Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Kami ucapkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan
emergency nursing pada pasien dengan ggk ( gagal ginjal kronik ) dengan
baik dan tepat waktu.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mahasiswa
dalam memahami tentang tindakan utama pada pasien dengan gagal ginjal kronik.
Isi dari makalah ini, terdapat uraian dan penjelasan tentang definisi, penyebab
serta penatalaksanaan dari gagal ginjal kronis yang akan kami uraikan dalam
bentuk tulisan yang ringkas dan jelas. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas
kesempatan dan masukan positif yang diberikan oleh dosen emergency nursing
bagi kesempurnaan makalah ini.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang telah
bekerja sama dan terima kasih atas kritik dan saran yang telah diberikan. Kami
sebagai penyusun menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi kita semua.
“Lepas dari segala kekurangan yang ada semoga makalah ini dapat bermanfaat”
Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Gagal ginjal adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel
dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit yang dapat menyebabkan uremia yaitu
retensi cairan dan natrium dan sampah nitrogen lain dalam darah (Smeltzer,
2002).
Chronic Kidney Disease, (CKD) merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga terjadi uremia. Diperkirakan hingga tahun 2015 Data WHO dengan
kenaikan dan tingkat persentase dari tahun 2009 sampai sekarang 2011
sebanyak 36 juta orang warga dunia meninggal dunia akibat penyakit Cronic
Kidney Disease (CKD). (Data survey, 2011)
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat menambah
wawasan dan informasi dalam penanganan gagal ginjal akut dan mampu
mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan gagal ginjal akut
secara tepat dan benar, serta mampu mengimplementasikannya dalam proses
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain
dalam darah) (Brunner & Suddarth, 2001).
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan
metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur
ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik
uremik) di dalam darah (Arif Muttaqin,2011).
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan
penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan
cukup lanjut. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerulus kurang dari 50
ml/menit (Arjatmo Tjokonegoro,2001).
2.2 Etiologi
Penyebab gagal ginjal kronik :
o Glomerulonefritis kronik
o Diabetes melitus
o Hipertensi
o Batu ginjal
o Obat-obatan
Ketidakseimbangan cairan
Kelebihan cairan: edema, oligori, hipertensi, gagal jantung
kongestif.
Penipisan volume vaskuler: poliuri, penurunan asupan cairan,
dehidrasi.
Ketidakseimbangan elektrolit
Hiperkalemia: gangguan irama jantung, disfungsi miokardial.
Hipernatremia: haus, stupor, takikardi, membran kering,
peningkatan reflrk tendon profuda, penurunan tingkat
kesadaran.
Hipokalemia dan hiperfosfatemia: iritabilitas, depresi, kram
otot, parastesia, psikosis, tetani.
Hipokalemia: penurunan reflek tendon profunda, hipotonia,
perubahan EKG
2.4 Patofisiologi
Asidosis metabolik akibat ginjal tidak mampu mensekresi asam (H+) yang
berlebihan. Penurunan sekresi asam akibat tubulus ginjal tidak mampu
mensekresi ammonia (NH3-) dan mengabsorbsi natrium bikarbonat (HCO3-).
Penurunan ekskresi fosfat dan asam organik lain terjadi.
2.5 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain :
1. Hiperkalemia
3. Hipertensi
4. Anemia
5. Penyakit tulang
o Pemeriksaan laboratorium
o Pemeriksaan EKG
o Ultrasonigrafi (USG)
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim
ginjal, kandung kemih serta prostat. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mmencari adanya faktor yang reversibel seperti obstruksi oleh karena batu
atau massa tumor.
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaannya adalah :
Pengobatan hipertensi.
Pembatasan asupan protein untuk mengurangi hiperfiltrasi glomerulus.
Restriksi fosfor, untuk mencegah hiperparatiroidisme sekunder.
Mengurangi proteinuria.
Mengendalikan hiperlipidemia.
2. Mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut
Selain itu tekanan darah harus dinormlakan, gula darah dikendalikan, serta
antibiotika diberikan secara tetap bila terjadi infeksi. Infeksi seringkali terjadi
gara-gara tumbuh batu, khususnya pada saluran kemih. Hati-hati bila salah
satu ginjal mengalami infeksi, harus segera diatasi sebab mudah menular pada
yang masih sehat.
Proses hemodialisa baru dilakukan bila ginjal hampir tidak berfungsi lagi
(kadar kreatinin kurang dari 5 ml/menit, kedua ginjal sudah mengecil, serta
fungsinya dibawah 5%). Ada dua macam cara cuci darah yakni hemodialisis
yang harus dilakukan dirumah sakit secara teratur (2-3 kali/minggu) atau
CAPD (dialiasis peritoneal kronik) yang dapat dilakukan sendiri dirumah.
Namun, yangkedua ini jarang dilakukan karena sering menimbulkan
komplikasi.
Yang utama perlu diupayakan penderita gagal ginjal kronik adalah diet
ketat rendah protein dengan kalori cukup. Pemilihan makanan secara ketat
untuk mencegah terjadinya atau berlanjutnya komplikasi gagal ginjal. Tapi
cukup energi untuk kegiatan sehari-hari serta bobot badan normal perlu
diperhatikan.
Pada hemodialisis darah dipompa keluar dari tubuh lalu masuk kedalam
mesin dialiser (yang berfungsi sebagai ginjal buatan) untuk dibersihkan dari
zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan khusus untuk
dialisis. Setelah dibersihkan, darah dialirkan kembali kedalam tubuh.
Proses dialisis peritoneal ini tidak menimbulkan rasa sakit dan hanya
membutuhkan waktu yang singkat, terdiri dari 3 langkah : memasukkan
dialisat (cairan dialisis) berlangsung selama 10 menit; waktu tinggal yaitu
dimana sesudah cairan dimasukkan, cairan dibiarkan dalam rongga perut
untuk selama periode tertentu (5-6 jam); mengelurkan cairan yang berlngsung
selama 20 menit.
3.1 Pengkajian
Aktivitas/Istirahat
Sirkulasi
Gejalanya adalah riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada,
ditandai dengan hipertensi, nadi kuat, oedema jaringan umum, disritmia
jantung, nadi lemah halus, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia,
pucat, kulit coklat kehijauan, kuning, kecenderungan perdarahan.
Integritas Ego
Gejalanya adalah faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada
kekuatan ditandai dengan menolak, ansietas, takut, mudah tersinggung,
perubahan kepribadian.
Eliminasi
Makanan/cairan
Neurosensori
Nyeri/kenyamanan
Keamanan
Seksualitas
3.2 Diagnosa
PEMBAHASAN KASUS
4.1 Kasus
Hari kamis sekitar jam 09.30 WIB Ibu Afifah membawa anaknya (Suhardi 20
tahun ) ke RS KARDINAH dengan keluhan sesak nafas terlebih pada posisi
terlentang disertai peningkatan suhu tubuh 38,5 O C dan kadang-kadang muntah-
muntah hilangnya nafsu makan yang sudah dirasakan sejak 4 jam sebelum klien
ke IRD
4.2 Pembahasan
Data Etiologi Masalah
(1) DS : Gagal ginjal Gangguan pemenuhan
Ibu klien mengatakan bahwa anaknya kebutuhan O2
sering merasa mengeluh nafasnya agak peneurunan ekresi
sesak cairan
DO : RR : 28 X/mnt penumpukan cairan
Edema (+) diparu
Hasil Lab
Adanya cardiomegali dengan udema complien paru
paru
otot tonus lemah gangguan pemenuhan
kebutuhan O2
tekanan darah rendah
kulit berwarna coklat
edema
nafas pendek
urin pekat
DIAGNOSA
3. batasi
aktivitas 1. Untuk mengetahui
klien terpenuhinya atau
tidaknya
4. Tinggikan kebutuhan klien
kaki dan akibat kebutuhan
hindari pola tidur
tekanan /istirahat klien
pada bawah sehingga dapat
kulit lutut. diambil tindakan
5. Evaluasi yang tepat.
bunyi 2. Membatasi faktor-
jantung, TD, faktor penyebab
nadi dan pencetus
perifer, terjadinya
pengisian gangguan pola
kapiler dan tidor
suhu. 3. Cairan yang
hangat
Kolaborasi : membolidasi dan
1. Pemeriksaa mengeluarkan
n sekret
laboratoriu Dengan
m (Na, K), lingkungan yang
BUN, Serum tenang
kreatinin, Dan nyaman
Kreatinin dapat membantu
klirens. memberikan
2. Pemeriksaa dan
n thoraks meningkatkan
foto. tidur /istirahat
3. Pemberian 4. Pengantar tidur
obat- akan
obatan anti memudahkan
hipertensi. pasien dalam
Persiapan jatuh dalam tidur
Dialisis dan relaksasi
mengurangi
ketegangan otot.
5. kolaborasi
Pemberian obat
untuk menurunkan
produktivitas batuk
klien
1. Mengidentifikasi
defisiensi,
memperhitungkan
kemungkinan
intervensi
2. Mengevaluasi
masukkan kalori
dan kualitas
kekurangan,
konsumsi
makanan.
3. kolaborasi
Membantu
dalam membuat
dan mencari diet
untuk
memenuhi
kebutuhan
individual
Meningkatkan
efektivitas
program
pengobatan
termasuk sumber
diet yang
dibutuhkan.
4. Untuk
meningkatkan dan
mempercetpat
pembentukan
haemoglobin
5. Untuk
meningkatkan hb
dengan menambah
komponen darah
dalam tubuh
1. Adanya bunyi
jantung S3.S4
dengan tonus
muffled,
takikardia,
frekuensi jantung
tak teratur,
takipnea, dispnea,
gemerisik, mengi,
dan
edema/distensi
jugular
menunjukan GGK.
3. Meningkatkan
sediaan oksigen
untuk miokard.
4. Menurunkan
statis vena dan
insiden trombus.
5. Adanya hipotensi
tiba-tiba,
penyempitan
tekanan nadi,
penurunan/tekad
anya nadi perifer,
distensi jugular
nyata dan pucat
menunjukkan
tamponade yang
merupakan
kedaruratan
medik.
kolaborasi
1. Ketidakseimbanga
n dapat
mengganggu
konduksi
elektrikal dan
fungsi jantung.
2. Mengidentifikasi
terjadinya gagal
jantung atau
kalsifikasi jaringan
lunak.
3. Obat anti
hipertensi akan
mempercepat
penurunan
tekanan darah
dan menurunkan
tahanan vaskuler
sistemik
4. Penurunan ureum
toksik,
memperbaiki
ketidakseimbanga
n elektrolit dan
kelebihan cairan,
mencegah
manifestasi
jantung, termasuk
hipertensi dan
efusi pericardial