You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan


lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur
dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk
infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi
Pemberian obat atau terapi untuk kaum lansia memang menghasilkan banyak
masalah karena beberapa obat sering beinteraksi. Kondisi patologi pada golongan
usia lanjut, cenderung membuat lansia mengkonsumsi lebih banyak obat
dibandingkan dengan pasien yang lebih muda sehingga memiliki risiko lebih
besar untuk mengalami efek samping dan interaksi obat yang merugikan.
Penyakit pada usia lanjut sering terjadi pada banyak organ sehingga
pemberian obat sering terjadi polifarmasi. Polifarmasi berarti pemakaian banyak
obat sekaligus pada seorang pasien, lebih dari yang dibutuhkan secara logis-
rasional dihubungkan dengan diagnosis yang diperkirakan. Diantara demikian
banyak obat yang ditelan pasti terjadi interaksi obat yang sebagian dapat bersifat
serius dan sering menyebabkan hospitalisasi atau kematian. Kejadian ini lebih
sering terjadi pada pasien yang sudah berusia lanjut yang biasanya menderita
lebih dari satu penyakit.

1.2 Rumusan Masalah


Bedasarkan latar belakang di atas, berikut rumusan masalah ini :
1. Apa yang dimaksud dengan proses menua ?
2. Apa saja faktor penggunaan obat pada lansia ?
3. Bagaimana dosis obat untuk lansia ?
4. Bagaimana metabolisme obat pada lansia ?
5. Apa saja Penyakit kronik degeratif yang kerap dialami para lanjut usia ?
6. Bagaimana contoh kasus pengobatan resiko tinggi pada usia lanjut di
tatanan pelayanan kesehatan ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Bedasarkan perumusan masalah di atas, berikut tujuan penulisan masalah ini :
1. Untuk mengetahui definisi dari proses menua
2. Untuk mengetahui faktor penggunaan obat pada lansia
3. Untuk mengetahui dosis obat untuk lansia
4. Untuk mengetahui metabolisme obat pada lansia
5. Untuk mengetahui Penyakit kronik degeratif yang kerap dialami para
lanjut usia
6. Untuk mengetahui contoh kasus pengobatan resiko tinggi pada usia lanjut
di tatanan pelayanan kesehatan

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Teori penuaan


 Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (nugroho, 2000)
 Batas-batas lanjut usia.
1. Batasan usia menurut who meliputi :
- usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun
- lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun
- lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun
- usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun

2. Menurut uu no. 4 tahun 1965 pasal 1 dinyatakan sebagai berikut :


“Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia
setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai
atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain”.
Saat ini berlaku uu no. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia
yang berbunyi sebagai berikut: lansia adalah seseorang yang mencapai
usia 60 tahun keatas.

2.2 Penggunaan obat pada lansia dipengaruhi oleh:


a. kemampuan metabolisme hati
b. fungsi ginjal
c. protein plasma
d. bb, lemak, dan cairan tubuh
e. sensitivitas reseptor
f. penurunan produksi asam lambung
g. penurunan motilitas usus

3
2.3 Dosis obat untuk Lansia
Pada umumnya kecepatan absorbsi obat lebih lambat pada lansia dari pada
dewasa muda karena faktor faktor berikut:
1. Berkurangnya sekresi getah lambung sehingga kecepatan disolusi sediaan
tablet & kapsul menurun , juga kadar ionisasi obat.
2. Perubahan mukosa g.i. dapat memperlambat transpor aktif obat
3. Perubahan kecepatan pengosongan lambung, motilitas usus , menurunnya
aliran darah ke mesenterik

2.4 Metabolisme Obat pada Lansia


Munculnya efek obat sangat ditentukan oleh kecapatan penyerapan dan
cara penyebarannya. Durasi (lama berlangsungnya efek) lebih banyak dipengaruhi
oleh kecepatan ekskresi obat terutama oleh penguraian di hati yang biasanya
membuat obat menjadi lebih larut dalam air dan menjadi metabolit yang kurang
aktif atau dengan ekskresi metabolitnya oleh ginjal. Sejumlah obat sangat mudah
diekskresi oleh hati, antara lain melalui ambilan (uptake) oleh reseptor di hati dan
melalui metabolisme sehingga bersihannya tergantung pada kecepatan pengiriman
ke hati oleh darah. Pada usia lanjut, penurunan aliran darah ke hati dan juga
kemungkinan pengurangan ekskresi obat yang tinggi terjadi pada labetolol,
lidokain, dan propanolol.
Efek usia pada ginjal berpengaruh besar pada ekskresi beberapa obat.
Umumnya obat diekskresi melalui filtrasi glomerolus yang sederhana dan
kecepatan ekskresinya berkaitan dengan kecepatan filtrasi glomerolus (oleh
karena itu berhubungan juga dengan bersihan kreatinin). Misalnya, digoksin dan
antibiotik golongan aminoglikosida.
Pada usia lanjut, fungsi ginjal berkurang, begitu juga dengan aliran darah
ke ginjal sehingga kecepatan filtrasi glomerolus berkurang sekitar 30 %
dibandingkan pada orang yang lebih muda. Akan tetapi, kisarannya cukup lebar
dan banyak lansia yang fungsi glomerolusnya tetap normal. Fungsi tubulus juga
memburuk akibat bertambahnya usia dan obat semacam penicilin dan litium, yang

4
secara aktif disekresi oleh tubulus ginjal, mengalami penurunan faali glomerolus
dan tubulus

2.5 Penyakit kronik degeratif yang kerap dialami para lanjut usia

1. Osteo Artritis (OA)


OA adalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan
biologik yangmengakibatkan penipisan rawan sendi, tidak stabilnya sendi, dan
perkapuran. OA merupakanpenyebab utama ketidakmandirian pada usia lanjut,
yang dipertinggi risikonya karena trauma,
penggunaan sendi berulang dan obesitas.
Terapi :
- Osteoartritis : analgesik/ AINS
- Artritis : AINS
- Rematik polimialgia : analgesik, AINS, kortikosteroid
- Gout : kolkisin , AINS, allupurinol, urikosurik

2. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan salah satu bentuk gangguan tulang dimana masa
atau kepadatan tulang berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe I merujuk
pada percepatan kehilangan tulang selama dua dekade pertama setelah
menopause, sedangkan tipe II adalah hilangnya masa tulang pada usia lanjut
karena terganggunya produksi vitamin D.
Terapi :
- menopause untuk mencegah osteoporesis (estradiol 1-2mg/hari)
- Klimakterik : (estrogen + androgen)

3. Hipertensi
Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih
tinggi
dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang terjadi
karena

5
menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak ditangani, hipertensi
dapat memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh darah (arteriosclerosis),
serangan/gagal jantung, dan gagal ginjal
Terapi :
- Tiazid
- Betabloker
- Prazosin
- Reserpin
- Nipedipin
- Tiazid + betabloker

4. Diabetes Mellitus
Sekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula
darah masih tetap normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat
berkembang menjadi diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu diatas
atau sama dengan 200 mg/dl dan kadar glukosa darah saat puasa di atas 126
mg/dl. Obesitas, pola makan yang buruk, kurang olah raga dan usia lanjut
mempertinggi risiko DM. Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia
berusia 75 tahun menderita DM. Beberapa gejalanya adalah sering haus dan lapar,
banyak berkemih, mudah lelah, berat badan terus berkurang, gatal-gatal, mati rasa,
dan luka yang lambat sembuh.
Terapi :
- Diabetes dengan diet, pengurangan BB
- Sulfonilurea jika diet gagal
- Insulin jika sulfoniurea gagal atau terjadi keton urea

6
5. Penyakit jantung koroner
Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung
terganggu. Gejala umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan,
hingga kebingungan.
Terapi :
- Terapi awal jantung kronis : tiazid lebih banyak digunakan
- Hipokalemia : preparat K/pisang/jeruk

6. Kanker
Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel
mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih sehat.
Sel yang berubah ini mengalami mutasi karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa
lagi menjalankan fungsi normalnya. Biasanya perubahan sel ini mengalami
beberapa tahapan, mulai dari yang ringan sampai berubah sama sekali dari
keadaan awal (kanker). Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah
penyakit jantung. Faktor resiko yang paling utama adalah usia. Dua pertiga kasus
kanker terjadi di atas usia 65 tahun. Mulai usia 40 tahun resiko untuk timbul
kanker meningkat

7
BAB III

TINJAUAN KASUS

a. Identitas Klien
Nama : Tn. S

Umur : 66 Tahun

Jenis Kelamin : Laki Laki

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa / Indonesia

Bahasa : Jawa

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Guna Laksana 20

a. Diagnosa Medis

Pasien dinyatakan mengalami diabetes mellitus, hipertensi,


hiperkolesterolemia, ostheoartritis, dan sindrom dispepsia.

b. Pemberian Resep
R/ Metformin 500 XLV
S 3 dd 1
R/ Glibenklamide 5 XV
S 1 dd 1
R/ Captopril 50 XLV
S 3 dd 1
R/ furosemid X
S ½-0-0
R/ BC XLV
S 3 dd 1

8
R/ Amlodipin 5 XV
S 1 dd 1
R/ Na-diklofenak 50 XXX
S 0-0-1
R/ Simvastatin 10 XV
S 0-0-1

c. Analisa resep
Dalam kasus ini pasien menerima 8 item obat, sebagai berikut :
- Metformin sebagai antidiabetes
- Glibenklamide sebagai antidiabetes
- Captopril sebagai antihipertensi
- Furosemid sebagai antihipertensi
- BC/ vitamin B kompleks sebagai suplemen kekurangan vitamin B
- Amlodipin sebagai antihipertensi
- Na-diklofenak sebagai antiinflamasi
- Simvastatin sebagai antihiperlipidemia

d. Analisa Kasus
Penanganan hipertensi dalam kasus ini digunakan kombinasi 3 antihipertensi,
yaitu captopril (ACE inhibitor), furosemid (loop diuretik), dan amlodipin
(Pemblok kanal kalsium). Kombinasi tersebut diperbolehkan.
 Dosis furosemid merupakan dosis terendah yaitu 20 mg, dengan waktu
pemberian yang tepat yaitu pada pagi hari.
 Sedangkan dosis captopril merupakan dosis maksimum yaitu 150 mg/hari,
dalam dosis terbagi 3.
 Sedangkan amlodipin yang diberikan adalah dosis menengah, yaitu 5
mg/hari, lazimnya 2,5-10 mg/hari.
Kasus :
Perlu diperhatikan pasien telah cukup lanjut usianya (66 tahun), captopril
diberikan pada dosis maksimum dikombinasi dengan furosemid, dan amlodipin,
akan berpotensi menimbulkan efek hipotensi.

9
1. Dengan pemberian furosemid, pasien akan mengalami diuresis, yang
berarti volume darah menurun dan menurun pula tekanan darahnya.
2. Sedangkan pemberian ACE inhibitor dapat menyebabkan penurunan
tekanan darah sehingga resiko hipotensinya semakin meningkat,
terlebih pada pasien yang telah lanjut usia, ditambah dengan kombinasi
dengan amlodipin. Tekanan darah harus senantiasa dipantau.

Natrium diklofenak digunakan untuk mengobati gejala nyeri akibat


osteoarthritis. Diklofenak merupakan antiinflamasi nonsteroid (AINS) nonselektif.
Dosis yang diberikan adalah dosis tunggal pada malam hari sebesar 50 mg.
Kasus :
Sebagaimana AINS nonselektif lainnya, diklofenak dapat menginduksi
terjadinya ulkus peptikum, sedangkan dalam diagnosanya dokter telah
menyatakan bahwa pasien mengalami sindrom dispepsia.
Dalam kasus ini, pasien telah didiagnose sindrome dispepsia, dan
mendapat terapi AINS yang dapat memperparah sindrom tersebut, namun
pasien tidak mendapat obat untuk indikasi ini. Tak ada obat yang diberikan
untuk mengobati sindrom dispepsianya.

e. Penyelesaian :
1. Kombinasi captopril, furosemid, dan amlodipin, perlu dipantau efeknya,
ada baiknya dosis captopril dikurangi
2. Konsumsi captopril 1 jam sebelum makan, untuk menghindari
interaksinya dengan makanan karena menyebabkan absorpsi captopril
menurun.
3. Pasien perlu diberi obat untuk mengatasi sindrome dispepsianya, terlebih
dalam resep tersebut terdapat obat-obat yang menimbulkan efek-efek yang
tidak menyenangkan pada saluran cerna, berupa iritasi lambung (natrium-
diklofenak), mual, muntah, diare (metformin dan glibenklamid).
Ranitidine dan antiemetic seperti domperidon atau metoklopramid
mungkin perlu diberikan.

10
4. Pasien juga harus diingatkan untuk senantiasa melakukan terapi non
farmakologis, berupa diet makanan rendah karbohidrat, lemak, dan garam.
5. Pasien juga harus menghindari konsumsi rokok dan atau alcohol
6. Olah raga ringan secara teratur sangat dianjurkan

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Terapi/penggunaan obat pada pasien lansia perlu diperhatikan karena
terdapat perubahan-perubahan fungsi, kemampuan organ menurun, dosis dalam
darah meningkat sehinggamenjadi racun, serta laju darah dalam ginjal menurun.

Proses penuaan akan mengakibatkan terjadinya beberapa perubahan


fisiologi, anatomi,psikologi, dan sosiologi. Perubahan fisiologi yang terkait usia
dapat menyebabkan perubahanyang bermakna dalam penatalaksanaan obat.
Farmasis sebaiknya perlu memiliki pengetahuanmenyeluruh tentang perubahan-
perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik yang muncul.Peresepan yang
tidak tepat dan polifarmasi merupakan problem utama dalam terapi dengan obat
pada pasien lanjut usia. Keahlian klinis farmasis, termasuk evaluasi terhadap
pengobatan, dapat digunakan untuk memperbaiki pelayanan dalam bidang ini.

Efek samping obat lebih sering terjadi pada populasi lanjut usia. Pasien
lanjut usia tigakali lebih beresiko masuk rumah sakit akibat efek samping obat.
Hal ini berpengaruh secarabermakna terhadap segi finansial seperti halnya
implikasi teraupetik. Kepatuhan penggunaan obat sering kali mengalami
penurunan karena beberapa gangguan pada lanjut usia. Kesulitan dalam hal
membaca, bahasa, mendengar dan ketangkasan, semuanya dapat berperan dalam
masalah ini.

4.2 Saran

Dalam pemberian obat harus melihat efek samping dan memperhatikan dosis
obat yang telah diberikan dokter atau tenaga kesehatan lainnya penggunaan obat
jangan sampai berkepanjangan karena dapat mengakibatkan berbagai komplikasi
dan penyakit tertentu yang muncul nantinya didalam tubuh pengunaan obat harus
sesuai anjuran dokter

12
DAFTAR RUJUKAN

http://dokumen.tips/documents/penggunaan-obat-pada-lansia.html (diakses pada


tanggal 15 Mei 2017 )
http://ruangdiskusiapoteker.blogspot.co.id/2011/09/contoh-kajian-resep.html?m=1
(diakses pada tanggal 15 Mei 2017 )

13

You might also like