Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi hipertensi;
1.3.2 Mengetahui etiologi hipertensi;
1.3.3 Mengetahui patofisiologi hipertensi;
1.3.4 Mengetahui tanda dan gejala penyakit hipertensi;
1.3.5 Mengetahui prosedur diagnostik hipertensi;
1.3.6 Mengetahui penatalaksanaan penyakit hipertensi;
1.3.7 Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi.
tahanan perifernya meningkat. Tahanan perifer ditentukan bukan oleh arteri yang
besar atau kapiler, melainkan oleh arteriola kecil, yang dindingnya mengandung
sel otot polos. Kontraksi sel otot polos diduga berkaitan dengan peningkatan
konsentrasi kalsium intraseluler (Lumbantobing, 2008). Kontriksi otot polos
berlangsung lama diduga menginduksi perubahan sruktural dengan penebalan
dinding pembuluh darah arteriola, mungkin dimediasi oleh angiotensin, dan
dapat mengakibatkan peningkatan tahanan perifer yang irreversible. Pada
hipertensi yang sangat dini, tahanan perifer tidak meningkat dan peningkatan
tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya curah jantung, yang berkaitan
dengan overaktivitas simpatis. Peningkatan tahanan peifer yang terjadi
kemungkinan merupakan kompensasi untuk mencegah agar peningkatan tekanan
tidak disebarluaskan ke jaringan pembuluh darah kapiler, yang akan dapat
mengganggu homeostasis sel secara substansial (Lumbantobing, 2008).
2. Sistem renin-angiotensin
Sistem renin-angiotensin mungkin merupakan sistem endokrin yang paling
penting dalam mengontrol tekanan darah. Renin disekresi dari aparat
juxtaglomerular ginjal sebagai jawaban terhadap kurang perfusi glomerular atau
kurang asupan garam. Ia juga dilepas sebagai jawaban terhadap stimulasi dan
sistem saraf simpatis (Lumbantobing, 2008). Renin bertanggung jawab
mengkonversi substrat renin (angiotensinogen) menjadi angotensin II di paru-
paru oleh angiotensin converting enzyme (ACE). Angiotensin II merupakan
vasokontriktor yang kuat dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah
(Lumbantobing, 2008).
3. Sistem saraf otonom
Stimulasi sistem saraf otonom dapat menyebabkan konstriksi arteriola dan
dilatasi arteriola. Jadi sistem saraf otonom mempunyai peranan yang penting
dalam mempertahankan tekanan darah yang normal. Ia juga mempunyai peranan
penting dalam memediasi perubahan yang berlangsung singkat pada tekanan
darah sebagai jawaban terhadap stres dan kerja fisik (Lumbantobing, 2008).
4. Peptida atrium natriuretik (atrial natriuretic pept ide /ANP)
7
ANP merupakan hormon yang diproduksi oleh atrium jantung sebagai jawaban
terhadap peningkatan volum darah. Efeknya ialah meningkatkan ekskresi garam
dan air dari ginjal, jadi sebagai semacam diuretik alamiah. Gangguan pada sistem
ini dapat mengakibatkan retensi cairan dan hipertensi (Lumbantobing, 2008).
hipertensi yakni meliputi pusing, kaku tengkuk, kaku bahu, kesemutan, mual, lemas,
sakit pinggang dan sesak nafas.Menurut Smeltzer&Bare (2001) faktor yang
mempengaruhi gejala hipertensi yaitu adanya kerusakan/gangguan vaskuler dengan
manifestasi yang khas sesuai dengan sistem organ yang divaskularisasi.
Gejala hipertensi merupakan manifestasi klinis dari gangguan kenyamanan
yang dirasakan pasien. Pasien dapat menganggap sebuah gejala hipertensi sebagai
sebuah gangguan kenyamanan atau tidak bergantung dari beberapa faktor. Menurut
Potter&Perry (2005) beberapa faktor tersebut yaitu; usia, jenis kelamin, kebudayaan,
makna nyeri, perhatian, ansietas, keletihan, pengalaman sebelumnya, koping dan
dukungan sosial keluarga.
1. Terapi nonfarmakologi
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam
penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus
melakukan perubahan gaya hidup. Perubahan yang sudah terlihat menurunkan
tekanan darah dapat terlihat pada tabel 4 sesuai dengan rekomendasi dari JNC VII.
Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien dengan hipertensi,
modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke
hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah prehipertensi.12 Modifikasi gaya
hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah mengurangi berat
badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH
(Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; diet
rendah natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada sejumlah
pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat
antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan pasien dari
menggunakan obat. 10 Program diet yang mudah diterima adalah yang didisain untuk
menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada pasien yang gemuk dan obes
disertai pembatasan pemasukan natrium dan alkohol. Untuk ini diperlukan
10
2. Terapi Farmakologi
11
3.1 Pengkajian
3.1.1 Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan pengkajian status kesehatan, baik status
kesehatan saat ini (riwayat penyakit sekarang), status kesehatan masa lalu
(riwayat penyakit dahulu), dan status kesehatan keluarga (riwayat penyakit
keluarga).
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Merupakan proses atau alur bagaimana keluhan bisa terjadi. Bila di
dalam keluhan utama tidak dijelaskan bagaiman bisa keluhan utama
dalam hipertensi itu muncul, maka di dalam riwayat penyakit sekarang
dimunculkan. Pada pengkajian ini bisa muncul berbagai keluhan yang
lainnya. Yang perlu ditanyakan pada klien adalah bagaimana proses
13
Pola Gordon
17
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan
Diri
Makan/ √
Minum
Mandi √
Torleting √
Berpakaian √
Mobilitas di √
tempat tidur
Berpindah √
Ambulasi/ √
Rom
18
2) Selama sakit
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan
Diri
Makan/ √
Minum
Mandi √
Torleting √
Berpakaian √
Mobilitas di √
tempat tidur
Berpindah √
Ambulasi √
*Keterangan:
0: Mandiri
1: Dibantu alat
2: Dibantu orang lain
3: Dibantu orang lain dan alat
4: Tergantung
1) Sebelum sakit
a) Kecemasan : Tidak ada kecemasan atau kegelisahan
b) Konsep Diri : -
2) Selama sakit
a) Klien terlihat lemah dan pucat
b) Tingkat kecemasan klien dapat dilihat saat pasien akan dilakukan
tindakan keperawatan, sering bertanya sesuatu tentang penyakitnya
8. Pola Peran Hubungan
a. Komunikasi : Dalam berkomunikasi pasien berkomunikasi baik dengan
keluarganya.
b. Hubungan dengan orang lain : Pasien bersosialisasi baik dengan lingkungan
dan keluarganya, terbukti banyak saudara ataupun kerabat yang
menjenguknya.
c. Kemampuan keuangan : Keluarga pasien dapat digolongkan dalam kelompok
sosial kelas menengah.
9. Pola Seksual dan Reproduksi
1) Sebelum sakit
Pasien sudah menopouse
2) Selama sakit
Pasien tidak memiliki gairah seksual
10. Pola Toleransi Stres
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan senang bergaul dengan warga sekitar
2) Selama sakit
Pasien terlihat jenuh karena ruang gerak pasien diabatasi.
11. Pola Keyakinan
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan beragama islam dan rajin beribadah
2) Selama sakit
Pasien tidak melaksanakan ibadah sholat seperti biasanya karena
penyakitnya, tetapi pasien selalu berdoa untuk kesembuhanya.
didaerah mata, konjungtiva merah muda, seklera mata berwarna putih ada
kemerahan, pupil mengecil
4. Kulit: kulit bersih, ada perubahan warna kulit
5. Hidung: simetris, lubang hidung tidak ada deformitas, tidak ada nyeri tekan
6. Telinga: simetris, tidak ada nyeri tekan
7. Leher: tidak ada jejas, ada pemingkatan pada JVP, bising pada arteri karotis
dan pembesaran thyroid
8. Mulut: simetris, warna bibir hitam keunguan
9. Paru-paru: Inspeksi (Asimetris, aerola mamae terlihat bersih dan berwarna
hitam, tidak ada jejas, ), palpasi (pergerakan dada asimetris, vokal fremitus
teraba di dua sisi, tidak nyeri tekan), perkusi (sonor), auskultasi (irama ireguler,
takipneu, suara nafas weziing)
10. Jantung: inspeksi (Asimetris, tidak ada jejas di thorak), palpasi (pergerakan
dada asimetris, vokal fremitus teraba di dua sisi, tidak nyeri tekan), pekusi
(pekak), auskultasi (ada suara jantung di S3 dan S4, ada bising jantung, TD
>120)
11. Abdomen: ada bising, ada pembesaran ginjal
12. Ekstremitas: lemahnya atau hilangnya nadi parifer dan edema
13. Neurologi: tanda thrombosis cerebral dan perdarahan
3.1.5 Pathway
22
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan yang dialami oleh pasien akibat hipertensi
c. Nyeri akut b.d sakit kepala
d. Kebutuhan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d. obesitas
Mandiri :
pantau TD. Ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran
menset yang tepat dan tehnik yang akurat.
Catat keberadaan , kualitas denyutan sentral dan parifer.
Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas.
Amati warna kulit,kelembaban,suhu, dan masa pengisian kapiler.
Catat edema umum/tertentu.
Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas/keributan lingkungan. Batasi
jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.
Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat di tempat tidur/kursi; jadwal
priode istirahat tanpa gangguan; bantu pasien melakukan aktivitas perawatan diri
sesuai kebutuhan.
Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman; seperti pijatan punggung dan leher,
meninggikan kepala tempat tidur.
Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi,aktivitas pengalihan.
Kolaborasi:
Berikan obat-obat sesuai dengan indikasi, contoh:
1. Diuretik tiazid, mis. Klorotiazid (diuril); hidroklorotiazid
(Esidrix/hidroDIURIL);bendroflumentiiazid (naturetin);
2. Diuretik loop, mis. Furosemid (lasix); asam etakrinic (edecrin);bumetanid
(burmex);
3. Diuritik hemat kalium, mis, spironolakton (aldactone); triamterene
(dyrenium); amilioride (midamore);
4. Inhibitor simpatis, mis, propanolol (inderal); metroponol (lepressor);atenolol
(ternomin); nadolol (corgard); metildopa (aldomet); reserpine (serpasil);
klonidin (catapres);
5. Vasodilator,mis, minoksidil (loniten); hidralazin (apresoline); bloker saluran
kalsium, mis, nifedipin (procardia); verapamil (calan);
25
b. Diagnosa Keperawatan 2
Intervensi Keperawatan:
1. Kaji respons pasien terhadap aktivitas, perhatiakn frekuensi nadi lebih dari 20 kali
per menit diatas frekuensi istirahat; peningkatan tekanan darah yang nyata selama
atau sesudah aktivitas (tekanan sistolik meningkat 40mm/Hg atau tekan diastolik
meningkat 20mm/Hg); dispnea atau nyeri nada; keletihan dan kelemahan yang
berlebihan; diaforesis; pusing atau pingsan.
2. Instruksikan pasien tentang tehnik penghematan energi, mis., menggunakan kursi
saat mandi, duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi, melakukan aktivitas
dengan perlahan.
3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri bertahap jika dapat
ditolenransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
c. Diagnosa Keperawatan 3
Intervensi Keperawatan:
Mandiri:
1. Mempertahankan tirah baring selama fase akut
26
d. Diagnosa Keperawatan 4
Intervensi Keperawatan:
Mandiri
1. Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan
kegemukan.
2. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak,
garam, dan gula sesuai indikasi.
3. Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan
4. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet
5. Tetapkan rencana penurunan berat badan yang realistik dengan pasien, misalnya
penurunan berat badan 0,5 kg per minggu.
6. Dorong pasien untuk mempertahankan masukan makanan harian termasuk kapan
dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan perasaan sekitar saat makanan
dimakan.
7. Instruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan dengan
kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging) dan kolesterol
(daging berlemak, kuning telur, produk kalengan, jeroan)
Kolaboratif
Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi
27
Berikan S : Pasien
lingkungan mengatakan
tenang, istirahatnya
28
Telah S : Pasien
dipertahankan mengatakan
pembatasan kondisi
aktivitas seperti dirinya
istirahat di membaik, dan
tempat lebih enteng
tidur/kursi; O : Periode
jadwal priode istirahat
istirahat tanpa pasien tidak
gangguan; terganggu,
bantu pasien pasien
melakukan kooperatif
aktivitas A : Teratasi
perawatan diri seluruhnya
sesuai P : Intervensi
dilanjutkan
29
Telah dikaji
respons pasien S : Pasien
terhadap mengatakan
aktivitas, baik-baik saja
diperhatiakan setelah
frekuensi nadi aktivitas
lebih dari 20 O : Pasien
kali per menit terlihat baik-
diatas baik saja, TD
frekuensi 140/100
istirahat; mmHg
peningkatan A : Teratasi
tekanan darah seluruhnya
30
Telah
diberikan
S : Pasien
dorongan
mengatakan
untuk
telah mencoba
melakukan
melakukan
aktivitas atau
aktivitas serta
perawatan diri
perawatan diri
bertahap jika
sendiri.
dapat
O : Pasien
ditolenransi,
terlihat baik
diberikan
A : Teratasi
bantuan sesuai
seluruhnya
kebutuhan.
P : Intervensi
Telah diberikan dihentikan
tindakan
nonfarmakologi S : Pasien
untuk mengatakan
menghilangkan merasa
sakit kepala, nyaman
misalnya; setelah
kompres dingin perawat
32
Telah
dihilangkan
atau
minimalkan S : Pasien
aktifitas mengatakan
vasokontriksi telah
yang dapat melakukan
meningkatkan apa yang
sakit kepala, diinsruksikan
misalnya; perawat
mengejan saat O : Pasien
BAB, batuk terlihat
panjang, membaik
membungkuk. A : Teratasi
seluruhnya
P : Intervensi
Telah dilanjutkan
33
ditunjukkan
perubahan pola
makan
(misalnya
S : Pasien
pilihan
mengatakan
makanan,
paham
kuantitas, dan
mengenai pola
sebagainya),
makan yang
mempertahanka
baik
n berat badan
O : Pasien
yang
terlihat
diinginkan
kooperatif
dengan
A : Teratasi
pemeliharaan
seluruhnya
kesehatan
P : Intervensi
optimal.
dihentikan
Telah
diinstrksikan
Melakukan atau
mempertahanka
n program
olahraga yang S : Pasien
tepat secara mengatakan
individual. akan bersaha
olahraga
O : Pasein
kooperatif
A : Teratasi
34
seluruhnya
P : Intervensi
dihentikan
BAB 4. PENUTUP
4.1 kesimpulan
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah di atas normal atau
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu
hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara
pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik tertentu,
misalnya penyakit ginjal (glomerulonefritis akut, nefritis kronis, penyakit poliartritis,
diabetes nefropati), penyakit endokrin (hipotiroid, hiperkalsemia, akromegali),
koarktasioaorta.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah Pengobatan hipertensi dimulai
dengan perubahan-perubahan gaya hidup untuk membantu menurunkan tekanan darah dan
mengurangi resiko terkena penyakit jantung. Jika perubahan-perubahan itu tidak
memberikan hasil, mungkin anda perlu mengkonsumsi obat-obat untuk penderita
hipertensi, tentu saja dengan berkonsultasi dengan dokter. Bahkan jika harus
mengkonsumsi obat-obatan, lebih baik jika disertai dengan perubahan gaya hidup yang
dapat membantu anda mengurangi jumlah atau dosis obat-obatan yang anda konsumsi.
36
DAFTAR PUSTAKA