu membuat intervensi atau rencana yang akan
dilaksanakan pada klien
f. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan dari rencana yang sudah
dibuat.
g. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi yang telah dilaksanakan
dan melakukan asuhan selanjutnya
h. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan secara
baik dan menyeluruh.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

1. Definisi Bidan
Bidan adalah Seseorang yang telah mengikuti program
pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan
tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar/registrasi dan atau
memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan. (ICM,
2005). Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab
dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan
dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan
masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi yang mencakup
upaya preventif, promotif persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu
dan anak dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai serta
melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas
penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada
perempuan tetapi juga kepada Keluarga dan Masyarakat. (Depkes RI,
2008)

2. Kebidanan (Midwifery)
Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan
dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan
menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan
menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia
serta memberikan bantuan/dukungan kepada perempuan, keluarga dan
komunitasnya. (Depkes RI, 2008)
3. Pelayanan Kebidanan (Midwifery Service)
Pelayanan Kebidanan adalah bagian integral dari system
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah teregistrasi,
yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaburasi atau rujukan.(Depkes RI,
2008)

4. Praktik Kebidanan
Praktik Kebidanan adalah Implementasi dari ilmu kebidanan
oleh bidan yang bersifat otonom kepada perempuan, keluarga dan
komunitasnya yang didasari oleh etika dan kode etik bidan.(Depkes RI,
2008)

5. Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan kewenangan dan ruang
lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa
hamil, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana. (Depkes RI,
2008).

6. Asuhan Kebidanan Keluarga


Asuhan Kebidanan Keluarga adalah serangkaian kegiatan yang
merupakan implementasi dari ilmu kebidanan yang diberikan melalui
praktik kebidanan dengan sasaran keluarga dan ditujukan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan pendekatan
asuhan kebidanan.
7. Peran Bidan Dalam Pelayanan Asuhan Kebidanan Keluarga
Dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga, terdapat
beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh bidan, diantaranya adalah :
a. Health Monitor.
Bidan dapat membantu keluarga untuk mengenal masalah
kesehatan terutama yang terkait dengan ilmu kebidanan dengan
menganalisa data secara obyektif, serta berpera untuk membuat
keluarga sadar akan akibat masalah tersebut dalam perkembangan
keluarga.
b. Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit dengan
memberikan asuhan kebidanan kepada anggota keluarga yang
memerlukan.
c. Koordinator pelayanan kesehatan keluarga khususnya masalah
kesehatan yang terkait dengan praktik kebidanan.
Dalam hal ini, Bidan berperan dalam mengkoordinir
pelayanan kesehatan keluarga khusunya terkait dengan praktik
kebidanan, baik secara berkelompok maupun individual.
d. Sebagai Fasilitator, yaitu mampu menjadikan pelayanan kesehatan
khususnya dalam lingkup kebidanan itu mudah dijangkau oleh
keluarga serta mampu mencarikan cara pemecahan masalahnya.
e. Pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari
perilaku yang kurang/tidak sehat menjadi perilaku sehat.
f. Sebagai penyuluh dan konsultan yang berperan dalam memberikan
petunjuk tentang asuhan kebidanan dasar dalam keluarga.
Dalam melaksanakan perannya ini, seorang Bidan tidak dapat
bekerja sendiri, melainkan perlu berkolaburasi atau bekerja sama dengan
profesi lain dalam rangka mencapai asuhan kebidanan keluarga yang
komprehensif, efektif dan efisien. (Setiadi, 2008).
8. Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Kebidanan Dalam Keluarga
Bidan sebagai bagian utama dalam pelayanan Asuhan Kebidanan
Keluarga mempunyai tanggung jawab yang besar, diantaranya adalah :
a. Memberikan Asuhan/Pelayanan secara Langsung.
Pelayanan secara langsung harus diberikan secara intermiten
khususnya yang terkait dengan praktik kebidanan sesuai dengan tugas
dan kewenangan Bidan. Namun demikian, pelayanan yang diberikan di
rumah (dalam konteks keluarga) hendaknya lebih melibatkan anggota
keluarga tersebut dalam upaya memberikan kesadaran bahwa semua
anggota keluarga mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap
kesehatan. Dengan demikian, pendidikan kesehatan menjadi intervensi
utama dalam pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan pada keluarga.
b. Pendokumentasian Proses Asuhan Kebidanan.
Pendokumentasian terhadap proses pelayanan/asuhan
kebidanan selama dalam keluarga sangat penting terutama untuk
melihat kemajuan status kesehatan keluarga khususnya dan kemajuan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang sedang dialami
pada umumnya. Dokumentasi yang jelas dan komprehensif dari
pengkajian hingga evaluasi, disamping mampu Konsep Dasar Asuhan
Kebidanan Keluarga memberikan gambaran tentang perkembangan
status kesehatan keluarga juga dapat membantu keluarga sebagai klien
untuk menentukan kerangka waktu dalam menyelesaikan masalah
secara realistic.
c. Koordinasi dengan Tim Pelayanan Kesehatan lain dan Manajemen
Kasus.
Bidan mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasikan
atau berkolaburasi dengan profesi kesehatan lain dalam memberikan
pelayanan kepada keluarga, sehingga masalah kesehatan yang dihadapi
kleuarga tersebut dapat diatasi secara komprehensif. Sedangkan
tanggung jawab Bidan dalam Manajemen Kasus adalah kemampuan
untuk mengkaji masalah, menemukan masalah, menentukan prioritas
masalah, mengidentifikasi cara mengatasi masalah dengan penyusunan
rencana dan mengimplementasikan rencana tersebut secara sistematis
d. Menentukan Frekuensi dan Lamanya Asuhan/Pelayanan Kebidanan
Frekuensi asuhan/pelayanan kebidanan yang dimaksud adalah
kekerapan kunjungan yang dilakukan selama periode waktu tertentu
dalam proses asuhan kebidanan yang diberikan. Sedangkan lamanya
Asuhan/Pelayanan Kebidanan adalah lamanya waktu
asuhan/pelayanan kebidanan yang dilakukan di rumah atau di dalam
keluarga. Selama proses ini, keluarga senantiasa dilibatkan dalam dari
perencanaan sampai menentukan prioritas rencana tindakan yang akan
diimplementasikan. Bidan juga harus memperkirakan alokasi waktu
dan frekuensi yang kemungkinan berbeda ketika harus berkolaburasi
dengan tenaga kesehatan/profesi lain.

9. Tujuan Asuhan Kebidanan Keluarga


Peningkatan status kesehatan keluarga tentunya akan merupakan
tujuan akhir yang diharapkan dapat dicapai dari pelayanan/asuhan
kebidanan keluarga yang diberikan. Karena dengan meningkatnya status
kesehatan seluruh anggota keluarga pasti akan meningkatkan pula
produktivitas keluarga tersebut dan dengan meningkatnya produktivitas
keluarga, maka kesejahteraan keluarga juga akan semakin meningkat.
Secara lebih rinci Tujuan Asuhan Kebidanan Keluarga adalah
sebagai berikut (Setiadi, 2008) :
a. Tujuan Umum
Untuk menigkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
keluarga dalam meningkatkan, mencegah, dan memelihara kesehatan
mereka sehingga status kesehatannya semakin meningkat serta mampu
melaksanakan tugas-tugas mereka secara produktif. Konsep Dasar
Asuhan Kebidanan Keluarga
b. Tujuan Khusus
Secara khusus, Asuhan Kebidanan Keluarga ditujukan untuk :
1) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi khusunya yang berkaitan dengan
kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak.

2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah


kesehatan dasar dalam keluarga.

3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan


yang tepat.

4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan pelayanan


terhadap anggota keluarga yang sakit.

5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam rangka meningkatkan


mutu hidup keluarga.

10. Langkah-Langkah Dalam Asuhan Kebidanan Keluarga


Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Bidan dalam
memberikan Asuhan Kebidanan Keluarga antara lain :
a. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga,
dengan cara :
1) Mengadakan kontak dengan keluarga.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara kontak sosial yang
memandang keluarga sebagai system, dimana mereka hidup di
masyarakat yang mempunyai struktur organisasi kemasyarakatan
tersendiri. Sehingga sebelum melakukan kontak dengan keluarga,
sebaiknya menyampaikan dan menjelaskan maksud dan tujuan
terlebih dahulu kepada struktur kemasyarakatan yang ada.
2) Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.
3) Menytakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan
kesehatan yang dirasakan oleh keluarga.
b. Membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan keluarga.
1) Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah
kesehatan keluarga.
2) Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan keluarga,
dengan melakukan pengelompokan data.
3) Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga
untuk melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
4) Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan Keluarga sesuai dengan
urutan prioritas masalah yang telah disusun dengan langkah-
langkah :
a) Melaksanakan/mengimplementasikan asuhan kebidanan keluarga
sesuai dengan rencana yang telah disusun.
b) Melaksanakan Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
c) Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum
teratasi dan merumuskan kembali Rencana Asuhan Kebidanan
yang baru.
B. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA
KELUARGAYANG MEMILIKI MASALAH MAUPUN YANG
BERESIKO (KK INTENSIF)

Setelah dilakukan pengkajian dan ditemukan permasalahan dalam


keluarga Tn.M yaitu Ny. N yang berusia 31 tahun dengan jadwal suntik tidak
teratur yang berlangsung selama 4 tahun.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA NY. ”N” UMUR 31 TAHUN
AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN JADWAL SUNTIK YANG TIDAK
TERATUR DI KELURAHAN RUM KECAMATAN TIDORE UTARA
RW.002/RT.004
TAHUN 2017

RT : 04 Nama Pewawancara : Devi Muji Wahyuni


Dukuh dan Kelurahan : Rum Tanggal : 29/ 01/ 2017
Kecamatan : Tidore Utara
Kabupaten :
Nama Responden : 1. Ny. Nurleli Sabari

A. PENGKAJIAN DATA
Nama : Tn. Mansur Barakati
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin :♂
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Pendapatan : ± Rp. 3.500.000
Alamat : Kel. Rum RW.002/RT.004
Suku/bangsa : Tidore/Indonesia

1. DaftarAnggotaKeluarga

Hub.
No. Nama Umur Sex Pendidikan Pekerjaan Ket.
Keluarga
1. Ny. Nurleli Sabari 28Thn P Istri S1 PNS
2. An. Gazali 8 Thn L Anak TK -
3. An. 4 Thn P Anak - -
2. TipeKeluarga
Keluarga Tn. ‘K’ merupakan tipe kuarga inti (Nuclear Family)
yaitu keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan 2 orang Anak.

3. Latar Belakang Keluarga


Suku keluarga Tn. ‘M’ adalah suku Tidore, dimana keluarga Tn.
‘M’ tinggal dalam suatu lingkungan yang sifatnya Heterogen. Artinya,
lingkungan tempat tinggal Tn. ‘M’ terdiri dari berbagai macam jenis
pekerjaan, suku, dan budaya. Keluarga Tn. ‘M’ mengatakan apabila ada
anggota keluarga yang sakit, mak aakan dibawah ke RS dan Puskesmas
untuk melakukan pemeriksaan.

4. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Tn. ‘M’ adalah agama islam,
keluarga Tn. ‘M’ juga mengatakan bahwa kadang-kadang mereka sering
mengikuti kegiatan keaagamaan.

5. Status Sosial
Didalam keluarga Tn. ‘M’, yang bertugas untuk mencari nafkah
adalah Tn. ‘M’ yang bekerja sebagai PNS dengan penghasilan Rp.
3.500.000 dan Ny. ‘N’ dengan penghasilan Rp. 3.500.000

6. Rekreasi
Yang sering di lakukan Keluarga Tn. ‘M’ pada waktu luang
adalah Nonton Film di Televisi dan berkunjung ke tempat-tempat rekreasi

7. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


Keluarga Tn. ‘M’ dengan istri berusia 31 tahun dan 2 orang anak
yang berusia 8 tahun dan 4 tahun, yang berarti bahwa keluarga Tn. ‘M’
berada pada perkembangan keluarga yaitu PUS dan anak
8. Struktur Peran Keluarga
Tn. ‘K’ sebagai kepala keluarga yang berperan dalam mengambil
keputusan dan untuk masalah keluarga selalu diselesaikan dengan
berdiskusi antar anggota keluarga.

9. Fungsi Keluarga
Tn. ‘M’ sebagai tombak pencari nafkah dan Ny. ‘N’ berperan
dalam membantu mencari nafkah dan mengurus kebutuhan rumah tangga
serta mengasuh anak.

10. Pola Interaksi Keluarga


Penggunaan waktu senggang, digunakan untuk mengasuh
anaknya dan jalan-jalan bersama keluarga.
11. Lingkungan
Jenis bangunan rumah Tn. ‘M’ adalah permanen dengan luas
bangunan …………, lantai rumah terbuat dari semen, status
kepemilikkan rumah adalah milik sendiri, atap rumah seng, ventilasi
rumah ada, penerangan rumah menggunakan listrik
a. Kebersihan Rumah
Ruang tamu dan kamar tidur Nampak bersih, tidak ada
sampah yang berhamburan disekitar lingkungan rumah atau didapur,
dapur Nampak bersih, keluarg amengatakan harus menjaga kebersihan
rumah agar terhindar dari penyakit.
b. Pemakaian Air
Sumber air yang digunakan oleh anggota keluarga Tn. ‘M’
adalah air sumur, dimana air sumur digunakan untuk keperluan sehari-
hari dan keadaan fisik air tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa.
c. Pembuangan Air LimbahKeluarga
Keluarga mempunyai sarana pembuangan air limbah yang
mengalir langsung keselokan dan mengalir langsung kelaut.
d. Pembuangan Sampah Terakhir Keluarga
Sampah keluarga ditampung didalam kantong plastic,
kemudian dibuang di lubang sampah dan dibakar.
e. Kandang Ternak
Keluarga Tn. ‘M’ tidak memiliki kandang ternak
f. Pencemaran Lingkungan
Jenis pencemaran lingkungan yaitu tidak ada, karena
membuang sampah atau air mengalir sesuai pada tempatnya.
g. Denah Rumah
1) Ruang tamu tersendiri
2) Kamar tidur
3) Ruang televisi
4) Ruang makan
5) Dapur
6) Wc dan kamarmandi

12. Fungsi Keluarga


a. Fungsi efektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga.
b. Fungsi biologis
Keluarga selalu makan-makanan yang bergiziseperti ikan, telur,
tahu, tempe, sayur-mayur, buah, susu, dan air putih
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya secepat
mungkin untuk mencari bantuan pelayanan kesehatan. Apabila ada
anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
d. Fungsi social
Keluarga mampu mengajarkan dan menanamkan sikap dan
perilaku yang baik bagi anak-anaknya.
e. Fungsi ekonomi
Kepala keluarga yaitu Tn. ‘M’ yang bekerja sebagai PNS
dalam mencari nafkah untuk keluarganya, di bantu oleh Ny. ‘N’
sebagai PNS.
f. Fungsi reproduksi
Tn. ‘M’ berusia 32 tahun dan Ny. ‘N’ berusia 31 tahun.

13. Data Khusus


a. PUS/WUS
Didalamkeluarga Tn. I terdapatpasanganusiasubur : Ya
Jumlah :1
b. Ibu Hamil
Didalam keluarga tidak ada ibu hamil
c. Ibu Nifas
Didalam keluarga tidak ada ibu nifas
d. Keikutsertaan Keluarga Dalam Keluarga Berencana (KB)
 KB yang diikuti : suntik 3 bulan
 Pengetahuan tentang KB : Kurang
 Riwayat gangguan penggunaan alat kontrasepsi : tidak ada
B. PERUMUSAN DIAGNOSA/MASALAH KESEHATAN KELUARGA

NO. DIAGNOSA MASALAH KESEHATAN


Ny. ‘N’ akseptor KB suntik
1. dengan jadwal kunjungan Kurangnya pengetahuan tentang KB
yang tidak teratur

C. INTERVENSI
1. Lakukan pendekatan pada keluarga
Rasional : tuntuk menjalin hubungan yang baik dengan keluarga Tn.’M’
2. Jelaskan tentang KB
Rasional : untuk menambah pengetahuan keluarga
3. Anjurkan ibu untuk kembali suntik sesuai dengan tanggal yang telah
ditentukan oleh bidan
Rasional : dengan menganjukan ibu kembali suntik sesuai dengan tanggal
yang telah ditentukan, dapat memaksimalkan keja obat KB

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Tanggal : 29 januari 2017
Jam : 13.15 WIT

Ny. ‘N’ akseptor KB suntik dengan jadwal kunjungan yang tidak teratur

1. Melakukan pendekatan pada keluarga


Hasil : sudah berhasil menjalin hubungan yang baik dengan keluaga
Tn.’M’
2. menjelaskan tentang KB
Misalnya : a. Pengertian KB suntik
b. Efektivitas KB suntik
c. Efek Samping KB suntik
Hasil : ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan

3. Menganjurkan ibu untuk kembali suntik sesuai dengan tanggal yang telah
ditentukan oleh bidan
Hasil : Ibu mau mengikuti anjuran yang diberikan
DATA PERKEMBANGAN
Tanggal : 07 Januari 2017
Jam : 13.00 WIT

S : Subjektif
1. Ibu mengatakan belum kembali suntik, karena belum tanggal suntik.
2. Ibu mengatakan belum paham tentang KB Suntik

O : Objektif

1. a. Tanggal kunjungan :

b. Tanggal kembali :

2.

Pengertian KB suntik

a. Klasifikasi KB suntik
b. Cara Kerja KB suntik
c. Efektivitas KB suntik
d. Keuntungan KB suntik
e. Kekurangan KB suntik
f. Efek Samping KB suntik
SATUAN ACAA PENYULUHAN

Topik : KELUARGA BERENCANA

Sub topic : Kontrasepsi Suntik

Penyuluh : Devi Muji Wahyuni

Sasaran : Pasangan Usia Subur

Waktu :

Hari/tanggal :

Tempat : Rumah Tn.’M’ RT/RW : 004/002 Kel. Rum, Kec. Tidore Utara

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan Ny.’N’ mengerti dan
mengetahui tentang KB suntik
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan Ny.’N’ mampu :
1. Menjelaskan tentang Pengertian KB suntik, Klasifikasi, Cara Kerja KB
suntik
2. Menyebutkan Keuntungan dan Kekurangan KB suntik
3. Menjeaskan Efek Samping KB suntik
C. Materi
Terlampir
D. MEDIA

E. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab

F. SUSUNAN PROSES PELAKSANAAN


No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Pembukaan : a. Menjawab salam
a. Memberi salam b. Mendengarkan dan
b. Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran
2. 30 Menit Pelaksanaan : Menyimak dan
a. Menjelaskan materi penyuluhan mendengarkan
secara berurutan dan teratur.
Materi :
a. Pengertian KB suntik
b. Klasifikasi KB suntik
c. Cara Kerja KB suntik
d. Efektivitas KB suntik
e. Keuntungan KB suntik
f. Kekurangan KB suntik
g. Efek Samping KB suntik
3. 10 Menit Evaluasi : Bertanya dan menjaawab
a. Menggali pengetahuan ibu pertanyaan
tentang KB suntik
4. 5 Menit Penutup : Menjawab salam
Mengucapkan terima kasih dan
mengucapkan salam
G. EVALUASI
a. Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya Jawab
b. Jenis Pertanyaan : Lisan

H. LAMPIRAN MATERI
1. KONSEP DASAR KONTRASEPSI SUNTIK
a. Definisi
Kontraspsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan, yang
hanya berisi hormone progesterone disuntikkan ke dalam tubuh wanita
secara periodic.
Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke
dalam tubuh secara intra muskuler dalam jangka waktu tertentu,
kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi
sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya
kehamilan. Kontrasepsi suntik digunakan adalah noretisteron Enentat,
Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), cyclofem.salah satu
kontrasepsi modern yang sering digunakan DMPA yang berisi depro
medroksi progerteron asetat sebanyak 150 mg dengan guna 3 bulan.

b. Klasifikasi
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya
mengandung progestin, yaitu:
1) Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung
150mg
DMPA yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik
Intra Muskuler (di daerah bokong). Depo provera atau depo
metroxy progesterone asetat adalah satu sintesa progestin yang
mempunyai efek seperti progesterone asli dari tubuh wanita.
Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk mengobati abortus
habitualis dan endometriosis ternyata pada pengobatan abortus
habitualis seringkali terjadi kemandulan setelah kehamilan
berakhir. Depo provera sebagai obat kontrasepsi suntikan
ternyata cukup manjur dan aman dalam pelayanan keluarga
berencana. Anggapan bahwa depo provera dapat menimbulkan
kanker pada leher rahim atau payudara pada wanita yang
mempergunakannya, belum didapat bukti-bukti yang cukup
tegas, bahkan sebaliknya.
2) Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat) yang mengandung
200mg
Noratin dion anontat, diberikan setiap 2 bulan dengan
cara disuntik intra muskuler. Norigest adanah obat yang
disuntikkan (secara Depot). 1 ampul Norigest berisi 200 mg
Norethindore enenthate dalam larutan minyak. Larutannya
merupakan campuran benzyl benzoate dan castor oil dalam
perbandingan 4:6. Efek kontrasepsinya terutama mencegah
masuknya sperma melalui lender cervix. Sesudah pengobatan
dihentikan, keadaan fertilitas biasanya kembali dalam waktu
beberapa minggu. Karena pada beberapa kasus mungkin akan
terjadi perdarahan-perdarahan yang atypis, maka perlu
diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap calon akseptor akan
kemungkinan hal ini.
3) Kontrasepsi Kombinasi (Depo estrogen-progesteron )
Jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat, yang
diberikan injeksi scara IM sebulan sekali.

b. Cara Kerja
Secara umum kerja dari KB suntik adalah:
1) Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat
lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak
terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan
LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge).
Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi.
Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH) .
2) Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan
mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan –
perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari
serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron
hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa.
3) Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk
implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi
perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang
diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan
nidasi dari ovum yang telah di buahi.
4) Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin
mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi
atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi
ovum (telur) melalui tuba.

c. Efektivitas
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja
seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki
keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja
efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita
yang menderita diabetes atau hipertensi.
Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit
metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan
pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita
perokok. Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh
darah.
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang
tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal
penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depo
progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena
memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang
sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat.
Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik.
Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3
bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap bulan
(Cyclofem).
Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu
produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri
saat darah haid yang keluar.
Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu
makan meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis
sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan
tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari
setiap 1.000 pasangan dalam setahun.

d. Keuntungan
1) Sangat efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi
sehari hari dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak
di pengaruhi kelalaian atau faktor lupa dan sangat praktis.
2) Meningkatkan kuantitas air susu pada ibu yang menyusui,
Hormon progesteron dapat meningkatkan kuantitas air susu ibu
sehingga kontrasepsi suntik sangat cocok pada ibu menyusui.
Konsentrasi hormon di dalam air susu ibu sangat kecil dan tidak
di temukan adanya efek hormon pada pertumbuhan serta
perkembangan bayi.
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4) Penggunaan jangka panjang
5) Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak
akan tetapi masih enggan atau tidak bisa untuk dilakukan
sterilisasi.
6) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause
7) Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker
endometrium

e. Kekurangan
Ini Dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid
atau justru haid manjadi jarang. Setelah Anda berhenti menyuntik,
mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus biasa.
Jarang terjadi perdarahan yang banyak, tidak dapat haid, perlu suntikan
ulangan teratur, perlu control atau kunjungan berkala untuk evaluasi
.
f. Efek Samping
1) Gangguan haid seperti:
 Siklus haid yang memendek atau memanjang
 Perdarahan yang banyak atau sedikit
 Perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting)
 Tidak haid sama sekali atau amenorhoe
2) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
(harus kembali untuk jadwal suntikan berikutnya)
3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus menunggu sampai
masa efektifnya habis (3 bulan)
4) Berat badan bertambah. Umumnya pertambahan berat badan
tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5
kg dalam tahun pertama. Pogesteron dalam alat kontrasepsi
tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan
mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah
dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan
kabohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya
adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan
bertambah dan menurunna gaiah seksual.
5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, hepatitis
B dan virus HIV
6) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ
genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat
suntikan dari deponya (tempat suntikan).
7) Pada penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3 tahun
penggunaan dapat:
 Menurunkan kepadatan tulang
 Menimbulkann kekeringan pada vagina
 Menurunkan libido.
8) Keluhan- keluhan lainnya berupa mual, muntah, sakit kepala,
panas dingin, pegal-pegal, nyeri perut dan lain-lain.

g. Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien
menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah
mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap.
Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin
menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama,
atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang
sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang
menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi
suntik.
Indikasi pemakaian suntikan kombinasi :
1) Usia reproduksi (20-30 tahun)
2) Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
3) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
4) Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan
5) Pasca persalian dan tidak menyusui
6) Anemia
7) Nyeri haid hebat
8) Haid teratur
9) Riwayat kehamilan ektopik
10) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

h. Kontra Indikasi
1) Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin > 100.000
kelahiran)
2) Ibu menginginkan haid teratur
3) Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
4) Ibu yang menderita sakit kuning (liver)
5) Kelainan jantung
6) Varises (urat kaki keluar)
7) Hipertensi (tekanan darah tinggi)
8) kanker payudara atau organ reproduksi
9) Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan
perokok berat, sedang dalam persiapan operasi.
10) Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan
yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.
11) Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis.
12) Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini
13) Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral
kombinasi yang bukan disebabkan oleh estrogen
14) Adanya penyakit kanker hati
15) Depresi berat. (Everent,2007)

i. Waktu Mulai Penggunaan :


1) Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
2) Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap
saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
3) Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah
menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar,
dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera
diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
4) Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan
ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain
lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat
jadwal kontrasepsi suntikan sebelumnya.
5) Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera
diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya
tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik
setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan
tidak boleh melakukan hubungan seksual.
6) Bila suntikan pertama diberikan setelah haid ke 7 siklus haid,
tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu
7 hari.
7) Bila Ibu tersebut pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta
belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat
dipastikan tidak hamil
8) Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat
haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1
dan 7.
9) Bila pasca persalinan<6 bulan dan menyusui, jangan diberikan
suntikan kombinasi.
10) Pasca keguguran suntikan suntikan kombinasi dapat segera
diberikan atau dalam waktu 7 hari

j. Cara Penggunaan
1) Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuskuler dalam di daerah pantat. Apabila suntik
diberikan setiap 90 hari pemberian kontrasepsi suntikan
nonsterat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu
mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang
dibasahi oleh etil atau iso propil alkohol 60-90% biarkan kulit
kering sebelum disuntik
3) Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara, kontrasepsi tidak perlu di dinginkan. Bila
terdapat endapan putih pada dasar vial, upayakan
menghilangkannya dengan cara menghangatkannya.

You might also like